Obat Untuk Kulit
Obat Untuk Kulit
Berbagai gangguan/penyakit kulit dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri,
virus , jamur, alergi, lesi bekas garukan dan lain-lain. Beberapa golongan obat yang sering
digunakan pada penyakit kulit yakni :
1. Antihistamin
Histamin merupakan mediator alergi yang merangsang serabut saraf-C dan menimbulkan sensasi
gatal.
Antihistamine H-1:
generasi 1 (sedating): chlorphenon, diphenhydramine, promethazine,cyproheptadine,
doxepine untuk pruritus berat;
generasi 2 (non-sedating): cetirizine, loratadine, desloratadine,fexofenadine.
Antihistamine H-2: cimetidine, ranitidine, famotidine,nizatidine.
2. Antibiotika
Banyak digunakan untuk infeksi kulit superfisial (pyoderma) dan acne vulgaris.Bakteri
penyebab pyoderma adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Impetigo
(infeksi pada kulit paling luar) dapat diobati dengan antibiotik topikal. Infeksi kulit lebih dalam
seperti folicullitis, erisipelas,cellulitis, fasciitis diobati dengan penicillin atau makrolid sistemik.
Proprioni bacterium acnes adalah bakteri penyebab terbentuknya micro comedo. Acne
sederhana diobati dengan antibiotik topikal. Antibiotika sistemik digunakan bila topikal tak
responsif yakni dapat menggunakan tetrasiklin atau makrolid. Untuk akne vulgaris dikombinasi
dengan asam retinoid.
3. Antifungus
o Azole atau allylamine (terbinafine) topikal untuk tinea corporis lokal.
o Tinea capitis diobat dengan griseofulvin atau terbinafine oral.
o Tinea pedis, berdasarkan keparahannya dapat diobati topikal atau sistemik dengan
griseofulvin, terbinafine, atau azole.
o Onichomycosis diobati dengan griseofulvin selama 12-18 bulan bila penyebabnya tercampur
dengan candida berikan azole atau terbinafine minimal 3 bulan.
4. Glukokortikoid Topikal
Glukokortikoid merupakan imunosupresan dan antiinflamasi. Mekanisme kerjanya beragam:
apoptosis limfosit, menghambat kaskade asam arakidonat, menekan produksi sitokin yang
berefek terhadap sel radang. Berdasarkan potensinya menimbulkan vasokonstriksi, steroid
topikal terbagi atas 7 kelompok, dari yang terkuat sampai yang lemah. Steroid kuat adalah
betamethasone dan yang mengandung fluor sedangkan yang paling lemah adalah hidrokortison.
Pemakaian maksimal dua kali sehari.
Efek samping: atrofi, striae, telangi ectasia, purpura,erupsi acneiform. Senyawaan berfluor
tidak digunakan pada kulit muka karena dapat menimbulkan dermatitis perioral dan rosacea.
5. Glukokortikoid Sistemik
Digunakan untuk penyakit kulit berat: dermatitis kontak alergika terhadap tanaman,
dermatitis vesicobulosa (pemphigoid,pemphigus vulgaris). Efek samping penggunaan steroid
oral jangka lama yakni gangguan psikis, katarak, myopati, osteoporosis, nekrosis tulang
avaskular, hiperglikemia/diabetes, hipertensi.
Pulse-therapy yang menggunakan metilprednisolon IV dosis tinggi merupakan pilihan
pyoderma gangrenosum yang berat dan resisten, pemphigus vulgaris, SLE yang multisitem, dan
dermatomyositis.
7. Retinoid
Adalah senyawaan alami atau sintetik turnan retinol yang berkhasiat seperti vitamin A.
Fungsi retinoid yakni dalam penglihatan, pengaturan proliferasi dan diferensiasi sel dan
pertumbuhan tulang, pertahanan imun, dan supresi tumor. Vitamin A pengaruhi diferensiasi
epitel, hendak digunakan untuk obati penyakit kulit, namun banyak memiliki efek samping.
Defisiensi Vit. A menimbulkan metaplasia squamosa. Beta-carotene: precursor vit A dari sayur,
antioksidan, mengurangi fotosensitivitas pada protoporfiria eritropoetik.
