Renstra DISNAKER Tahun 2013 - 2018
Renstra DISNAKER Tahun 2013 - 2018
BAB I
PENDAHULUAN
Rencana Strategis merupakan acuan untuk penyusunan Rencana Kerja setiap tahun
dalam rangka pencapaian visi, misi, dan arah pembangunan jangka menengah daerah Kota
Bandung. Secara diagramatis keterkaitan Renstra Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dengan
dokumen perencanaan lainnya dapat dilihat pada gambar berikut:
RPJM
RPJMD PROPINSI
JAWA BARAT KEMENAKERTRANS RI
Gambar 1.1.
Keterkaitan Renstra dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 3
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Lebih jelasnya hubungan kinerja pembangunan daerah kaitan antara RPJMD Kota
Bandung dengan RENSTRA SKPD diilustrasikan dalam gambar di bawah ini:
Program Pembangunan
Program Pembangunan Daerah
Daerah berisi program-program
Program Prioritas
Program/Kegiatan prioritas terpilih yang menjadi
Prioritas top priority untuk
Program Penyelengaraan mewujudkan visi/misi Kepala
Urusan Pem.Daerah
Program Prioritas
Daerah (RPJMD)
Gambar 1.2.
Hubungan Kinerja Pembangunan Daerah
Rencana Strategi Tahun 2013-2018 ini disusun dengan maksud sebagai berikut:
a. Memudahkan aparatur Pemerintah Kota Bandung, khususnya Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung, serta masyarakat pada umumnya untuk memahami visi, misi, strategi dan arah
kebijakan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian selama lima tahun ke depan dalam
rangka sinergitas pelaksanaan pembangunan bidang ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian.
b. Merupakan dokumen perencanaan strategi dan prioritas program lima tahunan sebagai
dasar penyusunan rencana kerja tahunan.
1.3 Maksud dan Tujuan Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari
penyusunan Renstra SKPD
BAB II GAMBARAN PELAYANAN Memuat informasi tentang peran (tugas pokok dan
SKPD fungsi) SKPD dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah, mengulas secara ringkas apa saja
sumber daya yang dimiliki SKPD dalam
penyelenggaraan tugas dan fungsinya, mengemukakan
capaian-capaian penting yang telah dihasilkan melalui
pelaksanaan Renstra SKPD periode sebelumnya,
mengemukakan capaian program prioritas SKPD yang
telah dihasilkan melalui pelaksanaan RPJMD periode
sebelumnya, dan mengulas hambatan-hambatan utama
yang masih dihadapi dan dinilai perlu diatasi melalui
Renstra SKPD ini.
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur
Organisasi SKPD Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum
pembentukan SKPD, struktur organisasi SKPD, serta
uraian tugas dan fungsi sampai dengan satu eselon
dibawah kepala SKPD. Uraian tentang struktur
organisasi SKPD ditujukan untuk menunjukkan
organisasi, jumlah personil, dan tata laksana SKPD
(proses, prosedur, mekanisme).
2.2 Sumber Daya SKPD Memuat penjelasan ringkas tentang macam sumber
daya yang dimiliki SKPD dalam menjalankan tugas dan
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD Bagian ini menunjukkan tingkat capaian kinerja SKPD
berdasarkan sasaran/target Renstra SKPD periode
sebelumnya, menurut SPM untuk urusan wajib,
dan/atau indikator kinerja pelayanan SKPD dan/atau
indikator lainnya seperti MDGs atau indikator yang
telah diratifikasi oleh pemerintah.
2.4 Tantangan dan Peluang Bagian ini mengemukakan hasil analisis terhadap
Pengembangan Pelayanan Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk
SKPD provinsi) dan Renstra SKPD provinsi (untuk
kabupaten/kota), yang berimplikasi sebagai tantangan
dan peluang bagi pengembangan pelayanan SKPD pada
lima tahun mendatang. Bagian ini mengemukakan
macam pelayanan, perkiraan besaran kebutuhan
pelayanan, dan arahan lokasi pengembangan pelayanan
yang dibutuhkan.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Bagian ini mengemukakan apa saja tugas dan fungsi
Program Kepala daerah dan SKPD yang terkait dengan visi, misi, serta program
wakil kepala daerah Terpilih kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
Selanjutnya berdasarkan identifikasi permasalahan
pelayanan SKPD, dipaparkan apa saja faktor-faktor
penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang
dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala
daerah dan wakil kepala daerah tersebut. Faktor-faktor
inilah yang kemudian menjadi salah satu bahan
perumusan isu strategis pelayanan SKPD
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Bagian ini mengemukakan apa saja faktor-faktor
Renstra penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari
pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan
pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah
Renstra K/L ataupun Renstra SKPD
provinsi/kabupaten/kota.
3.4 Telaahan Rencana Tata Pada bagian ini dikemukakan apa saja faktor-faktor
Ruang Wilayah dan Kajian penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis Pada bagian ini direview kembali faktor-faktor dari
pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan
pelayanan SKPD, selanjutnya dikemukakan metoda
penentuan isu-isu strategis dan hasil penentuan isu-isu
strategis tersebut. Dengan demikian, pada bagian ini
diperoleh informasi tentang apa saja isu strategis yang
akan ditangani melalui Renstra SKPD tahun rencana.
