BIDANG PENGOLAHAN
Oleh :
WIKANTI NUR A.,S.Si.,M.Eng.
( Untuk kalangan SMA Negeri 2 Purwokerto )
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengenal Produk
Pembersih dari Bahan
Nabati dan Hewani
Pengemasan
dan
Bahan Nabati, Hewani dan
Perawatan
Bahan Pendukung
Produk
Pembersih
dari Bahan
Proses dan Alat Pengolahan Nabati dan
Pembersih dari Bahan Nabati Hewani
dan Hewani
Cara Merancang
Pengolahan Pembersih
dari Bahan Nabati dan Wirausaha di
Hewani Membuat Produk Bidang Pengolahan
Pembersih dari Bahan Pembersih dari Bahan
Nabati dan Hewani Nabati dan Hewani
Tujuan Pembelajaran:
Produk
Pembersih
Perabote Manusia
Alat Makan
Produk Pembersih
Modern Tradisional
Produk pembersih dapat dibuat dari bahan kimia alami dan bahan kimia
sintetis. Bahan alami terdiri atas nabati dan hewani. Bahan nabati adalah
bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahan hewani adalah bahan
yang berasal dari hewan. Bahan kimia sintetis diproduksi melalui proses kimia
oleh industri produk kimia.
Material yang dengan fungsi pembersih dapat dibagi menjadi sabun, deterjen,
dan material abrasif (bersifat seperti amplas).
Bahan Baku
Pembersih
Sintetis
Sintetis
Bagan 4.3
1. Material Sabun
Bahan pembuat sabun terdiri atas material utama, yaitu lemak (asam lemak)
dan bahan kimia basa kuat, yaitu natrium hidroskida (NaOH) dan kalium
hidroksida (KOH) dengan air murni. Basa kuat yang sudah dilarutkan pada air
akan menghasilkan alkalin. Asam lemak dan alkalin (dari NaOH atau KOH
dengan H20) bereaksi mengakibatkan proses saponifikasi yang menghasilkan
sabun yang berfungsi sebagai pembersih. Untuk memberikan kenyamanan
penggunaan, sabun diberi warna dan pengharum. Sabun juga dapat
dicampur dengan
a. Minyak
Minyak atau lemak sebagai bahan baku pembuatan sabun dapat berupa
minyak/lemak nabati atau hewani. Jumlah minyak atau lemak yang digunakan
dalam proses pembuatan sabun ditetapkan berdasarkan beberapa
pertimbangan kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah
teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain. Berikut adalah
jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam pembuatan sabun.
- Tallow. Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri
pengolahan daging sebagai hasil samping, selain hasil utamanya yaitu daging
sapi. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna, titer (temperatur solidifikasi
dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin.
Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun
mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun
cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat
dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0%. Titer pada
tallow umumnya di atas 40 C. Tallow dengan titer di bawah 40 C dikenal
dengan nama grease.
- Lard. Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam
lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti
stearat (35 ~ 40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus
dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya.
Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.
- Palm Oil (minyak kelapa sawit). Minyak kelapa sawit umumnya digunakan
sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari
pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna Jingga ke-
merahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, warnanya harus
dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa
sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus
Hiramourdenoan bahan lainnya.
Coconut Oil (minyak kelapa). Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang
sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna
kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah kelapa yang
dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh
yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap
oksidasi yang dapat menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki
kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.
- Palm Kernet Oil (minyak inti kelapa sawit). Minyak inti kelapa sawit
diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam
lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai
pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak
tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada
minyak kelapa.
- Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin). Minyak sawit stearin adalah
minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit
yang sudah diolah dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam
lemak terbesar dalam minyak ini adalah stearin.
- Marine Oil. Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marine
o/7memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi sehingga
harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sabelum digunakan sebagai bahan
baku.
Castor OH (minyak jarak). Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan
digunakan untuk membuat sabun transparan.
Olive oil (minyak zaitun). Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun.
Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang
berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tetapi lembut
bagi kulit.
Campuran minyak dan lemak. Industri pembuat sabun umumnya membuat
sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak
kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling
melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang
tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan
stearat dan palmitat yang tinggi dari fa//oivakan memperkeras struktur sabun.
b. Kimia Basa
Material kimia basa yang digunakan untuk sabun rumah tangga adalah
NaOH, dan KOH. NaOH yang dikenal sebagai soda kaustik atau sodium
hidroksida, digunakan untuk pembuatan sabun padat. KOH, dikenal juga
dengan potasium hidroksida atau causticpotash, banyak digunakan dalam
pembuatan sabun cair. Sabun dengan bahan KOH tidak dapat menjadi padat,
sehingga digunakan untuk membuat sabun cair. KOH terbuat dari abu
tumbuhan (ash wood), sedangkan NaOH dari abu soda (soda-ash).
