Anda di halaman 1dari 31

1.

KABINET PRESIDENSIAL
Pengertian, Sistem Dan Kabinet Presidensial Serta Tugasnya Sistem presidensial (presiden),
juga disebut sistem kongres, sistem pemerintahan republik di mana kekuasaan eksekutif dipilih
melalui pemilu dan memisahkan kekuasaan legislatif.
Kedaulatan negara dipisahkan (separation of power) menjadi tiga cabang kekuasaan, yakni
legislatif, eksekutif, dan yudikatif, yang secara ideal diformulasikan sebagai Trias Politica oleh
Montesquieu.
Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat untuk masa kerja yang lamanya
ditentukan konstitusi.
Konsentrasi kekuasaan ada pada presiden sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan.
Dalam sistem presidensial para menteri adalah pembantu presiden yang diangkat dan
bertanggung jawab kepada presiden.
Sistem Presidensial
Disebut sistem presidensial, bentuk pemerintahan harus memiliki tiga unsur, yaitu:
Presiden terpilih yang di pilih oleh rakyat
Presiden sekaligus menjabat sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, dan dalam
posisi ini mengangkat pejabat pemerintah yang bersangkutan.
Presiden harus dijamin memiliki kekuasaan legislatif oleh konstitusi atau konstitusi.
Sistem Presidensial
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan
karena rendah subjektif seperti kurangnya dukungan politik. Tetapi tidak ada mekanisme untuk
mengontrol presiden. Jika presiden melanggar konstitusi, pengkhianatan, dan melibatkan
masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan. Ketika ia dipecat karena pelanggaran tertentu,
biasanya seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya.
Model ini diadopsi oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-negara
Amerika Latin dan Amerika Tengah.
Ciri-ciri pemerintahan presidensial, yaitu:
Dipimpin oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara.
Kekuasaan eksekutif diangkat menjadi presiden oleh demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
Presiden memiliki hak prerogatif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan
menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
Menteri yang bertanggung jawab hanya untuk kekuasaan eksekutif (tidak kekuasaan
legislatif).
Kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif tidak bisa dipaksakan oleh legislatif.
Kelebihan dan kelemahan dari sistem presidensial
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial:
Cabang eksekutif adalah posisi yang lebih stabil karena tidak tergantung pada parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, istilah
presiden AS empat tahun, Presiden Filipina adalah enam tahun dan Presiden Indonesia
adalah lima tahun.
Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa
jabatannya.
Legislatif bukan tempat regenerasi untuk posisi eksekutif karena dapat diisi oleh orang
luar, termasuk anggota parlemen.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial:
Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan
kekuasaan mutlak.
Sistem Akuntabilitas kurang jelas.
Pengambilan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara
eksekutif dan legislatif, sejauh tidak keputusan tegas
Membuat keputusan memakan waktu yang lama.
Sistem Semipresidensial
Sistem semipresidensial adalah sistem pemerintahan yang menggabungkan kedua sistem
pemerintahan presidensial dan parlementer.
Sistem ini juga disebut dengan Dual Eksekutif (Eksekutif Ganda). Dalam sistem ini, presiden
dipilih oleh rakyat sehingga memiliki kekuasaan yang kuat. Presiden melaksanakan kekuasaan
bersama-sama dengan perdana menteri.
Sistem ini digunakan oleh Republik Kelima Perancis
Ciri-ciri pemerintahan semipresidensial yaitu:
Dari presidensial
Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif.
Dari parlementer
Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala pemerintahan sedangkan kepala
negara dikepalai oleh presiden.
Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
Kabinet Presidensial
Kabinet Presidensial adalah kabinet pertama dibentuk di Indonesia setelah Proklamasi
Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Kabinet pertama ini hanya formal dan tidak dapat
melaksanakan roda pembangunan dan pemerintahan.
Nama kabinet pertama ini yang juga sering dieja Kabinet Presidentiil. Dinamakan demikian
karena setelah kemerdekaan, Indonesia telah mengadopsi sistem presidensial di mana presiden
berfungsi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.
Tugas Presiden sebagai Kepala Negara:
Kepala negara adalah orang yang memimpin negara dan sebagai simbol resmi negara Indonesia
di dunia yang memiliki tugas sebagai berikut:
Membangun dan mengajukan anggota hakim konstintusi.
Mengambil duta dan konsul ke negara-negara lain dengan pertimbangan DPR.
Menerima duta besar dari negara-negara lain dengan pertimbangan DPR.
Memberikan Grasi dan Rehabilitasi dengan pertimbangan Mahkamah Agung / MA.
Memberikan Amnesti dan Abolisi Rehabilitasi dengan pertimbangan DPR.
Memegang kekuasaan tertinggi dari Angkatan Udara / Angkatan Udara, Angkatan Darat /
TNI dan Angkatan Laut / Angkatan Laut.
Menyatakan keadaan bahaya bahwa istilah yang ditetapkan oleh hukum.
Menyatakan perang dengan bangsa lain, perdamaian dengan negara dan perjanjian
dengan negara lain dengan persetujuan DPR lainnya.
Buatlah kesepakatan mengenai kehidupan banyak orang, mempengaruhi beban keuangan
negara dan atau memerlukan revisi / pembentukan UU harus mendapat persetujuan
parlemen.
Memberikan judul, dekorasi, kehormatan dan diatur oleh Undang-Undang
Menetapkan calon Hakim Agung yang diajukan oleh / Komisi Yudisial KY dengan
persetujuan DPR.
Saat membuka anggota BPK dipilih atas dasar Parlemen DPD.
Membentuk Dewan Pertimbangan yang memiliki tugas memberikan saran dan
pertimbangan kepada Presiden diatur oleh hukum.

Tugas Presiden sebagai Kepala Pemerintahan:


Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh menteri-menteri dalam kabinet, memegang
kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan sehari-hari. Tugas presiden
sebagai kepala pemerintahan adalah sebagai berikut:
Menjalankan memerintah dengan dibantu oleh menteri dan staf
Menetapkan peraturan
Megajukan RUU

2. MAKNA KEMERDEKAAN
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 menyimpan arti dan makna yang mendalam bagi bangsa
Indonesia. Betapa tidak, berabad-abad lamanya negara ini diduduki, dikuasai dan dijajah bangsa
asing mulai dari Portugis, Spanyol, Inggris, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC),
Belanda, hingga Jepang.
Para pejuang dan pahlawan bangsa beradarah-darah mempertaruhkan segala jiwa dan raganya
supaya Nusantara ini terbebas dari penjajahan, merdeka! Kita bisa bekerja, sekolah, beribadah
dan berbuat segala sesuatu dengan tenang setelah kemerdekaan itu diraih.
Maka, tugas generasi bangsa saat ini adalah bagaimana kemerdekaan itu menjadi modal
pembangunan nasional. Pembangunan di bidang infrastruktur, pendidikan, ekonomi, sosial-
budaya, politik, teknologi, dan lain sebagainya.
Makna kemerdekaan sebagai modal pembangunan nasional akan tercapai bila pembangunan itu
ditujukan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia seutuhnya, bukan untuk
investor asing. Indonesia adalah negara matirim, negara agraria, dan negara industri dengan
sumber daya alam (SDA) yang sangat melimpah ruah.
Kekayaan Nusantara itu menjadi incaran negara-negara di dunia dengan menguasai kilang
minyak, pertambangan, kelapa sawit, semen, dan sejumlah komoditas penting yang tidak
dipunyai negara lain. Mereka menguasai pusat sumber daya alam Indonesia dengan alasan
investasi.
Para pemimpin bangsa pembuat kebijakan regulasi pun rata-rata memuluskan para investor
asing, karena mendapatkan uang yang tidak sedikit. Dalihnya pun sama, yaitu investasi. Maka,
bentuk penjajahan baru di Indonesia saat ini adalah kapitalisme.
Sumber kekayaan Nusantara yang diberikan Tuhan dan dirawat dengan baik oleh para leluhur
bangsa, diperjuangkan para pahlawan, sekarang harus terjual dan dinikmati bangsa asing. Maka,
pembuat kebijakan seperti bupati atau gubernur yang mengesahkan penjajahan baru berkedok
investasi itu bisa disebut orang penghianat.
Persis pada zaman kolonialisme Belanda, Bupati dan para penguasa adalah orang-orangnya
Kolonialisme Belanda. Bupati dan para penguasa ikut memerangi para pejuang yang melakukan
pemberontakan pada pemerintah Hindia-Belanda. Di mata mereka, pejuang kemerdekaan adalah
pemberontak. Itu terjadi pada tahun 1800-an atau era perjuangan Pangeran Diponegoro.