4.1 Visi dan Misi SKPD Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan visi
dan misi SKPD
4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan
Menengah SKPD tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD beserta
indikator kinerjanya
4.3. Strategi dan Kebijakan SKPD Pada bagian ini dikemukakan rumusan pernyataan
strategi dan kebijakan SKPD dalam lima tahun
mendatang
BAB V RENCANA PROGRAM Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan
DAN KEGIATAN, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan
INDIKATOR KINERJA, pendanaan indikatif
KELOMPOK SASARAN,
DAN PENDANAAN
INDIKATIF
BAB VI INDIKATOR KINERJA Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD
SKPD YANG MENGACU yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan
PADA TUJUAN DAN dicapai SKPD dalam lima tahun mendatang sebagai
SASARAN RPJMD komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan
sasaran RPJMD.
2.1. Tugas Pokok, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kota
Bandung Nomor 05 Tahun 2001 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah
Kota Bandung, telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2009
dan diubah kembali dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 adalah
Dinas Daerah yang melaksanakan sebagian kewenangan Daerah di bidang ketenagakerjaan,
sebagaimana dijabarkan di bawah ini:
2. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas Tenaga
Kerja lingkup kesekretariatan. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, sekretaris
mempunyai fungsi:
(1) Perencanaan penyusunan rencana kegiatan kesekretariatan;
(2) Pelaksanaan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi
administrasi umum dan kepegawaian, keuangan, dan program;
(3) Pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang;
(4) Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan
kegiatan Dinas;
(5) Pengkordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang; dan
(6) Pembinaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan kesekretariatan.
3.1. Kepala Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Kerja Dan Pelatihan Kerja
Seksi pembinaan Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja lingkup
pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pembinaan
Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja mempunyai fungsi:
(1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan
pelatihan kerja.
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan
pelatihan kerja.
(3) Pelaksanaan lingkup pembinaan lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja yang
meliputi inventarisasi lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja, pembinaan
peningkatan kualitas lembaga latihan kerja & pelatihan kerja, pembinaan peningkatan
produktivitas kerja dan fasilitasi pemagangan kerja di dalam negeri dan luar negeri.
(4) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan lembaga pelatihan; dan
(5) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup penyelenggaraan kegiatan pembinaan
lembaga latihan kerja dan pelatihan kerja.
5.1. Seksi Pembinaan Dan Pengembangan Hubungan Industrial Dan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
Seksi pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan jaminan sosial
ketenagakerjaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang
Pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan. Untuk melaksanakan
tugas pokok sebagaimanan pada ayat (1), Seksi pembinaan dan pengembangan hubungan
industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan mempunyai fungsi:
(1) Pengumpulan dan penganalisaan data lingkup pembinaan dan pengembangan
hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan;
(2) Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembinaan dan pengembangan hubungan
industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan;
(3) Pelaksanaan lingkup pembinaan dan pengembangan hubungan industrial dan
jaminan sosial ketenagakerjaan yang meliputi fasilitasi penyusunan dan pengesahan
peraturan perusahaan, pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan Perjanjian
Pekerjaan, Pencatatan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), pencatatan
organisasi pekerja dan pengusaha dan verifikasi keanggotaan Serikat Pekerja
pembinaan kepesertaan jaminan sosial serta penyusunan usulan penetapan upah
minimum kota;
(4) Penyuluhan dan pengawasan penyelenggaraan operasional perusahaan penyedia jasa
yang berdomisili di Kota;
(5) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan lingkup pembinaan dan pengembangan
hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Tata Kerja Dinas Daerah diatur berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas
Daerah Kota Bandung, struktur Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung adalah sebagai berikut :
1) Kepala Dinas
2) Sekretariat, membawahkan :
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
(2) Sub Bagian Keuangan dan Program
3) Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja, membawahkan :
(5) Seksi Pembinaan Lembaga Latihan Kerja dan Pelatihan Kerja
(6) Seksi Standarisasi Kompetensi Kerja
4) Bidang Penempatan Kerja dan Transmigrasi, membawahkan :
(1) Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 18
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
(2) Seksi Transmigrasi
5) Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
(1) Seksi Pembinaan dan Pengembangan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
(2) Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
6) Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan
(1) Seksi Pengawasan Norma Kerja
(2) Seksi Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung didominasi oleh golongan III, sebanyak 69
orang atau 72% dari jumlah seluruh pegawai, yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 2.2
Daftar Pegawai Menurut Golongan
Apabila jumlah pegawai disusun berdasarkan pendidikan, maka dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini:
Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa pegawai Dinas Tenaga Kerja sebagian besar
berpendidikan Sarjana dan SLTA.
9,5%
Grafik 2.1.
Data Pegawai Dinas Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan
Komposisi tabel di atas, perbedaan yang paling menonjol adalah antara Pegawai
golongan II ke golongan III, dibandingkan dengan tingkat pendidikan antara SLTA ke S.1/D.III.
Golongan II sejumlah 16,8% dan yang berpendidikan SLTA adalah 35,8%, sedangkan golongan
III mencapai 72,6% dan yang berpendidikan S.1/D.III sebanyak 52,6%.
