Anda di halaman 1dari 12

STUDI KARAKTERISTIK SISWA SLTA DI KOTA MEDAN

Nathanael Sitanggang1 dan Abdul Hasan Saragih2


nathanael_sitanggang@yahoo.com

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mentetahui karakteristik SMA dan SMK di
Medan. Karakteristik yang diteliti adalah: neuroticism, extraversion, keterbukaan,
keramahan, dan hati nurani. Dengan penelitian ini kita mendapatkan data perbedaan
karakter di SMA dan SMK siswa. Mendapatkan perbedaan karakter antara pria dan
wanita dalam setiap kelompok sekolah. Penelitian ini di SMA dan SMK di Medan,
2008. Sampel penelitian 600 siswa. Metode Penelitian kuantitatif. Data diperoleh
melalui kuesioner. Kuesioner dicoba dengan nilai koefisien reliabilitas (r=0,875). Hasil
penelitian adalah: (1) Karakteristik siswa SMA (Neuroticsm, extraversion, keterbukaan,
keramahan, dan hati nurani) sudah cukup dan kategori tinggi, (2) Karakteristik siswa
SMK (Neuroticsm, extraversion, keterbukaan, keramahan, dan hati nurani) cukup tinggi
dan kategori; (3) Para siswa perempuan SMA lebih tinggi hati nurani daripada siswa
laki-laki; (4) Neuroticsm, extraversion, keterbukaan, dan keramahan antara siswa laki-
laki secara signifikan tidak berbeda dengan siswa perempuan di SMA; (5) Neuroticsm,
extraversion, keterbukaan, keramahan, dan conscientiousness antara mahasiswa laki-
laki secara signifikan tidak berbeda dengan siswa perempuan di SMK.

Kata kunci : karakteristik siswa, SMA, SMK.

Abstract: This research was aimed to: investigate the Senior High School Student
Characteristic in Medan. The characteristic which investigated are: neuroticism,
extraversion, openness, agreeableness, and conscientiousness. By this research we can
get the accurate data that describe the differences of characters in SMA and SMK
students. And then we can get the differences of characters among the male and female
in each group of school. This research was taking place in SMA and SMK in Medan,
2008. The sample of this research is 600 pupils. The research was taken in the
quantitative method. The data that we have got from the questioner. Questioner has
been tried with the value of reliability coefficient (r=0,875). The results of the research
are: (1) The SMA Student Characteristic in Medan (Neuroticsm, extraversion,
openness, agreeableness, and conscientiousness) is enough and high categories; (2) The
SMK Student Characteristic in Medan (Neuroticsm, extraversion, openness,
agreeableness, and conscientiousness) is enough and high categories; (3) The female
SMA students are more conscientiousness than male students; (4) Neuroticsm,
extraversion, openness, and agreeableness between male students significantly is not
different with female students in SMA; (5) Neuroticsm, extraversion, openness,
agreeableness, and conscientiousness between male students significantly is not
different with female students in SMK.

Keywords: characteristics of students, SMA, SMK.

1
Dosen Fakultas Teknik dan Manajemen Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
2
Dosen Fakultas Teknik dan Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 185
PENDAHULUAN efektivitas pengajaran, kecepatan
Kemajuan teknologi pendidikan distribusi, ketersediaan on-demand, dan
telah memungkinkan para guru dapat otomatisasi proses administrasi. Berkaitan
melayani perbedaan-perbedaan individual dengan e-learning, Rochaety, dkk (2005)
siswa di dalam proses pembelajaran. mengemukakan e-learning lebih sesuai
Sehubungan dengan kemajuan teknologi untuk peserta didik dengan karakteristik
pendidikan, Miarso, dkk (1984) individu yang memiliki pemikiran kritis,
mengemukakan kembali laporan Ely telah memiliki cara untuk belajar,
(1979) bahwa adanya potensi teknologi memiliki kemampuan untuk
pendidikan, yaitu: (1) meningkatkan mengumpulkan ilmu pengetahuan, dan
produktivitas pendidikan, (2) memberikan memiliki kecenderungan untuk terus
kemungkinan pendidikan yang sifatnya melanjutkan studi.
lebih individual, (3) memberikan dasar Berdasarkan uraian-uraian di atas,
yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, (4) dapat diketahui bahwa dengan majunya
lebih memantapkan pengajaran, (5) teknologi pendidikan dan teknologi
memungkinkan belajar secara seketika, informasi dan komunikasi akan
dan (6) memungkinkan penyajian memungkinkan pembelajaran dilakukan
pendidikan lebih luas, terutama adanya sesuai dengan karakteristik siswa, karena
media massa. berbagai sumber telah tersedia untuk
Potensi teknologi pendidikan membantu proses pembelajaran. Bagi
seperti diuraikan di atas, memberikan siswa yang memiliki tingkat kemandirian
peluang kepada semakin luwesnya yang tinggi dan teratur, maka belajar
penyajian pembelajaran bagi para siswa. individual, belajar terprogram, dan belajar
Ada beberapa siswa lebih mudah kalau dengan e-learning akan berhasil, karena
mengikuti pelajaran yang sistematis, yang pola pembelajaran tersebut sesuai dengan
dituntun oleh guru langkah demi langkah. karakteristiknya. Sedangkan sebaliknya,
Tetapi ada kelompok lain lebih berhasil bagi siswa yang tingkat kemandirian dan
kalau belajar sesuai dengan kecepatan dan keteraturan rendah, maka dapat diprediksi
kesempatan masing-masing. Selanjutnya, hasil belajarnya tidaklah baik apabila
Seels dan Richey (2004) mengemukakan dengan pola pembelajaran individual,
karakteristik pebelajar adalah segi-segi terprogram, dan e-learning. Sehubungan
latar belakang pengalaman pebelajar yang dengan karakteristik siswa, Komariah dan
berpengaruh terhadap efektivitas proses Triatna (2005) mengemukakan bahwa
belajarnya. Di dalam teknologi guru yang melaksanakan pembelajarannya
pembelajaran, karakteristik pebelajar berdasarkan student oriented
termasuk di dalam kawasan desain sistem menitikberatkan pada kebutuhan belajar
pembelajaran. Kemajuan teknologi siswa, perbedaan individual, dan
pendidikan tidak terlepas dari kemajuan kepribadian siswa. Dalam rangka
teknologi informasi dan komunikasi. penyusunan rencana pembelajaran, pihak
Karena pesatnya perkembangan teknologi guru sangat memerlukan pengetahuan
informasi dan komunikasi, maka e- tentang keadaan siswa agar dapat
learning sudah semakin dikembangkan memenuhi kebutuhan individual siswa.
dalam pendidikan di Indonesia Dalam perencanaan pembelajaran
(Tilaar,2002). Effendi dan Zhuang (2005) (desain instruksional), Dick dan Carey
juga mengemukakan kemajuan (1985) mengemukakan bahwa identifikasi
penggunaan e-learning dimotivasi oleh karakteristik siswa sangatlah penting
kelebihan dan keuntungannya seperti: karena berimplikasi pada proses
biaya, fleksibilitas waktu, fleksibilitas pengembangan instruksional.
tempat, fleksibilitas kecepatan Karakteristik umum populasi sasaran
pembelajaran, standarisasi pengajaran, belajar adalah deskripsi umum sifat-sifat

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 186
siswa yang akan menerima pembelajaran. instruksional, jenis rangsangan belajar,
Lebih lanjut Dick dan Carey keadaan latar, kondisi setempat, dan
mengemukakan, perancang dapat luasnya jangkauan yang ingin dilayani.
melakukan kesalahan dalam asumsi Sehubungan dengan karakteristik
apabila karakteristik umum siswa diambil siswa, Lahey (2004), mengemukakan
tanpa mengadakan observasi atau kembali teori McCrae & Costa (1999),
interview terlebih dahulu. bahwa sifat terdiri dari lima faktor yaitu :
Secara umum karakteristik siswa (1) Stabilitas emosional (Neuroticism), (2)
yang perlu mendapat perhatian di dalam Ekstraversi (Extraversion), (3)
perencanaan pembelajaran ialah : Keterbukaan terhadap pengalaman
1) Karakteristik yang berkenaan dengan (Openness), (4) Kepekaan nurani
kemampuan awal, seperti : kemampuan (Agreeableness) dan (5) Kehati-hatian
intelektual, kemampuan berpikir, dan (Conscientiousness). Masing-masing sifat
kemampuan gerak. dideskripsikan sebagai berikut :
2) Karakteristik yang berhubungan 1) Stabilitas emosional : merasa tenang
dengan latar belakang dan status social atau cemas, merasa tenteram atau
budaya. gelisah, merasa santai atau tegang,
3) Karakteristik yang berkenaan dengan merasa aman atau tidak dan merasa
perbedaan-perbedaan kepribadian, nyaman atau merasa sadar diri.
seperti : sifat, sikap, perasaan, minat, 2) Ekstraversi : suka bergaul atau malu-
dan sebagainya. malu, suka bercanda (humor) atau
Selanjutnya, Nasution (1995) seadanya, suka memberi kasih sayang
mengemukakan ada beberapa cara untuk atau tidak, suka berbicara atau pendiam
memenuhi prinsip individualitas dalam dan suka kebersamaan atau penyendiri.
pembelajaran, yaitu : (1) Pengajaran 3) Keterbukaan terhadap pengalaman :
individual, (2) Tugas tambahan, (3) keaslian atau biasa saja, sering
Pengajaran proyek, dan (4) berimajinasi atau tidak, kreatif atau
Pengelompokan menurut kesanggupan. tidak, minatnya luas atau sempit dan
Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa suka menerima tantangan atau tidak.
karakteristik siswa harus dipertimbangkan 4) Kepekaan nurani : penyabar atau
para guru dalam memilih strategi cepat marah, lemah lembut atau suka
pembelajaran yang akan digunakan. kasar, tidak egois atau egois, simpati
Kalau ditinjau dari aspek media atau tidak punya perasaan dan pemaaf
pembelajaran, karakteristik siswa tetap atau pendendam.
harus dipertimbangkan para guru dalam 5) Kehati-hatian: suka sungguh-sungguh
pemilihan media pembelajaran yang akan atau sembrono, berhati-hati atau tidak,
digunakan pada waktu mengajar, dan para dapat dipercaya atau tidak, pekerja
ahli media dalam perancangan media keras atau pemalas dan suka
pembelajaran. Beberapa ahli terorganisasi baik atau tidak.
mengemukakan antara lain : Heinich, Dalam hal yang berkaitan, Santrock
Molenda, dan Russel (1982) (2007) mengemukakan ada lima faktor
mengemukakan agar media instruksional utama yang mempengaruhi kepribadian,
efektif digunakan, maka media tersebut yaitu : (1) Keterbukaan terhadap
harus berkaitan antara karakteristik siswa pengalaman (Openness), (2) Kehati-hatian
dan isi materi dan presentasi. Dari uraian (Conscientiousness), (3) Ekstraversi
yang dikemukakan oleh Sadiman, dkk (Extraversion), (4) Kepekaan nurani
(1986) juga terlihat bahwa karakteristik (Agreeableness) dan (5) Stabilitas
siswa atau sasaran adalah salah satu faktor emosional (Neuroticism). Untuk
yang perlu dipertimbangkan dalam memudahkan mengingat lima faktor
pemilihan media, selain dari tujuan utama kepribadian di atas, Santrock

