Anda di halaman 1dari 57

DIKTAT PEMBELAJARAN

KELAS XI SEMESTER GENAP

BIDANG PENGOLAHAN

Oleh :
WIKANTI NUR A.,S.Si.,M.Eng.
( Untuk kalangan SMA Negeri 2 Purwokerto )

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS


SMA NEGERI 2 PURWOKERTO
2016
DAFTAR ISI
PETA MATERI

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi ini, maka siswa diharapkan mampu :


1. Menyatakan pendapat tentang keanekaragaman bahan pangan nabati
dan hewani serta hasil olahannya, sebagai ungkapan rasa syukur kepada
Tuhan serta bangsa Indonesia.
2. Mengidentifikasi jenis, bahan, alat dan proses pengolahan bahan pangan
nabati dan hewani menjadi makanan khas daerah yang terdapat di
wilayah setempat dan di Nusantara berdasarkan rasa ingin tahu dan
peduli lingkungan.
3. Merancang pengolahan bahan nabati dan hewani menjadi makan khas
daerah berdasarkan orisinilitas ide yang jujur terhadap diri sendiri.
4. Membuat, menguji dan mempresentasikan karya pengolahan makanan
khas daerah sebagai peluang usaha dalam berwirausaha di wilayah
setempat berdasarkan teknik dan prosedur yang tepat dengan disiplin
dan tanggung jawab.
Pengolahan

Pengolahan adalah usaha untuk mengubah bahan mentah menjadi sesuatu


yang lebih bermanfaat atau lebih bernilai ekonomi. Pengolahan dapat
dilakukan untuk produk pangan maupun nonpangan. Pengolahan pangan
dilakukan sebagai usaha untuk pengawetan bahan pangan, sedangkan
pengolahan non pangan dilakukan untuk memanfaatkan bahan baku yang
ada untuk pemanfaatan yang lebih luas. Pengolahan pangan maka akan
meningkatkan ketersediaan dan kualitas pangan. Pengolahan non pangan
merupakan pemanfaatan bahan nabati dan hewani sebagai produk yang
membantu kualitas hidup manusia, seperti misalnya produk pembersih dan
kosmetik. Selain memiliki manfaat secara praktis, produk pembersih dan
kosmetik juga memiliki potensi komersial atau sebagai consumer goods yang
dapat dibeli konsumen kapan saja dengan tujuan yang beragam misalnya
selain sebagai pembersih atau kosmetik juga sebagai hadiah atau oleh-oleh.
Materi tentang pengolahan mengajak siswa untuk mengenal beragam produk
pengolahan, material dasar yang terdiri atas beragam jenis bahan nabati dan
hewani, proses produksi dan alat yang dibutuhkan, cara pengemasan dan
motivasi wirausaha di bidang pengolahan. Siswa diajak melakukan praktik
pengolahan di akhir pembelajaran.
Peta Materi

Pengolahan dan wirausaha produk


pembersih dari bahan nabati dan hewani

Mengenal Produk
Pembersih dari Bahan
Nabati dan Hewani

Pengemasan
dan
Bahan Nabati, Hewani dan
Perawatan
Bahan Pendukung
Produk
Pembersih
dari Bahan
Proses dan Alat Pengolahan Nabati dan
Pembersih dari Bahan Nabati Hewani
dan Hewani
Cara Merancang
Pengolahan Pembersih
dari Bahan Nabati dan Wirausaha di
Hewani Membuat Produk Bidang Pengolahan
Pembersih dari Bahan Pembersih dari Bahan
Nabati dan Hewani Nabati dan Hewani
Tujuan Pembelajaran:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa mampu:


1. Menghayati bahwa kekayaan flora dan fauna yang ada di Indonesia
adalah anugerah Tuhan YME
2. Menyatakan pendapat tentang keanekaragaman bahan nabati dan hewani
serta hasil olahannya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan serta
bangsa Indonesia.
3. Menghayati sikap kerja sama, gotong royong, toleransi dan disiplin,
bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif dalam pengolahan produk
pembersih dari bahan nabati dan hewani
4. Memahami cara-cara membuat pembersih dari bahan nabati dan
hewani
5. Mengidentifikasi jenis, bahan, alat dan proses pengolahan bahan nabati
dan hewani menjadi kosmetik yang terdapat di wilayah setempat dan di
Nusantara berdasarkan rasa ingin tahu dan peduli lingkungan.
6. Membuat pembersih dari bahan nabati dan hewani yang sesuai
dengan potensi daerah setempat
7. Merancang pengolahan bahan nabati dan hewani menjadi kosmetik
berdasarkan orisinalitas ide yang jujur terhadap diri sendiri.
8. Membuat pengemasan produk yang unik dan khas daerah setempat
9. Memahami konsep kewirausahaan, motivasi wirausaha serta faktor-
faktor kegagalan dan keberhasilan wirausaha di bidang pembersih
dari bahan nabati dan hewani
10. Membuat, menguji, dan mempresentasikan karya pengolahan kosmetik
sebagai peluang usaha dalam berwirausaha di wilayah setempat
berdasarkan teknik dan prosedur yang tepat dengan disiplin dan tanggung
jawab.
A. Mengenal Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani
Produk pembersih adalah produk yang fungsinya melepaskan kotoran dari
permukaan benda maupun tubuh manusia. Terdapat berbagai jenis produk
pembersih yang biasa digunakan di rumah tangga. Produk rumah tangga
dapat dibagi menjadi produk yang digunakan untuk tubuh seperti sabun,
sampo serta pasta gigi dan pembersih untuk perabot rumah tangga seperti
sabun cuci pakaian, sabun cuci piring, pembersih kamar mandi, pembersih
kaca dan lain-lainnya. Perhatikan produk pembersih apa saja yang ada di
rumahmu?

Produk
Pembersih

Perabote Manusia
Alat Makan

Lain Lain Mebel Pakaian

Bagan 4.1 Pengelompokan pembersih berdasar fungsinya


Produk pembersih yang digunakan untuk tubuh secara umum adalah:
1. sabun
2. sampo
3. pasta gigi
Produk pembersih yang digunakan untuk perabot di antaranya:
1. sabun cuci piring
2. sabun cuci pakaian
3. bubuk pembersih, yang sifatnya menggerus (contoh: abu gosok)
4. cairan pembersih lantai dan kamar mandi, mengandung zat pembunuh
kuman (seperti lisol)
5. pembersih kaca/glassdeaner
6. woodpolish, untuk membersihkan sekaligus mengkilapkan pernis mebel
kayu
7. sampo untuk karpet

Produk pembersih juga dapat digolongkan menjadi pembersih


tradisional dan pembersih modern. Pembersih tradisional memanfaatkan zat
kimia alami secara langsung tanpa diolah dahulu. Contohnya susu kambing
yang digunakan untuk mandi, dapat melepaskan sel kulit mati dan
melembabkan kulit. Pembersih tradisional lain yang sangat terkenal adalah
batang siwak untuk membersihkan gigi dan buah lerak untuk mencuci
pakaian. Pembersih modern menggunakan bahan kimia alami maupun
sintetis untuk diolah menjadi produk pembersih.

Produk Pembersih

Modern Tradisional

Kimia Alami Kimia Sintetis Kimia


Alami
Tugas 1
Produk atau Cara Pembersih Khas Daerah
Tugas ini akan mengajak kita untuk lebih mengenal produk-produk dan cara-
cara pembersih tradisional yang khas dari daerah di Indonesia.
Kegiatan 1
Perhatikan di sekitar lingkungan tempat tinggal dan sekolahmu. Adakah
produk pembersih atau cara tradisional yang masih digunakan? Tanyakan
kepada orang tua, nenek kakek atau sesepuh di daerahmu, apakah mereka
mengetahui tentang produk pembersih atau cara tradisional yang digunakan
di masa lalu? Kamu dapat juga mencari informasi dari buku dan internet.
Catat hasil wawancaramu pada selembar kertas kerja.
Contoh Lembar Kerja
Pelaksanaan wawancara: (tanggal, bulan, tahun, jam, tempat)_
Narasumber ( boleh lebih dari satu orang)
Nama pembersih:
Cara menggunakan:
Fungsi pembersih:
Bahan:
Cara pembuatan:
Kemasan yang digunakan:
Catatan penting lainnya:
Kegiatan 2
Diskusikan di kelas bersama guru dan teman sekelasmu. Bila ada teman
yang mendapatkan data tentang produk atau cara pembersih tradisional yang
serupa, kalian dapat saling melengkapi catatan masing-masing untuk meng-
hasilkan laporan yang lebih lengkap dan menyeluruh. Pikirkan potensi apa
yang dapat dikembangkan dari proses pembuatan pembersih, kemasan
maupun cara penjualannya.
Kegiatan 3
Bentuklah beberapa kelompok dalam kelas. Buatlah buku tempel {scrapbook)
tentang produk atau cara pembersih tradisional tersebut. Buku disusun
dengan runut dan menarik, tanyakan kepada guru bila ada kesulitan
penyusunan. Lengkapi buku dengan teks, gambar, foto, bahan, atau material
lain seperti daun atau bunga kering sesuai dengan materi, ide, dan kreativitas
kelompok. Bagilah tugas sesuai dengan bakat dan keahlian masing-masing
anggota kelompok.
Kegiatan 4
Pamerkan buku-buku tersebut pada pameran akhir semester di sekolahmu.
Mintalah kritik dan saran dari guru dan siswa yang mengunjungi pameran,
catatat setiap kritik dan saran dengan rapi. Kritik dan saran yang
membangun, dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan hasil karya kalian
di masa mendatang.
B. Bahan Nabati, Bahan Hewani dan Bahan Pendukung

Produk pembersih dapat dibuat dari bahan kimia alami dan bahan kimia
sintetis. Bahan alami terdiri atas nabati dan hewani. Bahan nabati adalah
bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan hewani adalah bahan
yang berasal dari hewan. Bahan kimia sintetis diproduksi melalui proses kimia
oleh industri produk kimia.
Material yang dengan fungsi pembersih dapat dibagi menjadi sabun, deterjen,
dan material abrasif (bersifat seperti amplas).

