Anda di halaman 1dari 52

DUALISME GELOMBANG PARTIKEL

RADIASI BENDA HITAM

Benda ada yang mudah menyerap radiasi, ada pula yang mudah
memancarkan radiasi dan sebaliknya. Benda yang dapat menyerap seluruh radiasi
yang diterimanya dan memancarkan seluruh radiasi yang dikeluarkannya disebut
sebagai benda hitam. Benda hitam dimodelkan sebagai suatu rongga dengan celah
bukaan yang sangat kecil. Jika ada radiasi yang masuk ke dalam rongga melalui
lubang, radiasi tersebut akan di pantulkan berulang ulang oleh dinding dalam
rongga sehingga terserap habis energinya. Tidak ada radiasi yang terpantul
memancarkan keluar lubang karena lubang sangat kecil kecil. Jadi, rongga
berlubang kecil ini berkelakuan sebagai benda hitam karena dapat menyerap
seluruh radiasi yang diterimanya.

Jadi, benda hitam merupakan suatu sistem yang dapat menyerap semua
radiasi kalor yang mengenai benda tersebut. Tetapi sebenarnya didalam kehidupan
ini tidak ada benda hitam sempurna, seperti definisi diatas. Namun, benda hitam
dapat diasumsikan sebagai lubang kecil yang terdapat pada benda yang berongga.

Radiasi kalor yang dipancarkan oleh suatu benda bergantung pada


suhunya. Makin tinggi suhu suatu benda, makin besar pula energi kalor yang
dipancarkannya. Hal ini dapat kita selidiki secara sederhana dengan menggunakan
lampu pijar. Pada saat kita mendekatkan tangan pada lampu pijar 5 W dan 40 W
yang sedang menyala selama selang waktu tertentu, kita akan merasakan radiasi
kalor yang dihasilkan oleh lampu 40 W lebih panas dibandingkan lampu 5 W,
sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa lampu 40 W memiliki suhu yang lebih
tinggi daripada lampu 5 W.

1. Energi Radiasi
Joseph Stefan dan Ludwig Boltzmann telah melakukan pengukuran laju
energi kalor radiasi yang dipancarkan oleh permukaan suatu benda. Hasil yang
diperoleh selanjutnya dikenal dengan hukum Stefan-Boltzmann yang berbunyi :
Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda dalam bentuk
radiasi kalor per satuan waktu sebanding dengan luas permukaan dan sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu.
Pernyataan tersebut dapat dituliskan secara matematika sebagai berikut:

= = 4

dengan:
P = Daya radiasi ( W )
Q = Energi Kalor ( J )
t = Waktu ( s )
= Konstanta Stefen-Boltzmann ( 5.67 x 108 W/m2K4 )
= Emisivitas benda
= Luas permukaan benda ( m2 )
= Suhu mutlak permukaan benda ( K )

Energi radiasi setiap detik per satuan luas disebut sebagai intensitas radiasi
yang diberi lambang I. Kemampuan sebuah benda untuk menyerap radiasi kalor
berkaitan dengan kemampuannya untuk memancarkan radiasi. Benda hitam
merupakan penyerap dan pemancar radiasi terbaik. Energi persatuan luas dan
persatuan waktu atau intensitas radiasi total yang dipancarkan oleh benda hitam
dari seluruh spektrum energi yang dipancarkan dapat dinyatakan dengan hukum
Stefen-Boltzmann, yang ditulis sebagai berikut:
= 4
dengan I = Intensitas radiasi ( W/m2 )

Energi total W yang dipancarkan benda memiliki satuan watt sekon atau
joule. Jika diketahui suhu benda T dan suhu lingkungan T0, benda akan
memancarkan radiasi kalor yang dipancarkan atau yang diserap oleh benda
terhadap lingkungannya akan memenuhi persamaan berikut :
I = e ( T4 T04 )
Jika suhu benda T lebih besar daripada suhu lingkungan T0, benda akan
memancarkan radiasi kalor. Sebaliknya, jika suhu benda T lebih keci daripada
suhu lingkungan T0, benda akan menyerap radiasi kalor.
Gambar : Model benda hitam sempurna yang menyerap radiasi melalui
pemantuan berulang.

Emisivitas e suatu benda menyatakan kemampuan benda untuk


memancarkan radiasi kalor dibandingkan dengan benda hitam sempurna. Benda
hitam sempurna memiliki emisivitas e = 1, yaitu benda yang dapat menyerap
semua energi kalor yang datang dan dapat memancarkan energi kalor dengan
sempurna. Jadi, nilai emisivitas e adalah antara 0 dan 1 ( 0 1 ).
Perlu diingat bahwa benda hitam sempurna merupakan suatu model
idealisasi. Jadi, sebenarnya tidak ada sebuah benda yang berperilaku sebagai
benda hitam sempurna. Berdasarkan definisi benda hitam sempurna kita dapat
membuat model benda hitam yang menyerap hampir seluruh radiasi yang
mengenainya seperti pada gambar.

2. Hukum Pergeseran Wien


Dengan meninjau kembali sebuah lubang pada kotak berongga yang
diasumsikan sebagai benda hitam. Jika kotak dipanaskan, atom atom pada
dinding kotak akan menyerap energi panas dan bergetar. Atom atom yang
bergetar ini akan berlaku sebagai osilator harmonik yang menimbulkan
gelombang elektromagnetik. Setiap gelombang yang ditimbulkan oleh osilator
akan dipantulkan bolak balik oleh dinding kotak dan membentuk gelombang
berdiri. Kejadian ini hampir sama dengan proses terbentuknya gelombang berdiri
pada tali yang digetarkan. Suatu gelombang elektromagnetik terdiri atas spektrum
gelombang gelombang dengan panjang gelombang yang berbeda.
Jika suatu benda padat dipanaskan maka benda akan memancarkan radiasi kalor.
Pada suhu normal, kita tidak menyadari radiasi elektromagnetik ini karena
intensitasnya rendah. Pada suhu lebih tinggi ada cukup radiasi inframerah yang
tidak dapat kita lihat tetapi dapat kita rasakan panasnya jika kita mendekat ke
benda tersebut. Bila suhu benda terus ditingkatkan, intensitas relative dari
spectrum cahaya yang dipancarkan berubah. Ini menyebabkan pergeseran dalam
warna warna spectrum yang diamati, yang dapat digunakan untuk menaksir
suhu suatu benda.
Wilhem Wien, seorang ilmuwan fisika berkebangsaan Jerman menemukan
suatu hubungan empiris sederhana antara panjang gelombang yang dipancarkan
untuk intensitas maksimum ( ) dengan suhu mutlak ( T ) sebuah benda yang
dikenal sebagai hukum pergeseran Wien, yaitu :

= = 2.898 103

dengan :
C = Konstanta pergeseran Wien (2.898 103 )
= Panjang gelombang dengan intensitas maksimum ( m )
T = Suhu mutlak benda hitam ( K )

Gambar : Pergeseran Wien untuk spektrum benda radiasi hitam


Pada gambar menunjukkan grafik intensitas terhadap panjang gelombang
radiasi suatu benda hitam sempurna untuk tiga keadaan suhu yang berbeda.
Apabila kita perhatikan, puncak puncak spektrumnya akan bergeser ke arah
yang semakin besar dengan berkurangnya suhu.
Total energi kalor radiasi yang dipancarkan adalah sebanding dengan luas
di bawah grafik. Tampak bahwa total energi kalor radiasi meningkat dengan
meningkatnya suhu. Radiasi kalor muncul sebanding spectra kontinu, bukan
spectra diskret seperti garis garis terang yang dilihat dalam spectra api. Atau
garis garis gelap yang dapat dilihat dalam cahaya matahari. Jika suhu benda
hitam meningkat, panjang gelombang untuk intensitas maksimum ( ) bergeser
ke nilai panjang gelombang yang lebih pendek.
Salah satu kegunaan hukum pergeseran Wien pada persamaan adalah
untuk memperkirakan suhu matahari.

