Anda di halaman 1dari 9

STANDAR KEPERAWATAN

PENGERTIAN
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh tenaga perawat. Tenaga tersebut terdiri dari berbagai jenis dan mutu
yang jumlahnya relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang
lain. Oleh karena itu pelayanan keperawatan sering menjadi tolok ukur baik buruknya
asuhan kesehatan rumah sakit. Dengan demikian perlu adanya pembenahan khusus untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan melalui pembuatan standar yang
disyahkan oleh kesepakatan tenaga keperawatan itu sendiri.
Standar menurut Wiyono D, 1999, adalah suatu spesifikasi teknis atau sesuatu yang
dilakukan, disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan
memperhatikan syarat-syarat: kesehatan, keteladanan, perkembangan ilmu pengtahuan
dan teknologi, pengalaman serta perkembangan masa kini dan masa yang akan datang
guna memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Standar menurut Potter dan Perry,
2005, adalah pengkuran atau pedoman yang berfungsi sebagai dasar untuk perbandingan
ketika mengevaluasi fenomena.
Beberapa pengertian tentang standar keperawatan disampaikan oleh beberapa
sumber sebagai berikut :
1. Standar keperawatan merupakan bimbingan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan, sehingga dapat menjamin kualitas pelayanan dan konsisten. Dengan
mengikuti standar, perawat dapat terhindar dari kesalahan dalam melakukan asuhan
keperawatan, karena standar paling efektif dalam mempertanggung jawabkan
pekerjaan (Schweiger, 1980).
2. Standar keperawatan adalah sesuatu pernyataan yang absah dan sangat efektif untuk
menilai asuhan keperawatan yang diberikan, karena berisi kriteria-kriteria
keberhasilan yang dapat dievaluasi (Mason, 1984).
3. Standar keperawatan adalah pernyataan atau kelompok pernyataan yang menentukan
tanggung jawab dan akontabilitas keperawatan (Marker, 1988).
4. Standar keperawatan berisi kriteria-kriteria yang perlu dilaksanakan dalam
menyelenggarakan praktik keperawatan, sehingga asuhan keperawatan yang
dihasilkan mempunyai mutu, efektifitas serta efisiensi sesuai dengan harapan (Dep
Kes RI, 1994).
5. Standar praktik keperawatan menurut Gillies, 1996 adalah pernyataan deskriptif dari
penampilan yang diinginkan sehingga kualitas struktur, proses dan hasilnya dapat
dinilai.
6. Standar praktik keperawatan memberikan arahan dan bimbingan langsung terhadap
perawat yang ingin melakukan praktik keperawatan (Mc Closkey & Grace, 1990).
7. Standar asuhan keperawatan menurut Potter dan Perry, 2005, adalah tingkat minimal
asuhan yang diterima untuk memastikan diberikannya asuhan berkualitas tinggi pada
klien. Standar asuhan mendefinisikan jenis-jenis terapi yang biasanya diberikan pada
klien dengan masalah atau kebutuhan tertentu.
Menurut American Nurses Association (ANA), 1991, standar praktik keperawatan
menggambarkan tanggung jawab perawat dalam melaksanakan pekerjaannya, standar
merupakan: (1.) refleksi nilai dan prioritas pekerjaan bagi perawat, (2.) memberikan
bimbingan langsung dalam praktik keperawatan, (3.) menyediakan kerangka kerja untuk
evaluasi dalam praktik klinik dan (4.) menegaskan/memberikan gambaran tentang hasil
pekerjaan dan tanggung jawab profesi keperawatan kepada masyarakat dan klien.
Tanggung jawab yang melekat pada profesi dalam menegakkan dan menerapkan
standar praktik keperawatan menurut Phaneuf & Lang, 1985 meliputi: (1.) menegakkan,
menjaga dan memperbaiki standar, (2.) semua anggota profesi memegang teguh standar
yang telah ditentukan, (3.) mendidik masyarakat untuk menghargai standar, (4.)
melindungi masyarakat dari praktik individu yang tidak memenuhi standar serta, (5.)
melindungi anggota profesi dalam pelaksanaan tugasnya.

