Anda di halaman 1dari 22

FENOMENA PELURUHAN BETA

Ahmad Musholli Q.M,. Minhatul Maula dan Puji

Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Sains Al-Quran Jawa Tengah di Wonosobo

ABSTRAK

FENOMENA PELURUHAN BETA. Untuk Media pembelajaran Pendahukuan


Fisika Inti. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK). Universitas Sains Al-Quran (UNSIQ) Jawa Tengah di
Wonosobo 2017.
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk Mengetahui kajian teoritis &
karakteristik peluruhan beta, Mengetahui spektrum partikel beta.Mengetahui
penjelasan Pauli tentang peluruhan beta.Mengetahui tinjauan Al-Quran yang
berkaitan dengan peluruhan beta.
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah menggunakan Metode
Library Research dimana penelitian ini diambil dari beberapa referensi buku yang
berkaitan dengan Fenomena Peluruhan Beta, dan mengutip dari beberapa jurnal
Nasional dan jurnal Internasional yang berkaitan dengan Peluruhan Beta.
Hasil dari penulisan artikel,kami mengetahui bahwa pengertian peluruhan beta
merupakan proses transformasi isobarik, dalam hal ini cacah proton berubah
(berkurang) tanpa disertai perubahan cacah nukleon. Terdapat 3 macam proses
terjadinya peluruhan beta, yaitu: Pemancaran elektron (-) , Pemancaran positron
(+), Penangkapan elektron (electron capture)
Suatu itni atom yang berada diluar pita kestabilan akan meluruh terus sampai
akhirnya menjadi stabil. Inti-inti atom yang berada di sebelah kiri pita kestabilan
akan meluruh dengan pemancaran elektron. Sebaliknya untuk inti-inti atom yang
berada di sebelah kanan pita kestabilan akan meluruh dengan pemancaran
positron,
Kata kunci: elektron, positron,inti atom.
PENDAHULUAN

Peluruhan merupakan jenis peluruhan yang paling umum dikenal,sebab


hampir semua nuklida tidak berada pada daerah kestabilan. Proses peluruhan
meliputi pancaran elektron secara langsung dari inti.Baik elektron yang
bermuatan negatif maupun positron yang bermuatan positif dapat dipancarkan
oleh inti yang sama dalam beberapa kasus khusus.Rutherford dan Soddy (1903)
mendemonstrasikan bahwa secara kimiawi nomoratomdari sebuah nuklida akan
mengalami kenaikan dengan bilangan bulat selama nuklida mengalamipeluruhan
negatif. Selanjutnya,Curie dan Juliot (1934) menemukan bahwa nomor
atomakan berkurang dengan bilangam bulat pada saat inti memancarkan positron.
Chadwick (1914), menemukan bahwa energi peluruhan beta adalah kontinu.

Peluruhan ditemukan pertama kali pada akhir abad ke-19. Pada waktu
itu ditunjukkan adanya beberapa isotop radioaktif yang memancarkan zarah
bermuatan negatif. Namun demikian,dikarenakan adanya kesulitan teknis,
pengamatan langsung terjadinya proses tersebut baru dapat dilakukan padsa tahun
1945 setelah ditemukannya reaktor nuklir.Deteksi nutrino secara langsung baru
dapat dilakukan setelah ditemukannya alat pengelip cairan (liquid scintilator).
Percobaan peluruhan yang berorientasi pada fisika nuklir baru dapat
dikembangkan setelah dikuasainya tekniki suhu rendah (cryogenic).

Peluruhan beta merupakan proses transformasi isobarik, dalam hal


ini cacah proton berubah (berkurang) tanpa disertai perubahan cacah nukleon.
Terdapat 3 macam proses terjadinya peluruhan beta, yaitu:

0
1. Pemancaran elektron (-) :
+1 + 1 +
0
2. Pemancaran positron (+) :
1 + +1 +
0
3. Penangkapan elektron (electron capture) : + 1
1 +
METODE

Dalam penelitian ini, kami menggunakan Metode Library Research


dimana penelitian ini diambil dari beberapa referensi buku yang berkaitan dengan
Fenomena Peluruhan Beta, dan mengutip dari beberapa jurnal Nasional dan jurnal
Internasional yang berkaitan dengan Peluruhan Beta.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konsep Teoritis & Karakteristik Peluruhan


1. Proses Terjadinya Peluruhan Beta

Proses terjadinya peluruhan beta dpat dijelaskan dari skema tingkat dasar
(state awal) proton dan neutron seperti tampak pada gambar dibawah ini:

Gambar.SkemaTingkatDasar Proton dan Neutron dalamPeluruhan Beta

Ketiga nuklida memiliki cacah nukleon yang sama, tetapi cacah neutron
dan protonnya berbeda. 126 adalah inti stabil dengan cacah neutron dan proton
yang sama (N=Z=6). Pada 125dengan N=7 dan Z=5 memiliki (N>Z). Selanjutnya
pada nuklida 127dengan N=5 dan Z=7 memiliki (Z>N).

