3 PDF
3 PDF
Spektrum elektronik ion Cr3+ pada senyawa segera berubah warnanya menjadi hijau. Demikian
kompleks oktahedral menunjukkan dua serapan pula dengan padatan merah ungu, larut dalam air
maksimum pada daerah tampak yaitu pada panjang menghasilkan warna merah, namun warna larutan
gelombang 418 nm yang sesuai dengan transisi ini segera berubah menjadi berwarna merah ungu
4
T2g 4A2g dan pada 588 nm yang sesuai dengan dan akhirnya dihasilkan larutan berwarna hijau
transisi 4T1g 4A2g. Puncak yang diamati pada gelap. Warna hijau yang dihasilkan adalah warna
spektrum elektronik kompleks [N(n-bu)4] larutan senyawa kompleks K[Cr(C2O4)3].
[CrFe(C2O4)3].H2O hanya pada 595 nm yang Ketidakstabilan kedua senyawa kompleks ini
menunjukkan transisi 4T1g 4A2g ion Cr3+ dalam dalam air sesuai dengan hasil yang telah
medan oktahedral. Puncak kedua untuk transisi dilaporkan oleh Stevenson.5
4
T2g 4A2g tidak teramati karena puncak ini Ketidakstabilan senyawa kompleks
terhalangi oleh serapan ion Fe2+ yang sangat tinggi K[Cr(C2O4)2(H2O)2].2H2O bukan hanya dapat
pada panjang gelombang di bawah 400 nm. diamati dalam larutan air saja, namun dapat
Spektrum elektronik senyawa kompleks binuklir diamati juga menggunakan parameter waktu. Pada
tersebut dapat dilihat pada Gambar 3. saat awal sintesis, dihasilkan padatan merah ungu
Senyawa kompleks mononuklir K[Cr(C2O4)2 mengkilap, yang telah diketahui merupakan
(H2O)2].2H2O merupakan senyawa ion 1:1 senyawa kompleks trans-K[Cr(C2O4)2(H2O)2].
sedangkan binuklir [N(n-C4H9)4][CrFe(C2O4)3]. 2H2O. Lima bulan kemudian, warna padatan merah
H2O tidak memiliki daya hantar yang sesuai untuk ungu mengkilap telah berubah warnanya menjadi
senyawa ion, oleh karena itu senyawa binuklir ini ungu. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa
disebut kompleks polimer. Data hantaran molar kompleks trans-K[Cr(C2O4)2(H2O)2].2H2O relatif
senyawa kompleks dapat dilihat pada Tabel 2. tidak stabil dibandingkan dengan isomernya, cis-
Padatan ungu larut dalam air menghasilkan K[Cr(C2O4)2(H2O)2].2H2O. Seperti halnya senyawa
larutan berwarna ungu, namun warna larutan ini kompleks mononuklir oksalat yang tidak stabil
9
Kiki Adi Kurnia, Djulia Onggo, Dave Patrick, K.L Stevenson
[N(n-C4H9)4][CrFe(C2O4)3].H2O
terhadap parameter waktu, pada senyawa kompleks Tabel 3. Momen Magnet Senyawa Kompleks
binuklir juga teramati sifat ini, yaitu pada senyawa Senyawa Kompleks eff (BM)
kompleks [N(n-C4H9)4][CrFe(C2O4)3].H2O. Pada Teoretis Praktis
awal sintesis, warna padatan senyawa kompleks
c-K[Cr(C2O4)2(H2O)2].2H2O 3,87 3,65
yang dihasilkan adalah kekuningan. Lima bulan t-K[Cr(C2O4)2(H2O)2].2H2O 3,87 3,74
kemudian, warna senyawa kompleks yang [N(n-C4H9)4][CrFe(C2O4)3] 6,24 6,71
dihasilkan telah berubah warnanya, yaitu coklat Keterangan: Angka dalam kurung menunjukkan
gelap. perhitungan teoritis
Pengukuran sifat magnet menunjukkan bahwa
semua senyawa kompleks bersifat paramagnet Hasil pengukuran kerentanan magnet molar
pada suhu kamar. Besarnya momen magnet senyawa kompleks [N(n-C4H9)4][CrFe(C2O4)3]
senyawa kompleks K[Cr(C2O4)2(H2O)2].2H2O, menunjukkan bahwa pada rentang 300 25 K
sesuai dengan keberadaan tiga elektron tidak penurunan suhu menyebabkan kerentanan molar
berpasangan pada ion Cr3+ dengan SCr = 3/2. meningkat secara perlahan. Namun, pada suhu
Momen magnet senyawa kompleks [N(n- sekitar 25 K, penurunan suhu menyebabkan
C4H9)4][CrFe(C2O4)3].H2O lebih besar dibanding terjadinya lonjakan kenaikan kerentanan molar
secara teoritis yang dihitung dari efek spin saja. secara drastis. Ini menunjukkan senyawa
Ini berarti, momen magnet yang dihasilkan bukan kompleks binuklir [N(n-C4H9)4][CrFe(C2O4)3]
hanya disebabkan oleh momen spin saja, tetapi memiliki suhu Curie, Tc, yaitu 25 K. Alur
juga dihasilkan dari sumbangan momen orbital. kerentanan magnet terhadap rentang suhu 1 300
Momen magnet senyawa kompleks dirangkum K dapat dilihat pada Gambar 4.
pada Tabel 3.
11
Kiki Adi Kurnia, Djulia Onggo, Dave Patrick, K.L Stevenson