MODEL STANDAR
Menurut Marker, 1988, pembuatan standar adalah system dan filosofi untuk
menegaskan perawatan yang profesional, mengelola organisasi keperawatan, para
praktisinya serta perawatan pada pasien itu sendiri. Model segitiga Marker mempunyai
tiga lapisan utama, setiap lapis mewakili bangunan profesi yang paling utama yakni
struktur, proses dan hasil.

STANDAR STRUKTUR
Struktur merupakan dasar pyramid dibuat untuk meningkatkan kejadian yang
negatif dalam lingkungan praktik keperawatan. Standar struktur adalah isi pokok tentang
perawatan serta keputusan mengenai keperawatan. Standar ini dapat berkembang
meliputi pemberian penyuluhan terhadap pasien dan keluarganya, pola komunikasi
terapeutik, konferensi antar tenaga kesehatan, pengambilan keputusan tentang
keperawatan, pencatatan laporan keperawatan serta sistem pelaporannya. Secara umum
standar struktur/input meliputi filosofi dan obyektif tentang: (1.) organisasi dan
administrasi, (2.) kebijakan dan peraturan, (3.) staffing dan pembinaan serta (4.) fasilitas
dan peralatan.

STANDAR PROSES
Standar proses merupakan standar yang terkait dengan asuhan keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Berisi perilaku dan
kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat. Perawat melakukan serangkaian tindakan
yang ditujukan untuk kemajuan dan kepentingan klien dengan cara mengubah lingkungan
internal dan eksternal, membantu klien beradaptasi dan mencegah timbulnya masalah
kesehatan, meningkatkan rasa nyaman psikologik dan fisiologik serta mengkoordinasikan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan klien bersama dengan tim kesehatan lain.
Pendapat lain mengatakan bahwa standar proses mempunyai fokus kinerja dari
petugas professional di lapangan yang meliputi: (1.) fungsi tugas, tanggung jawab dan
akontabilitas, (2.) manajemen kinerja klinis serta (3.) monitoring dan evaluasi kinerja
klinis.
Menurut Marker dan Rothrock, 1990, standar proses ditujukan pada perawat
(standar praktik) dan pasien (standar perawat). Standar proses ditulis dalam enam format
berbeda yaitu: uraian tugas, standar kinerja yang berdasarkan unit, standar, protocol,
pedoman dan standar perawat.
STANDAR HASIL
Merupakan hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan berdasarkan
standar struktur dan standar proses. Standar ini berorientasi pada klien yang merupakan
perubahan status kesehatan dan perilaku yang dapat diukur, peningkatan pengetahuan dan
keterampilan, perubahan serta kepuasan klien terhadap asuhan keperawatan. Hasil asuhan
keperawatan dan kaitannya dengan status pasien dapat dinilai melalui (1) kepuasan klien,
(2) keamanan pasien dan (3) kenyamanan pasien.

MANFAAT STANDAR
Manfaat standar dalam keperawatan antara lain meliputi manfaatnya pada praktik
klinik, administrasi pelayanan keperawatan, pendidikan keperawatan, riset keperawatan
dan sistem pelayanan kesehatan secara umum.

MANFAAT PADA PRAKTIK KLINIK


Standar praktik keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu asuhan
keperawatan. Bagi perawat penampilan kerja yang berdasarkan pada standar akan
meningkatkan moral dan memberi kepuasan terhadap asuhan keperawatan terbaik yang
telah diberikannya. Standar juga berfungsi untuk mengukur penampilan kerja perawat
yang sangat diperlukan sebagai umpan balik.

MANFAAT PADA ADMINISTRASI PELAYANAN KEPERAWATAN


Administrasi menggunakan standar praktik keperawatan sebagai sumber informasi
yang penting untuk perencanaan pola staff, sebagai acuan pengembangan ketenangan
serta menjadi acuan dalam mengidentifikasi program orientasi.