3. Teori Klasik dan Teori Planck


Masalah besar yang menarik dan belum terpecahkan oleh para ilmuwan
fisika di akhir abad 19 adalah penjelasan ilmiah mengenai radiasi benda hitam dan
pergeseran Wien. Ada dua teori klasik yang mencoba menjelaskan spektrum
radiasi benda hitam, yaitu teori Wien dan teori Rayleigh-Jeans.
Teori Wien menyatakan hubungan antara intensistas radiasi dengan
panjang gelombang menggunakan analogi antara radiasi dalam ruangan dan
distribusi kelajuan molekul gas. Secara matematika teori Wien dapat ditulis
sebagai berikut:
2 /
= 8 ( )
2

Persamaan ini ternyata hanya mampu menjelaskan radiasi benda hitam


untuk panjang gelombang yang pendek, tetapi gagal untuk panjang gelombang
yang panjang.
Lord Rayleigh dan Sir James Hhpward jeans mencoba menggunakan teori
kinetik gas dalam fisika klasik untuk mengolah hasil empiris tersebut. Teori
Rayleigh-Jeans menyatakan hubungan antara intensitas dan panjang gelombang
radiasi dengan menggunakan penurunan dari teori klasik murni, yang secara
matematis dapat dituliskan sebagai

32 4
= ( )
3 2

Berdasarkan prinsip ekuipartisi energi, persamaan matematis yang


didapatkan oleh Rayleigh-Jeans menunjukkan bahwa untuk yang membesar,
intensitas akan semakin kecil dan jika mendekati tak hingga maka intensitas akan
mendekati nol. Hal ini sesuai dengan hasil empiris untuk yang besar. Akan tetapi
hasil matematis yang didapatkan mereka untuk yang mengecil, intensitas akan
membesar. Bahkan intensitas akan menuju tak hingga jika mendekati nol. Hal ini
sangat menyimpang jauh dari hasi empiris. Persamaan ini berhasil menjelaskan
radiasi benda hitam untuk panjang gelombang yang panjang, tetapi gagal untuk
panjang gelombang yang pendek.
Kegagalan teori Rayleigh-Jeans mendorong seorang fisikawan Jerman
Max Planck untuk mencoba melakukan pendekatan lain. Menurut Planck, energi
yang diserap atau yang dipancarkan oleh getaran getaran yang timbul di dalam
rongga benda hitam merupakan paket paket atau kuanta. Akhirnya, Max Planck
mengajukan rumus empiris dan model teoritis yang ternyata sangat cocok dengan
hasil pengamatan. Teori Planck dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut

2 2 1
=( )
5 1

Planck membuat aturan bahwa energi setiap modus getar tidak boleh lebih
dari energi rata rata yang dimiliki radiasi ( kT ). Akan tetapi, karena energi yang
mungkin dimiliki oleh modus getar nhf, berarti semakin tinggi frekuensi, semakin
kecil kemungkinan untuk tidak melebihi kT.
Max Planck menggunakan dasar teoritis untuk memeperkuat rumus
empirisnya dengan membuat asumsi sebagai berikut:
1. Energi radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul molekul benda bersifat
diskret yang besarnya

dengan n adalah bilangan kuantum ( n = 1, 2, 3, .... ) dan f adalah frekuensi


getaran molekul, sedangkan h adalah konstanta Planck yang besarnya 6.626 x
10-34 J s.

2. Molekul molekul menyerap atau memancarkan energi radiasi dalam paket


diskret yang disebut kuantum atau foton. Energi radiasi terkantisasi, dimana
besar energi satu foton sama dengan hf.

4. Aplikasi Radiasi Benda Hitam


Salah satu penyebab dari pemanasan global adalah peningkatan gas rumah
kaca ( greenhouse effect ). Efek rumah kaca telah meningkatkan suhu bumi rata
rata 1 hingga 5 derajat celcius. Analogi sederhana untuk menggambarkan efek
rumah kaca adalah ketika kita memakir mobil di tempat parkirterbuka pada siang
hari. Ketika kita kembali ke mobil di sore hari, biasanya suhu didalam mobil lebih
panas dibandingkan suhu diluar. Karena sebagian energi panas dari matahari telah
diserap oleh kursi, dashboard dan karpet mobil. Ketika benda benda tersebut
melepaskan energi panas tersebut, tidak semuanya dapat keluar melalui jendela
tetapi sebagian di pantulkan kembali.
Penyebabnya adalah perbedaan panjang gelombang sinar matahari yang
memasuki mobil dan energi panas yang dilepaskan kembali oleh kursi. Sehingga
jumlah energi yang masuk lebih banyak dibandingkan energi yang dapat keluar.
Seandainya tidak ada atmosfer, energi sinar matahari yang sampai ke bumi akan
mampu memanaskan bumi hingga mencapai suhu 800 C di daerah khatulistiwa.
Untungnya lapisan atmosfer bumi mampu memantulkan sekitar 34% energi
matahari yang menuju ke bumi sehingga kembali ke angkasa luar. Sekitar 19%
diserap oleh awan dan debu debu yang terdapat pada lapisan atmosfer dan
sekitar 47% energinya mencapai permukaan bumi. Bumi tidak mendapatkan
pemanasan secara merata. Di dekat khatulistiwa, bumi menyerap radiasi kalor
yang lebih besar dibandingkan di dekat daerah kutub. Berkat pola aliran energi
kalor yang diserap. Bumi tidak menjadi terlampau panas.
Sinar matahari dengan panjang gelombang pendek seperti sinar ultraviolet
dan sinar tampak dengan mudah dapat menembus lapisan atmosfer bumi. Ketika
energi matahari ini memanaskan bumi, sebagian besar energi dipancarkan kembali
oleh bumi ke angkasa sebagai geombang panjang. Energi yang di serap
dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan
bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh
awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi.
Sebenarnya dalam keadaan normal, efek rumah kaca di perlukan, untuk
mempertahankan panas di bumi. Tanpa adanya efek rumah kaca sama sekali,
mungkin kondisi bumi akan seperti Mars, dimana kondisi di sana sangat dingin
dan tidak memungkinkan adanya kehidupan.
Akibat dari ulah manusia menyebabkan naiknya konsentrasi gas
karbondioksida dan gas gas lainnya di atmosfer, kenaikkan konsentrasi gas
karbondioksida ini disebabkan oleh kenaikkan pembakaran bahan bakar minyak,
batu bara, dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan
tumbuhan tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

EFEK FOTOLISTRIK
Efek fotolistrik merupakan prinsip dasar dari berbagai piranti fotonik
seperti lampu LED ( light emitting devices ) dan piranti detektor cahaya. Efek
fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron elektron dari permukaan logam
( disebut elektron foto ) ketika logam tersebut disinari dengan cahaya. Efek
fotolistrik ini pertama kali diamati oleh Hertz pada tahun 1887 dan diselidiki
secara detail oleh Hallwachs dan Lenard pada tahun 1886 1900. Analisis yang
paling tepat dikembangkan oeh Albert Einsten pada tahun1905 berdasarkan
asumsi Max Planck dengan mengajukan postulat bahwa cahaya terdiri dari paket
paket energi yang disebut kuanta atau foton.
Gambar menunjukkan suatu rangkaian yang dapat digunakan untuk
mengamati efek fotolistrik.
Gambar : Alat untuk menyelidiki efek fotolistrik