2. Material Detergen
Deterjen terbentuk dari senyama kimia alkyl benzene sulfonat (ABS) yang
berasal dari pengolahan minyak bumi, direaksikan dengan natrium hidroksida
(NaOH), yaitu basa yang juga digunakan untuk sabun. Perbedaan sabun dan
deterjen adalah sabun tidak dapat bekerja baik untuk pencucian dengan air
sadah (air yang memiliki kandungan mineral tinggi, umumnya ion kalsium
(Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat) dan air dingin,
sedangkan deterjen sebagai pembersih dapat berfungsi baik pada air sadah
dan air dingin.
Material Sampo
Bahan pembuat sampo dapat berupa bahan sabun atau deterjen. Sampo
yang terbuat dengan bahan sabun terdiri atas material utama, yaitu lemak
(asam lemak) dan bahan kimia basa kuat dengan air. Air yang digunakan
sebaiknya air yang sudah melalui proses deionisasi atau air murni, untuk
mencegah terjadinya reaksi ion yang dapat menurunkan kualitas produk
sampo. Kimia basa yang digunakan pada sampo adalah kalium hidroksida
(KOH). KOH yang sudah dilarutkan pada air akan menghasilkan alkalin.
Asam lemak dan alkalin bereaksi mengakibatkan terjadinya terjadinya proses
saponifikasi yang berfungsi sebagai pembersih. Sampo yang menggunakan
deterjen sintetis di antaranya menggunakan senyawa natrium laurel sulfat
(SLS) yang berfungsi mengatasi kesadahan air (kandungan mineral-mineral
tertentu di dalam air). Sampo untuk rambut berminyak memiliki kandungan
deterjen yang lebih tinggi daripada sampo untuk rambut kering.
Sampo diberikan tambahan pewarna dan pengharum untuk memberikan
kenyamanan penggunaan. Sampo juga dapat dicampur dengan material
pendukung untuk menghasilkan fungsi tambahan seperti obat penghilang
ketombe dan pengawet. Bahan pengawet dipakai untuk mencegah terben-
tuknya mikroba pada produk. Beberapa jenis pengawet yang sering dipakai
adalah EDTA (Ethylen Diamine Tetra Acetic), sodium benzoate, sodium
salicylate, dan sebagainya. Garam atau natrium klorida (NaHC) dalam
campuran shampoo berperan untuk mengatur kekentalan. Sampo juga dapat
dibuat dari bahan-bahan natural yang sejak lama sudah digunakan secara
tradisional, seperti merang, daun lidah buaya, jeruk nipis, telur, dan kulit buah
nanas. Bahan-bahan tersebut umumnya langsung digunakan dengan cara
dihaluskan terlebih dahulu. Bahan-bahan alami tersebut sangat berkhasiat
dan membutuhkan pengolahan khusus agar dapat tahan lebih lama.
4. Lerak
Lerak adalah tumbuhan genus Sapindus, yang terdiri atas 13 spesies. Salah
satunya adalah Sapindus rarak dari Asia Tenggara. Lerak atau Sapindus
rarak kadang disebut pula sebagai Soapberry atau Soapnut. Di Indonesia
terdapat Sapindus rarak De Candole yang dalam bahasa daerah dikenal
dengan werek, lamuran, rerek dan lain-lain, yang digunakan sebagai
pembersih tradisional sejak dahulu. Kulit dan daging buah lerak yang sudah
dihancurkan digunakan untuk mencuci kain batik. Lerak juga digunakan oleh
masyarakat tradisional untuk mandi, keramas, dan membersihkan perhiasan
seperti emas dan perak.
Lerak yang digunakan adalah bagian buahnya. Buah lerak memiliki diameter
kurang lebih 1 cm. Kulit dan daging buah setebal sekitar 2 - 3 mm. Kulit dan
daging buah ini membungkus biji yang juga bulat, berwarna hitam, berukuran
sekitar 7 - 9 mm. Buah lerak tahan disimpan selama setahun bila dalam
keadaan kering. Daging buah lerak mengandung zat saponin yang memiliki
sifat alkaoid yang melarutkan kotoran. Biji lerak mengandung minyak.
C. Proses dan Alat Pengolahan Pembersih Berobahan Nabati dan
Hewani
Data tentang produk pembersih yang dihasilkan meliputi: sejarah, bahan, alat,
teknik dan prosedur pembuatan produk. Usaha/industri pengolahan meliputi;
sejarah atau motivasi perusahaan/teknisi membuat produk pembersih, jumlah
pekerja, sistem/pola kerja, pasar sasaran dari produk pembersih tersebut,
keberhasilan dan kegagalan wirausaha produk pembersih yang pernah
dialami.
Lembar Pengamatan dan Wawancara (contoh)
Nama Industri
Jenis Produk :
Tanggal wawancara :
dan observasi
Sejarah industri :
Produk Pembersih: Bahan utama :
Bahan pendukung :
Alat :
Proyek 1
Membuat Sabun Alami dengan Proses Dingin (coldprocess)
Sabun yang kita pakai sehari-hari mengandung bahan kimia buatan. Kita juga
dapat membuat sabun alami dengan bahan nabati. Kita dapat membuat
sabun alami sendiri dan membentuknya sesuai dengan keinginan. Pada
tugas ini kita akan membuat sabun dari bahan-bahan nabati. Sabun yang kita
buat nanti dapat kita kemas sesuai dengan keinginan dan ide kreatif masing-
masing.
Ingatlah untuk menggunakan alat kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
sebelum proses pembuatan dimulai.
Bahan-Bahan:
- 74grNaOH
- 210 g Air murni
- 235 gr Minyak zaitun
- 150 gr Minyak kelapa
- 100 gr Minyak sawit
- 10 cc esens pewangi (sesuai selera)
Alat:
- Cetakati plastik, silikon atau karton bekas kemasan (tanpa lapisan logam)
- Pemotong sabun
- Batang pengaduk untuk NaOH + air murni
- Sendok kayu untuk mengaduk larutan NaOH (alkalin) + minyak
- Wadah untuk setiap bahan yang akan ditimbang
- Gelas ukur berbahan plastik untuk melarutkan NaOH
- Alas potong
- Alas berjeruji
- Plastik wrap
- Handuk atau selimut bekas
- Termometer
- Mixer
- Panci stainless steel
- Panci yang lebih besar (untuk doubl boilling)
- Timbangan (timbangan digital lebih baik agar menghasilkan pengukuran
yang tepat)
- Kompor
Cara Membuat:
a. Masukan 74 gr NaOH ke dalam 210 g air murni, sedikit demi sedikit. Aduk
hingga tercampur rata. Sisihkan.
b. Campurkan 235 gr minyak zaitun, 150 gr minyak kelapa dan 100 gr minyak
sawit pada wadah stainless steel, aduk hingga rata. Gunaka sendok kayu
untuk mengaduk.
c. Ukur suhu cairan alkalin (campuran NaOH dengan air murni).
d. Samakan suhu cairan alkali dengan campuran minyak, dengan
memanaskan minyak (misalnya cairan alkali bersuhu 60 C, minyak harus
memiliki suhu antara 51-68 C).
e. Masukan larutan alkalin ke dalam minyak, lalu aduk dengan menggunakan
mixer kecepatan rendah (dapat pula dengan pengocok telur) hingga
tercampur rata.
f. Aduk dengan mixer selama 10-15 menit.
g. Masukan esens pewangi (sebagian pewangi akan menguap pada suhu di
atas 60 C).
h. Aduk rata.
i. Tuangkan pada cetakan.
j. Tutup cetakan dengan plastik dan lapisi dengan handuk atau selimut untuk
menahan panas, untuk membantu proses saponifikasi. Diamkan selama 24
jam. k. Keluarkan sabun dari cetakan. I. Potong sesuai bentuk dan ukuran
yang diinginkan, m. Letakkan semua potongan sabun pada alas jeruji.
n. Diamkan selama 4-6 minggu, hingga sabun proses saponifikasi terjadi
sempurna
(netral) dan sabun menjadi keras,
o. Sabun siap dikemas.
Proyek 2
Membuat Rancangan Kemasan Produk Pembersih
Kalian boleh membuat kemasan untuk produk pembersih yang dibuat pada
Proyek 1 atau produk pembersih lain yang ada di sekitarmu.