Bahan Baku
Pembersih

Materi Utama Pewarna Pengharum Pendukung

Alami Alami Sintetis

Sintetis
Sintetis

Bahan Kimia Bahan Kimia


Alami Sintetis

Lemak Nabati Lemak Hewani

Bagan 4.3
1. Material Sabun
Bahan pembuat sabun terdiri atas material utama, yaitu lemak (asam lemak)
dan bahan kimia basa kuat, yaitu natrium hidroskida (NaOH) dan kalium
hidroksida (KOH) dengan air murni. Basa kuat yang sudah dilarutkan pada air
akan menghasilkan alkalin. Asam lemak dan alkalin (dari NaOH atau KOH
dengan H20) bereaksi mengakibatkan proses saponifikasi yang menghasilkan
sabun yang berfungsi sebagai pembersih. Untuk memberikan kenyamanan
penggunaan, sabun diberi warna dan pengharum. Sabun juga dapat
dicampur dengan
a. Minyak
Minyak atau lemak sebagai bahan baku pembuatan sabun dapat berupa
minyak/lemak nabati atau hewani. Jumlah minyak atau lemak yang digunakan
dalam proses pembuatan sabun ditetapkan berdasarkan beberapa
pertimbangan kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah
teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain. Berikut adalah
jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam pembuatan sabun.
- Tallow. Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri
pengolahan daging sebagai hasil samping, selain hasil utamanya yaitu daging
sapi. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna, titer (temperatur solidifikasi
dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin.
Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun
mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun
cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat
dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0%. Titer pada
tallow umumnya di atas 40 C. Tallow dengan titer di bawah 40 C dikenal
dengan nama grease.
- Lard. Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam
lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti
stearat (35 ~ 40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus
dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya.
Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.
- Palm Oil (minyak kelapa sawit). Minyak kelapa sawit umumnya digunakan
sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari
pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna Jingga ke-
merahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, warnanya harus
dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa
sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus
Hiramourdenoan bahan lainnya.
Coconut Oil (minyak kelapa). Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang
sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna
kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah kelapa yang
dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh
yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap
oksidasi yang dapat menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki
kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.

- Palm Kernet Oil (minyak inti kelapa sawit). Minyak inti kelapa sawit
diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam
lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai
pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak
tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada
minyak kelapa.

- Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin). Minyak sawit stearin adalah
minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit
yang sudah diolah dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam
lemak terbesar dalam minyak ini adalah stearin.

- Marine Oil. Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marine
o/7memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi sehingga
harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sabelum digunakan sebagai bahan
baku.

Castor OH (minyak jarak). Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan
digunakan untuk membuat sabun transparan.

Olive oil (minyak zaitun). Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun.
Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang
berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tetapi lembut
bagi kulit.
Campuran minyak dan lemak. Industri pembuat sabun umumnya membuat
sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak
kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling
melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang
tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan
stearat dan palmitat yang tinggi dari fa//oivakan memperkeras struktur sabun.

b. Kimia Basa
Material kimia basa yang digunakan untuk sabun rumah tangga adalah
NaOH, dan KOH. NaOH yang dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida, digunakan untuk pembuatan sabun padat. KOH, dikenal juga
dengan potasium hidroksida atau causticpotash, banyak digunakan dalam
pembuatan sabun cair. Sabun dengan bahan KOH tidak dapat menjadi padat,
sehingga digunakan untuk membuat sabun cair. KOH terbuat dari abu
tumbuhan (ash wood), sedangkan NaOH dari abu soda (soda-ash).

2. Material Detergen
Deterjen terbentuk dari senyama kimia alkyl benzene sulfonat (ABS) yang
berasal dari pengolahan minyak bumi, direaksikan dengan natrium hidroksida
(NaOH), yaitu basa yang juga digunakan untuk sabun. Perbedaan sabun dan
deterjen adalah sabun tidak dapat bekerja baik untuk pencucian dengan air
sadah (air yang memiliki kandungan mineral tinggi, umumnya ion kalsium
(Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat) dan air dingin,
sedangkan deterjen sebagai pembersih dapat berfungsi baik pada air sadah
dan air dingin.

Material Sampo
Bahan pembuat sampo dapat berupa bahan sabun atau deterjen. Sampo
yang terbuat dengan bahan sabun terdiri atas material utama, yaitu lemak
(asam lemak) dan bahan kimia basa kuat dengan air. Air yang digunakan
sebaiknya air yang sudah melalui proses deionisasi atau air murni, untuk
mencegah terjadinya reaksi ion yang dapat menurunkan kualitas produk
sampo. Kimia basa yang digunakan pada sampo adalah kalium hidroksida
(KOH). KOH yang sudah dilarutkan pada air akan menghasilkan alkalin.
Asam lemak dan alkalin bereaksi mengakibatkan terjadinya terjadinya proses
saponifikasi yang berfungsi sebagai pembersih. Sampo yang menggunakan
deterjen sintetis di antaranya menggunakan senyawa natrium laurel sulfat
(SLS) yang berfungsi mengatasi kesadahan air (kandungan mineral-mineral
tertentu di dalam air). Sampo untuk rambut berminyak memiliki kandungan
deterjen yang lebih tinggi daripada sampo untuk rambut kering.
Sampo diberikan tambahan pewarna dan pengharum untuk memberikan
kenyamanan penggunaan. Sampo juga dapat dicampur dengan material
pendukung untuk menghasilkan fungsi tambahan seperti obat penghilang
ketombe dan pengawet. Bahan pengawet dipakai untuk mencegah terben-
tuknya mikroba pada produk. Beberapa jenis pengawet yang sering dipakai
adalah EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetic), sodium benzoate, sodium
salicylate, dan sebagainya. Garam atau natrium klorida (NaHC) dalam
campuran shampoo berperan untuk mengatur kekentalan. Sampo juga dapat
dibuat dari bahan-bahan natural yang sejak lama sudah digunakan secara
tradisional, seperti merang, daun lidah buaya, jeruk nipis, telur, dan kulit buah
nanas. Bahan-bahan tersebut umumnya langsung digunakan dengan cara
dihaluskan terlebih dahulu. Bahan-bahan alami tersebut sangat berkhasiat
dan membutuhkan pengolahan khusus agar dapat tahan lebih lama.

3. Material Pasta Gigi atau Pembersih Gigi


Bahan utama untuk pasta gigi adalah bahan yang memilki sifat abrasif atau
mengikis (seperti amplas). Abrasif yang digunakan dalam pasta gigi di
antaranya adalah silica (Si02), kalsium karbonat (CaC03), dan baking soda.
Umumnya pasta gigi mengandung fluorida yang berfungsi sebagai pembunuh
bakteri dan kalsium. Bahan alami yang dapat digunakan sebagai pembersih
gigi adalah batang siwak yang memiliki kandungan zat fenol

4. Lerak
Lerak adalah tumbuhan genus Sapindus, yang terdiri atas 13 spesies. Salah
satunya adalah Sapindus rarak dari Asia Tenggara. Lerak atau Sapindus
rarak kadang disebut pula sebagai Soapberry atau Soapnut. Di Indonesia
terdapat Sapindus rarak De Candole yang dalam bahasa daerah dikenal
dengan werek, lamuran, rerek dan lain-lain, yang digunakan sebagai
pembersih tradisional sejak dahulu. Kulit dan daging buah lerak yang sudah
dihancurkan digunakan untuk mencuci kain batik. Lerak juga digunakan oleh
masyarakat tradisional untuk mandi, keramas, dan membersihkan perhiasan
seperti emas dan perak.
Lerak yang digunakan adalah bagian buahnya. Buah lerak memiliki diameter
kurang lebih 1 cm. Kulit dan daging buah setebal sekitar 2 - 3 mm. Kulit dan
daging buah ini membungkus biji yang juga bulat, berwarna hitam, berukuran
sekitar 7 - 9 mm. Buah lerak tahan disimpan selama setahun bila dalam
keadaan kering. Daging buah lerak mengandung zat saponin yang memiliki
sifat alkaoid yang melarutkan kotoran. Biji lerak mengandung minyak.
C. Proses dan Alat Pengolahan Pembersih Berobahan Nabati dan
Hewani

1. Pembuatan Produk Pembersih Sabun


Proses pengolahan produk pembersih adalah proses kimia yang terjadi pada
bahan-bahan pembentuknya. Sabun merupakan hasil reaksi kimia dari
pencampuan minyak dan larutan alkali dari basa yang dilarutkan ke dalam air
murni. Pembuatan sabun dapat dibagi menjadi proses dingin (co/d process),
proses panas (hot process), larut-tuang {melt and pour), dan
Rebatching/Triple milled. Larut-tuang adalah proses pembuatan sabun adalah
dengan melarutkan bahan sabun dasar (yang sudah jadi), menambahkan
esense pewangi dan warna serta penghias lain seperti kelopak bunga mawar,
parutan kelapa yang sudah dikeringkan dan lain-lain. Perbedaan proses
dingin dan proses panas adalah pada proses pencampuran larutan NaOH
atau KOH (alkalin) dengan minyak. Pencampuran tersebut dapat dilakukan
dengan atau tanpa pemanasan. Rebatcing adalah membuat sabun mulai dari
proses pencampuran minyak dengan alkali hingga pewarnaan, pemberian
pengharum, dan bahan lainnya.
Proses pengolahan dengan bahan kimia membutuhkan ketepatan
pengukuran material/bahan yang akan digunakan, ketepatan penggunaan
alat, dan harus menggunakan pelindung untuk memastikan tubuh kita aman
dari kemungkinan terjadiknya kecelakaan yang disebabkan oleh bahan dan
reaksi kimia yang terjadi. Prosedur pembuatan produk pembersih terdiri atas
persiapan sarana kerja (tempat dan alat keselamatan kerja), persiapan
bahan, pelaksanaan pembuatan produk, dan pembersihan dan perapian alat
dan tempat kerja. Alat kerja dan tempat kerja harus dibersihkan dari bahan-
bahan kimia yang digunakan. Bahan kimia harus disimpan di tempat dengan
temperatur sedang (sejuk) dan aman, sesuai dengan petunjuk yang terdapat
pada kemasan bahan kimia.

