Anda di halaman 1dari 11

MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137

Volume 11, No.2, Agustus 2014

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING

Oleh :

Fela Warouw
( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik /
Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )

Abstrak

Upaya pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan perumahan kota di Indonesia merupakan


potensi utama pengembangan desain berkelanjutan. Adaptasi bangunan yang dilakukan secara swadaya oleh
pemakai perlu di kelola dengan penerapan sistem bangunan yang tepat. Konsep adaptasi dalam desain
perumahan kolektif seperti rumah susun sederhana merupakan upaya untuk memperpanjang masa pakai
bangunan disamping menjaga keberlanjutan komunitas. Sistem bangunan dan industry komponen perumahan
yang tepat tidak hanya meningkatkan kualitas hunian dalam jangka panjang, tetapi juga memenuhi
kebutuhan penghuni, termasuk penciptaan lapangan kerja lokal dalam lingkungan perumahan. Pendekatan
konsep open building pada desain perumahan kolektif mendukung berkembangnya industry konstruksi
berkelanjutan for better engineering.

Kata kunci : Desain Berkelanjutan, Perumahan Kota, Pemberdayaan Masyarakat, Adaptasi Bangunan

I. PENDAHULUAN perumahan dan permukiman dengan


pendekatan konsep berkelanjutan yang
Rumah merupakan kebutuhan dasar
disebut TRIDAYA (lihat boks 1).
manusia dan menjadi hak bagi semua orang
Pemberdayaan masyarakat yang
untuk menempati hunian yang layak dan
tinggal di lingkungan perumahan tidak
terjangkau adequate and affordable shelter
terencana telah dirintis melalui program
for all. UUD RI 1945 telah mengamanatkan
perbaikan kampung Kampong Improvement
bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera
Program (KIP, 1974). Usaha perbaikan
lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
lingkungan kampung yang diprakarsai oleh
mendapatkan lingkungan hidup yang baik
masyarakat secara gotong royong (60% dari
dan sehat (Pasal 28 Ayat 1). Pemerintah
masyarakat, pemerintah daerah melengkapi
Indonesia melalui Kebijakan dan Strategi
dana 40% sisanya) memiliki tujuan untuk
Nasional Perumahan dan Permukiman
memperbaiki kesehatan lingkungan fisik
(KSNPP, 2002) telah menetapkan visi bahwa
(prasarana dan sarana). Partisipasi aktif
setiap orang (KK) Indonesia mampu
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di
memenuhi kebutuhan rumah yang layak dan
dalam pembangunan perumahan terencana,
terjangkau pada lingkungan yang sehat,
telah dirintis melalui program rumah
aman, harmonis, dan berkelanjutan, dalam
sederhana (Perum PERUMNAS, 1976).
upaya terbentuknya masyarakat yang berjati
Untuk menekan harga produksi, maka
diri, mandiri, dan produktif. Salah satu misi
dilakukan beberapa penyesuaian seperti:
yang harus dijalankan untuk mewujudkan
menyederhanakan desain dan perancangan
visi tahun 2020 adalah melakukan
bangunan; menggunakan bahan bangunan
pemberdayaan masyarakat dan para pelaku
murah; memilih teknik membangun yang
kunci lainnya di dalam penyelenggaraan

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING
-1-
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

sesuai; menurunkan kualitas pekerjaan sebagian besar rumah di daerah perkotaan


finishing dan memperkecil ukuran rumah. telah dibangun sendiri oleh masyarakat
Tipe rumah yang dikembangkan yaitu rumah (tanpa bantuan dari sektor formal seperti
inti core house (satu ruang serbaguna developer swasta, perum perumnas ataupun
dilengkapi KM/WC, luas lantai 21-27m2) KPR-BTN). Dukungan ketersediaan banyak
dan rumah sederhana (satu kamar tidur tenaga kerja informal (tukang batu, tukang
tertutup, ruang tamu/ruang makan, dapur, kayu) pada proses pembangunan perumahan
KM/WC, luas 36 m2 s.d 72 m2, pola koppel tersebut, merupakan bahan pertimbangan
atau rumah gandeng banyak). Program penting bagi pemerintah untuk melanjutkan
pembangunan rumah susun sederhana program kapling tanah matang site and
(1980an) dalam pola perumahan terencana, services (1970an) Program ini menciptakan
juga menerapkan prinsip desain ruang yang lingkungan perkampungan yang terencana
efektif dan fungsional, dengan penggunaan dengan baik (lahan siap bangun dilengkapi
bahan seefisien mungkin. Unit hunian prasarana jalan setapak selebar 2m dan
memiliki luas lantai terbatas (T.18, T.36, fasilitas umum disiapkan pemerintah) sambil
T.54), pekerjaan finishing dan bahan meningkatkan kesempatan partisipasi aktif
bangunan yang sederhana. Kualitas bahan dari masyarakat untuk membangun sendiri
bangunan yang rendah dan pekerjaan rumahnya. Pembangunan konstruksi rumah
finishing yang minim telah mendorong para menggunakan bahan bangunan yang
penghuni mengupayakan sendiri peningkatan sederhana (atau bahan bangunan bekas)
kualitas huniannya. Perbaikan finishing sambil mengikuti ketentuan-ketentuan
ruang dalam hingga penambahan konstruksi perencanaan lingkungan yang berlaku
bangunan, secara swadaya dilakukan dengan bimbingan teknik yang diperlukan
penghuni sesuai dengan perkembangan untuk menghindari terjadinya permukiman
kebutuhan sosial dan kemampuan ekonomi. kumuh yang baru. Keberhasilan
pembangunan perumahan massal ini
Boks 1. mendorong berkembangnya produk-produk
Pendekatan pembangunan berkelanjutan menjadi industri bahan bangunan.
asas pelaksanaan pembangunan perumahan dan
permukiman di Indonesia yang disebut konsep Untuk meningkatkan keswadayaan
TRIDAYA. Konsep ini secara prinsip bertujuan
memberdayakan tiga komponen utama dalam masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan yaitu sosial masyarakat, usaha dan
ekonomi, serta lingkungan. Konsep yang perumahan, pemerintah (kementerian
memadukan kegiatan pemberdayaan masyarakat,
dengan kegiatan pemberdayaan usaha ekonomi perumahan rakyat) memperkenalkan
komunitas, serta kegiatan pendayagunaan PSU
perumahan dan permukiman sebagai satu kesatuan
Program Pembangunan Perumahan
sistem yang tidak terpisahkan, harus terus Bertumpu Pada Kelompok (P2BPK, 1994)
ditumbuhkembangkan sebagai pendekatan
pembangunan perumahan dan permukiman yang dan program Perumahan Swadaya self-help
berkelanjutan di tingkat lokal.
housing (Depkimpraswil dan Ditjen Cipta
Karya, 2001). Tipe rumah inti yang
Evaluasi dalam penyelenggaraan
dikembangkan dalam konsep Rumah
perumahan massal telah menunjukkan bahwa

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING
-2-
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Sederhana/ Rumah Sangat Sederhana penggunaan tanah secara berkelanjutan;


(RS/RSS) disempurnakan menjadi Rumah meningkatkan penggunaan energi
Sederhana Sehat (RSH, 2002). Untuk berkelanjutan dan sistem transportasi untuk
mendorong program penyediaan RSH, permukiman; meningkatkan perencanaan dan
Perumahan Swadaya, Rumah Susun pengelolaan permukiman di kawasan
Sederhana (Milik, Sewa) dan peningkatan bencana; dan meningkatkan industri
kualitas permukiman kumuh, maka konstruksi berkelanjutan. Tema rumah yang
pemerintah mencanangkan program strategis layak bagi semua dan pembangunan
Gerakan Nasional - Pengembangan Satu Juta berkelanjutan dalam dunia yang mengkota
Rumah (GN-PSR, 2003). Selanjutnya untuk menjadi pembahasan dalam the Habitat
mempercepat pengadaan rumah susun Agenda (1996). Mencapai peningkatan yang
sederhana sebagai bentuk perumahan kota, signifikan dalam kehidupan penduduk miskin
ditetapkan program pembangunan 1000 di permukiman kumuh (minimal 100 juta)
tower Rumah Susun Sederhana Milik pada tahun 2020 menjadi salah satu target
(Rusunami, 2006). dalam Tujuan Pembangunan Millenium
Millenium Development Goals (MDGs,
2000). Selanjutnya permukiman menjadi
II. KONTEKS BERKELANJUTAN
PADA PERUMAHAN DAN bagian dari program penanggulangan
PERMUKIMAN
kemiskinan yang ditetapkan dalam rencana
Penyelenggaraan perumahan dan implementasi Johannesburg Plan of
permukiman di Indonesia tidak dapat Implementation (2002).
dipisahkan dari serangkaian agenda global Konteks berkelanjutan didefinisikan
tentang permukiman. Diawali dari sebagai memenuhi kebutuhan dari generasi
Konferensi Habitat I (1976), kemudian KTT sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
Bumi Deklarasi Rio de Janeiro (1992) dan kebutuhan generasi masa depan (Brundtland
Konferensi Habitat II (1996), hingga Report dari PBB, 1987 dan KTT Bumi Rio,
Deklarasi Milenium (2000) dan KTT 1992). Pembangunan berkelanjutan
Pembangunan Berkelanjutan (2002). dipandang sebagai proses multidimensi yang
Kesepakatan Agenda 21 (1992) menyatakan menghubungkan antara perlindungan
bahwa masyarakat merupakan pusat terhadap lingkungan melalui pembangunan
perhatian dari pembangunan berkelanjutan. ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga
Program pembangunan permukiman pendekatan dalam pembangunan
berkelanjutan Sustainable Human berkelanjutan menyoroti kebutuhan akan
Settlement Development (Chapter 7) asosiasi yang harmonis antara lingkungan,
merupakan dimensi sosial-ekonomi yang ekonomi, sosial dan budaya. Permukiman
terdiri atas beberapa program aksi, antara lain berkelanjutan sustainable human
penyediaan rumah yang layak bagi semua; settlements adalah kota-kota, lingkungan
meningkatkan perencanaan dan pengelolaan hunian, desa dan masyarakatnya yang