PENDIDIKAN KEPERAWATAN
Bagi pendidikan standar dapat menjadi acuan dalam penyusunan kurikulum baik
teori maupun praktek/laboratorium, mengembangkan evaluasi terhadap pengalaman
belajar mahasiswa. Sedangkan mahasiswa dapat menggunakan standar untuk
mengevaluasi kemampuan dan penampilan kerjanya serta untuk mempelajari isi
kurikulum.

RISET KEPERAWATAN
Proses evaluasi standar dapat saja menunjukkan berbagai kekurangan. Riset
perawat menjadikan hal ini sebagai area penelitian yang sangat penting untuk
menemukan dan memecahkan masalah yang hanya berguna untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN SECARA UMUM


Penerapan standar keperawatan dapat meningkatkan fungsi kesehatan. Perawat
dapat menggunakan standar untuk mengkomunikasikan inti asuhan keperawatan kepada
profesi lain dan konsumen sehingga membantu mereka untuk mengerti tentang asuhan
keperawatan yang bermutu dan klasifikasi peran perawat dalam tim kesehatan, dengan
demikian akan terbina kolaborasi dengan baik.
KARAKTERISTIK STANDARD PRAKTIK KEPERAWATAN
Standar praktik keperawatan hanya dapat diimplementasikan dan dapat berfungsi
secara optimal apabila memiliki karakteristik sebagai berikut (Mason, 1984):
a. Apsah
Berdasarkan pada keyakinan dan fakta. Menentukan dengan benar aspek-aspek
pelayanan keperawatan yang harus dilaksanakan atau hasil asuhan keperawatan
yang diharapkan apabila dalam memberikan asuhan tersebut dilaksanakan secara
efektif.
b. Jelas dan dapat diterima
Dapat memberikan penjelasan dan mudah untuk dimengerti. Selain itu perawat
dapat menerima dan menggunakan standard tersebut dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.
c. Memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat
Standar harus dapat memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat dalam
memberikan asuhan keperawatan yang bermutu.
d. Realitas dan fleksibel
Dapat diterapkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor tenaga, biaya, fasilitas
penunjang serta situasi dan kondisi dari tempat dimana standar dikeluarkan, tidak
kaku tetapi memberikan pengarahan dan meningkatkan kreativitas perawat.

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


Menurut standar asuhan kaperawatan yang disusun oleh Dep. Kes. RI, 1994,
dijelaskan bahwa dalam melaksanakan praktiknya, seorang perawat dituntut untuk dapat
bekerja sesuai dengan yang telah ditentukan. Di Indonesia, kebutuhan adanya standar
asuhan keperawatan sebagai pedoman dan sebagai dasar evaluasi pelaksanaan asuhan
keperawatan, telah dipenuhi oleh pemerintah dengan keputusan Mentri Kesehatan RI No.
660/Menkes/SK/IX/1987, yang dilengkapi dengan surat edaran Direktur Jendral
Pelayanan Medik No. 105/Yan Med/RS Umdik/Raw/1/88, tentang penerapan standar
praktek keperawatan bagi perawat di Rumah Sakit. Berdasarkan ke dua surat tersebut,
dinyatakan bahwa semua tenaga perawat perlu memperhatikan serta menerapkan standar
praktik keperawatan yang telah ditentukan. Lingkup dari standar asuhan keperawatan
tersebut meliputi: falsafah, tujuan, pengkajian, diagnosa, perencanaan dan intervensi
keperawatan.
Standar 1: Falsafah Keperawatan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat meyakini bahwa:
1. Manusia merupakan individu yang mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosial-
spiritual yang unik. Kebutuhan tersebut harus dipertimbangkan dalam setiap
pemberian asuhan keperawatan.
2. Keperawatan merupakan bantuan bagi umat manusia yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal kepada semua yang
membutuhkan, tidak membedakan bangsa, suku, agama/kepercayaan dan
statusnya, disetiap tempat pelayanan kesehatan.
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua
anggota tim kesehatan dan pasen/keluarganya.
4. Dalam memberikan asuhan keperawatan.perawat menggunakan proses
keperawatan dengan 5 tahapan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
pasen/keluarganya.
5. Perawat bertanggungjawab dan bertanggung gugat,memiliki wewenang
melakukan asuhan keperawatan secara utuh berdasarkan Standar Asuhaan
Keperawatan.
6. Pendidikan Keperawatan berkelanjutan harus dilaksanakan secara terus
menerus untuk pertumbuhan dan perkembangan staf dalam pelayanan
keperawatan.