Arti makna kemerdekaan


Lismanto, seorang cendekiawan kelahiran Kabupaten Pati, Jawa Tengah membagi kemerdekaan
menjadi dua kategori, yaitu: kemerdekaan formal dan kemerdekaan substansial.
Kemerdekaan formal adalah kemerdekaan yang diperoleh suatu negara, baik secara de facto
maupun de jure. Artinya, syarat-syarat suatu negara untuk dikatakan merdeka sudah didapatkan.
Kemerdekaan substansial adalah kemerdekaan suatu negara yang benar-benar berdaulat di
berbagai bidang, baik bidang politik, ekonomi, pendidikan, budaya, teknologi, hukum, dan
sebagainya. Dalam kemerdekaan substansial, bangsa tidak terikat dengan perjanjian atau hal-hal
yang membuatnya tidak berdaulat secara penuh.
Di bidang ekonomi, misalnya. Indonesia bisa dikatakan belum merdeka secara substansial karena
ladang-ladang minyak, pertambangan, kelapa sawit, sawit, dan industri-industri raksasa lainnya
yang mencaplok sumber daya alam Indonesia diangkut bangsa asing, bukan untuk kemakmuran
dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
"Di bidang hukum, kita belum bisa merdeka secara substansial karena Kitab Hukum Undang-
undang Pidana (KUHP) masih mengadopsi hukum Belanda. Di bidang politik, masih ada
perjanjian-perjanjian internasional yang membuat bangsa tidak berdaya, tidak bisa apa-apa, dan
terikat. Itu artinya, Indonesia secara substansial masih belum merdeka," ujar Lismanto yang
merupakan alumnus Jurusan Hukum Pidana dan Politik Islam UIN Walisongo Semarang.

Perang baru mengancam Indonesia


Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyebut, Indonesia saat ini terancam dengan
adanya perang baru bernama proxy war. Tujuannya adalah jelas, penguasaan sumber daya alam
yang melimpah di Indonesia.
Kasus lepasnya Timor-Timur menjadi Timor Leste dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) adalah salah satu contoh proxy war. Sebuah perang tanpa bentuk, tidak dikenal lawan
atau kawan, lawan menggunakan pihak ketiga untuk memecah belah dan menguasai lawannya.
Jika masih ada proxy war, berarti pelajar, mahasiswa, politisi, pengusaha, pejabat, santri, dan
semua elemen bangsa harus punya niat hati yang ikhlas dan tulus untuk ikut berperang melawan
penjajahan baru dari bangsa asing yang ingin menguasai sumber daya alam Indonesia dan
mewujudkan kemerdekaan yang substansial-hakiki.
Itulah artikel tentang arti, makna dan hakikat kemerdekaan 17 Agustus 1945 bagi bangsa
Indonesia yang bisa dijadikan sumber/referensi untuk membuat makalah, skripsi, tesis, disertasi,
esai, publikasi ilmiah lainnya selama mencantumkan sumber.

3. ARTI PENTINGNYA IDEOLOGI BAGI SUATU NEGARA


Arti Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara| Pentingnya ideologi dilihat dari fungsi dan
peranannya. Makna dan arti ideologi bagi suatu negara/bangsa adalah sesuatu memiliki fungsi
sebagai pandangan hidup dan sebagai petunjuk arah semua dalam kehidupan hidup serta
penghidupan bangsa di berbagai aspek-aspek atau bidang dalam kehidupan masyarakat, bangsa,
dan negara. Sebelum mengarah ke topik kita 'Pentingnya Ideologi bagi Suatu Negara' , masih
ingatkah teman-teman mengenai pengertian ideologi itu sendiri ?...Secara umum, Pengertian
Ideologi adalah kumpulan suatu gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan dengan
menyeluruh dan sistematis, menyangkut seluruh bidang kehidupan manusia.
Pentingnya Ideologi Bagi Suatu Negara - Ideologi suatu negara sangat penting karena sangat
bermakna dalam bagi suatu negara. Pentingnya ideologi bagi suatu negara dapat disimpulkan
dalam beberapa point-point antara lain sebagai berikut...
Negara mampu membangkitkan kesadaran mengenai kemerdekaan, memberikan orientasi
mengenai dunia beserta isinya, serta memberikan motivasi perjuangan untuk mencapai
apa yang dicita-citakan.
Dengan ideologi nasionalnya suatu bangsa dan negara dapat berdiri kukuh dan tidak
mudah terombang ambing oleh pengaruh ideologi lain serta dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang ada.
Ideologi memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang di cita-citakan.
Ideologi dapat mempersatukan orang dari seluruh pandangan hidup atau berbagai
ideologi
Ideologi mempersatukan orang dari seluruh agama
Ideologi memiliki arti yang penting karena mampu mengatasi konflik atau ketegangan
sosial
Indonesia menganut ideologi Pancasila, karena pancasila merupakan pandangan hidup bangsa
Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai petunjuk arah bagi seluruh rakyat indonesia dalam
membentuk sikap, moral, watak, perilaku, tata nilai, etika karena Pancasila adalah way of life.
Dengan demikian, pancasila selalu terpancar dalam segala tingkah laku dan perbuatan setiap
rakyat indonesia.
Pentingnya paham atau ideologi di dalam sebuah negara tentu saja sangatlah mutlak, karena
ideologi yang dianut sebuah bangsa atau negara maka di dalamnya terkandung cita cita dan
impian yang ingin dicapai oleh negara tersebut. Ideologi ini sangatlah diperlukan karena ideologi
bisa membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan dan juga memberikan motivasi untuk
melakukan perlawanan terhadap penjajahan. Pentingnya ideologi ini bisa dilihat dari fungsi
ideologi itu sendiri, ideologi bagi suatu bangsa ialah sesuatu yang berfungsi sebagai petunjuk
arah dan juga pandangan hidup di semua kegiatan hidup suatu bangsa di berbagai aspek
kehidupan.
Ideologi sangatlah diperlukan oleh suatu bangsa atau negara demi mewujudkan keinginan atau
tujuan dari negaranya. Tanpa adanya kesepakatan bersama maka akan sangat mustahil untuk
mewujudkan harapan atau cita cita dari negara tersebut. Oleh karena ideologi ini begitu sangat
penting maka ada baiknya bila kita mengetahui apa arti penting ideologi ini bagi negara. mari
kita ulas 6 Arti Penting Ideologi Bagi Suatu Bangsa dan Negara.
Seperti berdasarkan uraian diatas yang telah menyebutkan bahwa ideologi ini mempunyai arti
yang sangat penting bagi negara, maka inilah arti pentingnya ideologi terhadap suatu negara :
1. Dengan memiliki ideologi nasional maka suatu bangsa dan negara bisa berdiri dengan
kukuh dan tidak mudah goyah atau terombang ambing oleh pengaruh dari ideologi lain
dan bisa menghadapi persoalan yang ada.
2. Negara atau bangsa bisa membangkitkan kesadaran akan pentingnya kemerdekaan,
memberikan motivasi akan perjuangan untuk menggapai cita cita dan memberikan
orientasi terhadap dunia dan semua isinya.
3. Ideologi bisa mempersatukan orang dari berbagai latar belakang. Seperti mempersatukan
orang dari berbagai macam golongan, ras, agama dan suku. Bahkan juga bisa
menyatukan orang dari berbagai ideologi.
4. Ideologi juga memberikan tujuan dan arah yang jelas menuju kehidupan yang ingin
diimpikan atau diinginkan. Sebuah ideologi yang dihayati dan juga diamalkan oleh
seluruh rakyat akan dapat mewujudkan kesatuan dan persatuan demi kelangsungan
hidupnya.
5. Ideologi bisa mengatasi konflik, masalah ataupun ketegangan sosial yang terjadi di
masyarakat.
6. Ideologi bisa dan mampu mempersatukan orang dari berbagai agama.
Dan demikian itulah penjabaran serta ulasan mengenai arti penting dari ideologi. Ideologi di
setiap negara memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakatnya. Begitupun juga dengan di
indonesia yang menganut ideologi pancasila, pancasila juga mempunyai arti penting bagi
kehidupan seluruh rakyat yang ada di indonesia. Karena di dalam pancasila terdapat impian, cita
cita dan tujuan yang ingin dicapai serta diraih oleh bangsa indonesia. Dan begitu juga dengan
ideologi lainnya, mereka memiliki tujuan dan cita cita yang ingin diwujudkan.
4. NORMA KESOPANAN
Pengertian Norma Kesopanan, Fungsi dan Contoh-contohnya
Para pembaca yang budiman didalam pelajaran sosiologi ada banyak norma yang berada di
negara kita Indonesia, yang dimana satu sama lain saling mendukung untuk terciptanya
kedamaian dalam bermasyarakat, salah satunya adalah norma kesopaan dan pada arikel ini kita
akan membahas tentang norma pengertian kesopanan, fungsi dan contoh-contohnya dalam
kehidupan bermasyarakat.
A. Pengertian Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok itu.
Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-
beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu.
Norma kesopanan sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam bermasyarakat, karena
norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat. Sekali saja ada pelanggaran terhadap
norma kesopanan, pelanggar akan mendapat sanksi dari masyarakat, semisal cemoohan.
kesopanan merupakan tuntutan dalam hidup bersama. Ada norma yang harus dipenuhi supaya
diterima secara sosial.
Jika dibandingkan dengan norma hukum, sanksi bagi pelanggar norma kesopanan memang
bersifat tidak tegas. Namun bukan berarti kita bisa seenaknya melanggar norma ini. Karena
walaupun demikian, masyarakat tetap dapat dmemberikan hukuman moril berupa cemoohan,
celaan, hinaan, atau dikucilkan dan diasingkan dari pergaulan serta dipermalukan.