Dari data di atas, berarti 19% yang berpendidikan SLTA pangkatnya sudah mencapai
golongan III, atau 20% golongan III adalah berpendidikan SLTA. Memperhatikan kuantitas
kepangkatan yang didominasi oleh D.III ke atas (mencapai 70%) atau golongan III ke atas
(82,1%) sudah seharusnya kualitas kinerjanya meningkat pula, oleh karena itu pada Tahun
2013 penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan (AKIP) Dinas Tenaga Kerja mendapat
predikat BAIK dengan nilai 63,87, namun mengandung arti pula umur kerja para pegawai
Dinas Tenaga Kerja pun sudah banyak yang mendekati masa usia pensiun, sehingga jumlah
sumber daya manusia tidak memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, paling utama adalah di
posisi para pejabat fungsional pengawasan ketenagakerjaan, mediator/perantara perselisihan,
pengantar kerja, penyuluh swadaya masyarakat, serta instruktur kepelatihan.
Kendaraan dinas operasional roda empat yang digunakan para pejabat Dinas
Tenaga kerja sebanyak 9 (sembilan) unit, kendaraan dinas operasional roda dua sebanyak 44
(empat puluh empat) unit. Perlengkapan inventaris lainnya sebagai penunjang kelancaran
pelaksanaan tugas organisasi Dinas, antara lain meja, kursi, lemari, brankas, komputer, printer,
mesin tik, pesawat telepon, dan perlengkapan lain berjumlah 882 unit.
Tahun 2012 Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung mendapat pinjaman kendaraan roda
dua dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebanyak 2 (dua) unit untuk operasional
Pejabat Pengantar Kerja, dan di awal Tahun 2013 mendapatkan pinjaman 1 (satu) unit
kendaraan operasional roda empat beserta peralatan Pemeriksaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3).
1. 2007 8.077.604.921 -- -- --
1. 2007 -- -- -- --
Diploma I/II/III
Tdk/Blm Sekolah
SLTP SLTA /Akademisi/ Jumlah
Tamat SD Dasar
Universitas
Tahun
1 2 3 4 5 6
2013
65.458 426.280 480.367 630.803 276.465 1.879.373
3%
15%
23%
34%
25%
Grafik 2.2
Penduduk Usia Kerja berdasarkan Tingkat Pendidikan
Penduduk Usia Kerja di Kota Bandung menurut tingkat pendidikan paling banyak
SLTA sejumlah 34%, dan yang kedua SLTA sebesar 25%.
Tabel 2.10
Perkembangan Penduduk Usia Kerja (PUK) di Kota Bandung
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2009-2013
1 2 3 4
Laki-Laki 927.007 897.222 931.708 948.393 958.526
Perempuan 969.185 880.298 908.275 907.078 920.847
L+P 1.896.192 1.777.520 1.839.983 1.855.471 1.879.373
Sumber Data : Buku PTK Kota Bandung Tahun 2012-2017
Agar lebih jelas, tabel di atas digambarkan dalam bentuk grafik dibawah ini :
980,000
960,000
940,000
920,000
Laki - Laki
900,000
Perempuan
880,000
860,000
840,000
820,000
2009 2010 2011 2012 2013
Grafik 2.3
Perkembangan Penduduk Usia Kerja berdasarkan jenis kelamin
Menurut golongan umur, penduduk usia kerja tahun 2013 paling banyak antara usia
25-29 tahun, 30-34 tahun, dan di atas usia kerja Pegawai Negeri Sipil yaitu usia 55 tahun ke
atas, seperti tabel di bawah :
Tabel 2.11
Penduduk Usia Kerja (PUK) di Kota Bandung
menurut Golongan Umur pada Tahun 2013
Digambarkan dalam bentuk grafik, menunjukkan struktur penduduk usia kerja di Kota
Bandung dinilai dinamikanya hampir merata, sebagaimana grafik di bawah ini:
15 19
14% 14% 20 24
25 29
12% 12%
30 34
12% 13% 35 39
10% 40 45
13%
46 54
Grafik 2.4
Perkembangan Penduduk Usia Kerja berdasarkan Golongan Umur
Menyadur dari RPJMD Kota Bandung 2013-2018, dinyatakan bahawa Kota Bandung
memiliki peran penting dalam perekonomian Jawa Barat. Pada tahun 2007-2011 kontribusi
ekonomi Kota Bandung di Jawa Barat mencapai rata-rata 11,6%. Dalam lingkup Kota Bandung
Raya, maka kontribusi aktivitas ekonominya menjadi sekitar 23% dari ekonomi Jawa Barat.
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung juga tergolong tinggi, atau di atas rata-rata
pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dan bahkan nasional. Tingkat pertumbuhan ekonomi Kota
Bandung dari tahun 2008-2012 rata-rata sebesar 8,62%, sedangkan pertumbuhan ekonomi
nasional sebesar 5,8% dan Provinsi Jawa Barat sebesar 5,86% .
