Tujuan Belajar :
Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
Menjelaskan tentang elektrodinamometer
Menjelaskan tentang instrumen besi putar
Menjelaskan tentang instrumen jenis penyearah
Menjelaskan tentang termo instrumen
Menjelaskan tentang elektrodinamometer dalam pengukuran daya
Menjelaskan tentang alat ukur Watt / jam
Menjelaskan tentang alat ukur faktor daya
Menjelaskan tentang alat ukur frekuensi
4.1 Elektrodinamometer
Penggerak jenis elektrodinamometer adalah penggerak meter dasar yang
paling banyak dipakai saat ini. Seperti halnya penggerak d'Arsonval yang
telah dibahas sebelumnya, elektrodinamometer adalah peralatan yang peka
terhadap arus; dimana, penyimpangan penunjuk skala akan naik karena ada arus yang
melewati kumparan putar. Sekalipun penggerak meter ini lebih mendasar dalam
penggunaannya, alat ini juga memiliki banyak kemampuan. Penggerak
berkumparan tunggal dapat digunakan untuk mengukur tegangan atau arus baik
searah maupun bolak-balik, atau wattmeter satu fasa atau Varmeter. Penggerak
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
berkumparan ganda dapat digunakan dalam wattmeter atau varmeter berfasa banyak,
penggerak jenis kumparan menyilang dapat digunakan sebagai meter faktor daya atau
sebagai sebuah frekwensi meter, disamping semua hal tersebut diatas, barangkali
penerapan yang paling penting dari penggerak elektrodinamometer adalah sebagai
voltmeter dan ammeter standar dan sebagai instrumen pengubah. Karena sifat
akurasi dari penggerak elektrodinamometer, yang memberikan kebaikan pada alat
tersebut untuk digunakan dalam meter standar untuk mengkalibrasi meter lainnya).
Yang dimaksud dengan istilah instrumen pengubah adalah instrumen yang dapat
dikalibrasi dengan sumber DC, kemudian digunakan tanpa modifikasi untuk raengukur
arus bolak-balik, Hal ini memberi kita makna langsung tentang menyamakan
pengukuran AC dan DC dari arus atau tegangan.
Penggerak elektrodinamometer kumparan tunggal terdiri dari sebuah
kumparan tetap, yang dibagi menjadi dua bagian yang sama besar, yang dipisahkan
dengan kumparan yang dapat bergerak, seperti pada gambar 14. Kedua bagian
dari belahan kumparan tetap dan kumparan putar dihubungkan secara serie, dan arus
dari rangkaian yang diukur lewat melalui semua kumparan tersebut yang menyebabkan
suatu medan magnetik disekitar kumparan tetap. Kumparan yang dapat bergerak
berputar dalam medan magnet tersebut.
Penggerak elektrodinamometer dasar mampu untuk menerima arus yang lebih
banyak daripada penggerak d'Arsonval yang tidak dapat menerima arus tanpa shunt.
Suatu aliran arus 100 mA adalah perkiraan harga arus maksimum yang tanpa
resistansi shunt. Penambahan kemampuan menerima arus diperoleh melalui rancangan
dasar dari penggerak meter.
Kopel magnetik antara kumparan tetap dan kumparan putar terdapat celah-
celah udara yang menyebabkan terjadinya medan magnet yang lemah. Untuk
memperoleh kopel magnet yang cukup besar, arus yang lebih banyak harus
dialirkan ke kumparan, yang berarti harus menggunakan diameter kawat yang lebih
besar, Akan tetapi, kawat yang berdiameter besar memiliki resistansi yang kecil
Jika dibandingkan dengan kawat yang berdiameter kecil, Hal ini menyebabkan
penggerak elektrodinamometer mempunyai s e n s i t i f i t a s y a n g s a n g a t
rendah, yaitu sekitar 20 sam p ai 100 ohm/V.
Saat menggunakan resistor shunt dengan penggerak elektrodinamometer
untuk memperlebar kemampuan pengukuran arus, maka resistor shunt dihubung
50
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
paralel hanya dengan kumparan putar seperti yang ditunjukkan pada gambar 15.
Selama hanya kumparan putar yang dihubung shunt, resistansi kumparan putar harus
diketahui untuk mengukur harga shunt.
Selama arus yang sama mengalir melewati kumparan medan dan kumparan
putar, saat penggerak elektrodinamometer digunakan sebagai ammeter atau
voltmeter lain, maka penyimpangan penunjuk sebagai kuadrat dari arus. Sebagai
hasilnya adalah hukum kuadrat skala meter sepert ditunjukkan pada gambar 16.
51
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
m = K m E I cos
Karena tegangan kali arus sama dengan watt, maka semua satuan dapat
dibagi kecuali derajat yang merupakan satuan untuk penyimpangan sudut.
Instrumen daun radial jenis tolakan adalah gerak besi putar yang paling
sensitif dan mempunyai skala paling linear. Perencanaan yang baik dan bermutu
tinggi diperlukanbagi instrumen-instrumen tingkat tinggi. Perhatikan bahwa daun
aluminium yang diikat ke poros tepat di bawah jarum berputar di dalam sebuah rongga
yang besarnya hampir pas yang membawa jarum untuk berhenti dengan cepat
.
Sebuah variasi instrumen daun radial adalah gerak tolakan daun konsentrik
(concentric-vane. Instrumen ini memiliki dua daun konsentrik. Salah satu daun
diikat tetap ke kerangka kumparan sedang yang lain dapat berputar secara koaksial di
bagian dalam daun yang diam. Kedua daun ini dimaknetisasi oleh arus di dalam
kumparan ke polaritas yang sama dan menyebabkannya bergeser ke sisi sewaktu
mengalami gaya tolakan. Karena daun yang dapat berputar terikat ke sebuah poros
ber-engsel, gaya tolak ini menghasilkan gaya rotasi yang merupakan fungsi arus di
dalam kumparan. Dikontrol oleh pegas seperti mekanisme lainnya, posisi akhir
jarum merupakan ukuran arus kumparan. Karena gerak ini seperti halnya semua
instrumen daun berputar tidak membedakan polaritas, dia dapat digunakan untuk dc
atau ac, tetapi lebih lazim digunakan untuk pengukuran bolak-balik (ac). Redaman
instrumen ini diperoleh dari sebuah daun redaman (damping vane) dari bahan
aluminium ringan yang dipegang oleh flens pada semua sisi dan berputar dengan ruang
main yang kecil di dalam rongga udara tertutup. Bila digunakan untuk arus bolak-
balik, torsi aktual akan bergetar dan dapat mengakibatkan getaran ujung jarum.
Konstruksi jarum yang kokoh terbungkus, secara efektif menghilangkan
getaran tersebut pada suatu daerah frekuensi yang lebar dan berfungsi untuk mencegah
pelengkungan jarum bila mengalami beban lebih.
Instrumen konsentrik memiliki sensitivitas yang sedang dan mempunyai
karakteris-tik skala kuadratis. Adalah mungkin untuk mengubah bentuk daun-daun
agar memiliki karakteristik skala yang khusus, yaitu dengan "membuka skala" bila
diinginkan.
53
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
54
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
Jika kita tambahkan sebuah dioda pada rangkaian voltmeter yang telah
didiskusikan pada sebelumnya, seperti yang ditunjukkan pada gambar 19, kita
akan memiliki kemampuan pengukuran tegangan AC.
1 1
S= = =1k /V
Ifs 1mA
Suatu pengali yang melipatkan 10 kali dari harga ini adalah 10V, input DC akan
menyebabkan penyimpangan skala penuh dengan tepat saat dihubungkan dengan
polaritas yang ditunjukkan pada gambar . Bias maju dioda akan tidak berpengaruh
pada operasi rangkaian jika kita anggap sebagai dioda ideal.
Sekarang andaikata kita memberi input DC 10 volt dengan input
gelombang sinus 10 V rms. Tegangan pada penggerak meter hanya setengah siklus
positip dari gelombang sinus yang disebabkan oleh penyerahan dari dioda. Harga
puncak 10 V rms gelombang sinus adalah :
Penggerak meter DC akan tanggap pada harga rata-rata dari gelombang sinus
AC dimana harga rata-rata sama dengan 0,636 kali harga puncak. Harga rata-rata
untuk input tersebut diatas adalah :
Eav = Epx 0 . 6 3 6 =1 4 . 1 4 Vx 0 . 6 3 6 =8 . 9 9 V
55
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
Selama setengah siklus negatip tidak konduk. Hal ini berarti bahwa pada
kenyataannya voltmeter AC tidak sesensitif voltmeter DC, suatu voltmeter AC yang
menggunakan penyearahan setengah gelombang kira-kira sensitifitasnya hanya 45%
dari voltmeter DC.
