Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ANALISIS BISNIS Move-On

MATA KULIAH : Feasibility Study And Business Plan.

ANGGOTA KELOMPOK Move-On :

1. Muhammad Yoga Sakti


2. Angga Dwi Saputra

Analisis Bisnis MOVE-ON 5 Kekuatan Porter :

a. Persaingan antar perusahaan sejenis

Menurut David (2009, p148) strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan
dapat berhasil hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang
dijalankan perusahaan pesaing. Intensitas persaingan antar perusahaan saingan cenderung
meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika pesaing lebih setara dalam hal ukuran
dan kapabilitas, dan ketika permintaan akan produk industry itu menurun. Persaingan
juga meningkat manakala konsumen dapat beralih merk dengan mudah, ketika hambatan
untuk meninggalkan pasar tinggi, dimana biaya tetap tinggi, serta ketika perusahaan
pesaing beragam dalam hal strategi, asal-usul, dan budaya.

Dalam konteks bisnis aplikasi akomodasi, perusahaan-perusahaan teknologi ini


bersaing dalam 2 sisi. Yang pertama, perusahaan-perusahaan teknologi ini akan bersaing
dalam hal relasi pemilik akomodasi dan fasilitas yang ditawarkan. Misalnya. Perusahaan
Move-On dan perusahaan aplikasi B bersaing untuk mendapatkan kerjasama dari pemilik
akomodasi A serta bersaing agar bisa memberikan fasilitas kepada konsumen yang akan
bertransaksi melalui aplikasi akomodasi. Pada saat yang sama, mereka juga saling
berebut untuk mendapat konsumen dan rela melakukan apapun agar terjadi transaksi
yang menguntungkan.

Persaingan industri itu tinggi, ketika:

Ada banyak pesaing yang kecil dan kekuatannya merata. Persaingan akan rendah
ketika terdapat pemimpin pasar yang jelas

Konsumen menikmati biaya berpindah produk yang rendah (low switching costs)

Industri itu sedang tumbuh

Hambatan keluar (exit barriers) itu tinggi dan para pesaing itu tetap bertahan di
dalam industri bersangkutan dan bersaing
Biaya tetap (fixed cost) itu tinggi, yang menyebabkan produksi yang sangat besar
dan pengurangan harga

Situasi-situasi seperti ini memberi alasan bagi perusahaan-perusahaan tersebut untuk


perang iklan, perang harga, modifikasi-modifikasi agar dapat menguasai pasar dan dapat
memenangkan persaingan.

b. Ancaman pendatang baru

Menurut Pearce dan Robinson (2008, p125) pendatang baru akan membawa
kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar, dan sering kali sumber daya yang
substansial. Jika hambatan terhadap masuknya pendatang baru cukup tinggi dan
pendatang baru mengharapkan adanya tindakan balasan yang tajam dari pesain yang ada,
maka pendatang baru tersebut mungkin tidak akan membawa ancaman serius ketika
masuk.

Masuknya pesaing baru ke pasar juga akan melemahkan kekuatan yang dimiliki
oleh usaha Move-On. Namun ancaman bidang usaha ini akan lumayan sulit, karena
kekuatan persaingan yang dimiliki pendatang baru ini tergantung pada hambatan untuk
masuk (entry barriers) atau keluar (exit barriers). Hambatan masuk itu, misalnya,
perizinan, hak paten, investasi yang mahal, teknologi yang canggih, sulitnya memperoleh
sumberdaya manusia yang andal, dan sebagainya.

Ancaman dari pendatang baru dibidang usaha ini tinggi, ketika:

Persyaratan modal untuk memulai bisnis rendah


Ekonomi skalanya (economies of scale) di industri tersebut sedikit. Economies of
scale adalah prinsip pengurangan biaya, di mana jika produk jasa dihasilkan
dengan jumlah yang semakin besar, maka biaya per unit produknya semakin
rendah.
Konsumen dengan mudah bisa berpindah ke produk jasa dari pendatang baru,
tanpa perlu mengeluarkan biaya yang besar (low switching cost)
Teknologi kunci tidak sulit diperoleh atau tidak diproteksi dengan baik
Produk jasa tidak terdiferensiasi (differentiated)

Untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan ancaman dari pendatang baru, maka


usaha Move-On senantiasa akan berinovasi dan memberikan pelayanan yang terbaik
kepada konsumen agar konsumen loyal.
c. Ancaman produk substitusi

Menurut Pearce dan Orbinson (2008, p132) produk-produk substitusi yang perlu
diperhatikan secara strategis adalah produk-produk substitusi yang memiliki tren
membaiknya kinerja harga dibandingkan dengan produk industry tersebut, diproduksi
oleh industru yang memperoleh laba tinggi. Jika industry tidak dapat meningkatkan
kualitas produk atau melakukan diferensiasi, maka industru itu akan mengalami
kemunduran dalam laba dan mungkin juga dalam pertumbuhannya.

