Dasar Teori Pencapan Kapas-Pigmen
Dasar Teori Pencapan Kapas-Pigmen
1 Serat Selulosa
Kapas tersusun dari polimer selulosa yang struktur kimianya merupakan senyawa
benzena yang mengandung gugus hidroksil yang mudah menyerap air yang sebagian
besar terdiri dari selulosa (komponen utama), lemak, malam, pektin, dsb. Derajat
polimerisasinya sekitar 10.000 dengan berat molekul 1.580.000. Selulosa mengandung
gugus hidroksil yaitu 1 gugus promer dan 2 gugus sekunder. Selulosa terdapat pada
dinding primer dan dinding sekunder.
Gugus-gugus hidroksil yang dimilki oleh serat selulosa mampu menarik gugus
hidroksil dari molekul lainnya, selain itu juga mampu menarik gugus hidroksil dalam
molekul air. Sehingga serat yang memiliki banyak gugus hidroksil akan lebih mudah
menyerap air. Maka akan dengan mudahnya molekul-molekul air terserap kedalam
serat dan hal tersebut akan menyebabkan serat mudah dicelup.
Serat kapas pada umumnya tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan dan
pemakaian yang normal, tetapi beberapa zat oksidasi atau penghidrolisa menyebabkan
kerusakan dengan akibat penurunan kekuatan. Kerusakan dengan oksidasi karena
terbentuknya oksi selulosa biasanya terjadi dalam proses pemutihan yang berlebihan,
penyinaran dalam keadaan lembab, atau pemanasan yang lama dalam suhu diatas
1400 C. Asam-asam menyebabkan hidrolisa ikatan-ikatan glukosa dalam rantai selulosa
membentuk hidroselulosa. Asam kuat menyebabkan degradasi cepat. Alkali mempunyai
sedikit pengaruh pada kapas kecuali alkali kuat akan dengan konsentrasi tinggi
menyebabkan penggelembungan yang besar pada serat.
2.3 Binder
Binder merupakan zat kimia yang memegang peranan penting dalam proses
pencapan dengan zat warna pigmen untuk meningkatkan daya ketahanan luntur warna.
Film binder pada pencapan pigmen adalah struktur tiga dimensi. Binder adalah suatu
zat yang akan membentuk lapisan tipis yang terbuat dari makromolekul rantai panjang
yang pada saat diaplikasikan pada tekstil bersama pigmen menghasilkan jaringan
berikatan tiga dimensi. Jaringan tiga dimensi dekat terbentuk selama proses fiksasi
(curing) pada suhu tinggi da pada saat ini terjadi perubahan pH sehingga terjadi salah
self-cross-linking atau reaksi dengan zat pengikat silang.
Binder mempunyai gugus reaktif dalam kopolimer yang akan membentuk ikatan
silang (cross linking) antar molekul-molekul kopolimer atau dengan hidroksi, amino dan
gugus lainnya dari serat pada saat proses curing. Reaksi ikatan silang membutuhkan
suhu tinggi dan katalis yang bersifat asam. Katalis yang banyak digunakan pada
pencapan dengan zat warna pigmen adalah diamonium posfat.
Reaksi ikatan silang dari binder terjadi pada kondisi asam yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
B-CH2OH + HO-CH2-B B-CH2OCH2-B + HOH
Atau
B-CH2OH + HO-B B-CH2-OB + HOH
Reaksi antara binder dengan serat digambarkan sebagai berikut:
B-CH2-OR + HO-sel B-CH2-O-sel + ROH
Dimana R = CH3 / H
B = molekul binder
2.4 Pengental
2.5 Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA