Anda di halaman 1dari 23

Bab 4

Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik


A. PENDAHULUAN
Pokok Bahasan :
Elektrodinamometer
Instrumen Besi Putar
Instrumen Jenis Penyearah
Termo Instrumen
Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya
Alat Ukur Watt / Jam
Alat Ukur Faktor Daya
Alat Ukur Frekuensi

Tujuan Belajar :
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
Menjelaskan tentang elektrodinamometer
Menjelaskan tentang instrumen besi putar
Menjelaskan tentang instrumen jenis penyearah
Menjelaskan tentang termo instrumen
Menjelaskan tentang elektrodinamometer dalam pengukuran daya
Menjelaskan tentang alat ukur Watt / jam
Menjelaskan tentang alat ukur faktor daya
Menjelaskan tentang alat ukur frekuensi

B. PEMBAHASAN MATERI AJAR

4.1 Elektrodinamometer
Penggerak jenis elektrodinamometer adalah penggerak meter dasar yang
paling banyak dipakai saat ini. Seperti halnya penggerak d'Arsonval yang
telah dibahas sebelumnya, elektrodinamometer adalah peralatan yang peka
terhadap arus; dimana, penyimpangan penunjuk skala akan naik karena ada arus yang
melewati kumparan putar. Sekalipun penggerak meter ini lebih mendasar dalam
penggunaannya, alat ini juga memiliki banyak kemampuan. Penggerak
berkumparan tunggal dapat digunakan untuk mengukur tegangan atau arus baik
searah maupun bolak-balik, atau wattmeter satu fasa atau Varmeter. Penggerak
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

berkumparan ganda dapat digunakan dalam wattmeter atau varmeter berfasa banyak,
penggerak jenis kumparan menyilang dapat digunakan sebagai meter faktor daya atau
sebagai sebuah frekwensi meter, disamping semua hal tersebut diatas, barangkali
penerapan yang paling penting dari penggerak elektrodinamometer adalah sebagai
voltmeter dan ammeter standar dan sebagai instrumen pengubah. Karena sifat
akurasi dari penggerak elektrodinamometer, yang memberikan kebaikan pada alat
tersebut untuk digunakan dalam meter standar untuk mengkalibrasi meter lainnya).
Yang dimaksud dengan istilah instrumen pengubah adalah instrumen yang dapat
dikalibrasi dengan sumber DC, kemudian digunakan tanpa modifikasi untuk raengukur
arus bolak-balik, Hal ini memberi kita makna langsung tentang menyamakan
pengukuran AC dan DC dari arus atau tegangan.
Penggerak elektrodinamometer kumparan tunggal terdiri dari sebuah
kumparan tetap, yang dibagi menjadi dua bagian yang sama besar, yang dipisahkan
dengan kumparan yang dapat bergerak, seperti pada gambar 14. Kedua bagian
dari belahan kumparan tetap dan kumparan putar dihubungkan secara serie, dan arus
dari rangkaian yang diukur lewat melalui semua kumparan tersebut yang menyebabkan
suatu medan magnetik disekitar kumparan tetap. Kumparan yang dapat bergerak
berputar dalam medan magnet tersebut.
Penggerak elektrodinamometer dasar mampu untuk menerima arus yang lebih
banyak daripada penggerak d'Arsonval yang tidak dapat menerima arus tanpa shunt.
Suatu aliran arus 100 mA adalah perkiraan harga arus maksimum yang tanpa
resistansi shunt. Penambahan kemampuan menerima arus diperoleh melalui rancangan
dasar dari penggerak meter.

Gambar 14. Penggerak Elektrodinamometer

Kopel magnetik antara kumparan tetap dan kumparan putar terdapat celah-
celah udara yang menyebabkan terjadinya medan magnet yang lemah. Untuk
memperoleh kopel magnet yang cukup besar, arus yang lebih banyak harus
dialirkan ke kumparan, yang berarti harus menggunakan diameter kawat yang lebih
besar, Akan tetapi, kawat yang berdiameter besar memiliki resistansi yang kecil
Jika dibandingkan dengan kawat yang berdiameter kecil, Hal ini menyebabkan
penggerak elektrodinamometer mempunyai s e n s i t i f i t a s y a n g s a n g a t
rendah, yaitu sekitar 20 sam p ai 100 ohm/V.
Saat menggunakan resistor shunt dengan penggerak elektrodinamometer
untuk memperlebar kemampuan pengukuran arus, maka resistor shunt dihubung

50
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

paralel hanya dengan kumparan putar seperti yang ditunjukkan pada gambar 15.
Selama hanya kumparan putar yang dihubung shunt, resistansi kumparan putar harus
diketahui untuk mengukur harga shunt.

Gambar 15. Penggunaan penggerak Elektronamometer

Selama arus yang sama mengalir melewati kumparan medan dan kumparan
putar, saat penggerak elektrodinamometer digunakan sebagai ammeter atau
voltmeter lain, maka penyimpangan penunjuk sebagai kuadrat dari arus. Sebagai
hasilnya adalah hukum kuadrat skala meter sepert ditunjukkan pada gambar 16.

Gambar 16. Skala meter yang menggunakan hukum kuadrat

Kemungkinan penerapan yang lebih luas dari penggerak


elektrodinamometer adalah dalam wattmeter. Wattmeter daapt digunakan untuk
mengukur daya DC maupun AC. Sinyal AC tidak terbatas pada bentuk gelombang
sinusoidal saja, sehingga daya diperoleh dari beberapa bentuk gelombang AC yang
diukur. Saat digunakan sebagai wattmeter elektrodinamometer dihubungkan
seperti pada gambar 17. Saat digunakan sebagai wattmeter kumaparan tetap yang
disebut dengan kuraparan "medan (field)" dihubung serie dengan beban dan dengan
demikian mengonduksi arus yang sama seperti pada beban (ditambah arus kecil yang
melalui kumparan putar). Kumparan putar dihubungkan sebagai voltmeterpada
beban dimana resistor Rs adalah pengali untuk meter yang peka terhadap
tegangan.