Inti atom 125yang takstabil meluruh dengan mengubah satu neutronnya


menjadi proton agar stabil menjadi 126 . Karena muatannya harus kekal maka
harus dibentuk satu muatan negatif (elektron). Namun demikian karena elektron
tak dapat berada dalam inti atom maka ia harus dikeluarkan dan dipancarkan
sebagai radiasi sinar dan anti neutrino sebagaiberikut:

12 12 0
5 6 + 1 +
Analog untuk 127cacah proton lebih besar dibandingkan dengan cacah
neutronnya. Sehingga inti tersebut meluruh dengan mengubah satu protonnya,
menjadi neutron disertai dengan pemancaran zarah positif dalam bentuk radiasi
sinar + dan neutrino sebagai berikut:

12 12 0
7 6 + +1 +

Jenis peluruhan beta yang ketiga adalah penangkapan elektron. Pada


proses peluruhan ini, satu elektron orbit ditangkap proton dalam inti atom
sehingga beruabh menajdi neutron. Dalam hal ini cacah nukleonnya tetap, tetapi
satu protonnya berubah menjadi neutron seperti pada proses peluruha + , seperti
ditunjukkan gambar dibawah ini:

Gambar.TangkapanElektrondanPancaranElektron Auger

Elektron dari orbit K berpeluang besar untuk ditangkap sehingga terjadi


lubang (kekurangan satu elektron) pada orbit tersebut. Utnuk mengisi lubang
tersebut satu elektron dari orbit L menjalani de-exitasi sambil memancarkan
radiasi sinar x. Sinar x ini kadang berinteraksi dengan elektron orbit L atau
lainnya sehingga elektron tersebut terpental kelaur dari gugus atom dan disebut
elektron auger. Peristiwa tangkapan elektron ini tidak dapat dideteksi secara
langsung melainkan biasanya dilakukan dengan jalan mendeteksi elektron
augernya. Contoh berbagai macam peluruhan beta dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Proses Peluruhan

PersamaanPeluruhan MacamPeluruhan
23 23
10 11 + 10 +
99 0
43 99
44 + 1 +
25
13 25
12 + 0
+1 + +
124 124 0
53 52 + +1 + +
15 0 15
8 + 1 7 + EC
41 0 41
20 + 1 19 + EC

Suatu itni atom yang berada diluar pita kestabilan akan meluruh terus
sampai akhirnya menjadi stabil. Inti-inti atom yang berada di sebelah kiri pita
kestabilan akan meluruh dengan pemancaran elektron. Sebaliknya untuk inti-inti
atom yang berada di sebelah kanan pita kestabilan akan meluruh dengan
pemancaran positron, seperti tampak pada gambar dibawah ini:

