Self Efficacy
Self Efficacy
Abstract
The research aimed to describe the influence of instruction model and self-efficacy to the
student’s mathematics learning achievements. The research used quasi-experiment method with 2 x
2 factorial designs. Population of this research was students at grade XP.Mia SMA Negeri 1 Parigi in
District of South Parigi. Sample of this research was students at Grade XE (28 students) and
students at grade XF (30 students). Data was collcted by simple random sampling technique.
Variable of this research was namely: independent variable was instruction model and self-efficacy
and dependent variable was mathematics learning achievements. The data was collected by
documentation, questionnaire, and learning achievement test. The result of the research was
shown: (1) There was a significant different of student’s mathematics achievements between
students were learning by PBL instruction model and studens were learning by STAD type of
cooperative learning; (2) There was a significant different of student’s mathematic learning
achievements with high self-efficacy and student’s achievements with low self-efficacy; (3) There
was an interaction between teacher instruction model and student self-efficacy; (4) student’s
mathematics achievements with high self-efficacy, who was learning with PBL instruction model
don’t be better than student, who was learning with STAD type of cooperative learning model; (5)
Student’s mathematics learning achievements with low self-efficacy, who was learning with PBL
instruction model were better than student who learning by STAD type of cooperative learning
model; (6) Student’s mathematics learning achievements who were learning with PBL instruction
model, between student with high self-efficacy better than student’s with low self-efficacy; (7)
Student’s mathematics learning achievements who learning with STAD type of cooperative learning
model, between student with high self-efficacy better than student’s with low self-efficacy
Keywords: PBL model, Self-efficacy, STAD type of cooperative learning model, learning
achievement
8
9 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 8-19 ISSN: 2302-2027
pula prestasi belajar yang dicapai siswa. menemukan pengetahuan bagi siswa, (3)
Sehingga diharapakan siswa dapat melakukan dapat meningkatkan aktivitas pem-belajaran
pengembangan internal untuk meningkatkan siswa, (4) dapat membantu siswa untuk
self-efficacy yang dimilikinya. Sehingga membentuk pengetahuan mereka untuk me-
sebagai guru diharapkan dapat menciptakan mahami masalah dalam kehidupan nyata, (5)
iklim yang kondusif bagi pengembangan self- dapat membantu siswa untuk mengmbangkan
efficacy. pengetahuan barunya dan bertanggungjawab
Problem-based learning (PBL) termasuk dalam pembelajran yang mereka lakukan, (6)
salah satu model pembelajaran yang sangat dapat mendorong untuk melakukan evaluasi
populer. PBL berorientasi pada proses belajar sendiri baik hasil maupun proses belajarnya,
siswa (student-centered learning), termasuk (7) dapat memperlihatkan kepada siswa
dalam salah satu model pembelajaran yang bahwa setiap mata pelajaran (matematika,
perlu diterapkan dengan menggunakan pen- sejarah dan lain-lain) pada dasarnya cara
dekatan saintifik. PBL juga bisa didefenisikan berfikir dan sesuatu yang harus dimengerti
sebagai lingkungan belajar yang didalamnya oleh siswam bukan hanya sekedar belajar dari
meng-gunakan masalah untuk belajar; guru atau buku-buku saja. (8) PBL dianggap
sebelum mempelajari sesuatu, siswa lebih menyenangkan dan disukai siswa, (9)
diharuskan meng-identifikasi suatu masalah, dapat memberikan kesempatan kepada siswa
baik yang dihadapi secara nyata maupun untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
telaah kasus. mereka miliki dalam dunia nyata.
Tujuan secara umum dari model Hasil penelitian Tarmizi dan Bayat
pembelajaran PBL adalah: (1) membantu (2012) dengan membandingkan kinerja
siswa mengembang-kan kemampuan berfikir kelompok PBL dan konvensional
kritis, (2) kemampuan pemecahan masalah, menunjukkan adanya ada perbedaan yang
serta (3) kemampuan intelektual. (4) Belajar signifikan. Kinerja rata-rata dari kelompok
berbagai peran orang dewasa melalui PBL lebih baik dari konvensional. Pusat
keterlibatan siswa dalam pengalaman nyata efektivitas PBL adalah kemampuan siswa
atau simulasi (Putra, 2013), (5) Kemandirian untuk bekerja dalam memecahkan masalah,
belajar dan ketrampilan sosial siswa sehingga PBL dapat dirancang untuk mem-
berkolaboransi untuk meng-identifikasi fasilitasi pembelajaran kolaboratif siswa.
