Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TERHADAP

TEMAN SEBAYA DENGAN KECENDERUNGAN


KENAKALAN PADA REMAJA

Bayu Mardi Saputro & Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto


Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Abstract
This research aimed to find the correlation between peer conformity and deliquency
tendency in adolescent. The hypothesis is there is positive correlation between peer
conformity and deliquency tendency in adolescen.The higher peer conformity the higher
delinquency tendency in adolescent, likewise the lower conformity the lower delinquency
tendency in adolescent. this study subjected 90 of 15 18 years old adolescents in
senior high school. The data collection were use peer conformity scale and deliquency
tendency in adolescent scale. The result of product moment correlation rxy 0.666 (p <
0,01) showed that there are a highly positive correlation between peer conformity and
deliquency tendency in adolescent, so the hypothesis posed is accepted. The determination
coefficient (r2)is 0.444, it means that the peer conformity contributes 44.4% to delinquency
tendency in adolescent. This also states that another 55.6% is contributed by another
factor that arent being studied.
Keywords: peer conformity, delinquency tendency in adolescents

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas terhadap teman
sebaya dengan kecenderungan kenakalan pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara konformitas terhadap teman
sebaya dengan kecenderungan kenakalan pada remaja. Semakin tinggi konformitas
terhadap teman sebaya maka akan diikuti oleh tingginya kecenderungan kenakalan
pada remaja, demikian pula demikian pula semakin rendah konformitas terhadap teman
sebaya, maka semakin rendah pula kecenderungan kenakalan pada remaja. Subyek
penelitian ini adalah remaja sekolah menengah atas sebanyak 90 orang remaja, dengan
usia 15-18 tahun. Alat pengumpul data menggunakan skala yaitu skala konformitas
terhadap teman sebaya dan skala kecenderungan kenakalan pada remaja. Hasil analisis
dengan korelasi product moment diperoleh rxy sebesar 0,666 (p < 0,01). Hal ini
menunjukkan hubungan positif yang sangat signifikan antara konformitas terhadap
teman sebaya dengan kecenderungan kenakalan pada remaja, hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini dapat diterima. Koefisien determinasi (r2) yang diperoleh = 0,444,
artinya konformitas terhadap teman sebaya dalam penelitian ini mampu memberikan
sumbangan sebesar 44,4% terhadap kecenderungan kenakalan pada remaja. Hal ini
sekaligus menegaskan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
sebesar 55,6%.

Kata kunci: Konformitas terhadap teman sebaya, kecenderungan kenakalan pada


remaja.

INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012 1


Bayu Mardi Saputro & Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto

Pendahuluan Delinquent merupakan perluasan dari


bahasa Latin yang kemudian artinya menjadi
Masa remaja mempunyai artiyang khusus
jahat, asosial, kriminal, pelanggar aturan,
karena di dalam proses perkembangannya
pembuat ribut, pengacau, penteror, tidak
menempati fase yang tidak jelas. Remaja
dapat diperbaiki lagi, durjana, dursila dan lain-
bukan termasuk golongan anak maupun
lain (Kartono, 2003). Mayoritas pelaku
golongan dewasa. Masa remaja berada di
kenakalan remaja berada pada usia 15 19
antara masa anak-anak dan masa dewasa
tahun, hal ini disebabkan tidak adanya
sehingga masa remaja disebut juga masa
konformitas terhadap norma-norma sosial
peralihan. Masa remaja berlangsung dari usia
(Kartono, 2003). Jensen (Sarwono, 2003)
12 tahun hingga usia 21 tahun. Secara lebih
memberikan penjelasan bahwa kenakalan
rinci masa remaja dibagi ke dalam 3 tahap
yang dilakukan oleh anak usia remaja
yaitu: usia 12 15 tahun adalah masa remaja
merupakan perilaku menyimpang dan bukan
awal, 15 18 tahun adalah masa remaja
tindakkejahatankarena yang dilanggar adalah
tengah, dan usia 18 21 tahun adalah masa
status-statusdalam lingkungan keluarga dan
remaja akhir (Mnks dkk, 2002).
sekolah yang memang tidak diatur oleh
Dalam masa remaja, remaja berusaha hukum secara terinci.
untuk melepaskan diri dari ikatan orang tua
Jensen (dalam Sarwono, 2003) membagi
dengan tujuan untuk menemukan jati dirinya.
ciri-ciri kenakalan remaja kedalam 4 jenis
Proses memisahkan diri dari orang tua diikuti
yaitu:
dengan proses untuk mencari dan bergabung
dengan teman-temansebaya karena merasa 1. Kenakalan yang menimbulkan korban
senasib. Perasaan senasib inilah yang mem- fisik pada orang lain, misalnya perkelahi-
buat individu bergabung dalam kelompok dan an, perkosaan, perampokan, pembunuh-
menaati peraturan di dalamnya walaupun an dan lain-lain.
norma-norma kelompok tersebutbertentang- 2. Kenakalan yang menimbulkan korban
an dengan norma-norma yang baik (Mnks materi, misalnya perusakan, pencurian,
dkk, 2002). Perilaku yang tidak sesuai pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.
dengan norma-norma umum, adat-istiadat 3. Kenakalan sosial yang tidakmenimbulkan
maupun hukum formal dianggap sebagai korban di pihak orang lain, misalnya pe-
penyakit sosial atau penyakit masyarakat. lacuran, penyalahgunaan obat. Di Indo-
Penyakit sosial atau penyakit masyarakat ini nesia hubungan sex sebelum menikah
apabila dilakukan oleh remaja maka akan kemungkinan bisa dimasukkan dalam
berkembang menjadi bentuk kenakalan jenis ini.
remaja atau juvenile delinquency (Kartono, 4. Kenakalan yang melawan status,misalnya
2003). mengingkari statusanak sebagai pelajar
Lebih lanjut Kartono (2003) memberikan dengan cara membolos, mengingkari
definisi bagi delinkuensi atau kenakalan statusorang tua dengan cara minggat dari
remaja yaitu perilaku jahat (dursila), kejahat- rumah atau membantah perintah orangtua
an atau kenakalan anak-anak muda yang dan sebagainya.
merupakan gejala sakit (patologis) secara
Hal ini sesuai dengan hasil observasi dan
sosial pada anak-anak dan remaja yang
wawancara yang peneliti lakukan terhadap
disebabkan oleh satu bentuk pengabaian
17 remaja dengan usia 15 18 tahun pada
sosial, sehingga mereka itu mengembangkan
tanggal 13 20 Mei 2009 diperoleh data
bentuk tingkah laku yang menyimpang.

