Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Serat Selulosa
Kapas tersusun dari polimer selulosa yang struktur kimianya merupakan senyawa
benzena yang mengandung gugus hidroksil yang mudah menyerap air yang sebagian
besar terdiri dari selulosa (komponen utama), lemak, malam, pektin, dsb. Derajat
polimerisasinya sekitar 10.000 dengan berat molekul 1.580.000. Selulosa mengandung
gugus hidroksil yaitu 1 gugus promer dan 2 gugus sekunder. Selulosa terdapat pada
dinding primer dan dinding sekunder.

Gugus-gugus hidroksil yang dimilki oleh serat selulosa mampu menarik gugus
hidroksil dari molekul lainnya, selain itu juga mampu menarik gugus hidroksil dalam
molekul air. Sehingga serat yang memiliki banyak gugus hidroksil akan lebih mudah
menyerap air. Maka akan dengan mudahnya molekul-molekul air terserap kedalam
serat dan hal tersebut akan menyebabkan serat mudah dicelup.

Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan dan
pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat oksidasi atau penghidrolisa menyebabkan
kerusakan dengan akibat penurunan kekuatan. Kerusakan dengan oksidasi karena
terbentuknya oksi selulosa biasanya terjadi dalam proses pemutihan yang berlebihan,
penyinaran dalam keadaan lembab, atau pemanasan yang lama dalam suhu diatas
1400 C. Asam-asam menyebabkan hidrolisa ikatan-ikatan glukosa dalam rantai selulosa
membentuk hidroselulosa. Asam kuat menyebabkan degradasi cepat. Alkali mempunyai
sedikit pengaruh pada kapas kecuali alkali kuat akan dengan konsentrasi tinggi
menyebabkan penggelembungan yang besar pada serat.

2.2 Zat Warna Pigmen


Zat warna pigmen merupakan zat warna yang dapat digunakan untuk mencap
semua jenis bahan tekstil sehingga banyak digunakan. Zat warna ini tidak mempunyai
gugus pelarut atau gugus yang dapat berikatan dengan serat. Sifat zat warna ini hanya
menempel saja pada permukaan kain dengan pengikat binder.
Karena sifatnya yang hanya menempel saja maka hasil yang diperoleh mempunyai
efek kaku. Dan untuk menghindari efek ini biasanya dalam resep yang digunakan
ditambahkan zat pelembut. Kelemahan lain yang ada pada zat warna ini adalah
ketahanan terhadap gosoknya yang jelek.
Pencapan dengan zat warna pigmen banyak dilakukan karena memiliki beberapa
keuntungan, antara lain :
1. Dapat digunakan untuk segala jenis serat dan serat campuran.
2. Fiksasi hasil pencapannya mudah karena hanya dengan proses pemanas awetan.
3. Mempunyai ketahanan sinar dan zat kimia yang cukup baik.
4. Warna yang dicapkan adalah warna yang terakhir sehingga mudah dalam
menentukan warna.
5. Dapat dicapkan di atas kain yang berwarna dengan hasil yang cukup baik.
6. Hasil pencapan dapat disimpan dalam waktu yang agak lama sebelum mengalami
fiksasi / pemanas awetan.
7. Tidak memerlukan pengerjaan pencucian, penyabunan, oksidasi maupun steaming,
sehingga dapat menyingkat waktu proses dan tenaga.
8. Hasil pencapan dilihat secara visual akan memberikan warna yang cerah.
9. Sederhana dalam pembuatan pasta cap.

2.3 Binder
Binder merupakan zat kimia yang memegang peranan penting dalam proses
pencapan dengan zat warna pigmen untuk meningkatkan daya ketahanan luntur warna.
Film binder pada pencapan pigmen adalah struktur tiga dimensi. Binder adalah suatu
zat yang akan membentuk lapisan tipis yang terbuat dari makromolekul rantai panjang
yang pada saat diaplikasikan pada tekstil bersama pigmen menghasilkan jaringan
berikatan tiga dimensi. Jaringan tiga dimensi dekat terbentuk selama proses fiksasi
(curing) pada suhu tinggi da pada saat ini terjadi perubahan pH sehingga terjadi salah
self-cross-linking atau reaksi dengan zat pengikat silang.
Binder mempunyai gugus reaktif dalam kopolimer yang akan membentuk ikatan
silang (cross linking) antar molekul-molekul kopolimer atau dengan hidroksi, amino dan
gugus lainnya dari serat pada saat proses curing. Reaksi ikatan silang membutuhkan
suhu tinggi dan katalis yang bersifat asam. Katalis yang banyak digunakan pada
pencapan dengan zat warna pigmen adalah diamonium posfat.
Reaksi ikatan silang dari binder terjadi pada kondisi asam yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
B-CH2OH + HO-CH2-B B-CH2OCH2-B + HOH
Atau
B-CH2OH + HO-B B-CH2-OB + HOH
Reaksi antara binder dengan serat digambarkan sebagai berikut:
B-CH2-OR + HO-sel B-CH2-O-sel + ROH
Dimana R = CH3 / H
B = molekul binder

2.4 Pengental
2.5 Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Soeprijono.P. Serat-Serat Tekstil. Institut Teknologi Tekstil. 1973.


2. Rasjid Djufri, dkk., Teknologi Pengelantangan, Pencelupan dan Pencapan.
Bandung. Institut Teknologi Tekstil. 1976.
3. Arifin, K. S. (n.d.). Warung Informasi dan Produk. Retrieved November 1, 2017, from
khanifarifin.blogspot.co.id: http://khanifarifin.blogspot.co.id/2011/09/pencapan-dengan-
zat-warna-pigmen.html

Anda mungkin juga menyukai