Rangkaian ini memiliki sebuah tabung kaca hampa udara yang berisi pelat
logam K dan A. Pada saat tabung ditempatkan di ruang gelap ternyata jarum
galvanometer G menunjukkan angka nol. Ini berarti tidak ada arus yang mengalir
pada rangkaian. Ketika cahaya monokromatis dengan frekuensi tertentu diarahkan
ke pelat K, maka galvanometer G mencatat adanya arus. Ini menunjukkan bahwa
telah terjadi aliran elektron yang melewati ruang antara K dan A. Arus listrik ini
timbul karena adanya elektron elektron yang keluar dari pelat K menuju pelat A.
Jika tegangan diperkecil hingga polaritas baterai terbalik, maka pada nilai
tegangan kritis V0 tidak ada arus listrik yang mengalir dalam rangkaian, berarti
tidak ada elektron yang keluar dari pelat K. Potensial ini disebut potensial henti
V0. Hubungan antara energi kinetik maksimum yang dapat dicapai elektron foto
dengan potensial henti V0 adalah:

1
2 = 0
2

Dengan e adalah muatan elektron ( e = 1.6 x 10-19 C )


Gambar : Hubungan antara arus dan beda potensial

Grafik hubungan antara arus I dan beda potensial V untuk dua nilai
intensitas cahaya yang berbeda I1 dan I2 ditunjukkan pada gambar. Perhatikan
bahwa arus meningkat dengan meningkatnya intensitas cahaya. Hal ini karena
intensitas cahaya. Hal ini karena intensitas cahaya yang lebih besar akan
meningkatkan jumlah elektron yang terlepas dari pelat K menuju pelat A,
sedangkan nilai potensial henti untuk kedua intensitas adalah sama. Jadi, potensial
henti tidak tergantung pada intensitas cahaya yang digunakan.
Teori gelombang cahaya yang berorientasi pada dua sifat penting
gelombang cahaya, yaitu intensitas dan frekuensi ternyata gagal dalam
menerangkan beberapa sifat penting efek fotolistrik. Berikut beberapa kegagalan
teori gelombang:
1. Teori gelombang menyatakan bahwa energi kinetik elektron foto harus
bertambah jika intensitas cahaya di perbesar. Fakta menunjukkan bahwa
besar energi kinetik maksimum elektro foto tidak bergantung pada
intensitas cahaya.
2. Teori gelombang menyatakan bahwa efek fotolistrik dapat terjadi pada
setiap frekuensi aslkan intensitasnya memenuhi. Hal ini bertentangan
dengan kenyataan bahwa setiap permukaan membutuhkan frekuensi
minimum tertentu yang disebut frekuensi ambang f0 untuk dapat
menghasilkan elektro foto.
3. Teori gelombang menyatakan bahwa dibutuhkan rentang waktu yang
cukup lama agar elektron berhasil mengumpulkan energi untuk keluar dari
permukaan logam. Namun ternyata elektron elektron dapat terlepas dari
permukaan logam hampir tanpa selang waktu ( kurang dari 10-9 sekon )
setelah penyinaran.
4. Teori gelombang tidak dapat menjelaskan mengapa energi kinetik
maksimum elektron foto bertambah jika frekuensi cahaya di perbesar.

Teori foton menyatakan bahwa semua foton memiliki energi yang sama (
E = hf ) sehingga menaikkan intensitas cahaya berarti menambah jumlah foton,
tetapi tidak menambah energi tiap foton selama frekuansinya tetap. Menurut
Einsten, semua energi foton diberikan kapada elektron sehingga foton lenyap.
Karena elektron terikat oleh energi ikat tertentu dalam logam, maka diperlukan
kerja minimum yang disebut fungsi kerja atau energi ambang W0 untuk
melepaskan elektron dari permukaan logam. Besarnya fungsi kerja W0 tergantung
pada jenis logam. Apabila frekuensi cahaya sedemikian rupa sehingga hf W0,
maka elektron tidak akan terlepas. Sedangkan, jika hf > W0, maka elektron akan
terlepas dari permukaaan logam dengan energi kinetik maksimum yang
memenuhi persamaan


= 0 = 0

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa efek fotolistrik dapat


dijelaskan menurut teori foton sebagai berikut
1. Kenaikan intensitas cahaya menyebabkan bertambahnya jumlah elektron
yang terlepas, tetapi karena energi elektron tidak berubah, maka energi
kinetik maksimum elektron foto juga tidak berubah
2. Kenaikan frekuensi cahaya akan meningkatkan energi kinetik elektron foto
yang memenuhi hubungan = 0
3. Jika frekuensi cahaya lebih kecil dari frekuensi ambang, maka tidak ada
elektron yang terlepas dari permukaan gelombang, berapa pun besarnya
intensitas cahaya yang digunakan.
4. Elektron yang terlepas dari permukaan logam setelah penyinaran karena
cahaya bersifat partikel sehingga terjadi transfer energi spontan dari foton
ke elektron dengan interaksi satu satu.

EFEK COMPTON
Pada efek fotolistrik, cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi
dengan energi yang diskrit. Kuantum energi tidak dapat digambarkan sebagai
gelombang tetapi lebih mendekati bentuk partikel. Partikel cahaya dalam bentuk
kuantum dikenal dengan sebutan foton. Pandangan cahaya sebagai foton diperkuat
lagi melalui gejala yang dikenal sebagai efek Compton.
Pada tahun 1923, seorang ilmuwan fisika berkebangsaan Amerika
bernama Arthur Holy Compton ( 1892 1962 ) mempelajari gejala tumbukkan
antara foton dan elektron. Berdasarkan kesetaraan antara massa dan energi E =

mc2 dan besarnya energi tiap foton = , dapat diperoleh persamaan

momentum sebuah foton, yaitu :


p = mc =

Skema percobaan yang dilakukan oleh Compton untuk menyelidiki


tumbukan antara foton dan elektron tampak seperti pada gambar.

Gambar : Skema percobaan Compton untuk menyelidiki tumbukan foton dan


elektron
Jika seberkas sinar X ditembakkan ke sebuah elektron bebas yang diam,
sinar X akan mengalami perubahan panjang gelombang dimana panjang
gelombang sinar X menjadi lebih besar.
Setelah terjadi tumbukan antara foton dengan elektron maka foton
kehilangan energinya sebesar = sehingga panjang gelombang
setelah bertumbukan akan bertambah besar ( > ). Apabila adalah sudut
penyimpangan arah foton setelah bertumbukan terhadap arah mula mula, maka
berdasarkan hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum,
hubungan antara dan memenuhi persamaan


= ( 1 )

dengan:
= Panjang gelombang setelah tumbukan
= Panjang gelombang sebelum tumbukan
h = Konstanta Planck ( h = 6.625 x 10-34 J s )
m = Massa elektron ( me = 9.1 x 10-31 kg ) atau massa partikel penghambur
c = Kecepatan cahaya ( c = 3 x 108 m/s )
= sudut hamburan ( derajat atau radian )
Besaran h / mc biasa disebut sebagai panjang gelombang Compton sehingga
persamaan dapat ditulis menjadi:

= ( 1 )

dengan :
= panjang gelombang Compton

TEORI DE BROGLIE
Seperti kita ketahui, cahaya memiliki sifat gelombang yang dapat diamati
dalam peristiwa interferensi dan difraksi cahaya serta dapat diamati dalam
peristiwa efek fotolistrik dan efek Compton. Sifat gelombang dinyatakan oleh
panjang gelombang dan sifat partikel dinyatakan oleh besaran momentum p.
Hubungan antara panjang gelombang dan momentum p sebuah foton sesuai
dengan persamaan adalah

