Anda di halaman 1dari 36

Kerangka untuk Perikatan Asurans

SA Kerangka.indd 1 8/21/2015 2:51:36 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

Institut Akuntan publik Indonesia


Office Eight (8) Building Lantai 12 Unit 12I12J
Sudirman Central Business District (SCBD) Lot 28
Jln. Jend. Sudirman Kav. 5253
Senopati Raya, Jakarta 12190, Indonesia
Telp. : (021) 29333151, 72795445, 70721651-52-53
Faks. : (021) 29333154, 29333155, 72795441
Website : http://www.iapi.or.id
E-mail : info@iapi.or.id
Hak Cipta 2013 Institut Akuntan Publik Indonesia

Penerbit Salemba Empat


Jln. Raya Lenteng Agung No. 101
Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610
Telp. : (021) 781 8616
Faks. : (021) 781 8486
Website : http://www.penerbitsalemba.com
E-mail : info@penerbitsalemba.com

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam,
atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Institut Akuntan
Publik Indonesia dan Penerbit Salemba Empat.

UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA


1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu
ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Institut Akuntan Publik Indonesia

Kerangka untuk Perikatan Asurans/Institut Akuntan Publik Indonesia


Jakarta: Salemba Empat, 2016
1 jil., 36 hlm., 14 21 cm

ISBN 978-979-061-301-0

1. Audit 2. Akuntan Publik


I. Judul II. Institut Akuntan Publik Indonesia

SA Kerangka.indd 2 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA


DEWAN STANDAR PROFESI
20082012

Kusumaningsih Angkawidjaja Ketua


Handri Tjendra Wakil Ketua
Dedy Sukrisnadi Anggota
Fahmi Anggota
Godang Parulian Panjaitan Anggota
Johannes Emile Runtuwene Anggota
Lolita R. Siregar Anggota
Renie Feriana Anggota
Yusron Fauzan Anggota

iii

SA Kerangka.indd 3 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

KERANGKA UNTUK PERIKATAN ASURANS

(Berlaku efektif untuk perikatan audit atau reviu atas laporan keuangan
untuk periode yang dimulai pada atau setelah: (i) tanggal 1 Januari 2013
(untuk Emiten), atau (ii) tanggal 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten;
penerapan dini dianjurkan). Perikatan audit atau reviu atas laporan keuangan
untuk periode yang dimulai sebelum: (i) tanggal 1 Januari 2013 (untuk
Emiten), atau (ii) tanggal 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten (jika
tidak melakukan penerapan dini)) tetap menggunakan Standar Auditing
(untuk perikatan audit atau perikatan reviu laporan keuangan entitas publik)
atau Standar Jasa Akuntansi dan Review yang tercantum dalam Standar
Profesional Akuntan Publik versi 31 Maret 2011 yang ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia.)

DAFTAR ISI

Paragraf

Pendahuluan............................................................................. 16
Definisi dan Tujuan Perikatan Asurans..................................... 711
Ruang Lingkup Kerangka......................................................... 1216
Penerimaan Perikatan............................................................... 1719
Unsur-Unsur Perikatan Asurans............................................... 2060
Penggunaan Nama Praktisi yang Tidak Semestinya............... 61
Lampiran: Perbedaan antara Perikatan yang Memberikan Keyakinan
Memadai dengan Perikatan yang Memberikan Keyakinan Terbatas

iv

SA Kerangka.indd 4 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 Pendahuluan
2
3 1. Kerangka ini menjelaskan unsur-unsur dan tujuan perikatan
4 asurans, dan mengidentifikasi perikatan-perikatan yang
5 diterapi Standar Audit (SA), Standar Perikatan Reviu
6 (SPR), dan Standar Perikatan Asurans (SPA). Kerangka
7 ini menyediakan kerangka acuan untuk:
8 (a) Akuntan profesional dalam praktik publik (praktisi)
9 pada waktu melaksanakan perikatan asurans. Akuntan
10 profesional dalam sektor publik mengacu ke Perspektif
11 Sektor Publik yang dijelaskan di akhir Kerangka ini.
12 Akuntan profesional yang tidak dalam praktik publik
13 atau tidak berpraktik dalam sektor publik didorong untuk
14 mempertimbangkan Kerangka ini bila melaksanakan
15 perikatan asurans.1
16 (b) Pihak-pihak lain yang terlibat dalam perikatan asurans,
17 termasuk pengguna laporan asurans yang dituju dan
18 pihak yang bertanggung jawab terhadap hal pokok.
19 (c) Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (DSPAP)
20 Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada waktu
21 mengembangkan SA, SPR, dan SPA selain audit dan
22 reviu.
23
24 2. Kerangka ini tidak menetapkan standar atau menyediakan
25 prosedur untuk melaksanakan perikatan asurans. SA, SPR,
26 dan SPA berisi prinsip dasar, prosedur pokok dan panduan
27 terkait, yang konsisten dengan konsep Kerangka ini, untuk
28 pelaksanaan perikatan asurans. Hubungan antara Kerangka
29 dengan SA, SPR, dan SPA ini digambarkan dalam Struktur
30 Standar Profesi yang ditetapkan oleh DSPAP.
31
32
33
34
Jika seorang akuntan profesional tidak dalam praktik publik (seperti seorang
1
35
auditor internal), menerapkan Kerangka ini, dan (a) Kerangka ini, SA, SPR, atau
36 SPA diacu dalam laporan akuntan profesional, serta (b) akuntan profesional
37 tersebut atau anggota lain tim asurans dan, jika relevan, pemimpin akuntan
38 profesional, tidak independen dengan entitas yang terhadapnya perikatan
39 asurans dilaksanakan, ketiadaan independensi dan sifat hubungan tersebut
dengan entitas harus secara mencolok diungkapkan dalam laporan akuntan
40
profesional. Demikian juga, laporan tersebut tidak boleh mencantumkan kata
41 independen dalam judulnya, dan harus mencatumkan pembatasan tujuan
42 serta pengguna laporan tersebut.

SA Kerangka.indd 1 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 3. Berikut adalah gambaran umum tentang Kerangka ini:


2 Pendahuluan: Kerangka ini mengatur perikatan asurans
3 yang dilakukan oleh praktisi. Kerangka ini menyediakan
4 kerangka acuan bagi praktisi dan pihak-pihak lain yang
5 terlibat dalam perikatan asurans, seperti pihak yang
6 melakukan perikatan dengan praktisi.
7 Definisi dan tujuan perikatan asurans: Seksi ini
8 mendefinisikan perikatan asurans dan mengidentifikasi
9 tujuan dua jenis perikatan asurans yang boleh dilakukan
10 oleh praktisi. Kerangka ini menyebut kedua jenis
11 perikatan asurans tersebut di atas sebagai perikatan
12 yang memberikan keyakinan memadai dan perikatan
13 yang memberikan keyakinan terbatas.2
14 Ruang lingkup Kerangka: Seksi ini membedakan
15 perikatan asurans dari perikatan lain, seperti perikatan
16 konsultasi.
17 Penerimaan perikatan: Seksi ini menetapkan karakteristik
18 yang harus dipenuhi sebelum praktisi dapat menerima
19 suatu perikatan asurans.
20 Unsur-unsur perikatan asurans: Seksi ini mengidentifikasi
21 dan membahas lima unsur perikatan asurans yang
22 dilakukan oleh praktisi, yaitu: hubungan tiga pihak, hal
23 pokok, kriteria, bukti, dan suatu laporan asurans. Seksi ini
24 menjelaskan perbedaan yang penting antara perikatan
25 yang memberikan keyakinan memadai dengan perikatan
26 yang memberikan keyakinan terbatas (seperti yang
27 dijelaskan secara garis besar dalam Lampiran 1). Seksi ini
28 juga membahas, sebagai contoh, keberagaman signifikan
29 dalam hal pokok perikatan asurans, karakteristik kriteria
30 yang cocok, peran risiko dan materialitas dalam perikatan
31 asurans, dan bagaimana kesimpulan dinyatakan dalam
32 dua tipe perikatan asurans tersebut.
33 Penggunaan nama praktisi yang tidak semestinya: Seksi
34 ini membahas implikasi pengaitan nama praktisi dengan
35 suatu hal pokok.
36
37
38
39
40
Untuk perikatan asurans yang khususnya terkait dengan informasi keuangan
2
41 historis, perikatan yang memberikan keyakinan memadai disebut audit dan
42 perikatan yang memberikan keyakinan terbatas disebut reviu.

