Anda di halaman 1dari 9

MIOKARDITIS

October 20, 2012 by dewi surtina


BAB I
PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan
istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang,
tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom).

Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang
sangat khusus (Brooker, 2001).

Pada sebagian besar pasien, miokarditis tidak dapat diduga karena disfungsi jantung bersifat
subklinis, asimtomatik dan sembuh sendiri (self limited ). Oleh karena miokarditis biasanya
asimtomatik maka data, epidemiologi yang ada berasal dari penelitian pasca mortem . pada
pemeriksaan pasca mortem miokarditis ditemukan sekitar 1-9%, sehingga diduga miokarditis
adalah penyebab utama kematian mendadak.

Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang Miokarditis beserta asuhan
keperawatannya.
1. B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan miokarditis?


2. Apa etiologi dari miokarditis ?
3. Bagaimana patofisiologi dari miokarditis?
4. Apa saja manifestasi klinis dari miokarditis miokarditis?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada miokarditis?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada miokarditis ?
7. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada miokarditis?

1. C. Tujuan

1. Untuk menegetahui definisi miokarditis?


2. Untuk mengetahui etiologi dari miokarditis?
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari miokarditis?
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari miokarditis?
5. Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaaan diagnostik pada miokarditis?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada miokarditis ?
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada miokarditis?
BAB II
KONSEP MEDIS
1. A. Definisi

Miocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. hal ini disebabkan oleh
penyakit-penyakit infeksi, akan tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan
dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1996).

Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau
penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa miocarditis adalah peradangan/inflamasi


otot jantung yang disebabkan oleh berbagai penyebab, terutama agen-agen infeksi yang
dapat berakibat fatal bagi si penderita
1. B. Etiologi

Umumnya miokarditis ini disebabkan oleh penyakit akan tetapi dapat juga disebabkan oleh
sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan serta efek toksik bahan-bahan kimia radiasi
dan infeksi.

Pada miokarditis karena difteri yaitu kerusakan miokardium disebabkan toksik yang
dikeluarkan hasil mikrobakteri. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara
mikroskopis akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lemak serat otot mengalami nekrosis
hialin.

Beberapa organism dapat menyerang dinding arteri kecil, terutama pada arteri koronaria
intramuskuler yang akan memberikan reaksi radang perivaskuler miokardium. Hal ini
dsebabkan oleh pseudomonas serta beberapa jenis jamur seperti aspergilus dan kandida.
Sebagian kecil mikroorganisme menyerang langsung terhadap sel-sel miokardium yang
menyebabkan reaksi radang.

Miokarditis biasanya diakibatkan oleh proses infeksi, infeksi, terutama oleh virus, bakteri,
jamur, parasit, protozoa, dan spirozeta atau dapat juga disebabkan oleh keadaan
hipersensitifitas seperti demam rematik.
1. C. Patofisiologi

Jantung merupakan organ otot. Bila serabut otot sehat, jantung dapat berfungsi dengan baik,
jika ada cedera katup yang berat; dan serabut otot rusak maka hidup dapat terancam.
Miokarditis dapat menyebabkan dilatasi jantung, thrombus dalam dinding jantung , infiltrasi
sel darah yang beredar disekitar pembuluh koroner, serabut otot dan degenerasi serabut otot
itu sendiri.

Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius ini dengan melalui tiga mekanisme dasar :

Invasi langsung ke miokard.

Proses imunologis terhadap miokard.

Mengeluarkan toksin yang merusak miokard.

Proses miokarditis viral ada 2 tahap :


1. Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi invasi virus ke
miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan
virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan
natural killer cell (sel NK).
2. Pada fase berikutnya miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system immune
akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard, akibat
perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa
minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang minimal
sampai yang berat (FKUI, 1999).
1. D. Tanda dan gejala

Menurut DEPKES, 1993 tanda dan gejala miokarditis adalah :

Menggigil,

demam,

anoreksia,

nyeri dada,

dispnea dan disritmia

Menurut Griffith, 1994 tanda dan gejala yang timbul pada klien dengan miokarditis :

Letih,

napas pendek (cepat dan sesak),

jantung tidak teratur,

demam.
1. E. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada miokarditis yaitu sebagai berikut :


1) Tergantung pada jenis infeksi dan kerusakan jantung.

2) Gejala ringan atau tidak sama sekali

3) Sering mengalami kelalahan dan dipsnea, bedebar-debar,

4) Merasa tidak nyaman di dada dan perut atas

5) Terdapat bunyi jantung tambahan, gallop ventrikel dan mungkin pembesaran jantung.

1. F. Pemeriksaan Diagnostik

1) Laboratorium : leukosit, LED, limfosit, LDH.

2) Elektrokardiografi. (EKG )

3) Rontgen thorax.

4) Ekokardiografi.

5) Biopsi endomiokardial (FKUI, 1999).


1. G. Penatalaksanaan

Pasien diberi pengobatan khusus terhadap penyebab yang mendasarinya, bila diketahui (
misalnya penisillin untuk streptokokkus hemolitikus ) dan dibaringkan di tempat tidur untuk
mengurangi beban jantung. Berbaring juga membantu mengurangi kerusakan miokardial
residual dan komplikasi miokarditis. pengobatan pada dasarnya sama dengan yang digunakan
untuk gagal jantung kongestif.

