Anda di halaman 1dari 3

PETUNJUK LAPANG

PENGENDALIAN PENYAKIT LAYU FUSARIUM TOMAT: APLIKASI ABU BAHAN


ORGANIK

Oleh :

Bilan Nur Ramadhan / A1L014052

Saimara Ipindo Sitepu / A1L014053

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

AGROTEKNOLOGI

PURWOKERTO

2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman tomat merupakan salah satu komoditas hortikultura yang sangat berpotensi untuk

dikembangkan, karena memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan potensi ekspor yang besar.

Peningkatan kebutuhan tomat sering tidak diimbangi dengan peningkatan produksinya. Produksi

tomat di Indonesia setia tahun mengalami fluktuasi.

Salah satu kendala yang menjadi factor pembatas dalam meningkatkan produksi tanaman

tomat adalah penyakit layu fusarium. Layu fusarium ini merupakan penyakit penting dan secara

ekonomi merugikan karena sampai saat ini belum ada pengendalian kimia yang efektif. Penyakit

disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici (Sacc.). Jamur ini merupakan

pathogen tular-tanah yang mampu bertahan dalam jangka yang panjang dalam bentuk

klamidospora meskipun tidak tersedia tanaman inang. Oleh karena itu penyakit layu fusarium ini

sangat sulit untuk dikendalikan. Pengendalian secara hayati dan pengelolaan kesuburan tanah

merupakan pilihan yang efisien untuk mengendalikan penyakit ini.

Pertumbuhan tanaman tomat dapat ditingkatkan dengan dengan memperbaiki teknik

budidaya tanaman, salah satunya dengan cara pemberian pupuk organik yang mengandung kalium,

seperti abu sekam, abu leguminose, dan kompos kotoran ayam. Kandungan unsur kalium yang

cukup untuk kebutuhan tanaman mengakibatkan dinding sel menjadi lebih tebal, kadar senyawa

fenol tinggi, dan cairan selnya mengandung asam amino yang tinggi sehingga tidak disukai

patogen.
B. Tujuan

1. Petani mampu membuat pupuk organik dari abu sekam maupun abu leguminose.

2. Petani mampu mengolah tanah dengan baik.

3. Petani mampu menerapkan serta meng-Aplikasikan abu sekam dan abu leguminose pada

saat pengolahan tanah.

C. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan yaitu abu sekam dan abu leguminose yang didapat dengan cara

membakar sekam dan leguminose yang telah kering, dan bibit tomat yang siap untuk ditanam. Alat

yang digunakan yaitu cangkul, tugal, sabit, dan tali raffia,

D. Langkah Kerja

1. Tanah dibersihkan dari segala gulma yang ada.

2. Keringkan sekam dan tanaman leguminose

3. Bakar sekam dan tanaman leguminose yang telah kering sampai menjadi abu

4. Pemberian abu sekam dan leguminose dilakukan pada saat pengolahan tanah yang dapat

dicampurkan pada pupuk kandang.

Anda mungkin juga menyukai