Gambar.Peluruhan BetadiSekitar Pita Kestabilan

2. Syarat Terjadinya Peluruhan Beta


a. Peluruhan -
Reaksi peluruhan inti atom induk menjadi inti atom anak dengan
peluruhan - memenuhi:
0
1 + 1 +
Berdasarkan hukum kekekalan energi sebelum dan sesudah
peluruhan:
2 + 0 = 2 + + 2 + + ..(1)
Dengan mengabaikan energi ikat elektron maka dapat diekpresikan
hubungan antara massa inti atom mxdenganmassa atom Mxdari nuklida
adalah:
mx = Mx - .......................................................................................(2)
Substitusikan persamaan 2 ke persamaan 1 doperoleh:
( ) 2 = ( ( + 1) ) 2 + + 2 + + .(3)
Energi disintegrasi:
Q = Kt + Ke + Kv..(4)
Substitusi persamaan 4 ke persamaan 3 diperoleh:
Mi 2 - 2 = Mt 2 - 2 - 2 + 2 + Q
Q = (Mi Mt) 2 ...(5)
Syarat terjadinya peluruhan adalah Q>0, sehingga Mi> Mt......(6)
Peluruhan - hanya dapat terjadi jika massa atomik nuklida induk
lebih besar dibandingkan massa atomik nuklida turunannya.
b. Peluruhan +
Tinjau kembali persamaan peluruhan +
0
1 + +1 +
Berdasarkan hukum kekekalan energi sebelumd an sesudah peluruhan:
2 + 0 = 2 + + 2 + + ..(7)
Dengan mengabaikan energi ikat elektron maka dapat diekspresikan
hubungan antara massa inti atommxdengan massa atom Mx dan massa
elektron dari nuklida adalah:
mx = Mx - ...(8)
Substitusikan persamaan 8 ke persamaan 7 diperoleh:
( ) 2 = ( ( 1) ) 2 + + 2 + + ..(9)
Energi disintegrasi:
Q = Kt + Ke + Kv...(10)
Substitusikan persamaan 10 ke persamaan 9 diperoleh:
Mi 2 - 2 = Mt 2 - 2 + 2 + 2 + Q
Q = (Mi Mt - 2 ) 2 (11)
Syarat terjadinya peluruhan adalah Q>0, sehingga:
Mi> Mt + 2 ..(12)
Peluruhan + hanya dapat terjadi jika massa atomik nuklida induk
setidak-tidaknya 2m lebih besar dibandingkan dengan massa atomik
nuklida turunannya.
c. Penangkapan elektron
Persamaan peluruhan dengan penangkapan elektron:
0
+ 1 1 +
Berdasarkan hukum kekekalan energi sebelum dan sesudah peluruhan:
2 + 2 = 2 + + (13)
Dengan mengabaikan energi ikat elektron maka dapat diekspresikan
hubungan antara massa inti atommxdengan massa atomMxdan massa
elektron dari nuklida adalah:
mx = Mx - ...(14)
Substitusi persamaan 14 ke persamaan13 diperoleh:
( ) 2 + 2 = ( ( 1) ) 2 + + (15)
Energidisintegrasi:
Q = Kt + Kv...(16)
Substitusi persamaan 16 ke persamaan 15 diperoleh:
Mi 2 - 2 + 2 = Mt 2 - 2 + 2 + Q
Q = (Mi Mt ) 2 (17)
Syarat terjadinya peluruhan adalah Q>0 , sehingga:
Mi> Mt (18)
Penangkapan elektron hanya dapat terjadi jiak massa atomik
nuklida induk lebih besar dibandingkan massa atomik nuklida turunannya.
3. Skema Peluruhan Beta
Peluruhan beta biasanya juag diikuti oleh pancaran radiasi gamma.
Skema peluruhan beta untuk inti 64
29.adalah sebagai berikut:
B. Spektrum Energi Beta
Berbeda dengan peluruhan alfa dan gamma, spektrum beta bersifat
kontinu. Energi sinar beta memiliki besar terentang dari 0 sampai dengan nilai
maksimum. Hal ini disebabkan karena energi disintegrasi Q tak hanya
digunakan oleh elektron saja melainkan juga digunakan sebagai tenaga kinetik
neutrino dan anti neutrino Q = Ke + Kvdari ungkapan ini dapat ditafsirkan
bahwa energi kinetik maksimum sinar beta adalah Q jiak tenaga kinetik
neutrinonya nol dan berlaku pula sebaliknya energi kinetik sinar beta
minimum sama dengan nol jika tenaga kinetik neutrino maaksimum sama
dengan Q. Dengan hipotesis neutrino ini bentuk spektrum beda dapat
diterangakn, tetapi terjadi pada waktu itu neutrino belum dapat dideteksi scara
langsung melalui eksperimen. Baru setelah ditemukannya sinilator cair,
neutrino dapat dkideteksi secara langsung oleh Reines dan Cowan (1953).
Pada peluruhan beta terjadi transformasi neutron menjadi proton atau
sebaliknya proton menjadi neutron, yang dapat dituliskan dalam persamaan
reaksi sebagai berikut:
1
0 11 + 10 +
1
1 10 + +10 +
1
1 + 10 10 +
Gambar. Spektrum Energi Peluruhan beta pada nuklida Au-198
puncak-puncak grafik menggambarkan elektron konversi

Perbedaan antara neutrino dan anti neutrino dapat dilihat dari


helisitasnya, seperti tampak pada gambar:

Helisitas didefinisikan sebagai:


p

Helisitas p

Dengan dan p masing-masing adalah spin Pauli dan momentum linear.