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 187
menggunakan akronim OCEAN. Masing- perkembangan masa adolesen (15 20
masing faktor dideskripsikan sebagai tahun) orang dalam masa ini sering
berikut : mengalami kegoncangan serta ketegangan
1) Keterbukaan terhadap pengalaman : dalam jiwanya.
imajinatif atau praktis, tertarik pada Dari uraian-uraian di atas tergambar
variasi atau rutinitas dan independen bahwa seolah-olah manusia pada masa
atau mudah menyesuaikan diri. remaja lebih menonjolkan karakteristik
2) Kehati-hatian : rapi atau tidak rapi, yang bersifat negatif, karena kurangnya
perhatian atau ceroboh dan disiplin informasi yang memberi gambaran
atau impulsif. karakteristik remaja yang bersifat positif.
3) Ekstraversi : terbuka secara sosial atau Oleh karena itu, studi ini dilakukan
menyendiri, suka bersenang atau supaya diperoleh informasi baru yang
bersedih dan kasih sayang atau dapat menggambarkan karakteristik
sebaliknya. remaja (siswa SLTA) yang bersifat positif.
4) Kepekaan nurani : berhati lembut atau Kalau tahap remaja ini dikaitkan dengan
kasar, percaya atau curiga dan jenis kelamin, Soemanto (1984)
membantu atau tidak kooperatif. mengemukakan dalam tahap remaja antara
5) Stabilitas emosional : tenang atau anak laki-laki dan anak perempuan
cemas, merasa aman atau tidak aman terdapat perbedaan yang menyolok dan
dan puas pada diri atau mengasihani bahkan bertentangan. Kemudian,
diri sendiri. Suryabrata (2003) mengemukakan bahwa
Oleh karena itu, di dalam studi ini, masa remaja itu dihayati secara berbeda-
karakteristik yang akan diteliti ialah beda oleh individu-individu yang berbeda,
karakteristik siswa SLTA tentang : (1) seperti anak laki-laki menghayatinya
stabilitas emosional, (2) ekstraversi, (3) berbeda dengan anak perempuan. Dari
keterbukaan terhadap pengalaman, (4) penjelasan-penjelasan yang ditulis kedua
kepekaan nurani dan (5) kehati-hatian. ahli di atas, maka sifat yang membedakan
Karakteristik siswa yang akan dipelajari antara remaja laki-laki dan perempuan
dalam studi ini ialah karakteristik yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
bersifat positif. Karena selama ini, apabila 1) Pada anak remaja laki-laki : (a) aktif
pembicaraan mengenai remaja sering dan suka memberi, (b) suka memberi
menonjolkan karakteristik yang bersifat perlindungan, (c) aktif meniru pribadi
negatif, seperti : pemarah, pemalu, rasa pujaannya, (d) tertarik pada hal-hal
cemas, rasa iri hati, pemalas, dan sering yang bersifat abstrak dan intelektual,
menimbulkan masalah. Hal ini terjadi dan (e) berusaha menunjukkan diri
pada remaja karena menurut beberapa ahli mampu dan bergengsi.
ilmu jiwa pada masa remaja adalah suatu 2) Pada anak remaja perempuan : (a) pasif
masa peralihan dari dunia anak ke dunia dan suka menerima, (b) suka mendapat
dewasa. Kalau ditinjau dari aspek perlindungan, (c) pasif tetapi
psikologis, siswa yang duduk di bangku mengagumi pribadi pujaannya, (d)
SLTA berada pada tahap perkembangan tertarik pada hal-hal yang bersifat
remaja. Gunarsa (2003) mengemukakan konkrit dan emosional, dan (e)
masa remaja (14-21 tahun) menimbulkan berusaha menuruti dan menyenangkan
permasalahan yang sangat majemuk dan orang lain.
seringkali menimbulkan masalah-masalah Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa
bagi orang tua atau orang dewasa yang pengkajian tentang karakteristik remaja
berhubungan dengan kehidupan remaja, masih perlu terus dilakukan.
misalnya di sekolah atau di perkumpulan- Ditinjau dari jenis kelamin, remaja
perkumpulan. Kemudian, Soemanto laki-laki lebih aktif dan memberi,
(1984) menjelaskan bahwa pada

