Anda di halaman 1dari 10

TUGAS II

PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR


“Mengidentifikasi Kawasan Ekosistem di Pesisir Lebak dan Karawang”

Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Wilayah Pesisir yang dibimbing
oleh :

Dosen : Thonas Indra Maryanto, S.kel

Tanggal Penyerahan : 06 November 2018

Disusun oleh:
1. Farhan Rizky H 232016001
2. Fajar Fahlevi Yusuf 232016005
3. Ajie Ahmad Fauzie 232016013
4. Cindy Aulia P 232016031
5. Yoga Nur Septian 232016078

Kelas B

JURUSAN TEKNIK GEODESI


PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
Mengidentifikasi Kawasan Ekosistem di Pesisir Indonesia
 Pesisir Lebak dan Karawang
Lebak Karawang
Karakteristik Pantai bertebing, terdiri dari pantai Panjang garis pantai 85 Km, potensi
berbatuan, dan pantai berkerakal- pesisir berupa: Hutan Mangrove,
bongkah. Ciri khas pantai ini adalah Budidaya Perikanan, Potensi Wisata
dijumpainya tonjolan batuan dasar Pantai.
di muka pantai, yang ditambang Kabupaten Karawang memiliki panjang
penduduk untuk bahan galian pantai 73,65 km dan luas pesisir 20.481
Ha

http://lppm.unsika.ac.id/sites/default/files/
field/document/Paparan%20KNM%20Uns
ika%202016.pdf

Pantai landai, yakni berupa pantai Tekstur tanah yang tergolong kelas pasir
berpasir yang mengandung mineral berlempung menyebabkan karawang
ekonomis. Pantai berpasir ini juga rentan terkena abrasi, karena ukuran
ditambang oleh penduduk sebagai partikelnya yang kecil mudah terbawa
bahan galian oleh arus laut.

Wilayah Kabupaten karawang sebagian


besar tertutup dataran pantai yang luas,
yang terhampar di bagian pantai utara dan
merupakan batuan sedimen yang dibentuk
oleh bahan-bahan lepas terutama endapan
laut dan aluvium vulkanik. Di bagian
tengah ditempati oleh perbukitan terutama
Sumber sedimen berasal dari darat dibentuk oleh batuan sedimen, sedang
yang dialirkan melalui Sungai dibagian selatan terletak Gunung
Cimadur sampai muara, kemudian Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291
akibat kuatnya gelombang laut m diatas permukaan laut.
menyebabkan sedimen tersebut (http://bappeda.karawangkab.go.id/sites/d
terakumulasi di sekitar muara efault/files/file%20dokumen-
sungai tersebut perencanaan/RPJMD.pdf)

Karena kuatnya gelombang laut


disertai arus memanjang pantai
yang berarah timur, menyebabkan
sedimen terkumpul dan
terendapkan di bagian timur Sungai
Cimadur

Bentuk pantai bertebing yakni


bermorfologi bergelombang hingga
perbukitan, batuan dasar
beresistensi tinggi yang menonjol
ke arah laut dan terkadang
membentuk tebing yang
menyebabkan garis pantai tidak
teratur bentuknya. Tanjung
dimasukkan dalam bentuk ini.
Bentuk ini tersusun oleh batuan
keras yang banyak dimanfaatkan
pernduduk untuk bahan bangunan
(bahan galian).
Potensi SDA Di kawasan pesisir dan laut Di kawasan pesisir dan laut Kabupaten
Kabupaten Lebak terdapat banyak Karawang terdapat banyak sumber daya
sumber daya alam yang dapat alam yang dapat dimanfaatkan oleh
dimanfaatkan oleh masyarakat, di masyarakat, di antaranya sumber daya
antaranya sumber daya perikanan hutan mangrove, sumber daya terumbu
laut, selain itu terdapat potensi karang, sumber daya perikanan laut dan
pariwisata sumber daya perikanan tambak.