SA Kerangka.indd 2 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 Prinsip Etika dan Standar Pengendalian Mutu


2 4. Di samping Kerangka ini dan SA, SPR, dan SPA, praktisi yang
3 melakukan perikatan asurans juga diatur oleh:
4 (a) Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik), yang
5 menetapkan prinsip dasar etika bagi profesi akuntan
6 publik; dan
7 (b) Standar Pengendalian Mutu (SPM), yang menetapkan
8 standar dan memberikan panduan atas sistem
9 pengendalian mutu KAP.3
10
11 5. Bagian A Kode Etik menetapkan prinsip dasar etika yang
12 harus diperhatikan oleh semua akuntan profesional, yang
13 meliputi:
14 (a) Integritas;
15 (b) Objektivitas;
16 (c) Kompetensi dan kecermatan profesional;
17 (d) Kerahasiaan; dan
18 (e) Perilaku profesional.
19
20 6. Bagian B Kode Etik, yang hanya berlaku bagi akuntan
21 profesional yang menjalankan praktik publik, mencakup
22 suatu pendekatan konseptual terhadap independensi yang
23 mempertimbangkan ancaman terhadap independensi,
24 pencegahan yang dapat diterima, dan kepentingan publik
25 dalam setiap perikatan asurans. Bagian ini juga mensyaratkan
26 KAP dan anggota tim asurans untuk mengidentifikasi dan
27 mengevaluasi kondisi dan hubungan yang dapat mengancam
28 independensi dan mengambil tindakan yang tepat untuk
29 menghilangkan ancaman tersebut atau menurunkannya
30 ke tingkat yang dapat diterima dengan penerapan
31 pencegahan.
32
33
34 Definisi dan Tujuan Perikatan Asurans
35
36 7. Perikatan Asurans berarti suatu perikatan yang di dalamnya
37 seorang praktisi menyatakan suatu kesimpulan yang dirancang
38 untuk meningkatkan derajat kepercayaan pengguna yang
39
40
41 Standar dan panduan tambahan atas prosedur pengendalian mutu untuk
3

42 perikatan asurans tertentu ditetapkan dalam SA, SPR, dan SPA.

SA Kerangka.indd 3 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 dituju (selain pihak yang bertanggung jawab) terhadap hasil


2 pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok dibandingkan
3 dengan kriteria.
4
5 8. Hasil pengevaluasian atau pengukuran atas hal pokok adalah
6 informasi yang dihasilkan dari penerapan kriteria terhadap hal
7 pokok. Sebagai contoh:
8 Pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
9 yang disajikan dalam laporan keuangan (outcome) sebagai
10 hasil penerapan Kerangka Pelaporan Keuangan untuk
11 pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan,
12 seperti, penerapan Standar Akuntansi Keuangan (kriteria)
13 atas posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
14 (ketiganya merupakan hal pokok) suatu entitas.
15 Suatu asersi tentang efektivitas pengendalian internal
16 (outcome) sebagai hasil penerapan suatu kerangka
17 untuk mengevaluasi efektivitas proses pengendalian
18 internal (hal pokok) dengan menggunakan kriteria
19 (seperti COSO4 atau CoCo5).
20
21 Dalam paragraf-paragraf berikut dalam Kerangka ini, istilah
22 informasi hal pokok akan digunakan dalam arti hasil
23 pengevaluasian atau pengukuran suatu hal pokok. Informasi
24 hal pokok inilah yang untuk itu praktisi mengumpulkan bukti
25 yang cukup dan tepat untuk menyediakan basis memadai
26 bagi praktisi untuk menyatakan kesimpulan dalam suatu
27 laporan asurans.
28
29 9. Informasi hal pokok dapat gagal disajikan dengan tepat
30 dalam konteks hal pokok dan kriterianya dan oleh karena
31 itu terdapat kesalahan penyajian, yang secara potensial
32 material. Hal ini terjadi bila informasi hal pokok tidak secara
33 tepat mencerminkan penerapan kriteria terhadap hal pokok
34 tersebut, sebagai contoh: bila laporan keuangan suatu entitas
35 tidak menggambarkan dengan benar dan wajar tentang
36 (atau tidak menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
37 material) posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas
38
39 Internal Control - Integrated Framework, The Committee of Sponsoring
4

40 Organizations of the Treadway Commission.


41 Guidance on Assessing Control - The CoCo Principles, Criteria of Control
5

42 Board, The Canadian Institute of Chartered Accountants.

SA Kerangka.indd 4 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, atau bila suatu


2 asersi atas efektivitas pengendalian internal suatu entitas tidak
3 dinyatakan secara wajar dalam semua hal yang material,
4 berdasarkan COSO atau CoCo.
5
6 10. Dalam beberapa perikatan asurans, pengevaluasian atau
7 pengukuran atas hal pokok dilakukan oleh pihak yang
8 bertanggung jawab atas hal pokok, dan informasi hal pokok
9 disajikan dalam bentuk asersi oleh pihak yang bertanggung
10 jawab yang tersedia bagi pengguna yang dituju. Perikatan ini
11 disebut perikatan berbasis asersi. Dalam perikatan asurans
12 lainnya, praktisi melakukan pengevaluasian atau pengukuran
13 secara langsung atas hal pokok atau dengan memperoleh
14 representasi dari pihak yang bertanggung jawab atas hal
15 pokok yang sebelumnya telah melakukan pengevaluasian
16 atau pengukuran atas hal pokok tersebut, yang tidak tersedia
17 bagi pengguna yang dituju. Informasi hal pokok disediakan
18 bagi pengguna yang dituju dalam bentuk laporan asurans.
19 Perikatan ini disebut perikatan pelaporan langsung.
20
21 11. Dalam Kerangka ini terdapat dua tipe perikatan asurans
22 yang dapat dilakukan oleh praktisi, yaitu perikatan yang
23 memberikan keyakinan memadai dan perikatan yang
24 memberikan keyakinan terbatas. Tujuan perikatan yang
25 memberikan keyakinan memadai adalah penurunan risiko
26 perikatan asurans ke tingkat rendah yang dapat diterima
27 dalam kondisi perikatan6 tersebut sebagai basis kesimpulan
28 praktisi yang dinyatakan dalam bentuk positif. Tujuan
29 perikatan yang memberikan keyakinan terbatas adalah
30 penurunan risiko perikatan asurans ke tingkat yang dapat
31 diterima dalam kondisi perikatan tersebut (namun risikonya
32 lebih besar daripada risiko dalam perikatan yang memberikan
33 keyakinan memadai), sebagai basis kesimpulan praktisi yang
34 dinyatakan dalam bentuk negatif.
35
36
37 Kondisi perikatan mencakup ketentuan perikatan, termasuk apakah perikatan
6

38 tersebut merupakan perikatan yang memberikan keyakinan memadai atau


39 perikatan yang memberikan keyakinan terbatas, karakteristik hal pokok, kriteria
yang akan digunakan, kebutuhan pengguna yang dituju, karakteristik yang
40
relevan dari pihak yang bertanggung jawab dan lingkungannya, serta hal
41 lainnya, sebagai contoh, kejadian, transaksi, kondisi, dan praktik, yang dapat
42 berdampak signifikan terhadap perikatan.

SA Kerangka.indd 5 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 Ruang Lingkup Kerangka


2
3 12. Tidak semua perikatan yang dilakukan oleh praktisi merupakan
4 perikatan asurans. Perikatan lain yang sering dilakukan dan
5 tidak memenuhi definisi di atas (serta tidak dicakup dalam
6 Kerangka ini) meliputi:
7 Perikatan yang dicakup dalam Standar Jasa Terkait
8 (SJT), seperti perikatan prosedur yang disepakati
9 dan perikatan kompilasi atas informasi keuangan atau
10 informasi lainnya.
11 Penyusunan surat pemberitahuan pajak yang di
12 dalamnya tidak ada kesimpulan (yang memberikan suatu
13 keyakinan) yang dinyatakan.
14 Perikatan jasa konsultasi (atau jasa advisory7), seperti jasa
15 konsultasi manajemen dan jasa konsultasi perpajakan.
16
17 13. Suatu perikatan asurans mungkin merupakan bagian
18 perikatan lain yang lebih besar, seperti, bila suatu perikatan
19 jasa konsultasi akuisisi bisnis mencakup permintaan untuk
20 memberikan asurans tentang informasi keuangan historis
21 atau prospektif. Dalam kondisi tersebut, Kerangka ini hanya
22 relevan terhadap bagian asurans dari perikatan yang lebih
23 besar tersebut.
24
25 14. Perikatan-perikatan di bawah ini, yang mungkin memenuhi
26 definisi yang tercantum dalam paragraf 7, tidak perlu
27 dilakukan sesuai dengan Kerangka ini:
28 (a) Perikatan untuk memberikan kesaksian dalam perkara
29 hukum yang terkait dengan akuntansi, auditing,
30 perpajakan atau hal lainnya; dan
31
32
33 Perikatan jasa konsultasi menggunakan keahlian teknis, pendidikan, observasi,
7

34 pengalaman, dan pengetahuan tentang proses konsultasi oleh akuntan


profesional. Proses konsultasi merupakan suatu proses analitis yang biasanya
35
melibatkan beberapa kombinasi aktivitas yang terkait dengan: penetapan tujuan,
36 pencarian fakta, pendefinisian masalah atau peluang, pengevaluasian alternatif,
37 pengembangan rekomendasi (termasuk tindakan, pengomunikasian hasil, dan
38 kadang-kadang pengimplementasian dan tindak lanjut). Jika diterbitkan, laporan
39 umumnya ditulis dalam bentuk narasi (bentuk panjang). Pada umumnya
pekerjaan yang dilakukan hanya untuk kegunaan dan pemanfaatan bagi klien.
40
Sifat dan ruang lingkup pekerjaan ditentukan berdasarkan kesepakatan antara
41 akuntan profesional dan klien. Setiap jasa yang memenuhi definisi perikatan
42 asurans bukan merupakan perikatan jasa konsultasi.

SA Kerangka.indd 6 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 (b) Perikatan yang mencakup pemberian opini, pandangan


2 atau kata-kata profesional, yang dijadikan oleh
3 penggunanya sebagai basis untuk memperoleh
4 keyakinan, jika semua hal di bawah ini terpenuhi:
5 (i) Opini, pandangan atau kata-kata tersebut hanya
6 merupakan konsekuensi atau bagian kecil dari
7 keseluruhan perikatan;
8 (ii) Setiap laporan tertulis yang diterbitkan menyatakan
9 pembatasan penggunaan hanya untuk pengguna
10 yang dituju dalam laporan tersebut;
11 (iii) Berdasarkan suatu memo kesepahaman dengan
12 pengguna yang dituju dalam laporan, perikatan
13 tidak dimaksudkan sebagai perikatan asurans;
14 (iv) Perikatan ini tidak dinyatakan sebagai perikatan
15 asurans dalam laporan akuntan profesional.
16
17 Laporan atas Perikatan Non-asurans
18 15. Suatu pelaporan praktisi yang tidak melakukan perikatan
19 asurans sesuai dengan ruang lingkup Kerangka ini, harus
20 secara jelas dibedakan dengan laporan yang dihasilkan dari
21 laporan asurans. Sehingga untuk tidak membuat pengguna
22 laporan bingung, maka laporan tersebut harus menghindari,
23 sebagai contoh:
24 Secara implisit menyatakan bahwa praktisi mematuhi
25 Kerangka ini, SA, SPR, atau SPA.
26 Menggunakan secara tidak semestinya kata-kata
27 asurans, audit atau reviu.
28 Memasukkan suatu pernyataan yang dapat ditafsirkan
29 keliru dalam membuat suatu kesimpulan, yang dirancang
30 untuk menambah tingkat kepercayaan pengguna
31 laporan, terhadap hasil (outcome) pengevaluasian atau
32 pengukuran hal pokok terhadap kriteria.
33
34 16. Praktisi dan pihak yang bertanggung jawab mungkin setuju
35 untuk menerapkan prinsip-prinsip Kerangka ini dalam suatu
36 perikatan, yang di dalamnya tidak ada pengguna laporan
37 lainnya selain pihak yang bertanggung jawab, jika seluruh
38 ketentuan SA, SPR atau SPA dipenuhi. Dalam kasus ini,
39 laporan praktisi harus menyatakan pembatasan pengunaan
40 laporan tersebut hanya kepada pihak yang bertanggung
41 jawab.
42

SA Kerangka.indd 7 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 Penerimaan Perikatan
2
3 17. Praktisi menerima perikatan asurans hanya jika pengetahuan
4 awal praktisi atas kondisi perikatan menunjukkan bahwa:
5 (a) Ketentuan etika profesi yang relevan, seperti independensi
6 dan kompetensi profesional akan terpenuhi; dan
7 (b) Perikatan tersebut memiliki karakteristik sebagai
8 berikut:
9 (i) Hal pokok adalah semestinya;
10 (ii) Kriteria yang digunakan adalah tepat dan tersedia
11 bagi pengguna laporan yang dituju;
12 (iii) Praktisi memiliki akses untuk mendapatkan bukti
13 yang cukup dan tepat untuk mendukung kesimpulan
14 praktisi;
15 (iv) Kesimpulan praktisi, dalam perikatan yang
16 memberikan keyakinan memadai atau perikatan
17 yang memberikan keyakinan terbatas, harus
18 dimasukkan dalam laporan tertulis; dan
19 (v) Praktisi yakin bahwa ada suatu tujuan rasional
20 untuk perikatan tersebut. Jika terdapat pembatasan
21 signifikan terhadap ruang lingkup pekerjaan praktisi
22 (lihat paragraf 55), kemungkinan perikatan tersebut
23 tidak memiliki tujuan rasional. Demikian juga,
24 jika praktisi yakin bahwa pihak yang melakukan
25 perikatan dengan praktisi, bermaksud mengaitkan
26 nama praktisi dengan hal pokok dengan cara yang
27 tidak patut (lihat paragraf 61).
28 SA, SPR dan SPA tertentu mungkin saja mencakup ketentuan
29 tambahan yang harus dipenuhi sebelum menerima perikatan
30 tersebut.
31
32 18. Bila suatu perikatan potensial tidak dapat dikategorikan
33 sebagai suatu perikatan asurans karena tidak memiliki seluruh
34 karakteristik yang dijelaskan dalam paragraf sebelum ini,
35 pihak yang melakukan perikatan dengan praktisi mungkin
36 dapat membuat suatu perikatan lain yang dapat memenuhi
37 kebutuhan pengguna laporan yang dituju. Sebagai contoh:
38 (a) Jika kriteria awal tidak sesuai, perikatan asurans masih
39 tetap dapat dilakukan jika:
40 (i) Praktisi dan pihak yang melakukan perikatan dapat
41 mengidentifikasi suatu aspek hal pokok awal
42 yang sesuai dengan kriteria perikatan asurans,

SA Kerangka.indd 8 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 dan praktisi dapat melakukan perikatan asurans


2 sehubungan dengan aspek tersebut sebagai suatu
3 hal pokok tersendiri. Dalam kasus ini, laporan
4 asurans mencantumkan secara jelas bahwa laporan
5 tersebut tidak terkait dengan hal pokok awal secara
6 keseluruhan; atau
7 (ii) Kriteria alternatif yang tepat untuk hal pokok awal
8 dapat dipilih atau dikembangkan.
9 (b) Pihak yang melakukan perikatan dapat meminta suatu
10 perikatan yang bukan perikatan asurans, seperti perikatan
11 jasa konsultasi atau prosedur yang disepakati.
12
13 19. Jika perikatan asurans telah diterima, praktisi mungkin tidak
14 dapat mengubah perikatan tersebut menjadi perikatan non-
15 asurans, atau dari perikatan yang memberikan keyakinan
16 memadai menjadi perikatan yang memberikan keyakinan
17 terbatas tanpa alasan yang masuk akal. Suatu perubahan
18 dalam kondisi yang berdampak terhadap ketentuan pengguna
19 yang dituju, atau kesalahpahaman tentang sifat perikatan,
20 biasanya akan menjadi alasan permintaan suatu perubahan
21 dalam perikatan. Jika perubahan tersebut dibuat, praktisi tidak
22 mengabaikan bukti yang telah diperoleh sebelum terjadinya
23 perubahan tersebut.
24
25
26 Unsur-unsur Perikatan Asurans
27
28 20. Berikut ini disajikan unsur-unsur suatu perikatan asurans yang
29 dibahas dalam seksi ini:
30 (a) Hubungan tiga pihak yang melibatkan praktisi, pihak
31 yang bertanggung jawab, dan pengguna yang dituju;
32 (b) Suatu hal pokok yang semestinya;
33 (c) Kriteria yang sesuai;
34 (d) Bukti yang cukup dan tepat; dan
35 (e) Suatu laporan asurans dalam bentuk yang sesuai dengan
36 perikatan yang memberikan keyakinan memadai atau
37 perikatan yang memberikan keyakinan terbatas.
38
39 Hubungan Tiga Pihak
40 21. Perikatan asurans melibatkan tiga pihak yang terpisah, yaitu
41 praktisi, pihak yang bertanggung jawab, dan pengguna yang
42 dituju.

SA Kerangka.indd 9 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 22. Pihak yang bertanggung jawab dan pengguna yang dituju


2 mungkin berasal dari entitas yang berbeda atau sama.
3 Contoh untuk entitas yang sama, dalam dewan berstruktur
4 dua tingkat (two-tier board structure), dewan yang berfungsi
5 sebagai pengawas dapat meminta keyakinan atas informasi
6 yang diberikan oleh direksi entitas tersebut. Hubungan antara
7 pihak yang bertanggung jawab dan pengguna yang dituju
8 perlu dipandang dalam konteks suatu perikatan spesifik dan
9 mungkin berbeda dari tanggung jawab yang ditentukan secara
10 tradisional. Sebagai contoh, manajemen senior suatu entitas
11 (pengguna yang dituju) dapat melakukan perikatan asurans
12 dengan seorang praktisi atas suatu aspek tertentu aktivitas
13 entitas yang merupakan tanggung jawab langsung tingkat
14 manajemen yang lebih rendah (pihak yang bertanggung
15 jawab), namun tanggung jawab akhir tetap berada pada
16 manajemen senior.
17
18 Praktisi
19 23. Istilah praktisi yang digunakan dalam Kerangka ini lebih luas
20 daripada istilah auditor yang digunakan dalam SA dan SPR,
21 yang hanya berhubungan dengan praktisi yang melakukan
22 perikatan audit atau perikatan reviu atas informasi keuangan
23 historis.
24
25 24. Praktisi dapat diminta untuk melakukan perikatan asurans
26 atas berbagai hal pokok. Beberapa hal pokok mungkin
27 memerlukan keahlian dan pengetahuan khusus di luar
28 keahlian dan pengetahuan yang umumnya dimiliki oleh
29 praktisi. Seperti yang tercantum dalam paragraf 17(a), praktisi
30 tidak menerima suatu perikatan jika pemahaman awal atas
31 kondisi perikatan menunjukkan tidak akan dapat terpenuhinya
32 ketentuan etika profesi atas kompetensi profesional. Dalam
33 beberapa kasus, ketentuan tersebut dapat dipenuhi oleh
34 praktisi dengan menggunakan hasil pekerjaan pihak dengan
35 disiplin profesi yang berbeda, yang disebut sebagai pakar.
36 Dalam kasus tersebut, praktisi yakin bahwa individu-individu
37 yang melaksanakan perikatan tersebut secara kolektif memiliki
38 keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan, dan praktisi
39 tersebut memiliki tingkat keterlibatan yang cukup dalam
40 perikatan tersebut dan memiliki pemahaman atas pekerjaan
41 yang dilakukan oleh pakar.
42

10

SA Kerangka.indd 10 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 Pihak yang Bertanggung Jawab


2 25. Pihak yang bertanggung jawab adalah pihak yang:
3 (a) Dalam perikatan pelaporan langsung, bertanggung
4 jawab atas hal pokok; atau
5 (b) Dalam perikatan berdasarkan asersi, bertanggung
6 jawab atas informasi hal pokok (asersi), dan mungkin
7 bertanggung jawab atas hal pokok. Contoh suatu kondisi
8 yang di dalamnya pihak yang bertanggung jawab
9 memiliki tanggung jawab atas informasi hal pokok dan
10 hal pokoknya adalah ketika suatu entitas melakukan
11 perikatan dengan praktisi untuk melakukan perikatan
12 asurans atas suatu laporan yang disusun oleh entitas
13 tersebut tentang berkesinambungan praktiknya. Suatu
14 contoh bila pihak yang bertanggung jawab memiliki
15 tanggung jawab atas informasi hal pokok namun tidak
16 bertanggung jawab atas hal pokok tersebut, adalah
17 bila lembaga pemerintah melakukan perikatan dengan
18 praktisi untuk melakukan perikatan asurans atas laporan
19 tentang berkesinambungan praktik sebuah perusahaan
20 swasta yang disusun oleh perusahaan tersebut dan
21 ditujukan bagi pengguna yang dituju.
22 Pihak yang bertanggung jawab dapat atau bukan merupakan
23 pihak yang melakukan perikatan dengan praktisi tersebut.
24
25 26. Pihak yang bertanggung jawab biasanya memberikan kepada
26 praktisi representasi tertulis yang mengevaluasi atau mengukur
27 kesesuaian hal pokok terhadap kriteria yang diidentifikasi, dan
28 apakah akan tersedia atau tidak akan tersedianya representasi
29 tersebut sebagai suatu asersi bagi pengguna yang dituju.
30 Dalam sebuah perikatan pelaporan langsung, praktisi mungkin
31 tidak dapat memperoleh representasi tersebut jika pihak yang
32 melakukan perikatan berbeda dari pihak yang bertanggung
33 jawab.
34
35 Pengguna yang Dituju
36 27. Pengguna yang dituju adalah individu atau kelompok individu
37 yang dituju dalam laporan asurans yang diterbitkan oleh
38 praktisi. Pihak yang bertanggung jawab dapat merupakan
39 satu dari para pengguna laporan yang dituju, namun bukan
40 hanya satu-satunya pengguna yang dituju.
41
42

11

SA Kerangka.indd 11 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 28. Jika dimungkinkan, laporan asurans ditujukan kepada semua


2 pengguna yang dituju, namun dalam beberapa kondisi dapat
3 juga ditujukan kepada pihak lain. Praktisi mungkin tidak
4 dapat mengidentifikasi seluruh pihak yang akan membaca
5 laporan asurans, terutama bila terdapat banyak pihak yang
6 memiliki akses ke laporan tersebut. Dalam kasus ini, terutama
7 jika pembaca laporan memiliki kisar kepentingan yang luas
8 terhadap hal pokok, pengguna yang dituju dapat dibatasi
9 hanya kepada pemangku kepentingan utama, dengan tingkat
10 kepentingan yang signifikan dan umum. Pengguna yang dituju
11 dapat diidentifikasi melalui beberapa cara yang berbeda,
12 sebagai contoh, melalui perjanjian antara praktisi dengan
13 pihak yang bertanggung jawab atau pihak yang melakukan
14 perikatan dengan praktisi, atau melalui ketentuan peraturan
15 perundang-undangan.
16
17 29. Jika memungkinkan, pengguna yang dituju atau perwakilannya
18 dilibatkan dengan praktisi dan pihak yang bertanggung jawab
19 (dan jika berbeda, pihak yang melakukan perikatan dengan
20 praktisi) dalam menentukan ketentuan perikatan. Namun,
21 tanpa memperhatikan keterlibatan pihak lain, dan tidak
22 seperti perikatan prosedur yang disepakati (yang merupakan
23 suatu pelaporan atas temuan berdasarkan prosedur yang
24 dilaksanakan, daripada merupakan suatu kesimpulan):
25 (a) Praktisi bertanggung jawab untuk menentukan sifat, saat,
26 dan luasnya prosedur; dan
27 (b) Praktisi diharuskan untuk mencari setiap hal
28 yang disadarinya yang menuntun praktisi untuk
29 mempertanyakan apakah harus dilakukan modifikasi
30 material terhadap informasi hal pokok.
31
32 30. Dalam beberapa kasus, pengguna yang dituju (sebagai
33 contoh, kreditur dan badan pengatur) memberlakukan suatu
34 ketentuan atas, atau meminta pihak yang bertanggung
35 jawab (atau jika berbeda, pihak yang melakukan perikatan
36 dengan praktisi) untuk membuat suatu pengaturan atas, suatu
37 perikatan asurans yang dilaksanakan untuk tujuan tertentu.
38 Bila perikatan dirancang untuk pengguna yang dituju tertentu
39 atau untuk tujuan tertentu, praktisi mempertimbangkan untuk
40 memasukkan suatu pembatasan dalam laporan asurans yang
41 penggunaannya dibatasi hanya bagi pengguna yang dituju
42 atau untuk tujuan tertentu tersebut.

12

SA Kerangka.indd 12 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 Hal Pokok
2 31. Hal pokok, dan informasi hal pokok suatu perikatan asurans
3 dapat memiliki berbagai bentuk, seperti:
4 Kinerja atau kondisi keuangan (sebagai contoh: posisi
5 keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas historis
6 atau prospektif) yang untuknya informasi hal pokok
7 dapat berupa pengakuan, pengukuran, penyajian,
8 dan pengungkapan yang tercermin dalam laporan
9 keuangan.
10 Kinerja atau kondisi non-keuangan (sebagai contoh:
11 kinerja suatu entitas) yang untuknya informasi hal
12 pokok mungkin merupakan indikator utama efisiensi dan
13 efektivitas.
14 Karakteristik fisik (sebagai contoh: kapasitas suatu
15 fasilitas) yang untuknya informasi hal pokok dapat berupa
16 dokumen tentang spesifikasi.
17 Sistem dan proses (sebagai contoh: pengendalian
18 internal atau sistem teknologi informasi suatu entitas)
19 yang untuknya informasi hal pokok dapat berupa asersi
20 tentang efektivitas.
21 Perilaku (sebagai contoh: praktik tata kelola korporasi,
22 kepatuhan terhadap peraturan, sumber daya manusia)
23 yang untuknya informasi hal pokok dapat berupa
24 suatu pernyataan kepatuhan atau suatu pernyataan
25 efektivitas.
26
27 32. Hal pokok memiliki beberapa karakteristik yang berbeda,
28 yang mencakup seberapa kualitatif atau kuantitatif, objektif
29 atau subjektif, dan historis atau prospektif informasi tentang
30 hal pokok tersebut, serta apakah informasi tentang hal pokok
31 tersebut terkait dengan suatu titik waktu atau suatu periode.
32 Karakteristik tersebut memengaruhi:
33 (a) Tingkat ketepatan atas pengevaluasian dan pengukuran
34 hal pokok terhadap kriteria; dan
35 (b) Tingkat kepersuasifan dari bukti yang tersedia.
36 Laporan asurans menyajikan karakteristik tertentu yang
37 relevan dengan pengguna yang dituju.
38
39 33. Suatu hal pokok yang tepat adalah hal yang:
40 (a) Dapat diidentifikasi, dan dapat dievaluasi atau diukur
41 secara konsisten dengan kriteria yang telah diidentifikasi;
42 dan

13

SA Kerangka.indd 13 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 (b) Prosedur dapat diterapkan atas informasi tentang hal


2 pokok untuk pengumpulan bukti yang cukup dan tepat
3 untuk mendukung suatu kesimpulan yang memberikan
4 keyakinan memadai atau keyakinan terbatas,
5 sebagaimana mestinya.
6
7 Kriteria
8 34. Kriteria adalah pembanding yang digunakan untuk
9 mengevaluasi atau mengukur hal pokok, termasuk jika relevan,
10 pembanding untuk penyajian dan pengungkapan. Kriteria
11 dapat bersifat formal, sebagai contoh dalam penyusunan
12 laporan keuangan, kriteria yang dapat digunakan adalah
13 Standar Akuntansi Keuangan; dalam pelaporan pengendalian
14 intern, kriteria yang dapat digunakan adalah kerangka
15 pengendalian intern atau tujuan setiap pengendalian yang
16 ditetapkan yang dirancang secara khusus untuk perikatan
17 tersebut; dan dalam pelaporan kepatuhan, kriteria yang
18 dapat digunakan adalah peraturan perundang-undangan
19 atau kontrak yang berlaku. Contoh kriteria yang tidak terlalu
20 formal adalah kode etik yang dikembangkan secara internal
21 atau tingkat kinerja yang disepakati (seperti jumlah pertemuan
22 suatu komite yang diharapkan dalam setahun).
23
24 35. Kriteria yang tepat diperlukan dalam melakukan evaluasi yang
25 konsisten atau pengukuran atas hal pokok dalam konteks
26 pertimbangan profesional. Tanpa adanya kerangka acuan
27 yang tersedia dalam kriteria yang tepat, suatu kesimpulan
28 akan bergantung kepada penafsiran individu yang rentan
29 terhadap kesalahpahaman. Kriteria yang tepat adalah kriteria
30 yang tergantung terhadap konteks, yaitu yang relevan dengan
31 kondisi perikatan. Bahkan untuk hal pokok yang sama,
32 mungkin saja terdapat kriteria yang berbeda. Sebagai contoh,
33 dalam mengevaluasi hal pokok kepuasan pelanggan, pihak
34 yang bertanggung jawab mungkin menggunakan kriteria
35 jumlah keluhan pelanggan yang berhasil diatasi dalam
36 meningkatkan kepuasan pelanggan, sedangkan pihak yang
37 bertanggung jawab lainnya mungkin menggunakan kriteria
38 pembelian berulang dalam waktu tiga bulan setelah pembelian
39 pertama.
40
41
42