51
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

Gambar 17. Penggerak Elektrodinamometer yang digunakan pada Wattmeter

Torsi magnetik yang menyebabkan Penunjuk untuk menyimpang pada


skala penuh dapat dinyatakan dalam persamaan jumlah penyimpangan sebagai :
dimana :

m = K m E I cos

m = sudut penyimpangan dari penunjuk


Km = konstantc instrumen, darajat/watt
E = harga rms dari tegangan sumber
I = harga rms dari arus sumber
cos = faktor daya

Karena tegangan kali arus sama dengan watt, maka semua satuan dapat
dibagi kecuali derajat yang merupakan satuan untuk penyimpangan sudut.

4.2 Instrumen Besi Putar


Instrumen-instrumen besi putar dapat dikelompokkan dalam dua jenis,
yaitu instrumen tarikan (attraction) dan tolakan (repulsion). Yang terakhir ini lebih
umum di-gunakan. Sebuah gerak tolakan daun radial (radial vane) ditunjukkan dalam
bentuk diagram pada Gambar 18
Gerak ini terdiri dari sebuah kumparan stasioner (diam) yang mempunyai
banyak gulungan dan membawa arus yang akan diukur. Dua daun besi lunak (iron-
vane) ditem-patkan di bagian dalam kumparan. Salah satu daun diikatkan tetap ke
kerangka kumparan sedang daun lainnya dihubungkan ke poros instrumen sehingga
dapat berputar secara bebas. Arus melalui kumparan memaknetisasi kedua daun
dengan polaritas yang sama tanpa memperhatikan arah arus sesaat. Kedua daun yang
termaknetisasi ini meng-hasilkan gaya tolakan, dan karena hanya satu daun yang bisa
berputar, defleksi (penyim-pangannya) adalah analogi dari besarnya arus kumparan.
Gaya tolak sebanding dengan kuadrat arus, tetapi efek frekuensi dan histeresis
cenderung menghasilkan defleksi jarum yang tidak linear dan akibatnya tidak
mempunyai hubungan kuadrat yang sempurna.
52
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

Instrumen daun radial jenis tolakan adalah gerak besi putar yang paling
sensitif dan mempunyai skala paling linear. Perencanaan yang baik dan bermutu
tinggi diperlukanbagi instrumen-instrumen tingkat tinggi. Perhatikan bahwa daun
aluminium yang diikat ke poros tepat di bawah jarum berputar di dalam sebuah rongga
yang besarnya hampir pas yang membawa jarum untuk berhenti dengan cepat

Gambar 18. Instrumen Besi Putar

.
Sebuah variasi instrumen daun radial adalah gerak tolakan daun konsentrik
(concentric-vane. Instrumen ini memiliki dua daun konsentrik. Salah satu daun
diikat tetap ke kerangka kumparan sedang yang lain dapat berputar secara koaksial di
bagian dalam daun yang diam. Kedua daun ini dimaknetisasi oleh arus di dalam
kumparan ke polaritas yang sama dan menyebabkannya bergeser ke sisi sewaktu
mengalami gaya tolakan. Karena daun yang dapat berputar terikat ke sebuah poros
ber-engsel, gaya tolak ini menghasilkan gaya rotasi yang merupakan fungsi arus di
dalam kumparan. Dikontrol oleh pegas seperti mekanisme lainnya, posisi akhir
jarum merupakan ukuran arus kumparan. Karena gerak ini seperti halnya semua
instrumen daun berputar tidak membedakan polaritas, dia dapat digunakan untuk dc
atau ac, tetapi lebih lazim digunakan untuk pengukuran bolak-balik (ac). Redaman
instrumen ini diperoleh dari sebuah daun redaman (damping vane) dari bahan
aluminium ringan yang dipegang oleh flens pada semua sisi dan berputar dengan ruang
main yang kecil di dalam rongga udara tertutup. Bila digunakan untuk arus bolak-
balik, torsi aktual akan bergetar dan dapat mengakibatkan getaran ujung jarum.
Konstruksi jarum yang kokoh terbungkus, secara efektif menghilangkan
getaran tersebut pada suatu daerah frekuensi yang lebar dan berfungsi untuk mencegah
pelengkungan jarum bila mengalami beban lebih.
Instrumen konsentrik memiliki sensitivitas yang sedang dan mempunyai
karakteris-tik skala kuadratis. Adalah mungkin untuk mengubah bentuk daun-daun
agar memiliki karakteristik skala yang khusus, yaitu dengan "membuka skala" bila
diinginkan.

53
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

Ketelitian instrumen-instrumen besi putar terutama dibatasi oleh ketidak-


linearan kurva magnetisasi daun-daun besi. Untuk nilai arus yang rendah, puncak arus
bolak-balik menghasilkan penyimpangan persatuan arus yang lebih besar dari nilai rata-
rata, meng-akibatkan pembacaan bolak-balik yang lebih tinggi dari pembacaan arus
searah ekivalen pada skala rendah. Dengan cara sama, pada skala tinggi lutut kurva
maknetisasi didekati, dan nilai puncak arus bolak-balik akan menghasilkan defleksi
persatuan arus yang lebih kecil dari nilai rata-rata, sehingga pembacaan arus bolak-
balik akan lebih rendah dari nilai arus searah ekivalen.
Histeris di dalam besi dan arus pusar (eddy-cureni) di dalam daun-daun dan
bagian logam lainnya di dalam instrumen, juga mempengaruhi ketelitian
pembacaan. Rapat fluksi, termasuk pada nilai arus skala penuh sangat kecil,
sehingga instrumen mempunyai sensitivitas arus yang agak rendah. Di dalam
sistem yang berputar ini tidak ada bagian yang membawa arus sehingga alat ukur daun
besi sangat kokoh dan terpercaya. Dia tidak mudah rusak walaupun kelebihan beban
sering terjadi.
Penambahan sebuah tahanan pengali yang sesuai akan mengubah gerak daun-
besi menjadi voltmeter; dengan cara sama, penambahan sebuah shunt akan
menghasilkan rangkuman arus (current ranges) yang berbeda. Bila gerak daun besi
digunakan sebagai voltmeter arus bolak-balik, frekuensi memperbesar impedansi
rangkaian instrumen dan karena itu cenderung memberikan pembacaan tegangan
yang lebih rendah. Karena itu voltmeter daun besi sebaiknya selalu dikalibrasi untuk
setiap frekuensi yang digunakan. Instrumen komersil yang biasa dapat digunakan
dalam batas-batas ketelitiannya dari 25 sampai 125 Hz. Rangkaian kompensasi khusus
dapat memperbaiki prestasi alat ukur pada frekuensi-frekuensi y$ng lebih tinggi
walaupun batas frekuensi atas tidak mudah diperluas melebihi sekitar 2500
Hz. Walaupun instrumen-instrumen ini akan memberi tanggapan terhadap arus
searah, mereka tidak dapat digunakan sebagai instrumen alih. Namun demikian, alat
ini sangat populer sebab murah dan kokoh, dan berprestasi sesuai dengan batas-batas
yang telah ditetapkan.