Helisitas untuk antineutrino adalah +1, sedangkan untuk neutrino berlawanan
dengan arah geraknya. Dilihat dari belakang spin neutrino berlawanan dengan
putaran jarum jam. Sebaliknya spin anti neutrino arahnya sama dengan
putaran jarum jam. Jadi neutrino bergerak dalam ruang seperti sekrup putar
kiri, sedangkan anti neutrino seperti sekrup putar kanan.
Sebelum tahun 1956 para ahli menganggap bahwa neutrino dapat putar
kiri atau putar kanan, yang berarti tidak ada perbedaan diantara keduanya,
kecuali dalam arah spin neutrino dan anti neutrino dianggap identik.
Anggapan ini berakahr dari Leibniz, ilmuwan yang hidup pada zaman
Newton, dan orang yang menemukan kalkulus. Jalan penalarannya adalah:
jika kita mengamati benda atau proses fisis tertentu secara langsung dengan
menggunakan cermin, kita dapat membedakan secara ideal mana benda atau
proses yang diamati langsung atau dari pantulan cermin. Menurut definisi,
perbedaan kenyataan fisis harus dapat dikenali, jiak tidak maka perbedaan itu
tidak ada artinya. Sekarang perbedaan satu-satunya antara sesuatu yang dilihat
secara langsung dan sesuatu yang dilihat melalui cermin ialah pertukaran
antara kiri dan kanan, sehingga semua benda dan proses harus terjadi dengan
peluang yang sama antara kiri dan kanan yang dipertukarkan.
Doktrin yang kelihatannya mungkin benar ii memang secara
eksperimental sah untuk interaksi nuklir dan elektron magnetik, tetapi sampai
1956 penerapannya pada neutrino belum pernah diuji. Dalam tahun yang
sama, Lee dan Yang mengusulkan beberapa penyimpangan teoritis serius
dapat diatasi jika neutrino dan anti neutrino memiliki putaran yang lain,
walaupun ini berarti bahwa tidak dapat dicerminkan satu terhadap lainnya.
Eksperimen yang dilakukan segera setelah itu menunjukkan bahwa neutrino
dan anti neutrino terbedakan masing-masing secara berurutan memiliki spin
putar kiri dan putar kanan.
Selanjutnya untuk membedakan apakah neutrino dan antineutrino
yang dipancarkan dalam peluruhan beta, maka dapat digunakan hukum
kekekalan lepton. Lepton adalah zarah ringan seperti elektron, positron,
neutrino dan sebagainya. Lepton diberi bilangan, yakni bilangan lepton.
Bilangan lepton adalah +1 sedangkan antilepton -1. Zarah-zarah yang bukan
termasuk lepton memiliki bilangan lepton 0. Hukum kekekalan lepton
menyatakan bahwa dalamm suatu reaksi jumlah bilangan lepton kekal.
Sebagai contoh diberikan dua buah reaksi sebagai berikut:
1. Reaksi : p + + v
Bilangan Lepton : 0 0 +1 -1
Jumlahbilangan Lepton :0
2. Reaksi : n + + v
Bilangan Lepton : 0 0 +1 -1
Jumlahbilangan Lepton :0
1. Konstanta Peluruhan Beta
Hasil pengukura umur paruh peluruhan beta berfariasi antara 10-3
sekon sampai dengan 1016 tahun. Sebagaimana dalam pelruhan gamma, kita
dapat klasifikasi jenis-jenis peluruhan beta berdasarkan pada momentum
sudut uuang dibawah oleh elektron dan neutrino, dan perubahan paritas yang
terjadi. Kita dapat membedakan peluruhan dengan mengamati bahwa spin
intrinsik elektron dan neutino sejajar (peluruhan Gamow-Teller) atau
berlawanan (peluruhan Fermi). Klasifikasi yang paling umum dalam
peluruhan beta transisi yang di ijinkan bilamana momentum sudut yang di
bawa zarah 0. Konstanta pelururhan meningkat secara kasar lima kali dari
energi peluruhan. Efek ini dapt di terangkan dengan teori peluruhan beta
yang di kembangkan oleh Fermi (1934).
Proses peluruhan beta tidak mungkin dapat di jelaskan dengan
pendekatan klasik sebab berurusan dengan persoalan pembentukan duah buah
zarah yang sebelumnya tidak berada dalam inti. Teori klasik hanya
membahas proses emisi radiasi elektro magnetik yang di pancarkan oleh
zarah bermuatan yang mengalami percepatan. Laju radiasi ditentukan sifat-
sifat spesifik medan listrik dan medan magnet oleh karena itu tidak dapat
diadopsi secara langsung pada medan elektron-neutrino. Fermi
mengembangkan sebuah teori kuantum peuruhan beta yang analog dengan
teori kuantum peluruhan elektromagnetik.
Transisi membawa sebuah sistem dari kradaan awal (inti tereksitasi
+ radiasi 0) ke keadaan akhir (inti akhir + radiasi). Kita asumsikan bahwa
sebuah gangguan yang sangat kecil diperlukan untuk mempengaruhi transisi,
sehingga tidak ada kebutuhan energi yang ditambahkan dalam sistem.
Justifikasi untuk hal ini adalah kenyataan bahwa waktu peluruhan radioaktif,
seperti waktu paruh adalah sangat panjang di bandingkan dengan periode inti.
Secara efisien dapat diungkap bahwa transisi merupakan proses yang sangat
lambat dalam ukuran waktu inti. Dengan kata lain sitem awal hanya
membutuhkan gangguan yang sangat kecil untuk terjadi nya transisi.
Sebuah sistem ditempatkan dalam sebuah kotak besar yang tertutup.
Didalam kotak untuk medan radiasinya adalah gelombang-gelombang berdiri
yang masing-masing memiliki energi tertentu seperti ditentukan pada gambar
di bawah ini, keadaan awal terdiri dari inti tereksitasi dan radiasi 0 yang
melingkupi tingkat energi tertentu saja. Tingat-tingkat energi yang lain
kosong. Kita dapat menunjukan dari persamaan shcrodinger bahaw jika
sistem dijaga pada potensial gayut waktu seperti ditunjukanpada gambar di
bawah ini, maka sistem dapat melakukan tarnsisi ketingkat-tingkat energi
didekata tingkat eneri awal. Masing-masing tingkat berkaitan dengan inti
akhir + sebuah foton. Sebaran energi E untuk tingkat-tingkat grup dapat
dicapai dalam waktu t setelah potensial gangguan V di operasikan, yang
nilainya mendekati sama dengan / sesuai dengan fungsi ketidak pastian
Heisenberg. Jika waktu t diperlama maka E cenderung menuju nol sehingga
hukum kekekalan energi dapat dipenuhi.

