Anda di halaman 1dari 2

Term of References

LITERASI MEDIA AJI KENDARI 2017

Tentang AJI

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) lahir sebagai perlawanan komunitas pers


Indonesia terhadap kesewenang-wenangan rezim Orde Baru. Mulanya adalah
pembredelan Detik, Editor dan Tempo, 21 Juni 1994. Tindakan tersebut memicu
aksi solidaritas sekaligus perlawanan dari banyak kalangan di Indonesia.

Akhirnya sekitar 100 orang yang terdiri dari jurnalis dan kolumnis berkumpul di
Sirnagalih, Bogor, 7 Agustus 1994. Pada hari itulah mereka menandatangani
Deklarasi Sirnagalih. Inti deklarasi ini adalah menuntut dipenuhinya hak publik
atas informasi, menentang pengekangan pers, menolak wadah tunggal untuk
jurnalis serta mengumumkan berdirinya AJI. Kini AJI telah menjadi konstituen
Dewan Pers.

AJI diterima secara resmi menjadi anggota International Federation of


Journalists (sebuah organisasi jurnalis terbesar dan paling berpengaruh di dunia)
pada 18 Oktober 1995. AJI juga menjadi deklarator dari SEAPA (South East Asia
Press Alliance), sebuah organisasi jurnalis di Asia Tenggara. Sejauh ini, kiprah
AJI telah mendapat pengakuan dari Article XIX, International Freedom of
Expression Exchange termasuk badan-badan PBB seperti UNESCO, UNICEF, ILO,
dll.

Perjuangan AJI

Dalam kiprahnya, AJI memperjuangkan Kemerdekaan pers, profesionalisme pers


dan Kesejahteraan jurnalis. Termasuk terlibat aktif dalam sejumlah gerakan
yang memperjuangkan hak-hak publik serta berperan aktif dalam menciptakan
perdamaian dan toleransi.

Kemerdekaan Pers

Era digital telah tiba. Tak ada lagi sekat informasi karena kondisi geografis.
Setiap informasi dari belahan dunia manapun dapat diakses saat ini juga di
belahan dunia lainnya. Bahkan hanya dalam genggaman tangan. Gelombang
informasi tak terbendung. Sementara kehadiran media sosial menjadi buah
simalakama. Disatu sisi mempermudah akses informasi sementara disisi yang
lain menjadi jalan lebar bagi kelompok tertentu untuk menebarkan kebencian
dan permusuhan melalui Hoax dan Fake News.
Peran AJI di Daerah

Salah upaya untuk merawat kedamaian dan keberagaman, AJI Kendari


bermaksud menggelar Literasi Media. Literasi Media menjadi salah satu usaha
nyata untuk menyadarkan publik khususnya generasi muda dalam mengelola
dan memanfaatkan informasi di era digital saat ini. Kegiatan ini diharapkan
dapat menjadi gerakan dalam melawan sikap anti toleransi dan perpecahan
khususnya menjelang perhelatan Pemilihan Kepala Daerah 2018 dan Pemilu
2019.

Bentuk Kegiatan

Selain kegiatan utama berupa Literasi Media (Cetak, Online dan Televisi) dalam
bentuk Talk Show, event ini juga akan dirangkaikan dengan sejumlah kegiatan
seperti pameran foto dan karikatur, Klinik Dokumenter, Panduan Meliput Pilkada
serta klinik Advokasi bagi Jurnalis.

Lokasi Kegiatan

Kegiatan ini akan dipusatkan di Sekretariat AJI Kendari, Jl. Supu Yusuf III
Kelurahan Bende, Kota Kendari. Kegiatan akan dimulai pada Jumat, 27 Oktober
2017 dan ditutup pada Minggu, 29 Oktober 2017.

Peserta

Literasi Media AJI Kendari 2017 akan melibatkan kelompok pelajar, mahasiswa,
jurnalis dan NGO. Diperkirakan jumlah peserta mencapai 150 orang.
(Terlampir).

Narasumber

Adapaun narasumber dalam kegiatan ini diantaranya: Ketua AJI Kendari,


Sekretaris AJI Kendari, Kepala Biro Inews TV Kendari, Ketua KPUD Sultra, Ketua
Bawaslu Sultra, dan beberapa jurnalis nasional dan lokal.

Media Partner

Kabarkendari.com, Suarakendari.com, Inews TV Sultra, Kompas TV Sultra,


Kabarbuton.com, Sultraline.id, Lentera Sultra.com, Zona Sultra.com,
Inilahsultra.com.

Sumber Dana

Adapun pendanaan kegiatan ini bersumber dari kas AJI Kendari dan sumbangan
pihak ketiga yang sifatnya tidak mengikat.

Anda mungkin juga menyukai