4.3 Instrumen Jenis Penyearah


a. Penggerak Meter dArsonval dengan penyearah Setengah Gelombang

Dalam sebelumnya telah didiskusikan tentang pengukuran arus dan tegangan


searah, serta pengukuran resistansi, dengan menggunakan meter penggerak d'Arsonval;
merupakan peralatan yang tanggap terhadap arus searah (DC). Dalam bab ini kita akan
mengungkapkan tentang penggunaan meter penggerak d'Arsonval untuk mengukur arus
dan tegangan bolak-balik.
Untuk mengukur arus bolak-balik dengan penggerak meter d'Arsonval,
pertama-tama kita harus menyearahkan arus bolak-balik dengan menggunakan
sebuah dioda penyearah untuk menghasilkan aliran arus searah. Beberapa jenis dari
penyearah menggunakan sebuah penyearah oksida tembaga (CuO), dioda tabung
hampa, suatu semikonduktor atau dioda "kristal".

54
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

Jika kita tambahkan sebuah dioda pada rangkaian voltmeter yang telah
didiskusikan pada sebelumnya, seperti yang ditunjukkan pada gambar 19, kita
akan memiliki kemampuan pengukuran tegangan AC.

Dimana sensitifitas dari voltmeter adalah :

1 1
S= = =1k /V
Ifs 1mA

Suatu pengali yang melipatkan 10 kali dari harga ini adalah 10V, input DC akan
menyebabkan penyimpangan skala penuh dengan tepat saat dihubungkan dengan
polaritas yang ditunjukkan pada gambar . Bias maju dioda akan tidak berpengaruh
pada operasi rangkaian jika kita anggap sebagai dioda ideal.
Sekarang andaikata kita memberi input DC 10 volt dengan input
gelombang sinus 10 V rms. Tegangan pada penggerak meter hanya setengah siklus
positip dari gelombang sinus yang disebabkan oleh penyerahan dari dioda. Harga
puncak 10 V rms gelombang sinus adalah :

Ep = 10 Vrms x 1 .414 = 14.14 Vpuncak

Penggerak meter DC akan tanggap pada harga rata-rata dari gelombang sinus
AC dimana harga rata-rata sama dengan 0,636 kali harga puncak. Harga rata-rata
untuk input tersebut diatas adalah :

Eav = Epx 0 . 6 3 6 =1 4 . 1 4 Vx 0 . 6 3 6 =8 . 9 9 V

Keseluruhannya, harga rata-rata yang melampaui seluruh siklus adalah


setengah harga rata-rata dari 8,99 V atau sekitar 4,5 V. Dengan demikian, dapat kita
lihat bahwa penunjuk pengukuran menyimpang skala penuh pada sinyal 10 V DC
diberikan hanya me nyi mpang pada 4,5 V, s aat diberika n sinya AC
sinusoidal 10 V rms.

Gambar19 . Perubahan voltmeter AC untuk mengukur tegangan DC

55
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

Selama setengah siklus negatip tidak konduk. Hal ini berarti bahwa pada
kenyataannya voltmeter AC tidak sesensitif voltmeter DC, suatu voltmeter AC yang
menggunakan penyearahan setengah gelombang kira-kira sensitifitasnya hanya 45%
dari voltmeter DC.
Sebenarnya, rangkaian akan memungkinkan untuk dirancang pada
penyimpangan skala penuh dengan memberikan tegangan AC 10 V rms, yang berarti
bahwa resistor pengali akan hanya 45% dari harga resistor pengali untuk voltmeter
DC 10 V. Selama kita lihat bahwa tegangan DC ekivalen sama dengan 45% dari harga
RMS pada tegangan AC, kita dapat menyatakannya dalam bentuk suatu persamaan
untuk menghitung harga resistor pengali sebagai :

Edc 0,45 E rms


Rs = Rm = Rm
Idc I dc

Kita dapat mengambil kesimpulan dari persamaan di atas, untuk penyearah


setengah gelombang, bahwa

Senac =0,45 Sendc

Secara komersial, memproduksi voltmeter AC yang menggunakan penyearahan


setengah gelombang menjadikan kita untuk menambahkan dioda dan sebuah shunt
seperti yang ditunjukkan pada gambar 20

Gambar 20 Penyearah setengah gelombang menggunakan penyearah dan shunt resistor

Dioda ganda ini dibuat dalam kemasan tunggal yang secara umum disebut
dengan suatu penyearah instrumen. Penambahan dioda D dibias mundur pada
setengah siklus positip dan sebenarnya tidak mempunyai pengaruh terhadap kerja
rangkaian. Pada setengah siklus negatip, D di bias maju dan memberikan lintasan yang
bergantian pada kebocoran arus saat dibias oundur yang pada keadaan normal
mengalir melewati penggerak meter dan dioda D1
Tujuan dari resistor shunt R adalah untuk menaikkan arus yang melewati D
selama setengaa siklus positip sehingga dioda ber ope ra si pa da ukura n ya ng
le bih lini er dari ku rv a karakteristiknya. Dengan demikian resistor shunt ini
memperbaiki kelinieran meter pada batas tegangan rendah AC, yang juga
menghasilkan sensitifitas yang lebih baik.
56
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

b. Penggerak Meter dArsonval dengan penyearah Gelombang Penuh

Gambar 21 Penyearah jembatan gelombang penuh digunakan voltmeter AC

Pada voltmeter AC lebih sering yang berkeinginan untuk menggunakan


penyearah gelombang p en uh dari pada penyearah setengah gelombang, karena
memiliki sensitifitas yang lebih tinggi. Jenis rangkaian yang paling banyak
digunakan penyearah gelombang penuh adalah penyearah jenis jembatan. Selama
setengah siklus positip, arus mengalir melalui dioda D2, melewati penggerak meter
dari positip menuju n e g a t i p , d a n m e l e w a t i D 3 . P o l a r i t a s d a l a m r a ngkaian
p a d a transformer sekunder adalah untuk setengah siklus positip. Selama arus mengalir
melalui penggerak meter pada kedua siklus setengah, kita mengharapkan penyimpangan
penunjuk menjadi lebih besar dari pada dengan penyearah setengah gelombang saat
arus dialirkan hanya pada setiap setengah siklus lainnya, atau jika penyimpangan tetap
sama maka instrumen yang menggunakan penyearahan gelombang penuh akan
memiliki sensitifitas yang lebih besar

Gambar 22 Voltmeter AC menggunakan penyearah gelombang penuh

Berdasarkan rangkaian yang ditunjukkan pada gambar di atas. Hargapuncak


dari sinyal 10 Vrms dihitung dengan penyearah setengah
gelomba ng se bagai :

57
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

Ep = 1,414 x E rms = 14,14 V peak

Rata-rata, atau DC, harga dari pulsa gelombang sinus


adalah :

E ave = 0,636 Ep = 9 V

Dengan demikian kita dapat melihat bahwa tegangan 10 y adalah sama


dengan 9Vdc. Saat menggunakan penyearahan gelombarig penuh. Hal ini berarti bahwa
sebuah voltmeter AC yang menggunakan penyearahan gelombang penuh mempunyai
sensitifitas yang sama dengan 90% dari sensitifitas DC, atau mempunyai dua kali
sensitifitas dari rangkaian yang menggunakan penyearahan setengah gelombang. Seperti
halnya pada penyearah setengah gelombang, yang berarti bahwa harga resistor pengali
akan hanya 90% dari harga voltmeter DC 10 V. Kit*, dapat menulisnya untuk
penyearah gelombang penuh sebagai :

Sac = 0,9 Sdc

Sebagai catatan bahwa voltmeter yang menggunakan penyearahan setengah


gelombang atau gelombang penuh hanya cocok untuk pengukuran gelombang
AC sinusoidal. Juga, persamaan yang ditunjukkan menjadi tidak berlaku lagi untuk
bentuk gelombang non sinusoidal misal: gelombang persegi, gelombang segitiga
dan gelombang gigi gergaji.

4.4 Termo Instrumen


Mekanisme Kawat Panas (Hot Wire Mechanism)

Gambar 23 Skema Ampermeter Kawat Panas

58
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

Sejarah awal dari instrumen-instrumen yang bekerja berdasarkan pemanasan


(termo-instrumen) adalah mekanisme kawat-panas, yang ditunjukkan secara
skematis dalam Gambar 23. Arus yang akan diukur dilewatkan melalui sebuah kawat
halus yang dire-gang kencang antara dua terminal. Kawat kedua diikat ke kawat halus
tersebut pada satu ujung dan pada ujung lainnya ke sebuah pegas yang berusaha menarik
kawat halus ke bawah. Kawat kedua ini dilewatkan melalui sebuah canai (roller) pada
mana jarum dihu-bungkan. Arus yang akan diukur menyebabkan pemanasan kawat
halus dan memuai sebanding dengan kuadfat arus pemanasan. Perubahan panjang kawat
menggerakkan jarum dan menunjukkan besarnya arus. Ketidakstabilan karenaregangan
kawat, lambatnya tanggapan (respons), dan kurangnya kompensasi terhadap
temperatur sekeliling mem-buat mekanisme ini tidak memuaskan secara komersil.
Sekarang ini mekanisme kawat panas tidak dipakai lagi dan diganti dengan yang lebih
sensitif, lebih teliti dan memiliki kombinasi kompensasi yang lebih baik bagi elemen
termolistrik dan gerak PMMC

Instrumen Termokopel

Gambar 24 Skema Instrumen termokopel dasar

Gambar 24 menunjukkan gabungan sebuah termokopel dan gerak PMMC yang


dapat digunakan untuk mengukur arus bolak-baKk (ac) dan arus searah (dc).
Gabungan ini disebut instrumen termokopel karena bekerjanya didasarkan pada
tindakan elemen termokopel Bila dua logam yang berbeda disambungkan bersama-
sama, suatu tegangan dibangkitkan pada sambungan kedua logam tersebut. Tegangan ini
bertambah sebanding dengan temperatur sambungan.
Dalam Gambar 24, CE dan DE menyatakan kedua logam yang tidak sama
tersebut, disambungkan pada titik E dan digambarkan dengan garis tipis dan garis tebal
untuk menunjukkan ketidaksamaannya. Beda potensial antara C dan D bergantung pada
temperatur yang disebut ujung dingin (cold junction), E. Suatu ke-naikan temperatur
mengakibatkan pertambahan tegangan dan ini merupakan suatu keuntungan
yang diperoleh dari termokopel. Elemen panas AB yang mengalami kontak mekanis
dengan sambungan kedua logam pada titik E membentuk sebagian rangkaian
pengukuran arus. AEB disebut ujung panas (hot junction). Energi panas yang
dibangkitkan oleh arus di dalam elemen panas menaikkan temperatur ujung dingin, dan
menyebabkan pertambahan tegangan yang dibangkitkan antara C dan D. Beda potensial
ini menghasilkan. suatu arus searah melalui instrumen PMMC. Panas yang ditimbulkan
oleh arus berbanding langsung dengan kuadrat arus (I2R)f dan

59
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

kenaikan temperatur (yang berarti tegangan d'c yang dibangkitkan) sebanding dengan
kuadrat arus rms. Berarti defleksi alat penunjuk akan memenuhi hubungan aturan
kuadratis, menyebabkan pe-numpukan tanda-tanda skala pada skala rendah dan
menyebar pada skala tinggi. Susunan Gambar 24 tidak memberikan kompensasi
terhadap perubahan-perubahan temperatur sekeliling.

