Anda di halaman 1dari 19

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

MANUSKRIP
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PLASENTA PREVIA

OLEH :
MELLYSA DWI PUTRI
04021281823015

BAGIAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PLASENTA PREVIA
Mellysa Dwi Putri
Mahasiswa Sarjana Program Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran
Jl. Prabumulih-Palembang Km. 32 Kab. Ogan Ilir Sumatera Selatan Gedung A. Muthalib
email : mellysa.023@gmail.com

ABSTRAK
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah rahim (SBR)
sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (OUI).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan aplikasi asuhan keperawatan secara
komprehensif khususnya pada pasien dengan plasenta previa. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada tiga
pasien dengan plasenta previa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga pasien memiliki
keluhan lemah dan mengalami penurunan hemoglobin sehingga masalah keperawatan utama
yaitu perfusi perifer tidak efektif (perlu konfirmasi lebih lanjut). Intervensi utama yang
dilakukan adalah memonitor TTV pasien . Penatalaksanaan plasenta previa secara
farmakologis dengan Ferrous Sulfate (SF) dan NaCl. Sedangkan secara nonfarmakologis
dilakukan dengan tirah baring.
Kata Kunci : Plasenta previa, Monitor denyut jantung janin, Ferrous Sulfat (SF),

ABSTRACT
Placenta previa is a placenta that implements the lower uterine segment. Such that it
covers all or part of the ostium uteri internum (OUI). The aim of this research is to describe
the application of nursing care comprehensively, especially in patients with placenta previa.
The method used in this study is a qualitative research method with a case study approach in
three patients with placenta previa. The results showed that the patients had weak complaints
and had decreased hemoglobin so that the main nursing problem was innefective peripheral
perfusion (needs further confirmation). The main intervention undertaken is monitoring the
patient’s vital sign. Pharmacological management of placenta previa with ferrous sulfat (SF)
and NaCl. Meanwhile, nonpharmalogically, this is done by bed rest.
Keywords : Placenta previa, Monitor denyut jantung janin, Ferrous Sulfat (SF).

1
A. LATAR BELAKANG lahir, prolaps tali pusat, perdarahan
Perdarahan antepartum pasien partum, perdarahan intrapartum,
merupakan salah satu penyebab serta dapat menyebakan melekatnya
kematian ibu dinegara berkembang dan plasenta sehingga harus dikeluarkan
merupakan 50% penyebab dari 500.000 secara manual atau bahkan dilakukan
kematian ibu di dunia setiap tahunnya. kuretase. (Maulidan, 2013).
Salah satu penyebab perdarahan Penatalaksanaan plasenta previa
antepartum tersebut adalah plasenta yang tidak sesuai akan mempengaruhi
previa, solusio plasenta, ruptur uteri evaluasi yang diinginkan.
(Purbowati, 2017). Plasenta previa Penatalaksanaan yang tepat diharapkan
adalah plasenta yang berimplementasi dapat mencegah pasien mengalami
pada segmen bawah rahim (SBR) komplikasi yang serius. Berdasarkan
sedemikian rupa sehingga menutupi uraian diatas penulis tertarik untuk
seluruh atau sebagian dari ostium uteri menganalisa asuhan keperawatan
internum (OUI).(Dameyana, 2016). antenatal dengan plasenta previa.
Plasenta previa biasanya terjadi
pada usia kehamilan lebih dari 20 B. TUJUAN
minggu atau pada trisemester ketiga Mengaplikasikan asuhan
dengan faktor risiko yaitu usia ibu, keperawatan secara komprehensif
multiparitas, merokok, penggunaan
kepada tiga pasien plasenta previa.
kokain, riwayat sc sebelumnya, dan
kuretase (Frances, 2020).
C. METODE
Penatalaksanaan plasenta previa
Metode yang digunakan dalam
yang tidak tepat menyebabkan
komplikasi yang dapat terjadi pada ibu
penulisan karya ilmiah ini adalah

dan bayi yaitu selama kehamilan pada dengan metode penelitian kualitatif
ibu dapat menimbulkan perdarahan pendekatan studi kasus. Langkah
antepartum yang dapat menimbulkan pelaksanaan penulisan karya ilmiah ini
syok, kelainan letak pada janin sehingga adalah menganalisis teori mengenai
meningkatnya letak bokong dan letak plasenta previa, menyusun asuhan
lintang. Selain itu juga dapat keperawatan yang mengacu pada
mengakibatkan kelahiran prematur.
literature review dan evidence based
Selama persalinan plasenta previa dapat
menyebabkan ruptur atau robekan jalan