B. Fungsi Norma Kesopanan


Fungsi norma kesopanan antara lain adalah:
1. Membatasi seseorang berperilaku di luar batas kesopanan pada umumnya
2. Belajar menghargai diri sendiri.
Norma kesopanan itu menyangkut adat ketimuran yg mendasari kehidupan kita, tapi sayangnya
karena hanya norma, maka planggarannya tidak berdampak hokum hanya saksi sosial...dan
norma itu mudah begeser..tergantung dari perilaku masyarakat itu sendiri.
C. Contoh Norma Kesopanan
Contoh-contoh norma kesopanan dalam bermasyarakat antara lain:
1.Menghormati orang yang lebih tua.
2.Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.
3.Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.
4.Tidak meludah di sembarang tempat.
5.Tidak menyela pembicaraan.

Arti Penting Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara


Aturan dalam masyarakat memiliki arti yang sangat penting bagi terciptanya ketertiban dan
keharmonisan masyarakat. Norma dalam masyarakat terbentuk karena ada berbagai perbedaan
individu. Sebagai mahluk individu, manusia memiliki kepribadian, kepentingan, keinginan,
tujuan hidup yang berbeda satu dengan yang lain. Agar segala perbedaan tersebut tidak
menimbulkan perpecahan, ketidaktertiban dalam masyarakat, maka dibuatlah peraturan atau
norma. Fungsi aturan dalam masyarakat antara lain:
1. Pedoman dalam bertingkah laku. Norma memuat aturan tingkah laku masyarakat dalam
pergaulan sosial.
2. Menjaga kerukunan anggota masyarakat. Norma mengatur agar perbedaan dalam
masyarakat tidak menimbulkan kekacuan atau ketidaktertiban.
3. Sistem pengendalian sosial. Tingkah laku anggota masyarakat diawasi dan dikendalikan
oleh aturan yang berlaku.

Dalam kehidupan sosial, pastilah ada norma yang mengatur kehidupan tersebut. Sebagai
makhluk sosial, manusia lahir, berkembang, dan meninggal dunia dalam masyarakat. Setiap
individu berinteraksi dengan individu atau kelompok lainnya. Interaksi yang dilakukan manusia
senantiasa didasari oleh aturan, adat, atau norma yang berlaku dalam masyarakat.Dalam hidup
bernegara diatur dengan norma hukum yang berbeda dengan norma-norma lainya. Persamaannya
adalah norma-norma tersebut mengatur tata tertib dalam masyarakat, sedangkan perbedaannya
terletak pada sanksinya. Dalam kehidupan bernegara, norma hukum memiliki peranan yang lebih
besar karena mengikat dan memaksa seluruh warga negara dan para penyelenggara negara.
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum. Apa
yang dimaksud dengan negara hukum? Pelajari beberapa pendapat berikut.
1. Negara hukum adalah negara yang mendasarkan segala sesuatu, baik tindakan maupun
pembentukan lembaga negara pada hukum tertulis atau tidak tertulis.
2. Menurut A.V. Dicey, negara hukum mengandung tiga unsur berikut ini.
Supremacy of law. Dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan sehingga
seseorang warga boleh dihukum jika melanggar hukum.
Equality before of law. Setiap orang sama di depan hukum tanpa melihat status dan
kedudukannya, baik bagi rakyat maupun pejabat.
Human rights. Diakui dan dijaminnya hak-hak asasi manusia dalam undang-undang atau
keputusan pengadilan.
3. Jaminan UUD 1945 bahwa Indonesia sebagai negara hukum dapat ditemukan dalam UUD
1945.
Pasal 1 ayat (3) tentang Indonesia sebagai negara hukum.
Pasal 27 ayat (1) tentang prinsip equality before of law dan pasal lain yang disertai
dengan kata undang-undang, seperti Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (1).
Sebagai negara hukum, tentu bangsa Indonesia menerapkan aturan hukum dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Setelah kalian memahami negara hukum, kalian juga harus memahami, menyadari, dan
melaksanakan hukum tersebut.
Hukum memiliki sifat memaksa dan mengatur. Oleh karena itu, norma hukum lebih ditaati oleh
masyarakat daripada norma lainnya. Hukum dapat memaksa seseorang untuk menaati tata tertib
yang berlaku di dalam masyarakat dan terhadap orang yang tidak mentaatinya diberikan sanksi
yang tegas. Suatu ketentuan hukum mempunyai tugas untuk:
1. menjamin kepastian hukum bagi setiap orang di dalam masyarakat.
2. menjamin ketertiban, ketentraman, kedamaian, keadilan, kemakmuran, kebahagiaan, dan
kebenaran; serta.
3. menjaga agar tidak terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam kehidupan masyarakat.
Seandainya dalam masyarakat tidak ada aturan yang mengatur kehidupan masyarakat, tentu
kehidupan masyarakat akan tidak tertib dan timbul kekacauan di mana-mana.
Info
Kewarganegaraan
Negara Indonesia merupakan negara hukum. Seluruh warga negara harus taat dan tunduk
pada hukum yang berlaku. Menaati norma dan hukum yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara akan menciptakan ketertiban dan keadilan. Hal
itu sesuai dengan tujuan dibentuknya hukum, yaitu untuk menciptakan ketertiban dan
keadilan.
Membayar pajak merupakan salah satu bentuk ketaatan warga negara terhadap norma
hukum. Dengan membayar pajak maka pemerintah dapat melaksanakan pembangunan di
seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan diarahkan untuk menciptakan kesejahteraan
bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. PENYIMPANGAN UUD DARI TAHUN 1945-1949


1. Penyimpangan Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada periodesasi tersebut ialah :
a. Berubahnya system Kabinet Presidensial menjadi parlementer yang dimana menteri-menteri
bertanggung jawab kepada Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Dalam pemerintahan
Presidensial, Menteri-menteri bertanggung jawab kepada Presiden, seperti yang tertera dalam
pasal 17 ayat 1 UUD 1945 Presiden dibantu oleh menteri-menteri Negara.
b. Adanya jabatan Perdana Menteri. Padahal di dalam UUD 1945 tidak pernah disebutkan
adanya jabatan Perdana Menteri Indonesia

NILAI PANCASILA DALAM BIDANG POLITIK


Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan Negara yang merupakan satu kesatuan nilai yang
tidak dapat dipisah-pisahkan dengan masing-masing sila-silanya. Karena jika dilihat satu persatu
dari masing-masing sila itu dapat saja ditemukan dalam kehidupan berbangsa yang lainnya.
Namun, makna Pancasila terletak pada nilai-nilai dari masing-masing sila sebagai satu kesatuan
yang tak bias ditukar-balikan letak dan susunannya. Pancasila tidak hanya merupakan sumber
derivasi peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber moralitas terutama
dalam hubungannya dengan legitimasi kekuasaan, hukum, serta kebijakan dalam
penyelenggaraan negara. Untuk memahami dan mendalami nilai nilai Pancasila dalam etika
berpolitik itu semua terkandung dalam kelima sila Pancasila.
2.6.1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan kebangsaan dan
kenegaraan. Berdasarkan sila pertama Negara Indonesia bukanlah negarateokrasi yang
mendasarkan kekuasaan negara pada legitimasi religius. Kekuasaan kepala negara tidak bersifat
mutlak berdasarkan legitimasi religius melainkan berdasarkan legitimasi hukum dan
demokrasi. Walaupun Negara Indonesia tidak mendasarkan pada legitimasi religius, namun
secara moralitas kehidupan negara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari Tuhan
terutama hukum serta moral dalam kehidupan negara. Oleh karena itu asas sila pertama lebih
berkaitan dengan legitimasi moral.
2.6.2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua juga merupakan sumber nilai-nilai moralitas dalam kehidupan negara. Bangsa
Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia hidup secara bersama dalam suatu wilayah
tertentu, dengan suatu cita-cita serta prinsip hidup demi kesejahteraan bersama. Manusia
merupakan dasar kehidupan dan penyelenggaran negara. Oleh karena itu asas-asas kemanusiaan
adalah bersifat mutlak dalam kehidupan negara dan hukum. Dalam kehidupan negara
kemanusiaan harus mendapatkan jaminan hukum, maka hal inilah yang diistilahkan dengan
jaminan atas hak-hak dasar (asasi) manusia. Selain itu asas kemanusiaan juga harus merupakan
prinsip dasar moralitas dalam penyelenggaraan negara.

2.6.3. Persatuan Indonesia


Persatuan berati utuh dan tidak terpecah-pecah. Persatuan mengandung pengertian
bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu kebulatan. Sila ketiga ini
mencakup persatuan dalam arti ideologis, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.
Indonesia sebagai negara plural yang memiliki beraneka ragam corak tidak terbantahkan lagi
merupakan negara yang rawan konflik. Oleh karenanya diperlukan semangat persatuan sehingga
tidak muncul jurang pemisah antara satu golongan dengan golongan yang lain. Dibutuhkan sikap
saling menghargai dan menjunjung semangat persatuan demi keuthan negara dan kebaikan
besama. Oleh karena itu sila ketiga ini juga berkaitan dengan legitimasi moral.
2.6.4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
Negara adalah berasal dari rakyat dan segala kebijaksanaan dan kekuasaan yang dilakukan
senantiasa untuk rakyat. Oleh karena itu rakyat merupakan asal muasal kekuasaan negara. Dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara segala kebijaksanaan, kekuasaan serta kewenangan
harus dikembalikan kepada rakyat sebagai pendukung pokok negara. Maka dalam pelaksanaan
politik praktis, hal-hal yang menyangkut kekuasaan legislatif, eksekutif serta yudikatif, konsep
pengambilan keputusan, pengawasan serta partisipasi harus berdasarkan legitimasi dari rakyat,
atau dengan kata lain harus memiliki legitimasi demokratis.
2.6.5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam penyelenggaraan negara harus berdasarkan legitimasi hukum yaitu prinsip
legalitas. Negara Indonesia adalah negara hukum, oleh karena itu keadilan dalam hidup
bersama (keadilan sosial) merupakan tujuan dalam kehidupan negara. Dalam penyelenggaraan
negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan serta pembagian senatiasa harus berdasarkan
hukum yang berlaku. Pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan dalam kehidupan kenegaraan
akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan negara.
Pola pikir untuk membangun kehidupan berpolitik yang murni dan jernih mutlak dilakukan
sesuai dengan kelima sila yang telah dijabarkan diatas. Yang mana dalam berpolitik harus
bertumpu pada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyarawatan/Perwakilan dan dengan penuh Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
tanpa pandang bulu. Etika politik Pancasila dapat digunakan sebagai alat untuk menelaah
perilaku politik Negara, terutama sebagai metode kritis untuk memutuskan benar atau slaah
sebuah kebijakan dan tindakan pemerintah dengan cara menelaah kesesuaian dan tindakan
pemerintah itu dengan makna sila-sila Pancasila.
Etika politik harus direalisasikan oleh setiap individu yang ikut terlibat secara konkrit dalam
pelaksanaan pemerintahan negara. Para pejabat eksekutif, legislatif, yudikatif, para pelaksana
dan penegak hukum harus menyadari bahwa legitimasi hukum dan legitimasi demokratis juga
harus berdasarkan pada legitimasi moral. Nilai-nilai Pancasila mutlak harus dimiliki oleh setiap
penguasa yang berkuasa mengatur pemerintahan, agar tidak menyebabkan berbagai
penyimpangan seperti yang sering terjadi dewasa ini. Seperti tindak pidana korupsi, kolusi dan
nepotisme, penyuapan, pembunuhan, terorisme, dan penyalahgunaan narkotika sampai
perselingkuhan dikalangan elit politik yang menjadi momok masyarakat.
Dalam penerapan etika politik Pancasila di Indonesia tentunya mempunyai beberapa kendala-
kendala, yaitu :
a. Etika politik terjebak menjadi sebuah ideologi sendiri. Ketika seseorang mengkritik sebuah
ideologi, ia pasti akan mencari kelemahan-kelemahan dan kekurangannya, baik secara
konseptual maupun praksis. Hingga muncul sebuah keyakinan bahwa etika politik menjadi satu-
satunya cara yang efektif dan efisien dalam mengkritik ideologi, sehingga etika politik menjadi
sebuah ideologi tersendiri.
b. Pancasila merupakan sebuah sistem filsafat yang lebih lengkap disbanding etika politik
Pancasila, sehingga kritik apa pun yang ditujukan kepada Pancasila oleh etika politik Pancasila
tidak mungkin berangkat dari Pancasila sendiri karena kritik itu tidak akan membuahkan apa-
apa.
Namun demikian, bukan berarti etika politik Pancasila tidak mampu menjadi alat atau cara
menelaah sebuah Pancasila. Kendala pertama dapat diatasi dengan cara membuka lebar-lebar
pintu etika politik Pancasila terhadap kritik dan koreksi dari manapun, sehingga ia tidak terjebak
pada lingkaran itu. Kendala kedua dapat diatasi dengan menunjukkan kritik kepada tingkatan
praksis Pancasila terlebih dahulu, kemudian secara bertahap merunut kepada pemahaman yang
lebih umum hingga ontologi Pancasila menggunakan prinsip-prinsip norma moral

