Pendekatan Desain Berkelanjutan
Pendekatan Desain Berkelanjutan
Oleh :
Fela Warouw
( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik /
Prodi Magister Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )
Abstrak
Kata kunci : Desain Berkelanjutan, Perumahan Kota, Pemberdayaan Masyarakat, Adaptasi Bangunan
memungkinkan kita untuk hidup dengan cara Untuk mencapai keberlanjutan dalam
yang mendukung status keberlanjutan dan pembangunan perumahan (bersama dengan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. empat dimesi dari keberlanjutan yakni
Keberlanjutan perkotaan urban lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi),
sustainability adalah prosessor atau maka kebijakan perumahan berkelanjutan
penggerak yang lebih luas dalam penciptaan sustainable housing harus
permukiman manusia, terutama lingkungan mempertimbangkan beberapa kondisi seperti:
hunian dan kota-kota. Hal ini mencakup dampak pada lingkungan dan perubahan
konstruksi berkelanjutan, juga penciptaan iklim; daya tahan dan ketahanan dari rumah;
sistem kelembagaan atau institusi sosial dan aktivitas ekonomi dalam perumahan dan
ekonomi yang mendukung pembangunan hubungan mereka dengan ekonomi yang
berkelanjutan. Penyediaan kesempatan untuk lebih luas; budaya dan struktur sosial
lapangan kerja lokal dan desain perumahan masyarakat serta dampak dari perumahan
baru yang kompatibel dengan gaya hidup dalam pemberantasan kemiskinan,
yang lebih berkelanjutan menjadi faktor pembangunan sosial dan kualitas hidup.
pengukur dalam masyarakat yang Beberapa karakteristik penting dalam
berkelanjutan sustainable communities. perancangan, pembangunan dan pengelolaan
Untuk mempromosikan pembangunan bangunan rumah berkelanjutan sustainable
berkelanjutan pada lingkungan hunian houses yaitu: sehat, ketahanan, aman dan
sustainable neighborhood, UN-Habitat terlindungi; terjangkau bagi semua tingkat
memperkenalkan lima prinsip sebagai pendapatan; menggunakan teknologi rendah-
strategi baru dalam perencanaan lingkungan energi yang ekologis dan bahan bangunan
hunian berkelanjutan (lihat boks 2). yang terjangkau; tangguh untuk bertahan
menghadapi potensi bencana alam dan
Boks 2. dampak iklim; menggunakan energi dan air
The Five Principles of Sustainable Neighbourhood dengan sangat efisien dan tempat tertentu
Planning :
dilengkapi dengan generasi energi terbarukan
1). Adequate space for streets and an efficient
street network. The street nework should occupy dan kemampuan daur ulang air; serta
at least 30 per cent of the land and at least 18 km of
street length per km2 menjalankan dan memelihara dengan tepat
2). High Density. At least 15,000 people per km2,
that is 150 people/ha or 61 people/acre. waktu untuk renovasi dan pemasangan.
3). Mixed land-use. At least 40 per cent of floor
space should be allocated for economic use in any
Selanjutnya, konstruksi berkelanjutan
neighbourhood. sustainable construction berarti prinsip
4). Social mix. The availability of houses in
different price ranges and tenures in any given pembangunan berkelanjutan diterapkan pada
neighbourhood to accommodate different incomes;
20 to 50 per cent of the residential floor area should siklus konstruksi yang komprehensif mulai
be for low cost housing; and ech tenure type shoud
be not more tan 50 per cent of the total. dari ekstraksi dan benefisiasi bahan baku,
5). Limited land-use specialization. This is to
limit single function blocks or neighbourhoods; melalui perencanaan, desain dan konstruksi
single function blocks should cover less than 10 per
cent of any neighbourhood. bangunan dan infrastruktur, sampai pada
pembongkaran akhir (dekonstruksi) dan
pengelolaan limbah yang dihasilkan. Ini komunitas dan kolaborasi; metode bangunan
adalah proses holistic yang bertujuan untuk tradisional; nilai-nilai etika pada perencanaan
memulihkan dan menjaga keharmonisan konstruksi dan permukiman; serta pariwisata
antara lingkungan alam dan lingkungan kebudayaan.
buatan, sekaligus menciptakan permukiman
yang menegaskan martabat manusia dan
III. DESAIN BERKELANJUTAN PADA
mendorong keadilan ekonomi. PERUMAHAN KOTA
Masalah pada perumahan
Bentuk keswadayaan masyarakat
berkelanjutan memperhatikan baik
dalam penyelenggaraan perumahan terencana
penyediaan perumahan formal dan informal,
merupakan peluang bagi pengembangan
serta kebijakan yang mengatur ketentuan
konsep perumahan berkelanjutan dan
perumahan tersebut. Rumah sering
konstruksi berkelanjutan. Evaluasi dalam
dipandang sebagai produk yang akan dibuat
kebijakan pembiayaan rumah yang
dan disampaikan, bukan sebagai sebagai
terjangkau affordable housing mencatat
proses yang memungkinkan dan
bahwa terbatasnya akses pada pembiayaan
memberdayakan. Perumahan kota, khususnya
perumahan formal menyebabkan 70% dari
perumahan MBR, pada sebagian besar
usaha kerja dilakukan oleh sektor informal.
negara- negara berkembang ditandai oleh
Selain itu mayoritas jenis perumahan pada
pertumbuhan yang cepat dari permukiman
kalangan berpendapatan rendah adalah
kumuh dan illegal (20-30% dari pertumbuhan
rumah swadaya self-help housing sekitar
baru dalam kota-kota); kepadatan penduduk,
80% dan hanya 20% yang dibeli dari
memburuknya kualitas karena pemeliharaan
pengembang. Bentuk perumahan bertahap
yang buruk dan mengabaikan; penurunan
incremental housing ini didasarkan pada
stok perumahan sewa, tingkat pasokan yang
kemampuan pembiayaan. Penyediaan sendiri
lamban dari perumahan formal; belum
oleh masyarakat baik dalam bentuk
terjangkaunya tanah dan proses perumahan
pembangunan baru maupun peningkatan
dibandingkan dengan tingkat pendapatan dan
kualitas sering dilakukan secara tidak
tabungan; terbatasnya infrastruktur fisik dan
terencana sehingga memberi andil
pelayanan sosial; kekurangan tenaga kerja
menghasilkan rumah tidak layak huni dan
terampil; kurangnya perhatian pada faktor-
permukiman kumuh. Fenomena penghunian
faktor sosial, lingkungan, budaya dan iklim
pada rumah susun sederhana di Indonesia
pada perencanaan dan desain. Dilain pihak,
menunjukkan bahwa, kebanyakan gedung
negara-negara berkembang juga menawarkan
memiliki masa pakai yang pendek dan harus
beberapa peluang untuk pembangunan
dibangun kembali setelah 30 tahun masa
berkelanjutan, yang tidak umum ada di
penghunian. Laporan tentang pasca
negara maju yaitu: inovasi dalam bahan dan
penghunian rumah susun (Menpera, 2006)
teknologi dan evaluasi kembali nilai
menyatakan bahwa setelah 5 tahun masa
tradisional yang meliputi ko-eksistensi,
penghunian, masyarakat tidak hanya
pola-pola kontrol. Penggunaan tingkat level Skeleton component is formed by the skeleton and
the replacement or supporting components. The
memungkinkan para professional bidang structural frames, foundations and slabs that use
for long term are an example of skeleton. The
lingkungan dapat menentukan pengontrol replacement part example is cladding for roof and
walls, common service and others which use in
dalam suatu lingkungan siapa yang common but have short term of service life. This
part should be decided by management
mengendalikan apa, dan kapan sebagai association. Infill is includes the boundary
elements and infill elements The windows,
kriteria mendasar dalam perancangan. Teori balconies and adaptable walls are categorized as
tingkat level mengajarkan bahwa lokus boundary elements. The example of infill element
is interior finishing and private services.
pada kontrol berada diantara individu,
kelompok atau organisasi. Pihak tertentu Negara non industri seperti Indonesia
yang mengendalikan kontrol sering berubah memiliki kesempatan besar dalam produksi
menurut fase desain, konstruksi, penghunian komponen perumahan (baik support maupun
dan keseluruhan pelayanan bangunan. infill). Pekerjaan modifikasi atau kustomisasi
interior sangat popular, baik di rumah susun
sederhana maupun apartment mewah. Skala Melalui studi ini diketahui bahwa
kustomisasi
misasi komponen perumahan di rumah pemakai, pengambil keputusan dan metode
susun lebih bervariasi, mulai dari unit hunian kustomisasi adalah faktor-faktor
faktor yang perlu
individu sampai elemen pembatas bagian dipertimbangkan dalam penerapan konsep
bersama. Jika dibandingkan dengan open building. Kebutuhan untuk
apartment mewah, maka tingkat kustomisasi meningkatkan kualitas pekerjaan modifikasi
pada rumah susun lebih tinggi, sehingga dapat dicapai melalui
lui sistem koperasi
memunculkan asumsi bahwa dalam kondisi pengelolaan co-operative
operative management
industrialisasi yang rendah, tingkat system. Penghuni dapat terlibat aktif dalam
kustomisasi dapat meningkat bergantung pengelolaan perumahan apabila ada
pada metode produksi komponen dan biaya pembagian kontrol yang jelas pada setiap
yang dikeluarkan. Atau dengan kata lain, kategori komponen bangunan.
tingkat industrialisasi sangat bergantung pada
upah dari pekerja on-site informal.
rmal. Boks 4.
komponen infill melalui rencana koperasi building sangat penting dan dibutuhkan oleh
plan (gambar 1). Pada saat bersamaan, industrialisasi berhubungan erat dengan
industry kecil komponen pengisi infill yang standarisasi komponen. Melalui sistem
dijalankan oleh penghuni rumah susun bangunan, pengelolaan yang sesuai pada
dengan tujuan meningkatkan kemampuan tingkat teritori yang berbeda dapat disahkan
dan upah pekerja on-site informal. Skema dan bekerja dengan baik.
craftsman half-made component. Pengelola kualitas desain dan sistem kustomisasi yang
bangunan (RT, Sub RT) akan berdiskusi menggunakan komponen produk industry.
Asumsi bahwa banyaknya jumlah pekerja on- Departemen Permukiman dan Prasarana
site dengan upah rendah sebagai alasan Wilayah., 2003, Rencana Aksi Gerakan
Nasional Pengembangan Satu Juta
rendahnya tingkat industrialisasi di Indonesia Rumah Tahun 2004-2020 : Sektor
Perumahan.
adalah kurang tepat. Sebaliknya, situasi
belum maksimal dikembangkannya Douglas, J., 2006, Building Adaptation,
Second Edition, Elsevier.
industrialisasi yang menyebabkan
Edwards, B., Turrent, D., 2000,
bertumbuhnya pekerja on-site dengan upah Sustainable Housing: Principles and
rendah. Oleh karena itu, industrialisasi perlu Practice, Taylor and Francis, E &FN
Spon, Great Britain
dikembangkan dalam pembangunan
Friedman, A., 2002, The Adaptable
perumahan, dengan memperhatikan House: Designing Homes for Change,
perbaikan kualitas desain, peningkatan McGraw-Hill Companies.Inc, New York
kemampuan pekerja dan menciptakan Heinz, F., Suskiyatno, B., 2007, Dasar-
dasar Arsitektur Ekologis: Konsep
kesempatan lapangan kerja pada proyek Pembangunan Berkelanjutan dan Ramah
perumahan massal. Dapat disimpulkan Lingkungan, Penerbit Kanisius
Yogyakarta.
bahwa Open Building Sistem (Ganbar 2) dan
Kementerian Negara Perumahan Rakyat.,
industrialisasi adalah cara terbaik untuk
1994, Pedoman Umum Pembangunan
meningkatkan kualitas desain dan Perumahan Bertumpu Pada Kelompok
(P2BPK), KepMenpera No:
pendapatan MBR. Pembangunan perumahan
06/KPTS/1994
sederhana, baik bentuk rumah susun maupun
Kementerian Permukiman dan Prasarana
rumah swadaya merupakan katalisator dalam Wilayah RI., 2002, Kebijakan dan
Strategi Nasional Perumahan dan
pengembangan industri konstruksi berbasis
Permukiman (KSNPP), Kepmen
partisipasi masyarakat. Melalui penerapan Kimpraswil No: 217/KPTS/M/2002.
teknologi sistem bangunan yang tepat, Kementrian Negara Perumahan Rakyat
memungkinkan masyarakat dapat Kedeputian Perumahan Formal, 2006,
Laporan Hasil Peninjauan Dalam
berpartisipasi aktif dalam pembangunan Rangka Pemetaan (Mapping)
perumahan dengan daya dan upaya sendiri. Penyelenggaraan Rumah Susun
Sederhana (Rusuna/Flat) di Indonesia,
Sehingga terjadi penghematan biaya, Jakarta
penciptaan lapangan kerja, peningkatan Kementerian Perencanaan Pembangunan
ketrampilan serta pengembangan nilai Nasional., 2012, Laporan Pencapaian
Tujuan Milenium di Indonesia 2011,
tradisional/lokal for better engineering. Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (BAPPENAS).
Building Approach, Research Trends & United Nations Centre for Human
Accomplishments, Annual Report of Settlements, 1996, Cities and Homes for
NILIM, Japan. All; The Habitat Agenda, United Nations
Conference on Human Settlements,
Nugroho, Tri Utomo., 2014, Affordable
Habitat I, Istanbul, Turkey, June 1996.
Housing Finance Policies on Indonesia,
Ministry of National Development UN-Habitat., 2012, Sustainable Housing
Planning Republic of Indonesia, for Sustainable Cities: A Policy
Washington DC, 28-29 May 2014. Framework for Developing Countries,
United Nations Human Settlement
Rudlin, D., Falk, N., 1999, Sustainable
Programme, Nairobi Kenya.
Urban Neighbourhood: Building The 21st
Century Home, Arcitectural Press, UN-Habitat for A Better Urban Future, A
Elsevier, Great Britain New Strategy of Sustainable
Neighborhood Planning: Five Principles,
The International Council for Research
Discussion Note 3 Urban Planning, UN-
and Innovation in Building and
Habitat Urban Planning and Design
Construction CIB, 2002, Agenda 21 for
Branch, Nairobi Kenya.
Sustainable Construction in Developing
Countries: A discussion document, CSIR Warouw, F., 2011, A Study of Open
Building and Construction Technology, Building System for Multi-Storey Housing
South Africa. in Indonesia : Contemporary Interior
Customization Practices and Future
Towers, G., 2005, An introduction to
Opportunities, Unpublished Dissertation,
Urban Housing design: At Home in The
Chiba University, Japan.
City, Architectural Press, Great Britain.
Yudohusodo, S. et al, 1991, Rumah untuk
United Nations Sustainable Development,
Seluruh Rakyat, Yayasan Padamu
1992, AGENDA 21, United Nations
Negeri, Jakarta.
Conference on Environment &
Development, Rio de Janeiro, Brazil 3 to
4 June 1992.