Anda di halaman 1dari 4

LINGKUNGAN DAN SUMBER DAYA ALAM

TUGAS INDIVIDU PENGGANTI UJIAN TENGAH SEMESTER


SURVEY TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH DI BAKUNG

Disusun oleh :
Hadi Kusuma (22116112)

PWK-RB

Dosen Pengajar :
Zulqadri Ansar S.T., M.T.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN INFRASTUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
T.A 2017/2018
ULASAN MENGENAI TPA BAKUNG
Narasumber : Roni Firlian Artan S.H. beserta staff staff lain.
Hari tanggal : Rabu, 4 Oktober 2017.
Tempat : TPA Bakung di Teluk betung Barat, Bandar Lampung.

A. Latar Belakang
Sampah adalah materi sisa yang sudah habis terpakai yang tidak bernilai lagi.
Menurut UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah
adalah sisa kegiatan sehari - hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat
atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak
dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang kelingkungan.
Seiring perkembangan waktu dengan pertambahan penduduk, sampah pasti akan
mengalami peningkatan, karena manusia pasti menghasilkan sampah perharinya, tak
peduli usianya. Sampah-sampah itu ada yang dapat terurai dan tidak, bahkan ada
yang memerlukan waktu hingga 100 tahun hingga hancur. Hal itulah yang
menyebabkan sampah terus menumpuk yang tentunya bisa berakibat merugikan bagi
kita. Sampah-sampah ini selanjutnya dikirim ke TPA atau Tempat Pembuangan Akhir
yaitu tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya dan
tempat dimana sampah ditempatkan secara aman agar tidak menimbulkan gangguan
kesehatan maupun terhadap lingkungan sekitarnya.

B. Survey Tempat Pembuangan Akhir ( Sampah ) di Bakung


Pada tanggal 04 Oktober 2017, tepatnya pada hari Rabu, dilakukan sebuah survey
ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Bakung yang diikuti oleh seluruh kelas RB
jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota yang ditugaskan oleh bapak Zulqadri Ansar
S.T., M.T.

Sumber : hasil foto di TPA bakung

Dari Hasil survey yang dilakukan di dapat sebuah informasi bahwa TPA ini
sudah berdiri sejak tahun 1994 dan mempunyai luas sebesar 14,1 Hektar. Pak Roni
Firlian selaku Kasubag TU TPA bakung berkata pembuangan sampah di TPA
Bakung Bandar Lampung perhari bisa mencapai 800 Ton dan itu belum termasuk tinja
dan limbah perusahaan.yang pekerjanya terdiri dari tukang sapu, sokli, satgas, truk
sampah. Di TPA bakung pula memiliki 109 kendaraan truk jika ditambah pick up dan
kendaraan roda 3 menjadi 400-an kendaraan pengangkut sampah. Sampah sampah
di sana akan dilakukan pemilahan, yang pertama untuk menjadi kompos ( biasanya
sampah yang digunakan tipe tipe sayuran ) dan kedua sampah yang tidak terolah
biasanya akan dipilah oleh pemulung untuk dijadikan benda bermafaat.
dulunya TPA ini hampir di beli oleh pihak luar yaitu jepang dan rusia bahkan
orang jerman pun ingin membeli lahan TPA ini tetapi saya menolak karena dulunya
tempat ini bekas kakek saya dan sudah banyak kenangan yang saya lalui di lahan ini
selama kurang lebih 20 tahun kata pak Roni selaku Kasubag TU. Pada tahun 2000-an
TPA Bakung ini lebih optimal daripada sekarang yaitu airnya bersih dan pembuangan
sampah lebih terkontrol dan terkendali karena jauh dari pemukiman.
Tetapi semenjak adanya pembangunan perumahan dekat TPA munculnya
saluran drainase yang membuat air yang ada di TPA bakung kotor dan bewarna hitam.
Dan juga di TPA ini pernah terjadi kebakaran yang diakibatkan oleh gas metana yang
menyebabkan polusi resapan sampah sehingga masyarakat sekitar melakukan demo
pada TPA Bakung. Alat alat pengola sampah yang ada di sana pun banyak yang sulit
berfungsi lagi bahkan ada yang sudah rusak yang diakibatkan lambatnya anggaran
dana ke TPA bakung sehingga proses perbaikan atau pergantian alat alat pengola
sampah yang baru sangat sulit dilakukan.lambatnya anggaran dana ke TPA ini akibat
pembangunan fly over yang lebih diutamakan oleh pemerintah kota, ujar pak Roni.
Akibat dari lambatnya anggaran ini, sehingga membuat pengolaan sampah pun
menjadi lambat pula; lalu pihak TU TPA Bakung ingin menambah lahan 5 Hentar lagi,
karena yang diketahui bahwa peningkatan sampah terus meningkat dari tahun ke
tahun. Tetapi untuk penambahan lahan itu belum berjalan sebagaimana semestinya
karena belum dapat anggaran dari pemerintah kota provinsi Lampung.
Pihak Dinas TPA Bakung sudah menghimbau kepada masyarakat tetapi
kesadaran masyarakat sangatlah minim untuk membuang sampah pada tempatnya.
Maka dari itu peran pemerintah sangatlah penting dalam menanggulangi masalah ini,
karena jika kurangnya dukungan dari pemerintah maupun masyarakat sekitar bisa saja
berakibat fatal yang bisa menyebarkan penyakit sehingga bisa berujuk kepada
kematian dari kelalaian masyarakit maupun pemerintah itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai