Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB


KECELAKAAN KERJA PADA PEMBANGUNAN
GEDUNG PERKANTORAN DAN PERKULIAHAN
TAHAP III UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA

HADI SUTANTO
NRP. 3106 100 507

Dosen Pembimbing :
1. Ir. Putu Artama Wiguna, MT, PhD
2. Farida Rachmawati, ST.MT

JURUSAN TEKNIK SIPIL


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2010
BAB I diketahui penyebab penyebab dan juga
PENDAHULUAN kombinasi penyebab yang dapat
menyebabkan terjadinya kecelakaan.
1.1 Latar Belakang Analisa ini digunakan pada proyek
Berdasarkan laporan dari PT Duta Pembangunan Gedung Perkantoran &
Graha Indah selama pada waktu Perkuliahan Tahap III Universitas Wijaya
Pembangunan Gedung Perkantoran dan Kusuma Surabaya, mengingat pada proyek
Perkuliahan Tahap III Universitas Wijaya ini banyak sekali keadaan yang dapat
Kusuma Surabaya terjadi kecelakaan kerja menimbulkan kecelakaan. Untuk itu sangat
beberapa kali dalam setiap bulannya, diperlukan analisa metode ini untuk
padahal sosialisasi yang disampaikan mengetahui penyebab penyebab dan
tentang pentingnya keselamatan dan kombinasi yang tersembunyi yang dapat
kesehatan kerja terus diterapkan. Ini menyebabkan terjadinya kecelakaan
dikarenakan masih banyaknya para pekerja sehingga di harapkan kecelakaan tersebut
yang kurang sadar dan meremehkan dapat dihindari.
pentingnya akan keselamatan dan
kesehatan kerja. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang disebutkan
diatas, maka manajemen keselamatan dan Berdasarkan latar belakang diatas, maka
kesehatan kerja sangatlah penting di dalam perumusan masalah dapat dirumuskan
pembangunan suatu proyek. Hal ini sebagai berikut.
diperlukan untuk menekan angka kecelakaan Perumusan masalah yang terjadi meliputi :
di dalam bekerja, agar nantinya tidak terjadi 1. Faktor faktor apa sajakah yang
korban bagi pekerja. Adapun untuk menjadi penyebab kecelakaan pada
membentuk manajeman keselamatan dan Pembangunan Gedung Perkantoran dan
kesehatan kerja maka dilakukan terlebih Perkuliahan Tahap III Universitas Wijaya
dahulu persiapan dan pengetahuan tentang Kusuma Surabaya ?
keselamatan kerja itu sendiri sebelum 2. Bagaimanapenanganan dan
melakukan suatu pekerjaan. Selain itu pencegahan kecelakaan yang terjadi
mengetahui faktor faktor kecelakaan kerja pada Pembangunan Gedung
yang terjadi pada saat bekerja sangatlah Perkantoran dan Perkuliahan Tahap III
penting. Dengan menerapkan metode Universitas Wijaya Kusuma Surabaya ?
mengatasi kecelakaan kerja dilokasi proyek
seperti memasang rambu di wilayah kerja, 1.3 Tujuan
menyiapkan alat pelindung diri yang benar,
serta memahami betul arti keselamatan kerja
Tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai
itu sendiri. Sehingga dapat menekan angka
berikut :
kecelakaan kerja yang ada. Selain itu
1. Untuk mengetahui faktor faktor apa
dilakukan pendekatan pendekatan agar
sajakah yang menjadi penyebab
diterapkannya praktek yang baik dalam
kecelakaan pada Pembangunan Gedung
menghadapi tantangan untuk meningkatkan
Perkantoran dan Perkuliahan Tahap III
keselamatan dan kesehatan kerja disektor
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
informal dengan melibatkan dan
2. Untukmengetahuibagaimana
penanganan dan pencegahan kecelakaan
memberdayakan masyarakat dan
pada Pembangunan Gedung Perkantoran
mengembangkan serta menyebarkan
dan Perkuliahan Tahap III Universitas
informasi. Mempelajari undang undang
keselamatan dan kesehatan kerja yang Wijaya Kusuma Surabaya.
relevan dan organisasi organisasi profesi 1.4 Batasan masalah
keselamatan dan kesehatan kerja diseluruh
Indonesia. Ini penting halnya untuk
1. Pekerjaan yang akan diidentifikasi dan
meningkatkan kualitas masyarakat agar
diperoleh variabel kecelakaan kerja
mengetahui bahwa keselamatan dan
hanya pekerjaan kolom, pelat lantai,
kesehatan kerja harus di nomor satukan.
dinding, atap dan finishing.
Analisa yang digunakan untuk
2. Data rekaman kecelakaan kerja ditinjau
mengetahui penyebab kecelakaan secara
hanya periode Oktober 2008 hingga per
sistematik adalah dengan menggunakan Fault
Oktober 2009 dari jadwal pekerjaan
Tree Analysis (FTA). Metode FTA atau
keseluruhan proyek yang rencananya
analisa pohon kegagalan dimana dengan
selesai April 2009.
menggunakan analisa ini maka dapat

1
3. Metode yang digunakan untuk analisa masyarakat, dan supaya mereka dapat
kecelakaan kerja ini menggunakan FTA mengoptimalkan produtivitas kerja mereka
(Fault Tree Analysis) dan tidak sesuai dengan program perlindungan tenaga
menggunakan metode-metode kerja (Depetemen Kesehatan 2002)
kecelakaan kerja yang lain.
4. Penanganan dan pencegahan 2.1.2 Sistem Manajemen Keselamatan dan
kecelakaan kerja pada proyek Kesehatan Kerja
Pembangunan Gedung Perkantoran & Sistem Manajemen adalah bagian dari
Perkuliahan Tahap III Universitas Wijaya sistem manajemen secara keseluruhan yang
Kusuma Surabaya, dilihat hanya meliputi struktur organisasi, perencanaan,
penanganan dan pencegahan sebelum tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses
kecelakaan kerja saja. dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian,
1.5 Sistematika penulisan pengkajian dan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
Penulisan analisa ini dibagi dalam 5 bab pengendalaian resiko yang berkaiatan dengan
yang terdiri dari : kegiatan kegiatan kerja guna terciptanya
1. Bab I berisikan tentang pendahuluan tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penulisan dan batasan masalah. Dalam penerapan Sistem Manajemen
2. Bab II berisikan tentang tinjauan K3, perusahaan wajib melaksanakan ketentuan
pustaka proyek, Angkatan kerja dan ketentuan sebagai berikut (Sastrohadiwiryo :
kecelakaan kerja, tingkat konsekuensi, 2005).
top event, faulth tree analysis. 1. Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin
3. Bab III beriskan tentang metode komitmen terhadap penerapan sistem
penelitian yang digunakan untuk manajemen K3.
penulisan. 2. Merencanakan pemenuhan kebijakan,
4. Bab IV berisikan tentang analisa data tujuan dan sasaran penerapan
gambaran umum proyek, keselamatan keselamatan dan kesehatan kerja
dan kesehatan kerja, klasifikasi 3. Menerapkan kebijakan keselamatan
kecelakaan dan penyebab kecelakaan secara efektif
kerja, kerugian akibat kecelakaan kerja, 4. Mengukur, memantau, dan
faulth tree analysis, penentuan mimum mengevaluasi kinerja K3 serta
cut set dan penanganan serta melakukan tindakan perbaikan dan
pencegahan kecelakaan kerja pencegahan.
5. Bab V berisikan tentang penutup 5. Meninjau secara teratur dan
kesimpulan dan saran dari penelitian. meningkatkan pelaksanaan sistem
manajemen K3 secara
BAB II berkesinambungan dengan tujuan
TINJAUAN PUSTAKA meningkatkan kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja.
2.1 Kebijakan, Hukum, dan Peraturan
2.1.1 Undang undang Keselamatan dan 2.2 Manajemen Resiko Kecelakaan Kerja
Kesehatan Kerja Manajemen resiko merupakan
Indonesia mempunyai kerangka pendekatan terorganisasi untuk menemukan
hukum K3 yang extensif, sebagaimana terlihat resiko-resiko yang potensial sehingga dapat
pada daftar peraturan perundang undangan mengurangi terjadinya hal-hal diluar dugaan.
K3. Undang undang K3 yang terutama di Selanjutnya dapat diketahui akibat buruk
Indonesia adalah undang undang No I / 1970 yang diharapkan dan dikembangkan rencana
Tentang Keselamatan Kerja. Undang undang respon yang sesuai untuk mengatasi resiko
ini meliputi semua tempat kerja dan resiko potensial tersebut.
menekankan pentingnya upaya atau tindakan Dengan demikian melalui manajemen
pencegahan primer. resiko akan diketahui metode yang tepat
Undang undang No. 23 / 1992 untuk menghindari/mengurangi besarnya
Tentang Kesehatan memberikan ketentuan kerugian yang diderita akibat resiko
mengenai kesehatan kerja dalam pasal 23 yang kecelakaan. Secara langsung manajemen
menyebutkan bahwa kesehatan kerja resiko yang baik dapat menghindari
dilaksanakan supaya semua pekerja dapat semaksimal mungkin dari biaya-biaya yang
bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik terpaksa harus dikeluarkan akibat terjadinya
tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau suatu peristiwa yang merugikan dan