Kegiatan 1. Mengetahui, Mengenali, Memahami, dan Mengempati
Catatan pengamatan (contoh)
Produk Pembersih:
Dimensi / Volume Sifat; Padat/Cair/Serbuk Catatan (hai yang
diperhatikan atau
Ide yang dimiliki)
PMr sasaran/pengguna
Jenis Kelamin
Tingkat Ekonomi
Warna yang
dll
Kegiatan 2. Pengembangan Kemasan Produk Pembersih
1. Pikirkan material alami (daun, serat, pelepah dll.) atau buatan (botol kaca,
botol plastik, toples dll.) yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar.
2. Ambil beberapa jenis material.
3. Buatlah kemasan yang sesuai dengan produk pembersih yang ada, sesuai
dengan idemu. Ingat prinsip-prinsip desain kemasan yang telah dijelaskan
pada bagian sebelumnya.
Bahan:
- Kertas gambar
- Bahan/material
- Bahan perekat
Alat:
- Pensil
- Penggaris/meteran
- Alat potong bahan
Kelompok :......................................................................
Nama Anggota :......................................................................
Kelas :......................................................................
A. Produk Kosmetik
Kecantikan adalah salah satu anugerah Tuhan yang tidak ternilai, kita
sebagai makhluk yang diberi kehidupan dengan tubuh yang utuh dan lengkap, cantik
dan sehat patut bersyukur dengan meningkatkan ibadah kita dan selalu menjaga,
merawat, dan memeliharanya.
Produk kosmetik adalah produk yang dimanfaatkan pada bagian luar tubuh manusia
dengan tujuan untuk perawatan/pemeliharaan, melindungi, mengubah/
memperbaharui penampilan pada tubuh. Tanpa disadari, kosmetik telah memberikan
warna yang berbeda bagi kehidupan manusia. Membuka beragam peluang usaha
dan peluang untuk mengaktualisasikan ilmu dan
keterampilan manusia.
The FD & C Act mengelompokkan obat, kosmetik atau kombinasi kosmetik dan obat.
Produk kosmetik diperlukan tidak hanya oleh kaum wanita tetapi juga oleh kaum pria
sejak lahir sampai akhir hayat. Produk kosmetik dapat digunakan setiap hari maupun
secara insidental atau berkala dan dipakai di seluruh tubuh dari ujung rambut sampai
ujung kaki.
Tidak semua bahan kosmetika cocok untuk setiap kondisi kulit. Jika terjadi
ketidakcocokan, akan timbul iritasi pada kulit. Oleh karena itu, perhatikan kandungan
bahan kimia yang tercantum di kemasan tiap-tiap produk.
a. Destilasi/penyulingan
Destilasi adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
kecepatan/kemudahan menguap/ volatilitas bahan atau teknik pemisahan kimia
berdasarkan perbedaan titik didih. Teknik ini biasanya digunakan untuk
menghasilkan zat yang mudah
menguap. Contoh produk kosmetik parfum
b. Saponifikasi
Saponifikasi adalah pencampuran minyak/lemak dengan basa kuat
(KOH/NaOH). Contoh produk kosmetik : Sabun
d. Pencampuran
Contoh produk kosmetik : Shampo
Keterangan Gambar
Sampel yang telah dihaluskan, dilarutkan dengan pelarut organik, kemudian
dipanaskan, hasil uap dari sampel tersebut masuk ke dalam alat pendingin
(kondensor) dan mengalami pendinginan. Hasil ekstrak berupa cairan dari
pendinginan tersebut kemudian masuk ke dalam erlenmeyer, dan didapatkan ekstrak
dari bahan yang diinginkan.
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 4.2. Alat Destilasi
Termometer
Pendingin
Pemanas
Produk
Air
Masuk Air
Masuk
Istilah masker wajah tidak asing bagi kita. Sering sekali istilah masker wajah
kita dengar dan lihat melalui iklan, cetak, radio, dan TV. Masker wajah banyak
digunakan untuk
memperhalus dan memperindah wajah, karena banyak dari kita terkdang mengalami
masalah dengan kulit wajah baik itu berminyak, jerawat, dan kusam.
LEMBAR KERJA 2
Kelompok :......................................................................
Nama Anggota :......................................................................
Kelas :......................................................................
Tugas
a. Temukan bahan nabati/hewani yang ada disekitarmu, yang bisa diolah menjadi
produk kosmetik!
b. Identifikasi bahan tersebut!
c. Laporkan dalam bentuk portofolio
d. Persentasikan di depan kelas!