=

Dengan memperhatikan sifat dualisme cahaya ini, maka pada tahun 1924
seorang ilmuwan fisika berkebangsaan Perancis bernama Louis De Broglie ( 1892
1987 ) mengemukakan teori yang menyatakan bahwa partikel ( seperti elektron )
yang bergerak ada kemungkinan memiliki sifat gelombang dengan panjang
gelombang tertentu. Partikel yang bergerak dengan kecepatan v memiliki
momentum p = mv, sehingga partikel akan memiliki panjang gelombang de
Broglie sebesar

= =

Panjang gelombang de Broglie ini dapat dibuktikan melalui pola difraksi


elektron dari percobaan yang dilakukan oleh C.J. Davisson dan L.H. Germer pada
tahun 1927. Mereka mengarahkan seberkas elektron pada permukaaan kristal
nikel. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ternyata elektron mengalami
difraksi. Difraksi elektron tersebut sama dengan difraksi sinar X yang mengenal
suatu kristal. Panjang gelombang yang diperlihatkan oleh pola difraksi sesuai
dengan prediksi dalam hipotesa de Broglie.
LEMBAR KEGIATAN SISWA

Kegiatan 1

A. Judul : Radiasi Benda Hitam

B. Tujuan Percobaan : Mengamati dan memahami radiasi panas dari api


berdasarkan hukum Stefan- Boltzmann
Mengamati :
1. Amati nyala api dari lilin dan pembakar spiritus
2. Mendekatkan tangan ke nyala api tersebut untuk merasakan panas
Menanya :
Pertanyaan apa yang kalian dapatkan dari pengamatan tersebut mengenai
konsep apa yang ada dari nyala api dari lilin dan pembakar spiritus ?
Hipotesis :
Tangan akan terasa panas walaupun tidak menyentuhnya.

C. Alat dan Bahan :


1. Sebuah lilin
2. Pembakar spiritus
3. Korek api

D. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Nyalakan lilin dan pembakar spiritus
3. Perhatikan nyala api dari lilin dan pembakar spiritus. Bagaimanakah nyala
api keduanya?
4. Dekatkan tangan kiri Anda pada nyala api lilin, sedangkan tangan kanan
Anda pada nyala api pembakar spiritus dengan jarak yang sama ( hati
hati, jangan sampai menyentuh apinya )
5. Tangan manakah yang terasa lebih panas ?
6. Apa yang dapat Anda simpulkan dari kegiatan tersebut ?
7. Diskusikan dengan teman kelompok Anda kemudian buatlah laporannya
untuk disimpulkan pada guru Anda.

E. Hasil Pengamatan :
--------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------

F. Pertanyaan :
Mengapa nyala api terasa panas meskipun tangan tidak menyentuhnya?
Jelaskan!

G. Kesimpulan :
---------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
Kegiatan 2

A. Judul : Radiasi Benda Hitam

B. Tujuan Percobaan : Mengamati dan memahami radiasi benda hitam


dari sebuah kotak
Mengamati :
Mengamati yang terjadi pada sebuah kotak yang di cat warna putih
Menanya :
Pertanyaan apa yang kalian dapatkan dari pengamatan tersebut mengenai
konsep radiasi benda hitam
Hipotesis :
Lubang pada dinding akan kelihatan hitam pada siang hari

C. Alat dan Bahan :


1. Sebuah Kotak
2. Cat Warna Putih

3. Langkah Kerja :
1. Siapkan alat dan bahan
2. Cat kotak tersebut dengan cat warna putih
3. Lalu keringkan kotak yang telah di cat tersebut
4. Lubangi dinding depan kotak
5. Lalu tutup penutup kotak tersebut
6. Apa yang terjadi pada lubang dinding ketika siang hari ?
7. Diskusikan dengan teman kelompok Anda kemudian buatlah
laporannya untuk disimpulkan pada guru Anda.

4. Hasil Pengamatan :
--------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------

5. Pertanyaan :
Mengapa lubang pada dinding kotak tesebut menjadi hitam saat siang hari ?

6. Kesimpulan :
---------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------
LEMBAR KEGIATAN SISWA

EFEK FOTOLISTRIK

Identitas
Mata Pelajaran / Program : Fisika / IPA
Kelas : XII
Semester : II ( 2 )
Hari / Tanggal :
Nama Kelompok :
1. -----------------------------------------------------------------------------------------
2.------------------------------------------------------------------------------------------
3.------------------------------------------------------------------------------------------
4.------------------------------------------------------------------------------------------

Kegiatan Diskusi :
1. Prinsip efek fotolistrik banyak dimanfaatkan dalam pembuatan produk
teknologi. Coba Anda temukan salah satu contohnya! Usahakan tiap
kelompok membahas contoh yang berbeda dan mempresentasikan
tulisannya di depan kelas!
2. Buatlah satu tulisan tentang kegunaan efek fotolistrik!
Jawab:
1. ------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
2. ------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
------------------------------------------------------------------------------------
Indikator Keterampilan Proses Sains:
1. Mengamati
2. Merumuskan Hipotesis
3. Merencanakan Percobaan
4. Melakukan Percobaan
5. Menginterpretasi Data
6. Memprediksi
7. Menerapkan Konsep
8. Berkomunikasi

SOAL DAN JAWABAN

Pilihan Ganda

Kemampuan Memprediksi
1. Dua buah lampu pijar masing masing memiliki suhu 270C dan 1270C,
sedangkan jari jari lampu pertama dua kali jari jari lampu kedua.
berapakah perbandingan daya radiasi lampu pertama terhadap lampu kedua....
A. 71:54
B. 73: 54
C. 74:64
D. 75:54
E. 81:64
Jawaban : E
Besaran yang diketahui :
T1 = 27 + 273 = 300 K
T2 = 127 + 273 = 400 K
R1 = 2R2
Daya radiasi lampu :
1 = 1 1 4 = (41 2 )1 4 = 41 2 1 4
2 = 42 2 2 4
Perbandingan daya radiasi lampu pertama terhadap lampu kedua
1
= ( R1 / R2 )2 ( T1 / T2 )4
2

= ( 2R2 / R2 )2 ( 300 /400 )4


= 22 ( 3 / 4 )4
81
= 64

Jadi, perbandingannya yaitu 81 : 64

Kemampuan Menerapkan Konsep


2. Sebuah elektron dipercepat oleh suatu beda potensial V. Jika e = muatan
elektron, m = massa elektron dan h= konstanta Planck, dan v = kecepatan
maka panjang gelombang de Broglie elektron ini dapat dinyatakan dengan
rumus....
A. = /
B. = /
C. = /
D. = /
E. = /
Jawaban : E
Ek =qV
mv2 = q V

= /

Kemampuan Memprediksi
3. Suhu filamen suatu lampu pijar mencapai 8870C. Berapakah panjang
gelombang dengan energi maksimum yang diberikan oleh panjang
gelombang?
A. 2 x 10-6 m
B. 2 x 10-5 m
C. 3 x 10-6 m
D. 3 x 10-5 m
E. 4 x 10-5 m
Jawaban : A
Besaran yang diketahui :
T lampu pijar = 8870C + 273 = 1160 K
Maka panjang gelombang yaitu:
T maks = C

maks =
2.898 103
maks = 1160

maks = 0.002 x 10-3 m


maks = 2 x 10-6 m

Kemampuan Mengamati

4. Grafik yang menunjukkan hubungan antara energi kinetik fotoelektron (Ek)


dan intensitas foton pada peristiwa fotolistrik adalah.....

Jawaban : D

Karena energi kinetik fotoelektron hanya dipengaruhi oleh frekuensi dan


panjang gelombangnya. Tidak di pengaruhi oleh intensitas foton. Intensitas
foton hanya mempengaruhi jumlah foton tersebut.

Kemampuan Memprediksi
5. Apabila suhu tubuh seorang 380 C, berapa daerah spektrum gelombang
elektromagnetik di mana terjadi radiasi maksimum....( )
A. 9.384
B. 9.394
C. 9.594
D. 9.784
E. 9.834
Jawaban : A
Suhu mutlak tubuh T = 37 + 273 = 310 K
Daerah spektrum ditentukan berdasarkan panjang gelombang yang dapat
dihitung dengan pergeseran rumus pergeseran Wien
= 2.898 103
2.898 103
=

2.898 103
=
310
= 9.348 106 = 9.384
Panjang gelombang dengan orde mikro berada pada daerah inframerah. Jadi,
tubuh manusia cenderung meradiasikan gelombang inframerah.

Kemampuan Memprediksi
6. Lampu natrium 40 W memancarkan cahaya kuning dengan panjang
gelombang 5800. Tentukan jumlah foton yang dipancarkan lampu tersebut
setiap sekon.....(...x 1020 )
A. 1.16
B. 1.17
C. 1.18
D. 1.19
E. 1.20
Jawaban : B
Besaran yang diketahui :
P = 40 W
= 5800 = 5.8 107
= 1
Jumlah foton dapat ditentukan dengan menggunakan rumus daya dan energi
foton
En = nhf

Pt = nh

n=
( 40 )( 1 )( 5.8 107 )
= ( 6.6 1034 )( 3 108 ) = 1.17 x 1020

Kemampuan Memprediksi
7. Sebuah foton dengan frekuensi 7.5 x 1014 Hz ditembakkan ke sebuah pelat
logam dengan fungsi kerja 5.28 x 10-19 J.
1. Energi kinetik maksimum elektron adalah 4.95 x 10-19 J
2. Elektron seketika keluar dari logam ketika terkena foton
3. Panjang gelombang foton 450 nm
4. Energi foton adalah 49.5 x 10-20 J
Pernyataan yang benar diatas adalah.....
A. 1, 2, dan 3
B. 1 dan 3
C. 2 dan 4
D. 4
E. Semua benar
Jawaban : D
(1) Ek maksimum = 4.95 x 10-19 J. Hal ini tidak benar, karena untuk mencari nilai
Ek ini dibutuhkan data kecepatan elektron tersebut yang mana:
Ek = mv2
(2) Tidak benar

(3) = maka:

3 108
= = 7.5 1014 = 0.4 x 10 -6 m = 0.4 x 103 nm = 400 nm

Jadi 400 nm bukan 450 nm

(4) E =hf = 6.6 x 10-34 ( 7.5 x 1014 ) = 49.5 x 10-20 J


Kemampuan Memprediksi
8. Cahaya dengan panjang gelombang 600 menyinari permukaan logam yang
memiliki fungsi kerja 0.3 x 10-19 joule. Jika h = 6.6 x 10-34 J s dan c = 3 x 108
m/s, berapa energi kinetik maksimum elektron foto dan potensial henti....
A. 2 1019 dan 0.875
B. 3 1019 dan 0.875
C. 3 1019 dan 1.875
D. 4 1019 dan 1.875
E. 5 1019 dan 2.875
Jawaban : C
Besaran yang diketahui :
= 6000 = 6 x 10-7 m
0 = 0.3 x 10-19 J
= 6.6 10-34 J s
= 3 108 /
a. Energi kinetik maksimum elektron foto:

= 0

( 6.6 1034 )( 3 108 )
= 0.3 1019 = 3 1019
6 107
b. Potensial henti
= 0

0 =

3 1019
= = 1.875
1.6 1019

Kemampuan Mengamati
9. Perhatikan gambar di bawah ini.

Grafik diatas menunjukkan efek fotolistrik pada sebuah logam. Fungsi kerja
logam tersebut adalah....
A. 1.66 eV
B. 0.6 eV
C. 0.5 eV
D. 0.4 eV
E. 0.3 eV
Jawaban : A.1.66 eV
W = hf0
= 6.6 x 10-34 ( 4 x 1014 )
W = 26.4 x 10-20 J
W = 26.4 x 10-20 / 1.6 x 10-19
= 1.66 eV

Kemampuan Memprediksi
10. Energi yang diradiasikan per detik oleh suatu benda hitam pada suhu T1
besarnya 16 kali energi yang diradiasikan per detik pada suhu T0. Berapakah
suhu T1 tersebut...
A. T0
B. 2T0
C. 3T0
D. 4T0
E. 5T0
Jawaban : B
Besaran yang diketahui :
Q/ t = P
P1 = 16 P0
T1 dan T0
Suhu T1 :
0 0 4
= 4
1 1
0 0 4
= 4
160 1

4 1
= 0
16 1

1 = 2 0

Jadi, suhu T1 yaitu 2 T0

Soal Essay

Kemampuan Memprediksi
1. Dalam suatu percobaan di laboratorium fisika, seberkas sinar X dengan
panjang gelombang 6 x 10-14 m menumbuk sebuah proton bermassa 1.67 x
10-27 kg yang diam. Tentukan panjang gelombang sinar X yang terhambur,
jika setelah tumbukan sinar X dibelokkan sebesar 1200 terhadap arah semula.
Jawaban :
Besaran yang diketahui :
= 6 x 10-14 m
= 1.67 x 10-27 kg
= 1200 , cos 1200 = - 0.5
Panjang gelombang sinar X terhambur

= + ( 1 )

( 6.6 1034 )
= ( 6 x 10-14 ) + ( 1.67 1027 )( 3 108 ) ( 1 + 0.5 )

= 6.198 x 10-14 m

Kemampuan Menginterpretasi Data


2. Tabel berikut menunjukkan data yang diperoleh dalam eksperimen fotolistrik.
Panjang Gelombang (nm) Energi Kinetik Maksimal
Fotoelektron (eV)
588 0.67
505 0.98
445 1.35
399 1.63

Buatlah grafik hubungan energi kinetik maksimum fotoelektron dengan


frekuensi
dengan menggunakan data tersebut?
Jawaban :
Terlebih dahulu cari frekuensi gelombang masing masing dengan
menggunakan persamaan:

=

Dengan c = 3 x 108 m/s
Ubah satuan menjadi satuan meter, lalu akan didapatkan grafik :

Kemampuan Memprediksi
3. Sebuah elektron yang berada dalam keadaan diam kemudian dipercepat
berturut turut oleh beda potensial V1 = 100 volt dan V2 = 400 volt, maka
berapa perbandingan panjang gelombang de Broglie elektron tersebut?
Jawaban :
Besaran yang diketahui :
V1 = 100 volt
V2 = 400 volt
Perbandingan panjang gelombang de Broglie elektron:

=
2
Maka:
1 2
=
2 1

1 400
=
2 100

1 4
=
2 1
1 2
=
2 1
Jadi, perbandingan panjang gelombangnya yaitu 2 : 1

Kemampuan Memprediksi
4. Sekelompok pelajar membuat mode sebuah bola berdiameter 5 cm yang
berada dalam keadaan seimbang dengan lingkungannya ternyata menyerap
daya sebesar 61.44 W dari lingkungan. Jika konstanta Stefan-Boltzmann =
6 108 W/m2K4 dan emisitivitas e = 1/ . Berapa suhu bola tersebut?
Jawaban :
Besaran yang diketahui :
P = 61.44 W
d = 5m = 5 x 10-2 m maka r = 5 x10-2 / 2 = 2.5 x 10-2 m
= 6 108 W/m2K4
e = 1/
maka suhu bola tersebut :
= 4
1
61.44 = ( 6 108 )4 2 4

61.44 = 24 x 10-84( 2.5 x 10-2 )2 T4
61.44
4 = 24 108 ( 6.25 104 )

61.44
4 =
150 1012
4
= 0.4096 1012
= 0.8 x 103 K = 800 K
Jadi suhu bola tersebut 800 K

Kemampuan Memprediksi
5. Cahaya tampak memiliki frekuensi 6 x 1014 Hz. Jika konstanta Planck h =
6.625 x 10-34 J s, maka berapa besar energi fotonnya?
Jawaban :
Besaran yang diketahui :
f = 6 x 1014 Hz
h = 6.625 x 10-34 J s
maka besar energi fotonnya:
E = hf
= 6.625 x 10-34 ( 6 x 1014 )
= 39.75 x 10-20 J
E = 3.975 x 10-19 J
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Satuan Pendiikan : Sekolah Menengah Atas ( SMA )

Nama Sekolah : MAN 2 Palembang

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XII / 2

Tema / Topik : Dualisme Gelombang Partikel

Sub Tema / Sub Topik : Radiasi Benda Hitam

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Standar Kompetensi
Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas
berlakunya relativitas Einsten dalam peradigma fisika modern.

B. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis secara kualitatif gejala kuantum yang mencakup hakikat dan
sifat sifat radiasi benda hitam serta penerapannya

C. Indikator
1. Mendeskripsikan konsep radiasi benda hitam seperti memahami dan
mengamati radiasi panas dari api berdasarkan hukum Stefan-Boltzmann
2. Mendeskripsikan konsep radiasi benda hitam melalui pengamatan pada
sebuah kotak yang di cat
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melakukan percobaan (c), Peserta didik (a) dapat mendeskripsikan
konsep radiasi benda hitam seperti memahami dan mengamati radiasi panas
dari api (b) dengan tepat dan benar (d)
2. Setelah melakukan percobaan (c), Peserta didik (a) dapat mendeskripsikan
konsep radiasi benda hitam melalui pengamatan pada sebuah kotak yang
dicat warna (b) dengan benar dan tepat (d)

E. Materi

Benda ada yang mudah menyerap radiasi, ada pula yang mudah
memancarkan radiasi dan sebaliknya. Benda yang dapat menyerap seluruh radiasi
yang diterimanya dan memancarkan seluruh radiasi yang dikeluarkannya disebut
sebagai benda hitam. Hukum Stefan-Boltzmann yang berbunyi :

Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda dalam bentuk


radiasi kalor per satuan waktu sebanding dengan luas permukaan dan sebanding
dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu.
Pernyataan tersebut dapat dituliskan secara matematika sebagai berikut:

= = 4

Wilhem Wien, seorang ilmuwan fisika berkebangsaan Jerman menemukan


suatu hubungan empiris sederhana antara panjang gelombang yang dipancarkan
untuk intensitas maksimum ( ) dengan suhu mutlak ( T ) sebuah benda yang
dikenal sebagai hukum pergeseran Wien, yaitu :

= = 2.898 103

Ada dua teori klasik yang mencoba menjelaskan spektrum radiasi benda
hitam, yaitu teori Wien dan teori Rayleigh-Jeans. Kegagalan teori Rayleigh-Jeans
mendorong seorang fisikawan Jerman Max Planck untuk mencoba melakukan
pendekatan lain. Menurut Planck, energi yang diserap atau yang dipancarkan oleh
getaran getaran yang timbul di dalam rongga benda hitam merupakan paket
paket atau kuanta. Akhirnya, Max Planck mengajukan rumus empiris dan model
teoritis yang ternyata sangat cocok dengan hasil pengamatan.

F. Pendekatan / Strategi / Metode Pembelajaran


Pendekatan : Keterampilan Proses Sains
Model : Inkuiri
Metode : Eksperimen, Diskusi, Tanya Jawab

G. Media, Alat dan Bahan, dan Sumber Pembelajaran


Media : Laptop dan LCD
Alat dan Bahan :
Alat dan Bahan Jumlah
Sebuah lilin 7
Pembakar Spiritus 7
Korek Api 7
Sebuah Kotak 7
Cat Warna Putih 7

Sumber Pembelajaran : Buku Fisika SMA/MA Kelas XII dan Buku SPM
Fiska untuk SMA/MA

H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan peserta didik saling 55 menit
memberikan salam
2. Doa sebelum melakukan
kegiatan pembelajaran
3. Merefleksikan materi yang
berkaitan dengan radiasi
benda hitam
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
5. Bertanya dan memberikan
informasi secara lisan
maupun menayangkan slide
tentang radiasi benda hitam,
memformulasikan hukum
pergeseran Wien dan hukum
Stefan- Boltzmann,
menganalisis teori klasik dan
teori Planck
6. Peserta didik dibagi terdiri
dari 7 kelompok
7. Guru memberikan LKS
tentang radiasi benda hitam
8. Guru bersama peserta didik
menyiapkan alat dan bahan
yang terdapat pada LKS

Observasi untuk Mengamati 100 menit


menemukan masalah 1. Peserta didik mengamati apa
(mengamati ) yang terjadi ketika api
dinyalakan dari lilin dan
spiritus dan mengamati yang
terjadi pada lubang dinding
kotak tersebut saat siang hari
2. Peserta didik merasakan apa
yang terjadi pada telapak
tangan akibat nyala api
tersebut
3. Guru menilai kemampuan
peserta didik dalam
mengamati percobaan
tersebut
Merumuskan Merumuskan Hipotesis
masalah, 1. Peserta didik berdiskusi
mangajukan tentang tangan terasa panas
hipotesis meskipun tidak menyentuh
dan lubang pada dinding
kotak tersebut hitam saat
siang hari
Berikut pertanyaan yang
peserta didik ajukan :
Mengapa tangan terasa panas
meskipun tidak
menyentuhnya?
Mengapa lubang pada
dinding kotak tesebut
menjadi hitam saat siang
hari?
2. Peserta didik saling
berdiskusi untuk menemukan
jawaban atas pertanyaan
pertanyaan yang mereka
ajukan
3. Guru menilai kemampuan
peserta didik dalam
berdiskusi untuk
merumuskan masalah dan
membuat hipotesis
Merencanakan Merencanakan dan Melakukan
pemecahan masalah Percobaan
(melalui eksperimen 1. Peserta didik berdiskusi
atau cara lain) bersama teman kelompok
mereka masing masing
untuk melakukan percobaan
sesuai LKS untuk
menguatkan jawaban mereka
2. Peserta didik membagi tugas
dalam kelompok untuk
melakukan percobaan
tersebut
Melaksanakan 3. Peserta didik melakukan
eksperimen (atau percobaan tentang
cara pemecahan memahami konsep radiasi
masalah lain) benda hitam
Melakukan 4. Peserta didik mengamati
pengamatan dan percobaan tersebut dan
pengumpulan data mencatat apa yang terjadi dan
dirasakan
5. Guru menilai kerja sama,
kedisiplinan, dan keterampian
peserta didik dalam
melakukan percobaan
Analisis Data Menginterpretasi / menafsirkan data
1. Peserta didik memulai untuk
memahami dan menafsirkan
tentang data data yang telah
di kumpulkan tersebut
Penarikan Berkomunikasi
Kesimpulan dan 1. Peserta didik saling
Penemuan berdiskusi tentang data data
yang sudah ada sehingga dari
data tersebut dapat ditarik
kesimpulan yang berkaitan
dengan data tersebut
2. Perwakilan kelompok
mamaparkan hasil diskusi
dari kelompok mereka
3. Guru menilai keaktifan
peserta didik dalam
presentasi kelompok
Penutup 1. Bersama peserta didik 25 Menit
merangkum konsep radiasi
benda hitam tersebut
2. Guru memberi tugas tentang
radiasi benda hitam
3. Salam dan doa penutup
pembelajaran

I. Penilaian
Aspek , Metode, dan Instrumen
Aspek Metode Instrumen
Sikap Pengamatan Lembar Pengamatan
Sikap
Keterampilan Tes Unjuk Kerja Tes Peniaian Kinerja
Pengetahuan Tes Tertulis Tes Uraian

LAMPIRAN PENILAIAN

a. Lembar Pengamatan Sikap


1. Pengamatan Perilaku Ilmiah
No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan
1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dalam membaca
dan memahami sesuatu
3 Ketekunan dan tanggung
jawab dalam belajar dan
bekerja baik secara individu
maupun kelompok
4 Keterampilan
berkomunikasi pada saat
belajar
Nilai Peserta Didik : ( Jumlah skor / 12) x 4

Rubrik Penilaian Perilaku


No Aspek yang Dinilai Rubrik
1 Rasa ingin tahu 3: menunjukkan rasa ingin tahu yang
besar, antusias, aktif dalam kegiatan
kelompok
2 : menunjukkan rasa ingin tahu,
namun tidak terlalu antusias, dan baru
terlibat aktif dalam kelompok ketika
disuruh
1: tidak menunjukkan antusias dalam
pengamatan, sulit terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok walaupun telah
didorong untuk terlibat
2 Ketelitian dan kehati hatian 3: teliti dan hati hati dalam
dalam melakukan percobaan melakukan percobaan
2: kurang teliti dan hati hati dalam
melakukan percobaan
1: tidak teliti dan tidak hati -hati dalam
melakukan percobaan
3 Ketekunan dan tanggung 3: tekun dalam menyelesaikan tugas
jawab dalam belajar dan dengan hasil terbaik yang bisa
bekerja baik secara individu dilakukan, berupaya tepat waktu
maupun kelompok 2: berupaya tepat waktu dalam
menyelesaikan tugas, namun belum
menunjukkan upaya terbaiknya
1: tidak berupaya sungguh- sungguh
dalam menyelesaikan tugas, dan
tugasnya tidak selesai
4 Keterampilan berkomunikasi 3: aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
pada saat belajar mengemukakan gagasanatau ide,
menghargai pendapat siswa lain
2: aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
mengemukakan gagasan atau ide,
menghargai pendapat siswa lain
1: aktif dalam tanya jawab, tidak ikut
mengemukakan gagasan atau ide,
kurang menghargai pendapat siswa
lain.

b. Lembar Pengamatan Keterampilan


No Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik
Memahami dan mengamati 3 - Menyalakan api pada
1 radiasi panas dari nyala api lilin dan spiritus
- Mendekatkan tangan
pada api
- Merasakan panas api
2 Dua aspek yang benar
1 Satu aspek yang benar
2 Memahami dan mengamati 3 - Mengecat kotak tersebut
radiasi benda hitam melalui dengan warna putih
sebuah kotak - Melubangi dinding
depan kotak tersebut
- Mengamati apa yang
terjadi pada lubang kotak
tersebut
2 Dua aspek yang benar
1 Satu aspek yang benar
Nilai Peserta Didik : ( Jumlah Skor / 6 ) x 100

c. Instrumen Soal Pengetahuan

Soal Uraian

1. Perbedaan panas pada nyala api dari lilin dengan nyala api dari spiritus?
2. Mengapa tangan terasa panas walaupun tidak menyentuhnya?
3. Mengapa lubang pada dinding kotak akan tampak hitam saat siang hari?

Rubrik Penilaian Pengetahuan


No Kunci Jawaban Skor
1 Nyala api dari lilin terasa panas akan tetapi 30
nyala api dri spiritus akan terasa lebih panas
2 Karena adanya konsep radiasi yang terjadi 35
pada percobaan tersebut
3 Karena kalor radiasi dari sinar matahari 35
memasuki lubang kotak dimana kalor radiasi
itu dipantulkan berulang ulang
Nilai Peserta Didik : ( Jumlah skor /100 ) x 100
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Satuan Pendiikan : Sekolah Menengah Atas ( SMA )

Nama Sekolah : MAN 2 Palembang

Mata Pelajaran : Fisika

Kelas / Semester : XII / 2

Tema / Topik : Dualisme Gelombang Partikel

Sub Tema / Sub Topik : Efek Fotolistrik, Efek Compton dan Teori de
Broglie

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

A. Standar Kompetensi
Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas
berlakunya relativitas Einsten dalam peradigma fisika modern.

B. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis secara kualitatif gejala kuantum yang mencakup hakikat dan
sifat sifat radiasi benda hitam serta penerapannya

C. Indikator
1. Mendeskripsikan efek fotolistrik
2. Mendeskripsikan efek Compton
3. Mendeskripsikan teori gelombang tentang sifat gelombang partikel

D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengar penjelasan guru (c), peserta didik (a) dapat
mendeskripsikan efek fotolistrik (b) dengan tepat dan benar (d)
2. Setelah mempelajarinya (c), peserta didik (a) dapat mendeskripsikan efek
Compton (b) dengan benar (d)
3. Setelah mendengarkan penjelasan guru (c), peserta didik (a) dapat
mendeskripsikan teori de Broglie tentang sifat gelombang dari partikel (b)
dengan tepat (d)

E. Materi

Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron elektron dari


permukaan logam ( disebut elektron foto ) ketika logam tersebut disinari dengan
cahaya. Efek fotolistrik ini pertama kali diamati oleh Hertz pada tahun 1887 dan
diselidiki secara detail oleh Hallwachs dan Lenard pada tahun 1886 1900.
Analisis yang paling tepat dikembangkan oeh Albert Einsten pada tahun1905
berdasrkan asumsi Max Planck dengan mengajukan postulat bahwa cahaya terdiri
dari paket paket energi yang disebut kuanta atau foton.
Pada tahun 1923, seorang ilmuwan fisika berkebangsaan Amerika
bernama Arthur Holy Compton ( 1892 1962 ) mempelajari gejala tumbukkan
antara foton dan elektron. Berdasarkan kesetaraan antara massa dan energi E =

mc2 dan besarnya energi tiap foton = , dapat diperoleh persamaan

momentum sebuah foton, yaitu :



p = mc =

Seperti kita ketahui, cahaya memiliki sifat gelombang yang dapat diamati
dalam peristiwa interferensi dan difraksi cahaya serta dapat diamati dalam
peristiwa efek fotolistrik dan efek Compton. Sifat gelombang dinyatakan oleh
panjang gelombang dan sifat partikel dinyatakan oleh besaran momentum p.
Hubungan antara panjang gelombang dan momentum p sebuah foton sesuai
dengan persamaan adalah

=

Dengan memperhatikan sifat dualisme cahaya ini, maka pada tahun 1924
seorang ilmuwan fisika berkebangsaan Perancis bernama Louis De Broglie ( 1892
1987 ) mengemukakan teori yang menyatakan bahwa partikel ( seperti elektron )
yang bergerak ada kemungkinan memiliki sifat gelombang dengan panjang
gelombang tertentu.