2
practice serta melakukan aplikasi konjungtiva anemis, muka
asuhan keperawatan yang tepat. pucat,pasien tirah baring, tubuhnya
tampak timpang dan sempoyongan,
D. HASIL pasien tampak lemas dan
1. Gambaran Hasil Pengkajian mengatakan ujung-ujung jarinya
a. Kasus Ny.A terasa dingin, pasien beraktivitas
Ny. A berusia 39 tahun dibawa dibantu oleh keluarga, kebiasaan
ke rumah sakit pada tanggal 11 BAK 3-4 kali sehari dan belum BAB
september 2008 dengan keluhan selama dirawat di RS.
perdarahan yang tidak disertai nyeri Hasil pemeriksaan laboratorium
berwarna merah terang saat Ny. A didapatkan Hb: 9,3 gr/Dl, Ht : 27%,
bangun pagi, ketika turun dari tempat Trombosit 145. Pasien makan sesuai
tidur darah mengalir ke kakinya. diit yang diberikan rumah sakit yaitu
Pasien mengalami perdarahan 3 kali sehari dan habis setengah
sebanyak 300 cc dengan G1P0A0 porsi, dan minum sebanyak 5-6 gelas
usia kehamilan 33 minggu. BB perhari.
pasien sebelum hamil 52 kg dan saat
hamil 60 kg dengan TB 159 cm. b. Kasus Ny.N
Pasien mengatakan cemas dengan Ny. N berusia berusia 25
keadaannya dan tampak gelisah, tahun dibawa ke RSDM Surakarta
pasien tidak mengetahui penyebab pada tanggal 10 Maret 2014 pada
perdarahan yang terjadi padanya. pukul 14.30 WIB dengan keluhan
Pasien bekerja sebagai ibu rumah perdarahan selama kehamilan. Pasien
tangga dengan pendidikan terakhir mengalami perdarahan ±150 cc,
SMA dan mengurus suaminya yang warna merah segar, dan pasien tidak
bekerja sebagai wiraswasta. merasakan nyeri. Ini merupakan
Pemeriksaan fisik didapatkan TTV kehamilan yang keempat.
TD: 100/60 mmHg, RR: 28 Sebelumnya klien pernah melahirkan
kali/menit, Nadi : 110 kali/menit, sekali dan mengalami keguguran dua
Suhu : 38,5oC, irama nafas irregular, kali.. Saat pengkajian yaitu pada 10
CRT >3, kesadaran compos mentis, Maret 2014, terdapat adanya

3
perdarahan ± 250 cc, warnanya dengan diit yang diberikan RS 3 x
merah segar, tidak ada nyeri, klien sehari dan habis setengah porsi,
mengatakan lemas dan tampak minum 4-5 gelas perhari dan IVFD
bergetar. Hasil USG bahwa plasenta 500 ml 20 tpm. Pasien mengatakan
menutupi seluruh ostium uteri sering merasa haus.
interium. Pasien menyatakan sangat
mengkhawatirkan kondisi bayinya c. Kasus Ny.SS
saat ini, ia sangat berharap bahwa Ny. SS berusia 37 tahun
kandungannya dapat dipertahankan. dibawa ke RS pada tanggal 30 April
Usia kehamilan Ny.N 32 2013 pukul 20.00 WIB dengan
minggu. Pasien bekerja sebagai Ibu keluhan perdarahan dari jalan lahir.
rumah tangga dengan pendidikan Klien mengatakan mengeluarkan
terakhir SLTP dan hanya mengurus darah dari jalan lahir dengan jumlah
suaminya yang bekerja sebagai yang sangat banyak dari pukul 19.00
wiraswasta. Pemeriksaan fisik WIB.
didapatkan TTV : TD 100/60 mmHg, Klien mengatakan satu
RR 20 kali/menit, nadi 105 minggu yang lalu tepatnya 23 April
kali/menit, suhu 38oC, irama nafas 2013 keluar flek-flek, lalu klien pergi
irregular, CRT >3, BB selama hamil ke dokter. Dokter hanya
56 kg, BB saat hamil 67 kg dengan menyarankan untuk banyak istirahat
TB 157 cm. Kesadaran compos dan diberi obat untuk mengobati
mentis, pasien tirah baring, tubuhnya perdarahannya. Pada saat pengkajian,
tampak timpak dan sempoyongan, ditemukan perdarahannya sebanyak
pasien beraktivitas dibantu oleh 400 cc. Klien tampak lemah dan sulit
keluarga. Kebiasaan BAK 3-4 bernapas. BB sebelum hamil 53 Kg
kali/hari, pasien belum BAB selama dan ketika hamil 63 Kg. Tinggi
dirawat di RS. badan 155 cm. Aktivitas dibantu oleh
Hasil pemeriksaan lab keluarga dan perawat. Misalnya :
didapatkan Hb: 9,5 gr/dl, Ht : 2,8%, makan dan minum dibantu keluarga,
trombosit 145. Konjungtiva anemis, mobilitas dilakukan di tempat tidur
muka pucat. Pasien makan sesuai dengan alih baring ke kanan dan kiri

