KONSTRUKSI BANGUNAN
RUMAH ADAT : BALI
KELAS P D C I ( 2 )
1
KONSTRUKSI BANGUNAN RUMAH TRADISIONAL BALI
Gelebeg dan
1
Kelingking
Sikut satus
Utama
Bangunan Suci
Pura Sikut telung
2 Parahyangan benang Madya
Sanggah
Pemerajan
Tri
Adnyana Nista
Tri
Anggana
Utama
Musti
Meru dan
3 Lumbung
Madya
(Jineng)
Asangga
Nista
2
Seratus
sebelas
tumpuk
uang
kepeng
Asangga Utama
B. Tiang Saka
Tiang bangunan rumah Bali atau yang sering disebut tiang saka merupakan
tiang penyangga pada rumah-rumah tradisional Bali. Untuk menentukan tinggi tiang
tidak sembarangan karena tinggi tiang pada rumah-rumah adat Bali harus disesuaikan
dengan ukuran pengurip pemilik rumah ditambah dengan 24rai.Untuk menentukan
pengurip, penghuni rumah menggunakan rumus:
1
+ + +
= 2
9
3
Gambar 1. Bentuk dan penentuan dimensi saka
C. Proporsi Bale
Setelah menentukan panjang saka yang digunakan, selanjutnya menentukan
proporsi bale seperti pada gambar 4. Lebar bale disimbolkan huruf a yang
merupakan panjang tiang saka yang digunakan, sedangkan panjang bale
menggunakan proporsi rumus 1,5 panjang saka 0,5rai.
4
Setelah menentukan proporsi bale, maka seelnjutnya adalah tampak vertikal dari bale
tersebut dengan menentukan tinggi bale atau kaki tiang (Suku Bawak). Untuk
menentukan tinggi kaki tianag, menggunakan perhitungan 3rai + (pelebih/kurang).
Contohnya 1rai = 10 cm sehingga 3rai = 30 cm, kemudian dikurangi atau ditambah
beberapa cm berdasarkan gambar 6. Penambahandan pengurangan, masing-masing
memiliki makna dan arti yang berbeda-beda.
Kusumadewi, Utama
5
Gambar 5. Panjang dan lebar rong
KalkiMasandi, jelek
PrabuWibuh, baik
PrabuDigjaya, baik
PrabuWibuh, baik
MertaSiwa, baik
MantriWijaya, baik
6
SH.IgaAguncang, jelek
Ilmudesti, jelek
DewaAsih, baik
DewiAnagkil, baik
MantriAnglayang, baik
MertaAsih, baik
Gambar 6. Panjang rong beserta arti dan sifatnya (Asta Kosali L16T)
Sedangkan untuk menentukan lebar rong, menggunakan ukuran jarak tepi atas
saka hingga bale + pelebih/kurang dengan penjelasannya sebagai berikut:
7
1. Eka Durga Sandi,
baik
2. Dwi Klika Yogi,
baik
3. Tri Yama
Dustala, jelek
4. Catur Brahma
Jagra, sedang
5. Panca Jagra
Krama, buruk
6. Sad Pada Negara,
buruk
7. Sapta Durga
Sandi, buruk
8. Astha Gana Rsi,
baik
9. Sanga Padu
Laksmi, baik
10. Dasi Kesuma
Sana, baik
11. Welas Drawa
Gendis, baik
Gambar 7. Lebar rong beserta arti dan sifatnya (Asta Kosali L05T)
8
Gambar 8. Dimensi-dimensi pada anak tangga rumah Bali
Selain itu, tepas ujan atau bagian yang membatasi cucuran air hujan mengenai
langsung permukaan bataran menggunakan perhitungan tertentu yakni sebagai
berikut:
9
Gambar 9. Dimensi tepas ujan
10
Berikut penjelasan tinggu beberapa bangunan di Bali:
1. Bangunan Suci
2. Bale Meten
3. Bale Dangin
5. Dapur
11
6. Jineng
12
Gambar 10. Potongan struktur rangka jineng
Berikut hubungan sunduk dawa dan sunduk bawak terhadap tiang saka dapat
dijelaskan pada gambar 13 berikut ini.
13
1. Sendi
2. Saka
3. Purus ke sendi
4. Sunduk bawak
5. Lait
6. Sunduk dawa
7. Sineb
8. Lambang
9. Purus ke lambang sineb
A. Sineb
B. Lambang
C. Saka
D. Canggahwang
14
Gambar 14. Denah petaka
15
Berikut beberapa struktur rangka atap dari beberapa bangunan pada rumah
tradisional Bali, yakni:
1. Dapur
16
3. Bale
17
A. Kesimpulan
Adapun simpulan dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut:
1. Pada dasarnya dalam perhitungan struktur dan konstruksi rumah
tradisional Bali menggunakan perhitungan yang berasal dari pemilik
rumah sebagai berdasarkan asta kosala-kosali.
2. Perencanaan pembangunan rumah Bali pada awalnya harus menentukan
dimensi tampang tiang saka (rai) menggunakan ukuran empat ruas
telunjuk untuk bangunan tempat tinggal.
3. Struktrur pada kaki bangunan yang disebut bataran menggunakan
perhitungan atapak+atapak ngandang, sedema, dan alengkat+3Nyari
pada anak tangga sedangkan tinggi bataran menggunakan perhitungan 1)
candi, 2) watu, 3) segara, 4) gunung, 5) rubuh.
4. Struktur pada badan bangunan berprioritas pada hubungan sunduk bawak
dan sunduk dawa terhadap tiang saka dan hubungan tiang saka terhadap
lambang sineb.
5. Struktur pada atap bangunan memiliki perhitungan sesuai asta kosala-
kosali pada setiap bangunan dengan fungsi yang berbeda memiliki
kerangka atap yang berbeda pula.
18
19