2 INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012


Hubungan antara Konformitas terhadap Teman Sebaya dengan Kecenderungan Kenakalan pada Remaja

bahwa memang ada keinginan dari remaja adanya tekanan yang sangat kuat.
untuk berperilaku nakal. Dari hasil wawan- Berdasarkan hal tersebutmaka dalam pe-
cara tersebutpeneliti mendapatkan data-data nelitian ini peneliti akan membatasi pem-
bahwa terdapat banyak remaja yang mem- bahasan pada kecenderungan kenakalan
punyai kecenderungan untuk berperilaku remaja dan bukannya pada kasus kenakalan
nakal. Ada 5 remaja yang mempunyai remaja. Kamus Besar Bahasa Indonesia
keinginan untuk ikut tawuran karena ingin (2003) mengartikan bahwa kecenderungan
menunjukkan solidaritasnya agar dianggap berasal dari kata dasar cenderung yang
berani serta tidak dikucilkan (kenakalan yang berarti minat, keinginan, kesukaan, sedang-
menimbulkan korban fisik pada orang lain). kan kecenderungan sendiri mempunyai mak-
Kemudian ada 8 remaja yang ingin membolos na sebagai kecondongan (hati), kesudian,
karena merasa bosan dengan guru yang keinginan atau kesukaan. Sedangkan Te-
mengajar akan tetapitidak dilakukan karena saurus Bahasa Indonesia (2006) memberi-
masih takut dengan peraturan sekolah kan definisi kecenderungan sebagai: (1)
(kenakalan yang melawan status). Lalu ada Kecondongan, tendensi, tren; (2) Hasrat, ke-
4 remaja lainnya yang ingin merokok atau hendak, keinginan, niat, tendensi, kegemaran,
minum-minuman keras karena ingin dianggap kesukaan, predisposisi. Dari definisi tersebut
jantan, dewasa serta diterima dalam kelom- dapat ditarik kesimpulan bahwa kecenderu-
pok (kenakalan yang melawan status dan ngan kenakalan remaja adalah derajat/tingkat
kenakalan sosial yang tidak menimbulkan tinggi rendahnya minat, keinginan dan kesu-
korban di pihak orang lain). kaan individu untuk melakukan pelanggaran
Berdasarkan hal tersebut di atas, tidak terhadap norma sosial dan hukum yang
semua remaja bertingkah-laku negatif atau berlaku di masyarakat.
berparilaku nakal, walaupun terkadang Kenakalan remaja yang terjadi dewasa
remaja mempunyai keinginan yang kuat ini seharusnya dapat dikurangi intensitasnya
cenderung atau mencoba-coba berperilaku dengan cara mengetahui kecenderungan
nakal. Remaja yang memilih bersikap seperti remaja untuk berperilaku nakal sebelum
ini biasanya tidak akan memperlihatkan berwujud menjadi bentuk perilaku kenakalan
tingkah laku nakal karena sikap untuk nakal remaja. Hal ini perlu dilakukan karena
tersebutmasih sebatas keinginan atau angan- mengingat bahwa remaja merupakan harapan
angan saja. Remaja di atas menunjukkan ciri- sebagai generasi penerus maupun ujung
ciri kecenderungan kenakalan seperti yang tombak untuk membangun bangsa dan
dikemukakan Jensen (dalam Sarwono, 2003) negaranya. Harapan terbesar dari sebuah
yaitu:ingin mencoba untuk membolos sekolah bangsa dan negara adalah mempunyai remaja
(kenakalan yang melawan status), ikut yang berkualitas, baik secara mental maupun
tawuran pelajar (kenakalan yang menimbul- spiritual serta mempunyai semangat untuk
kan korban fisik pada orang lain), sekedar maju meneruskan cita-citaperjuangan yang
mencicipi minum-minuman keras dan me- telah dirintis oleh para pendahulunya. Masa
rokok (kenakalan sosial yang tidakmenimbul- depan bangsa dan negara terletakdi pundak
kan korban di pihak orang lain dan kenakalan dan merupakan tanggungjawab remaja
yang melawan status).Apabila remaja ter- (Basri, 1995).
sebut tidak cukup kuat membentengi dirinya Menurut Santrock (2003), ada sembilan
dengan keyakinan agamanya atau ajaran faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja
moral yang ditanamkan orang tuanya maka yaitu: (1) identitas,(2) kontrol diri, (3) usia,
perilaku nakal tersebutbisa terwujud karena

INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012 3


Bayu Mardi Saputro & Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto

(4) jenis kelamin, (5) harapan terhadap pen- berpendapat bahwa ciri-ciri remaja yang me-
didikan dan nilai-nilai di sekolah, (6) pengaruh lakukan konformitas terhadap teman sebaya
orang tua, (7) pengaruh teman sebaya, (8) yaitu: (1) Remaja akan berperilaku sama atau
statussosial ekonomi, (9) kwalitaslingkungan sesuai dengan kelompok dan bersikap
sekitar tempattinggal. menerima serta mematuhi norma-norma yang
Dari sembilan faktor tersebutpenulis akan ada dalam kelompok, (2) Remaja akan lebih
menitikberatkan pembahasan pada faktor sering bertemu dan berkumpul bersama
pengaruh teman sebaya. Kemudian dari dengan teman dalam kelompoknya daripada
faktor tersebut dilihat sejauh mana konfor- dengan orang di luar kelompok, (3) Remaja
mitas terhadap teman sebaya dapat mem- akan menyepakati serta menyesuaikan
pengaruhi kecenderungan kenakalan pada pendapatnya sendiri dengan pendapat yang
remaja. dianut oleh mayoritas anggota kelompok, (4)
Santrock (2003) menerangkan bahwa Remaja akan lebih mementingkan perannya
salah satu faktor yang mempengaruhi sebagai anggota dalam suatu kelompok dari-
kenakalan remaja yaitu pengaruh teman pada mengembangkan pola norma sendiri, (5)
sebaya bisa membentuk perilaku remaja Remaja akan mencari informasi tentang
menjadi nakal karena disebabkan remaja kelompoknya dengan tujuan supaya remaja
mendapatkan tekanan-tekanan yang kuat dapat berperilaku secara benar dan tepat di
dari teman sebaya agar remaja bersikap dalam kelompoknya. Dari kelompok teman
konform terhadap tingkah laku sosial yang sebaya, remaja menerima umpan balik me-
ada dalam kelompok tersebut. Adanya ngenai kemampuan mereka. Remaja belajar
keinginan untuk menjadi populer serta tentang apakah yang mereka lakukan lebih
ketakutan akan adanya pengabaian dan baik, sama baiknya, atau bahkan lebih buruk
penolakan sosial dari teman sebaya akan dari apa yang dilakukan remaja lain. Salah
cenderung membuat remaja lebih konform satu fungsi utama dari kelompok teman se-
terhadap tekanan kelompok. Konformitas baya adalah untuk menyediakan berbagai
remaja bisa disebabkan karena remaja lebih informasi mengenai dunia di luar keluarga
banyak berada di luar rumah bersama teman- (Santrock, 2003).
teman sebaya dalam kelompok. Sebagai Kelompok teman sebaya menjadi sangat
konsekuensinya pengaruh teman sebaya lebih berarti dan berpengaruh dalam kehidupan
besar daripada pengaruh keluarga karena sosial remaja karena menjadi tempat untuk
kelompok teman sebaya menuntut remaja belajar kecakapan-kecakapan sosial serta
agar bisa menyesuaikan diri (conform) dalam mengambil berbagai peran. Di dalam kelom-
segala hal terhadap kelompok (Mahdalela, pok teman sebaya, remaja menjadi sangat
1998). bergantung kepada teman sebagai sumber
Konformitas menurut Baron dan Byrne kesenangannya dan keterikatannyadengan
(2005) adalah suatu jenis pengaruh sosial teman sebaya begitu kuat. Kecenderungan ke-
dimana individu mengubah sikap dan tingkah terikatan(kohesi) dalam kelompok tersebut
laku individu agar sesuai dengan norma sosial akan bertambah dengan meningkatnya
yang ada. Selanjutnya berdasarkan definisi frekuensi interaksidi antara anggota-anggota-
mengenai konformitas dari Baron dan Byrne nya sehingga akan diikutidengan adanya peri-
(2005), Kiesler dan Kiesler (Rakhmat, laku konformitas, dimana remaja akan ber-
2007), NewComb, dkk (1981), Sears, dkk usaha untuk dapatmenyesuaikan dan menyatu
(2004), Willis (Sarwono, 1995) maka penulis dengan kelompok agar remaja dapat diterima
oleh kelompoknya (Soetjiningsih,2004).

