Anda di halaman 1dari 6

Reaksi antara natrium dan etanol

Rincian reaksi

Sebuah lempeng kecil dari natrium yang dimasukkan ke dalam etanol akan bereaksi stabil
menghasilkan gelembung-gelembung gas hidrogen dan membentuk larutan natrium etoksida yang
tidak berwarna, CH3CH2ONa. Natrium etoksida juga dikenal sebagai alkoksida.

Jika larutan diuapkan sampai kering, maka natrium etoksida akan tertinggal sebagai sebuah padatan
putih.

Walaupun jika dilihat sekilas tampak sebagai sebuah reaksi yang baru dan cukup rumit, namun
sebenarnya reaksi ini sama persis dengan reaksi antara natrium dan air (kecuali reaksinya yang
berlangsung lebih cepat).

Mari kita bandingkan antara kedua reaksi ini:

Untuk reaksi antara natrium dengan air, tentu saja kita biasa menuliskan hasil reaksinya, natrium
hidroksida, sebagai NaOH dan bukan HONa – inilah sebenarnya yang membedakan, yakni hanya dari
segi penulisan sebagaimana ditunjukkan pada gambar di atas.

Natrium etoksida sangat mirip dengan natrium hidroksida, kecuali bahwa hidrogen digantikan oleh
sebuah gugus etil. Natrium hidroksida mengandung ion-ion H- sedangkan natrium etoksida
mengandung ion-ion CH3CH2O-.

a. Alkohol primer, yaitu alkohol yang gugus –OH terikat pada C primer

b. Alkohol sekunder, yairu alkohol yang gugus –OH terikat pada C sekunder

c. Alkohol tersier, yaitu alkohol yang gugus –OH terikat pada C tersier
Alkohol Primer

Pada alkohol primer(1°), atom karbon yang membawa gugus -OH hanya terikat pada satu gugus alkil.

Beberapa contoh alkohol primer antara lain:

Perhatikan bahwa tidak jadi masalah seberapa kompleks gugus alkil yang terikat. Pada masing-
masing contoh di atas, hanya ada satu ikatan antara gugus CH2 yang mengikat gugus -OH dengan
sebuah gugus alkil.

Ada pengecualian untuk metanol, CH3OH, dimana metanol ini dianggap sebagai sebuah alkohol
primer meskipun tidak ada gugus alkil yang terikat pada atom karbon yang membawa gugus -OH.

Alkohol sekunder

Pada alkohol sekunder (2°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan dua
gugus alkil, kedua gugus alkil ini bisa sama atau berbeda.

Contoh:

Alkohol tersier

Pada alkohol tersier (3°), atom karbon yang mengikat gugus -OH berikatan langsung dengan tiga
gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang sama atau berbeda.

Contoh:
Kelarutan alkohol-alkohol kecil di dalam air

Perhatikan etanol sebagai sebuah alkohol kecil sederhana. Pada etanol murni dan air murni yang
akan dicampur, gaya tarik antar-molekul utama yang ada adalah ikatan hidrogen.

Untuk bisa mencampur kedua larutan ini, ikatan hidrogen antara molekul-molekul air dan ikatan
hidrogen antara molekul-molekul etanol harus diputus. Pemutusan ikatan hidrogen ini memerlukan
energi.

Akan tetapi, jika molekul-molekul telah bercampur, ikatan-ikatan hidrogen yang baru akan terbentuk
antara molekul air dengan molekul etanol.

Energi yang dilepaskan pada saat ikatan-ikatan hidrogen yang baru ini terbentuk kurang lebih dapat
mengimbangi energi yang diperlukan untuk memutus ikatan-ikatan sebelumnya.
Disamping itu, gangguan dalam sistem mengalami peningkatan, yakni entropi meningkat. Ini
merupakan faktor lain yang menentukan apakah penyatuan larutan akan terjadi atau tidak.

Parafin (Dirjen POM, 1979).

 Nama resmi : Paraffinum liquidum

 Nama lain : Parafin cair

 Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluorensensi, tidak berwarna, hampir


tidak berbau, hampir tidak mempunyai warna.

 Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%), larut dalam
kloroform dan dalam eter.

 Uji Lucas

Uji lucas digunakan untuk memebedakan alkohol – alkohol primer, sekunder, dan tersieryang dapat
larut dalam air. Reagen lucas merupakan suatu campuran asam kloridapekat dan seng klorida. Seng
klorida adalah suatu asam lewis, yang ketika ditambahkan dalam asam klorida akan membuatlarutan
menjadi lebih asam. Alkohol tersier yang larut dalam air akan bereaksi denga cepat dengan reagen
lucas membentuk alkil klorida yang tak larut dalam larutan berair. Adapun pada alkohol tersier
terindikasikan dengan adanya pembentukan fas cair kedua yang terpisah dari larutan semula di
dalam tabung reaksi dengan segera setelah alkohol bereaksi. Alkohol sekunder berjalan lambat dan
setelah pemanasan akan terbentuk fasa cair lapisan kedua biasanya setelah 10 menit. Alkohol
primer dan metanol tidak dapat bereaksi pada kondisi ini.

Pada alkohol tersier, atom klor biasanya terikat pada atom karbon yang sebelumnya mengikat gugus
–OH. Pada alkohol sekunder, seringkali atom klor ini terikat pada atom karbon yang mengikat gugus
hidroksi. Namun penataan ulang dapat saja terjadi yang mengakibatkan terikatnya atom klor tidak
terjadi pada atom karbon yang sebelumnya mengikat –OH. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut.

1. Reaksi secara umum + reagen Lucas

2. alkohol primer + reagen Lukas à tidak ada reaksi

3. alkohol sekunder + reagen Lukas

4. alkohol tersier + reagen Lukas


Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan ini adalah menentukan sifat fisika dan kimia dari alkohol dan fenol,
dengan mereaksikannya dengan air, senyawa n –heksana, Na2CO3, dan NaHCO3 serta untuk
membedakan alkohol primer(metanol), dan sekunder (2-propanol) dengan menggunakan pereaksi
lucas.

Anda mungkin juga menyukai