Terjemahan Fix 1
Terjemahan Fix 1
Oleh :
Pembimbing :
NIM : 1208011016
Review Article ini disusun dan dilaporkan dalam rangka memenuhi salah satu
persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti ujian akhir di bagian Obstetrik dan
Johannes Kupang.
Pembimbing Klinik
Ditetapkan di : Kupang
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Review
Article dengan judul Frequency of Placenta Previa and Maternal Morbidity Associated
with Previous Cesarean Delivery sebagai salah satu tugas di SMF/Bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Nusa Cendana RSUD Prof. DR. W. Z
Johannes Kupang.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada dr. Juniawati Gunawan, Sp.OG
selaku pembimbing klinik dan teman-teman yang telah membantu memberikan masukkan
dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
sangat mengharapkan masukan dan saran demi kesempurnaan penulisan ini. Besar harapan
penulis agar laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 2014, 4, 903-908
Published Online October 2014 in SciRes.
http://www.scirp.org/journal/ojog. http://dx.doi.org/10.4236/ojog.2014.414127
Abstrak
Latar Belakang: Placenta previa (PP) adalah komplikasi kehamilan yang jarang terjadi
dimana plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga berdekatan atau
menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri internal sehingga mencegah persalinan
normal. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara kelahiran sesar
Metode & Bahan: Penelitian cross-sectional ini diadakan di Rumah Sakit Imam Reza
Kermanshah-Iran selama tahun 2008-2011. Penelitian ini melibatkan semua ibu hamil
dengan operasi Caesar berulang sedangkan wanita nullipara (belum pernah hamil) dan
pasien dengan plasenta previa tanpa operasi sebelumnya dikeluarkan. Diagnosis ditegakkan
Hasil: Dari 2696 Perempuan, 98 kasus di antaranya terjadi P.P (3,63%). Usia rata-rata 30
tahun, 76,5% (75 kasus) memiliki jumlah graviditas (pernah hamil) 2 dan 3, sekitar 87,8%
(86 kasus) memiliki paritas (pernah melahirkan) 1- 3. Berdasarkan lokasi plasenta
ditemukan plasenta dengan lokasi anterior sebanyak 44,9%, sedangkan posterior 55,1%.
Sekitar 48% adalah P.P totalis, 32,7% P.P letak rendah, 13,3% P.P marginal, dan 6% P.P.
parsialis. Presentasi pasien yang memiliki riwayat aborsi adalah 26,5%. 55,1% pasien
memiliki janin laki-laki. Terjadi peningkatan frekuensi plasenta previa hanya dengan satu
seksio caesarea sebelumnya (74,5%). Frekuensi P.P accreta 32% (n = 7), increta (14,3%, n
= 3) dan percreta 28% (n = 6). Di antara mereka yang menjalani histerektomi darurat (21
kasus), terdapat 23,8% kasus yang tidak mengalami plasentasi abnormal. Ada 30,6% bayi
Kesimpulan: Kami menyimpulkan bahwa pasien dengan satu riwayat persalinan sesar
yang signifikan memiliki lebih banyak plasenta previa dan perlu histerektomi lebih banyak
sebelumnya. Tipe yang paling umum dari plasentasi abnormal secara berturut-turut adalah
1. Pendahuluan
Plasenta previa (P.P) adalah komplikasi kehamilan yang jarang terjadi dimana
persalinan normal vagina [1]. Hal ini ditemukan menyulitkan 0,3% - 0,8% dari semua
jumlah kehamilan di seluruh dunia. Faktor risiko untuk P.P meliputi bekas luka rahim
sebelumnya, kebiasaan merokok, usia ibu di atas 35 tahun, grand multiparitas, aborsi
berulang, status sosio-ekonomi yang rendah, pengobatan infertilitas dan jenis kelamin laki-
laki. P.P juga dikaitkan dengan plasentasi abnormal dan persalinan prematur.