Sebenarnya, rangkaian akan memungkinkan untuk dirancang pada
penyimpangan skala penuh dengan memberikan tegangan AC 10 V rms, yang berarti
bahwa resistor pengali akan hanya 45% dari harga resistor pengali untuk voltmeter
DC 10 V. Selama kita lihat bahwa tegangan DC ekivalen sama dengan 45% dari harga
RMS pada tegangan AC, kita dapat menyatakannya dalam bentuk suatu persamaan
untuk menghitung harga resistor pengali sebagai :
Dioda ganda ini dibuat dalam kemasan tunggal yang secara umum disebut
dengan suatu penyearah instrumen. Penambahan dioda D dibias mundur pada
setengah siklus positip dan sebenarnya tidak mempunyai pengaruh terhadap kerja
rangkaian. Pada setengah siklus negatip, D di bias maju dan memberikan lintasan yang
bergantian pada kebocoran arus saat dibias oundur yang pada keadaan normal
mengalir melewati penggerak meter dan dioda D1
Tujuan dari resistor shunt R adalah untuk menaikkan arus yang melewati D
selama setengaa siklus positip sehingga dioda ber ope ra si pa da ukura n ya ng
le bih lini er dari ku rv a karakteristiknya. Dengan demikian resistor shunt ini
memperbaiki kelinieran meter pada batas tegangan rendah AC, yang juga
menghasilkan sensitifitas yang lebih baik.
56
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
57
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
E ave = 0,636 Ep = 9 V
58
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
Instrumen Termokopel
59
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
kenaikan temperatur (yang berarti tegangan d'c yang dibangkitkan) sebanding dengan
kuadrat arus rms. Berarti defleksi alat penunjuk akan memenuhi hubungan aturan
kuadratis, menyebabkan pe-numpukan tanda-tanda skala pada skala rendah dan
menyebar pada skala tinggi. Susunan Gambar 24 tidak memberikan kompensasi
terhadap perubahan-perubahan temperatur sekeliling.
60
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
di mana
Q rata-rata = defleksi sudut rata-rata dari kumparan
K = konstanta instrumen
Ic = arus sesaat di dalam kumparan-kumparan medan
Ip = arus sesaat di dalam kumparan potensial.
Wattmeter mempunyai satu terminal tegangan dan satu terminal arus yang
ditandai dengan "+". Bila terminal arus yang ditandai ini dihubungkan ke jala-jala masuk
dan terminal tegangan ke sisi jala-jala dalam mana kumparan arus dihubungkan, alat
ukur selalu akan membaca naik bila daya dihubungkan ke beban. Jika untuk suatu
alasan (se-perti dalam metoda dua wattmeter untuk mengukur daya tiga fasa) jarum
membaca mundur, sambungan arus (bukan sambungan tegangan) harus dipertukarkan.
Wattmeter elektrodinamometer membutuhkan sejumlah daya untuk
mempertahan-kan medan maknitnya, tetapi ini biasanya begitu kecil dibandingkan
terhadap daya beban sehingga dapat diabaikan. Jika diperlukan pembacaan daya yang
tepat, kumparan arus harus persis membawa arus beban, dan kumparan potensial - harus
dihubungkan di antara terminal-terminal beban. Dengan menghubungkan kumparan
potensial ke titikA seperti dalam Gambar 26, tegangan beban terukur dengan tepat,
tetapi arus melalui kumparan-kumparan medan lebih besar sebanyak Ip. Berarti
wattmeter membaca lebih tinggi sebesar kehilangan daya tambahan di dalam rangkaian
potensial. Tetapi, jika kumparan potensial dihubungkan ke titiki? dalam Gambar 26,
kumparan medan mencatat arus beban yang tepat, tetapi tegangan pada kumparan
potensial akan lebih besar sebanyak penurunan tegangan pada kumparan- kumparan
medan. Juga wattmeter akan mencatat lebih tinggi, tetapi dengan kehilangan sebesar
I2R di dalam kumparan-kumparan medan. Cara penyambungan
61
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
yang tepat bergantung pada situasi. Umumnya, sambungan kumparan potensial pada
titik A lebih diinginkan untuk beban-beban arus tinggi, tegangan rendah; sedang
sambungan kumparan potensial pada titik B lebih diinginkan untuk beban-beban arus
rendah, tegangan tinggi.
Kesulitan dalam menempatkan sambungan kumparan potensial diatasi dalam
wattmeter yang terkompensasi seperti ditunjukkan pada Gambar 27. Kumparan arus ter-
diri dari dua kumparan, masing-masing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu
kumparan menggunakan kawat besar yang membawa arus beban ditambah arus untuk
kumparan potensial. Gulungan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan hanya
membawa arus ke kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan arah dengan arus di
dalam gulungan besar, menyebabkan fluksi yang berlawanan dengan fluksi utama.
Berarti efekip dihilangkan dan wattmeter menunjukkan daya yang sesuai.
Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak memerlukan pemakaian dua
atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan
pembaca-an masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan
bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dari
sejumlah kawat-kawat dalam setiap sistem fasa banyak, dengan persyaratan bahwa
satu kawat dapat di-buat "common" terhadap semua rangkaian potensial. Gambar 28
menunjukkan sambungan dua wattmeter untuk pengukuran konsumsi daya oleh
sebuah beban tiga fasa yang setimbang yang dihubungkan secara delta.
Kumparan arus wattmeter 1 dihubungkan dalam jaringan; dan kumparan
tegang-annya dihubungkan antara antaran (jala-jala, line) A dan C Kumparan arus
wattmeter 2 dihubungkan dalam antaran B, dan kumparan tegangannya antara
antaran B dan C. Daya total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasa sama dengan
penjumlahan aljabar dari kedua pembacaan wattmeter.
Diagram fasor Gambar 29 menunjukkan tegangan tiga fasa VAC, VCB, dan VBA dan
arus tiga fasa IA c, ICB dan IBA. Beban yang dihubungkan secara delta dianggap in-
62
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
duktif, dan arus fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut 6. Kumparan
arus
Gambar 29. Diagram fasor dan tegangan dan arus daya 3 fase tiga kawat
63
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
Gambar 31. Rangkaian alat ukur faktor daya kumoran silang satu fasa
dihubungkan seri dengan sebuah induktor (L) pada antaran. Karena di sini
tidak diguna-kan pegas-pegas pengatur posisi setimbang, elemen yang berputar akan
bergantung pada torsi yang diakibatkan oleh kedua kumparan yang saling bersilang.
Bila elemen yang berputar dalam posisi setimbang, kontribusi masing-masing
elemen terhadap torsi total harus sama tetapi berlawanan tanda. Torsi yang
dibangkitkan di dalam masing-masing kumparan adalah fungsi arus melalui
kumparan dan berarti bergantung pada im-pedansi rangkaian kumparan tersebut.
65
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
Torsi juga bergantung pada induktansi bersama antara tiap bagian kumparan yang
bersilang dan kumparan medan stasioner. Induktansi bersama ini bergantung pada
posisi sudut elemen-elemen kumparan bersilang terhadap posisi kumparan medan
stasioner. Bila elemen yang berputar dalam keadaan setimbang, dapat dilihat bahwa
simpangan sudutnya merupakan fungsi dari sudut fasa antara arus antaran (kumparan
medan) dan tegangan antaran (kumparan-kumparan yang bersilang). Penunjukan jarum
yang dihubungkan ke elemen berputar dikalibrasi langsung dalam sudut fasa atau
faktor daya.