Standar II : Tujuan Asuhan Keperawatan


Asuhan Keperawatan dilakukan dengan tujuan:
1. Memberikan bantuan paripurna dan efektif kepada semua orang yang
memerlukannya
2. Menjamin bahwa semua bantuan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasen
dan mengurangi /menghilangkan kesenjangan.
3. Mengembangkan standar keperawatan yang ada
4. Memberikan kesempatan kepada semua perawat yang mengembangkan
kemampuan profesionalnya
5. Memelihara hubungan kerja yang efektif dengan semua anggota tim kesehatan
6. Melibatkan pasen dalam perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi asuhan
keperawatan
7. Menciptakan iklim yang menunjangproses belajar mengajar dalam kegiatan
pendidikan bagi perkembangan tenaga keperawatan
8. Menunjang program kependidikan berkelanjutan bagi pertumbuhan dan
perkembangan profesi tenaga keperawatan

Standar III : Pengkajian Keperawatan


Asuhan keperawatan Paripurna memelurkan data kesehatan yang lengkap dan
dikumpulkan secara terus menerus,untuk menentukan kebutuhan asuhan
keperawatan.data kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim
kesehatan.komponen pengkajian keperawatan meliputi: pengumpulan
data,pengelompokkan data,perumusan masalah.

Standar IV: Diagnosa Keperawatan


Diagnosa dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasen,dianalisa dan
dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasen

Standar V: Perencanaan Keperawatan


Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan. Komponen
perencanaan meliputi: proritas masalah,tujuan asuhan keperawatan dan rencana
tindakan.

Standar VI : Intervensi Keperawatan


Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan, dengan
maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek
peningkatan, pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikut
sertakan pasien dan keluarganya. Prosedur keperawatan umum yang biasanya dilakukan
dalam tindakan keperawatan meliputi :
1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit
3. Memenuhi kebutuhan eliminasi
4. Memenuhi kebutuhan keamanan
5. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
6. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
7. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani
8. Memenuhi kebutuhan spiritual
9. Memenuhi kebutuhan emosional
10. Memenuhi kebutuhan komunikasi
11. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologi
12. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan
13. Memenuhi kebutuhan penyuluhan
14. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi

Standar VII : Evaluasi Keperawatan


Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis dan berencana untuk menilai
perkembangan pasien.

Standar VIII : Catatan Asuhan Keperawatan


Catatan dilakukan secara individual.

STANDAR KINERJA PROFESIONAL


Selain standar asuhan keperawatan, diperlukan juga panduan kinerja profesional yang
terdiri dari 8 standar. Menurut American Nurses Association (ANA), 1991 Standar
Penampilan Profesional Keperawatan terdiri dari : (1) Jaminan Mutu, (2) Penilaian
kinerja perawat, (3) Edukasi, (4) Kesejawatan, (5) Etika, (6) Kolaborasi, (7) Penelitian
dan (8) Penggunaan sumber daya.

Standar I : Jaminan Mutu


Secara sistematis perawat melakukan evaluasi mutu dan efektivitas praktek keperawatan.
Evaluasi mutu asuhan keperawatan melalui penilaian praktek merupakan satu cara untuk
memenuhi kewajiban profesi yaitu menjamin klien untuk mendapat asuhan yang
bermutu. Didunia keperawatan sebetulnya program ini sudah dilakukan sejak tahun 1860,
ketika Florencce Nightingale menganjurkan sistem yang seragam untuk mengumpulkan
dan mengevaluasi berbagai statistik rumah sakit selama perang. Tahun 1955, Joint
Commision on Accreditation of Hospital (JCAH), mewajibkan rumah sakit
berpasrtisipasi untuk membentuk konsep audit medis untuk memeriksa kualitas
perawatan yang diberikan di rumah sakit, tahun 1975 rumah sakit diwajibkan untuk
mempunyai program audit medis yang aktif. Tahun 1981, JCAH, menerapkan Standar
Jaminan Mutu yang baru , yang mewajibkan integrasi proses pemantauan terpisah dari
rumah sakit. Menurut Rutstein, 1974 dalam Rothrock. J.C, 1990, jaminan mutu termasuk
pengukuran tingkat perawatan yang diberikan dan jika perlu, usaha untuk
meningkatkannya. Dalam menilai mutu, pasien/klien, perawat/provider dan institusi
pelayanan harus membuat indikator yang jelas sehingga semua pihak terkait dapat
memahaminya dengan persepsi yang sama. Menurut Rothrock, J.C, 1990, pada umumnya
pendekatan metodologi yang baik harus
1. Mengukur apa yang terjadi berkaitan dengan hasil,
2. Relatif sederhana, praktis, tepat waktu, dan tidak mahal,
3. Tidak mengganggu sistem medis,
4. Konsisten dan objektif sehingga dapat diterapkan berulang-ulang,
5. Dapat diterima secara luas oleh komunitas medis.

Standar II : Penilaian Kerja Perawat


Perawat mengevaluasi praktiknya berdasarkan standar praktek profesional dan ketentuan
lain yang terkait. Penilaian kinerja perawat merupakan suatu cara untuk menjamin
tercapainya standar praktek. Menurut Gomes. F.C, 2003, penilaian pekerjaan
keperawatan dilakukan berdasarkan perilaku yang spesifik, yaitu :
1. Quantity of work; jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang
ditentukan.
2. Quality of work; kualitas kerja yang dicapai berdasarkansyarat-syarat kesesuaian
dan kesiapannya.
3. Job Knowledge; luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
4. Creativeness; keaslian gagasan-gagasan yang muncul dan tindakan-tindakan yang
muncul dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan masalah yang ada.
5. Cooperation; kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesama
anggota profesi.
6. Dependability; kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
penyelesaian pekerjaan.
7. Intiative; semangat untuk menyelesaikan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggung jawabnya.
8. Personal Qualities; menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan,
dan integritas pribadi.

Standar III : Edukasi


Perawat harus dapat menjaga dan memperoleh pengetahuan yang sesuai dengan
kebutuhan praktik. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin canggih menuntut
komitmen perawat untuk terus menerus meningkatkan pengetahuan sehingga memacu
pertumbuhan profesi.

Standar IV : Kesejawatan (kolegalitas)


Perawat mempunyai kontribusi dalam mengembangkan profesionalisme dari
kelompoknya. Evaluasi tentang mutu asuhan keperawatan, melalui pembahasan dalam
kelompokkeperawatan merupakan suatu cara untuk memenuhi kewajiban profesi guna
menjamin pelayanan prima pada klien.

Standar V : Etika
Setiap keputusan dan tindakan keperawatan atas nama klien ditentukan dan dilakukan
dengan cara yang etis (sesuai dengan nama, nilai budaya dan idealisme). Kode etik
perawat merupakan parameter bagi perawat dalam membuat penilaian etis. Berbagi isu
tentang etik yang menjadi kepedulian perawat seperti : Kerahasiaan klien dan informed
consent.

Standar VI : Kolaborasi
Perawat bekerjasama dengan klien, keluarga dan tim kesehatan lainnya dalam
memberikan asuhan keperawatan. Kolaborasi multidisiplin mutlak dilakukan untuk
meningkatkan efesiensi dan efektivitas asuhan kesehatan serta membantu klien untuk
mencapai sehat yang optimal. Melalui proses kolaborasi yang terjadi pertukaran
informasi tentang perencanaan, penyelesaian masalah serta evaluasi pelayanan yang telah
diberikan.

