Anda di halaman 1dari 39

RINGKASAN

DASAR-DASAR PROSES PEMBELAJARAN KIMIA


PRINSIP BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

Dosen Pengampu :
Dra. M. Dwi Wiwik Ernawati, M.Kes
Minarni, S.Pd M.Si

Disusun oleh :
Munika Desiyanti (A1C116005)
Agung Dewantara (A1C116019)
Novi Paramita Dewi (A1C116049)
Sri Malinda Sudrajat (A1C116053)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
PEMBAHASAN
2.1 Teori Motivasi Dan Motivasi Pembelajaran
Pada dasarnya, motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak. Motif
manusia merupkan dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga penggerak lainya, yang
berasal dari dalam dirinya, untuk melakukan sesuatu. Motif itu memberi tujuan dan arah
kepada tingkah laku kita. Juga berbagai yang biasanya kita lakukan sehari-hari
mempunyai motif sendiri.
Selain motif, dalam psikologi dikenal pula istilah motivasi. Sebenarnya motivasi
merupakan istilah yang lebih umum yang menunjukkan pada seluruh proses gerakan,
termasuk situasi yang mendorong dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah
laku yang ditimbulkanya dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.
Motivasi
Motivasi dapat didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah
laku yang enuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan. Menurut
M.Utsman Najati (dalam Syah,2000), motivasi adalah kekuatan pengerak yang
membakitkan aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta
mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivsi memiliki tiga kompone poko, yaitu
menggerakkan, mengarahkan dan menopang. Motivasi mempunyai fungsi sebagai
perantara pada organisme atau manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sesuatu perbuatan dimulai dengan adanya ketidak seimbangan dalam diri individu,
misalkan lapar atau takut.
Kadang kadang tingkah laku tidak menghasilkan keseimbangan, misalnya karena tujuan
tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan tidak tercapai, sehingga timbul kekecewaan
atau frustasi. Beberapa psikologi ada yang membagi motivasi menjadi dua:
Motivasi intrinsic, adalah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri tanpa
dirangsang dar uar. Misalnya: orang yang gemar membaca tidak usah ada yang
mendorong ia kan mencarai sendiri buku bukuny auntuk dibaca. Motif intrinsic juga
diartikan sebagai motivasi dan pendorongnya ada kaitan langsung dengan nilainilai
yang terkandung didalam tujuan pekerja sndiri. Misalnya seorang mahasiswa yang
tekun belajar mata kuliah psikologi karena ia ingin sekali menguasai mata kuliah
itu.
Mode ekstrinsik, yaitu motivasi yang datang karena adanya perangsang dari luar,
seperti: seorang mahasiswa rajin belajar Karen aakan ujuian. Motivasi ekstrinsik ini
juga dapat di artikan sebagai motivasi yang pendorongnnya tidak ada
hubungannya dengan nilai yang terkandung dalam tujuan pekerjannaya. Seperti
seorang mahasiswa mau mengerjakan tugas karena takut pada dosen.
Perhatian
Perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran yang menyebabkan
bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi dan pembatasan kesadaran terhadap satu
objek. Perhatian sangat dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati seseorang dan
ditentukan oleh kemauan. Sesuatu yang dianggap sebagai yang luhur dan mulia serta
indah akan memikat perhatian, termasuk juga hal-hal yang menimbulkan rasa takut dan
ngeri serta hal hal mencekam. Macam macam perhatian sebagai berikut:
Perhatian spontan dan disengaja
Perhatian spntan disebut pula perhatian asli atau perhatian langsung, ialah perhatian
yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak di dorong
oleh kemauan.
Perhatian statis dan dinamis
Perhatian statis ialah perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Ada orang yang dapat
mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah olah tidak bekurang kekuatannya.
Perhatian dinamis ialah perhatian yang mudah berubah-ubah , mudah bergerak ,
mudah berpindah dari objek yang satu kepada objek yang lain.
(Nurussakinah Daulay. 2014: 154-157).

Motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energy dalam diri seseorang
ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu.
Mc. Donald mengatakan bahwa, motivation is a energy change within the
person characterized by offective arousal and anticipatory goal reactions. Motivasi
adalah suatu perubahan energy di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Dalam memberikan soal macam-macam motivasi, hanya adak dibahas dari dua
sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorsng ysng
disebut motivasi instriksik dan motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang
disebut motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu.Motivasi ekstrensik adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan yang terletak dari
factor lain. Aktifitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsure jiwa dan raga.
Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang
lebih utama maupun yang dari luar sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya.
Beberapa prinsip motivasi dalam belajar:
a. motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
b. motivasi instrinsik lebih utama daripada ekstrinsik dalam belajar
c. motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
d. motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
e. motivasi dapat memupuk optimism dalam belajar
( Lilik Sriyanti. 2013: 133-141).
Teori motivasi dikelompokkan atas :

1. teori kepuasan (content theory)


2. teori proses (process theory)

TEORI KEPUASAN
Teori ini mendasarkan pendekatannya atas factor-faktor kebutuhan individu yang
menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Teori ini
memuusatkan perhatian pada factor-faktor dalam diri orang yang menguatkan,
mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya.
Pada dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak
(bersemangat hidup) untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan
kepuasannya.semakain tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka
semakin giat orang itu bekerja. Tinggi / rendahnya tingkat kebutuhan dan kepuasan yang
ingin dicapai seseorang mencerminkan semangat bekerja orang tersebut.
Teori kepuasan (content theory) in I dikenal antara lain:
1. teori motivasi klasik oleh F. W. Taylor
2. Maslows Need Hierarchy Theory (a theory of human motivation)
3. herzbergs two factors motivation theory oleh Frederick Herzberg
4. Mc. Clellands Achievement motivation theory oleh Mc. Clelland
5. Alderfers Existence, relatedness and growth (ERG) theory oleh aldefer
6. teori motivasi human relation
7. teori motivasi claude s. George

1. teori motivasi klasik


Teori motivasi klasik ini dikemukakan oleh FrederickWinslowT. Menurut teori
ini motivasi para pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis
saja. Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang diperlukan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup seseorang. Kebutuhan dan kepuasan biologis ini akan terpenuhi,
jika gaji atau upah yang diberikan cukup besar.

2. Maslows Need Hierarchy Theory


Teori ini merupakan kelanjutan dari Human Science Theory Elton Mayo
(1880-1949) yang menyatakan bahwa kebutuhan dan kepuasan seseornag itu jamak
yaitu kebutuhan biologis dan psikologis berupa materi dan nonmateri.

Dasar Maslows Need Hierarchy Theory:


a. manusia adalah mahkluk yang berkeinginan, dia selalu berkeinginan lebih banyak.
Keinginan ini terus menerus, baru berhenti jika akhir hayatnya tiba.
b. suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivasi bagi pelakunya,
hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang menjadi alat motivasi.
c. kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat (hierarchy) sebagai berikut:
1. physiological needs
2. safety and security needs
3. affiliation or acceptance need (belongingness)
4. esteem or status needs
5. self actualization
3. herzbergs two factors motivation theory
Menurut teori ini motivasi yang ideal yang dapat merangsang usaha adalah
peluang untuk melaksanakan tugas yang lebih membutuhkan keahlian dan peluang
untuk mengembangkan kemampuan. Dalam melaksanakan pekerjaannya, orang
dipengaruhi oleh dia factor yang merupakan kebutuhan, yaitu:
a. maintenance factors
Adalah factor-faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia
yang ingin memperoleh ketentraman badaniah. Kebutuhan kesehatan ini merupakan
kebutuhan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan kembali pada
titik nol setelah terpenuhi.
b. motifation factors
Motivation factors adalah factor motivator yang menyangkut kebutuhan
psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Factor ini
berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan
dengan pekerjaan, misalnya penempatan yang tepat dan lain sebagainya.

4. Mc. Clellands Achievement motivation theory


Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energy potensial.
Bagaimana energy ini dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan
motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energy ini akan
dimanfaatkan oleh seseorang karena didorong oleh factor:
a. kekuatan motif dan kebutuhan dasar yang terlibat.
b. harapan keberhasilannya
c. nilai insentif yang terlekat pada tujuan
Mc. Celland mengelompokkan tiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasi gairah
bekerja yaitu:
a. kebutuhan akan prestasi
b. kebutuhan akan afilliasi
c. kebutuhan akan kekuatan

5. Alderfers Existence, relatedness and growth (ERG) theory


Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori kebutuhan yang dikemukankan
oleh Maslow. Teori ini oleh para ahli dianggap lebih mendekati keadaan sebenarnya
berdasarkan fakta-fakta empiris. Ada tiga kelompok kebutuhan yang utama, yaitu:
a. kebutuhan akan keberadaan
b. kebutuhan akan afiliasi
c. kebutuhan akan kemajuan

6. teori motivasi human relation


Teori ini mengutamakan hubungan seseorang dengan lingkungannya. Menurut
teori ini seseorang akan berprestasi engan baik, jika ia diterima dan diakui dalam
pekerjaannya serta lingkungannya.

7. teori motivasi claude s. George


Teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang
berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu:
a. upah yang layak
b. kesempatan untuk maju
c. pengakuan sebagai individu
d. keamanan kerja
e. tempat kerja yang baik
f. penerimaan oleh kelompok
g. perlakuan yang wajar
h. pengakuan atas prestasi

TEORI MOTIVASI PROSES


Teori motivasi proses ini pada dasrnya berusaha untuk menjawab pertanyaan
bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara dan menghentikan perilaku
individu. Bila diperhatikan lebih mendalam, teori ini merupakan proses sebab dan
akibat. Teori motivasi proses ini, dikenal atas:
a. teori harapan (expectancy theory)
teori ini menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja
giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung dari hubungan timbale-balik antara
apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Teori harapan ini didasarkan
atas: harapan, nilai, dan pertautan.
b. teori keadilan
keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang.
Penilaian dan pengakuan mengenai perilaku harus dilakukan secara objektif, bukan atas
suka atau tidak suka.
c. teori pengukuhan
teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan
pemberian kompensasi. Sifat ketergantungan tersebut bertautan dengan hubungan antara
perilaku dan kejadian yang mengikuti perilaku itu. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua
jenis, yaitu:
1. Pengukuhan positif, yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuhan
positif diterapkan secara bersyarat.
2. Pengukuhan negative, yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika
pengukuhan negative dihilangkan secara bersyarat.

Jadi prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuendi


dan tanggapan, apabila diikuti oleh suatu stimulus yang bersyarat. Demikian pula
dengan prinsip hukuman selalu berhubungan dengan berkurangnya frekuensi tanggapan,
apabila tanggapan itu diikuti oleh rangsangan yang bersyarat
( Malayu Hasibuan. 2014: 92-121).

2.2 Pengelolaan Kelas

Kedudukan pengelolaan kelas diantara kemampuan-kemampuan dasar mengajar


lainnya.
Belakangan ini, dengan pendekatan kompetensi, telah diiidentifikasi sejumlah
kemampuan dasar yang dinilai patut dimiliki oleh setiap orang akan menjadi guru.
Kemapuan tersebut meliputi:
1. Menguasai bahan.
2. Mengelola program belajar mengajar.
3. Mengelola kelas.
4. Menggunakan media/sumber.
5. Menguasai landasan landasan kependidikan
6. Mengelola interaksi belajar mengajar.
7. Menilai prestsi siwa untuk keperluan pengajaran.
8. Mengnal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan.
9. Mengenal dan menyelenggarakan administras sekolah.
10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna
keperluan pengajaran.

Rasional dan pengertian pengelolaan kelas


Keberhasilan mengajar seorang guru tidak hanya ditentukan oleh penguasaannya
terhadap hal hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian tujuan pengajaran, sperti
perumusan tujuan pengajaran secara opeasional, penentuan materi pengajaran secara
tepat, penguasaan materi pengajaran secara tepat, pemilihan dan penggunaan metode
mengajar secara memadai, pemilihan dan penggunaan alat bantu mengajar secara
tepaat, melainkan juga ditentukan oleh kemampuan guru dalam menciptakan dan
mempertahankan kondisi kelas yang menunjang jalannya kegiatan belajar mengajar.
Hubungan antara pengelolaan kelas dengan pengelolaan pegajaran dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran
Pengelolaan kelas bukan untuk secara langsung mencapai tujuan pengajaran,
melainkan agar pengelolaan pengajaran dapat berlangsung dengan baik
sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.
Pengelolaan kelas juga diperlukan agar kegiatan evaluasi hasil beajar dapat
berlangsung degan baik.
Tindakan-tindakan pengelolaan kelas tidak hanya diperlukan pada awal kegiatan
belajar mengajar maupun awal pelaksanaan evaluasi hasil belajar, melainkan
dapat dilakukan sepanjang pengajaran maupun sepanjang evaluasi hasil belajar,
bila memang diperlukan.

Jenis masalah dalam pengelolaan kelas


Agar dapat mengelola kelas dengan berhasil, lebih kuang data empat kemampuan yang
perlu dimiliki oleh guru. Keempat kemampuan tersebut adalah:
Kemampuan untuk membedakan masalah pengelolaan kelas dan pengelolaan
pengajaran
Kemampuan untuk membedakan masalah individual dan masalah kelompok
dalam pengelolaan kelas
Kemampuan untuk menggunakan teknik teknik pengelolaan kelas
Kemampuan untuk menata tempat belajar megajar secara serasi
( Toenlloe. 1992: 12-20).

Antara pengelolaan kelas dan pengelolaan pegajaran


Pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran adalah dua kegiatan yang sangat
erat hubungannya, namun dapat dan harus dibedakan satu sama lain karena tujuannya,
berbeda. Kalau pengajaran mencakup semua kegiatan yang secara langsung dimaksud
untuk mencapai tujuan-tujuan kusus pengajaran, maka pengelolaaan kelas menunjukkan
kepada kegiatan kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
bagi terjadinya proses belajar, penghentian tingkah laku peserta didik yang
menyelewengkan perhatiaan kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu
penyelesaian tugas oleh penetapan norma kelompok yang produkti dan sebagainya
Masalah pengelolaan kelas
Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel membedakan empat kelompok masalah
pengelolaan kelas individual yang didasarkan asumsi bahwa semua tingkah alaku
indiidu merupakan upaya pencapaian tujuan pemenuhan keputusan untuk diterima
kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Perbutan perbuatan unttuk
mencapai tujuan dengan cara yang asocial inilah oleh pasangan penulis digolongkan
sebagai berikut
1. Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain. Misalnya membadut
di kelas atau dengan berbuat serba lamban sehngga perlu pertolongan ekstra
2. Tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan.misalnya selalu mendebat atau
kehilangan kendali emosiaonal-marah, mengangis,atau selalu lupa pada aturan
aturan penting di kelas.
3. Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang klain, misalnya menyakiti orang lain
seperti megatai, memukul,menggigit dan sebagainya.
4. Peragan ketidak mampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk
mencoba melakukan apa pun karena yakin bahwa hanya kegagalan yang menjadi
bagiannya.
Lois V.Johnson dan Mary A. Bany mengemukankan 6 kategori masalah
kelompok dalam pengelolaan kelas. Masalah masalah yang dimaksud adalah sebagi
berikut:
1. Kelas kurang kohesif. Misalnya prbedaan jenis kelamin, suku, dan tingkatan sosio-
ekonomi, dan sebagainya.
2. Kelas mereaksikan negative terhadap salah seorang anggotanya. Misalnya
mengejek anggota kelas yang dalam pengajaran seni suaraa menyanyi dengan
suara sumbang.
3. Membesarkan hati anggita kelass yang justru melanggar norma kelompok,
misalnya pemberian semangat kepada badut kalas.
4. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatinnya dari tugas yang tengah
digarap.
5. Semangat kerja rendah. Misalnya semacam aksi protes kepada guru karena
menganggap tugas yang diberikan kurang adil
6. Kelas kurang ampu menyesuaikan diri dengan keadaan baru. Misalnya gangguan
jadwal atau gur kelas terpaksa diganti sementara oleh guru lain,dan sebagainya.
Usaha preventif masalah pengelolaan kelas
Tindakan pengelolaan kelas adalh tindakan yang dilakukan oleh guru dalam
rangka penyediaan kondisi yang optimal agar pross belajar mengajar berlangsung
efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahn yaitu dengan jalan
menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio-emosional sehingga terasa benar
oleh peserta didik rasa kenyamanan dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar
mengajar yang sedang berlangsung.
Kondisi dan situasi belajar mengajar
a. Kondisi fisik
Lingkungan fisik yang dimaksud akan meliputi hal hal di bawah ini:
1. Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
Besarnya ruangan kelas sangat tergantung pada berbagai hal antara lain:
Jenis kegiatan, apaka kegiatan pertemuan tatap muka dalam kelas ataukah kerja di
ruangan praktikum.
Jumlah peserta didik yang melakukan kegiatankegiatan bersama secara klasikal
akan berbeda dengan kegiatan dalam kelompok kecil. Kegiatan klasikal secara
relative membutuhkan ruangan rata-rata yang lebih kecil per orang dibandingkan
dengan kebutuhan ruanganuntuk kegiatan kelompok.
2. Pengaturan tempat duduk
Beberapa pengaturan tempat duduk diantaranya,
Berbasis berjajar;
Pengelompokkan yang terdiri atas 8 sampai 10 orang ;
Setengah lingkaran seperti dalam teater , di mana di samping guru bisa langsung
bertatap muka dengan peserta didik juga mudah bergerak untuk segera memberi
bantuan kepada peserta didik,
Berbentuk lingkaran
Individual yang biasanya terlihat di ruang baca, di perpustakaan, atau ruang
praktik laboratorium
Adanya dan tersedianya ruang yang sifatnya bebas dikelas di samping bangku
tempat duduk yang d atur.
3. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin kesehata peserta didik. Jendela jharus cukup
besar sehingga memungkinkan panas cahaya matahari masuk, udara sehat dengan
ventilasi yang baik, sehingga semua peserta didik dalam kelas dapat meghirup udara
segar yang cukup engandung O2 , peserta didik harus dapat melihat tulisan dengan jelas,
tulisan di papan, pada bulletin board, buku bacaan, dan sebainya.
4. Pengaturan penyimpangan barang barang
Tentu saja masalah pemeliharaan barang barang tersebut sangat penting, dan
secara periodic harus dicek dan ricek. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah
pengamanan barang barang tersebut dari pencurian, pengamanan terhadap barang yang
mudah meledak atau terbakar. Alat pengamatan harus selalu tersedia seperti alat
pemadam kebakaran, P3K, dan sebagainya.
b. kondisi sosio-emosional
1. tipe kepemimpinan
Peranan guru, tipe kepemimpinan guru, atau administrator akan mewarnai
suasana emosional di dalam kelas. Tipe kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter
akan menghasilkan sikap peserta didik yang submissive atau apatis. Tap dipihak lain
juga akan menumbuhkan sikap yang agresif.

2. sikap guru
Sikap guru dalam menghadapi peserta didik yang melanggar perturan sekolah
hendaknya tetap sabar, dann tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah
laku peserta didikakan dapat diperbaiki.
3. suara guru
Suara guru walaupun bukan faktor yang besar tetapi turut mempunyai pengaruh
dalam belajar. Suara yang melengking tinggi atau demikian rendah sehingga tidak
terdengar oleh peserta didik secara jelas dari jarak yang agak jauh akan membosankan
dan pelajaran tidak akan di perhatikan. Suasana semacam ini mengndang tingkah laku
yang tidk diinginkan.
4. pembinaan raport
Sekali lagi ingin kita tekaankan bahwa pembinaan hubungan baik dengan peserta
didik dalm masalah pengelolaa sangat penting. Dengan hubungan baik guru peserta
didik diharapkan senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat bersikap optimistic,
serta realistic dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukan
c. Kondisi Organisasional
kegiatan rutin yang secara organisional dilakukan baik ditingkat kelas maupun di
tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Kegiatan tersebut
antara lain sebagai berikut.
Penggantian pelajaran atau kuliah
Guru yang berhalangann hadir
Para peserta didik disuruh tetap berada dalam kelas dengan tenang untuk
menunggu guru yang bersangkutan selama 10 mmenit.
Masalah antar peserta didik
Jika terjadi masalah antar peserta didik yang tidak dapat di selesaikan antar
mereka, ketua dapaat melapor kepada walikelas untuk sama sama memecahkan
dan mengatasi masalah tersebut.
Upacara bendera
Dalam upacara bendera harus sudah ditetapkan giliran yang memimpin upacara,
baik dari pihak guru maupun dari pihak peserta. Sehingga semua sivitas tahu
persis jam berapa mereka harus mulai, jenis pakaian apa yang harus dikenakan
apakah ada pengumuman sekolah, siapa yang harus memberikan nasehat,
pengarahan dan sebagainya.
Kegiatan lainnya
3. Disiplin Dan Tata Tertib
a. pengertian disiplin
disiplin timbull dari kebutuhan untuk mengadakan keseimbangan antara apa yang
ingin dilkukan individu dan apa yang diinginkan individu dari orang lain sampai
batas batas tertentu dan memenuhi tuntutan orang lain dari darinya sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya dan dari perkembangan yang lebih luas.
b. sumber sumber pelanggaran disiplin
mungkin pelanggaran disiplin sekolah bersumber pada lingkungan sekolah itu
sendiri. Misalnya :
Tipe kepemimpinan guru atau kepala sekoalah yang otoriter
Kelompok besar anggota dikurangi hak haknya sebagai peserta didik yang
seharusnya turut menentukan rencana masa depannya di bawah bimbingan guru.
Tidak atau kurang memperhatikan kelompok minoritas baik yang ada di atas atau
di bawah rata rata dalam berbagai aspek yang ada hubunganya dengan kehidupan
sekolah.
Kurang dilibatkan dan diikutsertakan dalam tanggung ajawab sekolah.
Latar belakang kehidupan dalam kehidupan keluarga yang kurang diperhatikan
dalam kehidupan sekolah.
Sekolah kurag mengadakan kerja sama dngan orang tua, dan antara kedunya
saling melepaskan tanggung jawab.
Walaupun demikian memang ada juga yang sebab-sebabnya bersfat umum..
Kebosanan dalam kelas merupakan sumber pelanggara disiplin.
Perasan kecewa dan tertekan karena peserta didik dituntut untuk bertingkah laku
yang wajar sebagai remaja.
Tidak terpenuhiinya kebutuhan akan perhatian,pengenalan atau status.

c. Penanggulangan pelanggaran disipliin

adanya berbagai cara yang dapat ditempuh guru dalam menanggunggulangi


pelanggaran disiplin
D. pengendalian peserta didik

Pengenalan terhadap mereka dan latar belakangnya merupakan usaha penanggulangan


pelanggaran disiplin. Berbagai alat yang bisa digunakan misalnya:
Interest-inventory,meruakan cara sederhana yang dapat dibuat guru.
Sosiogram yang dibuat dengn maksud untuk melihat bagamana persepsi mereka
dalam rangka hubungan 15ocial-psikologis dengan teman-temannya.
Fredback letter dimana peserta didik dimana untuk membuat satu karangan
2. melakukan tindakan korektif
Kegiatan ini bertujuan memonitor efektifitas aturan tata tertib. Beberapa hal dibawah ini
dapat dijadikan pertimbangan oleh guru
Lakukan tindakan bukan ceramah
Do not bargain
Gunakan control kerja
Nyatakan peraturan dan konsekuensinya.
Beberapa petunnjuk di bawah ini dapat diperhatikan
Pilihlah dan pakailah konsekuensi yang paling ringan
Jika ternyata satu konsekuensi yang kita pilih tidak efektif
Tidak menutup kemugkinan memberikan kesempatan kepada peserta didik.
Konsekuensi di buat untuk mengelola tindakan yang melanggar aturan pada saat
tertentu.
A. Melakukan tidakan penyembuhan

Situasi pelanggaran ini dapat berbentuk


Peserta didik melanggar sejumlah besar peraturan sekolah yang telah disepakati
bersama
Peserta didik tidak mau menerima atau menolak konsekuensi seperti yang telah
tercantum dalam peraturan sekolah sebagai akibat dari perbuatannya.
Seorang peserta didik menolak samma sekai aturan khusus yang telah tercantum
dalam tata tertib sekolah.
Langkah langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan ini ialah,
o Mengidentifikasi peserta didik yang mendapat kesulitaan
o Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat
o Menetapkan waktu pertemuan dengan peserta didik
o Jelaskan maksud pertemuan tersebut.
o Tunjukan pada peserta didik bahwa guru pun bukan orang yang sempurna.
o Membawa peserta didik kedalam masalahnya
o Guru mengajak peserta didik untk melaksanakan diskusi
o Pertemuan guru dan peserta didik harus sampai pada tahap menyelesaikan
masalah.
o Melakukan kegatan tindak lanjut.
D. Tertib kearah siasat
hal ini bisa tumbuh subur bila:
Guru bersikap hangat
Gur bersikap adil
Guru bersikap objektif
Guru tidak menuntut para peserta didik
Guru tidak menghukum peserta didik di hadapan teman temannya
Dapat diciptakan suatu kondisi sehingga setiap peserta didik dapat merasakan
berhasil
Suasan kehidupan di ssekalah tidak mendorong peserta didik karah tingkah laku
yang buruk
Pada saat saat tertentu disediakan penghargaan
( Ahmad Rohani. 2010: 143-165).

2.3 Teori Media Dan Media Pembelajaran Kimia


Media pengajaran
Martin dan Briggs (1986) mengemukakan bahwa media pengajaran mencakup
semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar. Ini bisa
berupa perangkat keras, seperti computer, televisi, proyektor, dan perangkat lunak yang
digunakan pada perangkat-perangkat keras itu. Dengan menggunakan batasan ini, guru
juga termasuk media pengajaran sehingga merupakan bagian dari kajian strategi
penyampaian.
Lima cara dalam mengklasifikasikan media pengajaran untuk keperluan
mempreskripsikan strategi penyampaian.
1. tingkat kecermatan representasi
2. tingkat interaktif yang mampu ditimbulkan
3. tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya
4. tingkat motivasi yang mampu ditimbulkannnya
5. tingkat biaya yang ditimbulkan.

Strategi pengelolaan pengajaran


Stategi pengajaran berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si-
belajar dengan startegi-strategi pengajaran lainnya, yaitu strategi pengorganisasian dan
strategi penyampaian pengajaran. Lebih khusus, strategi pengelolaan berkaitan dengan
penetapan kapan suatu strategi atau komponen suatu strategi tepat dipakai dalam suatu
situasi pengajaran.
Reigeluth dan Merrill (1979) mengemukakan paling tidak ada 3 hal yang
menjadi urusan strategi pengelolaan, ditambah dengan 1 lagi kontrol belajar, yaitu:
1 Penjadwalan penggunaan strategi pengajaran
Mengacu kepada kapan dan berapa kali suatu strategi pengajaran atau komponen
suatu strategi pengajaran dipakai dalam suatu situasi pengajaran
2 Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa
Mengacu kepada kapan dan berapa kali penilaian hasil belajar dilakukan, serta
bagaimana prosedur penilaiannya.
3 Pengelolaan motivasional
Mengacu kepada cara-cara yang dipakai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
4 Kontrol belajar
Mengacu kepada kebebasan siswa dalam melakukan pilihan tindakan belajar. Kontrol
belajar penting sekali untuk mempreskripsikan strategi pengelolaan karena ia secara
langsung dapat member petunjuk bagaimana sebaiknya menata hubungan antara
setiap siswa dengan pengajaran
( Nyoman Sudana D. 1989: 141-153).

2.4 Teori Komunikasi Dan Dasar-Dasar Komunikasi


Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Pengertian tersebut
mengidentifikasikan kepada kita bahwa yang termasuk unsur-unsur komunikasi adalah
komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek.
Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung amat efektif, baik
antara pengajar dengan pelajar maupun diantara para pelajar sendiri sebab
mekanismenya memungkinkan sipelajar terbiasa mengemukakan pendapat secara
argumentatif dan mengkaji dirinya, apakah yang telah diketahuinya itu benar atau tidak.
Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka diperlukan suatu pendekatan komunikasi
yaitu; pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis
(bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis (untuk
apa komunikasi itu dilaksanakan).
Hal hal penting yang perlu diperhatikan saat proses informasi untuk komunikasi
dalam pembelajaran, antara lain: (1) hal yang akan disampaikan sampai kepada
penerima tanpa ada pembiasan isi (subject = outcome), (2) hal yang akan
disampaikan setingkat dengan kemampuan siswa dalam menelaah (tingkat intelegensi
siswa, pengalaman-pengalaman yang pernah didapat),

1. siswa terikat secara aktif dalam proses belajar dengan cara menghubungkan apa
yang mereka dapat sebelumnya dengan hal baru yang akan disampaikan, (4) siswa
diminta menunjukkan kemajuan sehingga pencapaiannya dapat dianalisis, umpan balik
mendapat respon sehingga terlihat jelas sukses dalam usahanya, dan (5) siswa diberi
waktu luang yang cukup untuk berlatih dengan kondisi beragam untuk meyakinkan
proses retensi dan tranfer yang sedang terjadi.
Perkembangan pesat terjadi di dunia teknologi, bermacam-macam teknologi
telah diciptakan untuk tujuan mempermudah urusan manusia yang semakin hari
semakin komplek saja. Perkembangan seperti ini terutama terjadi pada dunia teknologi
komunikasi. Tanpa disadari bagi mereka yang kurang tanggap perkembangan ini tak
pelak mereka akan ketinggalan semakin jauh saja.
Terlepas dari semua perkembangan teknologi komunikasi yang dari hari ke
hari semakin menggila, tidak salah bila kita berusaha mereview apa hakekat dari
komunikasi. Tinjauan ini akan sangat berharga bagi kita untuk membangun
pemahaman yang lebih utuh tentang komunikasi kita semua tentunya tidak akan bisa
membayangkan bagaimana kehidupan ini tanpa adanya komunikasi. Bagaimana
kehidupan ini akan berlangsung dan berkembang tanpa adanya interaksi dari para
penghuninya.
Penulis akan mengulas tentang apa sebenarnya komunikasi itu, apa saja
unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk terjadinya sebuah komunikasi dan
peranannya yang dimiliki oleh komunikasi terhadap proses pembelajaran manusia
terhadap lingkungan.
Definisi Komunikasi
Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal dari kata communicare yang
berarti membuat sama. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi berarti
mengirim pesan. Menurut (Effendy. 2003: 9) istilah komunikasi (communication)
berasal dari kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti
sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Berbicara mengenai definisi komunikasi tidak ada definisi yang salah dan benar
secara absolute. Namun definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk
pada kalimat mendiskusikan makna, mengirim pesan dan penyampaian pesan
lewat media. Apapun istilah yang dipakai, secara umum komunikasi mengandung
pengertian memberikan informasi, pesan, atau gagasan pada orang lain dengan
maksud agar orang lain tersebut memiliki kesamaan informasi, pesan atau gagasan
dengan pengirim pesan.
Konsep Komunikasi
Konsep komunikasi menurut John R. Wenburg, William W . Wilmoth dan
Kenneth K Sereno dan Edward M Bodaken terbentuk menjadi 3 tipe: pertama, searah:
pemahaman ini bermula dari pemahaman komunikasi yang berorientasi sumber yaitu
semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan
rangsangan untuk membangkitkan respon penerima. Kedua, interaksi: pandangan ini
menganggap komunikasi sebagi proses sebab -akibat, aksi-reaksi yang arahannya
bergantian. Ketiga, transaksi: konsep ini tidak hanya membatasi unsur sengaja atau
tidak sengaja, adanya respon teramati atau tidak teramati namun juga seluruh transaksi
perilaku saat berlangsungnya komunikasi yang lebih cenderung pada komunikasi
berorientasi penerima. Saat dosen memberi kuliah, komunikasi bukan saja berdasarkan
fakta bahwa mahasiswa menafsirkan isi kuliah tetapi juga dosen menafsirkan perilaku
anggukan atau kerutan kening mahasiswa.
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan,
maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai
apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu
belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain perkataan, mengerti
bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan oleh bahasa itu. Jelas
bahwa percakapan antara kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-
duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan juga mengerti makna dari bahan
yang dipercakapkan.
Akan tetapi pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya sangat
fundamental, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan
komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi
juga persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendid ikan dan politik
sudah disadari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles hanya sekedar berkisar pada
retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20 ketika dunia
dirasakan semakin kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknoligi elektronik, maka
para cedikiawan pada abad sekarang menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan
dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science).
Menurut Carl I. Hovland, 1953) ilmu komunikasi adalah upaya yang
sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap. Definisi ini menunjukkan bahwa yang dijadikan
obyek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian informasi, melainkan juga
pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public (public attitude)
yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat
penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian
komunikasinya sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses
mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior
of other individuals), akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat
atau perilaku orang lain apabila komuniksinya itu memang komunikatif seperti
diuraikan di atas.

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif,


para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikutip oleh Harold
Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komuniksi adalah
menjawab pertanyaan sebagai berikut: What says what in which channel to whom
with what effect? (Lasswell. 1972).

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur


sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni:

- Komunikator (communicator, source, sender)

- Pesan (message)

- Media (channel, media)

- Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient)

- Efek (effect, impact, influence)

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut komunikasi adalah proses


penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
Lasswell menghendaki agar komunikasi dijadikan objek studi ilmiah, bahkan setiap
unsur diteliti secara khusus. Studi mengenai komunikator dinamakan control analysis;
penelitian mengenai pers, radio, televisi, film dan media lainnya disebut media
analysis; penyelidikan mengenai pesan dinamai content analysis, audience analysis
adalah studi khusus tentang komunikan, sedangkan effect analysis merupakan
penelitian mengenai efek atau dampak yang ditimbulkan oleh komunikasi. Demikian
kelengkapan unsur komunikasi menurut Harold Lasswell yang mutlak harus ada dalam
setiap prosesnya.
Proses komunikasi
Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Management, berdasarkan paradigma
Harold Lasswell menampilkan model proses komunikasi. Model ini secara lebih
jelas bisa dilihat dalam gambar berikut:

Unsur-unsur dalam proses komunikasi ini melipuiti:

- Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau


sejumlah orang.

- Encoding: Penyandaian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk


lambang.

- Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang


disampaikan oleh komunikator.

- Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada


komunikan.

- Decoding: Penguraian sandi, yakni proses di mana komunikan menetapkan


makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator

- Response: Tanggapan, seperangkat reaksi dari komunikan setelah diterpa pesan.

- Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila


tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

- Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai
akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan
yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Model komunikasi di atas menegaskan faktor-faktor kunci dalam komunikasi efektif.
Komunikator harus tahu khalayak mana yang akan dijadikannya sasaran dan tanggapan
apa yang diinginkannya. Ia harus terampil menyandi pesan dengan memperhitungkan
bagaimana komunikan biasanya mengurai sandi pesan. Komunikator harus
mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khlayak sasaran.

Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan
oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa
merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya.
Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan,
keberanian dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa


menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan
perasaannya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang
menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu disadari atau tidak disadari.
Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan
perasaan yang disadari, sebaiknya komunikasi akan gagal jika sewaktu
menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol.

Pikiran bersama perasaan yang akan disampaikan kepada orang lain itu oleh Walter
Lippman dinamakan picture in our head, dan oleh Walter Hagemann disebut
Bewustseinsinhalte. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana caranya agar
gambaran dalam benak dan isi kesadaran pada komunikator itu dapat dimengerti,
diterima dan bahkan dilakukan oleh komunikan.

Mengenai persoalan tersebut dapat dijelaskan dengan penelaahan terhadap


prosesnya. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan
secara sekunder.
1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat,
gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan
pikiran dan atau perasaan komun ikator kepada komunikan. Bahwa bahasa yang paling
banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang
mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk
idea, informasi atau opini; baik mengenai hal yang kongkrit maupun yang abstrak;
bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang, melainkan juga
yang terjadi pada waktu yang lalu dan masa mendatang. Adalah berkat kemampuan
bahasa, maka kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan sejak ditampilkan oleh
Aristoteles, Plato dan Sokrates; dapat menjadi manusia yang beradab dan berbudaya;
dan dapat memperkirakan apa yang akan terjadi pada tahun, dekade, bahkan abad yang
akan datang.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi


karena komunikan karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif
jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,
dan lainnya adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Pada umumnya kalau kita berbicara di kalangan masyarakat yang dinakamakan media
komuniksi itu adalah media kedua sebagai diterangkan di atas. Jarang sekali orang
menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai
lambang (symbol) beserta isi (content) yakni pikiran dan atau perasaan yang dibawanya
menjadi totalitas pesan (message) yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti
media dalam bentuk surat, telephon, radio dan lainnya yang jelas tidak selalu
digunakan. Tampaknya orang seolah-olah tak mungkin berkomunikasi tanpa bahasa,
tetapi orang mungkin dapat berkomunikasi tanpa surat, telephon, televisi atau lainnya.