a. Penggunaan Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Alat K3 untuk pembuatan produk pembersih adalah pelindung mata (goggle),
masker, sarung tangan karet, dan apron. Gunakan alat keselamatan kerja
sebelum proses dimulai. Disarankan untuk tidak menggunakan perhiasan
seperti gelang atau lainnya yang akan mengganggu kerja dan menggunakan
baju lengan panjang untuk melindungi tubuh secara lebih optimal..
b. Persiapan Tempat dan Alat Kerja
Pada proses pembuatan sabun, ruang kerja harus memiliki aliran udara yang
baik, atau beberapa proses dapat dilakukan di luar ruangan. Tempat kerja
harus bebas dari gangguan atau benda-benda lain yang tidak berhubungan '
dengan proses dan cukup leluasa. Alat yang dibutuhkan untuk proses pem-
buatan sabun dapat dikelompokkan sesuai tahapan kerja.
Alat untuk mengukur material dan suhu
- Termometer panas/termometer untuk memasak
- Timbangan digital
- Wadah untuk setiap bahan yang akan ditimbang
Sumber: httpSAimbangandigital3.webs.com/, www.amazon.com
Timbangan dan termometer digital
Alat untuk membuat campuran air dengan basa keras
- Sendok kayu atau batang pengaduk
- Gelas ukur berbahan plastik
Alat untuk mencampur minyak dengan larutan alkalin
- Panci stainless steel untuk wadah minyak dan larutan alkalin
- Panci yang lebih besar (untuk double boiler pada proses panas/ hot
process)
- Sendok kayu atau batang pengaduk
- Alumnium foil (untuk menutup panci pada proses panas)
Alat untuk pembentukan dan pengeringan sabun
- Sendok logam/kayu
- Cetakan (bisa terbuat dari plastik, silikon, atau wadah bekas kemasan
minuman (tidak mengandung alumunium)
- Pisau lebar atau kape
- Alas potong atau talenan
- Alas berjeruji
Persiapan Bahan
Pada tahap persiapan bahan, semua bahan ditimbang dengan teliti sesuai
resep sabun yang akan dibuat. Jangan mengukur bahan dengan satuan
volume (seperti satu sendok makan, Vi gelas), melainkan gunakan ukuran
berat seperti gram atau ons. Pastikan kamu menggunakan satuan yang sama
untuk setiap bahan. Jika NaOH diukur dengan gram, minyak diukur dengan
satuan gram.
d. Proses Pembuatan
Tabel 4.1 Perbedaan Proses Dingin dan Panas pada Pembuatan Sabun
Proses Dingin ( Cold Process)
1 Maiukan NaOH atau KOH ke dalam Campuran NaOH atau
KOH dengar Aduk hingga tercampur rata. Sisih
air murni, sedikit demi sedikit, i air akan mengeluarkan
kalor/panas, ani
2 Campurkan Jenfs=jenis Campurkan Jenis-Jenis minyak
minyak yang akan atau lemak (padat) yang akan
digunakan (misalnya minyak digunakan di dalam duhl hsiler
kelapa dengan minyak dengan api sedang, aduk
elive), aduk hingga rata, tercampur rata,
I , ,, . H ' | N< , t' .n |f,fi! . iir)
4 Samakan suhu cairan alkali dan campuran minyak dengan
memanaskan minyak (misalnya cairan alkali bersuhu 60 %
minyak harus memiliki suhu antara 5V-6S X).
i J Angkat panci dari dubl boikr,
6 Masukkan larutan alkailn ke dalam minyak, lalu aduk dengan
menggunakan mim kecepatan rendah (dapat pula dengan
pengocok telur) hingga tercampur rata.
7 Aduk dmgm mlxr selama Masukkan panci kembali k
10 -15 menit, dubl bilr,
Tutup panci kecil dengan
lembaran aluminium agar
dimasuki uap air dari air
mendidih, Tutup keseluruhannya
(kedua panci) dengan lembaran
aluminium agar air tidak habis
menguap, liarkan dalam keadaan
tertutup selama pemanasan
(selama kurang lebih 1,1 = 2
jam).
Untuk memastikan bahwa sabun
sudah netmi ambil sedikit lalu
campurkan dengan air bersih,
Jika mmpufmn^ keruh seperti
susu, minya preses pemanasan
masih harus dilakukan, Sabun
netral jika dicampur dengan air
menjadi cenderung mmpamn.
Setelah sabun netral, angkat dari
api,
Aduk untuk mendinginkan sabun
hingga bersuhu 10 eC,
9 Masukkan esens pewangi
(sebagian pewangi akan menguap pada suhu di atas 60 9C )
Aduk rata,
10 Tuangkan pada cetakan.

11 Tutup cetakan dengan Sabun sudah siap digunakan


plastik dan lapisi dengan karena proses netralisasi sudah
handuk atau selimut untuk terjadi melalui proses pemanasan
menahan panas untuk pada double boller
membantu preses
sapenifikasl, Diamkan
selama 14 Jam,
12 Keluarkan sabun dari ettakan,
ii Potong sesuai bentuk dan ukuran *UM.J diinginkan,
14 Letakkan semua petengan sada alas jeruji,
sabun
ii Diamkan selama 44 minggu, Diamkan ijtlama beberapa
hingga sabun preses minagu, hingga sabun menjadi
sapenifikasl terjail sempurna keras,
(netral) dan sabun menjadi
keras,
Sabun siap dikemas,

2, Proses Pembuatan Produk Pembersih Sampo


Proses pembuatan sampo secara prinsip serupa dengan pembuatan sabun
dengan proses panas. Perbedaannya penggunaan KOH sebagai basa kuat,
dengan minyak nabati. Pemanasan dilakukan hingga sabun sangat kental
dan cenderung transparan, disebut dengan sabun nabati {castille soap).
Sabun tersebut kemudian dilarutkan dengan air murni yang mendidih dan
didiamkan satu malam hingga menjadi sabun nabati cair. Sabun nabati cair
dicampurkan dengan bahan-bahan lain untuk khasiat yang diinginkan sesuai
dengan jenis rambut.
1, Prosii Pembuatan Produk Pembersih Pasta Gigi
Pembuatan pasta gigi secara sederhana hanya mencampurkan bahan-bahan
yang dibutuhkan ke dalam satu wadah. Salah satu resep sederhana
pembuatan pembersih pasta gigi adalah mencampurkan 4 sendok makan
soda kue (fungsi absrasi, membersihkan dan menyerap bau), 4 sendok
makan minyak kelapa (anti bakteri) dan aroma (misalnya minyak peppermint),
ke dalam satu buah toples kaca yang memiliki tutup, aduk hingga rata. Tutup
rapat toples setelah penggunaan karena bahan soda kue bersifat menyerap
bau.
4, Pembuatan Pembersih dari lirak
Buah lerak dapat langsung digunakan dengan cara menggosokkan daging
buah lerak yang sudah kering pada permukaan kain batik. Selain digunakan
langsung, pembersih dari lerak yang dapat dikemas dengan baik dan menjadi
produk wirausaha.
Tugas 2
Membuat Pembersih dari Lerak
Bahan:
- 20 butir lerak kering yang telah dipotong-potong dan dibuang bijinya
- 2 liter air
- Minyak Atsiri (tambahan)
Alat:
- Panci
- Kompor
- Batang pengaduk
- Kain halus
- Wadah
- Corong
- Botol
Cara:
A. Membuat Larutan Inti
1. Siapkan semua bahan, alat, dan tempat kerja.
2. Rebus 20 butir lerak kering yang telah dibuang bijinya di dalam 2 liter air.
3. Biarkan mendidih selama 20 menit dengan api kecil.
4. Matikan kompor.
5. Saring air hasil rebusan dengan kain halus.
6. Masukkan ke dalam wadah.
Larutan Inti Lerak dapat bertahan selama 7 hari.
B. Larutan Pembersih
- setengah liter (500 m) larutan inti lerak dicampur dengan 15 liter air, untuk
mencuci pakaian.
- Campuran larutan inti dengan air, 1:10 ditambahkan dengan 2 tetes minyak
atsiri, untuk pembersih perabot.
- Larutan inti 50 ml dicampur dengan 1 liter air untuk mengepel lantai.
1. Mencari Ide
Ide tidak datang begitu saja. Kita harus melakukan beberapa riset atau peneli-
tian terkait dengan ketersediaan bahan dan alat, peluang pasar dari produk
pembersih bahan nabati dan hewani, serta yang tak kalah penting adalah
riset atau percobaan untuk menemukan resep-resep baru dari produk
pembersih. Ide perancangan produk pembersih dari bahan nabati dan hewani
yang dilakukan dapat berupa variasi resep pembuatan pembersih yang sudah
ada seperti pembuatan bentuk sabun yang unik, penggunaan warna dan
pembuatan motif sabun, penambahan aroma dan lain-lain atau penemuan
berdasarkan percobaan/eksperimen terhadap bahan untuk menemukan resep
dan khasiat yang baru.
Rancangan modifikasi atau penyempurnaan dari pembuatan produk pem-
bersih dengan resep yang sudah ada dapat diawali dengan berlatih menggu-
nakan resep tersebut hingga kita memahami potensi pengembangannya.
Carilah potensi khas daerah, misalnya potensi tanaman untuk aroma dan
warna atau hewan untuk ide bentuk yang dibuat. Pikirkan juga ide
pengemasan yang sesuai dengan produk pembersih yang akan dibuat.
2. Percobaan
Pada pembuatan produk pembersih, perencanaan produksi tidak dapat
dilakukan sebelum didapat resep atau rumusan dan teknik yang tepat untuk
pengolahannya. Perancangan produk pembersih harus dilakukan dengan
sabar melalui berbagai percobaan dan eksperimen yang bisa jadi harus
dilakukan berulang-ulang hingga mendapatkan resep ramuan pembersih
yang tepat. Selalu ingat untuk mencatat setiap eksperimen yang dilakukan,
serta menjaga kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
3. Perencanaan Produksi
Rancangan proses pembuatan produk pembersih yang akan dilakukan
dimulai dengan pengadaan dan persiapan bahan serta peralatan, langkah-
langkah pada proses pembuatan produk pembersih hingga pengemasan.
Buatlah perancangan secara mendetail meliputi waktu, sarana, dan proses
yang harus dilakukan.
4. Pembuatan Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani
Pembuatan produk pembersih dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat. Lakukan setiap tahapan proses dengan hati-hati dan teliti. Kesalahan
pada salah satu tahapan akan memengaruhi kualitas produk akhir. Lakukan
pula evaluasi pada setiap produk yang dihasilkan untuk memastikan kualitas
produk. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan proses pembuatan
produk pembersih berikutnya. Ingatlah selalu untuk memperhatikan kesela-
matan kerja dan kebersihan agar menghasilkan produk pembersih yang
higienis, menarik, dan berkualitas.

E. Pengemasan Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani


Fungsi utama kemasan adalah untuk melindungi produk, memberikan
informasi, dan memberikan daya jual. Saat ini kemasan tidak hanya dituntut
untuk memenuhi fungsi tersebut, namun kemasan juga harus ramah
lingkungan. Kemasan yang ramah lingkungan adalah yang penggunaan
bahannya sedikit [reduce), berasal dari bahan yang dapat didaur ulang
(recycle), dapat digunakan ulang (reuse), dan sedapat mungkin
menggunakan material yang dapat terurai di tanah, seperti kertas atau bahan
alami lainnya. Bentuk kemasan bergantung pada produk pembersih yang
diwadahinya. Pembersih yang bentuknya solid seperti sabun batang, dapat
dikemas dengan pembungkus seperti kertas atau plastik lembaran.
Pembersih yang berbentuk bubuk biasanya dikemas dalam kardus atau
toples. Pembersih yang berupa cairan dapat dikemas dengan botol kaca,
botol plastik maupun pouch. Selain bentuk, kemasan juga dapat dibuat
dengan material yang unik, dengan warna dan gambar yang menarik seperti
contoh-contoh berikut ini.
F. Wirausaha di Bidang Pengolahan Produk Pembersih dari Bahan
Nabati dan Hewani

1. Stimuli dan Motivasi Berwirausaha di Bidang Pengolahan Produk


Pembersih Berbahan Nabati dan Hewani
Indonesia memiliki keragaman hewan dan tumbuhan yang dapat diolah
menjadi beragam produk, di antaranya produk pembersih. Perhatikan ling-
kungan sekitar tempat tinggalmu. Apabila kamu tinggal di wilayah pantai,
amati dan pikirkan keragaman bahan nabati dan hewani yang berasal dari
laut. Apabila kamu tinggal di pegunungan, amati dan pikirkan beragam bahan
nabati dan hewani yang hidup dan tumbuh di sana. Apabila kamu tinggal di
padang savana, pikirkan potensi nabati dan hewani apa yang ada di sana.
Kekayaan alam Indonesia patut disyukuri dengan menjaga kelestarian dan
memanfaatkannya dengan bijak.
Kekayaan fauna dan flora Indonesia dapat dimanfaatkan menjadi berbagai
produk melalui teknik-teknik pengolahan. Setiap daerah memiliki sumber daya
fauna dan flora yang khas, yang dapat diolah menjadi produk nonpangan, di
antaranya produk pembersih. Produk pembersih, terutama produk pembersih
alami yang tidak berbahaya bagi lingkungan, saat ini dan di masa datang
sangat sesuai dengan makin tingginya kepedulian kita terhadap kelestarian
bumi. Produk pembersih alami potensial untuk dijadikan wirausaha karena
selain diminati oleh kita sendiri juga diminati oleh orang-orang di daerah lain
bahkan negara lain.
Pengolahan produk pembersih alami pada umumnya mudah dan sederhana,
serta dapat dikembangkan menjadi wirausaha dengan kreativitas dan ide
inovatif. Produk pembersih memiliki fungsi utama untuk melepaskan noda,
namun dengan pengolahan dan pembuatan kemasan yang kreatif, dapat
memberikan nilai tambah. Wirausaha juga tidak mengenal usia. Jika, ada
yang ber- tanya kapan seseorang sebaiknya memulai wirausaha, maka
jawabnya adalah: sekarang.
2. Dasar Kewirausahaan
Wirausaha berasal dari kata wira dan usaha. Arti kata wira adalah
pejuang, utama, gagah, berani, teladan, dan jujur. Arti kata usaha adalah
kegiatan yang dilakukan. Pengertian wirausaha adalah orang yang pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun kegiatan untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
serta memasarkannya. Pelaku wirausaha disebut wirausahawan atau
entrepreneur. Kegiatan yang bersifat kewirausahaan misalnya:
a) Menghasilkan produk baru dengan cara baru pula.
b) Menemukan peluang pasar baru dengan menghasilkan produk baru pula.
c) Mengkombinasikan faktor-faktor produksi dengan cara baru.
d) Mendukung budaya yang mendorong eksperimen yang kreatif.
e) Mendorong perilaku eksperimen dll.
Wirausaha adalah seorang yang mandiri, yaitu orang yang memilki perusa-
haan sebagai sumber penghasilannya. Dengan perkataan lain ia tidak meng-
gantungkan diri untuk penghasilannya kepada orang lain. Wirausaha adalah
kegiatan yang sangat mulia, karena selain bisa menghidupi dirinya sendiri
dan keluarganya, juga banyak dampak positif lainnya dari aktifitasnya,
diantaranya adalah:
a) Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat,
b) Memanfaatkan sumber-sumber bahan baku yang belum digunakan
sehingga menjadi bermanfaat bagi masyarakat,
c) Sumber devisa bagi pemerintah, dan
d) Secara keseluruhan mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat.
Kewirausahaan, seperti tercantum dalam lampiran Keputusan Menteri
Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995,
adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Entrepreneurship adalah
sikap dan perilaku yang melibatkan keberanian mengambil resiko,
kemampuan berpikir kreatif dan inovatif.
Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru
secara kreatif dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah (Overton, 2002).
Kreatif berarti menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya,
misalnya membuat wirausaha pengolahan produk sabun dengan aroma,
bentuk dan kemasan yang belum pernah ada sebelumnya. Inovatif berarti
memperbaiki, memodifikasi, dan mengembangkan sesuatu yang sudah ada,
seperti memberikan tambahan aroma baru pada produk pembersih dan
membuat kemasan baru yang unik untuk produk pembersih yang sudah ada.
Nilai tambah berarti memiliki nilai lebih dari sebelumnya. Nilai tambah suatu
produk diperoleh dari inovasi dan kreatifitas dalam mengembangkan produk,
dalam hal ini produk pembersih dari bahan nabati dan hewani.
3. Karakter dan Sikap Kewirausahaan
Sikap yang harus ada dalam jiwa seorang wirausahawa adalah kreativitas,
inisiatif, dan percaya diri. Ciri-ciri seorang wirausahawan adalah:
a. Percaya diri {self confidence)
Kepercayaan diri adalah sikap yang harus dimiliki wirausahawan. Sikap
percaya diri dimiliki bila seseorang mengenali keunggulan maupun
kelemahan dirinya. Pengetahuan dan ketrampilan yang dikuasai dapat
menambah kepercayaan diri seseorang. Seorang wirausahawan, agar
memiliki kepercayaan diri yang tinggi, harus mengenali dirinya serta memiliki
pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman dalam berusaha, mengalami
keberhasilan dan mengatasi kegagalan juga dapat menambah kepercayaan
diri seseorang. Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa,
inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan
berkarya.
b. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang yang berorientasi pada tugas dan hasil artinya selalu menguta-
makan tugas atau pekerjaan untuk memperoleh hasil yang baik. Kerja
dilakukan dengan tekun dan sungguh-sungguh serta dengan semangat
pantang menyerah, sehingga hasil yang dicapai memiliki kualitas/mutu yang
baik.
c. Keberanian mengambil risiko
Usaha kreatif dan inovatif adalah membuat sesuatu yang belum ada sebe-
lumnya, untuk itu membutuhkan keberanian untuk" mengambil resiko.
Keberanian mengambil resiko harus dilengkapi dengan kemampuan mem-
pertimbangan dan membuat rencana-rencana untuk mengatasi setiap resiko
yang akan dihadapi.
d. Kepemimpinan
Seorang wirausahawan harus memiliki sifat kepemimpinan dan keteladanan.
Wirausahawan dalam harus mengatur pengadaan bahan baku, pengolahan,
pengemasan hingga pemasaran, distribusi dan penjualan. Seluruh proses
tersebut dapat melibatkan orang lain, sehingga seorang wirausahawan harus
mampu memimpin, mengatur dan memberikan contoh keteladanan untuk
orang-orang yang bekerja bersamanya.
e. Berorientasi ke masa depan
Wirausahawan harus memiliki pandangan dan pemikiran ke masa depan,
artinya memiliki kemampuan untuk mengenali peluang serta kondisi yang
akan muncul di masa depan. Orienstasi ke depan akan menjadi dasar mun-
culnya ide kreatif dan inovatif, membuat sesuatu yang baru dan berbeda dari
yang sudah ada sekarang.

f. Keorisinalitas: Kreativitas dan Inovasi


Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan munculnya ide-
ide dan pemikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Baik ide, pemikiran, maupun tindakan kreatif tidak lain untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda merupakan
nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk
dijadikan peluang.
Wirausahawan yang inovatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri berikut.
- Tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun cara
tersebut cukup baik
- Selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya
- Selalu ingin tampil berbeda atau selalu memanfaatkan perbedaan
Syarat untuk menjadi wirausahawan yang berhasil adalah seperti berikut.
- Memiliki sikap mental yang positif
- Memiliki keahliannya di bidangnya
- Mempunyai daya pikir yang kreatif
- Rajin mencoba hal-hal yang baru (inovatif)
- Memilliki semangat juang yang tinggi (motivasi) dan komitmen yang tinggi
- Mampu mengantisipasi berbagai resiko dan persaingan
4. Faktor Penyebab Keberhasilan dan kegagalan Wirausaha pengolahan
Produk Pembersih dari nabati dan Hewani
Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha Pengolahan
Produk Pembersih dari Bahan Nabati dan Hewani
Keberhasilan suatu wirausaha ditentukan oleh berbagai faktor, baik dari
keterampilan, kemampuan wirausahawan dalam menghadapi tantangan dan
memecahkan masalah, maupun faktor-faktor lain yang ada di luar dirinya.
Untuk memahami faktor-faktor penentu keberhasilan tersebut, kita akan
belajar dari pengalaman wirausahawan yang bergerak di bidang pengolahan
bahan pembersih dari bahan nabati dan hewani yang terdapat di daerah
lingkungan sekitar rumah dan sekolah.
Pengamatan Wirausaha Pengolahan Produk Pembersih Berbahan Nabati
dan Hewani
Langkah-langkah yang dilakukan: a. Mengumpulkan Data
Setiap kelompok melakukan kegiatan penelitian dengan metode observasi
(pengamatan lapangan), dan wawancara tentang usSha/industri pengolahan
produk pembersih.

Data tentang produk pembersih yang dihasilkan meliputi: sejarah, bahan, alat,
teknik dan prosedur pembuatan produk. Usaha/industri pengolahan meliputi;
sejarah atau motivasi perusahaan/teknisi membuat produk pembersih, jumlah
pekerja, sistem/pola kerja, pasar sasaran dari produk pembersih tersebut,
keberhasilan dan kegagalan wirausaha produk pembersih yang pernah
dialami.
Lembar Pengamatan dan Wawancara (contoh)
Nama Industri
Jenis Produk :
Tanggal wawancara :
dan observasi
Sejarah industri :
Produk Pembersih: Bahan utama :
Bahan pendukung :
Alat :

Teknik dan prosedur produksi secara umum :


Teknik khusus :
Perusahaan/industri :
Sejarah atau motivasi perusahaan :
Jumlah pekerja :
Sistem/pola kerja :
Pasar sasaran :
Keberhasilan :
Kegagalan :
Catatan lain :
b. Membuat laporan hasil pengamatan
Buatlah laporan dari hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan.
Laporan ditulis dengan rapi, boleh dilengkapi dengan skema dan gambar.
Pada bagian akhir, tuliskan kesan dan pendapatmu tentang produk
pembersih ataupun perusahaan/industri produk pembersih tersebut. Buatlah
laporan seteliti dan semenarik mungkin.
G. Membuat Produk Pembersih dari Bahan Nabati khas Daerah

Proyek 1
Membuat Sabun Alami dengan Proses Dingin (coldprocess)
Sabun yang kita pakai sehari-hari mengandung bahan kimia buatan. Kita juga
dapat membuat sabun alami dengan bahan nabati. Kita dapat membuat
sabun alami sendiri dan membentuknya sesuai dengan keinginan. Pada
tugas ini kita akan membuat sabun dari bahan-bahan nabati. Sabun yang kita
buat nanti dapat kita kemas sesuai dengan keinginan dan ide kreatif masing-
masing.
Ingatlah untuk menggunakan alat kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
sebelum proses pembuatan dimulai.
Bahan-Bahan:
- 74grNaOH
- 210 g Air murni
- 235 gr Minyak zaitun
- 150 gr Minyak kelapa
- 100 gr Minyak sawit
- 10 cc esens pewangi (sesuai selera)
Alat:
- Cetakati plastik, silikon atau karton bekas kemasan (tanpa lapisan logam)
- Pemotong sabun
- Batang pengaduk untuk NaOH + air murni
- Sendok kayu untuk mengaduk larutan NaOH (alkalin) + minyak
- Wadah untuk setiap bahan yang akan ditimbang
- Gelas ukur berbahan plastik untuk melarutkan NaOH
- Alas potong
- Alas berjeruji
- Plastik wrap
- Handuk atau selimut bekas
- Termometer
- Mixer
- Panci stainless steel
- Panci yang lebih besar (untuk doubl boilling)
- Timbangan (timbangan digital lebih baik agar menghasilkan pengukuran
yang tepat)
- Kompor
Cara Membuat:
a. Masukan 74 gr NaOH ke dalam 210 g air murni, sedikit demi sedikit. Aduk
hingga tercampur rata. Sisihkan.
b. Campurkan 235 gr minyak zaitun, 150 gr minyak kelapa dan 100 gr minyak
sawit pada wadah stainless steel, aduk hingga rata. Gunaka sendok kayu
untuk mengaduk.
c. Ukur suhu cairan alkalin (campuran NaOH dengan air murni).
d. Samakan suhu cairan alkali dengan campuran minyak, dengan
memanaskan minyak (misalnya cairan alkali bersuhu 60 C, minyak harus
memiliki suhu antara 51-68 C).
e. Masukan larutan alkalin ke dalam minyak, lalu aduk dengan menggunakan
mixer kecepatan rendah (dapat pula dengan pengocok telur) hingga
tercampur rata.
f. Aduk dengan mixer selama 10-15 menit.
g. Masukan esens pewangi (sebagian pewangi akan menguap pada suhu di
atas 60 C).
h. Aduk rata.
i. Tuangkan pada cetakan.
j. Tutup cetakan dengan plastik dan lapisi dengan handuk atau selimut untuk
menahan panas, untuk membantu proses saponifikasi. Diamkan selama 24
jam. k. Keluarkan sabun dari cetakan. I. Potong sesuai bentuk dan ukuran
yang diinginkan, m. Letakkan semua potongan sabun pada alas jeruji.
n. Diamkan selama 4-6 minggu, hingga sabun proses saponifikasi terjadi
sempurna
(netral) dan sabun menjadi keras,
o. Sabun siap dikemas.

Proyek 2
Membuat Rancangan Kemasan Produk Pembersih
Kalian boleh membuat kemasan untuk produk pembersih yang dibuat pada
Proyek 1 atau produk pembersih lain yang ada di sekitarmu.
Kegiatan 1. Mengetahui, Mengenali, Memahami, dan Mengempati
Catatan pengamatan (contoh)
Produk Pembersih:
Dimensi / Volume Sifat; Padat/Cair/Serbuk Catatan (hai yang
diperhatikan atau
Ide yang dimiliki)
PMr sasaran/pengguna
Jenis Kelamin

Tingkat Ekonomi
Warna yang

dll
Kegiatan 2. Pengembangan Kemasan Produk Pembersih
1. Pikirkan material alami (daun, serat, pelepah dll.) atau buatan (botol kaca,
botol plastik, toples dll.) yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar.
2. Ambil beberapa jenis material.
3. Buatlah kemasan yang sesuai dengan produk pembersih yang ada, sesuai
dengan idemu. Ingat prinsip-prinsip desain kemasan yang telah dijelaskan
pada bagian sebelumnya.
Bahan:
- Kertas gambar
- Bahan/material
- Bahan perekat
Alat:
- Pensil
- Penggaris/meteran
- Alat potong bahan

Kegiatan 3. Membuat Presentasi dan Evaluasi


Setiap individu membuat presentasi tentang Desain Kemasan Produk
Pembersih yang sudah dibuat. Siswa-siswa lain dan guru memberikan
apresiasi untuk produk yang dihasilkan. Siswa-siswa lain dan guru dapat
mengajukan pertanyaan untuk mengetahui lebih jauh proses pembuatan dan
hal-hal lain yang terkait dengan desain kemasan yang dihasilkan. Siswa-
siswa dan guru juga boleh memberikan masukan dan saran untuk
pengembangan produk kemasan tersebut.

Pengolahan Bahan Nabati Dan Hewani Menjadi Produk Kosmetik

Sumber : Dokumentasi Kemdikbud


Gambar 4.1 Berbagai bahan nabati dan produk kosmetik
LEMBAR KERJA 1

Kelompok :......................................................................
Nama Anggota :......................................................................
Kelas :......................................................................

A. Produk Kosmetik
Kecantikan adalah salah satu anugerah Tuhan yang tidak ternilai, kita
sebagai makhluk yang diberi kehidupan dengan tubuh yang utuh dan lengkap, cantik
dan sehat patut bersyukur dengan meningkatkan ibadah kita dan selalu menjaga,
merawat, dan memeliharanya.

Salah satu cara menjaga, merawat dan memelihara kecantikan adalah


dengan menggunakan produk kosmetik. Di zaman yang serba instan, orang tentu
ingin segala sesuatu secara praktis, termasuk salah satunya pada saat berbelanja
kosmetik. Oleh sebab itu memulai usaha produk kosmetik dengan bahan baku
nabati/hewani merupakan salah satu peluang usaha yang potensial.

1. Pengertian Produk Kosmetik


Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Di Mesir, 3000 tahun
Sebelum Masehi telah digunakan berbagai bahan alami untuk kosmetik, baik yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan. Pengetahuan kosmetik tersebut
kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui jalur komunikasi yang terjadi
dalam kegiatan perdagangan, agama, budaya politik dan militer. Di Indonesia sendiri
sejarah tentang kosmetologi telah dimulai jauh sebelum zaman penjajahan Belanda.
Kosmetik dewasa ini sudah menjadi kebutuhan primer bagi hampir seluruh wanita
dan sebagian pria.
Tugas Kelompok
Studi Pustaka
a. Amati gambar bahan nabati/hewani yang dapat diolah menjadi produk kosmetik.
b. Carilah info dengan studi pustaka tentang karakteristik bahan tersebut (Lihat LK-
1).

Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dilekatkan,


dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan, dimasukkan dalam, dipergunakan pada
badan atau bagian badan manusia dengan maksud untuk membersihkan,
memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya tetap
dalam keadaan baik memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Ada banyak cerita seputar sejarah
kosmetik dan wanita. Konon, manusia mulai mengenal manfaat warna-warni
pada hewan dan tumbuhan bisa memberikan efekpositif bagi kecantikan berawal dari
coba-coba dan karena ketidaksengajaan. Misalnya perona pipi (pemerah pipi)
pertama kali ditemukan karena kebetulan.

Ceritanya, seorang wanita tanpa sengaja menumpahkan minuman anggurnya hingga


mengenai daerah pipi. Tumpahan anggur yang mengenai pipi tersebut menyebabkan
pipinya berwarna kemerah-merahan. Ternyata efek semu merah tersebut justru
membuat kedua pipi kanan dan kiri tersapu warna lembut dari bahan-bahan alam
yang mereka ketahui.

Produk kosmetik adalah produk yang dimanfaatkan pada bagian luar tubuh manusia
dengan tujuan untuk perawatan/pemeliharaan, melindungi, mengubah/
memperbaharui penampilan pada tubuh. Tanpa disadari, kosmetik telah memberikan
warna yang berbeda bagi kehidupan manusia. Membuka beragam peluang usaha
dan peluang untuk mengaktualisasikan ilmu dan
keterampilan manusia.

2. Aneka Jenis Produk Kosmetik


Menurut Food, Drug and Cosmetic Act (FD & C Act) penggunaan kosmetik lebih
ditujukan untuk membersihkan, meningkatkan kecantikan atau meningkatkan daya
tarik dan mengubah penampilan bukan untuk menangani penyakit kulit. Berdasarkan
batasan di atas, yang termasuk kosmetik adalah pelembab kulit, masker, lulur,
parfum, lipstick, cat kuku, makeup mata dan muka, shampo, cat rambut, sediaan
cairan pengkriting, pasta gigi dan deodoran.

The FD & C Act mengelompokkan obat, kosmetik atau kombinasi kosmetik dan obat.
Produk kosmetik diperlukan tidak hanya oleh kaum wanita tetapi juga oleh kaum pria
sejak lahir sampai akhir hayat. Produk kosmetik dapat digunakan setiap hari maupun
secara insidental atau berkala dan dipakai di seluruh tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki.

Tidak semua bahan kosmetika cocok untuk setiap kondisi kulit. Jika terjadi
ketidakcocokan, akan timbul iritasi pada kulit. Oleh karena itu, perhatikan kandungan
bahan kimia yang tercantum di kemasan tiap-tiap produk.

Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI berdasarkan kegunaan dan


lokalisasi pemakaian pada tubuh, kosmetika digolongkan menjadi 13 golongan.
1. Preparat untuk bayi; minyak bayi, bedak bayi, dan lain-lain.
2. Preparat untuk mandi; minyak mandi, bath capsules, dan lain-lain.
3. Preparat untuk mata; maskara, eye shadow, dan lainlain.
4. Preparat wangi-wangian; parfum, toilet water dan lainlain.
5. Preparat untuk rambut; cat rambut, hairspray, pengeriting rambut dan lain-lain.
6. Preparat pewarna rambut; cat rambut, hairbleach, dan lain-lain.
7. Preparat make up (kecuali mata); lipstik, rouge, bedak muka dan lain-lain.
8. Preparat untuk kebersihan mulut; mouth washes, pasta gigi, breath freshener dan
lain-lain.

Penggolongan kosmetik berdasarkan kegunaannya yaitu :


1. Higiene tubuh: sabun, shampo, cleansing.
2. Rias: make up, hair color.
3. Wangi-wangian: deodoran, parfum, after shave.
4. Proteksi/pelindung: sunscreen dan lain-lain.

3. Kandungan dan Manfaat Bahan Nabati/hewani Sebagai Produk


Kosmetik
Bahan nabati dan hewani memiliki kandungan dan manfaat/ khasiat masing-
masing. Berikut ini uraian beberapa bahan nabati/hewani yang dapat dimanfaatkan
untuk produk kosmetik.
a. Pisang (Musa paradisiaca)
Pisang adalah tumbuhan berukuran besar dan berdaun lebar memanjang
berasal dari suku Musaceae. Pisang memiliki buah yang muncul dalam bentuk
tandan dan tersusun menjari yang disebut sisir. Hampir semua pisang mempunyai
kulit berwarna kuning saat matang. Namun, ada pila pisang yan berwarna jingga,
merah, hijau, ungu, bahkan hampir
hitam. Pisang sangat baik dikonsumsi karena mengandung karbohidrat sebagai
sumber energi serta kaya mineral, terutama kalium. Kandungan gizi yang terdapat
dalam buah pisang matang adalah 99 kalori, 1,2 g protein, 0,2 g lemak, 0,2 g lemak,
25,8 mg karbohidrat, 0,7 g serat, 8 mg kalsium, 28 mg fosfor, 0,5 mg besi, 44 RE
vitamin A, 0,08 mg vitamin B, 3 mg
vitamin C, dan 72 g air.

Berikut beberapa manfaat pisang untuk merawat kecantikan antara lain:


1) melembabkan kulit
2) menghilangkan bekas jerawat atau cacar
3) menghaluskan tangan dan kaki
4) menghaluskan kulit wajah

b. Wortel (Solanum cycopursicum)


Wortel mengandung vitamin A, likopen, falcarinol. Berkhasiat untuk
mencerahkan kulit, menghilangkan bercak/flek hitam, serta mencegah kanker.

c. Alvokad (Persea americana)


Alvokad mengandung vitamin E, vitamin K, zat besi, sterolius, minyak.
Berkhasiat sebagai pelembut dan pelembab alami untuk wajah, serta mengurangi
penuaan dini.

d. Papaya (Carica papaya)


Papaya termasuk salah satu buah yang mengandung vitamin C. Bahkan,
kandungan vitamin C-nya lebih banyak dari pada kandungan vitamin C pada buah
apel, yaitu 48 x lipatnya. Papaya berfungsi sebagai detoksifikasi yang bisa
meremajakan kulit wajah dari dalam, juga mampu mengangkat sel-sel kulit mati dan
mencegah kerut di wajah. Pepaya mengandung papain, berkhasiat mengurangi
peradangan, menghilangkan bekas jerawat, dan memutihkan kulit.
e. Lidah Buaya (Aloe vera)
Lidah buaya mengandung eksudat, aloe emoedyn, glikoida, vitamin dan
mineral, berkhasiat untuk mencerahkan kulit, mengurangi bekas jerawat dan luka,
melawan ketombe, mendinginkan kulit kepala, mencegah kerontokan rambut.

4. Teknik Proses Produksi Kosmetik

a. Destilasi/penyulingan
Destilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
kecepatan/kemudahan menguap/ volatilitas bahan atau teknik pemisahan kimia
berdasarkan perbedaan titik didih. Teknik ini biasanya digunakan untuk
menghasilkan zat yang mudah
menguap. Contoh produk kosmetik parfum

Berikut ini gambaran proses penyulingan secara sederhana.

b. Saponifikasi
Saponifikasi adalah pencampuran minyak/lemak dengan basa kuat
(KOH/NaOH). Contoh produk kosmetik : Sabun

c. Penghancuran, sedimentasi/pengendapan, pengeringan.


Contoh produk kosmetik : Masker, Lulur

d. Pencampuran
Contoh produk kosmetik : Shampo

Keterangan Gambar
Sampel yang telah dihaluskan, dilarutkan dengan pelarut organik, kemudian
dipanaskan, hasil uap dari sampel tersebut masuk ke dalam alat pendingin
(kondensor) dan mengalami pendinginan. Hasil ekstrak berupa cairan dari
pendinginan tersebut kemudian masuk ke dalam erlenmeyer, dan didapatkan ekstrak
dari bahan yang diinginkan.
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 4.2. Alat Destilasi
Termometer
Pendingin
Pemanas
Produk
Air
Masuk Air
Masuk

B. Pembuatan Bahan Nabati Menjadi Masker Bengkuang

Istilah masker wajah tidak asing bagi kita. Sering sekali istilah masker wajah
kita dengar dan lihat melalui iklan, cetak, radio, dan TV. Masker wajah banyak
digunakan untuk
memperhalus dan memperindah wajah, karena banyak dari kita terkdang mengalami
masalah dengan kulit wajah baik itu berminyak, jerawat, dan kusam.

Sebagian besar kita menggunakan masker wajah untuk hal-hal berikut.


a. Membersihkan dan memperbaiki pori-pori kulit
b. Membersihkan kotoran dan minyak pada lapisan kulit
yang lebih dalam, serta mengangkat sel-sel kulit mati
c. Mengurangi iritasi kulit
d. Menimbulkan perasaan sejuk dan nyaman pada kulit
e. Menghaluskan lapisan luar kulit
f. Sebagai pelembap dan penyegar kulit
Secara sistematik, masker wajah bertindak merangsang sirkulasi aliran darah
maupun limpa, merangsang dan memperbaiki kulit melalui percepatan proses
regenerasi dan memberikan nutrisi pada jaringan kulit.Masker wajah dapat juga
berfungsi sebagai pembawa bahan-bahan aktif yang berguna bagi kesehatan kulit,
seperti ekstrak tumbuhan, minyak esensial, atau rumput laut yang dapat diserap oleh
permukaan kulit untuk dibawa ke dalam sirkulasi darah.
Masker wajah berbentuk pasta atau krim dapat dioleskan langsung pada kulit.
Dalam bentuk buah,dihancurkan lebih dahulu, baru dioleskan pada kulit wajah
secara langsung atau
diambil sarinya. Jenis buah sesuaikan dengan jenis kulit.
Keistimewaan masker dari bahan alami ini adalah tidak mengeras sehingga
kulit tetap bisa bernapas. Jika kamu mempunyai riwayat alergi atau memiliki kulit
sangat sensitif,
jaringan perut baru, terbakar sinar matahari, terdapat kerusakan pembuluh darah
kapiler, ataupun mengalami infeksi dan penyakit kulit, sebaiknya tidak menggunakan
masker wajah.

1. Bahan Pembuatan Masker Bengkuang


Salah satu bahan nabati yang dapat digunakan untuk membuat produk
kosmetik adalah bengkuang. Bengkuang adalah umbi berwarna putih dengan bentuk
seperti gasing, merupakan tanaman yang berasal dari daerah tropis Amerika dan
termasuk suku Fabacea atau polong-polongan. Selain bisa digunakan debagai
bahan kudapan, bengkuang juga bermanfaat bagi kecantikan khususnya kulit.
Bengkuang dikenal bisa membersihkan dan memutihkan kulit dan menghilangkan
bintik-bintik hitam pada wajah. Buah ini sangat baik bagi kulit karena mengandung
vitamin B1, vitamin C, pachyrhizon, fosfor, dan kalium.

LEMBAR KERJA 2
Kelompok :......................................................................
Nama Anggota :......................................................................
Kelas :......................................................................

Identifi kasi Bahan Nabati/Hewani untuk Produk Kosmetik di Daerah


Sekitar
Nama Bahan Kandungan Manfaat Jenis Produk Kosmetik

Tugas
a. Temukan bahan nabati/hewani yang ada disekitarmu, yang bisa diolah menjadi
produk kosmetik!
b. Identifikasi bahan tersebut!
c. Laporkan dalam bentuk portofolio
d. Persentasikan di depan kelas!

1. Alat- Alat yang Digunakan dalam Pembuatan Masker Bengkuang


Alat-alat yang digunakan pada pembuat masker bengkuang antara lain
seperti berikut.
a. Pisau, berfungsi untuk mengupas dan memotong buah bengkuang.
b. Parutan, berfungsi untuk menghancurkan bengkuang agar mudah terekstrak.
c. Saringan, berfungsi untuk menyaring atau memisahkan sari/ ekstrak dengan
ampas bengkuang.
d. Baskom, berfungsi untuk menampung ekstrak hasil penyaringan.
e. Gelas ukur, berfungsi untuk mengendapkan pati yang ada pada ekstrak/sari
bengkuang.
f. Alat pengering, berfungsiuntukmengeringkan pati.

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat pada pembuatan masker
bengkuang antara lain :
a. kebersihan alat yang digunakan
b. alat yang digunakan tidak bereaksi dengan bahan baku
c. higienisitas alat dan bahan

3. Proses Pembuatan Masker Bengkuang


Pembuatan masker adalah contoh dari tahapan pembuatan produk kosmetik.
Adapun yang harus diperhatikan adalah tahapan/proses pembuatan dalam membuat
karya pengolahan agar dapat dihasilkan karya pengolahan yang sesuai kegunaan,
nyaman digunakan, tepat dalam pengolahan, memiliki nilai estetis dalam penyajian
maupun kemasan, aman bagi kehidupan manusia.
Dalam merencanakan pembuatan karya pengolahan, yang harus
diperhatikan adalah apa hal pokok yang ditugaskan. Kemudian, rencanakan
pembuatannya dengan beberapa pilihan rancangan yang timbul dalam pikiranmu.
Tuangkan semua pikiran kreatifmu yang
berkaitan dengan hal pokok yang ditugaskan dalam bentuk desain rancangan kerja
secara tertulis, berupa gambar ataupun skema dengan beberapa pilihan rancangan.
Kemudian tetapkan hal apa yang akan dibuat, lalu buatlah rencana
rancangan/desain secara lengkap sesuai tahapan pembuatan karya.
Langkah kerja pembuatan masker bengkuang adalah sebagai berikut.

a. Persiapan alat dan bahan


b. Pencucian dan pengupasan
- Bengkuang dicuci sampai bersih dengan air mengalir
- Kemudian, kupas kulitnya.
c. Pemarutan
d. Penyaringan
e. Pengendapan
f. Pengeringan pati
g. Pengemasan
- Bengkuang yang telah dikupas, kemudian diparut hingga halus.
- Hasil saringan diendapkan selama 1 jam.
- Bengkuang yang telah diparut dicampurkan dengan air sampai filtratnya
terekstrak semua.
- Disaring dengan menggunakan saringan.
- Hasil pengeringan dikemas menggunakan kantong kertas atau bisa
mengggunakan kantong plastik.

Sumber: Dokumen Kemdikbud

- Endapan yang telah terbentuk


dikeringkan menggunakan sinar
matahari.

4. Keselamatan Kesehatan Kerja pada Proses Pembuatan Masker


Bengkuang
Hal- hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
a. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja.
b. Memakai pakaian kerja/celemek
c. Menggunakan penutup kepala.
d. Memakai sepatu yang tidak terbuka dan dalam keadaan bersih.
e. Setelah selesai menggunakan alat, bersihkan dan kembalikan ke tempat semula
dengan rapi dan bersih.

C. Penyajian dan Kemasan Produk Kosmetik


Pada akhirnya, setiap produk kosmetik harus diberi kemasan. Kemasan di
sini selain berfungsi sebagai wadah dan pelindung juga sebagai daya tarik.
Umumnya, produk kosmetik dikemas dengan bahan kaca, plastik, aluminium, dan
bagian luarnya dimodifikasi dengan bahan alami seperti kelobot jagung. Bentuknya
pun beraneka ragam, bisa disesuaikan dengan bahan bakunya seperti parfum
mawar bentuknya pun mawar. Berikut ini macam-macam bahan dan bentuk
kemasan produk kosmetik.

(Sumber :Dokumen Kemdikbud)


Gambar 4.3 : Keselamatan Kerja
Celemek Penutup Kepala Sarung tangan

Sumber: Dokumen Kemdikbud


Gambar 4.4 Contoh kemasan produk kosmetik

Contoh kemasan masker bengkuang :

Sumber : Dokumen Kemdikbud


Gambar 4.5 Contoh kemasan masker bengkuang
Lembar Kerja 3
Kelompok :
Nama Anggota :
Kelas :
Hasil Observasi/ studi Pustaka Kemasan Produk Kosmetik

Nama Produk Jenis Kemasan Bentuk/Desain Kemasan


(Foto/Gambar)

Tugas Kelompok
Observasi/ Studi Pustaka
1. Kunjungi gerai/salon tempat penjualan produk kosmetik
2. Carilah informasi tentang jenis, bahan, dan penyajian/ pengemasan produk
kosmetik serta tentang keberhasilan dan kegagalan berwirausaha produk tersebut,
agar terbangun rasa ingin tahu dan bangga/cinta tanah air dan bersyukur sebagai
warga Indonesia.
3. Bandingkan dengan studi pustaka.
4. Buatlah laporan hasil observasi dan telaah buku yang telah dilakukan.
5. Presntasikan dalam pembelajaran (Lihat LK-3)

D. Perawatan Produk Kosmetik

Produk kosmetik atau make-up memang mempunyai umur kadaluarsa.


Tetapi, jika kita tidak benar menyimpannya, maka kosmetik bisa rusak yang ditandai
dengan berubah warna atau berbau, padahal belum seharusnya belum kedaluwarsa.
Beberapa hal yang harus kamu perhatikan dalam hal ini antara lain seperti berikut.
1. Tutup rapat kemasan setelah selesai menggunakannya dan letakkan pada tempat
yang sejuk. Kemasan yang terbuka walaupun hanya sedikit dapat membuat udara
masuk dan bakteri yang ada di dalamnya berkembang biak dan menyebabkan
kerusakkan pada kosmetik.
2. Gunakan kuas atau spons saat menggunakan kosmetik
3. Bersihkan wajah dan pastikan wajah dalam keadaan kering saat akan merias
wajah. Air atau keringat dapat memicu jamur jika menempel pada produk kosmetik.
4. Pastikan tangan dalam keadaan bersih dan kering jika harus menyentuh produk
kosmetik.
E. Wirausaha Produk Kosmetik

1. Promosi Perencanaan Produk Kosmetik


Pemasaran tidak hanya berhubungan dengan produk, harga produk, dan
pendistribusian produk, tetapi berkait pula dengan mengomunikasikan produk ini
kepada konsumen agar produk dikenal dan pada akhirnya dibeli. Untuk
mengomunikasikan produk ini perlu disusun strategi yang disebut dengan strategi
promosi, yangterdiri atas empat komponen utama yaitu periklanan, promosi
penjualan, publisitas, dan penjualan tatap muka.

a. Periklanan (advertising)
Periklanan merupakan sebuah bentuk komunikasi non personal yang harus
diberikan imbalan/pembayaran kepada sebuah organisasi atau dengan
menggunakan media massa. Adapun media yang biasa digunakan adalah televisi,
surat kabar, majalah, internet, dan lain lain.

b. Promosi penjualan (sales promotion)


Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk meningkatkan
penjualan suatu produk atau njasa dimana diharapkan pembelian dilakukan
sekarang juga. Wujud nyata kegiatan promosi penjualan misalnya obral, pemberian
kupon, dan pemberian contoh produk.

c. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling)


Penjualan tatap muka merupakan sebuah proses dimana para pelanggan
diberi informasi dan mereka dipersuasi untuk membeli produk-produk melalui
komunikasi secara personal dalam suatu situasi perekrutan.

d. Publisitas atau Hubungan Masyarakat


Publisitas merupakan bentuk komunikasi nonpersonal dalam bentuk berita
sehubungan dengan organisasi tertentu atau tentang produk-produknya yang
ditransmisi melalui perantara media massa, dan publisitas tidak dipungut biaya sama
sekali tetapi bukan juga cuma-cuma.

Tugas Kelompok
1) Buatlah rancangan promosi penjualan dari produk kosmetik yang kamu buat.
2) Aplikasikan hasil rancangan di lingkungan sekitarmu/ tempat tinggalmu untuk
menumbuhkan jiwa berwirausaha.

Lembar Kerja 4

Kelompok :...........................................................
Nama Anggota :...........................................................
Kelas :...........................................................

Rancangan Hasil Aplikasi Promosi Penjualan Produk Kosmetik

Jenis Promosi Objek Pasar Hasil Penjualan

2. Langkah-Langkah Melakukan Wirausaha


Setiap orang boleh menentukan jenis usaha apa yang diambil. Tentu perlu
perencanaan yang matang untuk merumuskan tahap demi tahap hal apa saja yang
harus dilakukan, hal apa saja yang harus disiapkan dalam menjalankan usaha
tersebut.
Tahap awal diperlukan suatu perencanaan bisnis (bussines plan) yang akan
dibuat. Perencanaan bisnis berisi tahapan yang harus dilakukan dalam menjalankan
suatu usaha. Dalam mempersiapkan pendirian usaha, seorang calon wirausaha tidak
mungkin berhasil dengan baik tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu.
Perencanaan pendirian usaha akan memberikan uraian tentang langkah-
langkah apa saja yang harus diambil, agar sesuai sasaran, baik berupa target,
petunjuk pelaksanaan, jadwal waktu, strategi, taktik, program biaya, dan
kebijaksanaan. Perencanaan pendirian usaha yang dibuat secara tertulis merupakan
perangkat yang tepat untuk mengendalikan usaha agar fokus pelaksanaan usahanya
tidak menyimpang.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan saat akan mendirikan usaha, yaitu mencakup
hal-hal berikut.
a. Nama perusahaan
b. Lokasi perusahaan
c. Jenis usaha
d. Perizinan usaha
e. Sumber daya manusia
f. Aspek produksi
g. Aspek pemasaran

Berikut adalah contoh perencanaan usaha sederhana untuk pengembangan usaha


masker bengkuang yang merupakan produk kosmetik.

a. Pemilihan Jenis Usaha

Hal pertama yang dilakukan sebelum menentukan jenis usaha adalah


melakukan analisa SWOT. Pemilihan jenis usaha contohnya pembuatan masker
bengkuang, analisa SWOT nya sebagai berikut:

1) Strenght (kekuatan)
Bahan baku masker bengkuang mudah didapat, murah, proses
pembuatannya mudah.

2) Weakness (kelemahan)
Proses pembuatannya sangat tergantung pada cuaca. Memerlukan cuaca
yang panas.
Dapat juga menggunakan alat, seperti oven, akan tetapi biaya yang diperlukan relatif
besar.

3) Opportunity (kesempatan)
Seiring perkembangan zaman, penampilan menjadi tolak ukur utama dalam
kehidupan. Manusia selalu berkeinginan untuk selalu tampil menarik dan cantik.
Manfaat bahan alami yang terkandung pada bengkuang dapat membersihkan dan
memutihkan kulit, sehingga banyak orang yang membutuhkannya.

4) Threat (Ancaman)
Adanya pesaing, cuaca yang tidak mendukung menyebabkan produk
berjamur.

b. Nama Perusahaan
Setiap perusahaan harus memiliki nama, contohnya CV Jelita, dengan pendiri
perusahaan terdiri atas 3 orang.

c. Lokasi Perusahaan
Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan bahan baku, tidak jauh
dari lokasi rumah pengelola, dan tidak terlalu jauh dari jangkauan pasar yang akan
dituju. Tahap awal bisa menggunakan salah satu ruangan di rumah atau menyewa
rumah di sekitar tempat tinggal.

d. Perijinan Usaha
Izin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP dari kantor pajak, akte notaris
dari kantor notaris, SIUP/ TDP dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten, dan izin
PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten.

e. Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia (SDM) yang dipersiapkan terdiri atas 3 orang pendiri,
yang mempunyai tugas masing-masing sebagai :
1) penanggung jawab produksi
2) penanggungjawab pemasaran
3) penanggung jawab administrasi dan keuangan

Seiring dengan perkembangan perusahaan, SDM yang dibutuhkan makin


banyak disesuaikan dengan besar kecilnya omzet dari perusahaan tersebut.

f. Aspek Produksi
Dalam usaha produk kosmetik, selain menggunakan bengkuang sebagai
bahan utamanya juga diperlukan alat-alat dalam proses pembuatannya.
Berikut ini adalah biaya yang diperlukan dalam proses pembuatan masker
bengkuang dengan asumsi bengkuang yang digunakan sebanyak 30 kg per
produksinya.

1) Peralatan yang digunakan untuk produksi


No Jenis Alat Jumlah (Unit) Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1 Parutan 3 20.000 60.000
2 Pisau 3 20.000 60.000
3 Baskom 20 10.000 200.000
4 Sendok 5 3.000 15.000
5 Baki Plastik (untuk
pengering) 20 10.000 200.000
Jumlah 535.000

2) Bahan baku yang digunakan dalam sekali


proses produksi
No. Bahan baku Jumlah (kg) Harga (Rp)
1 Bengkuang 30 5.000/kg
2 Kantong plastik 1 10.000/kg

3) Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam usaha


Jumlah Tenaga Kerja
Administrasi, produksi, dan
pemasaran 3 Orang

4) Harga hasil produksi


No. Satuan Harga (Rp)
1 Kemasan 40 gram 5.000

g. Aspek Keuangan

Diasumsikan dalam satu kali proses produksi digunakan 30 kg bengkuang


yang akan menghasilkan sekitar 120 bungkus masker bengkuang. Perhitungan biaya
produksi dan keuntungannya adalah sebagai berikut.

1) Biaya variabel
Jumlah @ (Rp) Total (Rp)
Bengkuang 30 kg 4.000 120.000
Kantong plastik kg 10.000 10.000
Total 130.000

2) Biaya tetap
Rp
Tenaga Kerja 150.000
Penyusutan Alat 10.700
Total 160.700

3) Total biaya
Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap
= Rp 130.000,00 + Rp 160.700,00
= Rp 190.700,00

4) Penerimaan kotor
Penerimaan kotor = Jumlah produksi x Harga
produksi
Jumlah (bungkus) Satuan (Rp) Total (Rp)
120 5.000 600.000

5) Pendapatan bersih (Laba)


= Penerimaan kotor Total biaya
= Rp 600.000,00 Rp 190.700,00
= Rp 409.300,00

Jadi, perkiraan pendapatan untuk satu kali produksi, yaitu sebanyak 30 kg


bengkuang, akan mendapatkan laba/keuntungan sebesar Rp 409.300,00.
Pendapatan bersih

h. Aspek Pemasaran
Ada banyak cara untuk memasarkan masker bengkuang, disesuaikan
dengan kapasitas produksi yang sudah dibuat.

1) Tahap pertama mulailah dengan yang kecil, kenalkan masker bengkuang kepada
guru-guru, teman-teman dekat, teman sekolah, tetangga di sekitar komplek, atau
teman bermain. Berilah sedikit tes produk agar mereka bisa menggunakan masker
bengkuang kamu supaya mereka tertarik membeli.
2) Jika masker bengkuang mulai bisa diterima dan banyak penggemar, mulailah
merambah pasar baru dengan menitipkannya di koperasi sekolah, warung, dan toko.

3) Manfaatkanlah teknologi internet dan media sosial seperti facebook dan twitter
sebagai sarana penjualan lain, perbanyaklah teman dan followers, untuk
memperluas pemasaran. Bisa juga dengan membuat blog gratis atau website yang
berbayar dengan relatif terjangkau harganya.
Pengolahan bengkuang menjadi masker, hanya satu contoh usaha yang bisa
dikembangkan dengan mudah dan murah. Usaha ini bisa dimulai saat kita masih
duduk di bangku sekolah, tentu dengan mengatur jadwal sebaik mungkin sehingga
kegiatan sekolah tidak terganggu. Apabila sudah berkembang lebih pesat, bisa
memanfaatkan ibu-ibu atau karang taruna, sebagai mitra kerja. Teman dan guru
sekolah, bisa menjadi pasar kita yang
utama, yang jika berkembang bisa dilanjutkan ke sekolah lainnya yang ada dalam
satu wilayah tempat tinggal kita.

3. BEP (Break Event Point) Usaha PembuatanProduk Kosmetik

BEP digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal atau


investasi suatu kegiatan usaha atau sebagai penentu batas pengembalian modal.
Produksi minimal suatu kegiatan usaha harus menghasilkan atau menjual produknya
agar tidak menderita kerugian. BEP adalah suatu keadaan dimana usaha tidak
memperoleh laba dan tidak menderita kerugian.
BEP merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau
volume produksi suatu usaha untuk mencapai nilai impas yang artinya suatu usaha
tersebut
tidak mengalami keuntungan ataupun kerugian. Suatu usaha dikatakan layak jika
nilai BEP produksi lebih besar dari pada jumlah unit yang sedang diproduksi saat ini
dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga yang berlaku saat ini, dimana
BEP produksi dan BEP harga
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
BEP Produksi = BEP Harga =
Jika biaya produksi yang dikeluarkan untuk pembuatan
produk kosmetik sebesar Rp 190700,-/paket, sedangkan
total produksi menghasilkan 120 bungkus per paket, dan
jika harga produk kosmetik dihargai Rp 5000 per bungkus
maka:

BEP Produksi = = 38 bks


BEP Harga = = Rp 1.600/bks
Total Biaya Harga Penjualan Total Biaya Total Produksi
Rp 190.700,00 Rp 5.000,00 Rp 190.700 120 Bks

Refleksi Kerja Kelompok

Nama Kelompok :.......................................................................


Nama Siswa :.......................................................................

Uraian Baik Cukup Kurang Alasan Perencanaan Persiapan

Tugas Kelompok

Membuat Karya
1. Buatlah produk kosmetik dengan menggunakan bahan nabati/ hewani yang ada di
wilayahmu dengan memperhatikan analisis SWOT.
2. Perhatikan tahapan pembuatan dalam bekerja, keselamatan, dan kebersihan serta
hubungan sosial/kerja sama antar teman sekelompokmu.
3. Produk tersebut dijual kepada teman maupun guru-guru di Sekolah, catat hasil
penilaian teman dan gurumu terhadap produk kosmetik buatanmu pada LK 5.
4. Buat laporan keuangannya.

LEMBAR KERJA 5
Kelompok :...................................................................
Nama Anggota :...................................................................
Kelas :...................................................................

Pelaksanaan
Pelaporan
Kerja sama
Tanggung
Jawab
Disiplin
Tuliskan kesimpulan berdasarkan refleksi di atas!
Laporan Pembuatan Karya
Perencanaan
(Identifikasi kebutuhan, perencanaan fisik, alasan, dan karakteristik bahan)
Persiapan
(ide/ gagasan, merancang, mendata bahan dan alat, presentasi rancangan, dan
rencana kerja)
Pembuatan (persiapan pengemasan)
Evaluasi Produk dan Pemasaran
Laporan keuangan

Refleksi Kerja Kelompok


Kamu telah melaksanakan praktik pembuatan produk kosmetik bersama kelompok,
studi pustaka, serta wawancara, bagaimana hasilnya? Apakah kelompokmu sudah
mengerjakan kegiatan dengan baik? Isilah lembar kerja berikut ini dengan
melengkapi tabel beri tanda ceklis sesuai jawabanmu! Sertakan alasan!

Tugas Individu

Evaluasi :

Rencanakan wirausaha (jasa) pembuatan suatu produk kosmetik untuk guru,


orangtua/saudara atau temanmu yang bermasalah dengan kecantikan.
Carilah informasi untuk membuat produk kosmetik yang sesuai dengan kondisi
objekmu.
Buatlah perencanaan usaha.
Tuliskan semua tahapan pembuatan sampai pengemasan
Lakukan pengolahan.
Pada akhirnya produk tersebut diuji cobakan kepada objekmu.
Buat laporan keuangannya.
Presentasikan hasil tugas ini di kelas.
Mintalah guru dan temanmu untuk memberikan penilaian

Refleksi Diri
Setelah mempelajari materi pengolahan produk kosmetik dari bahan nabati/hewani,
ungkapkan manfaat dan apa yang kamu rasakan.
1. Keanekaragaman produk kosmetik dari bahan nabati/hewani di wilayahmu.
2. Pengalaman yang menyenangkan saat mencari informasi.
3. Kesulitan saat mencari informasi.
4. Pengalaman saat membuat produk kosmetik.
5. Pengalaman dalam berwirausaha produk kosmetik.
6. Manfaat yang kamu dapatkan.

Daftar Pustaka
Alida Widyastuti. 2013. Buah-Buah Dahsyat Untuk Kulit Cantik dan sehat.
Flashbooks. Jogjakarta.
Dewi Muliyawan.2013. A-Z Tentang Kosmetik. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Meidiana F. 2013. Rahasia Tampil Cantik. Laskar Aksara. Jakarta.
Suyanto M. .2008, Muhammad Businees Strategy and Ethis, Penerbit ANDI
Yogyakarta.
Tuti S. & Tim Yayasan Gizi Kuliner. 2013. Teori Dasar Kuliner. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

Glosarium Pengolahan
Preparat : Objek yang diamati dengan mikroskop
Destilasi : Teknik untuk memisahkan larutan ke dalam masingmasing
komponennya
Saponifi kasi : Reaksi pembentukan sabun, yang biasanya dengan
bahan awal lemak dan basa
Estetik : Rasa yang timbul dari seberapa indah atau
mempesonanya suatu objek yang di lihat ataupun yang
dirasa
Personal selling : Komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan
calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman
pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian
akan mencoba dan membelinya.
sales promotion : Promosi penjualan
advertising : Periklanan

Anda mungkin juga menyukai