14

SA Kerangka.indd 14 8/21/2015 2:51:38 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 36. Kriteria yang sesuai - Menggambarkan karakteristik sebagai


2 berikut:
3 (a) Relevan: kriteria yang relevan memberikan kontribusi
4 terhadap kesimpulan yang membantu pengambilan
5 keputusan oleh pengguna yang dituju.
6 (b) Kelengkapan: kriteria dikatakan cukup lengkap bila
7 faktor-faktor relevan yang dapat berdampak terhadap
8 kesimpulan dalam konteks kondisi perikatan tidak
9 dihilangkan. Kriteria lengkap mencakup, jika relevan,
10 standar untuk penyajian dan pengungkapan.
11 (c) Keandalan: kriteria yang andal memungkinkan
12 pengevaluasian dan pengukuran yang konsisten dan
13 masuk akal terhadap hal pokok termasuk, jika relevan,
14 penyajian dan pengungkapan, bila digunakan dalam
15 kondisi yang sama oleh praktisi yang sama.
16 (d) Kenetralan: kriteria yang netral memberikan kontribusi
17 kepada kesimpulan yang bebas dari keberpihakan.
18 (e) Dapat dipahami: kriteria yang dapat dipahami memberikan
19 kontribusi kepada kesimpulan yang jelas, komprehensif,
20 dan tidak rentan terhadap penafsiran yang berbeda
21 secara signifikan.
22 Pengevaluasian atau pengukuran terhadap hal pokok
23 berdasarkan pada ekspektasi, pertimbangan, dan pengalaman
24 praktisi sendiri secara invidual tidak termasuk sebagai kriteria
25 yang tepat.
26
27 37. Praktisi menentukan ketepatan kriteria untuk suatu perikatan
28 tertentu dengan mempertimbangkan apakah kriteria tersebut
29 mencerminkan karakteristik di atas. Keutamaan setiap
30 karakteristik suatu perikatan bersifat relatif karena menyangkut
31 pertimbangan praktisi. Kriteria dapat ditetapkan atau secara
32 khusus dikembangkan. Kriteria yang ditetapkan adalah
33 seperti yang diatur dalam peraturan perundang-undangan,
34 atau yang dikeluarkan oleh badan yang terdiri dari para pakar
35 yang berwenang atau diakui yang mengikuti tata kerja (due-
36 process) yang transparan. Kriteria yang dikembangkan secara
37 khusus adalah kriteria yang dirancang untuk tujuan perikatan.
38 Apakah kriteria ditetapkan atau secara khusus dikembangkan
39 berdampak pada pekerjaan praktisi untuk menentukan
40 kesesuaian kriteria tersebut dalam suatu perikatan.
41
42

15

SA Kerangka.indd 15 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 38. Kriteria perlu tersedia bagi pengguna yang dituju untuk


2 memungkinkan mereka memahami bagaimana hal pokok
3 telah dievaluasi atau diukur. Kriteria tersedia bagi pengguna
4 yag dituju melalui satu atau lebih cara berikut ini:
5 (a) Publikasi.
6 (b) Pencantuman yang jelas dalam penyajian informasi hal
7 pokok.
8 (c) Pencantuman yang dengan jelas dalam laporan
9 asurans.
10 (d) Merupakan pemahaman umum, sebagai contoh jam
11 dan menit digunakan sebagai kriteria untuk pengukuran
12 waktu.
13 Kriteria dapat juga hanya tersedia bagi pengguna tertentu
14 yang dituju, sebagai contoh ketentuan dalam kontrak, atau
15 kriteria yang dikeluarkan oleh suatu asosiasi industri yang
16 hanya tersedia bagi mereka yang berada dalam industri
17 tersebut. Apabila kriteria yang diidentifikasi hanya tersedia
18 bagi pengguna tertentu yang dituju atau hanya relevan untuk
19 tujuan tertentu, maka penggunaan laporan asurans dibatasi
20 hanya bagi pengguna tertentu yang dituju atau untuk tujuan
21 tertentu tersebut.8
22
23 Bukti
24 39. Praktisi merencanakan dan melaksanakan perikatan
25 asurans dengan suatu sikap skeptisisme profesional untuk
26 memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang apakah
27 informasi hal pokok bebas dari kesalahan penyajian material.
28 Praktisi mempertimbangkan materialitas, risiko perikatan
29 asurans, serta kuantitas dan kualitas bukti yang tersedia
30 ketika melakukan perencanaan dan pelaksanaan perikatan,
31 khususnya ketika menentukan sifat, saat, dan luas prosedur
32 pengumpulan bukti.
33
34
35
36
37 Sementara laporan asurans dapat dibatasi ketika laporan tersebut dimaksudkan
8

38 hanya bagi pengguna tertentu yang dituju atau untuk suatu tujuan tertentu,
39 ketiadaan pembatasan tersebut tidak dengan sendirinya mengindikasikan
bahwa suatu tanggung jawab hukum menjadi kewajiban praktisi dalam
40
hubungannya dengan pengguna yang dituju atau tujuan tersebut. Kondisi
41 setiap kasus dan yurisdiksi yang berlaku akan menentukan apakah suatu
42 tanggung jawab hukum menjadi kewajiban praktisi.

16

SA Kerangka.indd 16 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 Skeptisisme Profesional
2 40. Praktisi merencanakan dan melaksanakan perikatan asurans
3 dengan suatu sikap skeptisisme profesional dengan menyadari
4 bahwa mungkin terdapat kondisi yang dapat menyebabkan
5 terjadinya kesalahan penyajian material atas informasi hal
6 pokok. Suatu sikap skeptisisme profesional berarti praktisi
7 membuat suatu penilaian kritis (critical assessment) dengan
8 pikiran yang selalu mempertanyakan tentang validitas bukti-
9 bukti yang diperoleh, dan waspada terhadap bukti yang
10 kontradiktif atau keandalan dokumen atau representasi yang
11 diberikan oleh pihak yang bertanggung jawab. Sebagai contoh,
12 suatu sikap skeptisisme profesional diperlukan praktisi selama
13 proses perikatan untuk mengurangi risiko terabaikannya hal-
14 hal yang mencurigakan, tersamaratakannya hasil observasi
15 ketika menarik kesimpulan, serta digunakannya asumsi
16 yang keliru dalam menentukan sifat, saat, dan luas prosedur
17 pengumpulan bukti dan pengevaluasian hasil yang terkait.
18
19 41. Suatu perikatan asurans jarang sekali mencakup autentikasi
20 dokumentasi, karena praktisi tidak dilatih sebagai, atau
21 diharapkan menjadi, pakar dalam autentikasi tersebut. Namun,
22 praktisi mempertimbangkan keandalan informasi yang akan
23 digunakan sebagai bukti, sebagai contoh fotokopi, faksimile,
24 dokumen yang difilmkan atau didigitalisasi, atau dokumen
25 elektronik lainnya, termasuk pertimbangan atas pengendalian
26 terhadap pembuatan dan pemeliharaan informasi tersebut,
27 jika relevan.
28
29 Kecukupan dan Ketepatan Bukti
30 42. Kecukupan adalah ukuran kuantitas bukti. Ketepatan adalah
31 ukuran kualitas bukti tersebut; yaitu relevansi dan keandalan
32 bukti tersebut. Kuantitas bukti yang diperlukan dipengaruhi
33 oleh risiko kesalahan penyajian material suatu informasi
34 hal pokok (makin besar risiko, kemungkinan besar makin
35 banyak bukti yang dibutuhkan) dan juga oleh kualitas bukti
36 tersebut (makin berkualitas suatu bukti, kemungkinan makin
37 sedikit bukti yang dibutuhkan). Oleh karena itu, kecukupan
38 dan ketepatan bukti terkait satu sama lain. Namun, kuantitas
39 bukti yang lebih banyak belum tentu dapat mengompensasi
40 kualitas bukti yang buruk.
41
42

17

SA Kerangka.indd 17 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 43. Keandalan bukti dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya,