Gambar 25 Termokopel Terkompensasi

Termoelemen yang terkompensasi ditunjukkan secara skematis dalam Gambar


25, menghasilkan suatu tegangan termolistrik dalam termokopel CED yang
berbanding langsung dengan arus melalui rangkaian AB. Karena tegangan termokopel
yang dibangkitkan adalah fungsi dari beda temperatur antara ujung panas dan ujung
dingin, beda temperatur ini harus disebabkan oleh arus yang diukur saja. Berarti untuk
pengukuran-pengukuran yang teliti, temperatur titik C dan D haruslah rata-rata
temperatur titik A dan B. Ini diperoleh dengan menempatkan ujung termokopel
CdanZ) di tengah-tengah potongan tembaga (copper strip) yang terpisah, yang ujung-
ujungnya mengalami kontak termal dengan A. dan B, tetapi secara elektris#terisolasi dari
A dan B.
Instrumen-instrumen termolistrik yang terpasang-di dalam dari jenis
terkompensasi, 'tersedia dalam batas ukur 0,5 20 A. Rahgkuman yang lebih tinggi juga
tersedia, tetapi dalam hal ini elemen pemanas merupakan bagian luar indikator. Elemen-
elemen termokopel yang digunakan untuk rangkuman di atas 60 A umumnya dilengkapi
dengan sirip-sirip pehdingin udara.

4.5 Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya


Wattmeter Satu Fasa

Gambar 26 Diagram sebuah Wattmeter elektrodinamometer

60
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

Elektrodinamometer dipakai secara luas dalam pengukuran daya. Dia


dapat digunakan untuk menunjukkan daya searah (dc) maupun bolak-balik (ac)
untuk setiap bentuk gelombang tegangan dan arus dan tidak terbatas pada gelombang
sinus saja, elektrodinamometer yang digunakan sebagai voltmeter atau ampermeter
terdiri dari kumparan-kumparan yang diam dan yang berputar dihubungkan secara seri,
karena itu bereaksi terhadap efek kuadrat arus. Bila digunakan sebagai alat ukur daya
satu fasa, kumparan-kumparan dihubungkan dalam cara yang berbeda. Lihat gambar
26.
Kumparan-kumparan yang diam atau kumparan-kumparan medan ditunjukkan
di sini sebagai dua elemen terpisah yang dihubungkan secara seri dan membawa arus
jala-jala total (zc). Kumparan yang berputar yang ditempatkan di dalam medan maknit
kumparan-kumparan yang diam, dihubungkan seri dengan tahanan pembatas arus dan
membawa arus kecil (ip). Arus sesaat di dalam kumparan yang berputar adalah
ip = e/Rp, di mana e adalah tegangan sesaat pada jala-jala, dani Rp adalah tahanan
total kumparan berputar beserta tahanan serinya. Defleksi kumparan putar sebanding
dengan perkalian ic dan ip dan untuk defleksi rata-rata selama satu periode dapat
dituliskan :
T
1
rata rata = K ic i p dt
T 0

di mana
Q rata-rata = defleksi sudut rata-rata dari kumparan
K = konstanta instrumen
Ic = arus sesaat di dalam kumparan-kumparan medan
Ip = arus sesaat di dalam kumparan potensial.

Wattmeter mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus yang
ditandai dengan "+". Bila terminal arus yang ditandai ini dihubungkan ke jala-jala masuk
dan terminal tegangan ke sisi jala-jala dalam mana kumparan arus dihubungkan, alat
ukur selalu akan membaca naik bila daya dihubungkan ke beban. Jika untuk suatu
alasan (se-perti dalam metoda dua wattmeter untuk mengukur daya tiga fasa) jarum
membaca mundur, sambungan arus (bukan sambungan tegangan) harus dipertukarkan.
Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk
mempertahan-kan medan maknitnya, tetapi ini biasanya begitu kecil dibandingkan
terhadap daya beban sehingga dapat diabaikan. Jika diperlukan pembacaan daya yang
tepat, kumparan arus harus persis membawa arus beban, dan kumparan potensial - harus
dihubungkan di antara terminal-terminal beban. Dengan menghubungkan kumparan
potensial ke titikA seperti dalam Gambar 26, tegangan beban terukur dengan tepat,
tetapi arus melalui kumparan-kumparan medan lebih besar sebanyak Ip. Berarti
wattmeter membaca lebih tinggi sebesar kehilangan daya tambahan di dalam rangkaian
potensial. Tetapi, jika kumparan potensial dihubungkan ke titiki? dalam Gambar 26,
kumparan medan mencatat arus beban yang tepat, tetapi tegangan pada kumparan
potensial akan lebih besar sebanyak penurunan tegangan pada kumparan- kumparan
medan. Juga wattmeter akan mencatat lebih tinggi, tetapi dengan kehilangan sebesar
I2R di dalam kumparan-kumparan medan. Cara penyambungan

61
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

yang tepat bergantung pada situasi. Umumnya, sambungan kumparan potensial pada
titik A lebih diinginkan untuk beban-beban arus tinggi, tegangan rendah; sedang
sambungan kumparan potensial pada titik B lebih diinginkan untuk beban-beban arus
rendah, tegangan tinggi.
Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan potensial diatasi dalam
wattmeter yang terkompensasi seperti ditunjukkan pada Gambar 27. Kumparan arus ter-
diri dari dua kumparan, masing-masing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu
kumparan menggunakan kawat besar yang membawa arus beban ditambah arus untuk
kumparan potensial. Gulungan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan hanya
membawa arus ke kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan arah dengan arus di
dalam gulungan besar, menyebabkan fluksi yang berlawanan dengan fluksi utama.
Berarti efekip dihilangkan dan wattmeter menunjukkan daya yang sesuai.