Modifikasi molekuler lahirkan senyawaan dengan marginof safety yang lebar: retininol, tretinoin
(all-trans-retinoic acid), isotretinoin (13-cis-retinoic acid), alitretinoin (9-cis-retinoic acid);
aromatic retinoid(acitrecin); arotinoid (tarazotene, bexarotene); adapalene (turunan naphtoic
acid)
Asam retinoid mengaktifkan 2 jenis reseptor, yaitu retinoicacid receptors (RARs) dan retinoic X
receptors (RXRs). Kompleks ligand-receptor ini ikat promotor region gen target dan mengatur
ekspresi gen. Produk yang dihasilkan oleh ekspresi gen ini memberi efek farmakologik dan efek
samping obat ini. Terdapat 3 isoform reseptor (,,), kulit berisi RAR dan RAR.
Generasi 1 dan 2 retinoid tak selektif ikat reseptor, hingga menimbulkan banyak efek
samping. Generasi 3 lebih selektif,lebih disukai. Efek samping: kulit kering, mimisan karena
mukosa menjadi kering,konjungtivitis, dan rambut rontok. ES yang ringan: nyeri otot,pseudo
tumor cerebri, perubahan suasana perasaan. Retinoid adalah bersifat teratogenik dan tidak
dianjurkan untuk wanita usia subur. Indikasi: penyakit radang kulit, kanker kulit, kulit
hiperproliferatif, photo-ageing
Tretinoin: untuk acne vulgaris, kurangi hiper keratinisasi yang akan membentuk mikro
komedo untuk kulit photoaging(keriput, kasar, dan hiperpigmentasi), diberikan topikal.
Adepalene: indikasi sama dengan tretinoin; stabil disinar matahari, kurang meradang.
Tazarotene (generasi 3): untuk psoriasis dan acne vulgaris, ikat ketiga jenis RAR, berikan
topikal 1 kali sehari, untuk psoriasis dapat dicampur dengan steroid.
Alitretinoin: ikat semua jenis reseptor retinoid, untuk kelainan kulit pada sindrom Kaposi;
Efek Samping adalah eritema, desquamasi, terbakar, stinging, fototoksik.
Dikontraindikasikan pada wanita hamil.
Isotretinoin: untuk acne vulgaris nodul okistik berat dan acne nodular recal citrant
yang berat ; dosis adalah 0.5-2.0mg/kgBW selama 15-20 minggu; indikasi lain untuk
acnerosacea, hidradenitis suppurativa, dan gram-negativefolliculitis. Efek samping:
cheilitis, kukosa kering, mimisan, mata kering, blepharo conjunctivitis, erupsi
eritematous, xerosis,rambut rontok, fotosensitivitas, dislipidemia, myalgia danartralgia,
hiperostosis, teratogenik bila diminum 1 bulan pertama kehamilan.
Acitrecin: untuk psoriasis, namun telah ditarik karena bersifat toksik.
Bexarotene: selektif ikat RXR, digunakan untuk limfoma kulitset T, dimetabolisisme oleh
CYP3A4. Efek samping: hipotiroidism,dislipidemia, leukopenia, pankreatitis.
8. Biological Agents
Merupakan terapi sistemik yg khusus ditujukan pada mediator tertentu dari reaksi
imonologik/peradangan yang berperan dalam patofisiologi dan manifestasi klinik penyakit
limfoma set T, psoriasis, artritis psoriatik,autoimun, dan keganasan.
Psoriasis dikenal saat ini sebagi penyakit autoimun yang diperantarai oleh limfosit-T yang
bereaksi dengan keratinosit epidermis.
Pengobatan psoriasis dapat diarahkan pada salah satuatau lebih dari 4 mekanisme:
Kelebihan agen biologik adalah pengobatan tertuju pada sel-T dan sitokin, hingga Efek
sampingnya lebih ringan.
Alefacept: untuk psoriasis sedang sampai berat, hambat aktifasi sel-T dengan cara ikat
CD2 pada permukaan sel-Tdan tingkatkan apoptosis memory-effector T cells.
Efalizumab: ikat CD11a pada set-T hambat aktivasidan sel-T dan fungsi set-T
yg sitotoksik; indikasi untukpsoriasis sedang sampai berat. Disuntikkan1X/minggu sc.
Etanercept: ikat dan hambat kerja TNF. Indikasi:psoriasis, artritis psoriatik, RA, juvenile
RA, danankylosing spondylitis.
Infliximab: ikat TNF- , perkuat kigrasi lekosit.Indikasi: penyakit Crohn, RA, dan
psoriasis.
IV Imunoglobulin: untuk toxic epidermal necrolysis hilangkan blistering kulit dan mulosa
dan perbailisurvival.