Gambar. ProbabilitasTrsnsisi (a)


transisidarikeadaanawalkegrupkeadaanakhir. Daerah yang diarsir
tipis kosongsedangkan yang tebalditempati. (b)
Potensialgangguanatauperturbasimenghasilkantransisi
Konstanta peluruhan (peluang transisi persatuan waktu) diperoleh secara
proporsional dari dN/dE yang menyatakan jumlah keadaan akhir persatuan
energi. Persamaan lengkap yang menyatakan konstanta peluruhan adalah
sebagai berikut:
2 dN
| f (system) v f (sistem) dxdydz |2
dE
Integralini dikerjakan dalam seluruh volume kotak yang berisi sitem. Perlu
diingat bahwa fungsi gelombang mengacu pada seluruh sistem. Pada kasus
peluruhan gamma:
i (inti tereksitasi)
f (inti akhir) y (foton)

Fungsi gelombang foton diasumsukan sebagai fungsi gelombng berdiri di


dalam kotak tertutup. Selanjtnya momentum fotom p dapat ditentukan
sebagai berikut:

p ( px2 p y2 pz2 )1/2 (k x2 k y2 k z2 )1/2 (nx2 n 2y nz2 )1/2 n
L L
Jumlah keadaan dN berkaitan dengan momentum yang terletak diantara p dan
p+dp, sama dengan jumlah himpunan bilangan bulat nx, ny, dan nz yang
terletak diantara n dan n+dn
L
dn dp
n
Karena volume yang dihimpun dalam ruangan n dengan masing-
masing himpunan adalah sebuah volume satuan kubus, setiap volume dalam
ruang n secara numeris sama dengan jumlah himpunan bilangan bulat yang
terdapat didalamnya, sehingga:
1 p 2 dpL3
dN 4 n2 dn
8 2 2 3
Dan
dN p 2 (dp / dE ) L3

dE 2 2 3
E p c
Untuk foton sehingga
dN E 2 L3
2 3 3
dE c
Dalam hal ini faktor 2 harus dimasukkan untuk memperhitungkan
dua kemungkinan arah polarisasi transversal radiasi elektromagnetik, yang
merepresentasikan keadaan-keadaan indeoenden foton.

Gambar. Ruang-n dalam volume


Untuk peluruhan beta bentuk persamaan gelombang awal dan keadaan akhir
adalah:
i (sistem) (inti induk)
f (sistem)= (inti anak) (foton) (elektron) (anti neutrino)

Untuk menentukan densitas keadaan, sistem ditempatkan kembali dalam


kotak besar seperti disajikan pada gambar dibawah ini. Jumlah akhir keadaan
per satuan energi adalah jumlah dNtotdari keadaan-keadaan elektron-
antineutrino dalam jangkauan energi dQ. Karena untuk setiap keadaan
elektron terdapat sebuah himpunan independen dN dan keadaan

antineutrino yang ada.


dN tot dN e dN

2. Laju Peluruhan Beta


Berdasar pada kebolehjadian pemancaran zarah beta per detik dengan
mementuman antara p dan p+dp maka laju peluruhan dapat dihitung dengan
persamaan:
pmax
1 g 2 | M |2 m5c 4