4
dibantu keluarga, dan berpakaian mengatakan belum BABA selama
memerluhkan bantuan keluarga. dirawat di RS.
Setelah diperiksakan dokter dan hasil Hasil pemeriksaan lab
USG menyatakan letak ari-ari bayi didapatkan Hb9,5 gr/dL, Ht 32%.
berada di bawah efic menutupi jalan Pemeriksaan sensori persepsi
lahir. Klien mengatakan tidak ditemukan konjungtiva anemis,
mengetahui penyebab dari muka pucat. Selama dirawat di RS
perdarahan yang dialaminya dan pasien habis hanya setengah porsi
khawatir bila terjadi sesuatu pada diit RS dan diselingi makan roti,
bayinya akibat perdarahan yang pasien minum 5 gelas sedang per
dialaminya. hari, turgor kulit elastis, keadaan
Pada pengkajian diketahui kulit kering.
G2P1A0 dengan usia kehamilan 32
minggu 2 hari. Pasien bekerja 2. Gambaran Hasil Diagnosa
sebagai ibu rumah tangga mengurus Keperawatan
suaminya yang bekerja sebagai N DIAGNO NY. NY. NY.
wiraswasta. Pendidikan terakhir O SA A N SS
pasien yaitu SMP. Pemeriksaan fisik 1 Risiko ✓ ✓ ✓
didapatkan TTV : TD 90/60 mmHg, cedera
janin
RR 22 kali/menit, nadi 108
berhubun
kali/menit, irama nafas regular, suhu gan
o
38,5 C, CRT >3. BB sebelum hami dengan
53 kg dan saat hamil 63 kg dengan malposisi

TB 155 cm. Kesadaran compos janin


2 Ansietas ✓
mentis, keadaan umum pasien tirah
berhubun
baring dan beraktivitas dibantu oleh
gan
keluarga, terpasang IVRD 20 tpm dengan
dan nasal kanul 3 liter/menit. kurang

Rentang gerak terbatas, kebiasaan terpapar


informasi
BAK 3-4 kali sehari dan pasien
3 Defisit ✓
pengetahu

5
an pemecahan masalah,
berhubun menginformasikan kondisi
gan
pasien secara berkala kepada
dengan
kurang
keluarga.
terpapar
informasi b. Kasus Ny.N
4 Kesiapan ✓ ✓ ✓ Implementasi pada masalah
peningkat
keperawatan risiko cedera janin,
an proses
dilakukan sesuai dengan
keluarga
intervensi yang telah

3. Gambaran Hasil Implementasi direncanakan yaitu memonitor

a. Kasus Ny.A DJJ, memonitor tanda-tanda vital

Implementasi pada ibu, melakukan maneuver leopold

masalah keperawatan risiko untuk menentukan posisi janin.

cedera janin, dilakukan sesuai Implementasi pada masalah

dengan intervensi yang telah keperawatan kesiapan

direncanakan yaitu memonitor peningkatan proses keluarga,

DJJ, memonitor tanda-tanda dilakukan sesuai dengan

vital ibu, melakukan maneuver intervensi yang telah

leopold untuk menentukan direncanakan yaitu menghargai

posisi janin. privasi keluarga, memfasilitasi

Implementasi pada kunjungan keluarga, memfasilitasi

masalah keperawatan kesiapan melakukan pengambilan

peningkatan proses keluarga, keputusan dan pemecahan

dilakukan sesuai dengan masalah, menginformasikan

intervensi yang telah kondisi pasien secara berkala

direncanakan yaitu menghargai kepada keluarga.

