Perhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa kompleks gugus alkil yang terikat. Pada
masing-masing contoh di atas, hanya adasatu ikatan antara gugus CH2 yang mengikat
gugus -OH dengan sebuah gugus alkil.
Ada pengecualian untuk metanol, CH3OH, dimana metanol ini dianggap sebagai sebuah
alkohol primer meskipun tidak adagugus alkil yang terikat pada atom karbon yang membawa
gugus -OH.
B. Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan
langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.
C. Alkohol tersier
Pada alkohol tersier (3), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung
dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda.
Contoh:
Alkohol-alkohol primer ini dibandingkan dengan alkana yang setara (metana sampai
butana) yang memiliki jumlah atom karbon yang sama.
Dari grafik di atas dapat diamati bahwa:
Titik didih sebuah alkohol selalu jauh lebih tinggi dibanding alkana yang memiliki jumlah atom
karbon sama.
Titik didih alkohol meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah atom karbon.
Pola-pola titik didih mencerminkan pola-pola gaya tarik antar-molekul.
B. Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen terjadi antara molekul-molekul dimana sebuah atom hidrogen terikat pada
salah satu dari unsur yang sangat elektronegatif fluorin, oksigen atau nitrogen.Untuk
alkohol, terdapat ikatan hidrogen antara atom-atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif
dengan pasangan elektron bebas pada oksigen dalam molekul-molekul lain.
Etanol memiliki molekul yang lebih panjang, dan oksigen yang terdapat dalam molekulnya
memberikan 8 elektron tambahan. Struktur yang lebih panjang dan adanya atom oksigen
akan meningkatkan besarnya gaya dispersi van der Waals, demikian juga titik didihnya.Jika
kita hendak membuat perbandingan yang cermat untuk mengamati efek ikatan hidrogen
terhadap titik didih, maka akan lebih baik jika kita membandingkan etanol dengan propana
bukan dengan etana. Propana memiliki panjang molekul yang kurang lebih sama dengan
etanol, dan jumlah elektronnya tepat sama.
D. Kelarutan alkohol dalam air
Alkohol-alkohol yang kecil larut sempurna dalam air. Bagaimanapun perbandingan
volume yang kita buat, campurannya akan tetap menjadi satu larutan.Akan tetapi, kelarutan
berkurang seiring dengan bertambahnya panjang rantai hidrokarbon dalam alkohol. Apabila
atom karbonnya mencapai empat atau lebih, penurunan kelarutannya sangat jelas terlihat,
dan campuran kemungkinan tidak menyatu.
E. Kelarutan alkohol-alkohol kecil di dalam air
Perhatikan etanol sebagai sebuah alkohol kecil sederhana. Pada etanol murni dan air
murni yang akan dicampur, gaya tarik antar-molekul utama yang ada adalah ikatan hidrogen.
Untuk bisa mencampur kedua larutan ini, ikatan hidrogen antara molekul-molekul air dan
ikatan hidrogen antara molekul-molekul etanol harus diputus. Pemutusan ikatan hidrogen ini
memerlukan energi.Akan tetapi, jika molekul-molekul telah bercampur, ikatan-ikatan
hidrogen yang baru akan terbentuk antara molekul air dengan molekul etanol.
Energi yang dilepaskan pada saat ikatan-ikatan hidrogen yang baru ini terbentuk kurang
lebih dapat mengimbangi energi yang diperlukan untuk memutus ikatan-ikatan
sebelumnya.Disamping itu, gangguan dalam sistem mengalami peningkatan, yakni entropi
meningkat. Ini merupakan faktor lain yang menentukan apakah penyatuan larutan akan
terjadi atau tidak.
F. Kelarutan yang lebih rendah dari molekul-molekul yang lebih besar
Bayangkan apa yang akan terjadi jika ada, katakanlah, 5 atom karbon dalam masing-
masing molekul alkohol.
Rantai-rantai hidrokarbon menekan diantara molekul-molekul air sehingga memutus
ikatan-ikatan hidrogen antara molekul-molekul air tersebut.Ujung -OH dari molekul alkohol
bisa membentuk ikatan-ikatan hidrogen baru dengan molekul-molekul air, tetapi "ekor-ekor"
hidrogen tidak membentuk ikatan-ikatan hidrogen.Ini berarti bahwa cukup banyak ikatan
hidrogen awal yang putus tidak diganti oleh ikatan hidrogen yang baru.
Yang menggantikan ikatan-ikatan hidrogen awal tersebut adalah gaya-gaya dispersi van
der Waals antara air dan "ekor-ekor" hidrokarbon. Gaya-gaya tarik ini jauh lebih lemah. Itu
berarti bahwa energi yang terbentuk kembali tidak cukup untuk mengimbangi ikatan-ikatan
hidrogen yang telah terputus. Walaupun terjadi peningkatan entropi, proses pelarutan tetap
kecil kemungkinannya untuk berlangsung.Apabila panjang alkohol meningkat, maka situasi
ini semakin buruk, dan kelarutan akan semakin berkurang.
Sebagai pelarut
Etanol banyak digunakan sebagai sebuah pelarut. Etanol relatif aman, dan bisa
digunakan untuk melarutkan berbagai senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air.
Sebagai contoh, etanol digunakan pada berbagai parfum dan kosmetik.
B. Kegunaan metanol
Sebagai bahan bakar
Metanol jika dibakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air.
Metanol bisa digunakan sebagai sebuah aditif petrol untuk meningkatkan pembakaran,
atau kegunaannya sebagai sebuah bahan bakar independen (sekarang sementara
diteliti).
Sebagai sebuah stok industri
Kebanyakan metanol digunakan untuk membuat senyawa-senyawa lain seperti
metanal (formaldehida), asam etanoat, dan metil ester dari berbagai asam. Kebanyakan
dari senyawa-senyawa selanjutnya diubah menjadi produk.
C. Kegunaan propan-2-ol
Propan-2-ol banyak digunakan pada berbagai situasi yang berbeda sebagai sebuah
pelarut.