2
menunjang peningkatan keuntungan usaha. Probable Dapat terjadi
(Sastrohadiwiryo : 2005). (sangat secara berkala,
Secara tak langsung manajemen 4 mungkin) sangat mungkin
resiko memberikan sumbangan sebagai berikut : terjadi 1
a. Memberikan pemahaman tentang kasus/1000
resiko, efek, dan keterkaitannya orang pertahun
secara lebih baik dan pasti Possible Dapat terjasi
sehingga menambah keyakinan (mungkin) kondisi tertentu,
dalam pengambilan keputusan 3 sangat mungkin
yang dapat meningkatkan kualitas terjadi 1
keputusan. kasus/10000
b. Meminimalkan jumlah kejadian orang pertahun
diluar dugaan dan memberikan Very unlikely Dapat terjadi,
gambaran tentang akibat negatifnya (kecil tetapi jarang/kecil
sehingga mengurangi ketegangan 2 kemungkinan kemungkinannya
dan kesalah pahaman. 1 kasus/100.000
c. Membantu menyediakan sumber orang pertahun
daya yang baik.
d. Menangkal timbulnya hal-hal dari
yang dapat menggangu
Almost Memungkinkan
kelancaran operasional. impossible tidak mungkin
e. Mengurangi fluktuasi laba dan arus
1 (hampir tidak terjadi, hampir
kas tahunan atau menstabilkan
mungkin) tidak mungkin 1
pendapatan.
kasus/1.000.000
f. Menimbulkan kedamaian pikiran
orang pertahun
dan ketenangan tenaga kerja
Sumber:
dalam bekerja
g. Meningkatkanpublicimage www.mishc.uq.edu.au/NMIRAG/NMISHRAG.asp
perusahaansebagaiwujud
2. Konsekuensi kecelakaan yang terjadi di
tanggung jawabperusahaan
tempat kerja (C)
terhadap karyawan dan
Konsekuensi kecelakaan yaitu
masyarakat.
tingkat keparahan atas kejadian
kecelakaan yang dapat / akan terjadi.
2.3 Penilaian Resiko Kerja Kriterianya ditentukan berdasarkan
Penilaian resoko kerja bertujuan kerugian pada biaya kecelakaan yang
untuk menentukan prioritas tindak lanjut, terjadi yang ditanggung oleh perusahaan
karena tidak semua aspek bahaya
untuk perawatan.
potensional yang dapat ditindak lanjuti.
(Sastrohadiwiryo : 2005). Tabel 2.3 : Tingkat Konsekuensi
Skala Konsekuensi Definisi
Metode penilaian resiko, antara lain :
Konsekuensi
1. Frekuensi kecelakaan yang terjadi di 1 No/trivial effect Terjadi insiden kecil
tempat kerja (F) atau disertai
Frekuensi kecelakaan adalah
( hampir tidak kerugian material
tingkat seringnya terjadi kecelakaan atau
ada effect) nihil sampai dengan
bahaya yang akan terjadi atau seberapa
sering kejadian kecelakaan akan terjadi. sangat kecil
Didalam menentukannya yang terjadi di
tempat kerja, kita dapat menggunakan (Rp.0 s/d Rp
skala frekuensi kecelakaan berdasarkan 50.000) per orang
pada jumlah kecelakaan. 2 Injuri (luka kecil) Terjadi kecelakaan
dan dibutuhkan
Tabel 2.2 : Tingkat frekuensi tindakan P3K
Skala Frekuensi Definisi frekuensi setempat, atau
Certain (pasti) Dapat terjadi disertai kerugian
kapan saja, pasti materi sedang
5 terjadi 1 kasus (Rp.50.000 s/d Rp
/100 orang 100.000) per orang
pertahun 3 Lost time injuri Terjadi kecelakaan
dan dibutuhkan
bantuan tenaga

3
(Luka kecelakaan medis (berobat 6. Lain lain yang tidak
yang jalan), atau disertai termasuk dalam klasifikasi
menimbulkan dengan kerugian ini
waktu kerja materi cukup besar - Alat pengangkat dan sarana
hilang) (Rp. 100.000 s/d angkutan
Rp. 400.000) per 1. Mesin dan perlengkapan
orang pengangkat
4 Incapacity Terjadi kecelakaan 2. Pengangkut diatas rel
(hampir fatal) dan dibutuhkan 3. Alat pengangkut lainnya
perawatan inap di selain diatas rel
rumah sakit, atau 4. Pengangkut udara
disertai dengan 5. Pengangkut perairan
kerugian materi 6. Lain lain sarana
besar (Rp.400.000 angkutan
s/d Rp 10.000.000) -. Perlengkapan lainnya
per orang 1. Bejana bertekanan
5 Fatality (fatal) Terminasi yang 2. Dapur, oven, pembakaran
sama untuk 3. Pusat pusat pendingin
kerugian kerusakan 4. Instalasi listrik, termasuk
yang digunakan motor listrik, tetapi tidak
pada lingkungan, termasuk peralatan
atau terjadi peralatan listrik.
kecelakaan yang 5. Alat alat listrik tangan
menimbulkan cacat 6. Alat alat, perkakas,
tetap dan atau perlengkapan listrik.
kematian, atau 7. Tangga, jalur landai (ramp)
disertai dengan 8. Perancah
kerugian materi - Material, bahan dan radiasi
yang sangat besar. 1. Bahan peledak
(>Rp 10.000.000, 2. Serbuk, gas, cairan dan
per orang) kimia
Sumber : www.adhikarya.com 3. Pecahan terpelanting
4. Radiasi
5. Lain lain
2.4 Kecelakaan Kerja - Lingkungan kerja
1. Diluar gedung
2.4.1 Macam macam Kecelakaan Kerja 2. Didalam gedung
Klasifikasi Kecelakaan Kerja adalah 3. Dibawah tanah
sebagai berikut : (ILO : 2004) - Lain lain
Menurut tipe kecelakaan : 1. Hewan
- Orang jatuh 2. Lain lain
- Terpukul benda jatuh c. Menurut jenis luka luka
- Tersentuh / terpukul benda yang - Fraktur / retak
tidak bergerak - Dislokasi
- Terjepit diantara dua benda - Terkilir
- Gerakan yang di paksakan - Gegar otak dan luka didalam
- Terkena suhu yang ekstrem lainnya
- Tersengat arus listrik - Amputasi
- Terkena bahan bahan - Luka luka lainnya
berbahaya atau radiasi - Luka luka ringan
- Lain lain kecelakaan yang - Memar dan remuk
tidak termasuk golongan ini. - Terbakar
a. Menurut benda - Keracunan akut
- Mesin - Pengaruh cuaca
1. Penggerak utama - Sesak nafas
terkecuali motor listrik - Akibat arus listrik
2. Gigi transmisi mesin - Akibat radiasi
3. Mesin pemotong - Luka luka majemuk berlainan
4. Mesin kayu - Lain lain luka.
5. Mesin pertambangan d. Menurut Lokasi luka pada bagian

4
- Kepala 4. Standart pembelian peralatan yang
- Leher kurang tepat
- Badan 5. Keausan alat akibat keseringan dipakai,
- Tangan dan pemakain yang abnormal.
- Tungkai
- Aneka lokasi b. Faktor pekerja
- Luka luka umum 1. Seperti kurangnya pengetahuan pekerja
- Luka luka lainnya 2. Kurang ketrampilannya pekerja
Klasifikasi diatas dapat disimpulkan 3. Motivasi yang kurang
bahwa kecelakaan kerja jarang 4. Fisik yang tidak mendukung
disebabkan oleh faktor tertentu 5. Masalah mental dan stress fisik.
melainkan berbagai faktor 6. Ketidakseimbangan kemampuan
sekaligus. Terpenting dicatat psikologis
adalah interaksi berbagai unsur
yang terlibat dalam kecelakaan itu Penyebab dasar inilah timbul keadaan
sendiri. Faktor manusia merupakan keadaan yang disebut substandard
faktor utama kecelakaan kerja. (unsafe), yang berupa gejala gejala dari
kondisi dan pebuatan substandard.
2.4.2 Dampak Kecelakaan Kerja
Memakai istilah standart dapat memberikan
Dampak kecelakaan kerja di bagi suatu ukuran tertentu yang standart, ukuran
3 macam, yakni : yang digunakan. Tidak memenuhi standart
a. Kerugian bagi instansi tersebut disebut substandart. Kondisi dan
1. Biaya pengangkutan korban perbuatan substandart ini timbul sebagai
kerumah sakit akibat adanya penyebab dasar (basic
2. Biaya pengobatan causes).
3. Hilangnya waktu kerja
4. Mencari pengganti yang baru Perbuatan substandart (tidak
5.Memperbaiki peralatan yang memenuhi standart) yang sering
rusak dijumpai antara lain :
1. Menjalankan yang bukan tugasnya,
6. Kemunduran mental pekerja gagal memberikan peringatan.
b. Kerugian bagi korban 2. Melepaskan alat pengaman atau membuat
Kerugian dari dampak kecelakaan alat pengaman tidak berfungsi.
kerja untuk para pekerja yang 3. Membuat peralatan yang rusak.
mengalami kecelakan adalah cacat 4. Tidak memakai alat pelindung diri (APD).
seumur hidup atau meninggal 5. Memuat sesuatu secara berlebihan.
dunia. Atau kehilangan mata 6. Menempatkan sesuatu tidak pada
pencaharian untuk keluarga di tempatnya.
rumah 7. Mengangkat berlebihan
c. Kerugian bagi masyarakat dan 8. Posisi kerja tidak tepat
negara 9. Melakukan perbaikan pada waktu mesin
Kerugian bagi masyarakat dan masih berjalan.
negara adalah beban biaya karena 10. Bersenda gurau.
akibat kecelakaan dibebankan 11. Bertengkar.
sebagai biaya produksi, yang 12. Berada dalam pengaruh alkohol atau
mengakibatkan
obat obatan.
dinaikkannya harga produksi
perusahaan dan merupakan
Kondisi substandard (tidak memenuhi
pengaruh bagi harga dipasaran.
standart) yang sering dijumpai :
2.5 Sebab - sebab Yang Sering Terjadi Pada 1. Pengamanan tidak sempurna.
Kecelakaan 2. Alat pelindung diri yang tidak memenuhi
standart.
Kecelakaan kerja sering terjadi pada
3. Bahan atau peralatan kerja yang telah
sebuah pembangunan konstruksi
rusak.
bangunan, Sebab sebabnya adalah:
4. Gerak tidak leluasa karena tumpukan
(Santoso : 2004)
benda.
a. Faktor manajemen 5. Sistem tanda bahaya tidak memenuhi
syarat.
1. Seperti standart kerja yang kurang baik
2. Standart perencanaan yang kurang tepat 6. House keeping dan lay out yang jelek.
7. Lingkungan kerja yang mengandung
3. Standart perawatan yang kurang tepat
bahaya. Faktor faktor penyebab

5
terjadinya kecelakaan kerja baik dari 8. Terpapar bising
aspek penyakit akibat kerja maupun Pada umumnya kecelakaan terjadi
kecelakaan kerja, dipengaruhi beberapa karena gabungan dari kedua faktor
faktor, diantaranya : diatas. Namun demikian faktor
a. Faktor fisik yang meliputi perbuatan berbahaya adalah merupakan
penerangan, suhu udara, faktor paling dominan. Hal ini dibuktikan
kelembaban, cepat rambat udara, melalui penyelidikan yang dilakukan
suara, vibrasi mekanik, radiasi dan oleh negara maju dimana hasilnya
lain lain menunjukkan bahwa peristiwa kecelakaan
b. Faktor biologi, baik dari golongan 80% disebabkan faktor perbuatan yang
hewan maupun dari tumbuh berbahaya dan 20% disebabkan faktor
tumbuhan. kondisi berbahaya dan faktor faktor
c. Faktor kimia yaitu berupa gas, uap, lainnya. (Depnaker : 7)
debu, kabut, asap awan, cairan dan
benda padat 2.6 Methode FTA (Fault Tree Analysis)
d. Faktor mental psikologis yaitu Metode ini berkembang
susunan kerja, hubungan diantara sekitar tahun 1995, oleh US air force
pekerja dengan pengusaha, disebabkan banyaknya kejadian
pemeliharaan kerja dan sebagainya. kecelakaan udara. Dilakukan oleh
Bell Laboratories. Saat ini FTA telah
Penyebab kecelakaan kerja pada banyak digunakan di berbagai
dasarnya dikelompokkan menjadi 2, industri, termasuk dibidang konstruksi.
yaitu (Santoso : 2004) : Bidang industri digunakan untuk
a. Tindakan membahayakan (Unsafe mengetahui atau pencatatan kegiatan
Practices / Actions) yang dilakukan. Kegagalan dalam
1. Menjalankan pekerjaan tanpa industri dapat diketahui akibat adanya
mempunyai kewenangan hubungan sebab akibat dari catatan
2. Gagal menciptakan keadaan atau pelaporan kegiatan yang
yang baik sehingga menjadi dilakukan, sedangkan bidang
tidak aman dan memanas konstruksi digunakan untuk kejadian
3. Menjalankan pekerjaan yang kecelakaan kerja. Metode ini
tidak sesuai dengan mempermudah orang yang
kecepatan geraknya. membaca kegagalan produk yang
4. Memakai alat pelindung diri dibuat suatu pabrik atau instansi.
(APD) hanya berpura pura.
5. Menggunakan peralatan 2.6.1 Pengertian Methode FTA (Fault Tree
yang tidak layak. Analysis)
6. Pengerusakanalat pengaman FTA ( Fault Tree Analysis )
peralatan yang digunakan adalah daftar peristiwa kegagalan
untuk melindungi manusia jika terjadi kemudian dilingkungan
kerja pada peristiwa puncak. (Dr
7. Bekerja berlebihan / melebihi John Andrews : 1998) FTA (Fault
jam kerja di tempat kerja Tree Analysis) adalah suatu metode
8. Mengangkat / mengangkut analisa resiko kuantitatif dengan
beban yang berlebihan model grafik dan logika yang
b. Kondisi yang membahayakan menampilkan kombinasi kejadian
1. Dalam keadaan pengaman yang memungkinkan yaitu rusak atau
yang berlebihan baik, yang terjadi dalam sistem,
2. Alat dan peralatan yang aplikasinya dapat mencakup suatu
sudah tidak layak sistem, equipment dan sebagai
3. Terjadi kemacetan analisa
4. Sistem peringatan yang Dengan menggunakan
berlebihan analisa ini maka dapat diketahui
5. Ada api dan ditempat yang faktor - faktor dan juga kombinasi
berbahaya penyebab yang dapat menyebabkan
6. Alat penjaga / pengaman terjadinya kecelakaan. Analisa ini
gedung kurang standar dapat digunakan pada proyek
7. Kondisisuhuyang Pembangunan Gedung Perkantoran
membahayakan seperti & Perkuliahan Tahap III Universitas
terdapat gas dan lain lain Wijaya Kusuma Surabaya, mengingat

6
pada proyek ini banyak sekali penting
keadaan yang dapat menimbulkan Suatu event yang
kecelakaan. Untuk itu sangat sudah ada / exist
diperlukan analisa metode ini untuk terlebih dahulu yang
mengetahui penyebab penyebab mendukung
dan kombinasi yang tersembunyi terjadinya kegagalan
EXTERNAL /
yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan sehingga diharapkan HOUSE EVENT
kecelakaan tersebut dapat dihindari.

Tujuan metode ini adalah : Suatu fault event


1. Dilakukan untuk mengidentifikasi yang dihasilkan dari
kombinasi dari equipment failure interaksi kejadian
dan human error yang dapat kegagalan lainnya
menyebabkan terjadinya suatu INTERMEDIATE yang disusun
kejadian yang tidak dikehendaki menggunakan logic
EVENT
gate
2. Dilakukan untuk prediksi kombinasi EVENT KETERANGAN
kejadian yang tidak dikehendaki, SYMBOLS
sehingga dapat dilakukan koreksi Menunjukkan bahwa
untuk meningkatkan produk safety. output event akan
terjadi jika seluruh
Kelebihan penggunaan FTA adalah : input events ada /
AND GATE terjadi ( exist )
1. Sebagai metode kualitatif adalah Menunjukkan bahwa
kemampuannya untuk output event akan
mengidentifikasi kombinasi kejadian terjadi jika salah satu
yang dapat menyebabkan terjadinya input events ada /
suatu kecelakaan terjadi (exist )
OR GATE
2. FTA sering digunakan untuk
menganalisa lebih rinci terhadap
hasil hasil evaluasi yang dilakukan
dengan metode HAZOP dan what if
analisis. Menunjukkan bahwa
output event akan
Tabel 2.8 : Berikut ini adalah simbol terjadi jika input
simbol yang digunakan event ada dan inhibit
pada metode FTA condition terpenuhi
INHIBET GATE

EVENT KETERANGAN
SYMBOLS Fault output terjadi
Menggambarkan jika semua fault input
suatu basic initiating terjadi dengan
fault yang tidak urutan / sekuens
memerlukan tertentu
PRIORITY AND
pengenbangan atau
BASIC EVENT
uraian lebih lanjut

Kondisi spesifik yang


atau batasan
CONDITIONING EVENT KETERANGAN
EVENT SYMBOLS
Suatu fault event Menunjukkan bahwa
yang tidak diperiksa fault tree
lebih lanjut karena berhubungan lebih
keterbatasan lanjut dengan fault
informasi yang tree di lembaran /
UNDEVELOPED TRANSFER
EVENT dianggap kurang SIMBOL halaman lain

7
Sumber : Mohamad Modarres, Mark b. Namai masing masing gate
Kaminskiy, Vasilly Krivtsov : 2000, 217 dengan huruf (letter)
c. Namai masing masing basic
Langkah langkah mengerjakan FTA event dengan angka
1. Menentukan masalah yang akan d. Penentuan cut set
dianalisa ( problem definition ) e. Penentuan minimal cut set
dengan syarat main sistem failure, f. Penentuan ranking minimal cut
jangan terlalu umum, jangan terlalu set
sempit, sebisa mungkin untuk
masalah yang akan dianalisa lebih 2.6.2 MOCUS (Methode Obtain Cut Set)
spesifik Metode cut set adalah sebuah
2. Membuat gambar konstruksi FTA metode untuk mengetahui daftar
yaitu dengan cara dari top event, peristiwa kegagalan yang terjadi
kemudian ke event berikutnya kemudian pada peristiwa puncak.
sampai akhirnya ke basic event. Sedangkan minimum cut sets
Berikut adalah contoh pembuatan adalah daftar kondisi kondisi
gambar kontruksi FTA. minimal yang cukup dan perlu
untuk peristiwa kejadian puncak.
Syarat penentuan masalah untuk analisa : Berikut ini adalah gambar contoh
a. Pada FTA masalah adalah top minimum cut sets.
event
b. Top event tidak terlalu umum Gambar 2. 4 : contoh minimum cut sets
c. Top event tidak terlalu sempit (Dr John Andrews : 1998)
d. Top event harus spesifik dan sebisa TOP

mungkin mengandung : apa, dimana


dan kapan.
A G1

Gambar 2.3 : Contoh Diagram


Konstruksi FTA (Dr John
Andrews : 1998)
B C B D

Fire Protection TOP event


System fails

OR gate Metode minimum cut sets mempunyai


kelebihan antara lain :
Fire Protection Intermediate event Water deluge a. Mudah diprogram dengan komputer
System fails System fails sehingga mempercepat waktu
AND gate
pengerjaan.
b. Cut set berhubungan langsung
Smoke detection Heat detection Pump Nozzles
fails fails fails blocked dengan metode kegagalan.
SD HD PUMP NOZ Basic event