0
N ( p)dp
2 3 7
F (Z , Emax )

Dengan
2
E E p dp
pmax/ mc 2

F ( Z , Emax ) F ( Z , E ) max 2
0 mc mc mc
p E
apabila max 1atau max2 1, danF ( Z , E ) 1
mc mc
Maka dapat dibuktikan bahwa:
F ( Z , Emax ) tetapanxEmax
5

Atau
1
Emax
5


Akhirnya diperoleh:
2 3 7 tetapan
f 2 2 5 4

g |M | m c | M |2
Jika T1/2menyatakan waktu paruh peluruhan beta maka dapat dituliskan:
tetapan
fT1/2
| M |2
Dengan fT1/2 dinamakan umur paruh komparatif, yakni umur paruh
yang telah dikoreksi terhadap Z dan E. Besaran ini digunakan untuk
membandingkan berbagai pemancar beta berdasarkan Z dan Emaxdan juga
menunjukkan harga |M|.
3. Peluruhan Beta Balik
Teori peluruhan beta memprediksikan bahwa neutrino memiliki
probabilitas interaksi dengan inti yang terbatas, sangat kecil, yakni 10-19kali
lebih kecil dibandingkan dengan reaksi nuklir biasa. Interaksi ini ditemukan
oleh Reines dan Cowan (1953). Mereka mencari reaksi:
p n e
Dalam hal ini antineutrino dihasilkan oleh peluruhan beta yang terjadi di
reaktor nuklir. Reaksi ini adalah kebalikan peluruhan beta neutron:
n p e
Sebab menurut pandangan teori Dirac, pembetukan sebuah elektron identik
dengan penghancuran sebuah positron, yang prosesnya:
n e p
Persamaan reaksi tersebut ekuivalen dengan peluruhan beta. Pada persamaan
reaksi pembentukan sebuat neutron diberi signal oleh pendeteksian radiasi
anihilasi dari positron, setelah beberapa mikrro detik diikuti pendeteksian
radiasi gamma tangkapan neutron lambat.
Dengan eksperimen yang analog, Davis (1955) berusaha
menghasilkan kebalikan dari proses tangkapan elektron.
37
18 A e 17
37
Cl

Akan tetapi Davis tidak dapat mendeteksi reaksi ... berikut didalah reaktor.
37
17 Cl 18
37
A e

Karena sebuah reaktor memproduksi antineutrino, disini jelalah bahwa


neutrino dan antineurino merupakan zarah yang berbeda. Kita telah
mengetahui bahwa neutrino dan antineutrino dapat dibedakan dari arah spin
intrinsiknya. Neutrino meiliki spin intrinsik berlawanan dengan arah
gerakannya. Antineutrino memiliki spin intrinsik sejajar dengan arah
gerakannya (Goldhaber, Grodzins, dan Sunyar: 1958).
C. Penjelasan Pauli tentang Peluruhan Beta
Di bidang teori ditemui hambatan dalam menjelaskan spektrumsinar
, khususnya mengenai kekekalan dan spin. Pauli (1930) mengajukan
hipotesis yang menyatakan pada peluruhan akan dipancarkan pulasuatu
zarah netral takbermassa diam yang dikenal sebagai anti neutrino.
Berdasarkan hipotesis Pauli, pada tahun 1934 Fermimengajukan teorinya
tentang peluruhan yang sampai sekarang masih dianggap benar. Lee dan
Yang (1956) memperluas teori Fermi dengan membuktikan pada peluruhan
tidak berlau kekekalan paritas. Lambatnya perkembangan pengetahuan
tentang peluruhan dapat dimengerti, yang disebabkan belum dipahaminya
secara kokoh tentang struktur inti atom dan juga tentang gaya nuklir yang
menyebabkan peluruhan.