6. HUBUNGAN PROKLAMASI DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945


Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia


Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta

Latar Belakang Proklamasi


Latar belakang terjadinya proklamasi saat Jepang diserang oleh tentara sekutu pada tanggal 6
Agustus 1945. Pemimpin Jepang menyadari akan kekalahannya bahwa negaranya telah
mendekati kekalahan. Oleh sebab itu tanggal 7 Agustus 1945, Panglima dari jepang yaitu Jendral
Tarauchi memberikan pernyataan bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Dan pada tanggal 9 Agustus, Ir. Soekarno, Drs Moh.
Hatta dan DR. Radjiman Wedyodiningrat diminta datang ke \saigon untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk mengenai penyelenggaraan kemerdekaan tersebut. Pada tanggal 15 Agustus
1945 Jepang menyerah tanpa syarat pada tentara sekutu, hilanglah janji kemerdekaan dari
Jendral Terauchi behubung dengan kekalahan Jepang tersebut. Maka, pada pukul 10.00
WIB pagi hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan nomor 56, Jakarta.
Proklamasi kemerdekaan RI diumumkan kepada dunia, INDONESIA MERDEKA dan
Indonesia siap mempertahankan kemerdekaannya. Sampailah perjuangan bangsa mengantarkan
rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan menuju masyarakat adil, makmur dan
sejahtera.

Arti Proklamasi
Proklamasi yaitu pernyataan bangsa Indonesia kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar
bahwasanya Indonesia telah merdeka. Hal ini dapat dilihat pada :
1. Bagian pertama (alinea pertama) Proklamasi Kemerdekaan (Kami bangsa Indonesia
dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia) mendapat penegasan dan penjelasan
pada alinea pertama sampai dengan alinea ketiga Pembukaan UUD 1945.
2. Bagian kedua (alinea kedua) Proklamasi Kemerdekaan (Hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya) yang merupakan amanat tindakan yang segera harus
dilaksanakan yaitu pembentukan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
Pembukaan UUD 1945
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan."
"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya."
"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasar kepada :
Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

Latar Belakang Pembukaan UUD 1945


Pembukaan UUD45 memberikan pedoman-pedoman tertentu antara lain :
untuk mengisi kemerdekaan nasional kita
untuk melaksanakan kenegaraan kita
untuk mengetahui tujuan dalam memperkembangkan kebangsaan kita
untuk setia kepada suara batin yang hidup dalam kalbu rakyat kita.
Makna yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
1. Makna Alinea Pertama:
Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan melawan penjajah dalam segala
bentuk.
Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk menentang dan menghapus penjajahan diatas
dunia.
Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajasan tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa Indonesia untuk berdiri
sendiri.

2. Makna Alinea Kedua:


Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan pergerakan
melawan penjajah.
Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan.
Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetap iharus diisi dengan mewujudkan negara
Indonesia yang merdeka,bersatu , berdaulat,adil dan makmur.

3. Makna Alinea ketiga:


Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kitaadalah berkat rahmat Alllah Yang Maha
Kuasa.
Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsaIndonesia terhadap suatu kehidupan yang
berkesinambungan antara kehidupan material dan spiritual, dan kehidupan dunia maupun akhirat
Pengukuhan pernyataan Proklamasi Kemerdekan

4. Makna Alinea Keempat:


Adanya fungsi dan sekaligus tujuan Negara Indonesia,yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dubia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social
Kemerdekaan bangsa Indonesia yang disusun dalam suatuUndang-Undang Dasar 1945.
Susunan/bentuk Negara Republik Indonesia.
Sistem pemerintahan Negara, yaitu berdasarkan kedaulatan rakyat (demokrasi)
Dasar Negara Pancasila

Hubungan Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945


Jadi kesimpulan yang kita dapat ambil dalam hubungan proklamasi dengan pembukaan UUD
1945 yaitu :
1. Dalam proklamasi dan pembukaan UUD 1945 menjelaskan bahwa rakyat Indonesia
mengumumkan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia ingin terbebas dari penjajahan.

2. Dalam proklamasi dan pembukaan UUD 1945 menjelaskan bahwa rakyat Indonesia ingin
mencapai cita-cita nasional yaitu menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

7. LEMBAGA EXECUTIVE
LEMBAGA EKSEKUTIF ( SISTEM POLITIK INDONESIA )
Lembaga Eksekutif
Eksekutif berasal dari kata eksekusi (execution) yang berarti pelaksana. Lembaga
eksekutif adalah lembaga yang ditetapkan untuk menjadi pelaksana dari peraturan perundang-
undangan yang telah dibuat oleh pihak legislatif. Kekuasaan eksekutif biasanya dipegang oleh
badan eksekutif. Eksekutif merupakan pemerintahan dalam arti sempit yang melaksanakan
pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan haluan negara, untuk mencapai tujuan negara yang telah ditetapkan sebelumnya.
Organisasinya adalah kabinet atau dewan menteri dimana masing-masing menteri memimpin
departemen dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya.
Menurut tafsiran tradisional azas Trias Politica yang dicetuskan oleh Montesquieu, tugas
badan eksekutif hanya melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh badan
legislatif serta menyelenggarakan undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif. Akan tetapi,
dalam pelaksanaannya badan eksekutif leluasa sekali ruang-geraknya. Zaman modern telah
menimbulkan paradoks, bahwa lebih banyak undamg-undang yang diterima oleh badan legislatif
dan yang harus dilaksanakan oleh badan eksekutif, lebih luas pula ruang lingkup kekuasaan
badan eskekutifnya.
Secara umum arti lembaga eksekutif adalah pelaksanaan pemerintah yang dikepalai oleh
presiden yang dibantu pejabat, pegawai negeri, baik sipil maupun militer. Sedangkan wewenang
menurut Meriam Budiardjo mencangkup beberapa bidang: Diplomatik: menyelenggarakan
hubungan diplomatik dengan negara-negara lainnya. Administratif: melaksanakan peraturan
serta perundang-undangan dalam administrasi negara. Militer: mengatur angkatan bersenjata,
menjaga keamanan negara dan melakukan perang bila di dalam keadaan yang
mendukung. Legislatif: membuat undang-undang bersama dewan
perwakilan. Yudikatif:memberikan grasi dan amnesti.

Fungsi-fungsi kekuasaan eksekutif ini garis besarnya adalah : Chief of state, Head of
government, Party chief, Commander in chief, Dispenser of appointments, dan Chief legislators.
a. Eksekutif di era modern negara biasanya diduduki oleh Presiden atau Perdana
Menteri. Chief of State artinya kepala negara, jadi seorang Presiden atau Perdana Menteri
merupakan kepada suatu negara, simbol suatu negara. Apapun tindakan seorang Presiden
atau Perdana Menteri, berarti tindakan dari negara yang bersangkutan. Fungsi sebagai
kepala negara ini misalnya dibuktikan dengan memimpin upacara, peresmian suatu
kegiatan, penerimaan duta besar, penyelesaian konflik, dan sejenisnya.
b. Head of Government, artinya adalah kepala pemerintahan. Presiden atau Perdana
Menteri yang melakukan kegiatan eksekutif sehari-hari. Misalnya mengangkat menteri-
menteri, menjalin perjanjian dengan negara lain, terlibat dalam keanggotaan suatu
lembaga internasional, menandatangi surat hutang dan pembayarannya dari lembaga
donor, dan sejenisnya. Di dalam tiap negara, terkadang terjadi pemisahaan fungsi antara
kepala negara dengan kepala pemerintahan.
c. Party Chief berarti seorang kepala eksekutif sekaligus juga merupakan kepala dari
suatu partai yang menang pemilu. Fungsi sebagai ketua partai ini lebih mengemuka di
suatu negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer. Di dalam sistem
parlementer, kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri yang berasal dari partai
yang menang pemilu.
d. Commander in Chief adalah fungsi mengepalai angkatan bersenjata. Presiden atau
perdana menteri adalah pimpinan tertinggi angkatan bersenjata. Seorang presiden atau
perdana menteri, meskipun tidak memiliki latar belakang militer memiliki peran ini.
Namun, terkadang terdapat pergesekan dengan pihak militer jika yang menjadi presiden
ataupun perdana menteri adalah orang bukan kalangan militer.
e. Dispenser of Appointment merupakan fungsi eksekutif untuk menandatangani
perjanjian dengan negara lain atau lembaga internasional. Dalam fungsi ini,
penandatangan dilakukan oleh presiden, menteri luar negeri, ataupun anggota-anggota
kabinet yang lain, yang diangkat oleh presiden atau perdana menteri.
f. Chief Legislation, adalah fungsi eksekutif untuk mempromosikan diterbitkannya
suatu undang-undang. Meskipun kekuasaan membuat undang-undang berada di tangan
DPR, tetapi di dalam sistem tata negara dimungkinkan lembaga eksekutif
mempromosikan diterbitkannya suatu undang-undang oleh sebab tantangan riil dalam
implementasi suatu undang-undang banyak ditemui oleh pihak yang sehari-hari
melaksanakan undang-undang tersebut.