Gambar 27 Diagram Wattmeter Terkonpensasi

Wattmeter Fasa banyak

Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak memerlukan pemakaian dua
atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan
pembaca-an masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan
bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dari
sejumlah kawat-kawat dalam setiap sistem fasa banyak, dengan persyaratan bahwa
satu kawat dapat di-buat "common" terhadap semua rangkaian potensial. Gambar 28
menunjukkan sambungan dua wattmeter untuk pengukuran konsumsi daya oleh
sebuah beban tiga fasa yang setimbang yang dihubungkan secara delta.
Kumparan arus wattmeter 1 dihubungkan dalam jaringan; dan kumparan
tegang-annya dihubungkan antara antaran (jala-jala, line) A dan C Kumparan arus
wattmeter 2 dihubungkan dalam antaran B, dan kumparan tegangannya antara
antaran B dan C. Daya total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasa sama dengan
penjumlahan aljabar dari kedua pembacaan wattmeter.
Diagram fasor Gambar 29 menunjukkan tegangan tiga fasa VAC, VCB, dan VBA dan
arus tiga fasa IA c, ICB dan IBA. Beban yang dihubungkan secara delta dianggap in-

62
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

duktif, dan arus fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut 6. Kumparan
arus

Gambar 28 Diagram Pengukuran daya 3 fase dengan 2 wattmeter

Gambar 29. Diagram fasor dan tegangan dan arus daya 3 fase tiga kawat

Wattmeter 1 membawa arus antara IA'A , Yang merupakan penjumlahan


vektor dari arus-arus fasa IAC dan IAB. Kumparan potensial wattmeter 1
dihubungkan ke tegangan antaran VAC. Dengan cara sama kumparan arus wattmeter
2 membawa arus antaran IB.B yang merupakan penjumlahan vektor dari arus-arus fasa
IBA danIBC sedang tegangan pada kumparan potensialnya adalah tegangan antaran
VBC. Karena beban adalah setimbang, tegangan-tegangan fasa dan arus-arus fasa sama
besarnya dan dituliskan
V AC =V BC =V dan I AC = I CB = I BA = I

Daya, dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter adalah :

63
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

4.6 Alat Ukur Watt / Jam


Alat ukur wattjam (watthourmeter) tidak sering digunakan di laboratorium
tetapi banyak digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil. Kenyataannya
adalah jelas bahwa di semua tempat di manapun, perusahaan listrik menyalurkan energi
listrik ke industri dan pemakai setempat (domestik). Gambar 30 menunjukkan elemen
alat ukur wattjam satu fasa dalam bentuk skema.
Kumparan arus dihubungkan sen dengan antaran, dan kumparan tegangail dihu-
bungkan paralel. Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka logam dengan
desain khusus melengkapi dua rangkaian maknit. Sebuah piringan aluminium ringan
digantung di dalam senjang udara medan kumparan arus yang menyebabkan arus pusar
mengalir di dalam piringan. Reaksi arus pusar dan medan kumparan tegangan
membang-kitkan sebuah torsi (aksi motor) terhadap piringan dan menyebabkannya
berputar.

Gambar 30. Elemen alat ukur wattjam satu fase

Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan


dan arus pusar di dalam piringan yang. berturut-turut adalah fungsikuat medan
kumparan arus. Berarti jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah
dipakai oleh beban dalam selang waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam
(kWh, kilowatt-hour). Poros yang menopang piringan aluminium dihubungkan
melalui susunan roda gigi ke mekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi suatu
pembacaan kWh yang terkalibrasi dalam desimal. v
Redaman piringan diberikan oleh dua maknit permanen kecil yang
ditempatkan saling berhadapan pada sisi piringan. Bila piringan berputar, maknit-
maknit permanen mengindusir arus pusat di dalamnya. Arus-arus pusar ini bereaksi
dengan medan maknit dari maknit-maknit permanen kecil dan meredam gerakan
piringan.
Kalibrasi alat ukur watt-jam dilakukan pada kondisi beban penuh yang
diijinkan dan pada kondisi 10% dari beban yang diijinkan. Pada beban penuh, kalibrasi
terdiri dari pengaturan posisi maknit-maknit perniai^gjcec^ agar alat ukur membaca
dengan tegat. Pada beban-beban yang sangat ringan, komponen tegangan dari medan
menghasUkan suatu torsi yang tidak berbanding langsung dengan beban.
64
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

Kompensasi kesalahan diper-oleh dengan menyisipkan sebuah kumparan pelindung


atau pelat di atas sebagian kumparan tegangan dengan membuat alat ukur bekerja pada
10%beban yang diijinkan. Kalibrasi alat-ukur pada kedua posisi ini biasanya
menghasilkan pembacaan yang inemuas kan untuk semua beban-beban lainnya.
Alat ukur watt-jam tipe poros tempting (floating shaft) menggunakan sebuah
desain yang unik untuk menggantungkan piringan. Poros berputar mempunyai sebuah
maknit kecil pada masing-masing ujung. Maknit poros bagian atas ditarik ke sebuah
maknit dalam bantalan atas, sedang maknit bawah ditarik ke sebuah maknit dalam
bantalan bawah. Berarti gerakan pelampung tidak akan menyentuh kedua permukaan
bantalan, dan satu-satunya kontak terhadap gerakan adalah melalui roda gigi yang
menghubung-kan poros ke kelengkapan roda gigi.