BAB III
METODOLOGI
3. Memberikan jawaban masalah FTA
3.1 Penelitian Kecelakaan Kerja
(FTA solution)
Tujuan penelitian ini adalah
menganalisa faktor-faktor penyebab
Merupakan berbagai kemungkinan kecelakaan dan penanganan serta
kombinasi resiko yang mungkin, pencegahan kecelakaan kerja. Data yang
yang mana jika mereka semua digunakan untuk menganalisa faktor
terjadi atau ada secara serempak penyebab kecelakaan adalah data
akan menyebabkan terjadi top kecelakaan kerja yang terjadi selama
event, dengan menentukan minimal pekerjaan konstruksi yaitu pekerjaan
cut set rangking. pondasi, kolom, pelat lantai, dinding, atap
dan finishing, yaitu pada bulan Oktober
Langkah langkah penentuan 2008 sampai dengan Oktober 2009. Dari
minimal cut set data yang diperoleh tersebut dianalisa dan
a. Modifikasi FTA menjadi AND divalidasikan variabel-variabel jenis dan
dan OR gate saja penyebab kecelakaan yang sering atau

8
mempunyai frekuensi tinggi terjadi 2. Sistem Manajemen dan keselamatan
kecelakaan kerja di lingkungan proyek, kerja pada proyek Pembangunan
terhadap total biaya langsung yang tinggi Gedung Perkantoran dan Perkuliahan
jumlahnya yang dikeluarkan oleh pihak Tahap III Universitas Wijaya Kusuma
manajemen proyek untuk menentukan Surabaya.
kejadian puncak (top event), yang nantinya 3. Emergency respon tentang K3 untuk
dibuat diagram FTA (Fault Tree Analysis). penanganan dan pencegahan
Diagram ini menggambarkan analisa pohon kecelakaan kerja.
kegagalan dimana akan dapat diketahui
penyebab serta akibat kecelakaan kerja 3.3 Langkah langkah Analisa Data
yang terjadi. Sedangkan untuk penanganan Langkah langkah dalam menganalisa
serta pencegahan kecelakaan kerja dilihat data meliputi :
dari sebelum dan sesudah kecelakaan 1. Variabel-variabel jenis kecelakaan kerja.
kerja. Permasalahan diatas diselesaikan
dengan cara :
3.2. Pengumpulan Data a. Studi literatur penyebab kecelakaan
kerja untuk memperoleh variabel
Data Primer meliputi : pada umumnya.
1. Wawancara langsung dan pengamatan b. Variabel dari studi literatur
lapangan dengan pihak kontraktor dan divalidasikan pada responden
yang berkaitan dengan operasional dengan kondisi lapangan tentang
pembangunan proyek (terutama dengan kecelakaan kerja.
manajer K3) yang berfungsi untuk : c. Mengelompokkan kejadian
kecelakaan kerja yang sama dan
a. Mendapatkan informasi tentang memisahkannya.
penyebab terjadinya kecelakaan d. Menentukan kejadian puncak (top
kerja yang sering terjadi pada lokasi event) dengan melihat variabel jenis
proyek. kecelakaan kerja yang sering atau
mempunyai frekuensi tinggi terjadi
Dalam memperoleh informasi ini kecelakaan dilingkungan proyek
sebelumnya telah dilakukan studi dalam bulan Oktober 2008 sampai
literatur untuk mengetahui variabel dengan Oktober 2009 terhadap total
penyebab kecelakaan kerja pada biaya langsung yang tinggi
umumnya. Selanjutnya variabel jumlahnya yang dikeluarkan oleh
tersebut divalidasikan pada pihak manajemen proyek.
responden untuk menyesuaikan Data yang dibutuhkan untuk
dengan kondisi dilapangan, termasuk menyelesaikan permasalahan
mendapatkan variabel, jenis, diatas adalah :
penyebab dan penanganan serta 1. Laporan kecelakaan kerja yang
pencegahan kecelakaan kerja baru. didapatkan dari pihak kontraktor.
Materi wawancara adalah jenis, 2. Hasil wawancara dengan pihak
penyebab dan penanganan serta K3 untuk mencocokan variabel
pencegahan kecelakaan kerja. kecelakaan kerja dari studi
Wawancara dengan menggunakan literatur pada umumnya dengan
kuisioner yang respondennya adalah: kondisi lapangan, atau untuk
1. HSE (Health and Safety mendapatkan variabel baru
Engineer) dilokasi proyek. Wawancara
2. Inpector HSE (Health and dilakukan dengan safety officer
Safety Engineer) proyek
3. Mandor dan para pekerja e. Membuat gambar konstruksi FTA
Kejadian puncak (top event) yang
Data Sekunder meliputi : telah ditentukan diklasifikasikan
1. Data data kecelakaan kerja beserta penyebab-penyebab kecelakaan
laporan kronologis kejadian kecelakaan kerja (Intermediate event) dan
yang terjadi diproyek. Untuk penyebab dasar (basic event). Data
mendapatkan frekuensi kecelakaan yang dibutuhkan untuk
kerja dan untuk mendapatkan variabel menyelesaikan permasalah ini
yang sudah divalidasi. Serta data biaya adalah :
yang dikeluarkan oleh pihak manajemen a. Melakukan wawancara dengan
proyek akibat kecelakaan kerja. HSE (Health and Safety

9
Engineer)untuk menghubungkan untuk mengetahui klasifikasi
penyebab jenis kecelakaan kerja kecelakaan kerja pada umumnya
untuk menghasilkan top event. menurut tipe kecelakaan, antara lain
b. Sistem manajemen K3 yang
diterapkan dilapangan, dalam - Orang jatuh
hal ini yang diterapkan adalah - Terpukul benda jatuh
SMK3L (Sistem Manajemen - Tersentuh / terpukul benda
Keselamatan dan Kesehatan yang tidak bergerak
Kerja Lingkungan) - Terjepit diantara dua benda
- Gerakan yang di paksakan
f. Hasil dari output FTA dengan - Terkena suhu yang ekstrem
menganalisa fakor penyebab - Tersengat arus listrik
terjadinya kecelakaan dan untuk - Terkena bahan bahan
menampilkan kejadian kecelakaan berbahaya atau radiasi
dengan menggunakan metode - Lain lain kecelakaan yang
MOCUS. Agar mendapatkan tidak termasuk golongan ini.
kombinasi penyebab kecelakaan
kerja 3.4.2 Penanganan dan Pencegahan
2. Menentukan metode penanganan dan Kecelakaan Kerja
pencegahan untuk kecelakaan kerja A. Penanganan dan pencegahan
yang terjadi pada poyek. Penanganan sebelum kecelakaan kerja.
dan Pencegahan kecelakaan kerja Penanganan dan pencegahan
dilakukan sebelum dan sesudah sebelum kecelakaan kerja
kejadian kecelakaan kerja. Penanganan dilihat dari dua aspek yaitu:
dan pencegahan yang dilakukan secara 1. Aspek Manajemen
menyeluruh tehadap basic event yang a. Pencegahankecelakaan
ada dari sudut pandang teknis dan dipandang dari aspek ini
manajemen. bermula pada penjelasan
Permasalahan diatas diselesaikan mengenai jabatannya yang
dengan cara : mencakup fungsi,
a. Studi literatur penanganan dan hubungan
pencegahan kecelakaan kerja kerja, wewenang dan
untuk memperoleh variabel tanggung jawab, serta
pada umumnya. syarat syarat kerjanya.
b. Variabel dari studi literatur b. Memberikanpenjelasan
divalidasikan pada responden tentang bahayanya
dengan melakukan survei dan kecelakaan kerja yang
wawancara tentang penanganan biasa terjadi dilingkungan
dan pencegahan kecelakaan proyek.
kerja dilapangan. c. Penanganannyadengan
c. Mengelompokkan penanganan memberikan pendidikan
dan pencegahan kejadian (training) dan penjelasan
kecelakaan kerja yang telah kepada tenaga kerja atau
terjadi. karyawantentang
respondennya adalah : kecelakaan dan
a. HSE (Health and Safety keselamatan kerja.
Engineer) 2. Aspek Teknis
b. Inpector HSE (Health and a. Memberikan alat pelindung
Safety Engineer) diri (APD) seperti helm,
sepatu safety, sarung
3. Bagan alir penelitian dapat dilihat pada tangan, kaca mata dan lain-
gambar 3.1 lain terhadap tenaga kerja
yang berada pada area
3.4 Identifikasi Variabel Penyebab dan yang membahayakan.
Penanganan Serta Pencegahan b. Pemasangan rambu
Kecelakaan Kerja peringatan dan papan
pengumuman tentang
3.4.1 Klasifikasi Jenis Kecelakaan Kerja bahaya kecelakaan kerja
Dalam memperoleh informasi ini c. Penyediaan kotak P3K
sebelumnya melakukan studi literatur untuk pertolongan pertama
pada kecelakaan.