privasi keluarga, memfasilitasi


kunjungan keluarga, c. Kasus Ny. SS

memfasilitasi melakukan Implementasi pada masalah

pengambilan keputusan dan keperawatan risiko cedera janin,

6
dilakukan sesuai dengan Implementasi pada masalah
intervensi yang telah keperawatan kesiapan
direncanakan yaitu memonitor peningkatan proses keluarga,
DJJ, memonitor tanda-tanda vital dilakukan sesuai dengan
ibu, melakukan maneuver leopold intervensi yang telah
untuk menentukan posisi janin. direncanakan yaitu menghargai
Implementasi pada masalah privasi keluarga, memfasilitasi
keperawatan ansietas dilakukan kunjungan keluarga, memfasilitasi
sesuai dengan intervensi yang melakukan pengambilan
telah direncanakaan yaitu keputusan dan pemecahan
memonitor tanda-tanda ansietas, masalah, menginformasikan
menganjurkan keluarga untuk kondisi pasien secara berkala
tetap bersama, melatih teknik kepada keluarga.
relaksasi, menciptakan lingkungan
yang tenang dan tanpa gangguan 4. Gambaran Hasil Evaluasi
dengan pencahayaan, suhu a. Kasus Ny.A
ruangan yang nyaman, Hasil evaluasi yang
menganjurkan sering mengulangi didapatkan setelah pemberian
melatih teknik yang dipilih. asuhan keperawatan pada masalah
Implementasi pada masalah keperawatan risiko cedera janin
keperawatan deficit pengetahuan yaitu pasien telah mengalami
dilakukan sesuai dengan perbaikan dengan kriteria hasil
intervensi yang telah yang tercapai sebagian. Hal
direncanakaan yaitu tersebut dibuktikan dengan pasien
mengidentifikasi kesiapan dan mengatakan sudah tidak lemas
kemampuan menerima informasi, dan tidak tampak pucat. DJJ 148
mengidentifikasi faktor-faktor kali/menit, RR 20 kali/menit, nadi
yang dapat meningkatkan dan 105 kali/menit, Hb 9,5 gr/dl, Ht
menurunkan motivasi perilaku 28%.
hidup, menyediakan materi dan Hasil evaluasi yang
media pendidikan. didapatkan setelah pemberian

7
asuhan keperawatan pada masalah 105 kali/menit, Hb 9,5 gr/dl, Ht
keperawatan kesiapan 28%.
peningkatan proses keluarga yaitu Hasil evaluasi yang
pasien telah mengalami perbaikan didapatkan setelah pemberian
dengan kriteria hasil yang asuhan keperawatan pada masalah
tercapai. Hal tersebut dibuktikan keperawatan ansietas yaitu pasien
dengan pasien dan suami telah mengalami perbaikan
mengatakan saling berdiskusi dengan kriteria hasil yang
dalam mengatasi masalah tercapai. Hal tersebut dibuktikan
keluarga, pasien dan suami dengan pasien mengatakan sudah
memahami informasi terkait tidak merasa cemas dan sudah
keadaan pasien. Pasien dan suami mengetahui penyebab
mampu mengulangi penjelasan perdarahannya. Pasien sudah
mengenai kondisi pasien, tampak tenang seperti biasa dan
keluarga membantu pasien tidak lagi gelisah.
beraktivitas selama dirawat di Hasil evaluasi yang
rumah sakit. didapatkan setelah pemberian
asuhan keperawatan pada masalah
b. Kasus Ny.N keperawatan deficit pengetahuan
Hasil evaluasi yang yaitu pasien telah mengalami
didapatkan setelah pemberian perbaikan dengan kriteria hasil
asuhan keperawatan pada masalah yang tercapai. Hal tersebut
keperawatan risiko cedera janin dibuktikan dengan pasien
yaitu pasien telah mengalami mengatakan sudah mengetahui
perbaikan dengan kriteria hasil penyebab dari kondisinya, pasien
yang tercapai sebagian. Hal mampu mengulangi penjelasan
tersebut dibuktikan dengan pasien mengenai keadaannya.
mengatakan sudah tidak lemas Hasil evaluasi yang
dan tidak tampak pucat. DJJ 148 didapatkan setelah pemberian
kali/menit, RR 20 kali/menit, nadi asuhan keperawatan pada masalah
keperawatan kesiapan