Tujuan strategi komunikasi

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen


(management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja,
melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan paduan perencanaan


komunikasi (communication planning) dengan managemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis
harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu
bergantung pada situasi dan kondisi.

Apakah tujuan sentral strategi komunikasi itu? R Wayne Pace, Brent D. Peterson dan
M. Dallas Burnett dalam bukunya, Techniques for Effective Communication, meny
atakan bahwa tujuan sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:
(a) to secure understanding,(b)to establish acceptance,(c) to motivate action. Jadi
komunikasi menurut Pace, dkk adalah to secure understanding memastikan bahwa
komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Andaikata ia sudah dapat mengerti dan
menerima, maka penerimaannya itu harus dibina (to establish acceptance). Pada
akhirnya kegiatan dimotivasikan (to motivate action) (Pace, 1979).

Pembelajaran sebagai proses komunikasi


Ditinjau dari prosesnya pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam
proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar
sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya pada tingkatan
bawah dan menengah pengajar itu disebut guru, sedangkan pelajar disebut dengan
murid; pada tingkatan tinggi pengajar dinamakan dengan dosen, sedangkan pelajar
dinamakan dengan mahasiswa. Pada tingkatan apapun proses komunikasi antara
pelajar dan pengajar itu pada hakekatnya sama saja. Perbedaannya hanyalah pada
jenis pesan serta kualitas yang disampaikan oleh si pengajar kepada di pelajar

Perbedaan komunikasi dan pendidikan terletak pada tujuannya atau efek yang
diharapkan. Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi sifatnya umum,
sedangkan tujuan pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah yang dalam proses
komunikasi melahirkan istilah -istilah khusus seperti penerangan, propaganda,
indoktrinasi, agitasi dan pendidikan.

Tujuan pendidikan adalah khas atau khusus, yaitu meningkatkan pengetahuan


seseorang mengenai suatu hal sehingga ia menguasainya. Jelas perbedaannya dengan
tujuan penerangan, propaganda, indoktrinasi dan agitasi sebagaimana disinggung di
atas. Tujuan pendidikan akan tercapai jika prosesnya komunikatif.

Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap
muka (face to face). Karena kelompoknya relatif kecil. Meskipun komunikasi antara
pelajar dan pengajar dalam ruang kelas itu termasuk komunikasi kelompok, sang pelajar
sewaktu-waktu bisa mengubahnya menjadi komunikasi antarpersona. Terjadilah
komunikasi dua arah atau dialog di mana si pelajar menjadi komunikan dan
komunikator, demikian pula sang pengajar. Terjadinya komunikasi dua arah ini ialah
apabila para pelajar bersikap responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan
pertanyaan, diminta atau tidak diminta. Jika si pelajar pasif saja dalam arti kata hanya
mendengarkan tanpa ada gairah untuk mengekspresikan suatu pernyataan atau
pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung
satu arah dan komunikasi itu tidak efektif.
Jelaslah bahwa dalam usaha membangkitkan daya penalaran dikalangan pelajar, mereka
sendiri ikut menentukan keberhasilannya. Mereka perlu sadar akan pentingnya memiliki
daya penalaran untuk kepentingan pembinaan personality -nya, kepribadiannya. Dalam
pelaksanaannya, mereka harus menggunakan setiap kesempatan yang disediakan. Kalau
tidak ada mereka harus mencarinya. para pelajar bukanlah pribadi yang hanya siap
untuk digiring-giring atau didorong-dorong. Mereka harus siap untuk berpartisipasi
pada tiap kesempatan. Jika tidak ada kesempatan mereka sendiri harus siap membentuk
sarananya.

Komunikasi dalam bentuk diskusi dalam proses belajar mengajar berlangsung amat
efektif, hal ini disebabkan oleh dua hal:

a. materi yang didiskusikan meningkatkan intelektualitas,

b. komunikasi dalam diskusi bersifat intracommunication dan intercommunication.

Yang dimaksud dengan intracommunication atau intrakomunikasi adalah


komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Ia berkomunikasi dengan dirinya
sendiri sebagai persiapan untuk melalukan intercommunication dengan orang lain.

Secara teoritis pada waktu seorang pelajar melakukan intracommunication terjadilah


proses yang terdiri atas tiga tahap: (1) persepsi (perception), (2) ideasi (ideation), dan
(3) transmisi (tranmission).

Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam lingkungannya.
Penginderaan itu dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasan dan kebutuhan. Kemampuan
mempersepsi antara pelajar satu dengan pelajar yang lain tidak akan sama meskipun
mereka sama-sama dari sekolah yang sama, bahkan kelas yang sama. Ini ditentukan
oleh sipelajar sendiri, ditentukan oleh aktivitas komunikasi, baik sebagai komunikator
maupun sebagai komunikan. Sebagai komunikator, umpamanya ia sering tampil
secara aktif sebagai orator, pemimpin diskusi, ketua rapat dan sebagainya. Sebagai
komunikan umpamanya, ia banyak membaca buku, surat kabar, majalah
mendengarkan radio atau menonton televisi. Pengetahuan dan pengalaman akan
memperkaya benaknya dengan perbendaharaan untuk memperkuat daya persepsinya.
Semakin sering ia melibatkan diri dalam komunikasi akan semakin kuat daya
persepsinya.

Ideasi adalah tahap kedua dalam proses intracommunication. Seorang pelajar dalam
benaknya mengonsepsi apa yang dipersepsinya. Ini berarti bahwa dia mengadakan
seleksi dari sekian banyak pengetahuan dan pengalamannya yang pernah diperolehnya,
mengadakan penataan dengan yang relevan dari hasil persepsinya tadi, siap untuk
ditransmisikan secara verbal kepada lawan diskusinya. Jadi yang ditransmisikan adalah
hasil konsepsi karya penalaran sehingga apa yang dilontarkan dari mulutnya adalah
pernyataan yang mantap, meyakinkan, sistematis dan logis. Dengan demikian dalam
proses intercommunication berikutnya berkat intracommunication yang selalu terlatih,
ia akan mengalami keberhasilan.

Komunikasi efektif dalam pembelajaran

Untuk menyamakan makna antara guru/dosen dan siswa ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian:

1. Semua komponen dalam komunikasi pembelajaran diusahakan dalam kondisi


ideal/baik:

a. pesan (message) harus jelas, sesuai dengan kurikulum, terstruktur secara jelas,
menarik dan sesuai dengan tingkat intelejensi siswa.

b. Sumber/guru harus berkompetensi terhadap materi ajar, media yang digunakan,


mampu menyandikan dengan jelas, mampu menyampaikan tanpa pembiasan dan
menarik perhatian serta mampu membangkitkan motivasi diri dan siswa dalam proses
interaksi dan transaksi komunikasi. c. penerima/siswa harus dalam kondisi yang
baik/sehat untuk tercapainya prasyarat pembelajaran yang baik.

d. lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses komunikasi misalnya


pencahayaan, kenyamanan ruang dan sebagainya.

e. materi/media software dalam kondisi baik/tidak rusak (sesuai dengan isi/pesan).

f. alat (device) tidak rusak sehingga tidak membiaskan arti (audiovisual). Media yang
menarik (dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa dalam retensi dan
pengingatan kembali pesan yang pernah didapat.

g. teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran harus memiliki


instruksi jelas dan terprogram dalam pengelolaan.

2. Proses encoding dan decoding tidak mengalami pembiasan arti/makna.

3. Penganalogian harus dilakukan untuk membantu membangkitkan


pengertian baru dengan pengertian lama yang pernah mereka dapat.

4. Meminimalisasi tingkat gangguan (barrier/noise) dalam proses komunikasi


mulai dari proses
penyandian sumber (semantical), proses penyimbolan dalam software dan
hardware (mechanical) dan proses penafsiran penerima (psychological).

5. Feedback dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur


efektifitas dan efisiensi ketercapaian.

6. Pengulangan (repetition) harus dilakukan secara kontinyu maupun


progresif.

7. Evaluasi proses dan hasil harus dilakukan untuk melihat kekurangan dan
perbaikan.

4 aspek pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, sosial dan waktu harus
dibentuk dan diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang
berlangsung agar tidak menghambat proses komunikasi pembelajaran.

2.5 Keterampilan Dasar Mengajar


Guru merupakan seorang pengajar ilmu yang mana berperan untuk
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didiknya. Kemudian Guru dapat diartikan juga sebagai salah
satu komponen sumber daya manusia dalam proses belajar mengajar yang ikut
berperan sebagai upaya pembentukan sumber daya manusia yang berpotensi di
berbagai bidang pembangunan. Dalam perannya sebagai pendidik guru di tuntut
untuk melakukan berbagai pengajaran yang ada sehingga pada saat belajar
mengajar sedang berlangsung, peserta didik dapat memperhatikan materi
pembelajaran yang di sampaikan oleh guru. Adapun untuk mewujudkan peran
guru yang berkualitas dalam mengajar diantaranya yakni menetapkan kebijakan
pemerintah melalui Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 40 ayat 2 yang berbunyi:
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban:

31
1. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis.
2. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan dan,
3. Memberikan keteladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya (Sairin,
2013:14).

Sebagai seorang pendidik yang berkualitas, seorang guru diharuskan


menguasai delapan keterampilan dasar mengajar. Delapan keterampilan dasar
mengajar tersebut seperti keterampilan bertanya, keterampilan menjelaskan,
keterampilan mengadakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan
membuka dan menutup pelajaran, keterampilan mengelola kelas, keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil, serta keterampilan mengajar kelompok
kecil dan perorangan.
Adapun tugas guru di dalam kelas yakni mampu menerapkan suatu
keterampilan mengadakan variasi mengajar pada saat proses belajar mengajar
sedang berlangsung. Keterampilan mengadakan variasi ini berperan sebagai
penghidup suasana saat proses belajar mengajar sedang berlangsung, seperti yang
dikatakan oleh Syahwani Umar dan Syambasril (2013:54) , untuk menjaga
jangan sampai timbul kebosanan itu terjadi, diperlukan sesuatu yang baru yang
berbeda dari apa yang biasa dialami.
Dengan kata lain, peserta didik memerlukan adanya variasi dalam kegiatan
belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar dapat tercapai tujuannya. Kemudian
menurut pendapat Asril (2011:86) pengertian dari mengadakan variasi adalah
suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi pembelajaran yang ditunjukan
untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses situasi pembelajaran
senantiasa menunjukan ketekunan dan penuh partisipasi. Pada penerapan
keterampilan mengadakan variasi ini guru mampu menerapkan serta
menvariasikannya pada saat pembelajaran berlangsung. Penerapan suatu
keterampilan mengadakan variasi mengajar ini terbagi menjadi beberapa
komponen yakni variasi gaya mengajar, variasi penggunaan media dan alat
pengajaran, serta variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pada variasi gaya

32
mengajar ini guru harus mampu merubah sikap atau prilakunya dengan aktivitas
siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Adapun poin-poin dari variasi gaya mengajar adalah variasi suara, mimik
dan gerak, kesenyapan, kontak pandang, perubahan posisi dan pemusatan
perhatian. Lalu pada variasi penggunaan media dan alat pengajaran ini guru
mampu menggunakan sarana dan prasarana yang ada dilakukan pada saat proses
belajar mengajar sedang berlangsung, adapun poin-poinnya yakni variasi media
pandang (visual), variasi media dengar (audio) dan variasi media di pandang dan
di dengar (audio visual). Kemudian variasi pola interaksi dan kegiatan siswa ini
guru mampu menerapkan dan menvariasikannya agar pada saat pembelajaran
berlangsung siswa tidak mengalami kebosanan dan kejemuan didalam kelas
(Septiana, Yohanes, Izhar. 2017: 2-3).

33
DAFTAR USTAKA

Septiana. 2017. Penerapan Keterampilan Mengajar Guru Dalam Mengadakan

Variasi di SMAN. Jurnal Pendidikan. FKIP UNTAN.

Toenlione. 1992. Teori dan Praktek. Surabaya: Usaha Nasional.

Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Daulay, Nurussakinah.2014. Pengantar Psikologi. Jakarta: PT. Fajar Interpratama

Mandiri

Hasibuan, Malayu. 2014. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Degeng, N. S. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Jakarta: Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi.

Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Ombak.

34
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. seorang siswa diseklah tidak memiiki motivasi apapun untuk materi pejaran ipa
karena ia merasa materi itu sangat sulit sehingga prestasinya menurun,menurut
anda apakah hubugan antara motivasi dan prestasi?
Jawab :
Salah satu faktor yang mempengaruhiprestasi siswa adalah motivasi. Dengan
adanyamotivasi, siswa akan belajar lebih keras, ulet, tekundan memiliki dan
memiliki konsentrasi penuh dalamproses belajar pembelajaran. Dorongan
motivasidalam belajar merupakan salah satu hal yang perludibangkitkan dalam
upaya pembelajaran. Lemahnya motivasi atautiadanya motivasi belajar akan
melemahkankegiatan, sehingga mutu prestasi belajar akanrendah. Oleh karena itu,
mutu prestasi belajar padasiswa perlu diperkuat terus-menerus. Dengan tujuanagar
siswa memiliki motivasi belajar yang kuat,sehingga prestasi belajar yang
diraihnya dapatoptimal
iPA sebagai salah satu mata pelajaran disekolah, dapat memberikan peranan
danpengalaman bagi siswa. Hasil pembelajaran IPA pundapat sangat dipengaruhi
oleh motivasi dari siswa.Baik itu motivasi internal maupun motivasi
eksternal.Pembelajaran IPA dilakukan dengan berbagaiupaya, yaitu salah satunya
melalui peningkatanmotivasi belajar. Dalam hal belajar siswa akanberhasil jika
dalam dirinya sendiri ada kemauanuntuk belajar dan keinginan atau dorongan
untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi belajarmaka siswa akan
tergerak, terarahkan sikap danperilaku siswa dalam belajar, dalam hal ini
belajarIPA. prestasi belajar merupakan tingkatkemanusiaan yang dimiliki siswa
dalam menerima,menolak dan menilai informasi-informasi yangdiperoleh dalam
proses belajar mengajar. Prestasibelajar seseorang sesuai dengan
tingkatkeberhasilan sesuatu dalam mempelajari materipelajaran yang dinyatakan
dalam bentuk nilai atauraport setiap bidang studi setelah mengalami prosesbelajar
mengajar. Prestasi belajar siswa dapatdiketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil
darievaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi ataurendahnya prestasi belajar
siswa

35
pengenalan seseorang terhadap prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan
mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha
meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan demikian peningkatan prestasibelajar
dapat lebih optimal karena siswa tersebutmerasa termotivasi untuk meningkatkan
prestasibelajar yang telah diraih sebelumnya.

