tersebut.
Oleh Selain itu penggunaan mata entres karet
Indra Eddy Susanto, SP sebagai bahan okulasi untuk memperbanyak
benih karet juga sangat penting diperhatikan.
PBT (BBPPTP) Medan
Di kalangan pemilik kebun entres standard
pemeliharaan kebun entres belum maksimal
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan Medan dilaksanakan. Bahkan cabang entres yang
Jl. Asrama No. 124. Kel. Cinta Damai, Kec. Medan dipelihara juga masih belum diperhatikan
Helvetia, Medan 20126 Telp. 061-8470504, Fax. pemilik kebun entres. Ada anggapan yang
061-8466771
salah bahwa semakin banyak percabangan
entres yang dipelihara akan semakin banyak
benih karet yang baik yang akan dihasilkan.
Pada perbanyakan tanaman karet, benih/biji
Padahal kualitas mata entres yang diambil
diperlukan untuk batang bawah. Penggunaan
sangat bergantung dengan pemeliharaan
biji batang bawah yang tidak sesuai dengan
cabang-cabang entres yang ada.
anjuran akan berpengaruh negatif terhadap
Bagi BBPPTP Medan yang tupoksinya
pertumbuhan dan produksi batang
melakukan sertifikasi dan pengawasan
atas,sedangkan jika benih batang bawah
peredaran benih tanaman perkebunan,
sesuai dengan anjuran dapat meningkatkan
permasalahan pada kebun entres sebagai
produksi batang atas sampai 20%. Dalam
sumber mata okulasi dan biji karet sebagai
upaya memperoleh mutu biji karet yang baik
batang bawah merupakan hal yang perlu
untuk kebutuhan bahan tanam, diperlukan
dicari solusi penanganannya. Apalagi
berbagai syarat dan teknik pengelolaan biji
BBPPTP Medan sebagai salah satu institusi
karet. Pemahaman sifat biji karet sebagai
yang melakukan pengujian mutu benih biji
biji rekalsitran dikalangan para praktisi
karet tersebut. Ketersediaan mata entres dan
adalah mutlak karena tindakan didalam
benih biji karet juga sangat berperan penting
pengelolaan biji tersebut sangat erat
jika dikaitkan pengawasan peredaran yang
kaitannya dengan sifat biji karet sebagai biji
dilakukan BBPPTP Medan. Berkaitan dengan
rekalsitran.Pada praktek perkebunan,sering
hal tersebut maka perlu diketahui cara
terjadi keluhan bahwa daya kecambah biji
taksasi cabang entres karet dan benih biji
yang diterima pemesan sangat rendah dan
karet di lapangan, agar lebih mempermudah
tidak sesuai dengan yang ditetapkan
melakukan pengawasan peredaran terhadap
sebelumnya. Akibat rendahnya daya
benih-benih karet yang beredar di
kecambah biji yang diterima, maka jumlah
masyarakat, dan menjamin tersedianya benih
batang bawah yang layak untuk diokulasi
karet yang unggul dan bermutu.
tidak terpenuhi. Sementara itu,untuk
memesan lagi tambahan biji adalah tidak 2. Taksasi Entres Karet
memungkinkan karena musim biji besar
hanya terjadi sekali didalam satu tahun. Pada okulasi hijau digunakan mata entres
Keadaan seperti diatas dapat terjadi karena hijau baik mata daun maupun mata sisik.
berbagai faktor dan salah satu diantaranya Umur mata entres juga harus disesuaikan
adalah akibat penanganan biji yang salah dengan umur batang bawahnya. Biasanya
selama masa pengumpulan, pengepakan dalam okulasi hijau umur batang bawah
dan pengiriman biji. Penanganan yang dalam polibag sekitar 4 6 bulan, sehingga
salah ini bisa diakibatkan oleh kurang mata entres yang digunakan juga harus
fahamnya pihak penyalur/pemesan biji akan berumur 4 6 bulan baik itu mata sisik
maupun mata daun.
diambil untuk okulasi coklat 10 13 mata per
meter. Dengan diketahuinya taksasi potensi
produksi entres maka akan dapat diketahui
atau diperkirakan jumlah benih karet yang
akan dihasilkan dalam sekali produksi
4. Penutup
Jumlahbijidarisuatukelompokbijidapatdiketah
Refrensi
uidenganmengetahuiterlebihdahuluberat rata-
rata setiapbiji (jumlahbiji per kilogram). Ang, B.B. 1977. Problems of rubber seed
Beratsegarbijitergantungdarijenisklon.Wycher storage inSeed Technology in the
ly (1971) mendapatkanbahwa rata-rata Tropics ( Eds. Chin,H.F., Enoch,I.C.
beratsegarbiji (bijimasihsegardanviabel) dari and Raja Harun, R.M.) 117-122.
17 klon yang diamatiadalah 4,87 g UniversitiPertanian Malaysia.
atausebanyak 205 butirbiji per kilogram.
Rata-rata berat segar biji tergantung pada BasukidanMarsian. 1990.
MasalahPenyediaanBenihKaretUntuk
jenis klon induk. Pada klon RRIM 623, LCB Pembangunan Perkebunan.
1320, RRIM 600,PB 5/51 dan GT 1, rata-rata MakalahdisampaikanpadaLokakaryaN
berat segar biji adalah masing-masing 5,81; asionalPembibitanKaret 1990.
5,05; 4,32; 4,51 dan 3,72 g. Dengan SungeiPutih 5-7 Maret 1990.
demikian jumlah biji yang terdapat dalam
satu kilogram biji untuk masing-masing klon Keputusan Menteri Pertanian Republik
tersebut adalah 172; 198; 231; 222 dan 269 Indonesia. 2015. No.
328/Kpts/KB.020/10/2015. Pedoman
butir.
Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan
Produksi biji per hektar dipengaruhi berbagai Pengawasan Benih Tanaman Karet.
faktor antara lain ialah umur tanaman, jarak Ditjendbun Jakarta.
tanam, keadaan penyakit daun/bunga,
pemupukan, sifat fertilitas jumlah bunga dan Napitupulu,L.A.1977.MasalahPengadaanBijiK
iklim (Wycherly, 1971). Di Indonesia pada aretdan PengawasanMutu.
BalaiPenelitian Perkebunan Medan.
umumnya tindakan tindakan khusus untuk
Ex.7709.
meningkatkan produksi biji per hektar
tanaman jarang dilakukan. Siagian, N. 2017.Taksasi BenihKaret.
Napitupulu (1977) mengatakan bahwa makin Makalah yang disampaikanpada
dewasa pohonnya, produksi buah makin Seminar Fungsional PBT BBPPTP
Medan padatanggal 16 Februari 2017.
banyak dan kemudian menurun pada
BBPPTP Medan.
tanaman tua. Dikatakan bahwa hasil yang
paling banyak terdapat pada umur antara 10- Wycherly, P.R. 1971. Hevea Seed. The
20 tahun. Selanjutnya Basuki dan Marsian Planter, 47 (544, 545, dan 546), 1 - 20
(1990) mengamati bahwa sebanyak 46 butir
biji per pohon dihasilkan tanaman yang