8
peningkatan proses keluarga yaitu Hasil evaluasi yang
pasien telah mengalami perbaikan didapatkan setelah pemberian
dengan kriteria hasil yang asuhan keperawatan pada masalah
tercapai. Hal tersebut dibuktikan keperawatan kesiapan
dengan pasien dan suami peningkatan proses keluarga yaitu
mengatakan saling berdiskusi pasien telah mengalami perbaikan
dalam mengatasi masalah dengan kriteria hasil yang
keluarga, pasien dan suami tercapai. Hal tersebut dibuktikan
memahami informasi terkait dengan pasien dan suami
keadaan pasien. Pasien dan suami mengatakan saling berdiskusi
mampu mengulangi penjelasan dalam mengatasi masalah
mengenai kondisi pasien, keluarga, pasien dan suami
keluarga membantu pasien memahami informasi terkait
beraktivitas selama dirawat di keadaan pasien. Pasien dan suami
rumah sakit. mampu mengulangi penjelasan
mengenai kondisi pasien,
c. Kasus Ny.SS keluarga membantu pasien
Hasil evaluasi yang beraktivitas selama dirawat di
didapatkan setelah pemberian rumah sakit.
asuhan keperawatan pada masalah
keperawatan risiko cedera janin E. PEMBAHASAN
yaitu pasien telah mengalami Hasil pengkajian ketiga kasus pada
perbaikan dengan kriteria hasil pasien kelolaan dengan plasenta previa,
yang tercapai sebagian. Hal terdapat 2 pasien yang hamil pada usia
tersebut dibuktikan dengan pasien yang beresiko yaitu pada usia diatas 35
mengatakan sudah tidak lemas tahun dan 1 pasien di rentang usia
dan tidak tampak pucat. DJJ 146 optimal. Menurut Hartono, dkk (2011)
kali/menit, RR 20 kali/menit, nadi pada usia >35 tahun ibu hamil beresiko
88 kali/menit, Hb 10,3 gr/dl, Ht terjadinya plasenta previa karena
36%. adanya penuaan uterus, sehingga terjadi
seklerosis pembuluh darah arteri kecil

9
dan arteriole mometrium yang Lebih besarnya jumlah kejadian
menyebabkan aliran darah ke plasenta previa pada ibu dengan paritas
endometrium tidak merata sehingga tinggi atau multipara dibandingkan ibu
endometrium menjadi kurang subur dan dengan paritas rendah atau primipara
plasenta tumbuh dengan luas menandakan adanya hubungan antara
permukaan yang lebih besar, untuk paritas dengan kejadian plasenta previa.
mendapatkan aliran darah yang adekuat, Menurut Manuaba (2012) dalam
yang akhirnya menyebabkan terjadinya Dameyana (2016) faktor risiko plasenta
plasenta previa. previa adalah endometrium yang cacat,
Plasenta previa lebih tinggi terjadi dimana terdapat bekas persalinan yang
pada multigravida dibandingkan pada berulang dengan jarak yang pendek,
primigravida, pada pasien kelolaan bekas operasi seperti bekas kuretase/
diketahui terdapat 2 pasien plasenta manual, perubahan pada
multigravidan dan 1 pasien dengan endometrium pada mioma atau polip
prmigravida. Menurut Junita (2013) serta pada malnutrisi. Pada hasil
pada ibu dengan risiko tinggi atau pengkajian pasien kelolaan ditemukan 1
multipara, makin tinggi paritas ibu pasien dengan riwayat kuretase,
maka semakin menurun kualitas menurut Martaadisoebroto (2013)
endometrium. Hal ini diakibatkan oleh dalam Dameyana (2016) keadaan
vaskularisasi yang berkurang ataupun endometrium yang kurang baik
perubahan atrofi pada desidua akibat menyebabkan plasenta harus tumbuh
persalinan yang lampau. Implantasi meluas untuk memenuhi kebutuhan
plasenta yang berulang pada daerah janin, sehingga plasenta tumbuh meluas
fundus dapat menyebabkan terjadinya dan mendekati atau menutupi ostium
plasenta previa karena aliran darah ke uteri internum. Kondisi endometrium
plasenta tidak cukup dan memperluas yang kurang baik juga menyebabkan
permukaannya untuk mencari bagian zigot mencari tempat implantasi yang
dengan pasokan darah yang banyak baik seperti ostium uteri internum.
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan Tindakan operatif yang dilakukan baik
oksigen begi janin yaitu bagian segmen vacum aspiration(VA) dan dilatation
bawah uterus dan menutupi jalan lahir. and sharp curettage meningkatkan

