Anda di halaman 1dari 3

Media Pembelajaran Puzzle

Karya : Rizki Siddiq Nugraha


Siti Putri Indriani
(http://www.tintapendidikanindonesia.com/2016/12/media-pembelajaran-puzzle_5.html)
diakses 28 maret 2017

Puzzle berasal dari bahasa Inggris yang artinya membuat bingung atau teka teki. Menurut
situs wikipedia (2016) A puzzle is a game, problem, or toy that tests a person's ingenuity or
knowledge, artinya Sebuah teka-teki adalah permainan, masalah, atau mainan yang menguji
kecerdikan atau pengetahuan seseorang. Menurut Rokhmat (2006:50) puzzle adalah permainan
konstruksi melalui kegiatan memasang atau menjodohkan kotak-kotak, atau bangun-bangun
tertentu sehingga akhirnya membentuk sebuah pola tertentu Sedangkan menurut Rahmanelli
(2007:24) menyebutkan, puzzle adalah permainan merangkai potongan-potongan gambar yang
berantakan menjadi suatu gambar yang utuh.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa puzzle adalah suatu game atau permainan
merangkai bagian-bagian terpisah dari sebuah gambar menjadi gambar utuh yang berfungsi
menguji pengetahuan seseorang. Jika dikaitkan dalam pembelajaran, maka puzzle adalah sebuah
istilah yang tidak asing lagi yaitu belajar sambil bermain. Gambar tersebut berhubungan dengan
materi yang harus dikuasai siswa. Melalui pembelajaran menggunakan media puzzle kita
mengamati anak yang memang belajar dengan sungguh-sungguh, siswa akan terus mencoba
sampai puzzle tersusun dengan benar dan siswa yang tidak belajar sungguh-sungguh ia akan
meninggalkan puzzle begitu saja.
Terdapat lima jenis Puzzle menurut Hadfield dalam Rahmanelli (2008:30) yaitu:
1. Spelling Puzzle
Spelling Puzzle yaitu puzzle yang terdiri dari huruf-huruf acak untuk dijodohkan
menjadi kosa kata yang benar sesuai dengan pertanyaan atau pernyataan yang ada.
2. Jigsaw Puzzle
Puzzle ini berupa beberapa pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab kemudian dari
jawaban itu diambil huruf-huruf pertama untuk dirangkai menjadi sebuah kata yang
merupakan jawaban pertanyaan yang paling akhir.
3. The Thing Puzzle
Puzzle ini berupa deskripsi kalimat-kalimat yang berhubungan dengan gambar-gambar
benda untuk dijodohkan. Pada akhirnya setiap deskripsi kalimat akan berjodoh pada gambar
yang telah disediakan secara acak.
4. The letter(s) readiness puzzle
The letter(s) readiness puzzle adalah puzzle yang berupa gambar-gambar disertai dengan
huruf-huruf nama gambar tersebut, tetapi huruf itu belum lengkap.
5. Crosswords Puzzle
Puzzle yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan cara memasukan
jawaban (huruf atau anggka) tersebut ke dalam kotak-kotak yang tersedia baik secara
horizontal maupun vertikal Puzzle ini sering disebut dengan permainan permainan teka-teki
silang atau TTS.
Puzzle dapat dibuat dari berbagai bahan baik elektronik maupun non elektronik. Misalnya
menggunakan photoshop, dari kardus, kertas, kayu dan masih banyak lagi sesuai dengan
kreativitas masing-masing.
Secara umum, langkah-langkah membuat puzzle adalah:
1. Membuat sketsa gambar atau menggunakan gambar yang sudah ada
2. Membuat pola puzzle
3. Memotong gambar sesuai dengan pola
Setiap media pembelajaran memiiki manfaat masing-masing, Al-azizy (2010:79)
menyebutkan, Manfaat Puzzle yaitu mengasah otak, melatih koordinasi mata dan tangan,
melatih nalar, melatih kesabaran, dan pengetahuan. Secara garis besar, manfaat puzzle bagi anak
dijabarkan sebagai berikut:
1. Meningkatkan keterampilan kognitif
Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan
masalah. Puzzle merupakan permainan yang menarik bagi anak karena pada dasarnya anak
menyukai gambar dan warna yang menarik. Dengan puzzle, anak akan berusaha memecahkan
masalah, yakni menyusun gambar.
2. Meningkatkan keterampilan motorik halus
Keterampilan motorik halus berkaitan dengan kemampuan anak menggunakan otot-otot
kecil khususnya tangan dan jari-jari tangan. Dengan bermain puzzle, anak akan belajar secara
aktif menggunakan jari-jari tangannya.
3. Meningkatkan keterampilan sosial
Keterampilan sosial merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Puzzle dapat dimainkan secara perorangan, namun juga dapat pula dimainkan secara
kelompok. Cara ini akan meningkatkan interaksi sosial anak. Dalam kelompok anak akan
saling menghargai, saling membantu, dan berdiskusi satu sama lain.
4. Melatih koordinasi mata dan tangan
Dengan bermain puzzle anak secara tidak langsung melatih koordinasi mata untuk
melihat dengan teliti bagian dari puzzle sekaligus koordinasi tangan dalam menyusun puzzle.
5. Melatih logika
Puzzle juga dapat melatih logika anak. Misalnya puzzle bergambar manusia. Anak
dilatih menyimpulkan di mana posisi kepala, tangan, badan, dan kaki sesuai logika.
6. Melatih kesabaran
Bermain puzzle memerlukan ketekunan, kesabaran, dan memerlukan waktu berpikir
dalam menyelesaikan puzzle.
7. Memperluas pengetahuan
Anak akan belajar banyak hal dari puzzle, mulai dari warna, bentuk, angka, huruf,
hewan, tumbuhan, dan masih banyak lagi. Pengetahuan yang diperoleh dari cara ini biasanya
berkesan bagi anak.
Berikut beberapa contoh media pembelajaran puzzle:
Daftar Pustaka
Al-Azizy. 2010. Ragam Latihan Khusus Asah Ketajaman Otak Anak Plus Melejitkan Ingatannya.
Jogjakarta: Diva Press.Rahmanelli. 2007. Efektivitas Pemberian Tugas Media Puzzle dalam
Pembelajaran Geografi Regional. Jurnal Pelangi Pendidikan. Vol. 2 (1): 23-30.
Rahmanelli. 2007. Efektivitas Pemberian Tugas Media Puzzle dalam Pembelajaran Geografi
Regional. Jurnal Pelangi Pendidikan. Vol. 2 (1): 23-30.
Rokhmat, Joni. 2006. Pengembangan Taman Edukatif Berbasis Permainan untuk Permainan di
TK dan SD. Jurnal Dinamika Pendidikan. Vol. 2 (1): 45-52.
____(2016). Puzzle. [Online]. Diakses dari: https://en.wikipedia.org/wiki/Puzzle.

Anda mungkin juga menyukai