Ketidakpastian Paritas dalam Peluruhan Beta


Pada peluruhan beta, paritas tidak kekal. Tinjau sebuah neutrino
bergerak ke kanan seperti ditunjukkan pada gambar. Momentum sudut spin
intrinsiknya bergerak ke kiri. Jika paritas neutrino kekal, maka keadaan
cermin gambar juga akan mungkin; neutrino akan bergerak ke kiri tetapi arah
spin intrinsiknyajuga ke kiri, sebab vektor momentum sudutnya tidak
berubah pada eksperimen cermin ini. Keadaan ini, bagaimanapun tidak dapat
terjadi untuk neutrino, sebab seperti telah dinyatakan di depan, semua
neutrino memiliki arah spin yang berlawanan dengan vektor kecepatannya.
Keadaan yang digambarkan pada gambar berkaitan dengan sebuah
antineutrino. Dengan kata lain percobaan cermin hanya mungkin jika zarah
berubah menjadi antizarah.
Sifat ketidakkekalan paritas neutrino, pertama kali ditemukan oleh
sederetan rangkaian percobaan percobaan Lee dan Yang (1956). Mereka
memperkirakan dengan dasar peluruhan meson tertentu, eksperimen cermin
dalam peluruhan beta tidak dapat terjadi alamiah tanpa mengubah zarah
ringan tersebut (elektron, antineneutrino) menjadi antizarahnya (positon,
neutrino). Biasanya, ketidakkekalan paritas diprediksi dan ditemukan:
1. Distribusi sudut sinar beta dari inti terpolarisasi tidak simetri terhadap
bidang yang dilalui inti atom, tegak lurus terhadap sumbu polarisasi.
2. Elektron yang terpancar pada peluruhan beta memiliki arah spin yang
berlawanan dengan arah geraknya, dan gejala sebaliknya terjadi pada
positron.
Efek ketidakpastian paritas hanya terjadi pada zarah-zarah ringan dalam
peluruhan beta. Keadaan inti memiliki paritas yang terbatas dan presisi sangat
tinggi sehingga kadiah seleksi harus dipatuhi. Dan juga umumnya elektron-
elektron tidak memiliki semua arah polarisasi yang disukai.
Gambar. Ketidakkekalan paritas neutrino
D. Tinjauan Al-Quran
Waktu paruh didefinisikan sebagai lamanya zat radioaktif melakukan
peluruhan hingga banyaknya inti sisa adalah setengah dari banyaknya inti
mula-mula.Waktu paruh merupakan waktu yang diperlukan unsur untuk
meluruh hingga tersisa setengahnya. Waktu paruh bermanfaat untuk
menetahui usia suatu benda. Utamanya dimanfaatkan untuk menghitung usia
fosil, benda-benda arkeologi, dan lapisan batuan. Karena semua benda
mengandung atom karbon, maka menghitung usia suatu benda dengan
menghitung berapa banyak atom C-14 yang tersisa dari benda tersebut. Dalam
dunia kimia farmasi, konsep waktu paruh digunakan untuk memformulasi obat
yang lepas bertahap dalam tubuh.
1. Waktu paruh di Al-Quran dan Shalat Wusthoo
Ayat tentang waktu paruh adalah sebagai berikut.

Dan demikian Kami telah menjadikan kamu, umat pertengahan agar kamu
menjadi saksi atas manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Rahiym kepada manusia
(QS.2-Al Baqarah : 143).

Kata wasathon (wauw sin tho) diterjemahkan dengan arti tengah atau
pertengahan sesuai nomor ayatnya yaitu 143 (total ayat surat Al Baqarah
adalah 286 diparuh/dibagi dua yaitu 143, apakah ini sebuah kebetulan
juga???). Ayat lain yang menunjukkan arti wasatho(n) adalah tengah
terdapat pada ayat berikut ini.

dan (menyerbu) ke tengah kumpulan musuh, (QS.100-Al Aadiyaat : 5)

Konsep waktu paruh ini adalah waktu untuk membuat satu atom benda
tersisa setengahnya dari semula. Qalam/fenomena yang akan kita perhatikan
untuk waktu paruh adalah waktu shalat. Mengapa? Karena ayat berikut ini.

Peliharalah semua shalat, dan shalat wusthoo. Berdirilah untuk Allah dengan
khusyu (QS.2-Al Baqarah : 238).

Unsur yang pertama kali diketahui /diteliti memiliki waktu paruh


adalah unsur yang memiliki radioaktif yaitu unsur uranium. Dan berapakah
nomor atom untu uranium? 238, coba lihat ayat al Baqarah tentang shalat
wusthoo diatas, apakah ini sebuah kebetulan juga? Jika terlalu banyak
kebetulan dalam sebuah kitab, secara logis bisa dikatakan itu bukan lagi
sebuah kebetulan (yang bisa benar bisa salah), tapi sebuah kepastian (yang
pasti benar!!). Artinya Al Quran memang firman Allaah SWT, Majikan alam
semesta yang paling tahu segalanya.

2. Penjelasan Qalam Shalat


Walaupun kalender tahunan umat Islam adalah Hijriah yang
berdasarkan putaran bulan, namun penentuan waktu shalat menggunakan
penanda matahari, mengapa? Karena dengan menggunakan matahari kita
dapat menandai waktu siang dengan bayangan. Agar mengetahui waktu shalat
caranya kita harus memperhatikan matahari.
Shubuh = sebelum matahari terbit (fajar yang kemerahan tampak)
Dhuhur = ketika matahari tegak diatas kepala sampai turun ke belakang badan
(makna dhuhur adalah punggung, artinya untuk dapat melihat bayangan kita
maka matahari harus menyinari punggung kita posisi kita memunggungi /
membelakangi matahari). Shalat dhuhur adalah saat matahari mulai agak
melewati ubun-ubun sampai matahari menyinari punggung.
Ashar = ketika bayangan badan sudah lebih panjang dari badan kita sendiri.
Ini terjadi jika matahari sudah semakin condong/turun ke ufuk barat.
Maghrib = ketika bulatan matahari sudah tenggelam di ufuk barat sampai
warna kemerahan / senja langit hilang dari ufuk barat.
Isya = sejak warna kemerahan / senja langit hilang dari ufuk barat sampai
warna fajar yang kemerahan tampak di ufuk timur.
Berdasarkan urutan ini maka shalat yang berada ditengah-tengah
adalah shalat Ashar. Jadi ayat 238 surat Al Baqarah tersebut menekankan
pentingnya shalat Ashar, peliharalah semua shalat (shubuh, dhuhur, ashar,
magrib, dan isya), dan shalat wusthoo (ashar).. Bentuk dan pada ayat
tersebut adalah penekanan pentingnya shalat ashar dan mulianya waktu
ashar/wusthoo tersebut. Salah satu alasan mengapa waktu shalat ashar yang
disebut juga waktu tengah sangat penting dapat dilihat pada qalam ritual
ibadah haji. Pada akhir wukuf (waktu ashar) seluruh jamaah haji berdoa
setelah melaksanakan shalat ashar, dan menurut hadist saat itu seluruh langit
tertutup oleh malaikat yang banyaknya diibaratkan dengan jika ada daun jatuh
dari langit ke padang arafah maka daun itu tidak akan sampai ke bumi karena
terhalang oleh malaikat yang demikian banyaknya menaungi padang arafah.

3. Penjelasan Hadist.
Penjelasan lain yang menyebutkan bahwa shalat wusthoo adalah shalat
ashar berasal dari hadist Rasulullah SAW.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan melalui Ali r.a bahwa ketika
perang Ahzab, dikatakan oleh beliau, Kami dibuat lalai (oleh musuh) dari
shalat wustha, yaitu shalat ashar. Semoga Allah memenuhi rumah rumah
dan kuburan mereka dengan api neraka. (HR. Muslim, I/205, 437 dan 627)
Hadits Aisyah ra. Dari Aisyah r.a bahwa Rasulullah SAW membaca ayat :
Peliharalah shalat-shalatmu dan shalat Wustha. Dan shalat Wustha adalah
shalat Ashar. (HR. Abu Daud dan Tirmizy dan dishahihkannya)
Dari Ibnu Masud dan Samurah ra berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda,Shalat Wustha adalah shalat Ashar. (HR. Tirmizy)

PENUTUP
A. Kesimpulan
Peluruhan beta merupakan proses transformasi isobarik, dalam hal ini
cacah proton berubah (berkurang) tanpa disertai perubahan cacah nukleon.
Terdapat 3 macam proses terjadinya peluruhan beta, yaitu:
0
1. Pemancaran elektron (-) :
+1 + 1 +
0
2. Pemancaran positron (+) :
1 + +1 +
0
3. Penangkapan elektron (electron capture) : + 1
1 +

Proses terjadinya peluruhan beta dpat dijelaskan dari skema tingkat dasar
(state awal) proton dan neutron. Spektrum beta bersifat kontinu. Energi sinar
beta memiliki besar terentang dari 0 sampai dengan nilai maksimum.

Waktu paruh di Al-Quran dan Shalat Wusthoo dijelaskan dalam


QS.2-Al Baqarah : 143 dan QS.100-Al Aadiyaat : 5. Konsep waktu paruh ini
adalah waktu untuk membuat satu atom benda tersisa setengahnya dari
semula. Qalam/fenomena yang akan kita perhatikan untuk waktu paruh adalah
waktu shalat.

DAFTAR PUSTAKA
Priyambodo, Tri Kuntoro, Bambang Murdaka E. 2010.Fisika Dasar Listrik
Magnet Optika Fisika Modern.Yogyakarta : Andi.

Purwanto, Agus. 2016.Fisika Kuantum.Yogyakarta: Gava Media.

Ridwan, Jatu P. 2015.Simulasi Numerik Massa Peluruhan Zat Radioaktif


Unsur Uranium-238 dengan Metode Aljabar Matriks. Jember: Jember
University Press.

Soedojo, Peter.2001. Azaz-Azaz Ilmu Fisika Jilid 4 Fisika Modern.


Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Suparmi.2011.Mekanika Kuantum.Surakarta: Jurusan Fisika MIPA UNISMA.

Tipler, Paul A. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik.Jakarta: Erlangga.

Wiyatmo, Yusman.2014. Fisika Nuklir dalam Telaah Semiklasik dan Kuantum


Jilid IV. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai