Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN KEGIATAN

F 1 : UPAYA PROMOSI KESEHATAN


KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Pendamping:
dr. Fatma Wijayanti
NIP. 198407242014032003

Disusun oleh:
dr. Maulana Saputra
PUSKESMAS SERONGGA
KABUPATEN KOTABARU
2017

F 1 UPAYA PROMOSI KESEHATAN


KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Nama Peserta dr. Maulana Saputra Tanda tangan:

Nama Pendamping dr. Fatma Wijayanti Tanda tangan:

Nama Wahana Puskesmas Perawatan Serongga

Tema Kegiatan Kesehatan Produksi Remaja

Upaya peningkatan kesadaran remaja tentang Kesahatan


Tujuan Kegiatan
Reproduksi

Hari/tanggal Sabtu, 15 Juli 2017

Waktu Pukul 09.00 WITA s.d selesai

Tempat

Jumlah Peserta 40 orang


BAB I

Latar Belakang

Pengertian kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik

secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan

dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Sedangkan kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial

yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang

berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

Definisi kesehatan reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di Kairo adalah keadaan

sempurna fisik, mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau

kelemahan, dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi dan proses.

Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak

buruk bagi kesehatan repoduksi yaitu :

1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang

rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta

lokasi tempat tinggal yang terpencil).

2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk

pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang

fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan

satu dengan yang lain, dsb).


3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena

ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli

kebebasannya secara materi, dsb).

4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular

seksual, dsb).
BAB II

Permasalahan

Ditemuinya rumah makan dengan tempat pencucian bahan makanan menggunakan ember
berisi air yang diletakkan diatas tanah dan air kotor sisa mencuci dibiarkan mengalir disekitar
tempat mencuci.

1. Ditemuinya hampir semua rumah makan disekitar puskesmas yang tidak memenuhi
syarat tenaga pengolah makanan, seperti kontak langsung dengan makanan, tidak
menggunakan celemek dan penutup kepala.
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat khususnya pengolah makanan mengenak
keamanan pangan.
BAB III

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi

Intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan


reproduksi remaja.
BAB IV

Pelaksanaan

Pelaksanaan dilakukan dengan penyuluhan didepan remaja usia produktif


menggunakan power point tentang kesehatan reproduksi.

Komentar/Feed Back

Serongga, September 2017

Peserta Internship Pendamping

dr. Maulana Saputra dr. Fatma Wijayanti

Anda mungkin juga menyukai