F. Pendekatan / Strategi / Metode Pembelajaran


Pendekatan : Keterampilan Proses Sains
Metode : Diskusi
Model : Inkuiri

G. Media, dan Sumber Pembelajaran


Media : Laptop dan LCD
Sumber Pembelajaran : Buku Fisika SMA/MA Kelas XII, Buku SPM
Fisika untuk SMA/MA, Internet

H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Guru dan peserta didik 55 menit
saling memberikan salam
2. Doa sebelum melakukan
kegiatan pembelajaran
3. Merefleksikan materi yang
berkaitan dengan efek
fotolistrik, efek Compton,
dan teori de Broglie
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
5. Bertanya dan memberikan
informasi secara lisan
maupun menayangkan slide
tentang efek fotolistrik, efek
Compton, dan teori de
Broglie
6. Peserta didik dibagi terdiri
dari 7 kelompok
7. Guru memberikan LKS
tentang efek fotolistrik, efek
Compton, dan teori de
Broglie
8. Guru bersama peserta didik
menyiapkan alat dan bahan
yang terdapat pada LKS

Observasi untuk Mengamati 100 menit


menemukan 1. Peserta didik mengamati dan
masalah membaca gambaran konsep
(mengamati ) konsep yang berkaitan
dengan efek fotolistrik, efek
Compton, dan teori de
Broglie
2. Guru menilai kemampuan
peserta didik dalam
mengamati gambaran
konsep efek fotolistrik, efek
Compton, dan teori de
Broglie tersebut
Merumuskan Merumuskan Hipotesis
masalah, 1. Peserta didik berdiskusi
mangajukan tentang deskripsi efek
hipotesis fotolistrik, efek Compton,
dan teori de Broglie
Mereka bertanya:
Bagaimana efek fotolistrik,
efek Compton, dan teori de
Broglie tersebut?
2. Peserta didik saling
berdiskusi untuk
menemukan jawaban atas
pertanyaan pertanyaan
yang mereka ajukan
3. Guru menilai kemampuan
peserta didik dalam
berdiskusi untuk
merumuskan masalah dan
membuat hipotesis
Merencanakan Merencanakan dan Melakukan
pemecahan Pencarian untuk mengatasi
masalah (melalui masalah tersebut
eksperimen atau 1. Peserta didik berdiskusi
cara lain) bersama teman kelompok
mereka masing masing
untuk mencari jawaban
yang ada pada LKS tersebut
2. Peserta didik membagi
tugas dalam kelompok
untuk mencari jawaban
tersebut
Melaksanakan 3. Peserta didik menggunakan
eksperimen (atau laptop , buku, alat tulis
cara pemecahan lainnya untuk mengatasi
masalah lain) masalah tersebut
Melakukan 4. Peserta didik mengamati dan
pengamatan dan membaca data data yang
pengumpulan sudah mereka dapatkan
data 5. Guru menilai kerja sama,
kedisiplinan, dan
keterampian peserta didik
dalam berdiskusi untuk
mengatasi masalah tersebut
Analisis Data Menginterpretasi / menafsirkan data
1. Peserta didik memulai untuk
memahami dan menafsirkan
tentang data data yang
telah di kumpulkan tersebut
Penarikan Berkomunikasi
Kesimpulan dan 1. Peserta didik saling
Penemuan berdiskusi tentang data
data yang sudah ada
sehingga dari data tersebut
dapat ditarik kesimpulan
yang berkaitan dengan data
tersebut
2. Perwakilan kelompok
`mamaparkan hasil diskusi
dari kelompok mereka
3. Guru menilai keaktifan
peserta didik dalam
presentasi kelompok
Penutup 1. Bersama peserta didik 25 menit
merangkum deskripsi efek
fotolistrik, efek Compton,
dan teori de Broglie tersebut
2. Guru memberi tugas tentang
penerapan efek fotolistrik,
efek Compton, dan teori de
Broglie
3. Salam dan doa penutup
pembelajaran

I. Penilaian
Aspek , Metode, dan Instrumen
Aspek Metode Instrumen
Sikap Pengamatan Lembar Pengamatan
Sikap
Keterampilan Tes Unjuk Kerja Tes Peniaian Kinerja
Pengetahuan Tes Tertulis Tes Uraian

LAMPIRAN PENILAIAN

a. Lembar Pengamatan Sikap


1. Pengamatan Perilaku Ilmiah
No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan
1 Rasa ingin tahu
2 Ketelitian dalam membaca
dan memahami sesuatu
3 Ketekunan dan tanggung
jawab dalam belajar dan
bekerja baik secara individu
maupun kelompok
4 Keterampilan
berkomunikasi pada saat
belajar
Nilai Peserta Didik : ( Jumlah skor / 12) x 4

Rubrik Penilaian Perilaku


No Aspek yang Dinilai Rubrik
1 Rasa ingin tahu 3: menunjukkan rasa ingin tahu
yang besar, antusias, aktif dalam
kegiatan kelompok
2 : menunjukkan rasa ingin tahu,
namun tidak terlalu antusias, dan
baru terlibat aktif dalam kelompok
ketika disuruh
1: tidak menunjukkan antusias
dalam pengamatan, sulit terlibat
aktif dalam kegiatan kelompok
walaupun telah didorong untuk
terlibat
2 Ketelitian dalam membaca 3: teliti dalam membaca dan
dan memahami sesuatu memahami sesuatu
2: kurang teliti dalam membaca
dan memahami sesuatu
1: tidak teliti dalam membaca dan
memahami sesuatu
3 Ketekunan dan tanggung 3: tekun dalam menyelesaikan
jawab dalam belajar dan tugas dengan hasil terbaik yang
bekerja baik secara individu bisa dilakukan, berupaya tepat
maupun kelompok waktu
2: berupaya tepat waktu dalam
menyelesaikan tugas, namun
belum menunjukkan upaya
terbaiknya
1: tidak berupaya sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan
tugas, dan tugasnya tidak selesai
4 Keterampilan berkomunikasi 3: aktif dalam tanya jawab, tidak
pada saat belajar ikut mengemukakan gagasanatau
ide, menghargai pendapat siswa
lain
2: aktif dalam tanya jawab, tidak
ikut mengemukakan gagasan atau
ide, menghargai pendapat siswa
lain
1: aktif dalam tanya jawab, tidak
ikut mengemukakan gagasan atau
ide, kurang menghargai pendapat
siswa lain.

b. Lembar Pengamatan Keterampilan


No Keterampilan yang dinilai Skor Rubrik
1 Mendeskripsikan efek fotolistrik, 3 - Mampu
Compton dan mendeskripsikan mendeskripsikan
teori de Broglie efek fotolistrik
dengan benar dan
tepat
- Mendeskripsikan
efek Compton
dengan benar dan
tepat
- Mendeskripsikan
teori de Broglie
dengan benar dan
tepat
2 Hanya mampu
mendeskripsikan 2
aspek saja dengan benar
dan tepat
1 Mampu
mendeskripsikan satu
aspek saja dengan benar
dan tepat
Nilai Peserta Didik : ( Jumlah Skor / 3 ) x100

c. Instrumen Soal Pengetahuan

Soal uraian :

1. Apa yang dimaksud dengan efek fotolistrik?


2. Bagaimana skema percobaan Compton ?
3. Tuliskan rumus teori de Broglie ?

Rubrik Penilaian Pengetahuan


No Kunci Jawaban Skor
1 Peristiwa terlepasnya elektron elektron 30
dari permukaan logam ketika logam tesebut
disinari dengan cahaya
2 40

3 30
=

Nilai Peserta Didik = ( Jumlah Skor / 100 ) x 100


DAFTAR PUSTAKA

Lasmi, Ni Ketut. 2012. SPM Fisika untuk SMA/MA. Jakarta: Esis


Supiyanto. 2006. Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Phibeta

Anda mungkin juga menyukai