Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah
mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi,
perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang
medis sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur
harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan
cenderung bertambah lebih cepat.
Di indonesia menurut hasil sensus tahun 2010, total penduduk dengan usia 55 tahun
ke atas meningkat menjadi 99,9% dari seluruh penduduk (22.277.700 jiwa) dengan umur
harapan hidup 65-70 tahun (Wahyudi Nugroho,2010).Dengan melihat perkembangan
jumlah penduduk lansia pada saat ini cenderung berdampak timbulnya masalah-masalah
sosial dan masalah kesehatan lansia. Secara individu proses menjadi tua menimbulkan
berbagai masalah baik secara fisik, biologis, mental, sosialnya.
Ketika manusia semakin tua, mereka cenderung untuk mengalami masalah-masalah
kesehatan yang lebih menetap dan berpotensi untuk menimbulkan ketidakmampuan. Pada
tahap ini individu mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun mental,
khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya
(Soejono, 2000).
Selain mengalami masalah-masalah yang berhubungan kesehatan fisik maupun
mental, lansia juga umumnya mengalami masalah sosial, ekonomi dan psikologis.
Menurut Gottlieb dalam Goldman (2000), banyak orang menghadapi proses penuaan
dengan keprihatinan. Di banyak negara, penuaan dikaitkan dengan ketidakmampuan,
defisit kognitif, dan kesendirian (Hoyer & Roodin, 2003).
Berdasarkan hal-hal tersebut maka bagi para petugas kesehatan terutama perawat
untuk mampu memberikan asuhan keperawatan dan pemeliharaan kesehatan bagi mereka
yang berada dalam masa peralihan menuju tahapan lanjut usia dengan pendekatan Bio,
Psiko, Sosio, dan Spiritual.
Sasana Tresna Werdha (STW) Karya Bhakti merupakan panti werdha yang terletak di
Cibubur Jakarta Timur yang mempunyai konsep memenuhi kebutuhan aktualisasi diri pada
lansia sekaligus menghapus paradigma kuno yang menganggap wisma lansia adalah sebuah
panti jompo tempat pengucilan orang tua yang menjadi beban keluarga. STW Karya
Bhakti diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 14 maret 1984 dan mempunyai fasilitas
pelayanan holistic dan terpadu khusus lansia meliputi pelayanan kesehatan, pelayanan
sosial, pelayanan harian lanjut usia, pelayanan individu dan kelompok. Sarana dan
prasarananya meliputi fasilitas hunian, klinik werdha, fasilitas penunjang pelayanan lansia
dan fasilitas lain seperti dapur, ruang cuci, ruang serbaguna, perpustakaan, dll.
Berdasarkan data yang di dapatkan selama praktek keperawatan gerontik di STW
Karya Bhakti yang dilakukan mulai tanggal 10 februari-28 februari 2014 terdapat 67 lansia
yang tinggal di 5 wisma yang ada di STW, yaitu : 17 lansia tinggal di wisma Wijaya
Kusuma, 22 lansia tinggal di wisma Bungur, 19 lansia tinggal di wisma Cempaka, 8 lansia
tinggal di wisma Dahlia dan 1 lansia tinggal di wisma Ester. Bedasarkan hasil kuesioner di
dapatkan dari 67 lansia terdapat beberapa masalah keperawatan yang muncul pada lansia
yang tinggal di STW Karya Bakti. Adapun 3 masalah keperawatan utama yang muncul
yaitu gangguan interaksi sosial 27%, gangguan persepsi sensori 21%, resiko jatuh 18 %
dari 10 besar masalah keperawatan yang muncul.
Dari data di atas kelompok tertarik untuk mengajukan proposal dalam rangka
mengadakan kegiatan terapi aktivitas kelompok sosialisasi yang bertujuan untuk
menciptakan interaksi sosial yang aktif sehingga terbina keharmonisan dan kerukunan
antara individu yang tinggal di STW Karya bakti.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari masalah keperawatan yang paling besar yaitu 27% yang mengalami
masalah keperawatan tentang sosialisasi sehingga kami tertarik untuk mengadakan terapi
aktivitas kelompok focus pada interaksi sosial yang di lakukan dalam bentuk permainan
kelompok
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menciptakan suasana yang harmonis dan kekeluargaan bagi setiap lansia yang tinggal di
STW Karya Bhakti sehingga hubungan sosial antara individu baik.

2. Tujuan Khusus
a). Lansia merasa nyaman selama berada di STW Karya Bhakti
b). Lansia di STW Karya Bhakti saling mengenal satu sama lainnya
c). Agar antara lansia tercipta suasana keakraban dan rasa saling memiliki

D. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a). Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan lansia dengan masalah fisik dan
mental di STW Karya Bhakti
b). Mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman berkaitan dengan
perawatan lansia
c). Mahasiswa dapat menerapkan ilmu keperawatan gerontik selama praktek di STW
Karya Bhakti

2. Bagi perawat dan petugas STW Karya Bhakti


a). Mampu mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan kebutuhan
lansia di STW Karya Bhakti
b). Dapat memenuhi kebutuhan lansia sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang
dihadapinya.