4 INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012


Hubungan antara Konformitas terhadap Teman Sebaya dengan Kecenderungan Kenakalan pada Remaja

Mappiare (1982) mengungkapkan bahwa Kecenderungan remaja untuk berperilaku


remaja membutuhkan suatu wadah sebagai nakal dapat muncul dan menjadi bentuk
cara untuk berinteraksi dengan teman kenakalan remaja apabila remaja tersebut
sebayanya. Tujuan remaja mencari wadah berada dalam situasi yang memaksanya serta
adalah untuk menjalin rasa setia kawan yang memberinya kesempatan untuk bertingkah
akrab dan diikat oleh minat yang sama, laku nakal. Salah satu penyebab munculnya
kepentinganbersama, saling tolong-menolong kecenderungan kenakalan pada remaja
dan saling berbagi perasaan untuk adalah tekanan dari kelompok teman sebaya
memecahkan masalah secara bersama-sama. yang menuntut remaja untuk berperilaku
Oleh karena itu, remaja selalu berusaha untuk konform terhadap kelompoknya. Di dalam
dapat diterima oleh kelompoknya. kelompok teman sebaya ini para remaja
Beberapa remaja akan melakukan mendapatkan umpan balik dan kepuasan dari
apapun, agar dapat dimasukkan sebagai kelompoknya. Remaja merasa mendapatkan
anggota kelompok termasuk melakukan bantuan materiil, dukungan moral, status
perbuatan nakal. Bagi remaja, dikucilkan sosial dan perlindungan dari anggota kelom-
berarti stress, frustasi, dan kesedihan poknya. Akan tetapi di sisi lain kelompok
(Santrock, 2003). Hal ini sesuai dengan teman sebaya tersebut memaksa dan
penelitian Haditono (dalam Mnks dkk, menekan remaja untuk mencoba berperilaku
2002) yang menemukan bahwa salah satu sesuai dengan norma kelompok termasuk
motif melakukan tingkah laku nakal paling perilaku nakal. Hal inilah yang mendorong
banyak adalah mengikuti ajakan teman. remaja cenderung untuk berperilaku nakal
Perilaku kenakalan remaja akibat dari karena ingin diterima dalam kelompok teman
konformitas terhadap teman sebaya dapat sebaya tersebut (Kartono, 2003).
terjadi karena remaja lebih banyak berada Menurut Santrock (2003) remaja akan
diluar rumah bersama dengan teman-teman cenderung melakukan tindakanantisosial atau
sebaya sebagai kelompok, maka dapatlah perbuatan nakal apabila remaja tersebut
dimengerti bahwa pengaruh teman-teman mengharapkan suatu penghargaan untuk
sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, perbuatan nakal yang akan dilakukannya.
penampilan, dan perilaku lebih besar daripada Keinginan untuk berbuat nakal ini muncul
pengaruh keluarga (Hurlock, 2004). karena kelompok teman sebaya tersebut
Keinginan remaja untuk menyesuaikan menekan remaja untuk bersikap dan ber-
diri dengan tuntutankelompok agar dirinya perilaku konform sesuai dengan aturan
diterima ke dalam kelompok teman sebaya kelompok.
tersebut, membuat remaja berperilaku Marheni (Soetjiningsih,2004) mengemu-
konform dengan kelompoknya. Apabila kakan bahwa remaja yang telah masuk ke
kelompok berperilaku nakal maka remaja dalam kelompok teman sebaya akan merasa-
cenderung akan berperilaku nakal pula. Jika kan adanya tekanan agar remaja tersebut
kecenderungan suatu kelompok teman menyesuaikan diri dengan norma-norma dan
sebaya menjadikan perilaku nakal tersebut harapan kelompoknya. Gambaran tentang
sebagai norma kelompok, maka remaja yang diri remaja banyak dipengaruhi oleh bagai-
tergabung di dalamnya akan cenderung mana remaja tersebut berperilaku konform
mengikuti, apalagi jika pemimpin yang sesuai dengan kelompok atau memiliki sifat-
dominan dalam kelompok tersebut sifat yang dikehendaki oleh kelompoknya.
mengarahkan remaja untuk berperilaku nakal. Lebih lanjut Marheni (Soetjiningsih, 2004)

INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012 5


Bayu Mardi Saputro & Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto

berpendapat bahwa remaja akan cenderung negatif terhadap sikap dan tingkah laku
berperilaku nakal serta mengembangkan remaja. Konformitas terhadap teman sebaya
tingkah laku anti sosial apabila di dalam merupakan salah satu faktor yang mem-
kelompok teman sebaya tersebut terjadi pengaruhi perilaku kenakalan remaja. Remaja
pemaksaan terhadap remaja untuk bersikap yang telah masuk ke dalam kelompok teman
konform terhadap kelompoknya serta adanya sebaya akan dituntutuntuk berperilaku sama
tekanan dari norma kelompok yang begitu atau sesuai dengan kelompok dan bersikap
menguasai dan membatasi kebebasan remaja menerima serta mematuhi norma-norma yang
dalam berperilaku, hal ini dapat menyulitkan ada dalam kelompok.
serta menghambat kepribadian remaja karena Konformitas terhadap teman sebaya
konformitas yang terjadi dalam kelompok mempunyai efek yang kuat terhadap tingkah-
teman sebaya tersebut bersifat negatif se- laku remaja. Tekanan untuk melakukan
hingga akan menyebabkan remaja cenderung konformitas bermula dari adanya aturan-
berperilaku nakal. aturan yang telah disepakati bersama dalam
Menurut Santrock (2003) remaja yang kelompok, baik yang tertulis maupun tidak
telah masuk ke dalam kelompok teman tertulis, yang memaksa individu untuk ber-
sebaya akan berusaha untuk mendapatkan tingkah-lakuyang seharusnya atausemestinya
status sosial yang tinggi. Kelompok teman (Baron dan Byrne, 2005). Hal ini juga
sebaya akan memberikan status sosial yang menyebabkan remaja akan menyepakati serta
tinggi kepada remaja apabila remaja tersebut menyesuaikan pendapatnya sendiri dengan
bersikap konform terhadap aturan yang pendapat yang dianut oleh mayoritas anggota
berlaku di dalam kelompoknya termasuk kelompok. Meskipun norma-norma kelom-
melakukan perbuatan negatif dan anti sosial. pok bukan merupakan norma yang buruk,
Hal inilah yang dapat membuat remaja namun dapat membahayakan pembentukan
cenderung bertingkah laku nakal dikarenakan identitas diri remaja karena dalam hal ini
remaja tersebutdituntutoleh kelompok teman remaja akan lebih mementingkan perannya
sebayanya untuk bersikap konform. sebagai anggota kelompok daripada me-
Menurut Kartono (2003) kecenderungan ngembangkan pola norma sendiri.
kenakalan pada remaja bisa disebabkan oleh Nilai-nilai moral dalam kelompok tersebut
konformitas terhadap teman sebayanya. Re- dapat bertentangan dengan nilai yang telah
maja yang telah masuk ke dalam kelompok dipelajari dan dihayati remaja dari orang-
teman sebaya akan diberikan posisi sosial, tuanya.Apabila nilai-nilai moral kelompok
penghargaan, harga diri dan kehormatan apa- lebih baik maka tidak akan bermasalah, akan
bila remaja tersebut bersikap setia dan kon- tetapi apabila terjadi pemaksaan dari
form terhadapkelompok. Lebih lanjutKartono kelompok untuk mematuhi norma-norma
(2003) menjelaskan apabila kelompok teman yang ada sehingga norma kelompok begitu
sebaya tersebut mengembangkan sikap dan menguasai dan membatasi kebebasan dalam
tingkah laku nakal maka remaja tersebut berperilaku, maka hal tersebut dapat me-
dituntut pula untuk berperilaku demikian, nyulitkan serta menghambat perkembangan
sehingga hal ini memicu remaja untuk cen- kepribadian remaja sehingga menimbulkan
derung bertingkah laku nakal karena adanya perilaku yang menyimpang atau nakal
rasa konformitas terhadap teman sebayanya. (Soetjiningsih, 2004). Jiwa dan ide-ide dari
Pergaulan remaja dengan teman sebaya kelompok akan di jadikan semangat kelom-
dapat memberikan pengaruh yang positif dan pok, sedangkan norma-norma yang ditentu-

6 INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012


Hubungan antara Konformitas terhadap Teman Sebaya dengan Kecenderungan Kenakalan pada Remaja

kan oleh kelompok akan di jadikan panutan semata-mata karena adanya tekanan dan
bagi setiap anggota kelompok. Semua bentuk paksaan dari kelompok serta untuk bersikap
ketidakpatuhan dan pelanggaran terhadap konform terhadap norma kelompok.
ketentuanyang berlaku akan ditindak keras, Remaja yang konform terhadap kelom-
bahkan seringkali disertai dengan ancaman- poknya akan lebih sering bertemu dan ber-
ancaman hukuman mati (Kartono, 2003). kumpul bersama dengan teman dalam
Salah satu bentuk kenakalan remaja kelompoknya daripada dengan orang di luar
akibat dari tekanan kelompok adalah peng- kelompoknya. Remaja dalam kehidupan
gunaan obat-obatan terlarang. Penelitian sosial sangat tertarik kepada kelompok
mengenai apa yang membuat remaja mulai sebayanya sehingga tidak jarang orangtua
menggunakan obat-obatan menunjukkan dinomorduakan sedangkan kelompoknya
bahwa ada beberapa alasan, diantaranyayaitu dinomorsatukan (Zulkifli, 1993). Hal ini di
remaja mempunyai keinginan untuk sebabkan remaja lebih banyak berada di luar
menambah dukungan sosial kelompoknya rumah bersama teman-temansebaya sebagai
dengan jalan menyesuaikan diri dengan pola kelompok,sehingga pengaruh teman sebaya
perilaku yang ditetapkanoleh pemimpin atau pada sikap, pembicaraan, minat, penampil-
karena ingin berpetualang (Hurlock, 2004). an,dan perilaku lebih besar daripada penga-
Norma merupakan simbol dari loyalitas ruh keluarga (Hurlock, 2004). Setiap tingkah
ideologis dan simbol dari afiliasi terhadap laku yang diperbuat oleh remaja selalu ingin
kelompok-kelompok tertentu (Kartono, sama dengan anggota kelompok lainnya,
2003). Remaja bergabung dalam suatu apabila berbeda maka remaja akan merasa
kelompok dikarenakan remaja beranggapan harga dirinya turun dan menjadi rendah.
bahwa keanggotaan suatu kelompok akan Dalam mencari pengalaman pun remaja ber-
sangat menyenangkan, menarik, serta usaha untuk berbuat sama, misalnya ber-
memenuhi kebutuhan mereka atas hubungan pacaran, berkelahi (kenakalan yang menim-
dekat dan kebersamaan. Remaja yang bulkan korban fisik pada orang lain) dan men-
bergabung ke dalam kelompok gang yang curi (kenakalan yang menimbulkan korban
nakal akan dikondisikan untuk menghadapi materi). Setiapperbuatan yang dilakukan oleh
pertengkaran, perkelahian dan peperangan pimpinan kelompok akan ditiru oleh remaja
antar gang guna memperebutkan prestise tersebut, walaupun yang dilakukan adalah
sosial (Kartono, 2003). Dalam kelompok perbuatan yang tidak baik (Zulkifli, 1993).
gang yang nakal, remaja di tekan dan di paksa Remaja yang berperilaku dan berpenampilan
untuk bersikap dan berperilaku serta seperti anggota kelompok mempunyai
mematuhi norma kelompok. Remaja yang kesempatan yang lebih besar untuk diterima
tergabung dalam kelompok yang nakal pada dalam kelompok,termasuk bila anggota
umumnya mempunyai kebiasaan memakai kelompok mencoba minum alkohol, obat-
pakaian yang khas, aneh dan mencolok, gaya obat terlarang atau rokok (kenakalan sosial
rambut khusus, mempunyai tingkah-laku dan yang tidak menimbulkan korban di pihak
kebiasaan khas, suka mendengarkan jenis orang lain), maka remaja cenderung mengi-
lagu tertentu,senang mengunjungi tempat- kutinya tanpa memperdulikan perasaan me-
tempat hiburan dan kesenangan misalnya reka sendiri akan akibatnya (Hurlock, 2004).
tempat pelacuran, mabuk, berjudi, senang Remaja yang telah masuk kedalam ke-
mencari gara-gara dan membuat kerusuhan lompok teman sebaya akan lebih mementing-
(Kartono,2003). Tingkah-laku menyimpang kan perannya sebagai anggota dalam suatu
tersebut dilakukan oleh remaja yang nakal kelompok daripada mengembangkan pola

INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012 7


Bayu Mardi Saputro & Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto

norma sendiri. Hal ini disebabkan remaja teman sebaya, remaja menerima umpan balik
mendapatkan tekanan-tekanan yang kuat mengenai kemampuannya. Remaja belajar
dari teman sebaya agar remaja berperilaku tentang apakah yang mereka lakukan lebih
konform terhadap tingkah laku sosial yang baik, sama baiknya, atau bahkan lebih buruk
ada dalam kelompok tersebut,sehinggabisa dari apa yang dilakukan anggota lain. Salah
membentuk remaja untuk berperilaku nakal satu fungsi utama dari kelompok teman
(Santrock, 2003). Dalam kelompok remaja sebaya adalah untuk menyediakan berbagai
yang nakal tersebut akan muncul bahasa informasi mengenai dunia di luar keluarga
sendiri dengan penggunaan kata dan istilah (Santrock, 2003). Apabila informasi yang ada
khusus, gerak tubuh dan isyarat sandi tertentu dalam kelompok adalah informasi yang
yang hanya dapat dimengerti oleh para negatif, maka remaja akan mengikutinyan
anggota kelompok tersebut.Selanjutnya dari tanpa memprosesnya terlebih dahulu, seperti
seluruh kelompok tersebutakan muncul satu bila anggota kelompok mencoba minum
tekanan kepada semua anggota kelompok, alkohol, memakai obat-obat terlarang atau
agar setiap individu mau menghormati dan rokok (kenakalan sosial yang tidakmenimbul-
mematuhi segala perintah yang sudah ditentu- kan korban di pihak orang lain), maka remaja
kan. Pengkhianatan terhadap kelompok cenderung mengikutinya tanpa memper-
dianggap sebagai kejahatan paling berat yang dulikan perasaan sendiri akan akibatnya
harus dituntut dengan hukuman mati (Hurlock, 2004).
(kenakalan yang menimbulkan korban fisik Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang
pada orang lain) (Kartono, 2003). Dalam diajukan dalam penelitian ini adalah: ada
penelitian yang dilakukan Sherif, anggota hubungan positif antara konformitas terhadap
kelompok terlibatdengan tingkah-laku yang teman sebaya dengan kecenderungan
menyimpang yang tidak dihukum oleh orang kenakalan pada remaja.
dewasa. Tingkah-laku tipe ini yang umum
meliputiminum-minuman beralkohol. Dalam
Metode Penelitian
suatu kelompok sosio-ekonomi yang paling
tinggi, anak laki-laki yang berasal dari Variabel tergantung dalam penelitian ini
kelompok ini biasanya memiliki kebiasaan adalah kecenderungan kenakalan pada
mabuk dan kadang melakukan aktivitas remaja, sedangkan variabel bebas adalah
seksual serta membuat pesta kolam berenang konformitas pada teman sebaya.
dengan anak laki-laki dan anak perempuan Kecenderungan kenakalan pada remaja
di hotel dengan mengelabui proses pen- adalah keinginan atau minat remaja untuk
daftaran. Dalam pesta ini tidak hanya minum- melakukan pelanggaran terhadap norma-
minuman yang beralkohol saja tetapi juga norma yang berlaku di masyarakat, baik
terjadi tindakan perusakan barang-barang. norma sosial maupun norma hukum yang
Para anak laki-laki tersebut membayar disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian
untukkerusakan yang mereka timbulkan sosial. Aspek-aspek dalam skala kecenderu-
tanpa memberitahu orangtua mereka atas apa ngan kenakalan pada remaja adalah kenakal-
yang telah terjadi (Santrock, 2003). an yang menimbulkan korban fisik pada
Konformitas terhadap teman sebaya akan orang lain, kenakalan yang menimbulkan
menyebabkan remaja mencari informasi korban materi, kenakalan sosial yang tidak
tentang kelompoknya dengan tujuan agar menimbulkan korban di pihak orang lain,
remaja dapat berperilaku secara benar dan kenakalan yang melawan status.Kecenderu-
tepatdi dalam kelompoknya. Dari kelompok ngan kenakalan pada remaja diukur dengan

8 INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012


Hubungan antara Konformitas terhadap Teman Sebaya dengan Kecenderungan Kenakalan pada Remaja

menggunakan Skala Kecenderungan Kena- Rakhmat, 2007), NewComb, dkk (1981),


kalan Pada Remaja yang disusun peneliti Sears, dkk (2004), Willis (Sarwono, 1995).
mengacu pada landasan teori dari Jensen Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek
(Sarwono, 2003). Semakin tinggi skor yang maka semakin tinggi tingkat konformitas
diperoleh subjek maka semakin tinggi tingkat terhadap teman sebaya, sebaliknya semakin
kecenderungan kenakalan pada remaja, rendah skor yang diperoleh subjek menunjuk-
sebaliknya semakin rendah skor yang diper- kan bahwa semakin rendah tingkat konfor-
oleh subjek menunjukkan semakin rendah mitas terhadap teman sebaya. Skala Konfor-
tingkat kecenderungan kenakalan pada mitas Tehadap Teman Sebaya memiliki
remaja. Skala Kecenderungan Kenakalan koefisien validitasaitem antara 0, 402 sampai
Pada Remaja memiliki koefisien validitas dengan 0, 902 dengan koefisien reliabilitas
aitem antara 0,360 sampai dengan 0,877 sebesar 0, 980.
dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,970. Subjek penelitian ini adalah remaja-siswi
Konformitas terhadap teman sebaya SMA, dengan subyek penelitian sebanyak 90
adalah perubahan tingkah-laku dan keyakin- orang yang terdiri dari 57 remaja laki-laki dan
an yang dilakukan oleh individu untuk 33 remaja perempuan. Karakteristiknyayang
menyesuaikan diri dengan norma dan tuntutan dipakai adalah:
kelompok, dikarenakan adanya tekanan dari Remaja dengan usia 15-18 tahun.Alasan
sekelompok anak anak perempuan dan pemilihan remaja karena remaja masa kini
laki- laki yang berada dalam situasi, tingkat dihadapkan pada lingkungan yang tidak
usia atau kedewasaan serta kecenderungan begitu stabil. Frekwensi perceraian dan keha-
yang sama sebagai sarana untuk mencapai milan remaja yang tinggi, bertambahnya mo-
kebebasan, perbandingan secara sosial dan bilitas tempattinggal keluarga menyebabkan
sumber informasi tentang dunia di luar kurangnya stabilitasdalam kehidupan remaja.
keluarganya. Aspek-aspek dalam konfor- Melalui media, remaja masa kini dihadapkan
mitas terhadap teman sebaya adalah remaja pada pilihan gaya hidup yang kompleks
akan berperilaku sama atau sesuai dengan seperti meningkatnya jumlah remaja yang
kelompok dan bersikap menerima serta mengkonsumsi obat-obatanterlarang serta
mematuhi norma-norma yang ada dalam aktivitas seksual pada usia yang semakin
kelompok, remaja akan lebih sering bertemu muda (Santrock, 2003).
dan berkumpul bersama dengan teman dalam Alasan usia 15-18 tahun adalah karena
kelompoknya daripada dengan teman di luar pada usia tersebut remaja cenderung lebih
kelompoknya, remaja akan menyepakati banyak menghabiskan waktu dengan teman
serta menyesuaikan pendapatnya sendiri sebayanya mulai mencari identitassebagai
dengan pendapat yang dianut oleh mayoritas orang dewasa. Pada masa remaja frekwensi
anggota kelompok, remaja akan lebih me- interaksidengan teman sebaya meningkat dan
mentingkan perannya sebagai anggota dalam remaja berusaha untuk diterima oleh
suatu kelompok daripada mengembangkan kelompoknya dengan cara menyesuaikan diri
pola norma sendiri, remaja akan mencari dengan norma dan iklim di dalam kelompok
informasi tentangkelompoknya dengan tujuan tersebut atau konform dengan teman-teman
supaya remaja dapat berperilaku secara benar sebayanya yang mempunyai kecenderungan
dan tepat di dalam kelompoknya. Skala untuk berperilaku nakal (Mnks dkk, 2002).
Konformitas Terhadap Teman Sebaya yang
Dalam penelitian ini data yang diperoleh
disusun peneliti mengacu teori dari Baron dan
akan dianalisis dengan menggunakan teknik
Byrne (2005), Kiesler dan Kiesler (dalam

INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012 9


Bayu Mardi Saputro & Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto

korelasi product moment dari Karl Pearson. Berdasarkan hasil analisis korelasi pro-
Sebelum melakukan analisis data penelitian, duct moment menunjukkan bahwa ada
terlebih dahulu peneliti akan melakukan uji hubungan positifantarakonformitasterhadapa
asumsi berupa uji normalitasuntukmengetahui teman sebaya dengan kecenderungan
sebaran data masing-masing variabel ter- kenakalan pada remaja, dengan koefisien
distribusi normal dan uji liniaritas untuk me- korelasi sebesar rxy = 0,666 (p < 0,01). Hal
ngetahui linearitas hubungan antara variabel tersebutmenunjukkan bahwa hipotesis yang
bebas dengan variabel tergantung. menyatakan ada hubungan positif antara
konformitas terhadap teman sebaya dengan
Hasil dan Pembahasan kecenderungan kenakalan pada remaja
diterima.Hubungan positifantarakonformitas
Sebelum dilakukan analisis korelasi terhadap teman sebaya dengan kecenderu-
product moment untuk menguji hipotesis, ngan kenakalan pada remaja menunjukkan
maka ada beberapa asumsi yang harus bahwa semakin tinggi tingkat konformitas
dipenuhi terlebihdahulu.Asumsi untukanalisis terhadap teman sebaya maka akan diikutipula
korelasi product moment adalah data yang oleh tingginyakecenderungan kenakalan pada
diukur mengikuti distribusi normal serta remaja. Demikian pula sebaliknya, semakin
hubungan antar variabel bebas dan variabel rendah konformitas terhadap teman sebaya
tergantung adalah linier. maka semakin rendah pula kecenderungan
Uji normalitas ini menggunakan analisis kenakalan pada remaja.
model One Sample Kolmogorov-Smirnov Dalam perkembangan sosial remaja ada
(KS Z). Hasil uji normalitas untuk data dua macam gerak yang terjadi yaitu memisah-
kecenderungan kenakalan pada remaja kan diri dari orangtua dan menuju kearah
diperoleh nilai KS Z = 0,085 (p > 0,05), teman-teman sebaya (Mnks dkk, 2002).
sedangkan data konformitas terhadap teman Pada fase ini umumnya remaja akan menjadi
sebaya dari Kolmogorov Smirnov anggota kelompok teman sebaya dikarena-
diperoleh KS Z = 0,200 (p > 0,05), artinya kan besarnya peranan teman sebaya dalam
data kecenderungan kenakalan pada remaja kehidupan sosial remaja yang mendorong
dan konformitas terhadap teman sebaya remaja untuk membentuk kelompok-kelom-
mempunyai sebaran data yang normal. pok teman sebaya (Soetjiningsih, 2004).
Hasil uji linieritas antara kecenderungan Kelompok teman sebaya menjadi sangat
kenakalan pada remaja dengan konformitas berarti dan berpengaruh dalam kehidupan
terhadap teman sebaya menunjukkan nilai F sosial remaja karena menjadi tempat untuk
= 69,795 (p < 0,05), artinya hubungan antara belajar kecakapan-kecakapan sosial serta
kecenderungan kenakalan pada remaja mengambil berbagai peran. Di dalam kelom-
dengan konformitas terhadap teman sebaya pok teman sebaya, remaja menjadi sangat
menunujukkan hubungan yang linier. bergantung kepada teman sebagai sumber
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan kesenangannya dan keterikatannyadengan
teknik korelasi product moment menunjuk- teman sebaya begitu kuat. Kecenderungan
kan rxy sebesar 0,666 dengan taraf signifi- keterikatan (kohesi) dalam kelompok
kansi sebesar 0,000 (p < 0,01) yang berarti tersebutakan bertambah dengan meningkat-
terdapathubungan positif antara konformitas nya frekuensi interaksi di antara anggota-
terhadap teman sebaya dengan kecende- anggotanya sehingga akan diikuti dengan
rungan kenakalan pada remaja. adanya perilaku konformitas, remaja akan
berusaha untuk dapat menyesuaikan dan

10 INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012


Hubungan antara Konformitas terhadap Teman Sebaya dengan Kecenderungan Kenakalan pada Remaja

menyatu dengan kelompok agar remaja dapat kepribadian remaja sehingga menimbulkan
diterima oleh kelompoknya (Soetjiningsih, keinginan remaja untuk berperilaku nakal
2004). (Soetjiningsih, 2004).
Pergaulan remaja dengan teman sebaya Remaja yang konform terhadap
dapat memberikan pengaruh yang positif dan kelompoknya akan lebih sering bertemu dan
negatif terhadap sikap dan tingkah laku berkumpul bersama dengan teman dalam
remaja. Konformitas terhadap teman sebaya kelompoknya daripada dengan orang di luar
merupakan salah satu faktor yang mem- kelompoknya. Remaja dalam kehidupan
pengaruhi kecenderungan kenakalan pada sosial sangat tertarik kepada kelompok
remaja. Remaja yang telah masuk ke dalam sebayanya sehingga tidak jarang orangtua
kelompok teman sebaya akan dituntutuntuk dinomorduakan sedangkan kelompoknya
berperilaku sama atau sesuai dengan kelom- dinomorsatukan (Zulkifli, 1993). Hal ini di
pok dan bersikap menerima serta mematuhi sebabkan remaja lebih banyak berada di luar
norma-norma yang ada dalam kelompok. rumah bersama teman-temansebaya sebagai
Konformitas terhadap teman sebaya kelompok,sehingga pengaruh teman sebaya
mempunyai efek yang kuat terhadap tingkah- pada sikap, pembicaraan, minat,
laku remaja. Tekanan untuk melakukan penampilan,dan perilaku lebih besar daripada
konformitas bermula dari adanya aturan- pengaruh keluarga (Hurlock, 2004).
aturan yang telah disepakati bersama dalam Setiap tingkah laku yang diperbuat oleh
kelompok, baik yang tertulis maupun tidak remaja selalu ingin sama dengan anggota
tertulis, yang memaksa individu untuk ber- kelompok lainnya, apabila berbeda maka
tingkah-lakuyang seharusnya atausemestinya remaja akan merasa harga dirinya turun dan
(Baron dan Byrne, 2005). Hal ini juga menjadi rendah. Dalam mencari pengalaman
menyebabkan remaja akan menyepakati serta pun remaja berusaha untuk berbuat sama,
menyesuaikan pendapatnya sendiri dengan misalnya ingin berpacaran, ingin berkelahi dan
pendapat yang dianut oleh mayoritas anggota ingin mencuri. Kecenderungan kenakalan
kelompok. Meskipun norma-norma kelom- pada remaja tersebut sesuai dengan jenis-
pok bukan merupakan norma yang buruk, jenis kenakalan dari Jensen yaitu kenakalan
namun dapat membahayakan pembentukan yang menimbulkan korban fisik (ingin
identitas diri remaja karena dalam hal ini berkelahi) dan kenakalan yang menimbulkan
remaja akan lebih mementingkan perannya korban materi (ingin mencuri).
sebagai anggota kelompok daripada Setiap perbuatan yang dilakukan oleh
mengembangkan pola norma sendiri. pimpinan kelompok akan ditiru oleh remaja
Nilai-nilai moral dalam kelompok tersebut, walaupun yang dilakukan adalah
tersebutdapat bertentangandengan nilai yang perbuatan yang tidak baik (Zulkifli, 1993).
telah dipelajari dan dihayati remaja dari Remaja yang berperilaku dan berpenampilan
orangtuanya.Apabila nilai-nilai moral kelom- seperti anggota kelompok mempunyai
pok lebih baik maka tidak akan bermasalah, kesempatan yang lebih besar untuk diterima
akan tetapi apabila terjadi pemaksaan dari dalam kelompok, termasuk bila anggota
kelompok untuk mematuhi norma-norma kelompok mencoba minum alkohol, obat-
yang ada sehingga norma kelompok begitu obat terlarang atau rokok (kenakalan sosial
menguasai dan membatasi kebebasan dalam yang tidak menimbulkan korban di pihak
berperilaku, maka hal tersebut dapat me- orang lain), maka remaja cenderung
nyulitkan serta menghambat perkembangan mengikutinyatanpa memperdulikan perasaan

INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012 11


Bayu Mardi Saputro & Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto

remaja itu sendiri akan akibatnya (Hurlock, buruk dari apa yang dilakukan anggota lain.
2004). Salah satu fungsi utama dari kelompok teman
Remaja yang telah masuk kedalam ke- sebaya adalah untuk menyediakan berbagai
lompok teman sebaya akan lebih mementing- informasi mengenai dunia di luar keluarga
kan perannya sebagai anggota dalam suatu (Santrock, 2003). Apabila informasi yang ada
kelompok daripada mengembangkan pola dalam kelompok adalah informasi yang
norma sendiri. Hal ini disebabkan remaja negatif, maka remaja cenderung berperilaku
mendapatkan tekanan-tekanan yang kuat negatif pula untuk menunjukkan solidaritas,
dari teman sebaya agar remaja berperilaku seperti bila anggota kelompok mencoba
konform terhadap tingkah laku sosial yang minum alkohol, memakai obat-obatterlarang
ada dalam kelompok tersebut,sehinggabisa atau rokok (kenakalan sosial yang tidak
membuat remaja ingin berperilaku nakal menimbulkan korban di pihak orang lain),
sesuai dengan kelompoknya (Santrock, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa
2003). Hal ini tampak ketika pemimpin gang memperdulikan perasaan mereka sendiri
dalam kelompok teman sebaya tersebut akan akibatnya demi untuk menunjukkan
memerintahkan salah satu anggotanya ber- kesetiakawananyang tinggi (Hurlock, 2004).
peran sebagai penyerang di dalam perkelahian Hasil penelitian ini mendapati bahwa
massal untuk mendapatkan posisi sosial kategori konformitas terhadap teman sebaya
tertentudi dalam kelompoknya, maka hal ini berada dalam kategori sedang dan merupa-
akan mengakibatkan remaja cenderung ber- kan faktor yang mempengaruhi tinggi-rendah-
perilaku nakal karena juga ingin mendapatkan nya kecenderungan kenakalan pada remaja
posisi sosial di dalam kelompok teman siswa SMA. Konformitas terhadap teman
sebaya tersebut (Kartono, 2003). sebaya dalam kategori sedang dapat mem-
Semua bentuk ketidakpatuhan dan prediksikan kecenderungan kenakalan pada
pelanggaran terhadap ketentuanyang sudah remaja subyek, sebagian besar subyek me-
dikeluarkan oleh kelompok akan ditindak nunjukkan kecenderungan kenakalan pada
keras, bahkan bisa disertaiancaman hukuman remaja dalam kategori sedang dan hanya
mati (kenakalan yang menimbulkan korban terdapat 6 orang subyek yang memiliki ke-
fisik pada orang lain) (Kartono, 2003). cenderungan kenakalan pada remaja dalam
Realitas membuktikan bahwa banyak remaja kategori tinggi.
bergaul dengan kelompok teman sebaya yang Pengertian dari kecenderungan kenakalan
salah, sehingga menimbulkan bentuk-bentuk pada remaja dalam kategori sedang adalah
pergaulan negatif yang mengarah pada ting- bahwa subyek memiliki kecenderungan ke-
kah laku menyimpang serta berpotensi me- nakalan pada remaja dalam kategori mene-
nimbulkan kecenderungan kenakalan pada ngah. Dalam artian apabila kecenderungan
remaja. kenakalan pada remaja subyek naik maka
Konformitas terhadap teman sebaya akan tingkat kecenderungan kenakalan pada
menyebabkan remaja mencari informasi remaja subyek bisa menjadi tinggi, akan tetapi
tentang kelompoknya dengan tujuan agar sebaliknya apabila kecenderungan kenakalan
remaja dapat berperilaku secara benar dan pada remaja subyek turun maka tingkat
tepatdi dalam kelompoknya. Dari kelompok kecenderungan kenakalan pada remaja
teman sebaya, remaja menerima umpan balik subyek bisa menajdi rendah.
mengenai kemampuan mereka. Remaja Kecenderungan kenakalan pada remaja
belajar tentangapakah yang remaja lakukan dalam kategori sedang, bisa muncul bermula
lebih baik, sama baiknya, atau bahkan lebih dari ketika remaja yang telah masuk ke dalam

12 INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012


Hubungan antara Konformitas terhadap Teman Sebaya dengan Kecenderungan Kenakalan pada Remaja

kelompok teman sebaya yang bertingkah laku kecenderungan kenakalan pada remaja dari
nakal akan dituntutuntuk berperilaku sama subyek laki-laki berada pada kategori sedang
atau sesuai dengan kelompok dan bersikap menuju ke tinggi, sedangkan kategori kecen-
menerima serta mematuhi norma-norma yang derungan kenakalan pada remaja dari subyek
ada dalam kelompok, dalam hal ini remaja perempuan berada pada kategori sedang
dituntutuntuk bersikap konform terhadap menuju ke rendah.
kelompoknya. Menurut Santrock (2003) Hal ini sesuai dengan pendapat dari
kelompok teman sebaya yang menekan Santrock (2003) bahwa anak lakilaki lebih
remaja untuk bersikap dan berperilaku kon- banyak melakukan tingkah laku anti sosial
form sesuai dengan aturan kelompok menye- daripada anak perempuan, walaupun anak
babkan remaja cenderung akan melakukan perempuan lebih banyak yang kabur, sedang-
tindakan anti sosial atau perbuatan nakal kan anak lakilaki lebih banyak melakukan
dikarenakan remaja tersebutmengharapkan tindakan kekerasan. Kenakalan lebih banyak
suatu penghargaan untuk perbuatan nakal dilakukan oleh remaja yang berjenis kelamin
yang akan dilakukannya (dalam tahap ini laki-laki. Sejalan dengan penelitian dari
kecenderungan kenakalan pada remaja Soetjiningsih(2004) yang mengatakan peng-
berada dalam kategori sedang). Lebih lanjut huni tahanan remaja 74 % adalah laki-laki,
Kartono (2003) menjelaskan apabila kelom- sedangkan perempuan yang ditahan lebih
pok teman sebaya tersebutmengembangkan sering karena prostitusi dan minggat dari
sikap dan tingkah laku nakal maka remaja rumah. Pernyataan senada juga diungkapkan
tersebut dituntut pula untuk berperilaku oleh Davison, dkk (2006) bahwa gangguan
demikian, sehingga hal ini memicu remaja tingkah laku yang meliputi penyalahgunaan
untuk cenderung bertingkah laku nakal. zat dan tindakan kriminal lebih banyak 3
Kemudian kecenderungan kenakalan pada hingga 4 kali terjadi pada anak laki-laki
remaja dari sedang bisa naik menjadi tinggi dibanding pada anak perempuan. Kartono
dikarenakan kelompok teman sebaya dimana (2003) menjelaskan bahwa menurut catatan
remaja masuk dan bergabung mengembang- kepolisian pada umumnya jumlah anak laki-
kan pola dan tingkah laku nakal. Apabila laki yang melakukan kenakalan dalam
kelompok berperilaku nakal maka remaja kelompok gang-gang diperkirakan 50 kali
cenderung akan berperilaku nakal pula. Jika lipat dari pada gang anak perempuan, sebab
kecenderungan suatu kelompok teman anak perempuan pada umumnya lebih banyak
sebaya menjadikan perilaku nakal tersebut jatuh ke imbah pelacuran, promiskuitas
sebagai norma kelompok, maka remaja yang (bergaul bebas dan sex bebas dengan banyak
tergabung di dalamnya akan cenderung me- pria) dan menderita gangguan mental, serta
ngikuti, apalagi jika pemimpin yang dominan perbuatan minggat dari rumah atau keluar-
dalam kelompok tersebut mengarahkan ganya. Lebih lanjut Kartono (2003) mem-
remaja untuk berperilaku nakal. berikan ciri bahwa anggota gang delinkuen
Dari analisis tambahan berdasarkan jenis yang terdiri dari para remaja lebih banyak
kelamin dapat dilihat bahwa kategori kon- terdiri dari anak laki-laki ketimbang anak
formitas terhadap teman sebaya dari subyek perempuan, walaupun ada juga anak pe-
laki-laki berada dalam kategori sedang rempuan yang ikut di dalamnya. Hal ini
menuju ke tinggi, sebaliknya kategori konfor- sejalan dengan pendapat Hurlock (2004)
mitas terhadap teman sebaya dari subyek yang mengatakan bahwa pengelompokan
perempuan berada dalam kategori sedang sosial anak laki-laki biasanya lebih besar dan
menuju ke rendah. Begitu juga kategori tidak terlampau akrab dibandingkan dengan

INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012 13


Bayu Mardi Saputro & Triana Noor Edwina Dewayani Soeharto

pengelompokan anak perempuan yang kecil agar para remaja tidak terpengaruh dan
dan terumus secara lebih pasti. terjerumus ke dalam pergaulan yang
menyimpang, sehingga kecenderungan
Kesimpulan dan Saran remaja untuk melakukan kenakalan
dapat dikurangi.
1. Kesimpulan
2) Bagi peneliti selanjutnya
Berdasarkan hasil analisis data dapat Penelitian ini menunjukkan bahwa kon-
dinyatakan bahwa terdapathubungan positif formitas terhadap teman sebaya mem-
antara konformitas terhadap teman sebaya berikan sumbangan sebesar 44,4% ter-
dengan kecenderungan kenakalan pada hadap tinggi rendahnya kecenderungan
remaja dengan rxy sebesar 0,666 (p<0,05). kenakalan pada remaja. Oleh karena itu,
Dengan demikian hipotesis dalam penelitian bagi peneliti yang memiliki minat yang
dapat diterima, artinya semakin tinggi sama disarankan untuk mengkaji faktor
konformitas terhadap teman sebaya maka atau variabel lain seperti: identitas,kontrol
akan semakin tinggi pula kecenderungan diri, usia, jenis kelamin, harapan terhadap
kenakalan pada remaja, sebaliknya semakin pendidikan dan nilai-nilai di sekolah,
rendah konformitas terhadap teman sebaya pengaruh orang tua, statussosial ekonomi
maka akan semakin rendah pula kecenderu- dan kwalitas lingkungan sekitar tempat
ngan kenakalan pada remaja. Konformitas tinggal. Disarankan pula kepada peneliti
terhadap teman sebaya dalam penelitian ini yang tertarik dengan kecenderungan
mampu memberikan sumbangan sebesar kenakalan pada remaja untuk mengguna-
44,4% terhadap kecenderungan kenakalan kan alatpengumpul dataselain skala, yaitu
pada remaja. Hal ini sekaligus menegaskan menggunakan metode wawancara se-
bahwa pengaruh variabel lain yang tidakditeliti hingga dinamika kecenderungan kena-
dalam penelitian ini sebesar 55,6%. Variabel kalan pada remaja dapat terungkap
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini dengan menyeluruh.
adalah identitas, kontrol diri, usia, jenis
kelamin, harapan terhadap pendidikan dan
nilai-nilai di sekolah, pengaruh orang tua, DAFTAR PUSTAKA
statussosial ekonomi dan kualitas lingkungan Baron dan Byrne. 2005. Psikologi Sosial
sekitar tempattinggal. Jilid 2. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT.
Erlangga.
2. Saran
Basri, H. 1995. Remaja Berkualitas Pro-
1) Bagi remaja blematika Remaja Dan Solusinya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kecenderungan kenakalan pada subyek Davison, G.C., Neale, J.M., dan Kring, A.M.
berada dalam kategori sedang, namun hal 2006. Psikologi Abnormal. Edisi
ini tetapmenandakan adanya kecenderu- Kesembilan. Jakarta: Rajawali Pers.
ngan kenakalan pada subyek ketika Hurlock, E.B. 2004. Psikologi Perkemba-
berada di lingkungan teman sebaya atau ngan Suatu Pendekatan Sepanjang
lingkungan di luar keluarganya. Oleh Rentang Kehidupan. Edisi Kelima.
karena itu disarankan kepada remaja agar Jakarta: PT. Erlangga.
lebih berhati-hati dan selektif didalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003.
bergaul dan memilih kelompok teman,
Departemen Pendidikan dan Kebuda-

14 INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012


Hubungan antara Konformitas terhadap Teman Sebaya dengan Kecenderungan Kenakalan pada Remaja

yaan. Jakarta: Balai Pustaka. Santrock, J.W. 2003. Adolescence Perkem-


Kartono, K. 2003. Kenakalan Remaja Pa- bangan Remaja. Edisi Keenam.
tologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Rajawali Jakarta: PT. Erlangga.
Pers. Sarwono, S.W. 1995. Teori-teori Psikologi
Mnks, F.J., Knoers, A.M.P, dan Haditono, Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
S.R. 2002. Psikologi Perkembangan . 2003. Psikologi Remaja. Jakarta:
Pengantar Dalam Berbagai Bagian- Rajawali Pers.
nya. Yogyakarta: Gadjah Mada Sears, D.O., Freedman, J.L. Peplau, L.A.
University Press. 2004. Psikologi Sosial Jilid 2.
NewComb, T.M. Turner, R.H., dan Con- Jakarta: PT. Erlangga.
verse, P.E.P. 1981. Psikologi Sosial. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Re-
Bandung: CV. Diponegoro. maja Dan Permasalahannya. Ceta-
Rakhmat, J. 2007. Psikologi Komunikasi. kan I. Jakarta: Sagung Seto.
Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Zulkifli, L. 1993. Psikologi Perkembangan.
Rosdakarya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

INSIGHT Volume 10, Nomor 1, Februari 2012 15

Anda mungkin juga menyukai