Mutasi Kromosom
Mutasi kromosom adalah prubahan terjadi pada struktur kromosom, diberi nama umum
Aberasi kromosom, dibedakan atas:
a. Defisiensi, adalah hilangnya sebuah/ sebagian gen karena putusnya kromosom:
1). Defisiensi terminal atau delesi, adalah gen pada ujung kromosom hilang.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
____.____________________________
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
___._____________ _____ ___________
1 2 3 4 5 8 9 10 11 6 7
___.___________________________ defisiensi _____ (asentris hancur)
Mengidentifikasi kromosom defisiensi, yaitu dengan melihat bentuk pasangan kromosom pada
heterozigot. Kromosom normal akan berpasangan dengan kromosom defisiensi.
b. Duplikasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
___._______________________________
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
___._______________________________
___._______________________________
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
___.___________ ________ __________________ kromosom putus di dua
___.___________ ________ __________________ tempat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 3 4 5 6 7 5 6 7 8 9 10 11 duplikasi 5 6 7
___.___________________________________________
___. ____________________________
1 2 3 4 8 9 10 11 defisiensi 5 6 7
c. Inversi
Suatu segmen dari kromosom mempunyai urutan gen yang terbalik. Inversi dapat
terjadi karena kromosom melengkung, kemudian putus di dua tempat dimana lengkung
tersebut bertemu. Ujung-ujung yang putus dam lekat tersebut bersambungan lagi tetapi tidak
kembali seperti semula, melainkan dibagian yang putus itu urutan letak gen-gen menjadi
terbalik.
d. Tranlokasi
Peristiwa pemindahan bagian dari sebuah kromosom ke bagian dari kromosom yang
bukan homolognya. Tranlokasi dapat terjadi bila sel/ jaringan diradiasi dengan radiasi
gelombang pendek (seperti sinar radioaktif), kromosom putus dan potongan tersebut dapat
bersambungan dengan potongan kromosom lain yang bukan homolognya.
b. Mutasi Genom
Perubahan yang terjadi pada jumlah kromosom mahluk hidup. Genom adalah satu set
kromosom haploid dari mahluk hidup. Berdasarkan perubahan yang terjadi pada jumlah
kromosom, maka mahluk hidup di bedakan menjadi:
1) Aneuploid
Aneuploid adalah suatu organisme dimana selnya kekurangan atau kelebihan kromosom
tertentu bila dibandingkan dengan mahluk hidup diploid normal.
P AA XX (2n) AA XY (2n)
1). Monosomi
2). Nullisomi
Organisme dimana selnya memiliki jumlah kromosom kurang dua dibanding dengan
jumlah kromosom sel normal.
3). Trisomi
1). Trisomi primer adalah kromosom tambahan benar-benar homolog dengan salah satu dari
pasangan kromosom dari komplemen.
2). Trisomi sekunder, adalah kromosom tambahan adalah kromosom sekunder atau suatu
isokromosom.
3). Trisomi tersier, adalah kromosom tambahan adalah kromosom yang ditranslokasi atau
kromosom tersier terdiri dari dua segmen kromosom nonhomolog.
4). Trisomi konpensasi, adalah sebuah kromosom hilang dan dikonpensasi oleh dua kromosom
lain yang mengalami modifikasi.
5). Trisomi telosomi, adalah kromosom tambahannya adalah kromosom telosentris.
a. Euploid
1). Monoploid
2). Pollipoid
Poliploid adalah mahluk hidup dimana sel somatisnya memiliki lebih dari dua set
kromosom haploid (lebih dari dua genom). Poliploid banyak di jumpai pada tumbuhan,
sedangkan pada hewan atau manusia sangat jarang dijumpai karena poliploid dapat
menyebakan kelainan atau kematian/letal.
(Sudarka, 2012)
Gejala
Cara mendeteksi
1. Analisis sitogenetik
Digunakan untuk menilai jumlah dan integritas kromosom. Teknik ini memerlukan sel
yang sedang membelah, berarti sel dihentikan pada masa metafase dengan pemberian bahan
kimia.Kromosom diwarnai dengan giemsa untuk memperlihatkan pita terang dan gelap
yang khas untuk setiap kromosom. Setiap pita mewakili 5 sampai 10x 10000000 pasangan
basa DNA yang mungkin mencakup beberapa hingga ratusan gen.
4. Pengecatan kromosom
Teknik yang menggunakan pelacak berfluorenses untuk mengenali bagian-bagian
disepanjang kromosom. Teknik ini dapat mengidentifikasi translokasi dan tata ulang antara
kromosom-kromosom.
6. G-banding
Teknik yang digunakan untuk menghasilkan kariotipe individu dari GHR, untuk
analisis kromosom. Giemsa stain digunakan untuk menghasilkan serangkaian pita gelap dan
terang, dengan masing-masing kromosom menampilkan pola pita unik di bawah mikroskop
cahaya. Setiap kromosom dapat lebih dibedakan oleh posisi sentromer nya (metasentrik,
submetasentrik, akrosentrik dari GHR), membaginya menjadi lengan pendek, p (mungil)
lengan dan lengan panjang, disebut lengan q. Kromosom kemudian disusun dengan
pasangan berdampingan untuk mendeteksi kelainan termasuk delesi, duplikasi, atau
penyusunan ulang struktural lainnya. Teknik ini relatif murah dan tes lini pertama baik bagi
individu dengan fitur dismorfik, masalah pertumbuhan, ketidakmampuan belajar atau
beberapa anomali kongenital.Salah satu keterbatasan utama dari teknik ini adalah
ketidakmampuan untuk mendeteksi penghapusan kecil atau penyusunan ulang.
9. Amniosentesis
Merupakan tes janin yang dapat dimulai pada minggu ke-14-16 kehamilan, apakah
janin yang sedang berkembang mengidap penyakit kelainan genetik atau tidak. Untuk
melakukan prosesur ini, dokter menyisipkan jarum kedalam rahim dan mengambil sekitar
10mL cairan amniotik (air ketuban), cairan yang merendam janin.Beberapa kelainan genetik
dapat dideteksi dari keberadaan zat-zat kimia tertentu dalam cairan air ketuban itu sendiri.
11. Ultrasonography
Gelombang frekuensi tin ggi yang digunakan menghasilkan gambaran dari pola yang
dibuat oleh jaringan dan organ, termasuk bayi di rongga amnion. Perkembangan embrio
dapat diamati sejak minggu ke-6 kehamilan Cara Analisis Kromosom
Campbell, Neil. A dan Jane B. Peece. (2008). Biologi. Edisi 8. Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Corwin, Elizabeth. J. (2007). Buku Patofisiologi. Edisi 3 Revisi. EGC: Jakarta.
Suryo. (1984). Genetika Strata I. UGM Press: Yogyakarta
http://www.alodokter.com/sindrom-down/