10
B. Penanganan dan pencegahan
LATAR BELAKANG
sesudah kejadian kecelakaan
kerja
PERUMUSAN MASALAH

Penanganan dan pencegahan


sesudah kecelakaan kerja dilihat
PENGUMPULAN DATA
dari dua aspek yaitu :
1. Aspek Manajemen
a. Penyediaan asuransi bagi
parapekerjayang Data Prim er Data Sekunder
~ Data kecelakaan
mengalami kecelakaan ~ Studi Literatur
~ Sistim manajemen K3
~ Survei W awancara
kerja. ~ Emergency respon

b. Pemberian pengobatan dan


pemeriksaan serta
perawatan kepada pekerja
yang mengalami
kecelakaan kerja selama di PENENTUAN
rumah sakit sampai sembuh VARIABEL
PENYEBAB KECELAKAAN
c. Pemberian santunan bagi
parapekerjayang M ENENTUKAN
mengalami kecelakaan TOP EVENT
INTERMEDIATE EVENT
kerja baik yang cacat BASIC EVENT
sementara atau selamanya
dan meninggal dunia. M ENGGAM BARKAN
2. Aspek Teknis M ETODE FTA

a. Identifikasi kecelakan kerja


PERHITUNGAN
pada lokasi kecelakaan MOCUS
b. Melakukan penyelidikan
penyebab kecelakaan kerja ANALISA PENANGANAN
agar tidak terulang kembali (SURVEI DAN W AW ANCARA)

c. Memberikan pertolongan
pertama pada kecelakaan. KESIMPULAN DAN SARAN
d. Memberikan penyuluhan
atau penjelasan kepada Gambar 3.1 Bagan alir penelitian
pekerja lain tentang
penyebab kecelakaan yang BAB IV
telah terjadi agar lebih
memperhatikan tentang ANALISA DATA
keselamatan kerja. 4.1 Gambaran Umum Proyek
Gedung perkantoran dan perkuliahan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya terdiri dari
9 lantai. Struktur utamanya merupakan beton
bertulang, dinding kaca. Untuk rangka atap
kantor terdiri rangka baja. Gambaran umum
proyek adalah sebagai berikut :
Nama Proyek: Pembangunan Gedung
Perkantoran dan
Perkuliahan Tahap III
Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya.
1. Pemilik Proyek : Yayasan Wijaya Kusuma
2. Kontraktor : PT. Duta Graha Indah
3. Luas tanah bangunan : 20.500 meter persegi

4.2 Program Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja
Program sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja adalah
suatu program atau rencana untuk

11
mengurangi proses terjadinya e. Pelatihan
kecelakaan kerja. f. House Keeping
Kegiatan - kegaiatan yang dilaksanakan Jadwal safety meeting dilakukan setiap
adalah : hari rabu jam 09.00 WIB 2(dua) minggu
1. Identifikasi dan pengadaan peralatan K3 sekali selama sebulan.
2. Pengenalan/Induction SMK3 dan SML 3. Safety Talk
Perusahaan Safety talk dilakukan untuk
3. Identifikasi bahaya dan aspek lingkungan mempertemukan seluruh pekerja
4. Pengendalian resiko keseluruhan peotensi yang ada di proyek. Safety talk
bahaya dan pencemaran lingkungan yang berfungsi untuk membahas tentang
telah diidentifikasi pada setiap lokasi proyek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
5. Menerbitkan JSA (Job Safety Analysis) a. Evaluasi terhadap kinerja K3
terutama untuk tempat kerja yang resiko b. Pengaturan sistem manajemen
bahayanya tinggi. K3 yang baik
6. Mengelola kebersihan proyek setiap hari, c. Hukuman (Punishment)
termasuk penanganan sampah. Hukuman ini diberikan kepada
7. Penyediaan fasilitas dan utilitas pekerja pekerja atau subkontraktor yang
8. Inspeksi K3 melanggar peraturan K3 yang
9. Tool-box meeting telah ditetapkan.
10.Safety meeting Jadwal safety talk dilakukan
11.Uji coba prosedur keadaaan darurat setiap hari sabtu jam 10 WIB 3
12.Inspeksi K3 (oleh kt. Pusat/kt cabang) (tiga) minggu sekali selama
13.Pelatihan K3 sebulan.
14.Audit internal SMK 3/OHSAS dan SML. 4. Safety Patrol
Inspeksi gabungan yang dilakukan
4.2.1 Penerapan Peraturan K3 sewaktu waktu atau terjadwal
Kegiatan Yang Dilakukan Pada Proyek oleh safety officer dengan tiap
1. Safety Induction tiap subkontraktor untuk mengejar
a. Safety Induction dilakukan untuk kondisi fisik lapangan, safety patrol
memberikan penjelasan K3 berfungsi untuk :
kepada Pekerja terhadap a. Kebersihan lokasi proyek
pentingnya Keselamatan dan b. Rambu rambu proyek.
Kesehatan Kerja (K3) termasuk c. Identifikasi bahaya.
peraturan peraturan yang Jadwal safety patrol dilakukan
berlaku. setiap hari rabu jam 9 WIB 2 (dua)
b. Memberi tau kepada pekerja minggu sekali selama sebulan.
terhadap penggunaan peralatan 5. Safety Morning
dan perlengkapan K3 Safety morning dilaksanakan setiap
c. Memberi tau tentang perihal yang hari sebelum menuju ke lokasi kerja.
tidak boleh dilakukan oleh pekerja Safety morning dilakukan oleh
d. Memberi tau tentang kegiatan anggota K3.
kegiatan K3 yang dilakukan oleh 4.2.2 Pencegahan Terhadap Kecelakaan
pihak Safety Health and Kerja
Environment. Pedoman mengenai keselamatan
Safety Induction dilakukan 1 (satu) kali dan kesehatan kerja (K3) pada Proyek
sehari yaitu pada pagi hari Pembangunan Gedung Perkantoran dan
2. Safety Meeting Perkuliahan Tahap III Universitas Wijaya
Safety meeting dilakukan oleh safety Kusuma Surabaya, adalah melaksanakan
officer proyek PT Duta Graha Indah hal hal untuk mencegah kemungkinan
dengan safety officer dan setiap kemungkinan bahaya dan kecelakaan
setiap Subkontraktor. Safety meeting kerja yang timbul yaitu :
membahas tentang : a. Pihak kontraktor menyediakan
a. Alat Pelindung Diri (APD) perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD)
b. Uji coba prosedur keadaan berupa Pelindung kepala/helm, sepatu,
darurat (simulasi) safety belt, sarung tangan, kaca mata,
c. Kegiatan Keselamatan dan pelindung telinga, masker pelindung
Kesehatan Kerja (K3) setiap pernapasan bagi para pekerja.
setiap kegiatan Proyek. b. Alat pemadam kebakaran ditempatkan
d. Umumyaitu tentang setiap bangunan proyek dan ditaruh di
permasalahan di lokasi proyek setiap lantai bangunan.

12
c. Memberikan alat komunikasi kepada - Orang jatuh
pekerja yang sedang melaksanakan - Terpukul benda jatuh
pekerjaan yang komunikasinya jauh - Tersentuh / terpukul benda yang
seperti pekerjaan yang melibatkan alat tidak bergerak
tower craine yang begitu tinggi. - Terjepit diantara dua benda
d. Dipasang jaring pengaman (safety net) - Gerakan yang di paksakan
pada tepi bangunan atau lokasi yang - Terkena suhu yang ekstrem
dianggap bahaya. - Tersengat arus listrik
e. Pada ujung tower crane paling atas - Terkena bahan bahan
dipasang alat penangkal petir. berbahaya atau radiasi
f. Memasang spanduk peringatan dan - Lain lain kecelakaan yang
slogan-slogan yang berhubungan dengan tidak termasuk golongan ini.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Data yang telah diperoleh diatas
Spanduk dan slogan-slogan peringatan divalidasikan untuk menyesuaikan
dipasang pada tempat/lokasi yang kondisi di lapangan.
strategis. 4.3.2 Data Variabel Kecelakaan Kerja
Pada Proyek
g. Membuat peraturan bahwa setiap Analisa fault tree menggunakan
subkontraktor memiliki pengawas K3 data-data kecelakaan kerja yang
sendiri untuk mengawasi pekerjaan yang didapatkan dari pihak kontraktor PT Duta
berhubungan dengan pekerjaan Graha Indah dalam pembangunan Proyek
subkontraktor itu sendiri. Safety officer Gedung Perkantoran dan Perkuliahan
subkontraktor bertanggung jawab dan Tahap III Universitas Wijaya Kusuma
berkoordinasi dengan pihak safety officer Surabaya. Data-data yang didapatkan
PT Duta Graha Indah. Pekerjaan dan adalah data kecelakaan kerja yang terjadi
kegiatan serta para pekerja subkontraktor selama pelaksanaan proyek. Yaitu selama
dilaporkan kepada pihak PT Duta Graha pelaksanaan simulasi dari bulan Oktober
Indah. Jumlah sarana peralatan 2008 sampai dengan Oktober 2009. Dari
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tenggang simulasi diperoleh data
pada proyek dapat dilihat pada tebel kecelakaan kerja sebanyak 24 jumlah
berikut : kejadian kecelakaan kerja. Data-data
kecelakaan kerja yang sudah diperoleh
tersebut divalidasi berdasarkan jenis
kecelakaan kerja yang terjadi beserta
penyebabnya.
a. Variabel kecelakaan kerja pada proyek
sebagai berikut:
1. Terpeleset
2. Terpukul
3. Tergores
4. Terjatuh dari ketinggian yang sama
5. Terbentur
6. Tertusuk
7. Terjatuh dari ketinggian yang
berbeda
8. Tersengat arus listrik
9. Tebakar
10. Keracunan
11. Terjepit
b. Terluka pada bagian
1. Kaki
2. Kepala
3. Badan
4. Tangan
Data keterangan kecelakaan
4.3 Klasifikasi Kecelakaan, Penyebab kerja pada pembangunan Proyek
Kecelakaan Kerja Gedung Perkantoran dan
4.3.1 Data Variabel Kecelakaan Kerja Perkuliahan Tahap III Universitas Wijaya
Umum Kusuma Surabaya selengkapnya dapat
Variabel kecelakaan kerja pada dilihat pada tabel 4.3:
umumnya, antara lain :
13
4.3.4 Faktor Penyebab Langsung
Kecelaan Kerja
Dari analisa yang didapatkan
ternyata faktor manusia dalam timbulnya
kecelakaan selalu ditemui disetiap suatu
pekerjaan yang dikerjakan. Penyebab
langsung kecelakaan kerja adalah suatu
keadaan yang biasanya bisa dilihat dan
dirasakan langsung, yang dibagi dalam
2 kelompok yaitu tindakan tidak aman
(unsafe action) dan kondisi yang tidak
aman (unsafe condition). Dari penyebab
kecelakaan kerja ini dapat menimbulkan
dampak kecelakaan kerja yaitu:
1. Kerugian material/harta
2. Hilang jam kerja
3. Cacat tubuh (permanen/sementara)
4. Korban jiwa
4.3.3 Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja 5. Psikologis
Tiap kecelakaan kerja adalah
kerugian, Kerugian ini terlihat dari adanya
dan besarnya biaya kecelakaan. Biaya ini
sering sangat besar, padahal biaya itu
menjadi beban pihak manajemen proyek
untuk perawatan. Biaya ini dapat dibagi
menjadi biaya langsung dan biaya
tersembunyi. Biaya langsung adalah biaya
atas P3K, pengobatan, biaya rumah sakit,
biaya angkutan, upah selama pekerja tak
mampu bekerja, kompensasi cacat atau
meninggal dunia. Biaya tersembunyi
meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat
pada waktu dan beberapa waktu setelah
kecelakaan terjadi. Dalam analisa data ini
yang digunakan adalah biaya langsung
saja yang dikeluarkan oleh pihak
manajemen proyek dengan melihat tabel
konsekuensi (tabel 2.3).
Keterangan biaya-biaya langsung
pada pembangunan Proyek Gedung
Perkantoran dan Perkuliahan Tahap III
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4:

14
4.3.5 Penentuan Top Event Faktor Motivasi yang kurang
Pekerja Fifik yang tidak mendukung
Top Event (kejadian puncak) Masalah mental dan stress fisik
adalah suatu kegagalan atau kesalahan Ketidakseimbagan kemampuan
yang akan diidentifikasi secara rinci. Top psikologis
event yang diperoleh, berdasarkan hasil Standart kerja yang kurang baik
klasifikasi data kecelakaan kerja yang Standart perencanaan yang
terjadi selama periode bulan Oktober kurang tepat
2008 sampai dengan Oktober 2009 yang Faktor Standart perawatan yang kurang
sudah dikelompokkan, hasil dari Manajemen tepat
klasifikasi kecelakaan kerja yang sudah Standart pembelian peralatan
divalidasikan yang mempunyai frekuensi yang kurang tepat
tinggi yang sering terjadi kecelakaan Keausan alat dan pemakaian
dilingkungan proyek (lihat yang abnormal
tabel 4.3) terhadap total biaya langsung Faktor fisik yang meliputi
yang tinggi jumlahnya yang dikeluarkan penerangan, suhu udara, cepat
oleh pihak manajemen proyek (lihat rambat udara, suara, vibrasi
tabel 4.4) mekanik, radiasi dan lain-lain.
Tabel 4.6 Daftar top event kecelakaan kerja Faktor Faktor biologi, baik dari golongan
Lingkungan hewan maupun dari tumbuh-
No Jenis Frekuensi Total Biaya tumbuhan
Kecelakaan Langsung Yang Faktor kimia yaitu berupa gas,
Dikeluarkan
1. Terpeleset 7 Rp. 1.450.000
uap, debu, kabut, asap awan,
2. Terpukul 3 Rp. 900.000 cairan dan benda padat.
3. Tergores 2 Rp. 400.000 Faktor mental psikologis yaitu
4. Terjatuh dari Rp. 350.000 susunan kerja, hubungan antara
ketinggian yang 2
sama
pekerja dengan pengusaha.
5. Terbentur 2 Rp. 350.000 Alat pelindung diri yang tidak
6. Tertusuk 2 Rp. 300.000 memenuhi standart
7. Terjatuh dari Rp. 250.000 Bahan atau peralatan kerja yang
ketinggian yang 2 Faktor telah rusak
berbeda
8. Tersengat arus 1 Rp. 200.000 Peralatan Sistem tanda bahaya tidak
listrik memenuhi standart
9. Terbakar 1 Rp. 200.000 House keeping dan layout yang
10. Keracunan 1 Rp. 200.000 jelek
11. Terjepit 1 Rp. 75.000
Memuat sesuatu secara
berlebihan
4.3.6 Menentukan faktor faktor
penyebab terjadinya kecelakaan.
Ada 4 faktor kecelakaan kerja
Selanjutnya setelah menentukan top
(Intermediate event) yaitu :
event diatas barulah menganalisa data
1. Faktor Pekerja
kecelakaan dengan Fault Tree Analysis
2. Faktor Manajemen
(FTA). Tapi sebelumnya harus menentukan
3. Faktor Peralatan
faktor-faktor penyebab kecelakaan dari data
4. Faktor lingkungan
yang telah diperoleh yang nantinya menjadi
Faktor faktor ini merupakan penyebab
Intermediate event. Faktorfaktor penyebab
terjadinya kecelakaan tersebut terdiri dari
kecelakan kerja merupakan penjelasan atau
intermediate event dan basic event.
penggambaran umum dari kejadian puncak
Intermediate event adalah kondisi yang masih
yang diperoleh dari studi literatur pada
memungkinkan untuk ditelusuri lagi penyebab
umumnya dengan kondisi lapangan, atau
lainnya, yang dihubungkan dengan menggunakan
untuk mendapatkan variabel baru dilokasi
gerbang logika (logic gate). Basic event adalah
proyek.
kondisi penyebab kecelakaan yang paling bawah
Tabel 4.7 Berikut adalah faktor-faktor penyebab
atau dasar yang sudah tidak memungkinkan lagi
kecelakaan kerja secara umum :
diidentifikasi lagi dikarenakan tidak
Penyebab Basic event (intermediat
memungkinkan ditelusuri lagi penyebab lainnya
atau dikarenakan kurangnya informasi yang
e event)
dibutuhkan. Tujuan mengidentifikasi intermediate
Kurangnya pengetahuan pekerja
event dan basic event adalah untuk
Kurangnya ketrampilan pekerja menggambarkan pohon

15
kesalahan secara terstruktur diantara penyebab
yang satu dengan yang lain sehingga diketahui
kemungkinan terjadinya kecelakaan secara
sistematis. Intermediate event dari masing
masing kecelakaan untuk tahap pertama pada
umumnya dapat dikelompokkan menjadi :

Langkah-langkah penentuan
Intermediate event dan basic event pada
proyek pembangunan Gedung Perkantoran
dan Perkuliahan Tahap III Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya, adalah laporan kecelakaan
dan data penyebab kecelakaan kerja yang
didasarkan pada standart safety plan
kontraktor, observasi, dan wawancara
penyebab kecelakaan kerja pada pekerja dan
pihak manajemen proyek. Top event diperoleh
dari hasil dari klasifikasi kecelakaan kerja yang
mempunyai frekuensi tinggi yang sering terjadi
kecelakaan dilingkungan proyek terhadap total
biaya langsung yang tinggi jumlahnya yang
dikeluarkan oleh pihak manajemen proyek
(lihat tabel 4.6)

Top event yang dianalisa dan


dihasilkan adalah sebagai berikut :
1. Terpeleset
2. Terpukul
3. Tergores
Berikut adalah hasil dari intermediate
event dan basic event dari top event diatas.