Ancaman dari produk-produk pengganti yang dimaksud di sini adalah seberapa


mudah pelanggan/konsumen produk jasa "Move-On" dapat berpindah ke produk
pengganti. Ingat, dalam industri media, pengertian produk pengganti itu bisa berbeda dari
jenis produk kita, tetapi memenuhi kebutuhan yang sama di pihak pengguna/konsumen.

Produk kita adalah jasa akomodasi melalui aplikasi. Namun, untuk memperoleh
informasi produk yang sama, sebenarnya konsumen dapat mencari langsung ditempat dan
juga media sosial. untuk mengatasi perpindahan konsumen, maka "Move-On" juga akan
melakukan sebuah strategy dimana usaha ini akan memanfaatkan media sosial dan media
offline seperti baliho, dsb.

d. Kekuatan tawar-menawar pembeli

Menurut David (2009, p151) ketika pembeli berkonsentasi atau berbelanja, daya
tawar mereka dapat merepresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas
persaingan di suatu industri. Daya tawar pembeli lebih tinggi ketika produk yang dibeli
adalah standar atau tidak terdifferensiasi.

Move-On akan menguasai kekuatan tawar-menawar pembeli karena harga produk


atau jasa sudah sangat berada dalam garis standar pasar walaupun sedikit lebih mahal,
tapi mereka menawarkan fasilitas yang terstandart, lengkap dan keamanan bertransaksi,
selain itu harga nett yang menjadi kekuatan mereka, customer hanya mempunyai pilihan
beli atau tidak, tawar-menawar barang sudah tidak ada seperti pasar tradisional.

e. Kekuatan tawar-menawar pemasok


Menurut David (2009, p150) daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas
persaingan di suatu industry khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau
ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya
peralihan ke bahan mentah lain sangat tinggi.

Karena "Move On" berencana melebarkan jangkauan akomodasinya lebih luas,


maka akan memberikan keuntungan bagi "Move-On", yaitu Move-On akan mendapat
laba semakin besar. Laba semakin besar terjadi karena, dengan semakin lebar jangkauan
akomodasi, diikuti dengan harga akomodasi yang beragam, maka Move-On dapat
memberikan standart harga.

Dengan penetapan standart harga yang seimbang dengan fasilitas dan diikuti
dengan kenaikan jumlah transaksi, maka Move-On dapat memenangkan persaingan
dalam pasar.

Analisis Business Environment Move-On :

a. Faktor Politik

Faktor utama politik dapat mempengaruhi bidang usaha ini adalah tentang hukum
dan peraturan dari pemerintah. Karena, jika ada perubahan peraturan terkait dengan
akomodasi dan bisnis elektronik maka akan berdampak langsung terhadap usaha ini.
Selain itu, regulasi tentang e-commerce yang diatur pemerintah dapat sewaktu-waktu
berubah karena situasi politik, juga dapat memberikan pengaruh terhadap usaha ini.

b. Faktor Ekonomi

Perubahan harga saham, perubahan nilai tukar mata uang, dan juga pajak akan
mempengaruhi produksi Move-On. Hal ini jelas, karena dengan perubahan yang
terjadi diatas akan dapat meningkatkan atau menurunkan harga dari produk Move-
on.

c. Faktor Socio-Cultural
Perbedaan kebudayaan antar daerah, kebiasan antar masyarakat, maka akan
menjadi tantangan Move-On agar dapat menyesuaikan diri dan dapat diterima oleh
masyarakat dimana Move-On bekerja.

d. Faktor Teknologi

Move-On adalah sebuah usaha yang sangat-sangat mengandalkan teknologi


dalam proses bisnisnya. Untuk itu, Move-On harus senantiasa update tentang
teknologi masa kini, dan juga dapat meramal penggunaan teknologi di masa depan,
agar Move-On akan senantiasa diterima dari masa ke masa.

e. Faktor Legalitas

Faktor Legalitas adalah faktor yang mempengaruhi jalannya perusahaan . Di


Indonesia, peraturan tentang bisnis elektronik masih baru dibuat, jadi masih akan ada
perubahan-perubahan legalitas yang akan ditetapkan oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai