Anda di halaman 1dari 10

SMF/BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI Review Artikel

FAKULTAS KEDOKTERAN Juli 2017


UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Frequency of Placenta Previa and Maternal


Morbidity Associated with Previous Cesarean
Delivery

Oleh :

Eunike Vidya Pandie (1208011016)

Pembimbing :

dr. Juniawati Gunawan, Sp.OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK


SMF/BAGIAN OBGYN DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES
KUPANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Review Journal ini diajukan oleh :

Nama : Eunike Vidya Pandie

NIM : 1208011016

Bagian : Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana

RSUD Prof DR. W. Z Johannes Kupang

Review Article ini disusun dan dilaporkan dalam rangka memenuhi salah satu

persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti ujian akhir di bagian Obstetrik dan

Ginekologik Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana RSUD Prof. DR. W. Z.

Johannes Kupang.

Pembimbing Klinik

1. dr. Juniawati Gunawan, Sp.OG 1.

Ditetapkan di : Kupang

Hari/Tanggal :Juli 2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Review
Article dengan judul Frequency of Placenta Previa and Maternal Morbidity Associated
with Previous Cesarean Delivery sebagai salah satu tugas di SMF/Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana RSUD Prof. DR. W. Z
Johannes Kupang.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada dr. Juniawati Gunawan, Sp.OG
selaku pembimbing klinik dan teman-teman yang telah membantu memberikan masukkan
dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
sangat mengharapkan masukan dan saran demi kesempurnaan penulisan ini. Besar harapan
penulis agar laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Penulis
Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 2014, 4, 903-908
Published Online October 2014 in SciRes.
http://www.scirp.org/journal/ojog. http://dx.doi.org/10.4236/ojog.2014.414127

Frekuensi Placenta Previa dan Morbiditas Ibu Terkait dengan Riwayat


Seksio-caesarea/bedah sesar Sebelumnya
Anisodowleh Nankali1#, Farahnaz Keshavarzi1, Atefeh Shajari1, Sara Daeichin2
1Kermanshah University of Medical Sciences, Kermanshah, Iran
2MSc Student in Obstetrics, Students Research Committee, School of Nursing and Midwifery, Kermanshah
University of Medical Sciences, Kermanshah, Iran
Email:#anis_nankali@yahoo.com
Received 17 August 2014; revised 15 September 2014; accepted 8 October 2014
Copyright 2014 by authors and Scientific Research Publishing Inc.
This work is licensed under the Creative Commons Attribution International License (CC BY).

Abstrak

Latar Belakang: Placenta previa (PP) adalah komplikasi kehamilan yang jarang terjadi

dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga berdekatan atau

menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internal sehingga mencegah persalinan

normal. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara kelahiran sesar

berulang dan perkembangan plasenta previa selanjutnya.

Metode & Bahan: Penelitian cross-sectional ini diadakan di Rumah Sakit Imam Reza

Kermanshah-Iran selama tahun 2008-2011. Penelitian ini melibatkan semua ibu hamil

dengan operasi Caesar berulang sedangkan wanita nullipara (belum pernah hamil) dan

pasien dengan plasenta previa tanpa operasi sebelumnya dikeluarkan. Diagnosis ditegakkan

lewat ultrasound dan langsung pada saat operasi.

Hasil: Dari 2696 Perempuan, 98 kasus di antaranya terjadi P.P (3,63%). Usia rata-rata 30

tahun, 76,5% (75 kasus) memiliki jumlah graviditas (pernah hamil) 2 dan 3, sekitar 87,8%
(86 kasus) memiliki paritas (pernah melahirkan) 1- 3. Berdasarkan lokasi plasenta

ditemukan plasenta dengan lokasi anterior sebanyak 44,9%, sedangkan posterior 55,1%.

Sekitar 48% adalah P.P totalis, 32,7% P.P letak rendah, 13,3% P.P marginal, dan 6% P.P.

parsialis. Presentasi pasien yang memiliki riwayat aborsi adalah 26,5%. 55,1% pasien

memiliki janin laki-laki. Terjadi peningkatan frekuensi plasenta previa hanya dengan satu

seksio caesarea sebelumnya (74,5%). Frekuensi P.P accreta 32% (n = 7), increta (14,3%, n

= 3) dan percreta 28% (n = 6). Di antara mereka yang menjalani histerektomi darurat (21

kasus), terdapat 23,8% kasus yang tidak mengalami plasentasi abnormal. Ada 30,6% bayi

baru lahir yang memiliki berat lahir <2500 g.

Kesimpulan: Kami menyimpulkan bahwa pasien dengan satu riwayat persalinan sesar

yang signifikan memiliki lebih banyak plasenta previa dan perlu histerektomi lebih banyak

dibandingkan dengan mereka yang memiliki 2 sampai 3 riwayat kelahiran sesar

sebelumnya. Tipe yang paling umum dari plasentasi abnormal secara berturut-turut adalah

accreta, percreta dan increta.