10
terjadinya adhesi sehingga pada yang biasanya timbul pada masalah ibu
dinding endometrium yang akan hamil dengan plasenta previa adalah
menghambat pertumbuhan perfusi perifer tidak efektif, risiko
endometrium pada kehamilan ketidakseimbangan cairan, risiko cedera
berikutnya, serta dapat menyebabkan janin, nyeri, dan risiko infeksi.Namun,
pertumbuhan plasenta meluas kebagian terdapat beberapa masalah keperawatan
ostium uteri internum untuk mencukupi yang tidak sesuai dengan teori tersebut
kebutuhan janin.. dapat disebabkan karena tidak
Tanda dan gejala yang ditimbulkan ditemukannya keluhan klinis maupun
dari ketiga kasus yang dialami oleh data-data pendukung untuk menegakkan
ketiga pasien adalah keluhan perdarahan beberapa masalah keperawatan.
secara tiba-tiba, darah yang keluar
Diagnosa utama pada
berwarna merah segar dan tanpa diikuti
pasien kelolaan dengan plasenta
rasa nyeri dan terjadi pada awal
previa adalah risiko cedera janin.
trisemester ketiga. Amirah (2010)
Peran perawat yang dapat
menyebutkan perdarahan yang terjadi
dilakukan untuk mengatasi
pada plasenta previa terjadi secara tiba-
masalah resiko cedera janin
tiba, tanpa rasa sakit pendarahan vagina
adalah dengan memonitor denyut
yang berkisar dari ringan sampai berat.
jantung janin secara berkala.
Darah sering berwarna merah terang.
Tujuan pemantauan ini adalah
Pendarahan dapat terjadi pada awal
untuk membantu mendeteksi
minggu ke-20 kehamilan tetapi yang
perubahan pola detak jantung
paling umum selama trimester ketiga.
selama proses kehamilan
Setelah dilakukan pengkajian maka
berlangsung. Pola detak jantung
masalah keperawatan yang ditemukan
yang terlalu cepat atau terlalu
antara lain perfusi perifer tidak efektif,
lambat menandakan kemungkinan
intoleransi aktivitas, ansietas, defisit
adanya masalah pada janin,
pengetahuan, risiko ketidakseimbangan
seperti kekurangan oksigen.
cairan, risiko cedera janin, dan kesiapan
Denyut jantung janin normal
peningkatan proses keluarga. Menurut
berkisar antara 120-160 kali
Ernawati (2019) masalah keperawatan
permenit (Hutagalung, 2018).

11
Menurut Faradisa, dkk (2017) apabila dokter tidak
pemeriksaan DJJ dapat dilakukan mendapatkan bacaan yang
dengan metode invasif dan non baik dari pemeriksaan
invasif. Beberapa cara yang dapat eksternal electronic
dilakukan diantaranya adalaah monitoring biasa dikenal
metode : dengan Non Stress Test.
 Internal Electronic Fetal  Non Stress Test
Monitoring Pemeriksaan Pemeriksaan Non Stress
denyut jantung janin ini Test (NST). NST adalah
dilakukan langsung dari cara pemeriksaan janin
kulit kepala janin. dengan menggunakan
Merupakan tindakan kardiokotografi (CTG)
invasive dengan cara pada usia kehamilan > 26
memecahkan kulit minggu Merupakan
ketuban. Hasilnya berupa tindakan non-invasif.
grafik gambar EKG Pemeriksaan ini bertujuan
(elektrokardiografi) untuk melihat interaksi
berupa gelombang P, antara perubahan denyut
QRS, dan T. Dari grafik jantung dengan gerakan
ini dapat dilhat kondisi janin. Pemeriksaan ini
denyut jantung janin dapat dilakukan baik pada
normal atau abnormal. saat kehamilan maupun
 Internal Electronic persalinan. Pemeriksaan
Contraction Monitoring frekuensi denyut nadi
Merupakan tindakan melalui Doppler
invasive dengan cara ultrasound, bersamaan
memecahkan kulit dengan tekanan otot rahim
ketuban.Pemeriksaan  Auskultasi Untuk
tekanan intra uterin teknologi auskultasi
langsung didalam ketuban. digunakan untuk
Teknologi ini digunakan pemeriksaan frekuensi

