Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yoga Nur Septian

NRP : 232016078
Kelas B

Lapisan Diskontinuitas Mohorovicic (Mohorovicic Discontinuity)

Diskontinuitas Mohorovicic adalah


batas antara Kerak Bumi dan Mantel Bumi.
Dalam ilmu geologi, istilah diskontinuitas
digunakan untuk menunjukkan lapisan
imaginer yang menjadi batas perubahan cepat
rambat gelombang seismik. Pada Kerak
Samudera, lapisan ini berada pada kedalaman
sekitar 8 kilometer. Sedangkan pada Kerak
Benua, pada kedalaman sekitar 32 kilometer.
Pada diskontinutas ini, gelombang seismik
berakselerasi. Lapisan imaginer inilah yang
disebut Diskotinuitas Mohorovicic, atau lebih
Gambar struktur internal lapisan pembentuk
sederhananya dikenal sebagai Moho. bumi (USGS) Diskontinuitas Mohorovicic
(garis merah) ditambahkan oleh Geology.com

Sejarah Ditemukannya Diskontinuitas Mohorovicic

Diskontinuitas Mohorovicic ditemukan pada tahun 1909 oleh Andrija Mohorovicic, seorang
ahli kegempaan dari Kroasia. Dia menemukan bahwa cepat-rambat gelombang seismik bergantung
pada densitas material yang dilaluinya. Dia menginterpretasikan terjadi perubahan kecepatan dari
gelombang seismik seiring dengan perubahan komposisi material pembentuk bumi. Perubahan
kecepatan tersebut tentu disebabkan oleh hadirnya material dengan densitas yang lebih tinggi pada
kedalaman perut bumi. Semakin tinggi densitas suatu material, semakin cepat pula gelombang seismik
merambat melaluinya.

Material pembentuk bumi yang densitasnya lebih rendah, yang berada pada lapisan terluar,
kemudian dikenal sebagai Kerak Bumi. Sedangkan material di bawahnya yang mempunyai densitas
lebih tinggi dikenal sebagai Mantel Bumi. Melalui perhitungan densitas yang teliti, Mohorovicic
menyimpulkan bahwa Kerak Samudera Basaltik dan Kerak Benua Granitik ditopang oleh material yang
serupa dengan batuan kaya-olivin, seperti Peridotite.
Seberapa Dalamkah Moho tersebut?

Seperti dijelaskan sebelumnya, kedalaman Moho di bawah Kerak Samudera adalah sekitar 8
kilometer. Sedangkan di bawah Kerak Benua sekitar 32 kilometer. Mohorovicic kemudian
menggunakan penemuannya tersebut untuk mempelajari variasi ketebalan daripada Kerak Bumi. Dia
menemukan bahwa Kerak Samudera relatif memiliki ketebalan yang seragam, sedangkan Kerak Benua
memiliki ketebalan yang bervariasi, lebih tebal pada sabuk pegunungan dan menipis pada dataran.

Peta di bawah menggambarkan kontur ketebalan dari Kerak Bumi. Perhatikan pada bagian
kontur yang lebih tebal (warna merah dan coklat gelap), menunjukkan jajaran pegunungan yang
terkenal di dunia, seperti Pegunungan Andes (Amerika Selatan bagian barat), Pegunungan Rocky
(Amerika Utara bagian barat), Pegunungan Himalaya (Asia Tengah, India sebelah utara) dan
Pegunungan Ural (utara-selatan antara Eropa dan Asia).
Apakah Ada Orang Yang Pernah Melihat Moho?

Belum ada yang dapat menembus cukup dalam ke perut bumi untuk melihat Moho. Dan belum
pernah ada sumur pengeboran yang yang sampai pada kedalaman Moho. Melakukan pengeboran
sampai kedalaman Moho tentu sangat mahal dan beresiko tinggi, karena temperatur dan tekanan yang
ekstrim pada kedalaman tersebut. Pengeboran terdalam yang pernah dilakukan berlokasi di Tanjung
Kola, Uni Soviet. Kedalamannya sekitar 12 kilometer. Pengeboran Moho pada Kerak Samudera juga
tidak perna h berhasil.

Ada beberapa lokasi langka dimana material dari mantel bumi tersingkap ke permukaan melalui
proses tektonik. Pada lokasi ini, dapat dijumpai batuan penyusun lapisan batas kerak dan mantel bumi.
Salah satu foto dari lokasi ini seperti yang ditampilkan di bawah ini.

Ophiolite berumur Ordovisian di Taman Nasional Morne, Newfoundland.


Batuan penyusun mantel bumi tersingkap ke permukaan. (GNU Free
Documentation License Image).

Daftar Pustaka :

https://yudi81.wordpress.com/2010/11/15/sekilas-tentang-diskontinuitas-
mohorovicic-mohorovicic-discontinuity/

https://id.wikipedia.org/wiki/Diskontinuitas_Mohorovi%C4%8Di%C4%87

https://geograph88.blogspot.co.id Geologi

Anda mungkin juga menyukai