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 188
sedangkan remaja perempuan lebih pasif kepekaan nurani dan kehati-hatian antara
dan menerima (Suryabrata, 2003). siswa SMK laki-laki dan perempuan di
Berdasarkan uraian-uraian yang Kota Medan? dan (5) Bagaimanakah
telah dikemukakan di atas, maka perbedaan karakteristik tentang: stabilitas
karakteristik siswa yang akan dipelajari di emosional, ekstraversi, keterbukaan
dalam studi ini, ialah : terhadap pengalaman, kepekaan nurani
1) Stabilitas emosional : Seberapa jauh dan kehati-hatian antara siswa SMA dan
seorang siswa itu tenang, penuh SMK di Kota Medan?
semangat, dan aman (positif) atau
tegang, gelisah, tertekan, dan tidak METODE PENELITIAN
aman (negatif). Penelitian ini dilaksanakan dalam
2) Ekstraversi : Seberapa jauh seorang dua tahap (dua tahun). Pada Tahun
siswa itu mudah bergaul, pandai pertama, 2007, pada tahun pertama ini
berbicara, dan tegas. penelitian dilaksanakan dalam dua tahap,
3) Keterbukaan terhadap pengalaman : tahap pertama dengan metode kualitatif,
Seberapa jauh seorang siswa itu dengan klassifikasi pengamatan tidak
berimajinasi, peka terhadap seni, suka berperanserta, dan tahap kedua, dengan
keaslian (original), kreatif, minatnya metode kuantitatif. Penentuan klassifikasi
luas, suka menerima tantangan dan metode kualitatif ini didasarkan kepada
mudah menyesuaikan diri. pertimbangan bahwa pengusul tidak
4) Kepekaan nurani : Seberapa jauh memungkinkan lagi berperan secara
seorang siswa itu ramah, penuh menjadi siswa SLTA (pengamatan
bekerjasama, berhati lembut atau berperanserta). Data yang diperoleh dari
kasar, dan percaya atau curiga. tahap pertama akan dianalisis dan
5) Kehati-hatian: Seberapa jauh seorang ditafsirkan berdasarkan analisis dan
siswa itu bertanggung jawab, tafsiran kualitatif. Analisis dan penafsiran
tergolong patuh, bersungguh- data yang dimaksud akan dilakukan
sungguh, berhati-hati, dapat dengan langkah-langkah sebagai berikut:
dipercaya, pekerja keras, terorganisasi (1) Pemrosesan satuan, (2) Kategorisasi,
baik dan disiplin. dan (3) Penafsiran data (Moleong, 2004).
Berdasarkan uraian di atas, maka Untuk memperoleh data pada tahap kedua
masalah yang diteliti dalam studi ini ialah: dalam penelitian ini, akan digunakan
(1) Bagaimanakah gambaran karakteristik kuesioner yang isinya berdasarkan
siswa SMA tentang : stabilitas emosional, karakteristik siswa (kemandirian,
ekstraversi, keterbukaan terhadap ketelitian, keteraturan, konsistensi,
pengalaman, kepekaan nurani dan kehati- kejujuran, kesetiaan, dan tanggung jawab)
hatian di Kota Medan?, (2) yang sudah dirumuskan dari penelitian
Bagaimanakah gambaran karakteristik tahap pertama. Data kuesioner akan
siswa SMK tentang : stabilitas emosional, dianalisis dengan menggunakan metode
ekstraversi, keterbukaan terhadap analisis deskriftif. Dengan analisis yang
pengalaman, kepekaan nurani dan kehati- dilakukan maka akan dapat diketahui
hatian di Kota Medan?, (3) Bagaimanakah gambaran perbedaan karakteristik antara
perbedaan karakteristik tentang: stabilitas siswa SMA dan SMK, dan gambaran
emosional, ekstraversi, keterbukaan perbedaan karakteristik antara siswa laki-
terhadap pengalaman, kepekaan nurani laki dan perempuan di masing-masing
dan kehati-hatian antara siswa SMA laki- sekolah SMA dan SMK.
laki dan perempuan di Kota Medan?, (4) Untuk memperoleh hasil yang baik
Bagaimanakah perbedaan karakteristik dari penelitian ini, maka akan dilakukan
tentang: stabilitas emosional, ekstraversi, tahap-tahap penelitian sebagai berikut :
keterbukaan terhadap pengalaman, 1. Tahap Pra-Lapangan

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 189
1) Memilih lapangan penelitian sebanyak 21 sekolah dengan jumlah murid
2) Mengurus perizinan sebanyak 16.896 orang, dan SMK Negeri
3) Menjajagi dan menilai keadaan sebanyak 12 sekolah dengan jumlah murid
lapangan sebanyak 8.761 orang (BPS Kota Medan,
4) Memilih dan memanfaatkan 2007). Dengan demikian jumlah populasi
informan seluruhnya sebanyak 25.657 orang.
5) Menyiapkan perlengkapan Untuk menentukan sampel dalam
penelitian (termasuk kuesioner) penelitian Tahun pertama, 2007
6) Memahami etika penelitian digunakan dua teknik pengambilan
2. Tahap Pekerjaan Lapangan sampel, yaitu: (1) untuk tahap pertama
1) Memahami latar penelitian dan digunakan teknik pengambilan sampel-
persiapan diri bertujuan (purposive sample), karena
2) Memasuki lapangan penelitian tahap pertama adalah penelitian
3) Observasi sambil mengumpulkan kualitatif.
data Di dalam penelitian kualitatif tidak
4) Menyebarkan kuesioner dan ada pengambilan sample secara acak
mengumpulkannya kembali (Moleong, 2004), (2) untuk tahap kedua
3. Tahap Analisis Data digunakan teknik Pengambilan Sample
1) Konsep dasar analisis data Acak Distratifikasi (Stratified Random
2) Menemukan tema Sampling) (Singarimbun, 1981). Hal ini
3) Menganalisis dan menafsirkan data didasarkan kepada pertimbangan karena
Pada tahun Kedua, 2008, pada populasi tidak homogen. Sedangkan untuk
tahun kedua ini penelitian dilakukan menentukan sampel dalam penelitian
dengan metode kuantitatif. Untuk tahun kedua, 2008, hanya menggunakan
memperoleh data pada tahap kedua dalam teknik Pengambilan Sample Acak
penelitian ini, digunakan kuesioner yang Distratifikasi (Stratified Random
isinya berdasarkan karakteristik siswa Sampling) (Singarimbun, 1981) tetapi
(stabilitas emosional, ekstraversi, menambah jumlah sekolah SMA dan
keterbukaan, kepekaan nurani dan kehati- SMK dari 12 sekolah menjadi 15 sekolah
hatian). Data kuesioner dianalisis dengan dan menambah jumlah sampel dari 328
menggunakan metode analisis deskriftif. orang menjadi 600 orang. Jumlah sampel
Dengan analisis yang dilakukan maka diperoleh dari hasil stratifikasi populasi
dapat diketahui gambaran perbedaan yaitu : Stratum I, jumlah pelajar SMA
karakteristik antara siswa SMA dan sebanyak 16.896 orang dan Stratum II,
SMK, dan gambaran perbedaan jumlah pelajar SMK sebanyak 8.761
karakteristik antara siswa laki-laki dan orang. Perbandingan besarnya jumlah
perempuan di masing-masing sekolah pelajar di setiap stratum ialah 2 : 1. Maka
SMA dan SMK. jumlah sampel yang diambil dari populasi
Populasi penelitian ini adalah didasarkan kepada perbandingan elemen
seluruh pelajar SLTA (SMA dan SMK) stratum tersebut.
negeri yang ada di Kota Medan. Di dalam penelitian ini jumlah
Pemilihan sekolah negeri didasarkan sample yang diambil sebagai responden
kepada pertimbangan bahwa penerimaan yang mengisi kuesioner adalah sebanyak
siswa untuk sekolah-sekolah negeri di 600 orang, yang terdiri dari siswa SMA
Kota Medan harus melalui seleksi. sebanyak 400 orang dan siswa SMK
Sedangkan untuk sekolah-sekolah swasta sebanyak 200 orang. Selanjutnya akan
tidak semua yang melakukan seleksi digunakan teknik penarikan sample
terhadap calon siswa barunya. Menurut berlapis secara proporsional (proportional
data statistik Kota Medan tahun 2007, di stratified sampling) (Donald Ary, 1982).
Kota Medan terdapat SMA Negeri Sehingga diperolehlah sample siswa