12
denyut jantung janin bisa yang terbaik adalah pada saat
menggunakan stetoskop lambung kosong, diantara dua
manual ataupun stetoskop waktu makan, namun preparat besi
digital. Stetoskop manual dapat menimbulkan efek samping
ada 2 tipe yang biasa pada saluran cerna. Untuk
digunakan untuk mengatasi hal tersebut pemberian
pemeriksaan janin yaitu besi dapat dilakukan pada saat
stetoskop pinard dan makan atau segera setelah makan
fetoscope, sedangkan meskipun akan mengurangi
untuk stetoskop digital absorbsi obat sekitar 40-50%.
akan menghasilkan yang
dinamakan fPCG. F. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Penatalaksanaan farmakologis Penatalaksanaan pasien dengan
yang diberikan pada pasien dengan plasenta previa secara farmakologis
kelolaan plasenta previa adalah Selain itu diberikn juga obat penambah
dengan pemberian tablet besi. darah untuk menjaga kadar hemoglobin
Pemberian suplementasi besi dapat di dalam darah . Pasien diberikan tablet
menjaga kadar hemoglobin dalam tambah darah yaitu SF (Ferrous Sulfat)
darah, tablet besi yang diberikan dengan dosis 1 x 50 mg.
pada pasien adalah asam folat atau Selain itu, penatalaksanaan secara
SF (ferrous sulfat ) yang berfungsi nonfarmakologis juga dapat diberikan
dapat menjaga kadar hemoglobin untuk mengatasi masalah risiko cedera
agar tidak rendah dalam darah. Zat janin salah satu intervensi yang
besi merupakan komponen yang dilakukan adalah dengan memonitor
sangat penting dari hemoglobin. denyut jantung janin secara berkala.
Pada proses pematangan sel Tujuan pemantauan ini adalah untuk
eritrosit, sumsum tulang belakang membantu mendeteksi perubahan pola
memerlukan banyak prekursor detak jantung selama proses kehamilan
yang salah satunya adalah zat besi berlangsung. Pola detak jantung yang
(Fe). Menurut Gunadi, dkk., 2009 terlalu cepat atau terlalu lambat
menjelaskan bahwa Absorbsi besi menandakan kemungkinan adanya

13
masalah pada janin, seperti kekurangan denyut jantung janin dan pemantuan
oksigen. Denyut jantung janin normal tanda-tanda vital ibu.
berkisar antara 120-160 kali permenit Penatalaksanaan farmakologis dapat
(Hutagalung, 2018). Menurut Faradisa, dilakukan melalui pemberian
dkk (2017) pemeriksaan DJJ dapat suplemen ferrous sulfat (SF) untuk
dilakukan dengan metode invasif dan menjaga kadar hemoglobin ibu.
non invasive.
H. SARAN
G. KESIMPULAN 1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
1. Gambaran umum yang terjadi pada Dapat memberikan pengetahuan
pasien dengan plasenta previa mahasiswa keperawatan mengenai
ditandai dengan terjadi perdarahan tindakan keperawatan untuk
secara tiba-tiba yang tidak disertai mengatasi masalah keperawatan
nyeri, perdarahan muncul pada akhir perfusi perifer tidak efektif pada
trisemester kedua atau setelahnya. pasien plasenta previa.
2. Diagnosis keperawatan yang timbul 2. Bagi Institusi Pendidikan
pada pasien plasenta previa adalah Diharapkan studi kasus ini dapat
risiko cedera janin b.d malposisi dijadikan sebagai salah satu referensi
janin ansietas b.d kurang terpapar yang dapat digunakan dalam
informasi, defisit pengetahuan b.d perkuliahan dan diaplikasikan pada
kurang terpapar informasi dan pelayanan keperawatan untuk
kesiapan peningkatan proses memberikan pelayanan yang
keluarga. berkualitas.
3. Intervensi yang diberikan pada
diagnosis utama yaitu adalah I. DAFTAR PUSTAKA
melakukan monitoring denyut 1. Amirah, U.A. (2010). Hubungan
jantung janin secara berkala untuk Antara Paritas Ibu dengan Kejadian
mengetahui perubahan kondisi Plasenta Previa di RS Dr.
jantung pada janin. Moewardi Surakarta. Surakarta :
4. Evaluasi pada plasenta previa yang Universitas Sebelas Maret.
paling utama yaitu pemantauan