2. apa yang menyebabkan prestasi belajar siwa menurun dan bagaimana pengaruh
pengelolaan klas terhadap prestasi siswa disekolah?
Rendahnya prestasi belajar siswa disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor
tersebut adalah rendahnya kemampuan guru dalam mengelola proses belajar
mengajar. Diantara kemampuan tersebut adalah kemampuan mengelola kelas dan
memanfaatkan kelas sebagai sarana pendukung kegiatan belajar mengajar
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses belajar mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan untuk menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal untuk terjadinya proses belajar
mengajar yang termasuk ke dalam hal ini misalnya, penghentian tingkah laku
siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah bagi ketepatan
waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang
produktif.

Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi dalam kelompok


kelas yang berupa lingkungan kelas yang baik, yang memungkinkan siswa berbuat
sesuai dengan kemampuannya, kemudian dengan pengelolaan kelas produknya
harus sesuai dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Tujuan pengelolaan kelas
pada hakikatnya adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan
belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual di dalam kelas.

Pengelolaan kelas ini memberikan gambaran bahwa kegiatan belajar mengajar


mempunyai arah dan penanganggungjawab yang jelas. Artinya dilihat dari
komponen yang berkaitan dengan pembelajaran pada institusi sekolah,
memberikan gamabaran yang jelas bahwa kepala sekolah dalam memberikan

36
fasilitas dan kelengkapan pembelajaran, kejelasan kedudukan guru untuk
menentukan, mendesain pembelajaran dan mengorganisir kelas, alokasi waktu,
desain kurikulum, media dan kelengkapan pembelajaran dan lainnya yang
berkaitan dengan suksesnya penyelenggaraan kegiatan belajar.Keterampilan guru
dalam mengelola kelas merupakan langkah awal untuk meraih keberhasilan siswa,
meraih prestasi belajar yang baik. Sebaliknya kegagalan guru dalam mengelola
kelas pertanda ketidakakuratan guru dalam mengelola pembelajaran.Dalam
sebuah kelas yang menekankan otonomi siswa, biasanya para siswa percaya
bahwa tugas-tugas yang diberikan oleh guru penting, walaupun mungkin tampak
tidak menyenangkan. Sebaliknya sebuah kelas yang terlalu memberikan kontrol
terhadap anggotanya akan menyebabkan siswa hanya melaksanakan tugas-tugas
pokok mereka saja.

Dan oleh sebab itu pengelolaan kelas seorang guru harus menerapkan manajemen
berbasis kerja sama atau manajemen kooperatif. Melalui manajemen kooperatif
ini diharapkan akan terjadinya hubungan dan interaksi harmonis antara anggota
kelas, sehingga akan terjamin terbentuknya suatu tim yang kompak dan saling
membantu.

3.KASUS:

Seperti pembelajaran saat perkuliahan maupun seperti yang telah di latih sejak
SMA, pembelajaran dalam kelompok sering di laksanakan melalui media power
point, hal ini tentu berdasarkan pertimbangan, hal apakah yang menjadi dasar
pertimbangannya?
JAWAB:
Pembelajaran mejadi lebih menarik, lebih interaktif, lebih merangsang, mudah
dipahami dan dimengerti, dapat disimpan untuk dipergunakan lagi berulang-
ulang, menjadi efektif, meningkatkan konsentrasi (tertuju pada satu fokus), lebih
produktif dan berkualitas, dan banyak lagi. Hal ini dipilih oleh pengajar karena
terbukti sangat mendukung untuk tercapainya tujuan belajar. Dan menjadikan
prosesnya. Menjadikan pembelajasran atraktif sehingga tidak hanya didominasi

37
oleh guru yaitu menjadikan pembelajaran dua arah sihingga siswa menjadi
terarah, dan pembelajaran tidak monoton dan selalu tetap menyenangkan.

4. Mengenai motivasi, menurut kelompok kalian bagaimana agar diri kita


selalu termotivasi terutama dalam pembelajaran? Apakah seorang yang
mempunyai kekurangan ( penyandang autis) masih mempunyai motivasi yang
kuat dalam proses belajar sedangkan dilingkungannya mereka selalu mendapatkan
ejekan dari teman-teman sebaya maupun di masyarakatnya? lalu motivasi apakah
yang cocok untuk seorang penyandang autis tersebut?

JAWAB :
memotivasi diri kita banyak hal yang bisa membuat diri kita termotivasi baik
dalam diri sendiri maupun dari lingkungan contohnya saat kita melihat nilai ipk
teman kita baik maka kita akan menanya bagaimana kamu bisa mendapatkan ipk
seperti ini lalu dia menjawab dengan belajar maka kita sesacara otomatis akan
menanamkan pemikiran dia bisa kenapa aku tidak dan ada juga motivasi dari
dosen yang memberikan tugas itu juga akan memotivasi kita untuk belajar karena
ingin nilai bagus dan takut dihukum membuat kita termotivasi.
Kita ketahui autis itu memiliki tingkatannya ada autis yang tidak terlalu parah
dan ada yang parah bahkan ada autis yang memiliki IQ diatas orang normal
seperti kita lalu untuk memotivasi mereka kita lihat kembali tingkat ke
autisannya kalau autisnya tidak terlalu parah mungkin memberikan dorongan
semangat dan perhatian yang lebih serta tidak terlalu membeda-bedakan dengan
anak normal ainnya. Tanggapan saya adalah seorang guru memang sangat
penting memberikan motivasi kepada anak didiknya. Dengan motivasi yang baik
maka anak didik akan merasakan:

1. Lebih giat/semangat untuk belajar


2. Akan memiliki pandangan/wawasan yang lebih luas
3. Akan lebih siap dengan tantangan yang ada di depan
4. Akan lebih semangat dan ingin secepatnya menggapai cita

38
5. Motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar
tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia
adalah makhluk berjasmani, sehingga perilakunya terpengaruh oleh insting atau
kebutuhan jasmaninya. Saya ingin bertanya tentang penjelasan mengenai insting
tersebut dan berikan contohnya!

Jawab :
Yaiu tingkah laku yang terdiri dari bagaimana dia memikirkan tentang tujuan dan
ingin mencapai kepuasan dan perasaan subjektif maka insting dapat aktif yang
terpeting dari insting ialah rasa ingin tahu contohnya seorang siswa mendapat
penjelasan yang sedikit dan dia msih bertanya apa maksudnya namun waktu jam
pelajaran telah habis maka insting terhadap rasa ingin tahunya mendurung si
siswa tersebut akan mencari sesuatu agar biasa menjawab rasa ingin tahu tersebut
baik dia membaca buku atau bertanya pada orang lain hingga rasa ingin tahunya
Ada 3 jenis motivasi menurut pembagian dari woodworth dan marquis. Kalau
menurut pemahaman saya 3 jenis motivasi yang dipaparkan kelompok lebih
kepada motif. Jadi, jelaskan 3 jenis motivasi yang berkaitan dengan motivasi!
Jenis motivasi menurut pembagian dari woodworth dan marquis
a. motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk makan, minum,
bernafas, seksual, dan kebutuhan untuk beristirahat.
b. motif darurat. Yang termsuk dalam jenis ini antara lain, dorongan untuk
menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan untuk berusaha. Jelasnya
motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar.
c. motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan,
memanipulasi, untuk menaruh minat. Motif ini muncul karena dorongan untuk
dapat menghadapi dunia luar secara efektif.

39

Anda mungkin juga menyukai