1. Pendahuluan

Plasenta previa (P.P) adalah komplikasi kehamilan yang jarang terjadi dimana

plasenta sebagian atau menyeluruh menutupi os serviks internal sehingga mencegah

persalinan normal vagina [1]. Hal ini ditemukan menyulitkan 0,3% - 0,8% dari semua

jumlah kehamilan di seluruh dunia. Faktor risiko untuk P.P meliputi bekas luka rahim

sebelumnya, kebiasaan merokok, usia ibu di atas 35 tahun, grand multiparitas, aborsi

berulang, status sosio-ekonomi yang rendah, pengobatan infertilitas dan jenis kelamin laki-

laki. P.P juga dikaitkan dengan plasentasi abnormal dan persalinan prematur.
Insiden persalinan sesar yang lebih tinggi di masa kini sangat berkaitan dengan

frekuensi P.P yang lebih besar dari 1 / 10.000 kehamilan pada tahun 1950 sampai frekuensi

1/200 saat ini [12]. Risiko morbiditas plasenta yang melekat, kondisi yang mengancam jiwa

meningkat dengan setiap kelahiran sesar sebelumnya [13]. Wanita nullipara dengan P.P

memiliki kenaikan 1% - 3% berbeda dengan 2 atau lebih kelahiran sebelumnya yang

memiliki P.P risikonya meningkat menjadi 30% - 51%. Peneliti dari suatu studi

menemukan bahwa dengan adanya P.P risiko placenta accrete adalah 3%, 40%, 61% dan

67% untuk kelahiran sesar pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima atau lebih besar.

Hal ini secara nyata meningkatkan risiko perdarahan masif pada saat percobaan pelepasan

plasenta dan ini merupakan indikasi paling umum untuk histerektomi darurat. Risiko

kematian ibu hamil bisa mencapai 7% dan morbiditas pembedahan meliputi transfusi besar,

infeksi, cedera urologi dan formasi fistula.

Sejarah dan jumlah kelahiran sesar sebelumnya penting untuk memiliki plasenta

previa dan plasentasi abnormal pada kehamilan berikutnya. Rumah sakit pendidikan Imam

Reza adalah pusat rujukan di Iran bagian barat dan sebagian besar kelahiran Caesar

berulang dilakukan di institusi kami dan hari ini kami menghadapi banyak pasien plasenta

previa yang membutuhkan histerektomi, oleh karena itu kami memutuskan untuk

melakukan penelitian ini untuk mengevaluasi frekuensi Plasenta previa dan morbiditas PP

berdasarkan jumlah persalinan sesar sebelumnya.

2. Metode & Bahan

Penelitian cross sectional ini dilakukan di departemen obstetri & ginekologi di

rumah sakit pendidikan Imam Reza di Kermanshah sejak akhir tahun 2008 sampai akhir
tahun 2011. Telah disetujui oleh Pusat Penelitian Klinis, Rumah Sakit Imam Reza.

Kermanshah University of Medical Sciences (KUMS), nama dan informasi pribadi pasien

dirahasiakan. Penelitian ini melibatkan semua ibu hamil dengan operasi Caesar berulang

sedangkan nullipara dan pasien dengan plasenta previa tanpa operasi sebelumnya

dikeluarkan. Berdasarkan tinjauan data database medis dikumpulkan mengenai usia ibu,

paritas, graviditas, usia kehamilan, jumlah persalinan sesar sebelumnya, kalsifikasi PP,

letak plasenta anterior versus posterior, aborsi, plasenta abnormal, anomali janin yang

tercatat terutama bentuk performa

Berat lahir, skor Apgar, dan yang perlu untuk dilakukan histerektomi juga

dipertimbangkan. Diagnosis ditegakkan dengan ultrasound dan langsung pada saat operasi.

Semua nilai P.P dimasukkan ke dalam penelitian ini. Penelitian ini memasukkan sebanyak

2696 pasien dengan riwayat seksio-caesarea sebelumnya dalam kurun 4 tahun. Pada

akhirnya, data dianalisis dengan software SPSS. versi 18.3.

3. Hasil

Pada 2008-2011, 2696 pasien dengan riwayat kelahiran sesar sebelumnya tercatat di

rumah sakit pendidikan Imam Reza, di antaranya 98 pasien memiliki PP dengan frekuensi

3,63% (Tabel 1). Lokasi anterior plasenta ditentukan pada 44 kasus (44,9%) dan posterior

pada 54 kasus (55,1%), mengenai jenis PP 48% adalah PP lengkap, PP rendah 32,7%, PP

marginal 13,3%, dan 6% PP parsial dengan riwayat sesar dan PP sebelumnya, usia rata-rata

30 tahun, 76,5% (75 kasus) memiliki graviditas 2 dan 3 dan 87,8% (86 kasus) memiliki

paritas 1- 3. 81,8% pasien (86 kasus) memiliki paritas 1 sampai 3 dan 12,2% (12 kasus

memiliki paritas lebih dari 3) rata-rata usia kehamilan adalah 34 minggu dan 6 hari (Tabel
2). Tingkat aborsi 36 dari 98 pasien (26,5%) memiliki riwayat aborsi. 55,1% pasien

memiliki janin laki-laki dan 44,9% sisanya memiliki janin wanita (Gambar 1). Berat lahir

30,6 bayi baru lahir adalah berat lahir rendah (kurang dari 2500 g). Kami tidak menemukan

bawaan di antara mereka yang menjalani histerektomi darurat (21 kasus) 23,8% kasus tidak

memiliki plasentasi abnormal (Tabel 3). Dalam penelitian ini, ada 22,4% pasien perlu

transfusi (Tabel 4) .