Insiden persalinan sesar yang lebih tinggi di masa kini sangat berkaitan dengan
frekuensi P.P yang lebih besar dari 1 / 10.000 kehamilan pada tahun 1950 sampai frekuensi
1/200 saat ini [12]. Risiko morbiditas plasenta yang melekat, kondisi yang mengancam jiwa
meningkat dengan setiap kelahiran sesar sebelumnya [13]. Wanita nullipara dengan P.P
memiliki P.P risikonya meningkat menjadi 30% - 51%. Peneliti dari suatu studi
menemukan bahwa dengan adanya P.P risiko placenta accrete adalah 3%, 40%, 61% dan
67% untuk kelahiran sesar pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima atau lebih besar.
Hal ini secara nyata meningkatkan risiko perdarahan masif pada saat percobaan pelepasan
plasenta dan ini merupakan indikasi paling umum untuk histerektomi darurat. Risiko
kematian ibu hamil bisa mencapai 7% dan morbiditas pembedahan meliputi transfusi besar,
Sejarah dan jumlah kelahiran sesar sebelumnya penting untuk memiliki plasenta
previa dan plasentasi abnormal pada kehamilan berikutnya. Rumah sakit pendidikan Imam
Reza adalah pusat rujukan di Iran bagian barat dan sebagian besar kelahiran Caesar
berulang dilakukan di institusi kami dan hari ini kami menghadapi banyak pasien plasenta
previa yang membutuhkan histerektomi, oleh karena itu kami memutuskan untuk
melakukan penelitian ini untuk mengevaluasi frekuensi Plasenta previa dan morbiditas PP
rumah sakit pendidikan Imam Reza di Kermanshah sejak akhir tahun 2008 sampai akhir
tahun 2011. Telah disetujui oleh Pusat Penelitian Klinis, Rumah Sakit Imam Reza.
Kermanshah University of Medical Sciences (KUMS), nama dan informasi pribadi pasien
dirahasiakan. Penelitian ini melibatkan semua ibu hamil dengan operasi Caesar berulang
sedangkan nullipara dan pasien dengan plasenta previa tanpa operasi sebelumnya
dikeluarkan. Berdasarkan tinjauan data database medis dikumpulkan mengenai usia ibu,
paritas, graviditas, usia kehamilan, jumlah persalinan sesar sebelumnya, kalsifikasi PP,
letak plasenta anterior versus posterior, aborsi, plasenta abnormal, anomali janin yang
Berat lahir, skor Apgar, dan yang perlu untuk dilakukan histerektomi juga
dipertimbangkan. Diagnosis ditegakkan dengan ultrasound dan langsung pada saat operasi.
Semua nilai P.P dimasukkan ke dalam penelitian ini. Penelitian ini memasukkan sebanyak
2696 pasien dengan riwayat seksio-caesarea sebelumnya dalam kurun 4 tahun. Pada
3. Hasil
Pada 2008-2011, 2696 pasien dengan riwayat kelahiran sesar sebelumnya tercatat di
rumah sakit pendidikan Imam Reza, di antaranya 98 pasien memiliki PP dengan frekuensi
3,63% (Tabel 1). Lokasi anterior plasenta ditentukan pada 44 kasus (44,9%) dan posterior
pada 54 kasus (55,1%), mengenai jenis PP 48% adalah PP lengkap, PP rendah 32,7%, PP
marginal 13,3%, dan 6% PP parsial dengan riwayat sesar dan PP sebelumnya, usia rata-rata
30 tahun, 76,5% (75 kasus) memiliki graviditas 2 dan 3 dan 87,8% (86 kasus) memiliki
paritas 1- 3. 81,8% pasien (86 kasus) memiliki paritas 1 sampai 3 dan 12,2% (12 kasus
memiliki paritas lebih dari 3) rata-rata usia kehamilan adalah 34 minggu dan 6 hari (Tabel
2). Tingkat aborsi 36 dari 98 pasien (26,5%) memiliki riwayat aborsi. 55,1% pasien
memiliki janin laki-laki dan 44,9% sisanya memiliki janin wanita (Gambar 1). Berat lahir
30,6 bayi baru lahir adalah berat lahir rendah (kurang dari 2500 g). Kami tidak menemukan
bawaan di antara mereka yang menjalani histerektomi darurat (21 kasus) 23,8% kasus tidak
memiliki plasentasi abnormal (Tabel 3). Dalam penelitian ini, ada 22,4% pasien perlu
transfusi (Tabel 4) .