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan alat pada pembuatan masker
bengkuang antara lain :
a. kebersihan alat yang digunakan
b. alat yang digunakan tidak bereaksi dengan bahan baku
c. higienisitas alat dan bahan
Tugas Kelompok
Observasi/ Studi Pustaka
1. Kunjungi gerai/salon tempat penjualan produk kosmetik
2. Carilah informasi tentang jenis, bahan, dan penyajian/ pengemasan produk
kosmetik serta tentang keberhasilan dan kegagalan berwirausaha produk tersebut,
agar terbangun rasa ingin tahu dan bangga/cinta tanah air dan bersyukur sebagai
warga Indonesia.
3. Bandingkan dengan studi pustaka.
4. Buatlah laporan hasil observasi dan telaah buku yang telah dilakukan.
5. Presntasikan dalam pembelajaran (Lihat LK-3)
a. Periklanan (advertising)
Periklanan merupakan sebuah bentuk komunikasi non personal yang harus
diberikan imbalan/pembayaran kepada sebuah organisasi atau dengan
menggunakan media massa. Adapun media yang biasa digunakan adalah televisi,
surat kabar, majalah, internet, dan lain lain.
Tugas Kelompok
1) Buatlah rancangan promosi penjualan dari produk kosmetik yang kamu buat.
2) Aplikasikan hasil rancangan di lingkungan sekitarmu/ tempat tinggalmu untuk
menumbuhkan jiwa berwirausaha.
Lembar Kerja 4
Kelompok :...........................................................
Nama Anggota :...........................................................
Kelas :...........................................................
1) Strenght (kekuatan)
Bahan baku masker bengkuang mudah didapat, murah, proses
pembuatannya mudah.
2) Weakness (kelemahan)
Proses pembuatannya sangat tergantung pada cuaca. Memerlukan cuaca
yang panas.
Dapat juga menggunakan alat, seperti oven, akan tetapi biaya yang diperlukan relatif
besar.
3) Opportunity (kesempatan)
Seiring perkembangan zaman, penampilan menjadi tolak ukur utama dalam
kehidupan. Manusia selalu berkeinginan untuk selalu tampil menarik dan cantik.
Manfaat bahan alami yang terkandung pada bengkuang dapat membersihkan dan
memutihkan kulit, sehingga banyak orang yang membutuhkannya.
4) Threat (Ancaman)
Adanya pesaing, cuaca yang tidak mendukung menyebabkan produk
berjamur.
b. Nama Perusahaan
Setiap perusahaan harus memiliki nama, contohnya CV Jelita, dengan pendiri
perusahaan terdiri atas 3 orang.
c. Lokasi Perusahaan
Lokasi usaha ditentukan di daerah yang dekat dengan bahan baku, tidak jauh
dari lokasi rumah pengelola, dan tidak terlalu jauh dari jangkauan pasar yang akan
dituju. Tahap awal bisa menggunakan salah satu ruangan di rumah atau menyewa
rumah di sekitar tempat tinggal.
d. Perijinan Usaha
Izin usaha yang disiapkan, antara lain NPWP dari kantor pajak, akte notaris
dari kantor notaris, SIUP/ TDP dari Dinas Perindustrian Kota/Kabupaten, dan izin
PIRT dari Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten.
f. Aspek Produksi
Dalam usaha produk kosmetik, selain menggunakan bengkuang sebagai
bahan utamanya juga diperlukan alat-alat dalam proses pembuatannya.
Berikut ini adalah biaya yang diperlukan dalam proses pembuatan masker
bengkuang dengan asumsi bengkuang yang digunakan sebanyak 30 kg per
produksinya.
g. Aspek Keuangan
1) Biaya variabel
Jumlah @ (Rp) Total (Rp)
Bengkuang 30 kg 4.000 120.000
Kantong plastik kg 10.000 10.000
Total 130.000
2) Biaya tetap
Rp
Tenaga Kerja 150.000
Penyusutan Alat 10.700
Total 160.700
3) Total biaya
Total biaya = Biaya variabel + Biaya tetap
= Rp 130.000,00 + Rp 160.700,00
= Rp 190.700,00
4) Penerimaan kotor
Penerimaan kotor = Jumlah produksi x Harga
produksi
Jumlah (bungkus) Satuan (Rp) Total (Rp)
120 5.000 600.000
h. Aspek Pemasaran
Ada banyak cara untuk memasarkan masker bengkuang, disesuaikan
dengan kapasitas produksi yang sudah dibuat.
1) Tahap pertama mulailah dengan yang kecil, kenalkan masker bengkuang kepada
guru-guru, teman-teman dekat, teman sekolah, tetangga di sekitar komplek, atau
teman bermain. Berilah sedikit tes produk agar mereka bisa menggunakan masker
bengkuang kamu supaya mereka tertarik membeli.
2) Jika masker bengkuang mulai bisa diterima dan banyak penggemar, mulailah
merambah pasar baru dengan menitipkannya di koperasi sekolah, warung, dan toko.
3) Manfaatkanlah teknologi internet dan media sosial seperti facebook dan twitter
sebagai sarana penjualan lain, perbanyaklah teman dan followers, untuk
memperluas pemasaran. Bisa juga dengan membuat blog gratis atau website yang
berbayar dengan relatif terjangkau harganya.
Pengolahan bengkuang menjadi masker, hanya satu contoh usaha yang bisa
dikembangkan dengan mudah dan murah. Usaha ini bisa dimulai saat kita masih
duduk di bangku sekolah, tentu dengan mengatur jadwal sebaik mungkin sehingga
kegiatan sekolah tidak terganggu. Apabila sudah berkembang lebih pesat, bisa
memanfaatkan ibu-ibu atau karang taruna, sebagai mitra kerja. Teman dan guru
sekolah, bisa menjadi pasar kita yang
utama, yang jika berkembang bisa dilanjutkan ke sekolah lainnya yang ada dalam
satu wilayah tempat tinggal kita.
Tugas Kelompok
Membuat Karya
1. Buatlah produk kosmetik dengan menggunakan bahan nabati/ hewani yang ada di
wilayahmu dengan memperhatikan analisis SWOT.
2. Perhatikan tahapan pembuatan dalam bekerja, keselamatan, dan kebersihan serta
hubungan sosial/kerja sama antar teman sekelompokmu.
3. Produk tersebut dijual kepada teman maupun guru-guru di Sekolah, catat hasil
penilaian teman dan gurumu terhadap produk kosmetik buatanmu pada LK 5.
4. Buat laporan keuangannya.
LEMBAR KERJA 5
Kelompok :...................................................................
Nama Anggota :...................................................................
Kelas :...................................................................
Pelaksanaan
Pelaporan
Kerja sama
Tanggung
Jawab
Disiplin
Tuliskan kesimpulan berdasarkan refleksi di atas!
Laporan Pembuatan Karya
Perencanaan
(Identifikasi kebutuhan, perencanaan fisik, alasan, dan karakteristik bahan)
Persiapan
(ide/ gagasan, merancang, mendata bahan dan alat, presentasi rancangan, dan
rencana kerja)
Pembuatan (persiapan pengemasan)
Evaluasi Produk dan Pemasaran
Laporan keuangan
Tugas Individu
Evaluasi :
Refleksi Diri
Setelah mempelajari materi pengolahan produk kosmetik dari bahan nabati/hewani,
ungkapkan manfaat dan apa yang kamu rasakan.
1. Keanekaragaman produk kosmetik dari bahan nabati/hewani di wilayahmu.
2. Pengalaman yang menyenangkan saat mencari informasi.
3. Kesulitan saat mencari informasi.
4. Pengalaman saat membuat produk kosmetik.
5. Pengalaman dalam berwirausaha produk kosmetik.
6. Manfaat yang kamu dapatkan.
Daftar Pustaka
Alida Widyastuti. 2013. Buah-Buah Dahsyat Untuk Kulit Cantik dan sehat.
Flashbooks. Jogjakarta.
Dewi Muliyawan.2013. A-Z Tentang Kosmetik. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Meidiana F. 2013. Rahasia Tampil Cantik. Laskar Aksara. Jakarta.
Suyanto M. .2008, Muhammad Businees Strategy and Ethis, Penerbit ANDI
Yogyakarta.
Tuti S. & Tim Yayasan Gizi Kuliner. 2013. Teori Dasar Kuliner. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Glosarium Pengolahan
Preparat : Objek yang diamati dengan mikroskop
Destilasi : Teknik untuk memisahkan larutan ke dalam masingmasing
komponennya
Saponifi kasi : Reaksi pembentukan sabun, yang biasanya dengan
bahan awal lemak dan basa
Estetik : Rasa yang timbul dari seberapa indah atau
mempesonanya suatu objek yang di lihat ataupun yang
dirasa
Personal selling : Komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan
calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman
pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian
akan mencoba dan membelinya.
sales promotion : Promosi penjualan
advertising : Periklanan