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 190
SMA laki-laki dan perempuan masing- menentukan rata-rata dan simpangan baku
masing sebanyak 200 orang. Dan untuk serta menggunakan rata-rata skor ideal
sampel siswa SMK diperoleh siswa SMK sebagai kriterianya. Dan untuk
laki-laki dan perempuan masing-masing mengetahui perbedaan karakteristik antara
100 orang. siswa SMA dan SMK dan perbedaan
Teknik analisis yang digunakan karakteristik antara siswa laki-laki dan
ada dua bagian, yaitu bagian pertama perempuan digunakan Chi-kuadrat
adalah teknik analisis yang digunakan (Ferguson, 1976).
untuk menganalisis data ujicoba, dan
bagian kedua adalah teknik analisis untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
menganalisis data penelitian. Untuk Hasil Penelitian
menganalisis data ujicoba digunakan Perbedaan Karakteristik Siswa SMA
teknik korelasi produk momen dari Karl Laki-laki dan Perempuan
Pearson (Ferguson, 1976) untuk Untuk mengetahui perbedaan
mengetahui kesahihan setiap butir karakteristik antara siswa SMA laki-laki
pernyataan dan rumus koefisien Alpha dan perempuan digunakan Chi-kuadrat.
(Nunnally, 1978) untuk menguji Hasil perhitungan chi kuadrat antara siswa
keterandalan kuesioner. Selanjutnya, SMA laki-laki dan perempuan dapat
untuk menganalisis data penelitian dilihat Tabel 1 berikut ini.
digunakan statistik deskriftif dengan

Tabel 1. Hasil Perhitungan Chi kuadrat Siswa SMA Laki-laki dan Perempuan
Siswa SMA
No. Karakteristik __ __ o2 t2 Ket
Lk ( X ) Pr ( X )
1 Stabilitas Emosional 21,48 21,27 0,012 3,841 TS 5%
2 Ekstraversi 41,77 42,14 0,090 3,841 TS 5%
3 Keterbukaan 34,39 34,74 0,010 3,841 TS 5%
4 Kepekaan Nurani 37,59 37,43 0,810 3,841 TS 5%
5 Kehati-hatian 41,75 42,57 4,711 3,841 S 5%

Keterangan : berhati-hati dibandingkan dengan laki-laki


Lk = Siswa SMA Laki-laki di Kota Medan.
Pr = Siswa SMA Perempuan
o2 = harga chi-kuadrat dari observasi Perbedaan Karakteristik Siswa SMK
t2 = harga chi kuadrat dari tabel Laki-laki dan Perempuan
TS = Tidak signifikan Untuk mengetahui perbedaan
S = Signifikan karakteristik antara siswa SMK laki-laki
dan perempuan digunakan Chi-kuadrat.
Dari Tabel 1 di atas, dapat diketahui Hasil perhitungan chi kuadrat antara siswa
bahwa siswa SMA perempuan lebih SMK laki-laki dan perempuan dapat
dilihat Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Chi kuadrat Siswa SMK Laki-laki dan Perempuan
Siswa SMK
No. Karakteristik __ __ o2 t2 Ket
Lk ( X ) Pr ( X )
1 Stabilitas Emosional 20,81 20,73 0,080 3,841 TS 5%
2 Ekstraversi 42,38 40,76 2,420 3,841 TS 5%
3 Keterbukaan 34,58 34,25 0,502 3,841 TS 5%

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 191
4 Kepekaan Nurani 37,43 38,06 0,721 3,841 TS 5%
5 Kehati-hatian 43,37 43,88 0,080 3,841 TS 5%

Keterangan : SMK laki-laki tidak berbeda secara


Lk = Siswa SMK Laki-laki signifikan dibandingkan dengan
Pr = Siswa SMK Perempuan perempuan di Kota Medan.
o2 = harga chi-kuadrat dari observasi
t2 = harga chi kuadrat dari tabel Perbedaan Karakteristik Siswa SMA
TS = Tidak signifikan dan SMK
S = Signifikan Untuk mengetahui perbedaan
karakteristik antara siswa SMA dan SMK
Dari Tabel 2 di atas, dapat diketahui digunakan Chi-kuadrat. Hasil perhitungan
bahwa karakteristik siswa (stabilitas chi kuadrat antara siswa SMA dan SMK
emosional, ekstraversi, keterbukaan, dapat dilihat Tabel 3 berikut ini.
kepekaan nurani dan kehati-hatian) siswa

Tabel 3. Hasil Perhitungan Chi kuadrat Siswa SMA dan SMK


Siswa SLTA
No. Karakteristik o2 t2 Ket
SMA SMK
1 Stabilitas Emosional 21,37 20,77 0,107 3,841 TS 5%
2 Ekstraversi 41,96 41,57 1,206 3,841 TS 5%
3 Keterbukaan 34,57 34,41 0,083 3,841 TS 5%
4 Kepekaan Nurani 37,51 37,74 0,563 3,841 TS 5%
5 Kehati-hatian 42,16 43,62 0,563 3,841 TS 5%

Keterangan : SLTA di Kota Medan cenderung


SMA = Siswa SMA tergolong cukup dan tinggi. Tetapi khusus
SMK = Siswa SMK stabilitas emosional, walaupun cenderung
o2 = harga chi-kuadrat dari observasi tergolong cukup dan tinggi, namun masih
t2 = harga chi kuadrat dari tabel ada 27,25 % siswa SMA dan 18 % siswa
TS = Tidak signifikan SMK di Kota Medan yang stabilitas
S = Signifikan emosionalnya tergolong kurang dan
rendah. Hasil penelitian ini mendukung
Dari Tabel 3 di atas, dapat diketahui pendapat Soemanto (1984), Gunarsa
bahwa karakteristik siswa (stabilitas (2003), dan Suryabrata (2003) yang
emosional, ekstraversi, keterbukaan, menyatakan bahwa pada masa remaja
kepekaan nurani dan kehati-hatian) siswa sering mengalami kegoncangan serta
SMA tidak berbeda secara signifikan ketegangan dalam jiwanya dan tertarik
dibandingkan dengan karakteristik siswa pada hal-hal yang bersifat konkrit dan
SMK di Kota Medan. emosional. Sementara 4 (empat)
karakteristik yang lain dari siswa SMA
Pembahasan dan SMK di Kota Medan yang tergolong
Berdasarkan analisis dan kurang dan rendah hanya sekitar 1,5-5,0
klassifikasi data karakteristik siswa SLTA %.
di Kota Medan, dapat diketahui bahwa, Bagi siswa yang stabilitas
secara umum karakteristik siswa emosionalnya sudah tergolong cukup dan
(stabilitas emosional, ekstraversi, tinggi memberikan gambaran bahwa
keterbukaan terhadap pengalaman, emosional siswa SLTA di Kota Medan
kepekaan nurani dan kehati-hatian) siswa sudah cukup stabil, dalam arti sudah

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 192
mampu menunjukkan tingkah laku rasa nyaman, dan bekerja sama. Hasil
prososial dalam kehidupan sehari-hari, penelitian ini juga mendukung hasil
seperti : memberi rasa ketenangan, penelitian Anggraini dan Eliana (2007)
ketenteraman dan rasa aman. Demikian yang menyimpulkan bahwa terdapat
juga ekstraversi, bagi siswa yang korelasi antara dimensi big five
ekstraversinya sudah tergolong cukup dan personality dengan kecenderungan
tinggi memberikan gambaran bahwa siswa tingkah laku prososial pada perawat usia
SLTA di Kota Medan menunjukkan sudah 21 tahun. Anggraini dan Eliana
mudah bergaul, pandai berbicara, dan menyimpulkan juga bahwa 31,30 %
suka kebersamaan. Bagi siswa yang kecenderungan tingkah laku prososial
keterbukaan terhadap pengalamannya pada perawat ditentukan oleh tipe
sudah tergolong cukup dan tinggi kepribadian big five. Hasil penelitian ini
memberikan gambaran bahwa siswa juga mendukung hasil penelitian Robbins
SLTA di Kota Medan sudah mampu dan Coulter, 2007 yang menyimpulkan
berimajinasi, kreatif, minatnya luas dan bahwa ada hubungan penting antara
suka menerima tantangan. dimensi-dimensi kepribadian (big five
Bagi siswa yang kepekaan personality) dengan kinerja (job
nuraninya sudah tergolong cukup dan performance).
tinggi memberikan gambaran bahwa siswa Lebih lanjut Robbins dan Coulter,
SLTA di Kota Medan sudah mampu 2007 mengemukakan bahwa : (1) Kehati-
bersifat sabar, ramah, tidak egois dan hatian dapat memprediksi kinerja dalam
pemaaf. Dan terakhir, bagi siswa yang pekerjaan : profesional (insinyur, arsitek,
kehati-hatiannya sudah tergolong cukup dan pengacara), polisi, manajer, petugas
dan tinggi memberikan gambaran bahwa penjualan, serta karyawan setengah
siswa SLTA di Kota Medan sudah terampil dan terampil; (2) Ekstraversi
memiliki rasa bertanggung jawab, dapat memprediksi kinerja posisi
bersungguh-sungguh, berhati-hati, dapat manajemen dan posisi penjualan
dipercaya, pekerja keras dan suka (pekerjaan yang membutuhkan interaksi
terorganisasi. Hasil penelitian ini akan sosial yang tinggi); (3) Keterbukaan
memberikan informasi baru di bidang terhadap pengalaman terbukti penting
pendidikan tentang karakteristik yang dalam memprediksi keterampilan
bersifat positif dari perkembangan tingkat pelatihan; (4) Ironisnya, Stabilitas
remaja. Karena selama ini, apabila emosional tidak secara positif
pembicaraan mengenai remaja sering berhubungan dengan kinerja pekerjaan.
menonjolkan karakteristik yang bersifat Selanjutnya, kalau ditinjau dari
negatif, seperti pemarah, pemalu, rasa jenis kelamin, bagi siswa SMA, kehati-
cemas, rasa iri hati, pemalas dan sering hatian siswa perempuan berbeda dengan
menimbulkan masalah, sebagaimana telah laki-laki. Siswa SMA perempuan lebih
dikemukakan beberapa ahli antara lain : berhati-hati dibandingkan dengan laki-
Gunarsa (2003), Soemanto (1984) dan laki. Hasil penelitian ini akan menambah
Suryabrata (2003). keunggulan siswa SMA perempuan
Selanjutnya, berdasarkan dibandingkan dengan laki-laki, karena
klassifikasi data karakteristik siswa berdasarkan hasil penelitian pada tahap I
(stabilitas emosional, ekstraversi, (tahun 2007), disimpulkan bahwa siswa
keterbukaan terhadap pengalaman, SMA perempuan lebih konsisten
kepekaan nurani dan kehati-hatian) yang dibandingkan dengan laki-laki, tetapi
terlihat cenderung cukup dan tinggi, sebaliknya siswa SMA laki-laki lebih
berarti siswa SLTA di Kota Medan sudah bertanggungjawab dibandingkan dengan
mampu bertingkah laku prososial, seperti : perempuan (Sitanggang dan Saragih,
memberikan pertolongan, memberikan 2007). Hasil penelitian ini juga akan