2 serta tergantung pada kondisi ketika bukti diperoleh.
3 Generalisasi keandalan berbagai jenis bukti dapat dilakukan;
4 namun, generalisasi tersebut tergantung pada terjadinya
5 penyimpangan penting. Bahkan ketika bukti diperoleh dari
6 sumber di luar entitas, kemungkinan terdapat kondisi yang
7 dapat memengaruhi keandalan informasi yang diperoleh
8 tersebut. Sebagai contoh, bukti yang diperoleh dari suatu
9 sumber eksternal yang independen mungkin tidak dapat
10 diandalkan jika sumber tersebut tidak kompeten. Sementara
11 menyadari bahwa penyimpangan dapat terjadi, generalisasi
12 di bawah ini tentang keandalan bukti mungkin bermanfaat:
13 Bukti lebih dapat diandalkan jika bukti tersebut diperoleh
14 dari sumber di luar entitas.
15 Bukti yang dihasilkan secara internal lebih dapat
16 diandalkan jika pengendalian yang terkait efektif.
17 Bukti yang diperoleh secara langsung oleh praktisi
18 (sebagai contoh: observasi terhadap penerapan suatu
19 pengendalian) lebih dapat diandalkan daripada bukti
20 yang diperoleh secara tidak langsung atau berdasarkan
21 penarikan kesimpulan (sebagai contoh, permintaan
22 keterangan tentang penerapan suatu pengendalian).
23 Bukti lebih dapat diandalkan jika bukti tersebut bersifat
24 dokumenter, baik dalam bentuk kertas, elektronik,
25 maupun media lainnya (sebagai contoh, catatan tertulis
26 yang dibuat ketika rapat berlangsung lebih dapat
27 diandalkan daripada suatu representasi lisan tentang
28 materi yang dibahas yang diberikan setelah rapat).
29 Bukti yang tersedia dalam dokumen asli lebih dapat
30 diandalkan daripada bukti yang tersedia dalam bentuk
31 fotokopi atau faksimile.
32
33 44. Pada umumnya praktisi memperoleh keyakinan yang lebih
34 dari bukti-bukti yang konsisten yang diperoleh dari sumber
35 atau memiliki sifat yang berbeda daripada bukti-bukti yang
36 dipertimbangkan secara individual. Selain itu, pemerolehan
37 bukti dari sumber atau memiliki sifat yang berbeda mungkin
38 mengindikasikan bahwa suatu bukti tidak dapat diandalkan.
39 Sebagai contoh, informasi penguat yang diperoleh
40 dari suatu sumber yang independen dari entitas dapat
41 meningkatkan keyakinan praktisi atas representasi pihak yang
42 bertangungjawab yang diperolehnya. Sebaliknya, ketika bukti

18

SA Kerangka.indd 18 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 diperoleh dari suatu sumber tidak konsisten dengan bukti


2 yang diperoleh dari sumber yang lain, praktisi menentukan
3 prosedur pengumpulan bukti tambahan apa yang diperlukan
4 untuk memecahkan ketidakkonsistenan tersebut.
5
6 45. Dalam hal pemerolehan bukti yang cukup dan tepat, pada
7 umumnya pemerolehan keyakinan atas informasi hal
8 pokok yang mencakup suatu periode lebih sulit daripada
9 informasi hal pokok pada suatu titik waktu tertentu. Selain
10 itu, kesimpulan yang dihasilkan atas proses pada umumnya
11 terbatas pada periode yang dicakup dalam perikatan; praktisi
12 tidak memberikan kesimpulan tentang apakah proses tersebut
13 akan terus berfungsi dengan cara tertentu di masa depan.
14
15 46. Praktisi mempertimbangkan hubungan antara biaya
16 pemerolehan bukti dengan kegunaan informasi yang
17 diperoleh. Namun, kesulitan atau biaya yang terlibat bukan
18 merupakan basis yang valid untuk menghilangkan suatu
19 prosedur pengumpulan bukti ketika prosedur alternatif tidak
20 tersedia. Praktisi menggunakan pertimbangan profesionalnya
21 dan menerapkan skeptisisme profesional dalam mengevaluasi
22 kuantitas dan kualitas bukti, yaitu kecukupan dan ketepatan
23 bukti, untuk mendukung laporan asurans.
24
25 Materialitas
26 47. Materialitas adalah relevan ketika praktisi menentukan sifat,
27 saat, dan luas prosedur pengumpulan bukti, dan ketika menilai
28 apakah informasi hal pokok bebas dari kesalahan penyajian
29 material. Ketika mempertimbangkan materialitas, praktisi harus
30 memahami dan menilai faktor apa yang dapat memengaruhi
31 keputusan pengguna yang dituju. Sebagai contoh, ketika
32 kriteria yang diidentifikasi memperkenankan variasi penyajian
33 informasi hal pokok, praktisi mempertimbangkan bagaimana
34 penyajian yang dipilih memengaruhi keputusan pengguna
35 laporan yang dituju. Materialitas dipertimbangkan dalam
36 konteks faktor kuantitatif dan kualitatif, seperti besaran
37 relatif, sifat dan luas dampak faktor-faktor tersebut terhadap
38 pengevaluasian atau pengukuran hal pokok, dan kepentingan
39 pengguna yang dituju. Penilaian atas materialitas dan
40 keutamaan faktor kuantitatif dan kualitatif secara relatif
41 dalam suatu perikatan merupakan hal-hal yang menjadi
42 pertimbangan praktisi.

19

SA Kerangka.indd 19 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 Risiko Perikatan Asurans


2 48. Risiko perikatan asurans adalah risiko yang timbul sebagai
3 akibat praktisi menyatakan kesimpulan yang tidak tepat ketika
4 terjadi kesalahan penyajian material atas informasi hal pokok.9
5 Dalam suatu perikatan yang memberikan keyakinan memadai,
6 praktisi menurunkan risiko perikatan asurans ke tingkat
7 rendah yang dapat diterima dalam kondisi perikatan tersebut
8 untuk memperoleh keyakinan memadai sebagai basis untuk
9 pernyataan kesimpulan praktisi berbentuk positif. Tingkat
10 risiko perikatan asurans dalam perikatan yang memberikan
11 keyakinan terbatas lebih tinggi daripada risiko dalam perikatan
12 yang memberikan keyakinan memadai, karena adanya
13 perbedaan sifat, saat, dan luas prosedur pengumpulan
14 bukti. Namun, dalam perikatan yang memberikan keyakinan
15 terbatas, perpaduan antara sifat, saat, dan luas prosedur
16 pengumpulan bukti sekurang-kurangnya cukup bagi praktisi
17 untuk memperoleh tingkat keyakinan yang bermakna sebagai
18 basis untuk pernyataan kesimpulan praktisi berbentuk negatif.
19 Agar bermakna, tingkat keyakinan yang diperoleh praktisi
20 kemungkinan besar meningkatkan keyakinan pengguna
21 yang dituju tentang informasi hal pokok ke tingkat yang lebih
22 bermakna.
23
24 49. Secara umum, risiko perikatan asurans dapat diwakili oleh
25 unsur-unsur berikut ini, meskipun tidak semua unsur tersebut
26 akan secara otomatis ada atau signifikan untuk semua
27 perikatan asurans:
28 (a) Risiko bahwa terdapat kesalahan penyajian material atas
29 informasi hal pokok, yang terdiri dari:
30
31
32
33 9
(a) Dalam perikatan pelaporan langsung yang di dalamnya informasi hal pokok
34 hanya disajikan dalam kesimpulan praktisi, hal ini mencakup risiko bahwa
praktisi menyimpulkan secara tidak tepat bahwa hal pokok, dalam semua hal
35
yang material, sesuai dengan kriterianya, sebagai contoh: Menurut opini kami,
36 pengendalian internal adalah efektif, dalam semua hal yang material, sesuai
37 dengan kriteria XYZ.
38 (b) Selain risiko perikatan asurans, praktisi terekspos risiko memberikan
39 pernyataan kesimpulan yang tidak tepat bila tidak terjadi kesalahan penyajian
material atas informasi hal pokok, dan risiko atas kerugian dari litigasi, publisitas
40
yang buruk, atau peristiwa lain yang timbul dalam hubungannya dengan suatu
41 hal pokok yang dilaporkan. Risiko-risiko ini bukan merupakan bagian dari risiko
42 perikatan asurans.

20

SA Kerangka.indd 20 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 (i) Risiko inheren: kerentanan informasi hal pokok


2 terhadap suatu kesalahan penyajian material, dengan
3 asumsi tidak ada pengendalian yang terkait; dan
4 (ii) Risiko pengendalian: risiko bahwa kesalahan
5 penyajian material yang dapat terjadi tidak dapat
6 dicegah, atau dideteksi dan dikoreksi secara tepat
7 waktu oleh pengendalian internal terkait. Beberapa
8 risiko pengendalian relevan dengan hal pokok, risiko
9 pengendalian akan tetap ada karena keterbatasan
10 inheren rancangan dan operasi pengendalian
11 internal;
12 (b) Risiko deteksi: risiko bahwa praktisi tidak akan mendeteksi
13 suatu kesalahan penyajian material yang ada.
14 Tingkat risiko yang harus dipertimbangkan oleh praktisi
15 untuk setiap unsur risiko tersebut dipengaruhi oleh kondisi
16 perikatan, khususnya oleh sifat hal pokok dan apakah
17 perikatan yang sedang dilaksanakan merupakan perikatan
18 yang memberikan keyakinan memadai atau perikatan yang
19 memberikan keyakinan terbatas.
20
21 Sifat, Saat, dan Luas Prosedur Pengumpulan Bukti
22 50. Sifat, saat, dan luas yang eksak dari prosedur pengumpulan
23 bukti akan berbeda dari satu perikatan ke perikatan yang
24 lain. Secara teori, keberagamaan yang tidak terbatas dalam
25 prosedur pengumpulan bukti dimungkinkan. Namun dalam
26 praktik, hal ini sulit untuk dikomunikasikan secara jelas dan
27 tidak meragukan. Praktisi berusaha untuk mengomunikasikan
28 hal tersebut dengan jelas dan tidak meragukan, serta
29 menggunakan bentuk yang tepat dalam perikatan yang
30 memberikan keyakinan memadai atau perikatan yang
31 memberikan keyakinan terbatas.10
32
33 51. Keyakinan memadai adalah suatu konsep yang berhubungan
34 dengan pengumpulan bukti yang diperlukan oleh praktisi
35 untuk membuat kesimpulan atas informasi hal pokok secara
36
37
38 10
Jika informasi hal pokok tersusun dari sejumlah aspek, kesimpulan yang
39 terpisah dapat diberikan untuk setiap aspek. Sementara tidak semua kesimpulan
seperti itu perlu untuk dihubungkan dengan tingkat prosedur pengumpulan
40
bukti yang sama, setiap kesimpulan dinyatakan dalam bentuk yang tepat, baik
41 untuk perikatan yang memberikan keyakinan memadai maupun perikatan yang
42 memberikan keyakinan terbatas