10 9.40
8.45 8.58
9 8.17 8.34
8
7 6.21 6.00 6.48 6.50 6.21 6.23
6.09 6.10
Persentase (%)
6
5 4.60
4.29
4
3
2
1
-
2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2.12
Kontribusi Kegiatan Ekonomi Kota Bandungdan Sekitarnya
terhadap Ekonomi Jawa Barat Tahun 2007-2011
No Kabupaten/Kota Persentase (%)
1 Kab. Bandung 7,0
3 Kab. Bandung Barat 2,7
4 Kota Bandung 11,6
5 Kota Cimahi 2,0
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat
Data tersebut mengindikasikan bahwa Kota Bandung merupakan kota penting bagi
aktivitas ekonomi di Jawa Barat maupun nasional. Artinya Kota Bandung menjadi salah satu
pusat pertumbuhan ekonomi dan memiliki banyak kaitan aktivitas ekonomi dengan daerah
sekitar maupun wilayah lain. Sebagai pusat pertumbuhan dengan tumpuan pada aktivitas
perdagangan dan industri pengolahan, maka Kota Bandung juga menjadi salah satu tujuan
migrasi tenaga kerja yang cukup besar. Peran lainnya adalah Kota Bandung sebagai salah satu
Kota Pendidikan terpenting di Indonesia, telah menyatu dengan kehidupan ekonomi, sehingga
tingkat pertumbuhan ekonominya tergolong sangat tinggi.
Tabel di bawah terlihat bahwa PDRB Kota Bandung dari tahun 2008 ke 2012
menunjukkan kenaikan yang tinggi atau menunjukkan peningkatan pertumbuhan kegiatan
ekonomi. Kecenderungan aktivitas ekonomi Kota Bandung pada beberapa tahun ke depan
cenderung positif mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan.
Tabel 2.13
Perkembangan Indikator PDRB dan LPE Kota Bandung Tahun 20082012
Tenaga kerja merupakan sumber daya paling utama dalam siklus perputaran roda
perekonomian. Ketidakseimbangan antara lowongan kerja pada tahun 2013 sebanyak 6.989
lowongan kerja yang ditawarkan perusahaan melalui pendataan yang dilakukan petugas
fungsional Pengantar Kerja maupun Bursa Kerja (Job Fair dan On-Line) sedangkan jumlah
pencari kerja mencapai 17.455 orang, dibuktikan dengan penyerapan AKAN, AKL, dan AKAD
hanya sejumlah 2.452 pekerjaan, hal ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara tingkat
kualitas tenaga kerja dan kebutuhan dunia kerja, juga kurang diminatinya lowongan kerja yang
EXISTING
NO URAIAN SATUAN
TAHUN 2013
1. Jumlah Pencari Kerja 17.455 Orang
Terdaftar: 45
- SD 182
- SMP 5.398
- SMA 53
- D1 & D2 2.728
- D3 8.876
- S1 173
- S2 & S3
2. Jumlah Penempatan Kerja 2.452 Orang
- AKL 2.405
- AKAD 5
- AKAN 42
3. Jumlah PPTKIS 13 Perusahaan
Sumber data : Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2013, diolah
33,476
24,159
18,813
17,455
10,313 11,882
6,542 7,757 8,815 6,989
4,779
2,894 4,035
2,106 1,840 3,044 2,452
2,281
Grafik 2.6. Perbandingan pendaftar pencari kerja, lowongan pekerjaan dan penempatan tenaga
kerja Tahun 2008 2013
2012 610
2011 660
2010 710
2009 360
2008 300
Grafik 2.7
Pelatihan Keterampilan Kerja Tahun 2008-2014
122 123
Grafik 2.8
Perkembangan Penyelesaian Kasus PHI Tahun 2008 - 2013
Grafik 2.9
Kepesertaan Tenaga Kerja yang menjadi anggota Jamsostek Tahun 2008-2013
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 33
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Penegakan supremasi hukum ketenagakerjaan merupakan tugas pokok dan fungsi
fungsional Pengawas Ketenagakerjaan, setiap tahun dilakukan pemeriksaan terhadap
perusahaan yang telah melakukan wajib lapor berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1981, dan hasilnya sebagaimana grafik di bawah ini :
6,729
6,258
5,882
5,466
5,041
4,621 Jumlah
Perusahaan
Wajib Lapor
1798
1373 1238 1102 1102 1,068
Jumlah
Pemeriksaan
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Grafik 2.10
Perbandingan perusahaan yang diperiksa dengan jumlah perusahaan
(berdasarkan data wajib lapor)
Tabel 2.18
Perkembangan Upah Minimum Kota Bandung Tahun 2009 - 2014
2. Kebutuhan Hidup
1.002.059 1.118.687 1.197.063 1.271.625 1.465.431 1.509.775 1.811.375
Minimum (KHM / KHL)
Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2009-2013 dapat dilihat
sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 2.19
Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Berdasarkan RPJMD 2009-2013
Tabel 2.20
Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2009-2013
No. Indikator Kinerja Utama 2009 2010 2011 2012 2013 Satuan
1 Tenaga Kerja Terampil dan 740 1010 905 910 860 Orang
Produktif
2 Persentase pencari kerja yang 8,64% 9,44% 39,24% 45,77% 14,05% Persen
terdaftar yang ditempatkan
Tabel 2.21
Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Berdasarkan Indikator target sasaran dan program Renstra
1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 60,71% 60,73% 61,40% 63,14% 63,55%
Tabel 2.22
Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Berdasarkan Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tahun 2009-2013
Tabel 2.23
Capaian kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) Tahun 2009-2013
Capaian Kinerja
NO. URUSAN IKK
2009 2010 2011 2012 2013
Urusan Wajib
12 Ketenagakerjaan 46 Tingkat partisipasi
60,71% 60,73% 61,40% 63,14% 63,55%
angkatan kerja
47 Pencari kerja yang
8,64% 9,44% 39,24% 45,77% 14,05%
ditempatkan
Urusan Pilihan
6 Transmigrasi 15 Transmigran
0% 0% 0% 0% 0%
swakarsa
Grafik 2.11
Capaian Kinerja SPM
Target Tidak
Tercapai
Tercapai
Melebihi
33%
Tercapai Target
Sesuai 67%
Target
0%
Grafik 2.12
Capaian Kinerja Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 39
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
Capaian kinerja berdasarkan IKK urusan Ketenagakerjaan ditetapkan 3 indikator,
yaitu: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Pencari kerja yang ditempatkan,
sedangkan urusan Ketransmigrasian hanya satu indikator yaitu Transmigrasi Swakarsa.
Dua indikator urusan wajib tercapai, satu indikator tidak tercapai, sedangkan urusan
pilihan ketransmigrasian tidak dapat direalisasikan terkendala Kementerian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi RI tidak memberikan kuota karena lokasi transmigrasi swakarsa
ditutup.
Capaian IKU
Tercapai
Melebihi
Target Tidak Target
Tercapai 33%
45%
Tercapai
Sesuai Target
22%
Grafik 2.13
Capaian Kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU)
Grafik 2.14
Capaian Kinerja RPJMD Kota Bandung
Target Tercapai
Tidak Melebihi
Tercapai Target
50% 50% Tercapai
Sesuai
Target
0%
Grafik 2.15
Capaian Kinerja Sasaran Renstra
2.6 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung
Tantangan
Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kompetensi adalah rendahnya
kualifikasi angkatan kerja yang terindikasi pada komposisi angkatan kerja menurut
pendidikan. Sebagai gambaran kita lihat angkatan kerja di Kota Bandung menurut
pendidikan pada tahun 2013, jumlah angkatan kerja sebanyak 1.194.312 orang dengan
tingkat pendidikan secara berturut-turut: berpendidikan SD ke bawah sebanyak 262.575
orang (22%); SLTP sebanyak 270.008 orang (23%); SLTA sebanyak 442.569 orang (37);
Sarjana 219.160 orang (18%). Walaupun penduduk Kota Bandung berpendidikan lebih
tinggi namun kondisi tenaga kerja Kota Bandung masih tetap sulit untuk bersaing dengan
tenaga kerja asing, khususnya pada jenis pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan tinggi. Apabila dilihat dari trend pergerakan pendidikan, dunia
ketenagakerjaan sekarang ini dihadapkan pada kecenderungan baru yaitu adanya
pergeseran pengangguran terbuka dari angkatan kerja berpendidikan rendah menuju
kearah angkatan kerja berpendidikan yang lebih tinggi. Ditambah lagi Kota Bandung secara
geografis merupakan wilayah cekungan, oleh karena itu pemerintah daerah menetapkan
aturan apabila akan mendirikan perusahaan di Kota Bandung tidak boleh lagi mendirikan
perusahaan yang sifatnya industri polutan karena berdampak pada meningkatnya polusi air
dan udara.
Adanya fenomena tersebut, dunia usaha harus melaksanakan efisiensi dan
peningkatan produktivitas yang ditandai oleh adanya pengalihan tenaga kerja dengan
Peluang
Selain berbagai tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, juga terdapat berbagai potensi yang dapat
dimaksimalkan dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas, yaitu :
1. Peraturan Perundang-undangan
Penyusunan rencana pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian
sebagai bagian dari sistem manajemen pembangunan tidak terlepas dari landasan
hukum yang berlaku baik berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Presiden, Peraturan/Keputusan Menteri terkait, dan Peraturan Daerah, Surat
Keputusan Walikota.
Dalam lingkup internal Dinas Tenaga Kerja regulasi yang menjadi kerangka
dasar pelaksanaan program dan kegiatan adalah Rencana Strategis yang berisi acuan
lima tahunan, dan Rencana Kerja yang disusun setiap tahun. Dengan sasaran umum
yang ingin dicapai adalah terciptanya mekanisme (sistem) perencanaan orientasi pada
keluaran (output), hasil (outcome) dan dampak (impact) yang diimplementasikan pada
proses penyusunan RPJMD dan Kerangka Logis Renstra 2009-2013.
2. Sumber Daya
Keberadaan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia (sdm),
anggaran, sarana, dan prasarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan, menjadi faktor
penentu keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas dan peran Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandung dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan strategis.
Sebagaimana telah diuraikan di atas pada bab sebelumnya bahwa potensi
sumber daya manusia pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dilihat pendidikan
formal dari jumlah 95 orang pegawai, 50 orang berpendidikan DIII/ S1, berarti 53%
SDM sudah mumpuni. Dari sisi pengalaman lebih dari 82% adalah Golongan III dan
Golongan IV, dan sebanyak 20 orang adalah pejabat fungsional yang menjadi ujung
tombak pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.
Pendukung kelancaran kinerja lainnya yang tidak kalah penting, yaitu aspek
sarana, prasarana, dan anggaran setiap tahun mengalami peningkatan sesuai dengan
dana yang tersedia.
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Beberapa permasalahan di Kota Bandung yang perlu ditangani pada periode tahun
2014-2018 berdasarkan pendekatan pelaksanaan Urusan Pemerintah Daerah yang menjadi
tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja diuraikan sebagai berikut:
Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas
penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang. Isu strategis diidentifikasi dari
berbagai sumber, diantaranya adalah :
1. Isu strategis dari dinamika internasional, nasional dan regional yang mempengaruhi Kota
Bandung.