4. Diskusi

Frekuensi seksio caesarea sedang meningkat di seluruh dunia bersamaan dengan

meningkatnya mortalitas maternal. Kejadian persalinan sesar yang lebih tinggi saat ini

sangat terkait dengan frekuensi P.P. yang lebih besar. Kejadian morbiditas plasenta yang

melekat telah meningkat secara drastis selama 3 dekade terakhir dengan peningkatan

tingkat kelahiran sesar. Dalam penelitian ini, 98 dari 2696 kasus dengan riwayat kelahiran

sesar pernah mengalami P. P. Banyak penelitian yang dilakukan di seluruh dunia

mengkonfirmasi adanya peningkatan risiko plasenta previa 2 sampai 5 kali lipat dengan

riwayat bedah sesar sebelumnya. Menampilkan hingga 37,5% peningkatan risiko dengan

seksio C sebelumnya. Studi yang ada menunjukkan hubungan PP dengan seksio C

sebelumnya (3,63%), hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa bekas luka bagian C

memberikan situs/tempat yang lebih memungkinkan bagi penempatan plasenta tetapi kami

tidak menemukan adanya hubungan dengan peningkatan jumlah bedah sesar. Sebesar

74,5% terhadap 1 riwayat bedah sesar, 20,4% dengan 2 riwayat bedah sesar sebelumnya,

dan 5% dengan 3 riwayat bedah sesar sebelumnya. Hal ini berlawanan dengan temuan dari

studi AYESHA SHAOKAT [21] yang menemukan bahwa risiko PP meningkat seiring

dengan meningkatnya jumlah bedah sesar dan penelitian-penelitian lainnya. Terdapat


peningkatan risiko perlekatan plasenta yang abnormal pada wanita dengan plasenta previa

dan bedah sesar sebelumnya. Studi menunjukkan bahwa Placenta accrete terjadi pada kira-

kira 1: 1000 kelahiran dengan kisaran yang dilaporkan dari 0,04% meningkat hingga 0,9%.

[20]. Penelitian kami menunjukkan 31 dari 98 pasien (31,6%) dengan perlekatan plasenta

abnormal. Studi lain menemukan 48,5% perlekatan plasenta yang abnormal. Dalam

penelitian ini jenis perlekatan plasenta abnormal yang paling umum adalah tipe Increta,

10,2% adalah tipe accrete sedangkan SHAOKAT menemukan 27,2% adalah accreta yang

jumlahnya lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan penelitian kami [21]. Dalam

penelitian ini, 48% pasien kami memiliki plasenta previa komplit dan yang kedua paling

umum adalah P.P letak rendah (39,7%). P.P marjinal dan P.P parsial (masing-masing)

merupakan tipe ketiga dan keempat terbanyak, yang mana hal ini sesuai dengan penelitian

lainnya. Menurut penelitian kami, 23,5% wanita dengan PP mengalami gravid (jumlah

kehamilan) > 3 sedangkan SHAOKAT menemukan 60,6% wanita dengan P. P memiliki

gravid> 5. Dalam penelitian ini, usia rata-rata pasien adalah 30 tahun dan usia kehamilan

rata-rata adalah 34 w + 6 Hari. Riwayat aborsi sebelumnya adalah 26,5%. Dalam studi lain,

persentase aborsi sebelumnya secara signifikan lebih tinggi pada wanita dengan P.P [24]

[25]. Meningkatnya kejadian bayi laki-laki dengan P.P telah ditemukan dalam penelitian

kami yang sesuai dengan penelitian sebelumnya.

Kami tidak menemukan adanya anomali janin dalam penelitian ini. Ananth CV

menyimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara riwayat C-section sebelumnya,

spontan atau menyebabkan aborsi. Dalam studi SHAOKAT 48,8% wanita memiliki riwayat

aborsi dan D & C sebelumnya. Mengenai komplikasi ibu, 21 dari total 98 pasien menjalani

histerektomi dan 16 dari total 21 pasien histerektomi memiliki perlekatan plasenta yang
tidak normal. 33% (7 kasus) mengalami tipe akreta, 14,2% (3 kasus) mengalami increta dan

28% (6 kasus) mengalami percreta.

5. Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi terjadinya plasenta previa adalah sebesar

3,63% di antara pasien dengan riwayat persalinan sesar. Ada sebesar 74,5% pasien dengan

plasenta previa yang memiliki satu riwayat seksio-caesarea sebelumnya dan tingkat

perlunya dilakukan histerektomi pada pasien ini adalah 47,6%. Tipe yang paling umum dari

plasentasi abnormal adalah (secara berurutan) accreta, percreta dan increta.

Anda mungkin juga menyukai