Satndar VII : Penelitian


Perawat menggunakan hasil penelitian untuk memperbaiki prakteknya. Sebagai tenaga
profesional perawat mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan pendekatan baru
dalam praktek keperawatan melalui penelitian.

Standar VIII : Penggunaan sumber daya


Perawat mempertimbangkan berbagai faktor yang berhubungan dengan keamanan,
keefektifan dan dana dalam membuat perencanaan untuk pelayanan klien.

Setiap standar kinerja mempunyai berbagai kriteria pada input, proses maupun outputnya.
Oleh karena itu setiap manajer keperawatan harus mampu membawa SDM
keperawatannya untuk melaksanakan tugas berdasarkan pada dua standar yang telah
disepakati, yaitu : Standar Asuhan Keperawatan dan Standar Kinerja Profesional.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


Pengertian Standar Operasional Prosedur
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah spesifikasi teknis yang dibakukan,
merupakan catatan minimum berupa model yang akan ditiru, yang mengandung harapan
spesifik, patokan pencapaian tingkatan dengan ketepatan kuantitatif dan kualitatif yang
lebih terjamin. SOP juga diartikan sebagai tahapan yang harus dilalui dalam proses kerja
yang dapat diterima dan dipertanggungjawabkan. SOP pada dasarnya adalah pedoman
yang berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada di dalam suatu organisasi
yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan, langkah, atau tindakan dan
penggunaan fasilitas pemrosesan yang dilaksanakan oleh orang-orang di dalam suatu
organisasi SOP juga diartikan sebagai tatacara tertulis yang dilakukan dalam
melaksanakan pekerjaan tertentu yang diacu oleh seluruh anggota kelompok. Untuk
memudahkan pemahaman, ada ciri SOP yang telah disepakati kelompok yaitu SMART,
yang mengandung arti sebagai berikut :
S : Spesifik (Specific)
M : Terukur ( Measureable)
A : Tepat (Appropiate)
R : Andal (Reliable)
T : Tepat waktu (Timely)
Pendapat lain mengatakan bahwa ada tujuh kriteria manual dalam SOP yang harus
dipenuhi (Tambunan. R. M, 2008), yaitu :
Khas atau spesifik (Specific)
Lengkap prosedur (complete)
Jelas dan mudah dipahami (Understandable)
Layak-Terap (Applicable)
Layak- Kontrol (Controllable)
Layak-Audit (Auditable)
Layak-Ubah (changeable)

Tujuan Pembuatan SOP


Tujuan khusus dari pembuatan SOP adalah:
1. Menjaga konsistensi tingkat kerja
2. Meminimalkan kegagalan, kesalahan, kelalaian dalam proses pembuatan
pelaksanaan kegiatan
3. Parameter untuk menilai mutu kinerja
4. Penggunaan sumberdaya supaya efektif dan efisien
5. Menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab
6. Mengarahkan pendokumentasian yang adekuat dan akurat.

Fungsi SOP
Fungsi SOP meliputi:
1. Memperkuat tugas pelaksana atau tim untuk melakukan tindakan keperawatan
2. Sebagai dasar hukum dan etik yang harus diacu oleh seluruh anggota keperawatan
3. Mengetahui kendala yang ada secara jelas
4. Mengarahkan perawat untuk disiplin dalam melaksanakan tugasnya
5. Merupakan suatu pedoman dalam melaksanakan tugas rutin.

Jenis dan ruang lingkup


Jenis dan ruanglingkup SOP ada dua yaitu :
1. SOP Pelayanan profesi
a. SOP untuk aspek keilmuan, yakni SOP tentang diagnostik dan terapi
seperti Standar Asuhan Keperawatan dan Standar Pengobatan Minimal
b. SOP untuk aspek manajerial, yaitu SOP yang menunjang aspek keilmuan/
profesi
2. SOP Admistrasi
a. Perencanaan kegiatan
b. Keuangan, Kepegawaian & perlengkapan
c. Pelaporan

Anda mungkin juga menyukai