2. Isu strategis dari Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya yang mempengaruhi Kota
Bandung
3. Isu strategis dari kebijakan pembangunan daerah yang terdiri dari :
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005-20025.
Isu strategis yang diangkat dari analisis situasi dan kondisi kependudukan, ekonomi,
sosial budaya, sarana prasarana dan pemerintahan umum saat ini, serta kemungkinan
kondisinya di masa datang.
Sasaran-sasaran pembangunan yang belum dapat dipenuhi pada masa RPJMD
sebelumnya.
Adapun isu strategis yang patut diangkat dalam RPJMD ini ditetapkan berdasarkan
kriteria-kriteria berikut ini,
1. Kriteria- 1: Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran
pembangunan nasional;
2. Kriteria- 2: Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;
3. Kriteria- 3: Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap daerah dan masyarakat;
4. Kriteria- 4: Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah;
5. Kriteria- 5: Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan
6. Kriteria- 6: Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.
Bandung : adalah meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya Kota Bandung dan
semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas
tertentu yang berkembang sejak tahun 1811 hingga sekarang.
Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2004-2018 masih dianggap relevan tetap
sama dengan Visi Tahun 2009-2013 yaitu Terwujudnya Penyelenggara Ketenagakerjaan
Terbaik. Untuk merealisasikan keinginan, harapan serta tujuan sebagaimana tertuang dalam
visi yang telah ditetapkan, maka harus memahami makna yang terkandung di dalam visi
tersebut.
Kedua, mengandung arti bahwa Dinas Tenaga Kerja sebagai lembaga pemerintahan
yang mempunyai kewajiban untuk dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan kerja
bagi masyarakat pencari kerja, mendorong dan memotivasi para pengusaha untuk
menciptakan perluasan kerja, serta mengerahkan warga masyarakat yang tidak memiliki
pekerjaan untuk mengikuti program transmigrasi.
Ketiga, bahwa Dinas Tenaga Kerja ini sebagai suatu lembaga yang dapat berperan
sebagai fasilitator dalam mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, adil dan
bermartabat, mencakup pembinaan terhadap pengusaha, para pekerja dan lembaga-lembaga
ketenagakerjaan, sosialisasi perundang-undang ketenagakerjaan, penanganan permasalahan/
perselisihan ketenagakerjaan, memfasilitasi penetapan upah minimum kota, serta memberikan
perlindungan kesehatan, keselamatan, terhadap pekerja dan pengusaha, serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja, melalui program dan kegiatan yang berorientasi terhadap peningkatan
keselamatan kerja, kesehatan kerja dan jaminan sosial bagi tenaga kerja, perumusan dan
penyusunan UMK, serta peningkatan penegakkan hukum ketenagakerjaan.
Untuk merealisasikan Visi yang telah ditetapkan dalam lima tahun ke depan serta
sasaran yang akan dicapai berdasarkan Perda Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang
RPJMD Tahun 20132018, urusan ketenagakerjaan tercakup dalam misi keempat, yaitu:
Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan, maka misi Dinas Tenaga
Kerja adalah sebagai berikut:
5. Meningkatkan kualitas kinerja dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good
governance)
Misi ini mengandung makna bahwa Dinas Tenaga Kerja harus dapat berperan
dalam perencanaan penyusunan rencana kegiatan, pelaksanaan pelayanan administrasi,
pelaksanaan pengkoordinasian penyelenggaraan tugas-tugas bidang, pelaksanaan
pengkoordinasian penyusunan perencanaan, evaluasi dan pelaporan kegiatan dibidang
ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.
Kebijakan
Kebijakan adalah arah yang diambil dalam menentukan bentuk konfigurasi program
dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Menurut target kebijakan terdiri dari kebijakan internal,
yaitu kebijakan Dinas Tenaga Kerja dalam mengelola pelaksanaan program pembangunan, dan
kedua adalah kebijakan eksternal, yaitu kebijakan yang diterbitkan dalam rangka mengatur,
mendorong dan memfasilitasi kegiatan masyarakat. Kesesuaian arah Kebijakan RPJMD Kota
Bandung Tahun 20132018 yaitu meningkatkan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga
kerja, maka kebijakan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung disusun sebagai berikut :
a. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tenaga kerja;
b. Peningkatan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja;
c. Peningkatan perlindungan tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja.
Kebijakan umum Rencana Strategis sejalan dengan kebijakan umum RPJMD 2013-
2018, yang dijabarkan dalam arah kebijakan sebagai berikut:
1. Pemberian kesempatan memperoleh pelatihan, meningkatkan kompetensi dan
produktivitas kerja serta mengarahkan lembaga latihan kerja memenuhi standar
akreditasi;
2. Pemerataan kesempatan kerja dan fasilitasi terciptanya perluasan kerja;
3. Mengupayakan hubungan industrial harmonis, dinamis dan berkeadilan, kelangsungan
usaha serta peningkatan kesejahteraan pekerja;
4. Mewujudkan kesadaran dan kepatuhan pengusaha serta pekerja dalam melaksanakan
norma kerja ketenagakerjaan.
1 Meningkatkan kesempatan kerja Perluasan kesempatan kerja peningkatan kualitas sumber daya
dan perlindungan tenaga kerja yang didukung peningkatan manusia tenaga kerja
kompetensi, kemandirian dan
optimalisasi perlindungan Peningkatan penempatan kerja dan
tenaga kerja perluasan kesempatan kerja
Peningkatan perlindungan tenaga
kerja, keselamatan dan kesehatan
kerja
BAB VI
INDIKATOR KINERJA SASARAN PEMBANGUNAN
URUSAN KETENAGAKERJAAN DAN URUSAN KETRANSMIGRASIAN
Tabel 6.1.
Indikator Dan Target Kinerja Sasaran RPJMD 2013-2018
Urusan Ketenagakerjaan
Menurunnya
Tingkat
10,98% 8,54% 8,22% 7,89% 7,61% 7,50% 7,50%*)
Pengangguran Disnaker
Terbuka
*) Angka target sangat sementara, menunggu hasil proyeksi ulang oleh BPS Kota
Bandung
Menciptakan lapangan pekerjaan baru dengan target pada akhir tahun 2018
sebanyak 250.000 merupakan indikator Janji Kampanye Walikota yang perlu didukung oleh
Renstra Disnaker Tahun 2013 - 2018 62
Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
stake holder Pemerintah Kota Bandung. SKPD terlibat adalah Dinas Koperasi Usaha Kecil,
Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Pendidikan,
Dinas Sosial, Dinas Pariwisata, Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan
Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, Badan Pusat Pelayanan Perizinan
Terpadu, dan yang menjadi Leading Sector-nya adalah Dinas Tenaga Kerja. Pendukungan
terhadap Target Penciptaan 250.000 Lapangan Kerja tersebut, Disnaker mengakomodir
melalui Program Peningkatan Kesempatan Kerja dengan Kegiatan Penyusunan informasi bursa
tenaga kerja, sesuai tugas pokok dan fungsinya adalah menyusun informasi lowongan kerja
bukan menciptakan lapangan pekerjaan baru, dengan target sampai dengan tahun 2018
sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 6.2.
Pendukungan Terhadap Target Penciptaan 250.000 Lapangan Kerja
Target Kinerja
Program / Kegiatan Existing Target Akhir
2014 2015 2016 2017 2018 RPJMD
2013
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja
Kegiatan Penyusunan
informasi bursa tenaga 6.989 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 50.000
kerja
Penciptaan 100.000 Wira Usaha Baru juga merupakan Janji Kampanye Walikota
yang harus diakomodir dalam Sasaran RPJMD 2014-2018, dan diimplementasikan dalam
program dan kegiatan SPKD yang berkaitan dengan program kegiatan ini. Yang menjadi
coordinator dalam program ini adalah Dinas Koperasi Usaha Kecil, Perindustrian dan
Perdagangan, dan SKPD terkait adalah: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas
Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas Pariwisata, Badan Kesatuan Bangsa dan Pemberdayaan
Masyarakat, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Pendukungan
terhadap target tersebut Disnaker merencanakan akan melakukan pelatihan kewirausahaan
pada akhir tahun 2018 sebanyak 6.560 orang tenaga kerja, dengan rincian sebagaimana tabel
di bawah:
Tabel 6.3.
Pendukungan Terhadap Target Kinerja Penciptaan 100.000 Wirausaha Baru
Target Kinerja
Target Akhir
Program / Kegiatan RPJMD
Existing
2014 2015 2016 2017 2018
2013
Program Peningkatan Kualitas
dan Produktivitas Tenaga Kerja:
220 240 320 380 440 500 1.880
1. Kegiatan Pendidikan dan
Pelatihan bagi pencari kerja
Program Peningkatan
Kesempatan Kerja :
560 760 840 900 960 1.020 4.480
1. Kegiatan Pengembangan
kelembagaan produktivitas
dan pelatihan Kewirausahaan
80 120 180 240 280 320 1.140
2. Kegiatan Pemberian fasilitasi
dan mendorong sistem
pendanaan pelatihan berbasis
masyarakat (penciptaan
wirausaha baru)
Tabel 6.4.
Rencana Program Kegiatan Pokja BANDUNG JUARA
Tabel 6.5.
Indikator Dan Target Kinerja Utama (IKU) 2014-2018
Urusan Ketenagakerjaan
Target Kinerja Sasaran RPJMD
Indkator Target
Existing
Sasaran 2014 2015 2016 2017 2018 Akhir
2013 RPJMD
Menurunnya
Tingkat
10,98% 8,54% 8,22% 7,89% 7,61% 7,50% 7,50% *)
Pengangguran
Terbuka
*) Angka target sangat sementara, menunggu hasil proyeksi ulang oleh BPS Kota
Bandung
Selain target kinerja sasaran RPJMD dan IKU disusun pula target kinerja sasaran
program RPJMD 2014-2018, sebagaimana tabel di bawah ini :
Tabel 6.6
Indikator dan Target Kinerja Program Urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian sesuai
Tujuan dan Sasaran RPJMD 20132018
Kondisi
Kinerja pada Kondisi Kinerja
Target Capaian Setiap Tahun
NO Indikator awal periode pada akhir
RPJMD periode RPJMD
Tahun 2013 Tahun 1 (2014) Tahun 5 (2018)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I. Urusan Ketenagakerjaan :
1. Program Pengembangan 3 KK 8 KK 12 KK 51 KK
Wilayah Transmigrasi dan
Pemberangkatan Transmigrasi
6.2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) Urusan Wajib dan Urusan Pilihan
Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2008 menetapkan 3 (tiga) Indikator Kinerja Kunci Urusan Wajib Ketenagakerjaan, dan 1
(satu) Urusan Pilihan Ketransmigrasian, yaitu :
1) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), dengan rumusan perbandingan jumlah
Penduduk Angkatan Kerja dengan jumlah Penduduk Usia Kerja (PUK) usia 15-64 tahun
dikali 100%
2) Pencari Kerja Yang Ditempatkan, dengan rumusan jumlah Pencari Kerja yang ditempatkan
dengan jumlah Pencari Kerja yang mendaftar dikali 100%
3) Pelayanan Kepesertaan Jaminan Sosial bagi pekerja/buruh
Indikator Kinerja Kunci, seperti tabel di bawah ini :
Tabel 6.7.
Indikator Kinerja Kunci (IKK)
Urusan Wajib Ketenagakerjaan dan Urusan Pilihan Ketransmigrasian
Urusan Wajib
12. Ketenagakerjaan 46 Tingkat Partisipasi Penduduk Angkatan KerjaX100%.
Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk Usia Kerja (15-64 thn)
Indikator pencapaian visi dan misi, tujuan, sasaran, dan program lima tahun ke
depan ditetapkan dengan 4 (empat) peraturan dasar, yaitu target kinerja berdasarkan RPJMD
2013-2018 dan IKU, target kinerja berdasarkan SPM, dan target IKK, keberhasilannya akan
sangat tergantung pada komitmen seluruh aparat Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dan
jajaran Pemerintah serta masyarakat dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4 Pelayanan Besaran 50% 2016 pekerja/buruh 27,68% 27,45% 27,49% 27,53% 28,01% 28,13% 28,13%
Kepesertaan pekerja/buruh yang peserta program
Jamsostek menjadi peserta jamsostek x 100%
program Jamsostek pekerja/buruh
KONDISI KONDISI
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ KINERJA KINERJA KETERANGAN
NO. INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PADA AWAL TARGET CAPAIAN TAHUNAN PADA AKHIR
DAERAH PERIODE PERIODE
RPJMD RPJMD
TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN
TAHUN 2013
2014 2015 2016 2017 2018
(3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1. Tingkat partisipasi angkatan kerja 63,55% 64,44% 64,86% 65,43% 66,14% 66,54% 66,54% IKK
IKK - SPM(70%
14,05% 14,22% 14,97% 15,09% 15,29% 15,29%
2. Pencari Kerja yang Ditempatkan 14,60% tahun 2016)
Program RPJMD
IKK - SPM(50%
Pelayanan kepesertaan jaminan sosial bagi
3. 27.68% 27.45% 27.49% 27.53% 28.01% 28.13% 28.13% tahun 2016) -
pekerja/buruh
Program RPJMD
4. Jumlah Penempatan Transmigran
3 KK 8 KK 10 KK 10 KK 11 KK 12 KK 51 KK IKK-Perubahan
Program RPJMD
Pelayanan Pelatihan Kerja
Besaran tenaga kerja
60% 60% 60% 60% 60% SPM(75% tahun
yangmendapatkan pelatihan 55% 60%
2016)
5. berbasis kompetensi
Besaran tenaga kerja
100% 100% 100% 100% 100% 100% SPM(60% tahun
yangmendapatkan pelatihan 100%
2016)
berbasis masyarakat
BAB VII
PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 20132018 yang
berisi visi, misi, tujuan, strategi, dan arah kebijakan yang diimplementasikan ke dalam
program dan kegiatan adalah merupakan pedoman bagi aparat Dinas Tenaga Kerja dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian 5 (lima) tahun ke depan.
Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 20132018, juga
menjadi arah dan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan. Keberhasilan
pembangunan urusan ketenagakerjaan dalam mewujudkan visi MEWUJUDKAN
PENYELENGGARA KETENAGAKERJAAN TERBAIK, mengandung arti bahwa kita harus
mampu memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat pencari kerja, mendorong dan
memotivasi para pengusaha untuk menciptakan perluasan kerja, serta mengerahkan
warga masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan untuk mengikuti program
transmigrasi, Dinas Tenaga Kerja sebagai suatu lembaga yang harus dapat menyiapkan
tenaga kerja terampil dan produktif, membina lembaga-lembaga latihan swasta,
melakukan akreditasi lembaga latihan swasta serta sertifikasi berdasarkan
kompetensinya sehingga dapat berdaya saing tinggi sesuai dengan kebutuhan pasar
kerja dan dunia kerja serta memenuhi standar nasional/internasional, mampu
mewujudkan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, adil dan bermartabat,
mencakup pembinaan terhadap pengusaha, para pekerja dan lembaga-lembaga
ketenagakerjaan, sosialisasi perundang-undang ketenagakerjaan, penanganan
permasalahan/perselisihan ketenagakerjaan, memfasilitasi penetapan Upah Minimum
Kota, serta memberikan perlindungan terhadap pekerja dan pengusaha, dengan
melalui program dan kegiatan yang berorientasi terhadap peningkatan keselamatan
kerja, kesehatan kerja dan jaminan sosial bagi tenaga kerja serta peningkatan
penegakkan hukum ketenagakerjaan, serta dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui program pengembangan wilayah transmigrasi regional, dengan