Anda di halaman 1dari 6

ANATOMI NEUROMUSKULAR

Serebrum dilapisi oleh lapisan yang terdiri dari kumpulan sel-sel yang disebut korteks
serebri. Lapisan ini terdiri dari 6 lamina. Korteks serebri mempunyai fungsi-fungsi motorik
untuk pergerakan (presentralis), sensorik (post sentralis), bicara (area Broca), auditorik
(temporalis) dan visual (oksipitalis).

Gambar 1. Korteks Serebri

Korteks Motoris dan Sistem Piramidal

Pergerakan berpusat di korteks presentalis (motorik) pada lobus frontalis, mulai dari sel-
sel yang berada di lamina ke-3 dan ke-5 (lamina piramidalis eksterna dan interna). Sistem ini
mempunyai penataan somatotopik di korteks motorik primer, yaitu sebagai manusia terbalik
(homunkulus motorik).

Gambar 2. Homunkulus Motorik


Homunkulus motorik memperlihatkan pengaturan somatotropik pada korteks motorik
primer disepanjang girus presentralis lobus frontalis.

Dari sel-sel motorik dilanjutkan oleh traktus piramidalis yang menuju ke subkorteks dan
batang otak, menyilang garis tengah di medulla oblongata akhir, kemudian menuju ke otot tubuh
sisi kontralateral. Kerusakan area motorik hemisfer kiri menyebabkan hemiparesis kanan
(kontralateral).

Gambar 3. Traktus Piramidalis

Traktus piramidalis (traktus kortikospinalsis) berakhir di kornu anterior medulla spinalis


(neuron motorik sentral, upper motor neuron). Terjadi sinaps dengan neuron motorik perifer
(lower motor neuron) yang menuju ke otot-otot.

1. Upper Motor Neuron (UMN)


Yaitu semua neuron yang menyalurkan impuls dari area motorik di korteks
motorik sampai inti-inti motorik saraf kranial di batang otak (traktus kortikobulbaris) atau
sampai kornu anterior di medulla spinalis (traktus kortikospinalis)
Tanda-tanda lesi UMN:
Kelumpuhan (paralisis) atau kelemahan (paresis) dengan tonus otot yang meningkat
(spastik)
Refleks tendon fisiologik meningkat (hiperrefleksi)
Adanya refleks-refleks patologik
Tidak dijumpai atrofi pada otot

2. Lower Motor Neuron (LMN)


Yaitu semua neuron yang menyalurkan impuls motorik dari motor neuron sampai
akhir perjalanannya ke otot. Disebut juga final common pathway
Tanda-tanda lesi LMN:
Paralisis atau paresis dengan tonus otot menurun (flaksid)
Refleks tendon fisiologis menurun (hiporefleksia) atau hilang sama sekali (arefleksia)
Tidak dijumpai refleks patologik
Atrofi pada otot-otot

Sistem Ekstrapiramidal dan Ganglia Basalis

Menggambarkan sistem ekstrapiramidalis (seluruh serabut motorik yang tidak melalui


piramidal) secara anatomi tidaklah mudah. Bila sistem dipandang sebagai suatu unit anatomis,
maka sistem itu terdiri dari (1) ganglia basalis dan sirkuit-sirkuitnya, (2) area pada korteks yang
mempunyai proyeksi pada ganglia basalis, (3) daerah serebelum yang mempunyai proyeksi pada
ganglia basalis, (4) bagian dari formasio retikularis yang berhubungan dengan ganglia basalis
dan korteks serebri, dan (5) nukleus thalamus yang menghubungkan ganglia basalis dan formasio
retikularis.

Fungsi utama sistem ekstrapiramidalis adalah mengatur secara kasar otototot voluntary
(sistem piramidalis dan sistem kortikospinalis mengatur secara halus).
Gambar 4. Traktus Ekstrapiramidalis

Ganglia basalis adalah massa yang terdiri dari sekumpulan inti-inti di substansia abu-abu
pada bagian dalam hemisfer otak. Terdiri dari nukleus kaudatus, putamen, globus palidus, dan
amigdala. Secara umum, ganglia basalis berperan dalam dua aktivitas umum: pengaturan tonus
motorik tubuh dan gerakangerakan yang bertujuan yang kasar. Pengaruh umum eksitasi ganglia
basalis adalah penghambatan sinyal yang menuju daerah fasilitasi bulboretikularis, dan sinyal-
13 sinyal eksitasi yang menuju ke daerah inhibisi bulboretikularis. Bila ganglia basalis tidak
berfungsi secara adekuat, daerah fasilitasi menjadi terlalu aktif sedangkan daerah inhibisi
menjadi kurang aktif. Hal ini mengakibatkan seluruh tubuh menjadi kaku.

Gambar 5. Ganglia Basalis


Pada gangguan sistem ekstrapiramidal didapatkan gangguan pada tonus otot (rigid),
gerakan otot abnormal yang tidak dapat dikendalikan, gangguan pada kelancaran gerakan otot
volunter dan gangguan gerak otot asosiatif.

Serebelum

Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh durameter yang
menyerupai atap tenda, yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior serebrum.
Serebelum terdiri dari bagian tengah (vermis) dan dua hemisfer lateral. Semua aktivitas
serebelum berada dibawah kesadaran.

Gambar 6. Serebelum

Tiga lobus serebelum (gambar 7):

1. Lobus anterior (paleoserebelum) = Mempunyai peran penting dalam mengatur tonus


otot.

2. Lobus posterior (neoserebelum) = Mempunyai peran penting dalam koordinasi gerakan.

3. Lobus flokulonodularis (arkiserebelum) = Mempunyai peran penting dalam mengatur


tonus otot, keseimbangan dan sikap tubuh.
Gambar 7. Skema Lobus serebelum

Tiga fungsi penting dari serebelum ialah keseimbangan tubuh, pengatur tonus otot, dan
pengelolaan serta pengkoordinasi gerakan volunter. Gangguan pada serebelum
mengakibatkan gangguan gerak berupa gangguan sikap dan tonus. Selain itu, juga terjadi
ataksia, dismetria, dan tremor intensi.

Daftar pustaka

Lumbantobing SM. Neurologi Klinik. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008. p. 87-8.

Anda mungkin juga menyukai