Jaringan erektil yang diliputi oleh tunika albuginea tersebut terdiri dari
ruang-ruang kavernus yang dapat berdistensi. Struktur ini dapat digambarkan
sebagai trabekulasi otot polos yang di dalamnya terdapat suatu sistim ruangan
yang saling berhubungan yang diliputi oleh lapisan endotel vaskular dan disebut
sebagai sinusoid atau rongga lakunar. Pada keadaan lemas, di dalam korpora
kavernosa terlihat sinusoid kecil, arteri dan arteriol yang berkonstriksi serta
venula yang yang terbuka ke dalam vena emisaria. Pada keadaan ereksi, rongga
sinusoid dalam keadaan distensi, arteri dan arteriol berdilatasi dan venula
mengecil serta terjepit di antara dinding-dinding sinusoid dan tunika albuginea.
Tunika albuginea ini pada keadaan ereksi menjadi lebih tipis. Glans penis tidak
ditutupi oleh tunika albuginea sedangkan rongga sinusoid dalam korpus
spongiosum lebih besar dan mengandung lebih sedikit otot polos dibandingkan
korpus kavernosus.
Selain dari pada hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, diperlukan juga
beberapa pemeriksaan untuk membantu penegakan diagnosa disfungsi ereksi.
Tabel berikut merupakan indikasi pasien yang akan dilakukan pemeriksaan
khusus untuk menegakkan diagnosa disfungsi ereksi dan jenis jenis pemeriksaan
yang akan dilakukan.
Dalam penegakan diagnosa disfungsi ereksi, terdapat pemeriksaan yang
disebut dengan The International Index of Erectile Function (IIEF) score dan
Erectile Hard Score (EHS). Kedua skor ini digunakan dalam mendiagnosa tingkat
keparahan dari disfungsi ereksi yang dialami oleh pasien.
1. The International Index of Erectile Function (IIEF) score
The International Index of Erectile Function (IIEF) score, merupakan
kumpulan pertanyaan yang berbentuk kuesioner yang dimana butir
butir pertanyaannya mengenai:
- Fungsi ereksi
- Fungsi orgasme
- Keinginan seksual
- Kepuasaan dari pasangan
- Kepuasan dari keseluruhan hubungan seksual.
Dari pertanyaan - pertanyaan tersebut, penilaian jawabannya terbagi
atas 5 skor yang berbeda beda , yaitu berupa:
Dari keseluruhan jawaban tersebut, semua skornya akan dikumpulkan
lalu dijumlahkan. Dari total skor yang didapatkan oleh pasien,
pemeriksa dapat menentukan tingkat keparahan dari disfungsi ereksi
yang dialami oleh pasien. Berikut pembagian dari total skor dan
tingkat keparahan dari disfungsi ereksi:
- 22-25: No erectile dysfunction
- 17-21: Mild erectile dysfunction
- 12-16: Mild to moderate erectile dysfunction
- 8-11: Moderate erectile dysfunction
- 5-7: Severe erectile dysfunction
Pompa vakum
Pompa vakum menghasilkan pembesana dari corpus cavernosum secara
pasif. Ereksi menggunakan alat ini tidak normal dikarenakan tidak menggunakan
pathway fisiologi ereksi. Nilai efikasi menggunakan pompa vakum ialah 70
80%. Dengan menimbulkan beberapa keluhan seperti rasa sakit, tidak nyaman,
tidak praktis, dan pasangan yang merasa terganggu.
Terapi lini kedua
Jika terapi lini pertama tidak berhasil, maka dilakukan terapi lini kedua.
Namun, pilihan terapi ini dilakukan atas keinginan pasien sendiri. Terapi lini
kedua ini ialah:
1. Injeksi intrakavernosum
Obat yang diberikan ialah Alprostadil (CaverjectTM, Edex/ViridalTM),
merupakan obat satu satunya yang diizinkan untuk digunakan pada injeksi
intrakavernosum dalam tatalaksana disfungsi ereksi. Dilakukan
penyuntikan pada 1/3 proksimal dari batang penis. Ketika dilakukan
penyuntikan, hindari daerah subuktan, dorsal penis, dan ventral penis.
2. Injeksi intauretral
Pada injeksi intra uretra, obat yang diinjeksi ialah formula spesifik dari
alprostadil (125-1000 g) dengan merek dagang (MUSE, Medicated Urethral
System for Erection) . Sebelum dilakukan penyuntikan, pasien terlebih dahulu
disarankan untuk miksi, kemudian ujung aplikator dimasukkan ke uretra,
kemudian ejektor ditekan kemudian penis digelintir selama 1 2 menit dan
pasien berdiri/ berjalan jalan setelah 10 15 menit.
Terapi lini ketiga dilakukan jika terapi lini pertama dan lini kedua gagal.
Sama seperti pada lini kedua, pilihan terapi ini dilakukan atas keinginan pasien itu
sendiri. Pada terapi lini ketiga ini terbagi atas 2 jenis tatalaksana utama. Yaitu
tatalaksana pembedahan dan prostesis penis. Jenis pembedahan yang dilakukan
pada lini ketiga ialah pembedahan vaskular.
Pada prostesis penis, terbagi atas 3 jenis, yaitu:
a. Semirigid
b. Self contained inflatable
c. Fully inflatable:
- Two pieces inflatable
- Three pieces inflatable
DISFUNGSI EREKSI
National Symposium dan Workshop
ACEH SURGERY UPDATE II
16-17 September 2017
Oleh :
DR. dr. Dahril, Sp.U