16
17
4.3.7 Penggambaran FTA (Faulth Tree
Analysis)
Grafik Top Event dan faktor
penyebab-penyebab kecelakaan sudah
didapatkan maka langkah selanjutnya
adalah melakukan penggambaran FTA.
Penggambaran konstruksi FTA dimulai dari
Top Event kemudian Intermediate Event
sampai dengan Basic Event sesuai dengan
hasil yang diperoleh sebelumnya.
Penggambaran juga menentukan Gerbang
Logika (Logic Gate) adalah suatu model
logika yang digambarkan dalam bentuk
simbol (And Gate/Or Gate) yang
menghubungkan kejadian pada konstribusi
pertama dan juga konstribusi kedua.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui


hubungan antara Top Event dengan
Intermediate Event atau Intermediate Event
dengan Basic Event. Urutan penggambaran
FTA sebagai berikut :
1. Terpeleset
2. Terpukul
3. Tergores
Penggambaran FTA diberi notasi huruf
dan angka bertujuan untuk mempermudah
dalam hal pengerjaan analisa MOCUS. Analisa
ini untuk mencari penyebab yang tersembunyi
dari kecelakaan kerja. Dibawah ini adalah hasil
dari penggambaran FTA :

18
19
4.3.8 Kombinasi Basic Event Minimal cut set
1,3,4 Pengaruh bercanda, tidak semangat bekerja, dikeja produksi
2,3,4 Tidak semangat bekerja, dikejar produksi, Stress
Setelah penggambaran 5 Kurang pengalaman kerja
diagram FTA (Fault Tree Analysis) 6 Kelalaian bekerja
selesai barulah dilakukan penentuan 7 Pendidikan
8,10 Mengesampingkan APD, bekerja tidak membawa APD
cut set adalah kombinasi dari berbagai 8,11 Mengesampingkan APD, terbatasnya jumlah APD
Basic Event yang memungkinkan 9,10 Kurang pengawasan, bekerja tidak membawa APD
terjadinya kecelakaan. Suatu Cut Set 9,11 Kurang pengawasan, terbatasnya jumlah APD
12 Personil terbatas
dikatakan sebagai minimal cut set jika 13 Waktu pengawasan terbatas
cut set tersebut tidak dapat direduksi 14,15 Kurang pelatihan, slogan/spanduk terbatas
tanpa menghilangkan statusnya 16,17 Waktu yang terbatas, scedule pekerjaan yang tidak sesuai
18,19 Pembersihan lokasi yang kurang, mengabaikan kebersihan
sebagai cut set, sedangkan mocus 20,21 Tidak ada rambu peringatan, diabaikan dan terabaikan
adalah suatu metode untuk 22,23 Gelap kurang penerangan, licin
mendapatkan cut set dan minimum cut 24,25 Terlalu padat, posisi alat membahayakan
26,27,28 Tidak paham penggunaan, Tidak memasang rambu peringatan,
set. Tabel dari Mocus dapat dilihat kurang informasi
pada tabel dibawah ini.
Hasil FTA penyebab terpeleset
menghasilkan 28 basic event sedangkan
dengan analisa Mocus didapat 21 basic
event dengan 18 kombinasi fail. Hasil
tersebut dikelompokkan menjadi 2
penyebab kecelakaan yaitu tindakan tidak
aman dan kondisi tidak aman. Dari 18
kombinasi fail yang sudah ada faktor-
faktor penyebab kecelakaan kerja pada
kecelakaan terpeleset penyebab
utamanya adalah faktor pekerja karena
terdapat 3 kombinasi penyebab
kecelakaan kerja yaitu pengaruh
bercanda, tidak semangat bekerja dan
dikejar produksi. Berikut adalah tabel
kombinasi faktor-faktor penyebab
kecelakaan kerja yang diperoleh dari
mocus terpeleset.

20
Minimal cut set
1,4 Pengaruh bercanda, dikejar produksi
1,5 Pengaruh bercanda, stress
2,4 Tidak semangat bekerja, dikejar produksi
2,5 Tidak semangat bekerja, stress
3,4 Kurang waspada, dikejar produksi
3,5 Kurang waspada, stress
6 Pengalaman
7 Tidak bersekolah
8 Kurang kursus keahlian
9,11 MengesampingkanAPD, bekerja tidak membawa APD
9,12 Mengesampingkan APD, terbatasnya jumlah APD
10,11 Kurang pengawasan, bekerja tidak membawa APD
10,12 Kurang pengawasan, terbatasnya jumlah APD
13,14 Personil terbatas, waktu pengawasan terbatas
15,16 Kurang pelatihan, slogan/spanduk terbatas
17,18 Waktu yang terbatas, schedule pekerjaan yang tidak sesuai
19,20 Tidak ada rambu peringatan, diabaikan dan terabaikan
21,22 Gelap kurang penerangan, licin
23,24 Tidak berfungsi maksimal, peralatan sudah tua
25,26 Terlalu padat, posisi alat membahayakan
27,28 Tidak paham penggunaan, tidak memasang rambu peringatan
27,29 Tidak paham penggunaan, kurang informasi
27,28 Tidak paham penggunaan, tidak memasang rambu peringatan
28,29,30 Tidak memasang rambu peringatan, kurang informasi,
membaca tidak lancar

Hasil FTA penyebab terpukul


menghasilkan 30 basic event sedangkan
dengan analisa Mocus didapat 21 basic
event dengan 24 kombinasi fail. Hasil
tersebut dikelompokkan menjadi 2
penyebab kecelakaan yaitu tindakan tidak
aman dan kondisi tidak aman. Dari 24
kombinasi fail yang sudah ada faktor-
faktor penyebab kecelakaan kerja pada
kecelakaan terpukul penyebab utamanya
adalah faktor pekerja karena terdapat 3
kombinasi penyebab kecelakaan kerja
yaitu tidak memasang rambu peringatan,
kurang informasi tentang peralatan yang
digunakan dan membaca tidak lancar
untuk tata cara penggunaan alat. Berikut
adalah tata cara tebel kombinasi faktor-
faktor penyebab kecelakaan kerja yang
diperoleh dari mocus terpukul.

21
Minimal cut set
1,3 Waktu terbatas, dikejar produksi
1,4 Waktu terbatas, kurang motivasi
1,5 Waktu terbatas, stress
2.3 Tidak semangat bekerja, dikejar produksi
2,4 Tidak semangat bekerja, kurang motivasi
2,5 Tidak semangat bekerja, stress
3,4,5 Dikejar produksi, kurang motivasi, stress
6 Kurang pengalaman kerja
7 Kelalaian bekerja
8 Pendidikan
9,11 Mengesampingkan APD, bekerja tidak membawa APD
9,12 Mengesampingkan APD, terbatasnya jumlah APD
10,11 Kurang pengawasan, bekerja tidak membawa APD
10,12 Kurang pengawasan, terbatasnya jumlah APD
13 Personil terbatas
14 Waktu pengawasan terbatas
15,16 Kurang pelatihan, slogan/spanduk terbatas
17.18 Waktu yang terbatas, schedule pekerjaan yang tidak sesuai
19,20 Pembersihan lokasi yang kurang, mengabaikan kebersihan
21,22 Tidak ada rambu peringatan, diabaikan dan terabaikan
23,24 Gelap kurang penerangan, licin
25,26 Banyak yang rusak, tidak berfungsi maksimal
27,28 Terlalu padat, posisi alat membahayakan
29,30 Tidak paham penggunaan, tidak masang rambu peringatan
29,31 Tidak paham penggunaan, kurang informasi
30,31 Tidak masang rambu peringatan, kurang informasi

Hasil FTA penyebab tergores menghasilkan


31 basic event sedangkan dengan analisa
Mocus didapat 21 basic event dengan 26
kombinasi fail. Hasil tersebut dikelompokkan
menjadi 2 penyebab kecelakaan yaitu
tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman.
Dari 26 kombinasi fail yang sudah ada
faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja
pada kecelakaan tergores penyebab
utamanya adalah faktor pekerja karena
terdapat 3 kombinasi penyebab kecelakaan
kerja yaitu dikejar produksi, kurang motivasi
dan stress. Berikut adalah tabel kombinasi
faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja
yang diperoleh dari mocus tergores.

22
4.4 Penanganan dan Pencegahan l. Memberikan pertolongan pertama
Kecelakaan Kerja pada kecelakaan.

1. Aspek Manajemen

a. Pencegahan kecelakaan dipandang


dari aspek ini bermula pada
penjelasan mengenai jabatannya yang
mencakup fungsi, hubungan kerja,
wewenang dan tanggung jawab, serta
syarat syarat kerjanya. b. Memberikan
penjelasan tentang bahayanya
kecelakaan kerja yang
biasa terjadi dilingkungan proyek.
c. Penanganannya dengan memberikan
pendidikan (training) dan penjelasan
kepada tenaga kerja atau karyawan Penanganan dan pencegahan
tentang kecelakaan dan keselamatan terhadap kecelakaan kerja yang baik dapat
kerja. mencegah keluarnya biaya yang akan
dikeluarkan oleh pihak manajemen proyek.
2. Aspek Teknis
Penanganan dan pencegahan
d. Memberikan alat pelindung diri (APD) kecelakaan kerja yang dilakukan oleh pihak PT
seperti helm, sepatu safety, sarung Duta Graha Indah adalah penanganan dan
tangan, kaca mata dan lain-lain pencegahan sebelum kecelakaan kerja saja,
terhadap tenaga kerja yang berada yang mempunyai tujuan
pada area yang membahayakan. menekan/meminimalkan kecelakaan, penyakit
e. Pemasangan rambu peringatan dan akibat kerja dan pencemaran lingkungan.
papan pengumuman tentang bahaya Dengan melihat kondisi penyebab kecelakaan
kecelakaan kerja yang paling bawah atau dasar yang tidak lagi
f. Penyediaan kotak P3K untuk memungkinkan diidentifikasi dikarenakan tidak
pertolongan pertama pada kecelakaan. mungkin lagi ditelusuri penyebab lainnya atau
dikarenakan kurangnya informasi yang
Penanganan dan pencegahan sesudah dibutuhkan (Basic event) yang diperoleh dalam
kejadian kecelakaan kerja dilihat dari 2 aspek penggambaran FTA (Fault Tree Analysis).
yaitu Maka penanganan dan pencegahan sebelum
kecelakaan kerja pada Proyek Pembangunan
1. Aspek Manajemen Gedung Perkantoran dan Perkuliahan Tahap III
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dengan
g. Penyediaan asuransi bagi para pekerja melihat 2 (dua) aspek yaitu aspek manajemen
yang mengalami kecelakaan kerja. dan aspek teknis.
h. Pemberianpengobatan dan
pemeriksaan serta perawatan kepada 1. Aspek Manajemen
pekerja yang mengalami kecelakaan a. Mengadakan safety talk, safety
kerja selama di rumah sakit sampai meeting, safety induction, safety
sembuh patrol, safety morning
dilingkungan proyek.
i. Pemberian santunan bagi para pekerja b. Penempatanpersonil/fungsi
yang mengalami kecelakaan kerja baik pekerjaan HSE/K3 dan
yang cacat sementara atau selamanya penambahan inspektor K3 jika
dan meninggal dunia. diperlukan.
c. Pemantauan lingkungan proyek
2. Aspek Teknis dan para pekerja, inspeksi
kecelakaan dan simulasi keadaan
darurat.
j. Identifikasi kecelakan kerja pada lokasi d. Pemberian penjelasan mengenai
kecelakaan tugas dan jabatannya, yang
k. Melakukan penyelidikan penyebab mencakup fungsi kerja,
kecelakaan kerja agar tidak terulang wewenang dan tanggung jawab.
kembali