21

SA Kerangka.indd 21 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 keseluruhan. Agar dapat menyatakan kesimpulan dalam


2 bentuk positif sebagaimana dipersyaratkan dalam perikatan
3 yang memberikan keyakinan memadai, praktisi perlu
4 memperoleh bukti yang cukup dan tepat sebagai bagian dari
5 suatu proses perikatan yang berulang dan sistematis, yang
6 mencakup:
7 (a) Memperoleh suatu pemahaman atas hal pokok dan
8 kondisi lain dari perikatan yang (tergantung dari hal
9 pokok) mencakup pemerolehan suatu pemahaman atas
10 pengendalian internal;
11 (b) Berdasarkan pemahaman tersebut, menilai risiko tentang
12 kemungkinan terjadi kesalahan penyajian material atas
13 informasi hal pokok;
14 (c) Merespons risiko yang telah dinilai, termasuk
15 mengembangkan respons secara keseluruhan serta
16 menetapkan sifat, saat, dan luas prosedur lanjutan;
17 (d) Melaksanakan prosedur lanjutan yang secara jelas
18 berkaitan dengan risiko yang diidentifikasi, dengan
19 menggunakan suatu kombinasi dari inspeksi, observasi,
20 konfirmasi, perhitungan kembali, pelaksanaan kembali,
21 prosedur analitis, dan permintaan keterangan. Prosedur
22 lanjutan tersebut melibatkan prosedur substantif,
23 termasuk, jika relevan, pemerolehan informasi penguat
24 dari sumber yang independen terhadap pihak yang
25 bertanggung jawab, dan tergantung dari sifat hal pokok,
26 pengujian efektivitas operasi pengendalian; dan
27 (e) Mengevaluasi kecukupan dan ketepatan bukti.
28
29 52. Keyakinan memadai adalah kurang dari keyakinan absolut.
30 Penurunan risiko perikatan asurans menjadi tidak ada sama
31 sekali sangat jarang tercapai atau manfaat yang diterima tidak
32 sepadan dengan biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari
33 faktor-faktor seperti berikut ini:
34 Penggunaan pengujian selektif.
35 Keterbatasan inheren pengendalian internal.
36 Kenyataan bahwa banyak bukti yang tersedia bagi
37 praktisi bersifat persuasif daripada konklusif.
38 Penggunaan pertimbangan dalam pengumpulan dan
39 pengevaluasian bukti, serta dalam penarikan kesimpulan
40 berdasarkan bukti tersebut.
41
42

22

SA Kerangka.indd 22 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 Dalam beberapa kasus, karakteristik hal pokok


2 ketika dievaluasi atau diukur terhadap kriteria yang
3 diidentifikasi.
4
5 53. Baik perikatan yang memberikan keyakinan memadai
6 maupun perikatan yang memberikan keyakinan terbatas
7 memerlukan penerapan keahlian dan teknik asurans dan
8 pengumpulan bukti yang cukup dan tepat sebagai bagian
9 dari proses perikatan yang berulang dan sistematis, yang
10 mencakup pemerolehan suatu pemahaman tentang hal
11 pokok dan kondisi lain dari perikatan. Namun, sifat, saat,
12 dan luas prosedur pengumpulan bukti yang cukup dan tepat
13 dalam perikatan yang memberikan keyakinan terbatas secara
14 disengaja bersifat terbatas dibandingkan dengan perikatan
15 yang memberikan keyakinan memadai. Untuk beberapa hal
16 pokok, mungkin ada ketentuan tertentu yang memberikan
17 pedoman atas prosedur pengumpulan bukti yang cukup dan
18 tepat dalam perikatan yang memberikan keyakinan terbatas.
19 Sebagai contoh, SPR 2400, Perikatan Reviu atas Laporan
20 Keuangan menetapkan bahwa bukti yang cukup dan tepat
21 dalam reviu atas laporan keuangan diperoleh terutama melalui
22 prosedur analitis dan permintaan keterangan. Ketika ketentuan
23 yang relevan tidak ada, prosedur pengumpulan bukti yang
24 cukup dan tepat akan bervariasi dengan memperhatikan
25 kondisi perikatan, khususnya hal pokok, serta kebutuhan
26 pengguna yang dituju dan pihak yang melakukan perikatan
27 dengan praktisi, termasuk keterbatasan waktu dan dana yang
28 relevan. Baik untuk perikatan yang memberikan keyakinan
29 memadai maupun perikatan yang memberikan keyakinan
30 terbatas, jika praktisi menyadari adanya hal yang membuatnya
31 untuk mempertanyakan apakah suatu modifikasi material
32 harus dilakukan terhadap informasi hal pokok, maka praktisi
33 mendalami hal tersebut dengan melakukan prosedur lain yang
34 cukup untuk memungkinkan praktisi menerbitkan laporan.
35
36 Kuantitas dan Kualitas Bukti yang Tersedia
37 54. Kuantitas atau kualitas bukti yang tersedia dipengaruhi
38 oleh:
39 (a) Karakteristik hal pokok dan informasi hal pokok. Sebagai
40 contoh, karakteristik bukti dari informasi tentang hal
41 pokok yang berorientasi ke masa depan cenderung
42

23

SA Kerangka.indd 23 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 bersifat kurang objektif daripada informasi tentang hal


2 pokok yang berorientasi historis (lihat paragraf 32); dan
3 (b) Kondisi perikatan selain karakteristik hal pokok, seperti
4 ketika bukti yang diharapkan tersedia ternyata tidak
5 tersedia yang disebabkan oleh, sebagai contoh,
6 waktu penunjukan praktisi, kebijakan entitas tentang
7 penyimpanan dokumen, atau pembatasan yang
8 dilakukan oleh pihak yang bertanggung jawab.
9 Pada umumnya bukti yang tersedia bersifat persuasif daripada
10 konklusif.
11
12 55. Suatu kesimpulan wajar tanpa pengecualian tidak tepat
13 diberikan untuk kedua jenis perikatan asurans ketika terdapat
14 pembatasan material atas ruang lingkup pekerjaan praktisi,
15 yaitu ketika:
16 (a) Kondisi yang menghalangi praktisi dalam memperoleh
17 bukti yang diperlukan untuk menurunkan risiko perikatan
18 asurans ke tingkat yang tepat; atau
19 (b) Pihak yang bertanggung jawab atau pihak yang melakukan
20 perikatan dengan mengenakan suatu pembatasan yang
21 menghalangi praktisi dalam memperoleh bukti yang
22 diperlukan untuk menurunkan risiko perikatan asurans
23 ke tingkat yang tepat.
24
25 Laporan Asurans
26 56. Praktisi membuat suatu laporan tertulis yang berisi suatu
27 kesimpulan yang menyampaikan keyakinan yang diperoleh
28 tentang informasi hal pokok. SA, SPR, dan SPA menetapkan
29 unsur-unsur dasar laporan asurans. Selain itu, praktisi
30 mempertimbangkan tanggung jawab pelaporan lain, termasuk
31 mengomunikasikan dengan pihak yang bertanggung jawab
32 atas tata kelola entitas, jika relevan.
33
34 57. Dalam perikatan berbasis asersi, kesimpulan praktisi dapat
35 dinyatakan melalui salah satu dari cara-cara berikut ini:
36 (a) Atas asersi pihak yang bertanggung jawab (sebagai
37 contoh: Menurut opini kami, asersi pihak yang
38 bertanggung jawab bahwa pengendalian internal PT ABC
39 efektif, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
40 kriteria XYZ, disajikan secara wajar); atau
41 (b) Secara langsung atas hal pokok dan kriterianya (sebagai
42 contoh: Menurut opini kami, pengendalian internal PT

24

SA Kerangka.indd 24 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 ABC efektif, dalam semua hal yang material, berdasarkan


2 kriteria XYZ).
3 Dalam perikatan pelaporan langsung, kesimpulan praktisi
4 dinyatakan secara langsung atas hal pokok dan kriterianya.
5
6 58. Dalam perikatan yang memberikan keyakinan memadai,
7 praktisi menyatakan kesimpulannya dalam bentuk positif,
8 sebagai contoh: Menurut opini kami, pengendalian intern PT
9 ABC efektif, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
10 kriteria XYZ. Bentuk kesimpulan ini mengandung pernyataan
11 keyakinan memadai. Setelah melaksanakan prosedur
12 pengumpulan bukti yang memadai (yang memperhatikan
13 sifat, saat, dan luas) dengan mempertimbangkan karakteristik
14 hal pokok dan kondisi lain perikatan yang relevan seperti yang
15 dijelaskan dalam laporan asurans, praktisi memperoleh bukti
16 yang cukup dan tepat untuk menurunkan risiko perikatan
17 asurans ke tingkat rendah yang dapat diterima.
18
19 59. Dalam perikatan yang memberikan keyakinan terbatas,
20 praktisi menyatakan kesimpulannya dalam bentuk negatif,
21 sebagai contoh: Berdasarkan hasil pekerjaan kami seperti
22 yang dijelaskan dalam laporan ini, tidak ada hal yang menjadi
23 perhatian kami yang menyebabkan kami yakin bahwa
24 pengendalian internal PT ABC tidak efektif, dalam semua hal
25 yang material, sesuai dengan kriteria XYZ. Bentuk kesimpulan
26 ini mengandung pernyataan keyakinan terbatas yang
27 proporsional dengan tingkat prosedur pengumpulan bukti
28 yang dilakukan oleh praktisi dengan mempertimbangkan
29 karakteristik hal pokok dan kondisi lain perikatan yang
30 dijelaskan dalam laporan asurans.
31
32 60. Praktisi tidak menyatakan kesimpulan wajar tanpa pengecualian
33 untuk kedua jenis perikatan asurans ketika kondisi-kondisi
34 berikut ini ada dan, menurut pertimbangan praktisi, dampak
35 kondisi tersebut material atau mungkin material:
36 (a) Terdapat pembatasan atas ruang lingkup pekerjaan praktisi
37 (lihat paragraf 55). Praktisi menyatakan kesimpulan wajar
38 dengan pengecualian atau tidak memberikan pendapat
39 tergantung pada seberapa material atau pervasif
40 pembatasan tersebut. Dalam beberapa kasus, praktisi
41 mempertimbangkan untuk menarik diri dari perikatan.
42

25

SA Kerangka.indd 25 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 (b) Dalam kasus dengan kondisi sebagai berikut:


2 (i) Kesimpulan praktisi dinyatakan atas asersi pihak
3 yang bertanggung jawab, dan asersi tersebut
4 tidak disajikan secara wajar dalam semua hal yang
5 material; atau
6 (ii) Kesimpulan praktisi dinyatakan secara langsung
7 atas hal pokok dan kriterianya, dan terjadi kesalahan
8 penyajian material atas informasi hal pokok11, praktisi
9 menyatakan kesimpulan wajar dengan pengecualian
10 atau tidak wajar tergantung dari seberapa material
11 atau pervasif hal tersebut.
12 (c) Jika ditemukan setelah perikatan diterima bahwa kriteria
13 ternyata tidak cocok atau hal pokok tidak tepat bagi
14 perikatan Asurans, praktisi menyatakan:
15 (i) Kesimpulan wajar dengan pengecualian atau tidak
16 wajar tergantung dari seberapa material atau pervasif
17 hal tersebut, bila kriteria yang tidak cocok atau hal
18 pokok yang tidak tepat tersebut kemungkinan besar
19 menyesatkan pengguna yang dituju; atau
20 (ii) Kesimpulan wajar dengan pengecualian atau tidak
21 memberikan kesimpulan tergantung dari seberapa
22 material atau pervasif hal tersebut.
23 Dalam beberapa kasus, praktisi mempertimbangkan untuk
24 menarik diri dari perikatan.
25
26
27 Penggunaan Nama Praktisi yang Tidak
28 Semestinya
29
30 61. Praktisi dikaitkan dengan suatu hal pokok ketika praktisi
31 melaporkan informasi tentang hal pokok atau mengizinkan
32 penggunaan nama praktisi dalam suatu hubungan profesional
33 dengan hal pokok tersebut. Jika praktisi tidak terkait melalui
34 cara tersebut di atas, maka pihak ketiga dapat menganggap
35
36
37 11
Dalam perikatan pelaporan langsung yang di dalamnya informasi hal pokok
38 disajikan hanya dalam kesimpulan praktisi, dan praktisi menyimpulkan bahwa
39 hal pokok tidak sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria, sebagai
contoh: Menurut opini kami, kecuali untuk [..], pengendalian internal PT ABC
40
efektif, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kriteria XYZ, kesimpulan
41 seperti itu juga dipandang sebagai kesimpulan wajar dengan pengecualian
42 (atau kesimpulan tidak wajar sesuai dengan kondisinya).

26

SA Kerangka.indd 26 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 bahwa tidak ada tanggung jawab praktisi. Jika praktisi


2 menyadari bahwa ada pihak yang secara tidak semestinya
3 menggunakan nama praktisi dengan mengaitkannya
4 dengan suatu hal pokok, maka praktisi harus meminta pihak
5 tersebut untuk menghentikan tindakannya. Praktisi juga harus
6 mempertimbangkan langkah lain yang mungkin diperlukan,
7 seperti menginformasikan setiap pengguna pihak ketiga yang
8 diketahui tentang penggunaaan nama praktisi yang tidak
9 semestinya atau meminta advis hukum.
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

27

SA Kerangka.indd 27 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 Perspektif Sektor Publik


2 1. Kerangka ini relevan bagi semua akuntan profesional yang
3 berada dalam sektor publik, yang independen terhadap entitas
4 yang untuknya akuntan profesional tersebut melaksanakan
5 perikatan asurans. Ketika akuntan profesional dalam sektor
6 publik tidak independen terhadap entitas yang untuknya
7 akuntan profesional tersebut melakukan perikatan asurans,
8 pedoman dalam catatan kaki 1 harus diadopsi.
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

28

SA Kerangka.indd 28 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 LAMPIRAN
2
3 Perbedaan antara Perikatan yang Memberikan
4 Keyakinan Memadai dengan Perikatan yang
5 Memberikan Keyakinan Terbatas
6
7 Lampiran ini memberikan gambaran tentang perbedaan antara perikatan
8 asurans yang memberikan keyakinan memadai dengan perikatan
9 asurans yang memberikan keyakinan terbatas seperti yang dibahas
10 dalam Kerangka (lihat secara khusus paragraf yang dirujuk).
11
12 PROSEDUR
13 TIPE LAPORAN
TUJUAN PENGUMPULAN
14 PERIKATAN ASURANS
BUKTI12
15 Perikatan yang Suatu Bukti yang Uraian tentang
16 memberikan penurunan cukup dan kondisi perikatan
17 keyakinan risiko perikatan tepat diperoleh dan suatu
18 memadai asurans ke sebagai bagian pernyataan
19 tingkat rendah dari suatu kesimpulan
20 yang dapat proses perikatan dalam bentuk
21 diterima yang sistematis positif. (paragraf
22 dalam kondisi yang mencakup: 58)
23 perikatan, Memperoleh
24 sebagai suatu
25 basis untuk pemahaman
26 pernyataan atas kondisi
27 kesimpulan perikatan;
28 praktisi dalam Menilai risiko;
29 bentuk positif Merespons
30 (paragraf 11) risiko yang
31 telah dinilai;
32 Melaksanakan
33 prosedur
34 lanjutan yang
35 secara jelas
36 berkaitan
37
38
39
40
41 Diskusi detil atas buktipersyaratan pengumpulan hanya layak dalam SPA
12

42 untuk hal pokok spesifik.

29

SA Kerangka.indd 29 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 PROSEDUR
2 TIPE LAPORAN
TUJUAN PENGUMPULAN
3 PERIKATAN ASURANS
BUKTI12
4 dengan
5 risiko yang
6 diidentifikasi,
7 dengan
8 menggunakan
9 suatu
10 kombinasi
11 dari inspeksi,
12 observasi,
13 konfirmasi,
14 perhitungan
15 kembali,
16 pelaksanaan
17 kembali,
18 prosedur
19 analitis, dan
20 permintaan
21 keterangan.
22 Prosedur
23 lanjutan
24 tersebut
25 melibatkan
26 prosedur
27 substantif,
28 termasuk,
29 jika relevan,
30 pemerolehan
31 informasi
32 penguat, dan
33 tergantung
34 dari sifat
35 hal pokok,
36 pengujian
37 efektivitas
38 operasi
39 pengendalian;
40 dan
41
42

30

SA Kerangka.indd 30 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

1 PROSEDUR
2 TIPE LAPORAN
TUJUAN PENGUMPULAN
3 PERIKATAN ASURANS
BUKTI12
4 Mengevaluasi
5 bukti yang
6 diperoleh.
7 (paragraf 51
8 dan 52).
9 Perikatan yang Suatu Bukti yang Uraian tentang
10 memberikan penurunan cukup dan kondisi perikatan
11 keyakinan risiko perikatan tepat diperoleh dan pernyataan
12 terbatas asurans ke sebagai bagian kesimpulan
13 tingkat yang dari proses dalam bentuk
14 dapat diterima perikatan yang negatif. (paragraf
15 sesuai dengan sistematis yang 59)
16 kondisi mencakup
17 perikatan yang pemerolehan
18 bersangkutan, suatu
19 namun risiko pemahaman
20 tersebut lebih tentang hal
21 besar daripada pokok dan
22 risiko dalam kondisi lain
23 perikatan yang perikatan,
24 memberikan namun
25 keyakinan prosedurnya
26 memadai, bersifat terbatas
27 sebagai dibandingkan
28 dasar untuk dengan
29 pernyataan perikatan yang
30 kesimpulan memberikan
31 praktisi dalam keyakinan
32 bentuk negatif. memadai.
33 (paragraf 11) (paragraf 53)
34
35
36
37
38
39
40
41
42

31

SA Kerangka.indd 31 8/21/2015 2:51:39 PM


Kerangka untuk Perikatan Asurans

32

SA Kerangka.indd 32 8/21/2015 2:51:39 PM

Anda mungkin juga menyukai