4.7 Alat Ukur Faktor Daya


Menurut definisi, faktor daya adalah kosinus sudut fasa antara tegangan dan
arus, dan pengukuran faktor daya biasanya menyangkut penentuan sudut fasa ini. Ini
di-tunjukkan dalam kerja alat ukur faktor daya kumparan bersilang (crossed-coil
power factor meter). Pada dasarnya instrumen ini adalah gerak elektrodinamometer di
mana elemen yang berputar terdiri dari dua kumparan yang dipasang pada poros yang
sama tetapi tegak lurus satu sama lain. Kumparan putar berputar di dalam medan
maknetik yang dihasilkan oleh kumparan medan yang membawa arus jala-jala.
Penyambungan alat ukur ini di dalam sebuah rangkaian satu fasa ditunjukkan
pada diagram Gambar 31. Seperti biasanya kumparan medan dihubungkan seri dengan
an-taran dan mengalirkan arus antaran. Salah satu kumparan dari elemen yang
berputar dihubungkan seri dengan sebuah tahanan (R) pada antaran-antaran dan
menerima arus dari beda potensial yang dimasukkan. Kumparan kedua elemen yang
berputar tersebut

Gambar 31. Rangkaian alat ukur faktor daya kumoran silang satu fasa

dihubungkan seri dengan sebuah induktor (L) pada antaran. Karena di sini
tidak diguna-kan pegas-pegas pengatur posisi setimbang, elemen yang berputar akan
bergantung pada torsi yang diakibatkan oleh kedua kumparan yang saling bersilang.
Bila elemen yang berputar dalam posisi setimbang, kontribusi masing-masing
elemen terhadap torsi total harus sama tetapi berlawanan tanda. Torsi yang
dibangkitkan di dalam masing-masing kumparan adalah fungsi arus melalui
kumparan dan berarti bergantung pada im-pedansi rangkaian kumparan tersebut.

65
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

Torsi juga bergantung pada induktansi bersama antara tiap bagian kumparan yang
bersilang dan kumparan medan stasioner. Induktansi bersama ini bergantung pada
posisi sudut elemen-elemen kumparan bersilang terhadap posisi kumparan medan
stasioner. Bila elemen yang berputar dalam keadaan setimbang, dapat dilihat bahwa
simpangan sudutnya merupakan fungsi dari sudut fasa antara arus antaran (kumparan
medan) dan tegangan antaran (kumparan-kumparan yang bersilang). Penunjukan jarum
yang dihubungkan ke elemen berputar dikalibrasi langsung dalam sudut fasa atau
faktor daya.
Alat ukur faktor daya dengan daun terpolarisasi (polarized vane power-
factor meter) ditunjukkan dalam sketsa konstruksi Gambar 5-26. Instrumen ini
terutama diguna-kan dalam sistem daya tiga fasa sebab prinsip kerjanya bergantung
pada pemakaian tegangan tiga fasa. Kumparan luar adalah kumparan potensial yang
dihubungkan ke an-taran-antaran sistem tiga fasa. Penyambungan tegangan tiga fasa
ke kumparan potensial menyebabkannya bertindak seperti stator motor induksi tiga
fasa sewaktu membang-kitkan suatu fluksi maknit berputar. Kumparan di tengah
atau kumparan arus dihubungkan seri dengan salah satu antaran fasa, dan ini
mempolariser daun-daun besi. Daun-daun terpolarisasi ini bergerak di dalam medan
maknit berputar dan mengambil suatu posisi di mana medan putar pada suatu saat
mempunyai fluksi polarisasi paling besar (maksimal). Posisi ini merupakan indikasi
sudut fasa dan berarti indikasi faktor daya.
Instrumen ini dapat digunakan dalam sistem satu fasa dengan syarat bahwa
sebuah rangkaian pemisah fasa (serupa dengan yang digunakan dalam motor satu
fasa) ditambahkan untuk membangkitkan medan maknit putar yang diperlukan.
Kedua jenis alat ukur faktor daya terbatas pada pengukuran frekuensi
yang relatif Rndah dan khususnya digunakan pada frekuensi jala-jala (60 Hz).
Pengukuran fasa pada frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi sering lebih teliti dan
ini secara memuaskan akan lihasilkan oleh instrumen-instrumen elektronik atau
tehnik-tehnik tertentu.

4.8 Alat Ukur Frekuensi


Frekuensi dapat ditentukan dengan berbagai cara, tetapi sementara kita
membicarakan instrumen-instrumen penunjuk yang dalam kategori ini adalah alat-
alat ukur freiuensi yang memanfaatkan efek frekuensi terhadap faktor-faktor
seperti : induktansi Ibersama, resonansi sirkuit penyetalaan (tuned circuit) dan
resonansi mekanik
Sebuah contoh pemakaian rangkaian penyetalaan ditemukan pada alat- ukur
frekuansi tipe elektrodinamometer, yang ditunjukkan secara skematis dalam Gambar
32. Dalam alat ukur frekuensi ini, kumparan-kumparan medan membentuk sebagian
dari dua rangkaian resonan terpisah. Kumparan medan 1 adalah seri dengan induktorLj
dan kapasitor C\, dan membentuk sebuah rangkaian resonan yang disetel ke suatu
frekuensi sedikit di bawah skala terendah dari instrumen. Kumparan medan
2 adalah sen dengan induktor L2 dan kapasitor C2, dan membentuk sebuah
rangkaian resonan yang disetel ke frekuensi sedikit lebih tinggi dari skala tertinggi
instrumen. Dalam hal frekuensi jala-jala, rangkaian harus disetel ke frekuensi
berturut-turut 50 Hz dan 70 Hz, dengan 60 Hz pada pertengahan skala.

66
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

Gambar 32. Rangkaian alat ukur frekunsi tipe lektrodinamometer

Kedua kumparan medan disusun seperti ditunjukkan pada diagram dan


dikembalikan ke jala-jala melalui gulungan kumparan yang dapat berputar. Torsi pada
elemen yang berputar sebanding dengan arus melalui kumparan berputar. Arus ini
terdiri dari penjumlahan kedua arus kumparan medan. Untuk frekuensi yang
dimasukkan dalam batas-batas rangkuman instrumen, rangkaian kumparan medan 1
bekerja di atas frekuensi resonan dengan arus ix ketinggalan dari tegangan yang
dimasuikkan. Rangkaian kumparan medan 2 bekerja di bawah frekuensi resonannya dan
dengan demikian adalah kapasitif dengan arus i2 yang mendahului tegangan yang
dimasukkan. Karena itu torsi yang dihasilkan oleh kedua arus terhadap kumparan putar
adalah lawanan, dan torsi yang dihasilkan tersebut merupakan fungsi dari frekuensi
tegar.yang dimasukkan. Untuk setiap frekuensi yang dimasukkan dalam batas ukur
instrumen torsi yang dibangkitkan pada elemen yang berputar menyebabkan jarum
berada posisi yang dihasilkannya dan defleksi jarum dikalibrasi dalam frekuensi yang
dibenka tersebut. Torsi pemulih dilengkapi oleh sebuah daun besi kecil yang dipasang
pada irparan yang berputar. Daerah pengukuran instrumen ini biasanya terbatas pada
frekuensi jala-jala dan pemakaian utama adalah dalam bidang ini yakni untuk
memonitor frekuansi sebuah sistem day a