23
Dari keterangan tabel diatas bahwa
2. Aspek Teknis kecelakaan terpeleset dalam penanganan dan
a. Pemasangan berikade, rambu- pencegahan sebelum kecelakaan kerja yang
rambu dan rekayasa engineering dilihat dari dua aspek yaitu aspek manajemen
HSE lainnya serta penyediaan dan aspek teknis yang perlu dan penting
gudang/penampungan limbah. (dilihat dari banyaknya pilihan) dilakukan oleh
b. Mengidentifikasi dan penyediaan pihak manajemen proyek adalah :
peralatan K3 (rambu-rambu, P3K,
keadaan darurat dan Alat Aspek Manajemen :
Pelindung Diri (APD). - Pemantauan lingkungan proyek dan
c. Melaksanakanidentifikasi, pekerja, inspeksi kecelakaan dan
inspeksiK3,termasuk simulasi keadaaan darurat.
pengawasankedisiplinan - Mengadakan safety talk, safety
penggunaan APD sesuai meeting, safety induction, safety
ketentuan yang ditetapkan dan petrol, safety morning dilingkungan
apek lingkungan proyek.
d. Pemantauan efektifitas tindakan - Pemberian penjelasan mengenai
perbaikan dan pencegahan tugas jabatannya, yang mencakup
kecelakaan. fungsi kerja wewenang dan tanggung
jawab.
Dari dua aspek yang telah disebutkan
diatas, penanganan dan pencegahan sebelum Aspek Teknis :
kecelakaan kerja terhadap top event yang telah - Pemantauan efektifitas tindakan
dihasilkan pada Proyek Pembangunan Gedung perbaikan dan pencegahan
Perkantoran dan Perkuliahan Tahap III kecelakaan.
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya yaitu - Melaksanakan identifikasi, inspeksi
terpelet, terpukul dan tergores dengan melihat K3, termasuk pengawasan
setiap basic event dari penggambaran diagram kedisiplinan penggunaan APD sesuai
FTA (Faulth Tree Analysis). Maka penanganan ketentuan yang ditetapkan
dan pencegahan sebelum kecelakaan kerja - Pemasangan berikade, rambu-rambu
terhadap faktor-faktor penyebab kecelakaan dan rekayasa engineering HSE
adalah, dapat dilihat dalam tabel dibawah ini. lainnya serta penyediaan
gudang/penampung limbah.

24
Dari keterangan tabel diatas bahwa
kecelakaan terpukul dalam penanganan dan
pencegahan sebelum kecelakaan kerja yang
dilihat dari dua aspek yaitu aspek manajemen
dan aspek teknis yang perlu dan penting
(dilihat dari banyaknya pilihan) dilakukan oleh
pihak manajemen proyek adalah :

Aspek Manajemen :
- Mengadakan jadwal safety talk, safety
meeting, safety induction, safety
patrol, safety morning dilingkungan
proyek. Agar dapat saling
berkoordinasi antara pekerja-pekerja
dan pekerja-pimpinan.
- Pemantauan lingkungan proyek dan
pekerja, inspeksi kecelakaan dan
simulasi keadaaan darurat.
- Pemberian penjelasan mengenai
tugas jabatannya, yang mencakup
fungsi kerja wewenang dan tanggung
jawab.

Aspek Teknis :
- Pemantauan efektifitas tindakan
perbaikan dan pencegahan
kecelakaan.
- Melaksanakan identifikasi, inspeksi
K3, termasuk pengawasan
kedisiplinan penggunaan APD sesuai
ketentuan yang ditetapan.
- Mengidentifikasi dan penyediaan
peralatan K3 (rambu-rambu), P3K,
keadaan darurat dan alat pelindung
diri.

Dari keterangan tabel diatas bahwa


kecelakaan tergores dalam penanganan dan
pencegahan sebelum kecelakaan kerja yang
dilihat dari dua aspek yaitu aspek manajemen
dan aspek teknis yang perlu dan penting (dilihat
dari banyaknya pilihan) dilakukan oleh pihak
manajemen proyek adalah :

Aspek Manajemen :
- Mengadakan jadwal safety talk, safety
meeting, safety induction, safety patrol,
safety morning dilingkungan proyek.
Agar dapat saling berkoordinasi antara
pekerja-pekerja dan pekerja-pimpinan.
- Pemantauan lingkungan proyek dan
pekerja, inspeksi kecelakaan dan
simulasi keadaaan darurat.
- Pemberian penjelasan mengenai
tugas jabatannya, yang mencakup
fungsi kerja wewenang dan tanggung
jawab.

25
konsekuensi, kurang pengamanan,
Aspek Teknis : mengabaikan APD, kurang pengetahuan,
- melaksanakan identifikasi, inspeksi K3, tidak konsentrasi, kurang pelatihan dan
termasuk pengawasan kedisiplinan stres. Unsafe condition (kondisi tidak
penggunaan APD sesuai ketentuan aman) seperti posisi alat
yang ditetapkan. membahayakan, dikejar produksi,
- Pemantauanefektifitastindakan mengabaikan kebersihan, gelap kurang
perbaikan dan pencegahan penerangan, licin, waktu pengawasan
kecelakaan. terbatas, dan waktu yang terbatas.
- Mengidentifikasi dan penyediaan 2. Penanganan dan pencegahan sebelum
peralatan K3 (rambu-rambu), P3K, kecelakaan kerja dilihat dari dua aspek
keadaan darurat dan alat pelindung diri. yaitu :
a. Aspek Manajemen :
Dari semua penanganan dan - Mengadakan jadwal safety talk,
pencegahan sebelum kecelakaan kerja safety meeting, safety
terhadap top event di atas yang dilihat dari dua induction, safety patrol, safety
aspek maka penanganan dan pencegahan morning dilingkungan proyek.
sebelum kecelakaan kerja yang harus Agar dapat saling
dilaksanakan pada proyek adalah : berkoordinasi antara pekerja-
pekerja dan pekerja-pimpinan.
Aspek Manajemen : - Pemantauan lingkungan proyek
- perlu mengadakan jadwal safety talk, dan pekerja, inspeksi
safety meeting, safety induction, safety kecelakaan dan simulasi
patrol, safety morning dilingkungan keadaaan darurat.
proyek. Agar dapat saling a. Aspek Teknis
berkoordinasi antara pekerja-pekerja - Pemantauanefektifitas
dan pekerja-pimpinan. tindakan perbaikan dan
- Pemantauan lingkungan proyek dan pencegahan kecelakaan.
pekerja, inspeksi kecelakaan dan - melaksanakanidentifikasi,
simulasi keadaaan darurat. inspeksiK3,termasuk
pengawasan kedisiplinan
penggunaan APD sesuai
Aspek Teknis : ketentuan yang ditetapkan.
- Pemantauan efektifitas tindakan
perbaikan dan pencegahan a. Saran
kecelakaan.
- melaksanakan identifikasi, inspeksi K3, Saran dalam analisa faktor-faktor
termasuk pengawasan kedisiplinan penyebab terjadinya kecelakaan kerja dan
penggunaan APD sesuai ketentuan penanganan serta pencegahan sebelum
yang ditetapkan. kecelakaan kerja berdasarkan kesimpulan
diatas sebagai bahan pertimbangan yang
mungkin berguna dalam penelitian tugas akhir
BAB V selanjutnya. Adapun saran adalah sebagai
KESIMPULAN DAN SARAN berikut:

5.1 Kesimpulan 1. Data-data dan informasi tentang


kecelakaan kerja harus lebih banyak
Analisa terhadap faktor-faktor lagi yang diperoleh agar dapat
penyebab terjadinya kecelakaan kerja diketahui faktor-faktor penyebab
berdasarkan hasil pengamatan dilapangan sebelum kecelakaan kerja.
dengan wawancara serta analisa data dapat 2. Perlupembahasan tentang
diambil kesimpulan sebagai berikut : perencanaan biaya kecelakaan kerja
dan penangaan serta pencegahan
sebelum kecelakaan kerja secara
1. Faktor-faktor penyebab kecelakaan
terperinci.
Pelaksanaan proyek pembangunan
Gedung Perkatoran dan perkuliahan 3. Penanganan dan pencegahan sebelum
tahap III Universitas Wijaya Kusuma kecelakaan kerja pada lingkungan proyek
Surabaya dibagi dalam 2 kelompok perlu dibahas secara mendalam dan
Unsafe action (tindakan tidak aman) detail untuk mengurangi kecelakaan
seperti tidak waspada, tidak kerja yang terjadi.

26

Anda mungkin juga menyukai