KEKUASAAN EKSEKUTIF DALAM AJARAN TRIAS POLITIKA


Biasanya, dalam sistem politik, struktur dibedakan atas kekuasaan eksekutif,legislatif,dan
yudikatif. Ini menurut ajaran trias politika, meskipun tidak banyak negara yang menerapkan
ajaran ini secara murni. Dalam perkembangannya, negara-negara demokrasi modern cenderung
menggunakan asas pembagian kekuasaan dibandingkan dengan menggunakan asas pemisahan
kekuasaan murni sebagaimana diajarkan oleh John Locke, kekuasaan negara dibagi menjadi tiga
yakni kekuasaan legislatif,kekuasaan eksekutif,dan kekuasaan federatif. Masing-masing
kekuasaan ini terpisah satu dengan yang lain.

Kekuasaan eksekutif merupakan kekuasaan melaksanakan undang-undang dan di


dalamnya termasuk kekuasan mengadili. Miriam Budiardjo mengatakan,Tugas badan eksekutif
menurut tafsiran tradisional trias politika hanya melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan oleh badan legislatif serta menyelenggarakan undang-undang yang dibuat oleh badan
legislatif.
Eksekutif berasal dari bahasa Latin, execure yang berarti melukakan atau melaksanakan.
Kekuasaan eksekutif biasanya dipegang oleh badan eksekutif. Di negara demokratis, badan
eksekutif biasanya terdiri atas kepala negara seperti raja atau presiden. Badan eksekutif dalam
arti luas juga mencakup para pegawai negeri sipil dan militer.
Dalam sistem presidensial mentri-mentri merupakan pembantu presiden dan dipilih olehnya,
sedangkan dalam sistem parlamenter para mentri dipimpin oleh seorang perdana mentri.

Tipe Lembaga eksekutif terbagi menjadi dua, yakni:


1. Hareditary Monarch yakni pemerintahan yang kepala negaranya dipilih berdasarkan keturunan.
Contohnya adalah Inggris dengan dipilihnya kepala negara dari keluarga kerajaan.
2. Elected Monarch adalah kepala negara biasanya president yang dipilih oleh badan legislatif
ataupun lembaga pemilihan.

Sistem Lembaga Eksekutif terbagi menjadi dua:


1. Sistem Pemerintahan Parlementer Kepala negara dan kepala pemerintahan terpisah.
Kepala pemerintahan dipimpin oleh perdana menteri, sedangkan kepala negara dipimpin oleh
presiden. Tetapi kepala negara disini hanya berfungsi sebagai simbol suatu negara yang
berdaulat.
2. Sistem Pemerintahan Presidensial Kepala pemerintahan dan kepala negara, keduanya
dipengang oleh presiden.

Kekuasaan eksekutif dipengaruhi oleh:


1. Sistem pemerintahan
Presidensiil. Hubungan di dalam sebuah trias politika tidak dapat saling menjatuhkan. Cth:
Indonesia 2004- sekarang.
Parlementer. Ada bagian di dalam sebuah trias politika yang dapat menjatuhkan bagian lain,
yaitu legislatif terhadap eksekutif riil. Cth: Indonesia pada era parlementer.
Presidensiil semu: eksekutif tidak dapat di jatuhkan oleh pengemban kekuasaan legislatif.
Namun ironisnya, ada lembaga tertinggi negara yang notabene adalah bagian dari legislatif dan
dapat menjatuhkan eksekutif. Cth: Indonesia pada masa Orde Baru.
Parlementer semu: eksekutif riil merupakan bagian dari legislatif karena ia dipilih oleh
legislatif (parlemen) dan konsekuensinya ia dapat dijatuhkan parlemen. Namun, parlemen
ternyata dapat juga dibubarkan oleh eksekutif, tepatnya eksekutif nominal. Cth: Perancis, dimana
PM dapat dipecat parlemen, dan parlemen dapat dibubarkan presiden sekaligus mempercepat
pemilu legislatif.
2. Jenis eksekutif
Eksekutif riil adalah bagian dari eksekutif yang menjalankan roda pemerintahan. Cth: kepala
pemerintahan.
Eksekutif nominal adalah bagian dari eksekutif yang menjalankan kekuasaan simbolik dan
seremonial. Cth: kepala negara.
3. Fungsi dasar eksekutif
Kepala negara. Tugas utama: menjadi simbol negara dan memimpin kegiatan seremonial
kenegaraan.
Kepala pemerintahan. Tugas utama: memimpin kabinet (menjalankan pemerintahan).
4. Konsekuensi dari implementasi prinsip kekuasaan yang mempengaruhi pola hubungan dalam
trias politika.
Pemisahan kekuasaan.
Pembagian kekuasaan.
5. Asas pemerintahan yang diaplikasikan eksekutif
Sentralisasi, desentralisasi, dekonsentrasi, medebewind.

PERKEMBANGAN KEKUASAAN EKSEKUTIF D INDONESIA MASA ORDE LAMA

Orde lama adalah sebutan bagi orde pemerintahan sebelum orde baru yang dianggap
tidak melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen yang ditandai dengan
diterapkannya Demokrasi Terpimpin di bawah kepemimpinan Soekarno. Presiden Soekarno
sebagai tokoh sentral orde lama adalah Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, bahkan ia
bertindak sebagai pemimpin besar revolusi.
Kekuasaan Eksekutif Masa Demokrasi Kontitusional (1945-1959)
Sistem parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan diproklamirkan
dan kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1949 ,dan1950, ternyata kurang cocok
untuk Indonesia meskipun dapat berjalan secara memuaskan dalam beberapa negara Asia lain.
Persatuan yang dapat digalang untuk salalu menghadapi musuh bersama menjadi kendor dan
tidak dapat dibina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan tercapai. Karena
lemahnya benih-benih demokrasi sistem parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-
partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Undang-Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya sistem parlementer di mana
badan eksekutif yang terdiri atas presiden sebagai kepala negara konstitusional dan mentri-
mentrinya mempunyai tanggung jawab politik. Karena fragmentasi partai-partai politik setiap
kabinet berdasarkan koalisi yang berkisar pada pada satu atau dua partai besar dengan beberapa
partai kecil.
Koalisi ternyata kurang mantap dan partai-partai dalam koalisi sewaktu-waktu tidak
segan menarik dukungannya. Di lain phak partai oposisi, tidak mampu berperan sebagai oposisi
yang kontruktif, tetapi hanya menonjolkan segi-segi negatif dari tugas oposisi.
Umumnya kabinet dalam masa pra pemilu yang diadakan pada tahun 1955 tidak dapat
bertahan lebih lama dari rata-rata delapan bulan, dan hal ini menghambat perkembangan
ekonomi dan politik oleh karena pemerintah tidak mendapat kesempatan untuk menjalankan
programnya. Pun pemilu tahun 1955 tidak membawa stabilitas yang diharapakan, bahkan tidak
dapat menghindarkan perpecahan yang paling gawat antara pemerintah pusat dan beberapa
daerah.
Faktor-faktor semacam ini, ditambah dengan tidak adanya anggota-anggota partai-partai
yang tidak tergabung dalam konstituante untuk mencapai konsensus mengenai dasar negara
untuk Undang-undang Dasar baru, mendorong Ir. Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Presiden
5 Juli 1959 yang menentukan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini menjadi
awal dari masa demokrasi terpimpin yang menggantikan masa demokrasi kontitusional.

Kekuasaan Eksekutif Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)


Dengan dalih deadlock dan oleh sebab itu kembali ke UUD 1945 yang yang dianggap
satu-satunya jalan keluar, maka kepemimpinan soekarno sebagai kepala negara tidak terbatas,
apalagi MPRS tidak berfungsi, kecuali dalam melegalisasi "kebijakan" yang diambil presiden,
bahkan telah mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup, sedangkan DPR produk
Pemilu I dibubarkan melalui Dekrit presiden 5 Juli 1959. Dekrit presiden 5 Juli 1959 dapat
dipandang sebagai suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui
pembentukan kepemimpinan yang kuat.
Mulai Juni 1959 UUD 1945, berlaku kembali dan menurut ketentuan UUD 1945 itu
badan eksekutif terdiri atas seorang presiden,wakil presiden beserta mentri-mentri. Kekuasaan
eksekutif diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab III pasal 4 samapai dengan 15.
Mentri-mentri membantu presiden dan diangkat serta dihentikan olehnya. Presiden dan
wakil presiden dipilih oleh MPR dan presiden merupakan Mandataris MPR. Ia bertanggung
jawab kepada MPR dan kedudukannya untergeordnet kepada MPR.
Presiden memegang kekuasaan pemerintah selama lima tahun yang hanya dibatasi oleh
peraturan-peraturan dalam UUD 1945 dimana sesuatu hal diperlukan adanya suatu undang-
undang. Selama masa itu presiden tidak boleh dijatuhkan oleh DPR, sebaliknya presiden tidak
mempunyai wewenang untuk membubarkan DPR.
Presiden memerlukan persetujuan dari DPR untuk membentuk Undang-Undang dan utuk
menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian-perjanjian dengan negara lain. Dalam
keadaan memaksa presiden menetapakan Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-
undang, maka peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujauan DPR.
Selain itu presiden berwenang menetapakan Peraturan Pemerintah untuk menalankan
Undang-Undang sebagaiman mestinya dan presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas
angkata darat, angaktan laut, dan udara.
Pada masa demokrasi terpimpin terjadi dominasi dari presiden, terbatasnya peranan partai
politik, berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial
politik. Dalam masa demokrasi terpimpin tidak ada wakil presiden. Sesuai dengan keinginannya
untuk memperkuat kedudukannya oleh MPRS ditetapkan sebagai presiden seumur hidup. Begitu
pula dengan pejabat teras dari Legislatif (yaitu pimpinan MPRS dan DPR Gotong Royong) dan
dari badan Yudikatif (yaitu ketua Mahkamah Agung) diberi status mentri. Dengan demikian
jumlah mentri lebih dari seratus.
Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong yang mengganti Dewan Perwakilan Rakyat
pilihan rakyat ditonjolkan peranannya sebagai pembantu pemerintah, sedangkan fungsi kontrol
ditiadakan. Bahkan pemimpin DPR dijadikan mentri dan dengan demikian ditekankan fungsi
pembantu presiden, di samping fungsi sebagai wakil rakyat. Hal terakhir ini mencerminkan telah
ditinggalkannya doktrin Trias Politika.
Penyimpangan lain dalam demokrasi terpimpin adalah campur tangan presiden dalamm
bidang Yudikatif seperti presiden diberi wewenang untuk melakukan intervensi di bidang
yudikatif berdasarkan UUD No.19 tahun 1964 yang jelas bertentangan dengan Undang-Undang
Dasar 1945 dan di bidang Legislatif berdasarkan Peraturan Presiden No.14 tahun 1960 dalam hal
anggota DPR tidak mencapai mufakat mengenai suatu hal atau sesuatu rancangan Undang-
Undang.
Selain itu terjadi penyelewengan di bidang perundang-undangan di mana pelbagai
tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan Presiden (Panpres) yang memakai Dekrit 5
Juli 1959 sebagai sumber hukum. Tambahan pula didirikan badan-badan ektra kontitusional
seperti front nasional yang ternyata dipakai oleh pihak komunis sebagai arena kegiatan, sesuai
denga taktik komunisme internasional yang menggariskan pembentukan front nasional sebagai
persiapan ke arah terbentuknya demokrasi rakyat.
Partai politik dan pers dianggap menyimpang dari rel revolusi ditutup, tidak dibenarkan,
dan ditutup, sedangkan politik mercusuar di bidang hubungan luar negeri dan ekonomi dalam
negeri telah menyebabkan keadaan ekonomi menjadi bertambah suram. Pada masa orde lama
terjadi persaingan antara Angkatan Darat, Presiden, dan PKI. Persaingan ini mencapai klimaks
dengan meletusnya perisiwa Gerakan 30 September 1965 yang dilakukan oleh PKI. Ketika itu
bangsa Indonesia didominasi oleh partai komunis yang sangat kuat.

Awal Orde Baru


Peristiwa Gerakan 30 September PKI mengakhiri masa Demorasi Tepimpin yang dengan
demikian masa orde lama pun berakhir. Malalui ketetapan MPRS No.II tahun 1667, jabatan
Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan negara dicabut dari tangan Bung Karno.
Dengan ketetapan MPRS No.XXXXIV tahun 1968, Jendral Soeharto dipilih MPRS sebagai
presiden. Dengan demikian, masa orde lama berganti dengan masa orde baru dengan Soeharto
sebagai aktor utamanya.
8. PENGERTIAN DEDENTRALISASI & DEKONSENTRASI
B. Desentralisasi
Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintahan ke pemerintah daerah otonom
guna mengatur dan mengurus segala urusan pemerintah dalam sistem NKRI (Negara Kesatuan
Republik Indonesia. (UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 1 Tentang Pemerintahan Daerah). Menurut
UU No. 5 Tahun 1974, Penyerahan wewenang ke pemerintah daerah bertujuan untuk mencapai
pemerintahan yang efisien, kemudian menghasilkan otonomi. Otonomi itu adalah kebebasan
masyarakat dalam daerah tersebut untuk mengatur dan mengurus kepentingannya sendiri. Segala
kewenangan dan tanggung jawab diserahkan ke pemerintah daerah menjadi tanggung jawab
daerah baik secara politik pelaksanaannya, rencana, pembiayaan, dan pelaksanaan.