informasi, strategi, dan sumber belajar, yang Demikian juga penelitian dari dari Stanis
relevan untuk menyelesai-kan masalah (2010) yang menunjukkan bahwa model PBL
(Hosnan, 2014). Jadi, PBL merupakan model lebih efektif daripada model cooperative
pembelajaran yang menantang siswa untuk learning tipe jigsaw ditinjau dari aspek
belajar dan bekerja sama secara aktif, baik ketrampilan berfikir tinggi, sikap siswa, self
dengan berpasangan atau berkelompok untuk concept, dan motivasi belajar siswa.
mengembangkan cara berfikir dengan Model pembelajaran yang juga dapat
menemukan masalah, membangun ditempuh guru, adalah mengembangkan pola
pemahaman, serta mencari alternatif pengajaran yang menekankan kerjasama antar
penyelesaian masalah untuk memperoleh siswa. Hal senada dikemukakan Crambs
pengetahuan dan ketrampilan. Menurut dalam Ahmadi (1991) mengatakan bahwa,
Sanjaya (2011) model pembelajaran PBL untuk membentuk individu siswa menjadi
memiliki keunggulan yaitu: (1) PBL manusia yang demokratis, guru menekankan
merupakan model yang cukup bagus untuk prinsip kerjasama atau kerja kelompok,
lebih memahami isi pelajaran, (2) pemecahan dinamakan “group process” atau proses
masalah dapat menantang kemampuan siswa kelompok yaitu cara individu mengadakan
serta memberikan kepuasaan untuk relasi dan kerjasama dengan individu lain
11 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 8-19 ISSN: 2302-2027
untuk mencapai tujuan kerjasama, atau berkurang; (8) pemahaman yang lebih
dengan kata lain guru menerapkan model mendalam; (9) meningkatkan motivasi lebih
pengajaran kooperatif. Pembelajaran besar.
kooperatif tipe sudent teams achievement Ardana, dkk. (2013) dalam penelitiannya
division (STAD), merupakan salah satu dari tentang studi komperatif penerapan model
pembelajaran model kooperatif. Tipe pembelajaran berbasis masalah dan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini sangat pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap
sederhana karena hanya membagi siswa ketrampilan berfikir kritis dan kinerja ilmia
beberapa kelompok kecil (4-5 biologi SMA. Kesimpulan penelitian ini (1)
orang/kelompok) dan merupakan campuran terdapat perbedaan keterampilan berpikir
tingkat kemampuan, jenis kelamin dan suku. kritis dan kinerja ilmiah siswa yang belajar
Model pembelajaran ini pada hakekatnya dengan model pembelajaran berbasis masalah
adalah menggali dan mengem-bangkan di-bandingkan siswa yang belajar dengan
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses model pembelajaran kooperatif tipe STAD,
belajar mengajar dan ini sangat baik untuk (2) terdapat perbedaan keterampilan berpikir
diterapkan pada mata pelajaran yang kritis antara siswa yang belajar dengan model
dirasakan guru sangat sulit dipahami siswa pembelajaran berbasis masalah dengan siswa
dan salah satunya adalah mata pelajaran yang belajar dengan model pembelajaran
matematika. kooperatif tipe STAD, dan (3) terdapat
Sriyati, dkk. (2014) menyimpulkan perbedaan kemampuan kinerja ilmiah antara
bahwa prestasi belajar matematika siswa yang siswa yang belajar dengan model
mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran berbasis masalah di-bandingkan
STAD lebih baik daripada prestasi belajar siswa yang belajar dengan model
matematika siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
konvensional. Ada interaksi antara model Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
pembelajaran dan motivasi belajar terhadap diatas, maka peneliti termotivasi untuk
hasil belajar matematika. Siswa yang melakukan penelitian dengan judul
memiliki motivasi belajar tinggi, prestasi “Pengaruh Model Pembelajaran dan self-
belajar matematika siswa yang mengikuti efficacy terhadap hasil belajar siswa SMA
model kooperatif tipe STAD lebih baik Negeri 1 Parigi”.
daripada yang mengikuti pembelajaran model
konvensional, dan pada siswa yang memiliki METODE
motivasi belajar rendah, prestasi belajar
matematika siswa yang mengikuti model Jenis penelitian ini adalah penelitian
pembelajaran konvensional lebih baik kuantitatif dengan kuasi eksperimen. Desain
daripada prestasi belajar matematika siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
yang mengikuti pembelajaran model STAD. faktorial 2x2. Desain penelitian yang
Lungren dalam Majid, (2013) digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
menyatakan ada beberapa manfaat
pembelajaran kooperatif bagi siswa, yaitu: Tabel 1 : Rancangan Anava Faktorial 2 × 2
(1) meningkatkan pencurahan waktu pada Model Pembelajaran Kooperatif
tugas; (2) rasa harga diri menjadi tinggi; (3) PBL
tipe
memperbaiki sikap terhadap IPA dan (A1)
Self-efficacy STAD(A2)
sekolah; (4) angka putus sekolah menjadi Self-efficacy Tinggi (B1) (A1,B1) (A2B1)
rendah; (5) penerimaan terhadap perbedaan Self-efficacy Rendah
individu menjadi besar; (6) perilaku meng- (A1,B2) (A2,B2,)
(B2)
ganggu menjadi lebih kecil; (7) sikap apatis
Elis Yunianti, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran dan Self-Efficacy terhadap Hasil Belajar ……………………… 12
baik dari hasil belajar matematika siswa kooperatif tipe STAD 78,7. Perbedaan
yang memiliki self-efficacy rendah. tersebut menunjukkan bahwa model PBL
memberikan pengaruh positif terhadap hasil
Pembahasan belajar siswa dalam pelajaran matematika.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hal tersebut disebabkan karena keterlibatan
secara keseluruhan hasil belajar matematika penuh siswa dalam proses belajar mengajar
siswa yang mengikuti pembelajaran model dikelas, guru berperan sebagai fasilitator yang
PBL lebih tinggi daripada hasil belajar siswa meng-arahkan dan memberikan bimbingan
yang mengikuti pembelajaran model kepada siswa bagaimana harus berfikir dan
kooperatif tipe STAD. Hal ini sejalan dengan berbuat yang benar sesuai konteks kehidupan
pendapat Tan dalam Rusman (2013) nyata yang dialami oleh siswa. Melalui
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis pembelajaran yang demikian, siswa ditantang
masalah merupakan inovasi dalam untuk mengajukan gagasan/ pendapat.
pembelajaran karena dalam PBM, Sehingga muncul berbagai gagasan/ pendapat
kemampuan berpikir siswa betul-betul dan siswa saling memberikan alasan dari
dioptimalisasikan melalui proses kerja gagasan/ pendapat yang diajukan. Hal ini
kelompok atau tim yang sistematis, sehingga sejalan dengan pendapat Sanjaya (2011) yang
siswa dapat memberdayakan, mengasah, mengemukakan bahwa Model PBL
menguji, dan mengembangkan kemampuan merupakan model pembelajaran dengan
berpikirnya secara berkesinambungan. pendekatan kon-struktivis dengan prinsip
Ardana, dkk. (2013) yang menunjukkan utamanya adalah pengetahuan tidak diterima
bahwa hasil belajar siswa untuk kemampuan secara pasif, tetapi dibangun secara aktif oleh
berfikir kritis dan kinerja ilmiah siswa yang siswa .
belajar dengan model PBL memiliki nilai Penerapan model PBL dapat membantu
lebih baik daripada siswa yang belajar dengan siswa untuk ikut berfikir dalam situasi
kooperatif tipe STAD. pembelajaran, belajar untuk bekerjasama
Berdasarkan hasil pengujian yang dalam kelompok untuk mencari solusi bagi
diuraikan terbukti bahwa penerapan model masalah nyata, mengaitkan rasa
pembelajaran PBL dan kooperatif tipe STAD keingintahuan, kemampuan analisis, dan
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar inisiatif siswa terhadap materi pelajaran.
siswa tentang matematika. Siswa yang berkemampuan lebih akan
membantu temannya yang kurang mampu
1) Perbedaan hasil belajar matematika dalam memahami materi yang dipelajari,
siswa diajar dengan model PBL dan demikian juga dengan siswa yang kurang
siswa yang diajar dengan model mampu tidak akan minder atau segan untuk
kooperatif tipe STAD bertanya kepada temannya yang memiliki
Hasil pengujian analisis anova diperoleh pengetahuan lebih. Suasana belajar di pagi
adanya perbedaan nilai hitung dan nilai F hari pun cukup mendukung siswa lebih
tabel, (26,84 ). Artinya terdapat bersemangat dan lebih siap untuk belajar.
pebedaan hasil belajar matematika siswa yang Penerapan model pembelajaran
dbelajar dengan model PBL dan siswa yang kooperatif tipe STAD sebenarnya cukup
belajar denga model kooepratif tipe STAD. efektif juga untuk meningkatkan hasil belajar
Jadi dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa siswa, tetapi kecenderungan siswa yang
model PBL dan model kooperatif tipe STAD memiliki kemampuan tinggi, lebih banyak
berpengaruh secara sig-nifikan terhadap hasil bekerja sendiri dalam kelompoknya. Kurang
belajar matematika siswa. Nilai rata-rata pada membangun komunikasi dengan
kelas PBL yaitu 85,7 dan untuk kelas kelompoknya, sementara siswa yang memiliki
Elis Yunianti, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran dan Self-Efficacy terhadap Hasil Belajar ……………………… 16
belajar dengan model PBL tidak lebih baik Gambaran ini menunjukkan bahwa siswa
dari siswa yang belajar dengan model yang memiliki self-efficacy rendah cenderung
kooperatif tipe STAD, diterima. Sebaliknya, pesimis, rendah diri, cepat putus asa, merasa
hipotesis , ditolak. bodoh, tidak termotivasi untuk mencari jalan
Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa keluar dari situasi yang dirasakan
dengan self-efficacy tinggi baik pada kelas menyulitkan dirinya. Hal ini sejalan dengan
PBL dan kelas kooperatif tipe STAD pendapat Bandura (1994) yang menyata-kan
berusaha, tekun dan semangat dalam bahwa seseorang dengan self-efficacy rendah
menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini sejalan akan mudah menyerah, cenderung menjadi
dengan teori Bandura (1994) mengemukakan stress, depresi, dan mem-punyai visi yang
bahwa makin besar self-efficacy seseorang sempit tentang apa yang terbaik untuk
makin besar upaya, ketekunan, dan menyelesaikan masalah itu.
fleksibiltasnya. Dengan self-efficacy tinggi Kesimpulannya, bahwa hasil belajar
akan membantu seseorang dalam menciptakan matematika siswa yang diberi model
suatu perasaan tenang dalam menghadapi pembelajaran PBL lebih tinggi dari hasil
masalah atau aktivitas yang sukar. Namun belajar siswa yang diberi model pembelajaran
secara presentase penelitian menunjukkan kooperatif tipe STAD pada kelompok siswa
bahwa pada kelompok self-efficacy tinggi yang memiliki self-efficacy rendah. Kelompok
diperoleh rerata hasil belajar yang diajarkan PBL lebih terbuka dengan teman, lebih
dengan model PBL sebesar 85,7 dan siswa percaya diri dan lebih mampu bersosialisasi
yang diajarkan dengan model koopratif tipe dengan teman kelompoknya atau teman
STAD diperoleh rerata hasil belajar siswa sebangkunya, dibanding dengan kelompok
sebesar 78,7. kooperatif tipe STAD. Hal ini sejalan dengan
pendapat Arends yang menyatakan bahwa hal
5) Hasil Belajar Matematika Siswa self- ini dimungkinkan karena pada model PBL
efficacy rendah yang belajar dengan siswa lebih dapat menumbuhkembangkan
Model PBL lebih baik dari siswa yang ketrampilan siswa, memandirikan siswa dan
belajar dengan Model Kooperatif tipe meningkatkan kepercayaan dirinya, Arends
STAD dalam (Hosnan, 2014). Kemungkinan juga
Hipotesis Ho yang menyatakan bahwa hasil belajar PBL lebih baik dari kooperatif
hasil belajar matematika siswa self-efficacy tipe STAD dipengaruhi oleh waktu belajar
rendah yang belajar model PBL tidak lebih mereka masing-masing.
baik dari siswa yang belajar dengan model
kooperatif tipe STAD, ditolak. Sebaliknya 6) Hasil Belajar Matematika Siswa yang
hipotesis H1 yang menyatakan bahwa hasil diajar dengan Model PBL antara Siswa
belajar matematika siswa self-efficacy rendah yang memiliki self-efficacy Tinggi lebih
yang belajar dengan model PBL lebih baik baik dari Siswa yang memiliki self-
dari siswa yang belajar dengan model efficacy Rendah
kooperatif tipe STAD, diterima. Penelitian ini Hasil perhitungan diperoleh
menemukan untuk siswa yang memiliki self- artinya bahwa hasil belajar
efficacy rendah yang diajarkan dengan model matematika siswa yang diajar dengan model
PBL memiliki ̅ =78,30 lebih tinggi dari PBL, nilai matematika kelompok siswa self-
rerata siswa yang diajarkan dengan model efficacy tinggi lebih baik (lebih tinggi) dari
kooperatif tipe STAD yaitu 60,00. Artinya siswa dengan self-efficacy rendah,
bahwa pada siswa dengan self-efficacy menunjukkan bahwa siswa yang memiliki
rendah, model PBL lebih efektif dari pada self-efficacy rendah cenderung pesimis,
pembelajaran kooperatif tipe STAD. rendah diri, cepat putus asa, merasa bodoh,
Elis Yunianti, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran dan Self-Efficacy terhadap Hasil Belajar ……………………… 18
tidak termotivasi untuk mencari jalan keluar 1) Ada perbedaan yang signifikan antara
dari situasi yang dirasakan menyulitkan hasil belajar matematika siswa yang belajar
dirinya. Hal ini sejalan dengan teori Bandura dengan model PBL dan siswa yang belajar
yang me-nyatakan bahwa seseorang dengan dengan model kooperatif tipe STAD,
self-efficacy rendah akan mudah menyerah, siswa.
cenderung menjadi stress, depresi, dan 2) Ada perbedaan yang signifikan antara
mempunyai visi yang sempit tentang apa yang hasil belajar matematika siswa kelompok
terbaik untuk menyelesaikan masalah itu yang memiliki self-efficacy tinggi dan
(Bandura, 1994). Hal ini sejalan dengan siswa yang memiliki self-efficacy rendah
penelitian Mahardikawati (2011) dan pada model PBL dan STAD.
penelitan Hairida dan Astuti (2012) yang 3) Ada interaksi antara model pembelajaran
menyimpulkan bahwa semakin tinggi self- dan Self-efficacy terhadap hasil belajar
efficacy semakin tinggi pula prestasi belajar matematika.
yang dicapai siswa dan semakin rendah self- 4) Hasil belajar matematika siswa self-
efficacy, semakin rendah pula prestasi belajar efficacy tinggi yang belajar dengan model
yang dicapai siswa. PBL tidak lebih baik dari siswa yang
belajar dengan model kooperatif tipe
7) Hasil Belajar Matematika Siswa yang STAD.
belajar dengan model kooperatif tipe 5) Hasil belajar matematika siswa self-
STAD antara Siswa yang memiliki self- efficacy rendah yang belajar dengan model
efficacy Tinggi lebih baik dari Siswa PBL lebih baik dari siswa yang belajar
yang memiliki self-efficacy Rendah dengan model kooperatif terhadap hasil
Hasil perhitungan diperoleh belajar matematika siswa.
. artinya bahwa hasil belajar 6) Hasil belajar matematika siswa yang
matematika siswa yang diajar dengan model belajar dengan model PBL antara siswa
STAD, nilai siswa self-efficacy tinggi lebih dengan self-efficacy tinggi lebih baik dari
baik (lebih tinggi)dari nilai self-efficacy siswa self-efficacy rendah.
rendah. Gambaran ini menunjukkan bahwa 7) Hasil belajar matematika siswa yang
siswa yang memiliki self-efficacy rendah belajar dengan model kooperatif tipe
cenderung pesimis, rendah diri, cepat putus STAD antara siswa dengan self-efficacy
asa, merasa bodoh, tidak termotivasi untuk tinggi, lebih baik dari siswa self-efficacy
mencari jalan keluar dari situasi yang rendah.
dirasakan menyulitkan dirinya. Hal ini sejalan
dengan teori Bandura (1977) yang Rekomendasi
menyatakan bahwa seseorang dengan self- Penulis menyarankan kiranya model
efficacy lemah mudah dikalahkan oleh pembelajaran PBL dapat dipertimbangkan
pengalaman yang sulit. Sedangkan orang untuk diterapkan dalam proses pembelajaran
yang memiliki self-efficacy yang kuat dalam khususnya matematika. Model PBL
kompetensi akan mempertahankan usahanya merupakan model pembelajaran inovatif yang
walaupun mengalami kesulitan. sangat disarankan dalam implementasi
kurikulum 2013, sehingga dianggap perlu
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI menerapkannya dalam proses pembelajaran di
sekolah.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada
penelitian ini, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
19 e-Jurnal Mitra Sains, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 8-19 ISSN: 2302-2027