Alat ukur frekuensi jenis batang atau lidah bergetar (tuned-reed frequency
mechanism
bekerja berdasarkan prinsip resonansi mekanis. Sederetan batang-batang
dipasang bersama-sama pada sebuah alas fleksibel yang terpasang pada jangkar sebuah
elektromakna Kumparan elektromaknit diberi energi listrik dari jala-jala arus bolak-
balik yang frekuensinya akan ditentukan. Batang disetel ke suatu frekuensi dasar
yang tepat berdasarkan pemilihan panjang dan massa yang sesuai. Batang yang
frekuensi dasarnya sama frekuensi pada mana elektromaknit diberi energi,
membentuk suatu getaran. Getaran ini dapat dilihat pada panel alat ukur di mana ujung
getaran batang ditunjukimelalui sebuah jendela. Jika frekuensi yang diukur berada di
antara frekuensi dua yang berdekatan, kedua batang akan hergetar dan frekuensi jala-
jala akan paling ke batang yang bergetar paling tinggi. Interpolasi antara frekuensi-
frekuensi dasar batang-batang ini dapat dilakukan dengan mudah dan teliti, sebab
frekuensi-frekubatang adalah tepat. Instrumen ini mempunyai keuntungan

67
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

karena konstruksi sangat sederhana dan sangat kokoh. Dia mempertahankan


kalibrasinya dengan baikngan syarat bahwa getaran batang-batang dipertahankan
dalam batas-batas yang Walaupun operasinya tidak bergantung pada nilai tegangan
yang tepat, pengubbatas ukur tegangan biasanya dilakukan dengan penambahan
tahanan.
Alat ukur frekuensi tipe inti jenuh (saturable-core frequency meter),
yang menangani dan mengukur suatu rangkuman frekuensi dengan baik,
ditunjukkan secaJ skematis pada Gambar 33. Transformator terdiri dari dua inti (core)
dan satugarJOM (yoke). Satu inti adalah bahan non-maknit, sedang inti yang lain
adalah bahan maijJ yang saturasi pada nilai ggl dan arus yang sangat kecil. Gandar
terbuat dari bahan maiaJ dengan penampang yang cukup besar sehingga tidak mencapai
saturasi. Kumparan pm mer transformator dililitkan pada kedua inti tersebut secara
bersamaan (simultarn mm perti ditunjukkan pada Gambar 33. Kumparan sekunder
terdiri dari dua bagian H paroh gulungan dililitkan pada inti maknit dan separoh lainnya
pada inti non-makiiJ Gulungan-gulungan sekunder dihubungkan seri dalam cara
sedemikian sehingga tegar yang diinduksi di dalam gulungan-gulungan tersebut
berlawanan satu sama lain.
Biladaya disalurkan ke kumparan primer, transformator akan mengindusir
tegangan di ialam kumparan-kumparan sekunder. Karena nilai saturasi inti maknetik
yang rendah, inti ini akan saturasi pada tegangan sekunder yang sangat kecil. Begitu
inti ini saturasi, iaju pertambahan tegangan induksi di dalam kumparan tersebut akan
sama dengan laju pertambahan tegangan induksi di dalam gulungan pada inti bukan
maknit. Dengan de-mikian laju pertambahan tegangan-tegangan induksi saling
meniadakan karena ggl di ialam gulungan-gulungan sekunder berlawanan satu sama
lain. Karena itu tegangan sekunder bukan merupakan fungsi tegangan primer yang
dimasukkan, tetapi hanya akan bergantung pada frekuensi tegangan tersebut.
Tegangan keluaran sekunder disea-rahkan dan dimasukkan ke sebuah alat ukur arus
searah yang defleksinya sebanding dengan frekuensi. Skala alat-ukur dikalibrasi dalam
frekuensi.

Gambar 33. Skema alat ukur frekunsi tipe inti jenuh

68
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

C. RANGKUMAN
V = V x 1,414
pp rms

V = V x 0,636
ave pp
VAC V rm s V dc
1
V = V
dc 2 ave
= 0,45 V
rms

V = 0,45 xV
Rm = 100 ? dc rms

V rms V dc Idp = 1 mA = 0,45 x10


10 V 4,5 V
Rs = 4,5 Volt

V pp = Vrms 1,44

Vave = V pp 0,636

Vdc = Vave
= 0,9 Vrms

D. LATIHAN SOAL
1. Yang mana dari alat-alat ukur berikut akan mengukur arus bolak-balik tanpa
bergantung pada penggunaan penyerah:
a. alat ukur besi putar daun radial
b. elektrodinamometer
c. mekanisme kumparan putar maknit inti
d. instrumen termokopel tipe jembatan
2. Jelaskan mengapa nilai ohm per volt bagian rus bolak-balik (ac) dari sebuah
multimeter komersial lebih rendah dari bagian arus DC

69
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
3. Sebuah alat ukur pada tegangan 25V mempunyai tahanan dalam 100 dan
memerlukan 1mA DC untuk defleksi penuh. Tahanan shunt yang dihubungkan
(Rsh) paralel terhadap alat ukur tersebut sebesar 200 Dioda D1 dan D2
masing-masing mempunyai tegangan maju rata-rata sebesar 400 dan dianggap
mempunyai tahanan balik tek terhingga. Tentukanlah :

70
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik

(a) Nilai tahanan pengali Rs


(b) Sensitivitas voltmeter pada rangkuman Ac tersebut

E. KASUS
Sebuah instrumen termokopel membaca 10 A pada defleksi penuh. Tentukan arus
yang menyebabkan defleksi setengah skala

F. SUMBER BELAJAR
Diktat Pengukuran Listrik I Tsuneo Furuya, et.al
Instrumentasi Elektronik dan Pengukuran William David Cooper

71

Anda mungkin juga menyukai