Anda di halaman 1dari 2

Etiologi dan Faktor Resiko Katarak

1. Usia
Seiring dengan pertambahan usia, lensa akan mengalami penuaan juga. Keistimewaan lensa
adalah terus menerus tumbuh dan membentuk serat lensa dengan arah pertumbuhannya yang
konsentris. Tidak ada sel yang mati ataupun terbuang karena lensa tertutupi oleh serat lensa.
Akibatnya, serat lensa paling tua berada di pusat lensa (nukleus) dan serat lensa yang paling
muda berada tepat di bawah kapsul lensa (korteks). Dengan pertambahan usia, lensa pun
bertambah berat, tebal, dan keras terutama bagian nukleus. Pengerasan nukleus lensa disebut
dengan nuklear sklerosis. Selain itu, seiring dengan pertambahan usia, protein lensa pun
mengalami perubahan kimia. Fraksi protein lensa yang dahulunya larut air menjadi tidak larut air
dan beragregasi membentuk protein dengan berat molekul yang besar. Hal ini menyebabkan
transparansi lensa berkurang sehingga lensa tidak lagi meneruskan cahaya tetapi malah
mengaburkan cahaya dan lensa menjadi tidak tembus cahaya.
2. Radikal bebas
Radikal bebas adalah adalah atom atau meolekul yang memiliki satu atau lebih elektron yang
tidak berpasangan (Murray, 2003). Radikal bebas dapat merusak protein, lipid, karbohidrat dan
asam nukleat sel lensa. Radikal bebas dapat dihasilkan oleh hasil metabolisme sel itu sendiri,
yaitu elektron monovalen dari oksigen yang tereduksi saat reduksi oksigen menjadi air pada jalur
sitokrom, dan dari agen eksternal seperti energi radiasi. Contoh-contoh radikal oksigen adalah
anion superoksida (O2-), radikal bebas hidroksil (OH+), radikal peroksil (ROO+), radikal lipid
peroksil (LOOH), oksigen tunggal (O2), dan hidrogen peroksida (H2O2).
Agen oksidatif tersebut dapat memindahkan atom hidrogen dari asam lemak tak jenuh membran
plasma membentuk asam lemak radikal dan menyerang oksigen serta membentuk radikal lipid
peroksida. Reaksi ini lebih lanjut akan membentuk lipid peroksida lalu membentuk
malondialdehida (MDA). MDA ini dapat menyebabkan ikatan silang antara lemak dan protein.
Polimerisasi dan ikatan silang protein menyebabkan aggregasi kristalin dan inaktivasi enzim-
enzim yang berperan dalam mekanisme antioksidan seperti katalase dan glutation reduktase. Hal-
hal inilah yang dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa.
3. Radiasi ultraviolet
Radiasi ultraviolet dapat meningkatkan jumlah radikal bebas pada lensa karena tingginya
penetrasi jumlah cahaya UV menuju lensa. UV memiliki energi foton yang besar sehingga dapat
meningkatkan molekul oksigen dari bentuk triplet menjadi oksigen tunggal yang merupakan salah
satu spesies oksigen reaktif.
4. Merokok
Terdapat banyak penelitian yang menjelaskan hubungan antara merokok dan penyakit katarak.
Hasil penelitian Cekic (1998) menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan akumulasi
kadmium di lensa. Kadmium dapat berkompetisi dengan kuprum dan mengganggu homeostasis
kuprum. Kuprum penting untuk aktivitas fisiologis superoksida dismutase di lensa. Sehingga
dengan adanya kadmium menyebabkan fungsi superoksida dismutase sebagai antioksidan
terganggu. Hal ini menyebabkan terjadinya kerusakan oksidatif pada lensa dan menimbulkan
katarak. Disebutkan juga bahwa kadmium dapat mengendapkan lensa sehingga timbul katarak.
Hal yang hampir sama juga dikemukakan oleh Sulochana, Puntham, dan Ramakrishnan (2002).
Bedanya bahwa kadmium juga dapat mengganggu homeostasis zincum dan mangan pada enzim
superoksida dismutase.
Hasil penelitian El-Ghaffar, Azis, Mahmoud, dan Al-Balkini (2007) menyatakan bahwa NO yang
menyebabkan katarak dengan mekanisme NO bereaksi secara cepat dengan anion superoksida
untuk membentuk peroksinitrit sehingga terjadi nitratasi residu tirosin dari protein lensa. Hal ini
dapat memicu peroksidasi lipid membentuk malondyaldehida. Malondyaldehida memiliki efek
inhibitor terhadap enzim antioksidan seperti katalase dan glutation reduktase sehingga terjadi
oksidasi lensa lalu terjadi kekeruhan lensa dan akhirnya terbentuk katarak.
5. Defisiensi vitamin A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin dan beta karoten
Zat nutrisi tersebut merupakan antioksidan eksogen yang berfungsi menetralkan radikal bebas
yang terbentuk pada lensa sehingga dapat mencegah terjadinya katarak.
6. Dehidrasi
Perubahan keseimbangan elektrolit dapat menyebabkan kerusakan pada lensa. Hal ini disebabkan
karena perubahan komposisi elektrolit pada lensa dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa.
7. Trauma
Trauma dapat menyebabkan kerusakan langsung pada protein lensa sehingga timbul katarak.
8. Infeksi
Uveitis kronik sering menyebabkan katarak. Pada uveitis sering dijumpai sinekia posterior yang
menyebabkan pengerasan pada kapsul anterior lensa.
9. Obat-obatan seperti kortikosteroid
Penggunaan steroid jangka panjang dapat meningkatkan resiko terjadinya katarak. Jenis katarak
yang sering pada pengguna kortikosteroid adalah katarak subkapsular.
10. Penyakit sistemik seperti diabetes
Diabetes dapat menyebabkan perubahan metabolisme lensa. Tingginya kadar gula darah
menyebabkan tingginya kadar sorbitol lensa. Sorbitol ini menyebabkan peningkatan tekanan
osmotik lensa sehingga lensa menjadi sangat terhidrasi dan timbul katarak.

11. Genetik
Riwayat keluarga meningkatkan resiko terjadinya katarak dan percepatan maturasi katarak.
12. Myopia
Pada penderita myopia dijumpai peningkatan kadar MDA dan penurunan kadar glutation
tereduksi sehingga memudahkan terjadinya kekeruhan pada lensa (American Academy of
Ophtalmology, 2007).

Anda mungkin juga menyukai