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING
-3-
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

memungkinkan kita untuk hidup dengan cara Untuk mencapai keberlanjutan dalam
yang mendukung status keberlanjutan dan pembangunan perumahan (bersama dengan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. empat dimesi dari keberlanjutan yakni
Keberlanjutan perkotaan urban lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi),
sustainability adalah prosessor atau maka kebijakan perumahan berkelanjutan
penggerak yang lebih luas dalam penciptaan sustainable housing harus
permukiman manusia, terutama lingkungan mempertimbangkan beberapa kondisi seperti:
hunian dan kota-kota. Hal ini mencakup dampak pada lingkungan dan perubahan
konstruksi berkelanjutan, juga penciptaan iklim; daya tahan dan ketahanan dari rumah;
sistem kelembagaan atau institusi sosial dan aktivitas ekonomi dalam perumahan dan
ekonomi yang mendukung pembangunan hubungan mereka dengan ekonomi yang
berkelanjutan. Penyediaan kesempatan untuk lebih luas; budaya dan struktur sosial
lapangan kerja lokal dan desain perumahan masyarakat serta dampak dari perumahan
baru yang kompatibel dengan gaya hidup dalam pemberantasan kemiskinan,
yang lebih berkelanjutan menjadi faktor pembangunan sosial dan kualitas hidup.
pengukur dalam masyarakat yang Beberapa karakteristik penting dalam
berkelanjutan sustainable communities. perancangan, pembangunan dan pengelolaan
Untuk mempromosikan pembangunan bangunan rumah berkelanjutan sustainable
berkelanjutan pada lingkungan hunian houses yaitu: sehat, ketahanan, aman dan
sustainable neighborhood, UN-Habitat terlindungi; terjangkau bagi semua tingkat
memperkenalkan lima prinsip sebagai pendapatan; menggunakan teknologi rendah-
strategi baru dalam perencanaan lingkungan energi yang ekologis dan bahan bangunan
hunian berkelanjutan (lihat boks 2). yang terjangkau; tangguh untuk bertahan
menghadapi potensi bencana alam dan
Boks 2. dampak iklim; menggunakan energi dan air
The Five Principles of Sustainable Neighbourhood dengan sangat efisien dan tempat tertentu
Planning :
dilengkapi dengan generasi energi terbarukan
1). Adequate space for streets and an efficient
street network. The street nework should occupy dan kemampuan daur ulang air; serta
at least 30 per cent of the land and at least 18 km of
street length per km2 menjalankan dan memelihara dengan tepat
2). High Density. At least 15,000 people per km2,
that is 150 people/ha or 61 people/acre. waktu untuk renovasi dan pemasangan.
3). Mixed land-use. At least 40 per cent of floor
space should be allocated for economic use in any
Selanjutnya, konstruksi berkelanjutan
neighbourhood. sustainable construction berarti prinsip
4). Social mix. The availability of houses in
different price ranges and tenures in any given pembangunan berkelanjutan diterapkan pada
neighbourhood to accommodate different incomes;
20 to 50 per cent of the residential floor area should siklus konstruksi yang komprehensif mulai
be for low cost housing; and ech tenure type shoud
be not more tan 50 per cent of the total. dari ekstraksi dan benefisiasi bahan baku,
5). Limited land-use specialization. This is to
limit single function blocks or neighbourhoods; melalui perencanaan, desain dan konstruksi
single function blocks should cover less than 10 per
cent of any neighbourhood. bangunan dan infrastruktur, sampai pada
pembongkaran akhir (dekonstruksi) dan

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING
-4-
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

pengelolaan limbah yang dihasilkan. Ini komunitas dan kolaborasi; metode bangunan
adalah proses holistic yang bertujuan untuk tradisional; nilai-nilai etika pada perencanaan
memulihkan dan menjaga keharmonisan konstruksi dan permukiman; serta pariwisata
antara lingkungan alam dan lingkungan kebudayaan.
buatan, sekaligus menciptakan permukiman
yang menegaskan martabat manusia dan
III. DESAIN BERKELANJUTAN PADA
mendorong keadilan ekonomi. PERUMAHAN KOTA
Masalah pada perumahan
Bentuk keswadayaan masyarakat
berkelanjutan memperhatikan baik
dalam penyelenggaraan perumahan terencana
penyediaan perumahan formal dan informal,
merupakan peluang bagi pengembangan
serta kebijakan yang mengatur ketentuan
konsep perumahan berkelanjutan dan
perumahan tersebut. Rumah sering
konstruksi berkelanjutan. Evaluasi dalam
dipandang sebagai produk yang akan dibuat
kebijakan pembiayaan rumah yang
dan disampaikan, bukan sebagai sebagai
terjangkau affordable housing mencatat
proses yang memungkinkan dan
bahwa terbatasnya akses pada pembiayaan
memberdayakan. Perumahan kota, khususnya
perumahan formal menyebabkan 70% dari
perumahan MBR, pada sebagian besar
usaha kerja dilakukan oleh sektor informal.
negara- negara berkembang ditandai oleh
Selain itu mayoritas jenis perumahan pada
pertumbuhan yang cepat dari permukiman
kalangan berpendapatan rendah adalah
kumuh dan illegal (20-30% dari pertumbuhan
rumah swadaya self-help housing sekitar
baru dalam kota-kota); kepadatan penduduk,
80% dan hanya 20% yang dibeli dari
memburuknya kualitas karena pemeliharaan
pengembang. Bentuk perumahan bertahap
yang buruk dan mengabaikan; penurunan
incremental housing ini didasarkan pada
stok perumahan sewa, tingkat pasokan yang
kemampuan pembiayaan. Penyediaan sendiri
lamban dari perumahan formal; belum
oleh masyarakat baik dalam bentuk
terjangkaunya tanah dan proses perumahan
pembangunan baru maupun peningkatan
dibandingkan dengan tingkat pendapatan dan
kualitas sering dilakukan secara tidak
tabungan; terbatasnya infrastruktur fisik dan
terencana sehingga memberi andil
pelayanan sosial; kekurangan tenaga kerja
menghasilkan rumah tidak layak huni dan
terampil; kurangnya perhatian pada faktor-
permukiman kumuh. Fenomena penghunian
faktor sosial, lingkungan, budaya dan iklim
pada rumah susun sederhana di Indonesia
pada perencanaan dan desain. Dilain pihak,
menunjukkan bahwa, kebanyakan gedung
negara-negara berkembang juga menawarkan
memiliki masa pakai yang pendek dan harus
beberapa peluang untuk pembangunan
dibangun kembali setelah 30 tahun masa
berkelanjutan, yang tidak umum ada di
penghunian. Laporan tentang pasca
negara maju yaitu: inovasi dalam bahan dan
penghunian rumah susun (Menpera, 2006)
teknologi dan evaluasi kembali nilai
menyatakan bahwa setelah 5 tahun masa
tradisional yang meliputi ko-eksistensi,
penghunian, masyarakat tidak hanya

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING
-5-
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

meningkatkan kualitas finishing ruang dalam adaptable house. Pendekatan demokrasi


tetapi juga merenovasi komponen eksterior dalam desain mungkin dapat memberikan
bangunan. Hal ini menyebabkan penurunan pengaruh terbesar masyarakat atas kualitas
kualitas konstruksi bangunan, jaringan tempat tinggal mereka.
utilitas, atap dan fasad gedung sehingga Sektor perumahan dan permukiman
kebanyakan konstruksi gedung rumah susun telah menjadi salah satu sektor penting dalam
yang dibangun tahun 1980an sudah tidak pembangunan ekonomi nasional. Investasi di
layak huni dan akan dihancurkan untuk sektor perumahan berkisar antara 2-8 % dari
dibangun kembali. Produk Domestik Bruto (PDB). Kontribusi
Pembongkaran kurang lebih 30% dari investasi ini akan semakin meningkat sejalan
rumah sederhana (RS) dalam jangka waktu dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi
10 tahun pertama sudah merupakan kerugian di suatu negara. Program perumahan
ekonomi negara yang luar biasa. Untuk diharapkan dapat meningkatkan
mengatasi hal itu maka struktur rumah harus perekonomian nasional dengan
begitu fleksibel sehingga denah dapat menggerakkan permintaan pada produksi
diperluas maupun ditingkatkan. Selain bahan baku lokal dan tenaga kerja lokal.
mendaur ulang struktur gedung yang ada, Bahan konstruksi yang diperlukan untuk
membangun kembali berarti juga proyek-proyek perumahan dapat menjadi
memperhatikan konsep kesinambungan pada dasar bagi pembentukan industri bahan baku
struktur dan pilihan bahan bangunan (masa konstruksi. Penelitian terhadap proses dan
pakai bagian bagian bangunan) pada waktu metode modifikasi individu kustomisasi
perencanaan, sehingga di kemudian hari pada perumahan rakyat tidak hanya
setiap gedung dapat didaur ulang tanpa mendukung program pemberdayaan
masalah. Perbaikan kualitas gedung pada masyarakat dalam penyelenggaraan
perumahan kota harus sejalan dengan konsep perumahan, tetapi juga pengembangan
desain berkelanjutan sustainable design komponen perumahan yang sesuai dengan
yaitu menciptakan gedung yang efisien program industri konstruksi berkelanjutan.
penggunaan energy, sehat, nyaman, dan Sistem bangunan dan industri komponen
fleksibel dalam penggunaan dan didesain perumahan yang tepat dapat meningkatkan
untuk masa pakai yang lama. Penghuni layanan umur bangunan serta memenuhi
perumahan perlu ditawarkan lebih banyak kebutuhan penghuninya. Ada kebutuhan
pilihan dalam melakukan penyesuaian pada untuk menempatkan partisipasi individu
ruang tinggal. Hal ini dapat dilakukan dalam memodifikasi unit hunian juga bagian
sebelum tahap konstruksi pre occupancy bersama dalam rumah susun, sebagai upaya
adaptability dengan memberikan pilihan pemberdayaan penghuni dalam
pada tata ruang dalam dan finishing. Rumah meningkatkan kualitas bangunan yang
dapat didesain untuk beradaptasi sesuai rendah.
perubahan kebutuhan dari waktu ke waktu

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING
-6-
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Desain perumahan yang beradaptasi, Konsep perumahan masa depan


dapat berlangsung dalam siklus pemakaian Residential Open Building telah
perumahan yang terdiri atas tiga tahap, yaitu berkembang dan dimplementasikan di
tahap awal, tahap konstruksi dan tahap negara-negara industri seperti Jepang, US
penghunian. Untuk dapat beradaptasi dengan dan Belanda. Tujuan dari pengembangan
baik, perlu menyiapkan bentuk adaptasi pra- konsep Skeleton Infill Housing System (SI
hunian dan adaptasi pasca penghunian. Housing) di Jepang yaitu untuk
Adaptasi berarti memberikan penghuni memperpanjang masa pakai bangunan;
sarana untuk memodifikasi rumah sesuai meningkatkan fleksibilitas bangunan;
pertumbuhan anggota keluarga maupun merenovasi bagian dalam kota; dan
perkembangan gaya hidup. Pemisahan mengembangkan industri infill. Pada
struktur dan utilitas serta pembatas yang prinsipnya skeleton atau support adalah
membentuk unit hunian (fasad, denah, struktur bangunan dengan masa pakai yang
furniture) dapat meningkatkan kemampuan panjang (100 tahun) sementara infill adalah
adaptasi dalam desain perumahan massal. ruang dalam interior yang fleksibel dan
Berbagai produsen dapat menawarkan beradaptasi. Sistem bangunan building
komponen pengisi infillpada rumah baru system memisahkan komponen bangunan
dan rencana kustomisasi dengan (lihat boks 3) atas beberapa bagian dengan
menggunakan prefabrikasi elemen. Konsep pertimbangan faktor pemakai ruang space
Open Building pada bentuk perumahan use (umum v/s pribadi); masa pakai
kolektif (Habraken, 1964) adalah konsep bangunan building life span (lama v/s
pengambilan keputusan yang memisahkan singkat) dan kontrol dalam pengambilan
kontrol pada bagian support dengan bagian keputusan decision making control
infill. Sebagaimana bentuk yang dibangun (komunitas v/s individu).
akan berubah dari waktu ke waktu, bentuk
perubahan tersebut dapat mengungkapkan Boks 3.

pola-pola kontrol. Penggunaan tingkat level Skeleton component is formed by the skeleton and
the replacement or supporting components. The
memungkinkan para professional bidang structural frames, foundations and slabs that use
for long term are an example of skeleton. The
lingkungan dapat menentukan pengontrol replacement part example is cladding for roof and
walls, common service and others which use in
dalam suatu lingkungan siapa yang common but have short term of service life. This
part should be decided by management
mengendalikan apa, dan kapan sebagai association. Infill is includes the boundary
elements and infill elements The windows,
kriteria mendasar dalam perancangan. Teori balconies and adaptable walls are categorized as
tingkat level mengajarkan bahwa lokus boundary elements. The example of infill element
is interior finishing and private services.
pada kontrol berada diantara individu,
kelompok atau organisasi. Pihak tertentu Negara non industri seperti Indonesia
yang mengendalikan kontrol sering berubah memiliki kesempatan besar dalam produksi
menurut fase desain, konstruksi, penghunian komponen perumahan (baik support maupun
dan keseluruhan pelayanan bangunan. infill). Pekerjaan modifikasi atau kustomisasi
interior sangat popular, baik di rumah susun

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING
-7-
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

sederhana maupun apartment mewah. Skala Melalui studi ini diketahui bahwa
kustomisasi
misasi komponen perumahan di rumah pemakai, pengambil keputusan dan metode
susun lebih bervariasi, mulai dari unit hunian kustomisasi adalah faktor-faktor
faktor yang perlu
individu sampai elemen pembatas bagian dipertimbangkan dalam penerapan konsep
bersama. Jika dibandingkan dengan open building. Kebutuhan untuk
apartment mewah, maka tingkat kustomisasi meningkatkan kualitas pekerjaan modifikasi
pada rumah susun lebih tinggi, sehingga dapat dicapai melalui
lui sistem koperasi
memunculkan asumsi bahwa dalam kondisi pengelolaan co-operative
operative management
industrialisasi yang rendah, tingkat system. Penghuni dapat terlibat aktif dalam
kustomisasi dapat meningkat bergantung pengelolaan perumahan apabila ada
pada metode produksi komponen dan biaya pembagian kontrol yang jelas pada setiap
yang dikeluarkan. Atau dengan kata lain, kategori komponen bangunan.
tingkat industrialisasi sangat bergantung pada
upah dari pekerja on-site informal.
rmal. Boks 4.

1). Select-Option type (SO). Mass-produced


Mass
components with standardized design such as
kitchen cabinets, bathroom fixtures, doors and
windows offer limited options.
2). Order-Made type (OM). Made-to-order
Made
components with custom design such as kitchen
cabinets, bathroom fixtures, doors and windows
and material for surface finishing offer many
choices of design and materials used for
production. These components are produced by a
combination of mechanized plants and manual
finishing in place. Customers
stomers work with experts to
design a particular component, and then an interior
company or craftsman will produce the component
Gambar 1. off-site and/or on-site.
Infil System Indonesia 3). Self-Made type (SM). Self-made
made components
with original design produced from raw materials
Kustomisasi interior dapat include kitchen cabinets, bathroom fixtures, doors
and windows, and finishing on walls, floors and
didefinisikan sebagai modifikasi komponen balconies. Customers can work alone or with the
help of craftsmen to produce these
hese components on
interior yang disesuaikan dengan kebutuhan site.
msaing-masing
masing penghuni. Dalam
pengamatan terhadap karakteristik pekerjaan Melalui studi terhadap berbagai
adaptasi menunjukkan bahwa penghuni ukuran dan desain bentuk rumah susun,
memiliki kontrol atas desain kompo
komponen disimpulkan tiga kelompok pengambil
interior dan metode kustomisasi yang keputusan (individu, RT, PPRS), empat
digunakan. Metode modifikasi komponen teritori pola pemeliharaan dan lima kategori
interior pada objek studi (rumah susun dan komponen pada sistem bangunan building
apartment) dapat diklasifikasikan atas tiga system yaitu komponen support,
supp elemen
pola, yaitu: pilih - option, pesan buat dan bersama, elemen pembatas dan elemen
buatan sendiri do it yourself (lihat boks 4). interior (lihat boks 5).

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING
-8-
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Boks 5. dengan penghuni dalam mengatur

The pattern of maintenance control system in


mekanisme kustomisasi infill sebagai suatu
public rumah susun can divide into four territory sistem kesepakatan masyarakat community
areas as follow:
1). Neighborhood of one housing complex is agreement system. Penghuni dapat
managing by PPRS;
2). Block building is managing by RT. When one mengontrol rencana dan proses kustomisasi,
block building is consisted of few household, RT
can manage more than one block building; sementara pengelola akan meminta bantuan
3). Part of block building managing by RT. When
one block building is consisted of large number of tenaga ahli (arsitek, desainer, akademisi)
household, RT will only manage some part of
building block such as two stories of building or untuk menjaga kualitas desain komponen
one block of building;
4). Unit room is managing by each household. yang dibuat oleh penghuni dan pengrajin

The open building system for public rumah susun


biasa. Selain itu, penghuni dapat mengelola
is defining into five categories. The support part industri kecil komponen pengisi yang
for collective use is consisted of three categories:
Site & Service, Base Building, Common mendasarkan pada permintaan individu dan
element- and the infill part for individual use is
consisted of two categories: Boundary element kesepakatan masyarakat.
and Interior element.
The decision control of each categories is define as
three or four level that separated based on territory
management from neighborhood - PPRS- into
building -RT-, dwelling series -Sub RT- and
dwelling unit-dweller-.

Untuk mendukung sistem kerjasama


pengelolaan, maka dibutuhkan sistem
koperasi infill co-operative infill system.
Penentu keputusan dalam sistem kerjasama
ini adalah pengelola bangunan (RT, sub RT)
yang bertujuan untuk menjaga kualitas desain
kustomisasi interior melalui kerjasama Gambar 2.
Skema Open Building Sistem di Indonesia
dengan penghuni. Pengelola bangunan dapat
menciptakan pasar kebutuhan akan Studi sistem bangunan open

komponen infill melalui rencana koperasi building sangat penting dan dibutuhkan oleh

kustomisasi co-operative customization negara non-industri. Dapat dikatakan bahwa

plan (gambar 1). Pada saat bersamaan, industrialisasi berhubungan erat dengan

pengelola bangunan dapat menyelenggarakan pengembangan sistem bangunan dan

industry kecil komponen pengisi infill yang standarisasi komponen. Melalui sistem

dijalankan oleh penghuni rumah susun bangunan, pengelolaan yang sesuai pada

dengan tujuan meningkatkan kemampuan tingkat teritori yang berbeda dapat disahkan

dan upah pekerja on-site informal. Skema dan bekerja dengan baik.

sistem infill untuk rumah susun adalah Standarisasi komponen akan

sebagian komponen dibuat oleh pengrajin memunculkan kebutuhan penghuni akan

craftsman half-made component. Pengelola kualitas desain dan sistem kustomisasi yang

bangunan (RT, Sub RT) akan berdiskusi menggunakan komponen produk industry.

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING
-9-
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Asumsi bahwa banyaknya jumlah pekerja on- Departemen Permukiman dan Prasarana
site dengan upah rendah sebagai alasan Wilayah., 2003, Rencana Aksi Gerakan
Nasional Pengembangan Satu Juta
rendahnya tingkat industrialisasi di Indonesia Rumah Tahun 2004-2020 : Sektor
Perumahan.
adalah kurang tepat. Sebaliknya, situasi
belum maksimal dikembangkannya Douglas, J., 2006, Building Adaptation,
Second Edition, Elsevier.
industrialisasi yang menyebabkan
Edwards, B., Turrent, D., 2000,
bertumbuhnya pekerja on-site dengan upah Sustainable Housing: Principles and
rendah. Oleh karena itu, industrialisasi perlu Practice, Taylor and Francis, E &FN
Spon, Great Britain
dikembangkan dalam pembangunan
Friedman, A., 2002, The Adaptable
perumahan, dengan memperhatikan House: Designing Homes for Change,
perbaikan kualitas desain, peningkatan McGraw-Hill Companies.Inc, New York
kemampuan pekerja dan menciptakan Heinz, F., Suskiyatno, B., 2007, Dasar-
dasar Arsitektur Ekologis: Konsep
kesempatan lapangan kerja pada proyek Pembangunan Berkelanjutan dan Ramah
perumahan massal. Dapat disimpulkan Lingkungan, Penerbit Kanisius
Yogyakarta.
bahwa Open Building Sistem (Ganbar 2) dan
Kementerian Negara Perumahan Rakyat.,
industrialisasi adalah cara terbaik untuk
1994, Pedoman Umum Pembangunan
meningkatkan kualitas desain dan Perumahan Bertumpu Pada Kelompok
(P2BPK), KepMenpera No:
pendapatan MBR. Pembangunan perumahan
06/KPTS/1994
sederhana, baik bentuk rumah susun maupun
Kementerian Permukiman dan Prasarana
rumah swadaya merupakan katalisator dalam Wilayah RI., 2002, Kebijakan dan
Strategi Nasional Perumahan dan
pengembangan industri konstruksi berbasis
Permukiman (KSNPP), Kepmen
partisipasi masyarakat. Melalui penerapan Kimpraswil No: 217/KPTS/M/2002.
teknologi sistem bangunan yang tepat, Kementrian Negara Perumahan Rakyat
memungkinkan masyarakat dapat Kedeputian Perumahan Formal, 2006,
Laporan Hasil Peninjauan Dalam
berpartisipasi aktif dalam pembangunan Rangka Pemetaan (Mapping)
perumahan dengan daya dan upaya sendiri. Penyelenggaraan Rumah Susun
Sederhana (Rusuna/Flat) di Indonesia,
Sehingga terjadi penghematan biaya, Jakarta
penciptaan lapangan kerja, peningkatan Kementerian Perencanaan Pembangunan
ketrampilan serta pengembangan nilai Nasional., 2012, Laporan Pencapaian
Tujuan Milenium di Indonesia 2011,
tradisional/lokal for better engineering. Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS).

REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA Kementerian Perumahan Rakyat RI.,


2014, Laporan Akuntabilitas Kinerja
, The Vancouver Declaration On Instansi Pemerintah (LAKIP)
Human Settlements, The Report of Kementerian Perumahan Rakyat Tahun
Habitat I, United Nations Conference on 2013.
Human Settlements, Vancouver, Canada, Kendall, S., Teicher, Jonathan., 2000,
31 May to 11 June 1976. Residential Open Building, E & FN Spon,
, Johannesburg Plan of London and New York.
Implementation, The World Summit on Kobayashi, H., 2002, Realization of
Sustainable Development, 2002. Durable Apartment Buildings by Open

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING
- 10 -
MEDIA MATRASAIN ISSN 1858 1137
Volume 11, No.2, Agustus 2014

Building Approach, Research Trends & United Nations Centre for Human
Accomplishments, Annual Report of Settlements, 1996, Cities and Homes for
NILIM, Japan. All; The Habitat Agenda, United Nations
Conference on Human Settlements,
Nugroho, Tri Utomo., 2014, Affordable
Habitat I, Istanbul, Turkey, June 1996.
Housing Finance Policies on Indonesia,
Ministry of National Development UN-Habitat., 2012, Sustainable Housing
Planning Republic of Indonesia, for Sustainable Cities: A Policy
Washington DC, 28-29 May 2014. Framework for Developing Countries,
United Nations Human Settlement
Rudlin, D., Falk, N., 1999, Sustainable
Programme, Nairobi Kenya.
Urban Neighbourhood: Building The 21st
Century Home, Arcitectural Press, UN-Habitat for A Better Urban Future, A
Elsevier, Great Britain New Strategy of Sustainable
Neighborhood Planning: Five Principles,
The International Council for Research
Discussion Note 3 Urban Planning, UN-
and Innovation in Building and
Habitat Urban Planning and Design
Construction CIB, 2002, Agenda 21 for
Branch, Nairobi Kenya.
Sustainable Construction in Developing
Countries: A discussion document, CSIR Warouw, F., 2011, A Study of Open
Building and Construction Technology, Building System for Multi-Storey Housing
South Africa. in Indonesia : Contemporary Interior
Customization Practices and Future
Towers, G., 2005, An introduction to
Opportunities, Unpublished Dissertation,
Urban Housing design: At Home in The
Chiba University, Japan.
City, Architectural Press, Great Britain.
Yudohusodo, S. et al, 1991, Rumah untuk
United Nations Sustainable Development,
Seluruh Rakyat, Yayasan Padamu
1992, AGENDA 21, United Nations
Negeri, Jakarta.
Conference on Environment &
Development, Rio de Janeiro, Brazil 3 to
4 June 1992.

PENDEKATAN DESAIN BERKELANJUTAN


PADA PERUMAHAN KOTA DI INDONESIA FOR BETTER ENGINEERING
- 11 -

Anda mungkin juga menyukai