14
2. Anderson, B, Angellica, S. (2020). PemantuanKesejahteraan Janin di
Placenta Previa. Statpearls Indonesia. Disampaikan dalam
Publishing LLC. Florida. SeminarNasional Inovasi dan
3. Asmadi. (2008). Konsep Dasar Aplikasi Teknologi di Industri Tahun
Keperawatan. Jakarta: EGC 2017. Malang.
4. Dameyana, Enesty. (2016). Faktor 11. Frances, M. (2020).
Risiko Kejadian Perdarahan Diagnosis and Management of
Anterpartum dengan Sebab Placenta Previa. Statpearls
Plasenta Previa di RSUD Sungailiat Publishing LLC. Florida.
Bangka. Surabaya : Univertas 12. Gunadi, D, Lubis,
Airlangga. B,Rosdiana, N. (2009). Terapi dan
5. Depkes, RI. (2008). Upaya Suplementasi Besi pada Anak.
Akselerasi Pencapaian Indikator Jurnal Sari Pediatri Vol.11 No.3.
Pembangunan Kesehatan di Medan.
Indonesia Penurunan AKI,AKB,Gizi 13. Haifa, W, Febriawati, H,
Buruk. Jakarta. Yosi, M, Lina, L.F. (2019). Faktor
6. DPP PPNI. (2016). Standar yang Berhubungan dengan
Diagnosis Keperawatan Indonesia. Kejadian Plasenta Previa. Jurnal
Jakarta : DPP PPNI Keperawatan Muhammadiyah
7. DPP PPNI. (2018). Standar Bengkulu Vol.07 No. 02.
Intervensi Keperawatan Indonesia. Bengkulu.
Jakarta : DPP PPNI 14. Hartono, F,Wahyudi, T,
8. DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Tedjoyuwono, A.A.T. (2011). Faktor
Keperawatan Indonesia. Jakarta : Risiko Kejadian Plasenta
DPP PPNI Previa Ibu Hamil di RSU
9. Ernawati. (2019). Asuhan dr.Soedarso Pontianak Tahun 2009-
Keperawatan Ibu dengan Plasenta 2011.Pontianak.
Previa. Malang : Poltekkes 15. Hutagalung, L.A. 92018).
Soepraoen. Asuhan Kebidanan pada Ny.NI Masa
10. Faradisa, I.S, Sardjono, T.A, Hamil sampai dengan
Purnomo, M.H. (2017). Teknologi Keluarga Berencana di PMB Siti

15
Tiarmin Ginting Kec.Medan Johor. Bari Periode 2009-2011. Palembang
Medan : Poltekkes RI Medan. : Universitas Muhammadiyah
16. Iswara, R. (2017). Hubungan Palembang.
Paritas Ibu Hamil denngan Plasenta 21. Nurhanifah, D, Sari, D.N.L,
Previa Periode 2015- 2016 di RSU Rahmawati. (2019). Pengaruh Tirah
Sundari. Medan : Universitas Baring Terhadap Penurunan
Sumatera Utara. Rasa Mual pada Klien Gastritis di
17. Junita, E. (2013). Hubungan Pelayanan Kesehatan. Jurnal
Umur dan Paritas Ibu dengan Healthy-Mu Vol.3 No.1.
Kejadian Plasenta Previa di RSUD Banjarmasin.
Roken Hulu Tahun 2012. Jurnal 22. Rambei, I. (2008). Gambaran
Maternity and Neonatal Vol.1 No.3. Faktor Risiko pada Kasus Plasenta
Riau. Previa di RSUD Dr. M. Djamil
18. Manuaba (2010) dalam Padang Periode Januari 2005-
Dameyana, Enesty. (2016). Faktor Desember 2006. Padang :
Risiko Kejadian Perdarahan Universitas Andalas.
Anterpartum dengan Sebab 23. Setiadi. 2012.
Plasenta Previa di RSUD Sungailiat Konsep&Penulisan Dokumentasi
Bangka. Surabaya : Univertas Asuhan Keperawatan Teori dan
Airlangga. Praktik. Yogyakarta : Graha
19. Martaadisoebroto (2013) Ilmu.
dalam Dameyana, Enesty. (2016). 24. Sjahriani, T, Faridha,
Faktor Risiko Kejadian V.(2019). Faktor-Faktor yang
Perdarahan Anterpartum dengan Berhubungan dengan Kejadian
Sebab Plasenta Previa di RSUD Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah
Sungailiat Bangka. Surabaya : Kerja Puskesmas Bendan Jaya Lahat
Univertas Airlangga. Kabupaten Lahat Tahun 2016.
20. Maulidan, F. (2013). Jurnal Kebidanan Malahayati Vol.5
Karakteristik Plasenta Previa Data No.2 (106- 115). Lampung.
Rekam Medik pada Ibu 25. Syafitri, E, Suwardi,S.
Melahirkan di RSUD Palembang (2018). Faktor-Faktor yang

16
Berhubungan dengan Plasenta Previa
di RSUP H. Adam Malik
Medan Tahun 2018. Jurnal Ners dan
Kebinanan Vo.7 No.02 (182- 189).
26. Purbowati, M.R, Kartika,
S.D. (2017). Hubungan Antara Usia
Kehamilan terhadap Kejadian
Plasenta Previa di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo. Jurnal Ilmu-Ilmu
Kesehatan Medisains Vol. 15
No.1. Purwokerto.

17
18

Anda mungkin juga menyukai