Perikanan Terumbu karang


Usaha perikanan tangkap di Potensi terumbu karang di Kabupaten
Kabupaten Lebak memiliki potensi Karawang tergolong kecil. Yang masih
lestari untuk pantai sebesar 3.712,4 bisa diamati adalah terumbu karang di
ton/tahun. lepas pantai Pasir Putih dan pantai Desa
(http://bapenda.lebakkab.go.id/2017 Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon
/08/13/potensi-dan-pengembangan- serta pantai Ciparage Kecamatan
wilayah-di-kabupaten-lebak- Tempuran. luas terumbu karang di
banten/) karawang diperkirakan sebesar 2.091 Ha
di mana lebih dari separuh luasan
Pariwisata kondisinya sudah rusak. Potensi terumbu
Potensi pariwisata seperti air terjun, karang ini terletak pada jarak kurang lebih
arung jeram, pemandian air panas, 2-4 mil laut dan kedalaman 3-8 meter.
pantai bagedur, pantai Sawarna Jenis terumbu karang yang dijumpai di
yang telah terkenal ke mancanegera daerah ini adalah Acropora dan Porifera
(sponge) yang membentuk gugusan
Aneka ikan hias dan terumbu gosong terumbu karang (patch reef).
karang serta ombak yang besar
sangat cocok untuk olahraga Mangrove
selancar air atau surfing Hutan mangrove di Kabupaten Karawang
tersebar di 9 (sembilan) kecamatan, yaitu
Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya,
Cibuaya, Pedes, Cilebar, Tempuran,
Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan.
Mengingat mangrove lebih cocok tumbuh
di tanah yang berpasir-lumpur, khusus di
daerah Pakisjaya yang struktur tanahnya
hanya berpasir dan tidak berlumpur,
vegetasi didominasi oleh tanaman pakis
atau Pinus merkusii, bukan oleh tanaman
mangrove.

Perikanan
Salah satu yang menjadi kajian aspek
lingkungan adalah keberadaan ekosistem
mangrove. Keberadaan mangrove
sebagian besar dijumpai hanya di
beberapa lokasi, yaitu dari Desa Sedari
(Cibuaya) menuju arah barat hingga
Tanjung Pakis (Pakis Jaya). Diantara
lokasi ini terdapat lahan mangrove dengan
status kepemilikan Perhutani yang sebagia
besar terdapat di Pantai Cikeong, Desa
Segar Jaya, Kecamatan Batu Jaya. Di
lokasi ini kondisi ekosistem mangrove
diperuntukan sebagai tambak pola empang
parit (silvofishery).
Potensi Gelombang tinggi dari Samudra Abrasi, merupakan peristiwa terkikisnya
permasalahan Hindia lapisan tanah oleh air laut. Kondisi ini
dijumpai hampir disebagian besar wilayah
Menururt BMKG Indonesia akan di pesisir Kabupaten Karawang. Namun
hantam gelombang tinggi dari kondisi terparah dijumpai di Pusaka Jaya
samudra hindia, BMKG Utara dan Cemara Jaya.
memprakirakan puncak gelombang
ekstrem terjadi pada 24-25 Juli dan Pesisir Pantai Karawang merupakan salah
gelombang tinggi hingga empat satu kawasan Pantai Utara yang
meter masih berpeluang terjadi mengalami laju abrasi akut. Diperkirakan,
hingga 28 Juli 2018 karena garis Pantai Karawang yang terkena abrasi
memasuki puncak musim kemarau telah mundur antara 50-300 meter ke arah
pada Juli-Agustus. daratan, bahkan pada beberapa kawasan
telah menghancurkan sebagian
Harus diperhatikan risiko tinggi pemukiman maupun sarana transportasi.
terhadap keselamatan pelayaran (http://bappeda.karawangkab.go.id/sites/d
adalah untuk perahu nelayan efault/files/file%20dokumen-
waspadai angin dengan kecepatan perencanaan/RPJMD.pdf)
di atas 15 knot dan ketinggian
gelombang di atas 1,25 m. Kapal
tongkang waspadai angin dengan
kecepatan lebih dari 16 knot dan
ketinggian gelombang lebih dari 1,5
m. Kapal ferry waspadai kecepatan
angin lebih dari 21 knot dan
ketinggian gelombang lebih dari 2,5
m. Kapal ukuran besar seperti Garis pantai di Desa Cemara Jaya,
kargo dan pesiar waspadai Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten
kecepatan angin lebih dari 27 knot Karawang, Jawa Barat, mengalami

dan ketinggian gelombang lebih kerusakan akibat abrasi


dari 4,0 m

Mangrove rusak
Kerusakan ini disebabkan adanya konversi
Di atas ini merupakan gambaran
lahan menjadi area penggunaan lain,
gelombang tinggi yang akan
perambahan, hama dan penyakit,
datang.
pencemaran dan perluasan tambak, serta
Contoh dari akibat gelombang
praktik budidaya yang tidak berkelanjutan.
tinggi yang terjadi salah satunya
adalah pemukiman warga yang
dekat dengan wilayah pesisir
menjadi rusak karena hantaman
yang keras dari gelombang tinggi
yang berdatangan.