3. Bagi Ilmu Keperawatan


Makalah diharapkan dapat mengembangkan ilmu keperawatan, khususnya keperawatan
gerontik.
BAB II
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
SOSIALISASI

A. Topik
Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi : Interaksi Sosial ( menyusun foto berkelompok )

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan kelompok lansia memahami pentingnya bersosialisasi dan
lansia dapat bersosialisasi dengan efektif .

2. Tujuan Kusus
Setelah dilakukan terapi aktivitas kelompok lansia mampu :
1. Lansia dapat berkenalan dengan lansia lainnya yang ada di STW Karya Bhakti
2. Lansia berinteraksi secara langsung dengan orang lain
3. Lansia dapat bekerjasama dalam permainan sosial kelompok
4. Lansia mampu mengungkapkan perasaannya setelah mengikuti TAK

C. Landasan Teori
Manusia adalah makhluk social,untuk mencapai kepuasan dalam kehidupan manusia
harus membina hubungan interpersonal yang telah terjadi jika individu terlihat personal,
jika individu yang terlihat saling merasakan kedekatan, sementara identitas pribadi masih
dipertahankan (Stuart and Sundeen 1998).
Dalam melakukan interaksi sosial dengan orang lain tidak selamanya membuahkan
hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan individu, sehingga mungkin terjadi suatu
gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi orang lain.
Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan yang diberikan
kelompok klien dengan maksud memberi therapy bagi anggotanya. Dimana berkesempatan
untuk meningkatkan kualitas hidup dan meningkatkan respon social.
Therapy Aktivitas Kelompok Sosialisasi adalah upaya memfasilitasi sejumlah klien dalam
membina hubungan sosial yang bertujuan untuk menolong klien dalam berhubungan
dengan orang lain seperti kegiatan mengajukan pertanyaan, berdiskusi, bercerita tentang
diri sendiri pada kelompok, menyapa teman dalam kelompok.

D. Sasaran Dan Persiapan Klien


1. Sasaran
Sasaran dan target kegiatan terapi aktivitas kelompok ini adalah lansia yang tinggal di
STW Karya Bhakti yang berjumlah 40 orang lansia.
2. Kriteria (Karakteristik) Klien
a). Klien dengan kondisi fisik yang memungkinkan dan kooperatif
b). Klien yang dapat berkomunikasi
c). Klien yang mengalami masalah interaksi sosial
3. Proses Seleksi Klien
a). Berdasarkan observasi
b). Informasi dari perawat atau CI ruangan
c). Hasil diskusi kelompok
d). Adanya kesepakatan dengan klien
e). Berdasarkan perencanaan asuhan keperawatan
4. Persiapan Klien
a) Lansia terlebih dahulu di tensi
b) Lansia terlebih dahulu di kaji keadaan umumnya
c) Kaji kemampuan fisik lansia
d) Kaji perasaan lansia saat itu

E. Pengorganisasian
1. Topik : Interaksi Sosial ( menyusun foto berkelompok )
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Jumat, 28 Februari 2014
Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Pendopo STW Karya Bhakti
Jumlah Anggota Kelompok : 40 orang

F. Tim Terapis
1. Leader : Verliana Veronika T S.Kep
Tugas :
a. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
b. Membuat proposal TAK
c. Memimpin, membuka dan menutup kegiatan TAK dengan doa
d. Mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan menciptakan situasi dan
suasana yang memungkinkan klien termotivasi untuk mengekspresikan
perasaannya
e. Mengarahkan proses aktivitas ke pencapaian tujuan dengan cara memotivasi
anggota
f. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara permainan
g. Memberikan respon sesuai dengan perilaku klien
h. Memberitahukan peraturan TAK
2. Co-Leader : Ester Noviana Reko S.Kep
Tugas :
a). Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
b). Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang dari tujuan TAK
c). Membantu memimpin jalannya kegiatan.
d). Menggantikan tugas leader apabila berhalangan
3. Observer : Nindar waty S.Kep
Tugas :
a). Mencatat dan mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan jalannya
acara antara lain waktu, tempat, topik diskusi, jumlah anggota yang hadir dan
partisipasi anggota yang aktif atau kurang aktif.
b). Mencatat dan memotivasi strategi untuk kelompok yang akan datang
c). Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok dengan
evaluasi kelompok.
4. Fasilitator : 1. Bani Kurniati S.Kep
2. Yuliana Ririn Toar S.Kep
3. Eli Marlina S.Kep
4. Gisella S.Kep
5. Nurhaslam S.Kep
6. R Syara F S.Kep
7. Ni Nyoman S.Kep
8. Rini Dispitasari S.Kep
Tugas :
a). Memfasilitasi kegiatan TAK
b). Mempertahankan dan meningkatkan motivasi anggota kelompok
c). Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
d). Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.
e). Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah baik dari dalam maupun
dari luar kelompok

G. Kriteria Hasil
1. Evaluasi struktur
a). Kondisi lingkungan tenang, dilakukan di tempat terbuka namun memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b). Klien dan fasilitator duduk bersama membentuk lingkaran.
c). Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d). Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
e). Leader, co-leader, fasilitator dan observer berperan sebagaimana mestinya.
2. Evalusi proses
a). Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
b). Leader mampu memimpin acara.
c). Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d). Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e). Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam
antisipasi masalah.
f). Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang
berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g). Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.
h). Peserta aktif dalam melakukan kegiatan
3. Evaluasi hasil
a) Lansia memahami pentingnya bersosialisasi
b) Lansia dapat melakukan interaksi yang baik
c) Peserta yang datang sesuai dengan undangan

4. Evaluasi target
Dari target 70% yang diharapkan, berapa persen yang dapat mencapai target dan berapa
persen yang tidak mencapai target serta sebutkan alasannya.

H. Rencana Kegiatan
1. Distribusi waktu : Fase Orientasi (5 menit)
Fase Kerja (25 menit)
Fase Terminasi (10 menit)
2. Metode : Dinamika kelompok
Diskusi atau tanya jawab
Bemain menyusun foto bersama
3. Media : Sterofom
Foto
Tape Recorder
Double Tip
4. Formasi/Setting tempat :

Keterangan :

: Meja

: Leader

: Co Leader

: observer

: Lansia

: Fasilitator
5. Antisipasi Masalah
a). Bila klien tiba-tiba meninggalkan kegiatan TAK
- Panggil nama klien
- Tanyakan sebab meninggalkan kegiatan
- Beri kesempatan bila klien bersedia ikut kembali
b). Bila klien tidak kooperatif atau tiba-tiba marah
- Panggil nama klien
- Tanyakan sebab klien bersikap tidak kooperatif atau tiba-tiba marah
- Ingatkan klien tentang perjanjian kontrak peraturan pada saat akan memulai
kegiatan TAK
- Beri kesempatan bila klien bersedia ikut kembali

I. Proses Pelaksanaan

1. Perkenalan dan pengarahan

a. Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut)


b. Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di depan
dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
c. Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan klien
untuk mengikuti terapi aktifitas kelompok sosialisasi

2. Pembukaan

a. Leader memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama


b. Leader menjelaskan tujuan terapi aktifitas kelompok sosialisasi
c. Membuat kontrak waktu dengan klien dan lamanya permainan berlangsung
d. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok antara lain : jika klien
ingin ke kamar mandi atau toilet harus minta ijin kepada leader, bila ingin
menjawab pertanyaan klien diminta untuk mengacungkan tangan dan diharapkan
klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

3. Permainan
Peserta diminta untuk mengambil tempat duduk di kursi yang tersedia dan sudah di
tentukan oleh terapis, Peserta dibagi menjadi 3 kelompok besar yang terdiri dari
beberapa lansia dan duduk melingkar mengelilingi meja. Peserta diminta untuk
menyusun foto secara bersama. Foto yang disusun di atas sterofom adalah foto lansia
yang tinggal di STW Karya Bhakti. Peserta di harapkan dapat menyusun foto sesuai
tempat tinggal di wisma yang ada di STW. Kelompok yang menyusun foto paling tepat
dan cepat adalah pemenang dari permainan dan akan di berikan reward.

4. Evaluasi

a. Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah melakukan permainan


b. Klien dapat menyebutkan keuntungan dari permainan tersebut
c. Klien dapat mengungkapkan usul atau pendapat dari kegiatan permainan

5. Penutup

a. Leader menyampaikan apa yang telah dicapai anggota kelompok setelah mengikuti
permainan
b. Perawat memberikan reinforcement positif pada setiap klien yang mengikuti
permainan
DAFTAR PUSTAKA

R. Boedhi-Darmojo & Martono. (2004). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta. Nuha Medika

Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen, (1965) Buku Saku Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Supartondo, Siti Setiati & Soejono. (2003). Jurnal Penatalaksanaan Pasien Geriatri
dengan Interdisiplin. Jakarta: FKUI.
PROPOSAL
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
SOSIALISASI
DI SASANA TRESNA WERDHA KARYA BHAKTI

Disusun Oleh:

MAHASISWA PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN


ANGKATAN X
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINAWAN
JAKARTA
2014

Anda mungkin juga menyukai