0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
1K tayangan1 halaman
1. Tukar menukar tanah dan bangunan melibatkan persetujuan dua belah pihak untuk saling memberikan barang sebagai gantinya barang lain. Perjanjian ini membutuhkan akta dari PPAT dan pendaftaran di kantor pertanahan untuk memperoleh sertifikat tanah baru. Kedua belah pihak harus membayar BPHTB pada saat penandatanganan akta.
2. Pemisahan hak bersama atas tanah dan bangunan antara pemegang h
1. Tukar menukar tanah dan bangunan melibatkan persetujuan dua belah pihak untuk saling memberikan barang sebagai gantinya barang lain. Perjanjian ini membutuhkan akta dari PPAT dan pendaftaran di kantor pertanahan untuk memperoleh sertifikat tanah baru. Kedua belah pihak harus membayar BPHTB pada saat penandatanganan akta.
2. Pemisahan hak bersama atas tanah dan bangunan antara pemegang h
1. Tukar menukar tanah dan bangunan melibatkan persetujuan dua belah pihak untuk saling memberikan barang sebagai gantinya barang lain. Perjanjian ini membutuhkan akta dari PPAT dan pendaftaran di kantor pertanahan untuk memperoleh sertifikat tanah baru. Kedua belah pihak harus membayar BPHTB pada saat penandatanganan akta.
2. Pemisahan hak bersama atas tanah dan bangunan antara pemegang h
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Karena Tukar Menukar
Tukar menukar adalah suatu persetujuan dengan mana kedua belah pihak mengikatkan dirinya untuk saling memberikan suatu barang secara timbal balik sebagai gantinya barang lain. Dalam dunia perdagangan, tukar menukar disebut dengan sistem barter. Perjanjian tukar menukar ini disebut sebagai perjanjian yang bersifat obligator, yaitu persetujuan yang menimbulkan hak dan kewajiban. Selain itu, tukar menukar juga bersifat konsensual,artinya perjanjian tukar menukar itu sudah terjadi sejak tercapai kata sepakat diantara pihak, (tercapainya kata sepakat dari para pihak yang berjanji). Tukar menukar tanah dan bangunan harus dilakukan oleh dan dihadapan PPAT dengan membuat satu akta tukar menukar dan selanjutnya akta tersebut didaftarkan ke kantor Pertanahan untuk mendapatkan sertifikat tanah. Sesuai dengan ketentuan BPHTB, perolehan hak karena suatu perbuatan hukum terjadi pada saat ditandatangani akta yang berkaitan dengan perolehan hak oleh para pihak, saksi, dan pejabat yang berwenang. Kedua belah pihak memperoleh hak atas tanah dan bangunan, pada saat yang bersamaan keduanya menjadi subyek pajak. Sesuai ketentuan, kedua belah pihak harus melunasi BPHTB terutang yang menjadi kewajibannya pada saat ditandatanganinya akta tukar menukar oleh para pihak yang melakukan tukar menukar tersebut, para saksi, dan PPAT. 2. Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan karena Pemisahan Hak Yang Mengakibatkan Peralihan Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan hak adalah pemindahaan sebagian hak bersama atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan kepada sesama pemegang hak bersama. Pemisahan hak ini bisa terjadi antara orang-orang yang memiliki hak bersama atas suatu tanah dan bangunan maupun antara orang dan badan yang memiliki hak bersama atas suatu tanah dan bangunan. Sebagai contoh pemisahan hak bersama terjadi dalam hal sebidang tanah diwariskan seorang pewaris kepada tiga orang anaknya. Pewarisan bersama tersebut didaftarkan ke kan kantor pertahanan dan diterbitkan sertifikat tanah atas nama ketiga ahli waris tersebut. Beberapa waktu kemudian dilakukan pemufakatan diantara ketiga ahli waris tersebut dan disepakati bahwa hak atas tanah tersebut diserahkan sepenuhnya kepada salah satu ahli waris, yaitu ahli waris tertua (anak sulung). Dalam hal ini terjadi pemisahan hak (semula tanah tersebut merupakan hak bersama ketiga ahli waris) yang mengakibatkan peralihan hak, dari dua orang ahli waris (anak kedua dan ketiga) kepada salah satu ahli waris saja, yaitu kepada anak sulung. Dengan adanya pemisahan hak ini maka salah seorang ahli waris, yaitu anak sulung, memperoleh hak penuh atas tanah tersebut. Untuk membuktikan pemisahan hak ini harus dibuat akta pemisahan hak oleh pejabat yang berwenang (notaris/PPAT).