Penatalaksanaan medis umum :


1. Perawatan untuk tindakan observasi.
2. Tirah baring/pembatasan aktivitas.
3. Antibiotik atau kemoterapeutik.
4. Pengobatan sistemik supportif ditujukan pada penyakti infeksi sistemik.
5. Antibiotik.
6. Obat kortikosteroid.
7. Jika berkembang menjadi gagal jantung kongestif : diuretik untuk mnegurangi
retensi ciaran ; digitalis untuk merangsang detak jantung ; obat antibeku untuk
mencegah pembentukan bekuan.
8. Terapi komplikasi : alat pacu jantung (blok total)
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
1. A. Pengkajian
1) Keluhan utama
Demam
Nyeri dada mirip angina pectoris dan perikarditis
Palpitasi
Sesak napas
2) Tanda Penting
Takikardi
Kardomegali (cepat terjadi)
Bunyi jantung melemah
Irama gallopTanda-tanda gagal jantung, terutama gagal jantung kanan.

Pengkajian pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges, 1999) meliputi :

Pengkajian pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges, 1999) meliputi :


1. Aktivitas / istirahat

Gejala : kelelahan, kelemahan.

Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan aktivitas.


1. Sirkulasi

Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital, bedah jantung, palpitasi, jatuh
pingsan.

Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal, kardiomegali, frivtion rub,
murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi
Janeway.
1. Eleminasi

Gejala : riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ; penurunan frekuensi/jumlsh urine.

Tanda : urin pekat gelap.


1. Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk,
gerakkan menelan, berbaring.

Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.


1. Pernapasan
Gejala : napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari (miokarditis).
Tanda : dispnea, DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi mengi ; takipnea,
krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal
1. Keamanan
Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ; trauma dada ; penyakit
keganasan/iradiasi thorakal ; dalam penanganan gigi ; pemeriksaan endoskopik terhadap
sitem GI/GU), penurunan system immune, SLE atau penyakit kolagen lainnya.

Tanda : demam.
1. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau
penyalahgunaan obat parenteral.

Tanda : demam.

Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaa EKG :Tidak khas


ST-T changes inferior
Gangguan konduksi jantung

Foto Toraks :Tidak khas


Pembesaran jantung dengan efusi perikard atau pleura.

Ekokardiografi :
Pembesaran jantung kiri
Dapat di bedakan dengan kardiomiopati hipertrofi dan mitral stenosis.
1. B. Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah
:
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi,
iskemia jaringan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot
miokard, penurunan curah jantung.
3. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi
otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
4. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi,
keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
5. C. Rencana Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi,


iskemia jaringan.
Intervensi :
Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun.
Perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya ; berbaring dengan
diam/gelisah, tegangan otot, menangis.

Rasional : pada nyeri ini memburuk pada inspirasi dalam, gerakkan atau berbaring dan hilang
dengan duduk tegak/membungkuk.
Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi,
gosokkan punggung, penggunaan kompres hangat/dingin, dukungan emosional.

Rasional : tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien.
Berikan aktivitas hiburan yang tepat.

Rasional : mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas


individu.
Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen nonsteroid : aspirin, indocin ;
antipiretik ; steroid).
R : dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi, menurunkan demam ; steroid
diberikan untuk gejala yang lebih berat.
Kolaborasi mberian oksigen suplemen sesuai indikasi.

R : memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung.


1. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot
miokard, penurunan curah jantung.

Tujuan : pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.

Kriteria hasil : perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.

Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.

Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.

Intervensi
Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dan keluhan
kelemahan, keletiahan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.
Rasional : miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi sel-
sel miokardial.
Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi.
Rasional : meningkatkan resolusi inflamasi selama fase akut.
Rencanakan perawatan dengan periode istirahat/tidur tanpa gangguan.
Rasional : memberikan keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada
jantung.
Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun
dari tempat tidur, mencatat respons tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan
aktivitas.
Rasional : saat inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas
yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen/terjadi komplikasi.
Kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi.

Rasional : memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung.


1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi
otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
Tujuan : mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
Kriteria Hasil :
Melaporkan/menunjukkan penurunan periode dispnea, angina, dan disritmia.
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil.
Intervensi
Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah
aktivitas dan selama diperlukan.

Rasional : membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan


TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung
terhadap aktivitas.
Pertahankan tirah baring dalam posisi semi-Fowler.

Rasional : menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung.


Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/muffled tonus jantung, murmur, gallop S3
dan S4.

Rasional : memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi misalnya : GJK, tamponade
jantung.
Berikan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan punggung, dan
aktivitas hiburan dalam tolerransi jantung.

Rasional : meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian.


1. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan
berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi,
keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.
Tujuan : menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.
Kriteria hasil :

Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu


diperhatikan.

Memperlihatan perubahan perilaku untuk mencegah komplikasi..


Intervensi
Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada pasien. Ajarakkn untuk
memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/berulangnya dan gejala yang
dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh ; demam, peningkatan nyeri
dada yang tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap
aktivitas.
Rasional : untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri, pasien perlu memahami
penyebab khusus, pengobatan dan efek jangka panjang yang diharapkan dari kondisi
inflamasi, sesuai dengan tanda/gejala yang menunjukan kekambuhan/komplikasi.
Anjurkan pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan efek samping obat; kebutuhan
diet ; pertimbangan khusus ; aktivitas yang diijinkan/dibatasi.
Rasional : informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan
pada program terapeutik, mencegah komplikasi.
Kaji ulang perlunya antibiotic jangka panjang/terapy antimicrobial.
Rasional : perawatan di rumah sakit lama/pemberian antibiotic IV/antimicrobial perlu
sampai kultur darah negative/hasil darah lain menunjukkan tak ada infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

FKUI. 2006 . Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III Edisi IV. FKUI : Jakarta.

http://asuhan-keperawatan-patrianicom/2008/07/askep-myocarditis.html
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35457-Kep%20Kardiovaskuler-
Askep%20Myocarditis.html

Anda mungkin juga menyukai