Alat ukur faktor daya dengan daun terpolarisasi (polarized vane power-
factor meter) ditunjukkan dalam sketsa konstruksi Gambar 5-26. Instrumen ini
terutama diguna-kan dalam sistem daya tiga fasa sebab prinsip kerjanya bergantung
pada pemakaian tegangan tiga fasa. Kumparan luar adalah kumparan potensial yang
dihubungkan ke an-taran-antaran sistem tiga fasa. Penyambungan tegangan tiga fasa
ke kumparan potensial menyebabkannya bertindak seperti stator motor induksi tiga
fasa sewaktu membang-kitkan suatu fluksi maknit berputar. Kumparan di tengah
atau kumparan arus dihubungkan seri dengan salah satu antaran fasa, dan ini
mempolariser daun-daun besi. Daun-daun terpolarisasi ini bergerak di dalam medan
maknit berputar dan mengambil suatu posisi di mana medan putar pada suatu saat
mempunyai fluksi polarisasi paling besar (maksimal). Posisi ini merupakan indikasi
sudut fasa dan berarti indikasi faktor daya.
Instrumen ini dapat digunakan dalam sistem satu fasa dengan syarat bahwa
sebuah rangkaian pemisah fasa (serupa dengan yang digunakan dalam motor satu
fasa) ditambahkan untuk membangkitkan medan maknit putar yang diperlukan.
Kedua jenis alat ukur faktor daya terbatas pada pengukuran frekuensi
yang relatif Rndah dan khususnya digunakan pada frekuensi jala-jala (60 Hz).
Pengukuran fasa pada frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi sering lebih teliti dan
ini secara memuaskan akan lihasilkan oleh instrumen-instrumen elektronik atau
tehnik-tehnik tertentu.
66
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
Alat ukur frekuensi jenis batang atau lidah bergetar (tuned-reed frequency
mechanism
bekerja berdasarkan prinsip resonansi mekanis. Sederetan batang-batang
dipasang bersama-sama pada sebuah alas fleksibel yang terpasang pada jangkar sebuah
elektromakna Kumparan elektromaknit diberi energi listrik dari jala-jala arus bolak-
balik yang frekuensinya akan ditentukan. Batang disetel ke suatu frekuensi dasar
yang tepat berdasarkan pemilihan panjang dan massa yang sesuai. Batang yang
frekuensi dasarnya sama frekuensi pada mana elektromaknit diberi energi,
membentuk suatu getaran. Getaran ini dapat dilihat pada panel alat ukur di mana ujung
getaran batang ditunjukimelalui sebuah jendela. Jika frekuensi yang diukur berada di
antara frekuensi dua yang berdekatan, kedua batang akan hergetar dan frekuensi jala-
jala akan paling ke batang yang bergetar paling tinggi. Interpolasi antara frekuensi-
frekuensi dasar batang-batang ini dapat dilakukan dengan mudah dan teliti, sebab
frekuensi-frekubatang adalah tepat. Instrumen ini mempunyai keuntungan
67
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
68
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
C. RANGKUMAN
V = V x 1,414
pp rms
V = V x 0,636
ave pp
VAC V rm s V dc
1
V = V
dc 2 ave
= 0,45 V
rms
V = 0,45 xV
Rm = 100 ? dc rms
V pp = Vrms 1,44
Vave = V pp 0,636
Vdc = Vave
= 0,9 Vrms
D. LATIHAN SOAL
1. Yang mana dari alat-alat ukur berikut akan mengukur arus bolak-balik tanpa
bergantung pada penggunaan penyerah:
a. alat ukur besi putar daun radial
b. elektrodinamometer
c. mekanisme kumparan putar maknit inti
d. instrumen termokopel tipe jembatan
2. Jelaskan mengapa nilai ohm per volt bagian rus bolak-balik (ac) dari sebuah
multimeter komersial lebih rendah dari bagian arus DC
69
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
3. Sebuah alat ukur pada tegangan 25V mempunyai tahanan dalam 100 dan
memerlukan 1mA DC untuk defleksi penuh. Tahanan shunt yang dihubungkan
(Rsh) paralel terhadap alat ukur tersebut sebesar 200 Dioda D1 dan D2
masing-masing mempunyai tegangan maju rata-rata sebesar 400 dan dianggap
mempunyai tahanan balik tek terhingga. Tentukanlah :
70
Bab 4 Instrumen Penunjuk Arus Bolak-Balik
E. KASUS
Sebuah instrumen termokopel membaca 10 A pada defleksi penuh. Tentukan arus
yang menyebabkan defleksi setengah skala
F. SUMBER BELAJAR
Diktat Pengukuran Listrik I Tsuneo Furuya, et.al
Instrumentasi Elektronik dan Pengukuran William David Cooper
71