4. Diskusi
meningkatnya mortalitas maternal. Kejadian persalinan sesar yang lebih tinggi saat ini
sangat terkait dengan frekuensi P.P. yang lebih besar. Kejadian morbiditas plasenta yang
melekat telah meningkat secara drastis selama 3 dekade terakhir dengan peningkatan
tingkat kelahiran sesar. Dalam penelitian ini, 98 dari 2696 kasus dengan riwayat kelahiran
mengkonfirmasi adanya peningkatan risiko plasenta previa 2 sampai 5 kali lipat dengan
riwayat bedah sesar sebelumnya. Menampilkan hingga 37,5% peningkatan risiko dengan
sebelumnya (3,63%), hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa bekas luka bagian C
memberikan situs/tempat yang lebih memungkinkan bagi penempatan plasenta tetapi kami
tidak menemukan adanya hubungan dengan peningkatan jumlah bedah sesar. Sebesar
74,5% terhadap 1 riwayat bedah sesar, 20,4% dengan 2 riwayat bedah sesar sebelumnya,
dan 5% dengan 3 riwayat bedah sesar sebelumnya. Hal ini berlawanan dengan temuan dari
studi AYESHA SHAOKAT [21] yang menemukan bahwa risiko PP meningkat seiring
dan bedah sesar sebelumnya. Studi menunjukkan bahwa Placenta accrete terjadi pada kira-
kira 1: 1000 kelahiran dengan kisaran yang dilaporkan dari 0,04% meningkat hingga 0,9%.
[20]. Penelitian kami menunjukkan 31 dari 98 pasien (31,6%) dengan perlekatan plasenta
abnormal. Studi lain menemukan 48,5% perlekatan plasenta yang abnormal. Dalam
penelitian ini jenis perlekatan plasenta abnormal yang paling umum adalah tipe Increta,
10,2% adalah tipe accrete sedangkan SHAOKAT menemukan 27,2% adalah accreta yang
jumlahnya lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan penelitian kami [21]. Dalam
penelitian ini, 48% pasien kami memiliki plasenta previa komplit dan yang kedua paling
umum adalah P.P letak rendah (39,7%). P.P marjinal dan P.P parsial (masing-masing)
merupakan tipe ketiga dan keempat terbanyak, yang mana hal ini sesuai dengan penelitian
lainnya. Menurut penelitian kami, 23,5% wanita dengan PP mengalami gravid (jumlah
gravid> 5. Dalam penelitian ini, usia rata-rata pasien adalah 30 tahun dan usia kehamilan
rata-rata adalah 34 w + 6 Hari. Riwayat aborsi sebelumnya adalah 26,5%. Dalam studi lain,
persentase aborsi sebelumnya secara signifikan lebih tinggi pada wanita dengan P.P [24]
[25]. Meningkatnya kejadian bayi laki-laki dengan P.P telah ditemukan dalam penelitian
Kami tidak menemukan adanya anomali janin dalam penelitian ini. Ananth CV
menyimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara riwayat C-section sebelumnya,
spontan atau menyebabkan aborsi. Dalam studi SHAOKAT 48,8% wanita memiliki riwayat
aborsi dan D & C sebelumnya. Mengenai komplikasi ibu, 21 dari total 98 pasien menjalani
histerektomi dan 16 dari total 21 pasien histerektomi memiliki perlekatan plasenta yang
tidak normal. 33% (7 kasus) mengalami tipe akreta, 14,2% (3 kasus) mengalami increta dan
5. Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi terjadinya plasenta previa adalah sebesar
3,63% di antara pasien dengan riwayat persalinan sesar. Ada sebesar 74,5% pasien dengan
plasenta previa yang memiliki satu riwayat seksio-caesarea sebelumnya dan tingkat
perlunya dilakukan histerektomi pada pasien ini adalah 47,6%. Tipe yang paling umum dari