Tujuan Sistem Desentralisasi


Mencegah pemusatan keuangan
Sebagai usaha pendemokrasian pemerintah daerah untuk mengikutsertakan rakyat
betanggung jawab dalam penyelenggaraan pemerintahan
Penyusunan program-program dalam perbaikan sosial ekonomi di tingkat local
Contoh Sistem Desentralisasi
Dinas pendidikan mengatur pola-pola pendidikan
Dinas perikanan mengatur potensi perikanan di suatu daerah.
Pembuatan kebijakan oleh DPRD
Pemilihan kepala daerah
Dampak Positif dan Negatif Desentraliasi

1. Aspek Ekonomi
Advertisement

Dampak positif sistem desentralisasi dari segi ekonomi adalah pemerintah daerah dapat
dengan mudah mengelola SDA yang dimilikinya, sehingga pendapatan daerah dan
pendapatan masyarakat meningkat.
Dampak negatif sistem desentralisasi dalam aspek ekonomi adalah dapat menimbulkan
KKN jika terdapat pejabat daerah (tidak benar).
2. Aspek Sosial Budaya
Dampak positif sistem desentralisasi pada aspek sosial budaya adalah dapat memperkuat
ikatan sosial budaya daerah dan mengembangkan kebudayaan dimiliki setiap daerah.
Dampak negatif sistem desentraliasi pada aspek sosial budaya adalah setiap daerah
berlombang-lomba untuk menonjolkan kebudayaannya. Sehingga secara tidak langsung,
dapat melunturkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia itu sendiri.
3. Aspek Keamanan
Dampak positif sistem desentralisasi dari segi keamanan adalah suatu upaya untuk
mempertahankan NKRI dengan kebijakan kebijaksanaan dapat meredam setiap daerah
untuk memisahkan diri dengan NKRI.
Dampak negatif sistem desentralisasi dari segi keamanan adalah desentralisasi juga dapat
berpotensi konflik antar daerah, jika terdapat daerah yang kurang puas dengan sistem
yang menyangkut NKRI.
4. Aspek Politik
Dampak positif sistem desentralisasi dalam bidang politik adalah daerah lebih aktif dalam
mengelolah daerahnya karena sebagian besar keputusan dan kebijakan berada dan
diputuskan di daerah tersebut.
Dampak negatif sistem desentralisasi bidang politik adalah terdapat euforia berlebihan
jika kewenangan tersebu disalah gunakan untuk kepentingan golongan dan kelompok
tertentu demi kepentingan pribadi atau oknum. Hal ini sulit dikontrol pemerintah di
tingkat pusat.
C. Dekonsentrasi
Dekosentrasi merupakan pelimpahan wewenang pemerintahan dari pemerintah pusat ke
pemerintah daerah yaitu gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau ke instansi vertikal di
wilayah tertentu. Kewenangan tersebut hanya sebatas wewenang administrasi, sedangkan
wewenang politik tetap berada di tangan pemerintah pusat. Dekonsentrasi adalah perpadungan
dari sentralisasi dan desentralisasi. Dasar hukum dekosentrasi diatur dalam peraturan pemerintah
Republik Indonesia No. 39 Tahun 2001 tentang pembagian wilayah dan wewenang yang harus
dijalankan oleh badan-badan dari pemerintah tersebut.
Tujuan Sistem Dekosentrasi
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pemerintahan
Pengelolaan pembangunan dan peayanan terhadap kepentingan umum
Terpeliharanya komunikasi sosial kemasyarakatan dan sosial budaya dalam sistem
administrasi negara
Adanya kerharmonisan dalam keselarasan pelaksanaan pembagunan nasional
Terpeliharanya keutuhan NKRI
Contoh Sistem Dekosentrasi
Kantor pelayanan pajak
Penyelenggaraan dinas perhubungan
Penyelenggaraan dinas pekerjaan umum

KEUNGGULAN DEMOKRASI PANCASILA


Keunggulan demorkasi pancasila Pertama, sila Ketuhanan memuat pokok-pokok pikiran bahwa
manusia Indonesia menganut berbagai agama, dengan kata lain ada kebebasan untuk beragama
dan tidak beragama, serta ada kebebasan untuk berpindah agama (keyakinan)nya. Bahkan
mereka yang tidak percaya kepada Tuhan-pun, karena toleransinya yang sudah menjadi sifat
bangsa Indonesia, mengakui bahwa kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa merupakan
karakteristik dari bangsanya, sehingga mereka menerima sila Pertama ini. Kedua, Nasionalisme
Indonesia (maksudnya sila ke-3 dari Pancasila) bukanlah chauvinisme. Bangsa Indonesia tidak
menganggap diri lebih unggul dari bangsa lain. Ia tidak pula berusaha untuk memaksakan
kehendaknya kepada bangsa-bangsa lain (bandingkan dengan ideologi imperialisme dan
kapitalisme). Di Barat, Nasionalisme berkembang sebagai kekuatan agresif yang mencari daerah
jajahan demi keuntungan ekonomi nasionalnya. Di Asia, Afrika, dan Amerika Latin
nasionalisme adalah gerakan pembebasan, gerakan protes terhadap penjajah akibat penindasan
Barat. Ketiga, Internasionalisme (maksudnya sila Kemanusiaan yang adil dan beradab)
menghendaki setiap bangsa mempunyai kedudukan yang sederajat, setiap bangsa menghargai
dan menjaga hak-hak semua bangsa. Keempat, demokrasi (maksudnya sila ke-4 dari Pancasila)
telah ada sejak dahulu di bumi Indonesia meskipun bentuknya beda dengan demokrasi yang ada
di Barat. Demokrasi di Indonesia mengenal tiga prinsip: mufakat, perwakilan, dan musyawarah
Kelima, Keadilan Sosial. Pada sila ini terkandung maksud untuk keadilan dan kemakmuran
sosial, jadi bukan keadilan dan kemakmuran individu. Hanya dalam suatu masyarakat yang
makmur berlangsung keadilan sosial. Sebagai bukti bahwa (ideologi) Pancasila mendapat
dukungan dari seluruh rakyat Indonesia, Soekarno mengajak semua unsur (golongan) yang ada
di Indonesia dalam pidatonya itu

KEBEBASAN YANG BERTANGGUNGJAWAB


Orang yang bebas adalah orang yang mampu mengexpresikan ide, dan berbuat suatu tindakan
tanpa ada yang menghalangi orang tersebut untuk melakukannya. Orang yang bebas selalu dapat
berbuat dan melakukan tindakan apa yang menurutnya benar. Kita bebas untuk berbicara, bebas
untuk mengungkapkan perasaan kita, bebas untuk berkarya dan mengumandangkan ide-ide kita
ke seluruh penjuru dunia.

Namun sadarkah kita bahwa dibalik kebebasan tersebut, ada terselubung suatu hal yang harus
kita hargai yaitu tanggung jawab yang penuh atas segala ide, tindakan yang kita lakukan tersebut
agar tidak merugikan pihak lain? Banyak dari kita mungkin tidak menyadari hal tersebut. Kita
merasa terkekang dengan kata yang disebut tanggung jawab tersebut.

Banyak orang merasa kebebasan tersebut adalah hak mereka yang harus meraka peroleh, tanpa
memikirkan efek negatif yang ditimbulkan oleh perbuatan tersebut. Tidak sedikitpun terlintas
dalam pikiran mereka hal-hal apa yang akan timbul dari perbuatan tersebut. Misalnya saja, orang
bebas saja mengendarai kendaraan, namun dalam kebebasan berkendara tersebut, tentunya kita
juga harus memikirkan orang yang berkendara disekitar kita,yang juga punya hak yang sama atas
penggunaan jalan raya. Bukan sembarangan saja kita mengendarai kendaraan tersebut, sehingga
dapat mengakibatkan kerugian pada orang lain.

Kebebasan yang bertanggung jawab adalah kebebasan yang kita jalankan, tanpa harus
menimbulkan kerugian pada lain pihak. Kebebasan yang kita jalankan haruslah dapat memberi
keuntungan pada diri kita dan juga kepada orang disekitar kita. Kita bebas untuk berbicara,
namun kebebasan yang kita pakai tersebut janganlah kita gunakan untuk mefitnah orang lain
sehingga merugikan orang tersebut. Kita bebas untuk bicara namun pembicaraan kita jangan
sampai menyakiti orang lain.

Bebas untuk menulis memberikan kritikan, namun kebebasan tersebut tidak menyudutkan suatu
pihak tertentu, namun memberikan jalan keluar atas suatu permasalahan yang kita kritik tersebut.
Sehingga memang kebebasan yang kita pergunakan tersebut adalah kebebasan yang benar-benar
memberi keuntungan bukan hanya untuk pribadi kita tapi untuk kepentingan orang lain juga.

Anda mungkin juga menyukai