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 193
memberikan tambahan informasi baru
tentang perbedaan antara remaja laki-laki PENUTUP
dan perempuan. Seperti telah Simpulan
dikemukakan oleh Suryabrata (2003), Pertama, Karakteristik siswa
kalau ditinjau dari jenis kelamin, remaja (stabilitas emosional, ekstraversi,
laki-laki lebih aktif dan memberi, keterbukaan terhadap pengalaman,
sedangkan remaja perempuan lebih pasif kepekaan nurani dan kehati-hatian) siswa
dan menerima. Tetapi karakteristik SMA di Kota Medan tergolong cukup dan
lainnya (stabilitas emosional, ekstraversi, tinggi. Tetapi khusus stabilitas emosional,
keterbukaan terhadap pengalaman, dan masih ada 27,50 % siswa SMA yang
kepekaan nurani) siswa SMA perempuan tergolong kurang dan rendah.
tidak berbeda secara signifikan Kedua, Siswa SMA perempuan
dibandingkan dengan laki-laki. Bagi siswa lebih berhati-hati dibandingkan dengan
SMK, karakteristik siswa (stabilitas laki-laki.
emosional, ekstraversi, keterbukaan Ketiga, Karakteristik siswa
terhadap pengalaman, kepekaan nurani (stabilitas emosional, ekstraversi,
dan kehati-hatian) siswa perempuan tidak keterbukaan terhadap pengalaman,
berbeda secara signifikan dibandingkan kepekaan nurani dan kehati-hatian) siswa
dengan laki-laki. SMK di Kota Medan tergolong cukup dan
Hasil penelitian ini menjelaskan tinggi. Tetapi khusus stabilitas emosional,
bahwa bagi SMK, jenis kelamin tidak masih ada 18 % siswa SMK yang
berpengaruh terhadap aspek-aspek tergolong kurang dan rendah.
karakteristik yang diteliti pada tahap ke II Keempat, Karakteristik siswa
(Tahun 2008), tetapi pada penelitian tahap (Stabilitas emosional, ekstraversi,
I (Tahun 2007) ditemukan bahwa bagi keterbukaan terhadap pengalaman,
siswa SMK, laki-laki lebih mandiri dan kepekaan nurani dan kehati-hatian) siswa
lebih bertanggungjawab dibandingkan SMK laki-laki tidak berbeda secara
dengan perempuan (Sitanggang dan signifikan dibandingkan dengan
Saragih, 2007). Ditinjau dari jenis perempuan.
sekolah (SMA dan SMK), karakteristik Kelima, Karakteristik siswa
(stabilitas emosional, ekstraversi, (stabilitas emosional, ekstraversi,
keterbukaan terhadap pengalaman, keterbukaan terhadap pengalaman,
kepekaan nurani dan kehati-hatian) siswa kepekaan nurani dan kehati-hatian) siswa
SMA tidak berbeda secara signifikan SMA tidak berbeda secara signifikan
dibandingkan dengan siswa SMK. dibandingkan dengan siswa SMK di Kota
Hasil ini memberikan penjelasan Medan.
bahwa jenis sekolah (SMA dan SMK)
tidak berpengaruh terhadap karakteristik Saran
siswa (stabilitas emosional, ekstraversi, Pertama, Bagi guru SMA dan
keterbukaan terhadap pengalaman, pengembang kurikulum SMA supaya
kepekaan nurani dan kehati-hatian). Hasil mempertimbangkan jenis kelamin siswa
penelitian ini mendukung hasil penelitian ketika menyusun Kurikulum dan Rencana
tahap I (Tahun 2007), karena dalam hasil Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), karena
penelitian tahap I juga disimpulkan bahwa siswa SMA perempuan lebih berhati-hati
karakteristik siswa (kemandirian, dibandingkan dengan laki-laki.
ketelitian, keteraturan, konsistensi, Kedua, Bagi guru SMA dan SMK
kejujuran, kesetiaan, tanggung jawab, di Kota Medan sudah dapat lebih leluasa
ketekunan, dan kepatuhan) siswa SMA menerapkan beberapa metode/strategi
tidak berbeda secara signifikan pembelajaran yang lebih inovatif dalam
dibandingkan dengan siswa SMK. rangka pencapaian kompetensi siswa,

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 194
karena karakteristik siswa (stabilitas Heinich, Robert, Michael Molenda, James
emosional, ekstraversi, keterbukaan D. Russel (1982). Instructional
terhadap pengalaman, kepekaan nurani Media and The New Technologies of
dan kehati-hatian) siswa SMA dan SMK Instruction. New York : John Wiley
sudah tergolong cukup dan tinggi. & Sons, Inc.
Ketiga, Bagi orang tua di Kota
Medan supaya meningkatkan perhatian Komariah, Aan dan Cepi Triatna (2005).
kepada karakteristik anaknya di rumah Visionary Leadership Menuju
dan lingkungannya sehari-hari sehingga Sekolah efektif. Jakarta : Bumi
dapat menumbuhkan stabilitas emosional Aksara.
anak yang baik, ekstraversi yang tinggi,
keterbukaan terhadap pengalaman yang Lahey, Benjamin B. (2004). Psychology
tinggi, kepekaan nurani yang tergolong An Intrtoduction. New York :
tinggi dan kehati-hatian yang tergolong McGraw- Hill Company.
tinggi.
________________ (2007). Psychology
DAFTAR PUSTAKA An Intrtoduction. Ninth Edition.
Anggraini, Debby dan Eliana, Rika. New York : McGraw- Hill
Hubungan antara Dimensi Big Five Company.
Personality dengan Kecenderungan
Tingkah laku Prososial pada Made Putrawan, I. (1988). Diferensiasi
Perawat, Psikologia Jurnal Koefisien Reliabilitas Instrumen
Pemikiran & Penelitian Psikologi. Berdasarkan Perbedaan Banyak
Volume 3, No. 1, Juni 2007. Butir dan Skala. Jakarta : Lemlit
IKIP Jakarta.
Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs, Asghar
Razavieh (1982). Pengantar Medan Dalam Angka 2004. Medan :
Penelitian Dalam Pendidikan. Badan Pusat Statistik Kota Medan.
Terjemahan Arief Furchan.
Surabaya : Usaha Nasional. Miarso, Yusufhadi dkk. (1984). Teknologi
Komunikasi Pendidikan Pengertian
Drever, James (1952). A Dictionary of dan Penerapannya di Indonesia.
Psychology. Baltimore Maryland : Jakarta : CV. Rajawali.
Penguin Book.
Moleong, Lexy J. (2004). Metodologi
Effendi, Empy dan Hartono Zhuang Penelitian Kualitatif. Jakarta :
(2005). E-learning Konsep dan Depdikbud.
Aplikasi. Yogyakarta : CV. Andi
Offset. Nasution, S. (1995). Didaktik Asas-asas
Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Ferguson, George A. (1976). Statistical
Analysis In Psychology & Nunnally, Jum C. (1978). Psychometric
Education. Tokyo : McGraw-Hill Theory. New York : McGraw-Hill
Kogakusha, Ltd. Book Company.

Gunarsa, Singgih D. (2003). Dasar dan Panduan Pengelolaan Hibah Penelitian


Teori Perkembangan Anak. Jakarta : Pengabdian kepada Masyarakat dan
PT. BPK Gunung Mulia. Kreativitas Mahasiswa. Edisi VII
(2006). Jakarta : DP2M Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 195
__________. (1992). Suatu Tinjauan
Robbins, Stephen P. and Coulter, Mary Tentang Konsep Diri Mahasiswa
(2007). Management. Ninth Edition. FPTK IKIP Medan Angkatan tahun
New Jersey : Pearson Education, 1991 dan Kaitannya dengan Hasil
Inc. Belajar. Laporan Penelitian. Medan
: FPTK IKIP Medan.
Rochaety, Eti, dkk. (2005). Sistem
Informasi Manajemen Pendidikan. __________. (1993). Sikap Mahasiswa
Jakarta : Bumi Aksara. Terhadap Ketergantungan
(Dependability) dan Kaitannya
Sadiman, Arief S. dkk. (2005). Media Dengan Hasil Belajar (Suatu Studi
Pendidikan Pengertian, di IKIP Medan). Laporan
Pengembangan, dan Penelitian. Medan : IKIP Medan.
Pemanfaatannya. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada. Sitanggang dan Saragih (2007). Studi
Karakteristik Siswa SLTA di Kota
Seels, Barbara B., Rita C. Richey (2004). Medan. Laporan Penelitian
Teknologi Pembelajaran Definisi Fundamental. Medan : Universitas
dan Kawasannya. Terjemahan : Negeri Medan.
Dewi S.Prawiradilaga, dkk. Jakarta :
IPTPI. Soemanto, Wasty (1984). Psikologi
Pendidikan. Jakarta : PT. Bina
Singarimbun, Masri, Sofian Efendi (Ed.) Aksara.
(1981). Metode Penelitian Survai.
Jakarta : LP3ES. Suryabrata, Sumadi (2003). Psikologi
Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali.
Sitanggang, Nathanael (1988). Pengaruh
Penerapan Teori Belajar dan Minat Tilaar (2002). Membenahi Pendidikan
Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Nasional. Jakarta : Rineka Cipta.
Dalam Mata kuliah Perencanaan
Pengajaran : Suatu eksperimen pada
Program S1 FPTK IKIP Medan.
Tesis. Jakarta : FPS IKIP Jakarta.

__________. (1991). Suatu Studi Tentang


Minat Menjadi Guru dari
Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Teknik Bangunan FPTK IKIP
Medan Angkatan tahun 1990.
Laporan Penelitian. Medan : FPTK
IKIP Medan.

__________. (1991). Tinjauan Tentang


Hubungan Antar Mahasiswa dan
Kontribusinya Terhadap Hasil
Belajar : Suatu studi di FPTK IKIP
Medan. Laporan Penelitian. Medan
: FPTK IKIP Medan.

Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.6, No. 2, Oktober 2013, ISSN: 1979-6692 196

Anda mungkin juga menyukai