Sebaran hutan mangrove di kabupaten


karawang
https://www.academia.edu/8725104/siste
m_pembangunan_wilayah_pesisir_dan_la
ut_secara_terpadu

Penebangan hutan mangrove oleh orang


yang tak dikenal

http://www.mongabay.co.id/2017/12/21/m
angrove-yang-tak-lagi-melindungi-
masyarakat-pesisir-karawang/

Saat ini sangat sulit menjaga dan


melestarikan hutan Mangrove, fungsi
utama hutan Mangrove sebagai pelindung
utama bibir pantai sudah tidak dianggap
penting lagi oleh pemerintah apalagi oleh
masyarakat. Masyarakat tidak segan
merusak hutan Mangrove untuk dijadikan
areal tambak, dan perhatian pemerintah
juga sangat minim dalam pengelolaan
Hutan Mangrove ini, terbukti dengan
sedikitnya peraturan tentang Mangrove
dan sedikitnya pula alokasi anggaran
untuk melestarikan hutan Mangrove. Di
satu sisi masyarakat dan pemerintah cukup
sadar akan fungsi mangrove sebagai
penjaga garis terdepan pantai jika terjadi
bencana, tetapi di sisi lain posisi hutan
Mangrove selalu terancam. Berbagai
macam kendala muncul dalam upaya
melestarikan hutan Mangrove

Sampah
Berdasarkan data yang dilansir BPLH
Kabupaten Karawang, jumlah perkiraan
timbulan sampah dari masyarakat adalah
sebanyak 6.070 m3 per hari. Sementara
cara pembuangan dengan ditimbun dan
dibakar belum banyak digunakan karena
sarana angkutan sampah belum
menjangkau secara merata, padahal
dampak lingkungan yang ditimbulkan
akibat cara pembuangan tersebut cukup
merugikan baik terhadap kesehatan
masyarakat maupun kondisi lingkungan
terutama udara dan tanah.

Status Lingkungan Hidup Kabupaten


Karawang 2013. Kementerian Lingkungan
Hidup: Kawarang
http://imat-
rohimat.blogspot.com/2017/05/pantai-
utara-karawang-riwayatmu-kini.html
Banjir ROB
Kabupaten Karawang memiliki beberapa
daerah bahaya, gelombang pasang (ROB)
(di daerah dekat pantai) salah satunya.
Banjir ROB sendiri sering terjadi di
daerah Kabupaten Karawang atau
kecamatan-kecamatan yang memiliki
wilayah pesisir seperti Kecamatan
Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya,
Pedes, Cilebar, Tempuran, Cilamaya
Kulon, dan Cilamaya Wetan. Kawasan
pesisir Kabupaten Karawang selain
terdapat ancaman banjir rob juga terdapat
ancaman abrasi, karena gerusan ombak
yang terus menerus serta rusaknya hutan
bakau disepanjang sempadan pantai.

Instrument Ada beberapa kegiatan yang telah


dilakukan untuk menyelesaikan masalah
kritis-nya kondisi hutan mangrove di
pesisir Kabupaten Karawang. Salah
satunya adalah, pemerintah Kabupaten
Karawang menganggarkan Rp
146.000.000,- untuk mengatasi Abrasi laut
yang terjadi di daerah pesisir. Dana
tersebut hanya dapat menanam 10 hektar
lahan mangrove, sementara wilayah yang
mengalami kerusakan sebesar 80 Km.
https://www.academia.edu/8725430/KER
USAKAN_HUTAN_MANGROVE_DI_P
ESISIR_KARAWANG
Menurut kelompok kami, instrument
untuk mengatasi permasalah yang ada
adalah sebagai berikut:
1. Sosialisasi kepada masyarakat untuk
membuang sampah pada tempatnya,
mengingat pentingnya menjaga
lingkungan demi kelestarian flora dan
fauna untuk kepentingan umat manusia.
2. Mengadakan event ber-tema lingkungan
di sekitar pesisir, sebagai sarana sosialisasi
langsung terhadap masyarakat sekitar
3. Mempertegas hukuman terhadap
pelanggar lingkungan.
4. Dibuatkan peraturan yang jelas dan
tegas untuk meminimalisir adanya
pelanggaran lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai