Anda di halaman 1dari 12

139

Gejala Kejiwaan
4 Inteligensi

Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, maka mahasiswa mampu:
a. memahami definisi inteligensi menurut ahli
b. memahami faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi
c. memahami klasifikasi inteligensi
d. memahami ciri-ciri perilaku berdasarkan tingkatan inteligensi
e. mampu mengaplikasikan pemahaman tentang inteligensi dalam kegiatan pendidikan
f. mampu menganalisis perilaku seseorang berdasarkan karakteristik inteligensi yang
ditampilkan
g. mampu mengevaluasi perilaku yang benar atau salah berdasarkan karakteristik
inteligensi yang ditampilkan
h. mampu memberikan respon dan menyusun stimulus yang sesuai dengan
karakteristik inteligensi yang ditampilkan

A.Deskripsi

1 2 3
Unduh film-film di atas
Apa yang dapat saudara simpulkan dari film pertama tersebut?
Apa yang dapat saudara simpulkan dari film kedua tersebut?
Apa yang dapat saudara simpulkan dari film ketiga tersebut?
Apa yang dapat saudara simpulkan dari ketiga film tersebut?
Mengapa saudara berpendapat seperti itu?
Apakah ada kesamaan antara ketiga film tersebut?
Apakah ada perbedaan antara ketiga film tersebut?
Apa yang mendasari seseorang mampu melakukan hal tersebut?
Diskusikan dengant teman saudara (berpasangan)
Apakah jawaban saudara sama dengan jawaban teman saudara?
Jika tidak ada kesamaan, mengapa ada perbedaan antara saudara dengan teman
saudara
Diskusikan dengan kelompok kecil (5 orang)
Apakah jawaban saudara sama dengan jawaban teman saudara?
Jika tidak ada kesamaan, mengapa ada perbedaan antara saudara dengan teman
saudara

1. Definisi Inteligensi
140

Inteligensi berasal dari kata Latin yang sama yaitu intellegere, yang berarti
memahami. Intellectur atau intelek adalah bentuk participium perpectum (pasif) dari
intellegere; sedangkan intellegens atau inteligensi adalah bentuk participium praesens
(aktif) dari kata yang sama. Bentuk-bentuk kata ini memberikan indikasi kepada kita
bahwa intelek lebih bersifat pasif atau statis (being potensi), sedangkan inteligensi lebih
bersifat aktif (becoming, aktualisasi). Berdasarkan pemahaman ini, kita simpulkan
bahwa intelek adalah daya atau potensi untuk memahami, sedangkan inteligensi adalah
aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi tersebut.
Binet dan Simon (Azwar, 2010) mendefinisikan intelignesi sebagai kemampuan
yang terdiri dari tiga komponen, yaitu :
a. Direction, kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus
dipecahkan. Hal ini berarti bahwa individu dianggap memiliki inteligensi tinggi jika
mampu memusatkan perhatikan kepada masalah yang diselesaikan atau jika mampu
memfokuskan kemampuannya pada masalah-masalah yang menjadi
tanggungjawabnya.
b. Adaptation, kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang
dihadapinya atau fleksibel dalam menghadapi masalah. Hal ini berarti bahwa
individu dianggap memiliki inteligensi tinggi jika mampu menyesuaikan diri
terhadap tuntutan lingkungan, baik secara fisik maupun psikologis.
c. Criticism, kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang
dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri. Hal ini berarti bahwa individu dianggap
memiliki inteligensi tinggi jika mampu melakukan introspeksi terhadap segala hal
yang telah dilakukan.

Goddard (Azwar, 2010) mendefinisikan inteligensi sebagai tingkat kemampuan


pengalaman seseorng untuk menyelesaikan masalah-masalah yang langsung dihadapi
dan untuk mengantisipasi masalah-masalah yang akan datang. Hampir sama dengan
definsi dari Binet dan Simon di atas, Goddard lebih menekankan pada kemampuan
seseorang untuk menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah-masalah,
serta dapat memprediksi dari hasil penyelesaikan tersebut serta mampu memprediksi
situasi yang akan terjadi.
Flynn (Azwar, 2010) mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk
berpikir secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman. Menurut Flynn,
sesuai dengan konsep Piaget tentang berpikir abstrak, dalam hal ini Flynn lebih
menekankan pada kemampuan untuk mengelola, memanfaatkan, memahami (situasi,
obyek, peristiwa) yang tidak dihadapi secara langsung. Pendapat Flynn tersirat bahwa
individu yang memiliki inteligensi tinggi, adalah individu yang mampu menggunakan
struktur kognitifnya untuk memecahkan masalah, memprediksi peristiwa tanpa harus
terikat oleh waktu dan ruang.
Munandar (Sobur, 2011), mengatakan bahwa secara umum inteligensi dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a. Kemampuan untuk berpikir abstrak. Hal ini berarti bahwa individu dianggap
memiliki inteligensi tinggi, jika mampu mengoptimalkan pengetahuannya, sehingga
dapat menggunakan pengetahuannya untuk menyelesaikan permasalahan tanpa
harus berhadapan langsung dengan masalah tersebut.
b. Kemampuan untuk menangkap hubungan-hubungan dan untuk belajar. Hal ini
141

berarti bahwa individu dianggap memiliki inteligensi tinggi jika mampu mencari
keterkaitan antara satu masalah dengan masalah lain, keterkaitan antara satu obyek
dengan obyek lain, mencari keterkaitan antara satu peristiwa dengan peristiwa yang
lain.
c. Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru. Hal ini berarti
bahwa individu dianggap memiliki inteligensi tinggi jika mampu beradapatasi
terhadap perubahan yang ada sehingga mapu menyelesuaikan diri terhadap tuntutan
lingkungan.
Carl Whitherington (Sobur, 2011) mendefinisikan inteligensi sebagai berikut :
.....exellence of performance as manifested in efficient activity...
a. Facility in the use of numbers. Hal ini berarti bahwa individu dianggap memiliki
inteligensi tinggi jika mampu memanipulasi atau bekerja dengan dengan angka
(termasuk operasional angka).
b. Language efficiency. Hal ini berarti bahwa individu dianggap memiliki inteligensi
tinggi jika mampu berbahasa secara luwes.
c. Speed of perception. Hal ini berarti bahwa individu dianggap memiliki inteligensi
tinggi jika mampu memahami permasalahan secara cepat.
d. Facility in memorizing. Hal ini berarti bahwa individu dianggap memiliki inteligensi
tinggi jika memiliki ingatan yang sangat kuat, tajam, dan lama.
e. Facility in comprehending relationship. Hal ini berarti bahwa individu dianggap
memiliki inteligensi tinggi jika mampu mencari keterkaitan antara satu hal dengan
hal yang lain.
f. Imagination. Hal ini berarti bahwa individu dianggap memiliki inteligensi tinggi jika
mampu berpikir abstrak, mampu menciptakan sesuatu hal yang baru

Berdasarkan dari beberapa definisi inteligensi di atas, maka buatlah kesimpulan tentang
inteligensi menurut saudara.
..
..
..
..
..
..
(mengapa saudara menyusun inteligensi seperti itu? salah satu tokoh di atas, mengatakan bahwa orang dikatakan memiliki
inteligensi tinggi jika mampu melakukan introspeksi)
Berdasarkan jawaban di atas, definisi dan ciri-ciri inteligensi mana yang tepat menurut
saudara?
..
..
..
..
..
..
(mengapa saudara menyusun inteligensi seperti itu? salah satu tokoh di atas, mengatakan bahwa orang dikatakan memiliki
inteligensi tinggi jika mampu mencari keterkaitan antara satu hal dengan hal yang lain)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Inteligensi


142

Azwar (2010) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi inteligensi,
yaitu :
1. Determinasi Faktor Bawaan (Keturunan/Herediter)
Faktor bawaan adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir. Faktor ini merupakan
faktor yang dibawa individu, yang diturunkan dari kedua orangtuanya. Beberapa
penelitian mengatakan bahwa jika orangtua memiliki inteligensi tinggi, probabilitas
anak memiliki inteligensi tinggi semakin tinggi.
2. Determinasi Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang berada di luar diri individu. Beberapa
penelitian menyimpulkan bahwa semakin kondusif suatu lingkungan (misalnya
stimulasi yang optimal, pemberian gizi saat pertumbuhan) akan mempengaruhi
perkembangan inteligensi.
Komorita (Azwar, 2010) menyimpulkan secara umum mengenai efek hereditas dan
lingkungan terhadap sifat manusia termasuk inteligensi, sebagai berikut :
1. Hereditas menetapakan batas perkembangan yang dapat dilakukan oleh lingkungan.
Bagaimanapun juga besarnya dampak stimulus lingkungan yang diterima oleh
organisme namun perkembangan organisme yang bersangkutan tidak dapat
melampaui batas yang telah ditetapkan oleh faktor keturunan. Sebagaimana contoh,
bagaimanapun usaha mendidik seekor monyet ia tidak akan pernah dapat menyamai
manusia.
2. Lingkungan dapat memodifikasi efek hereditas. Suatu lingkungan yang buruk dapat
saja mengubah warisan sifat seseorang yang baik semata-mata karena ia berada
dalam asuhan lingkungan tersebut.
3. Tidak ada satupun karakteristik atau perilaku yang tidak ditentukan bersama oleh
faktor lingkungan dan faktor keturunan. Lingkungan dan keturunan berinteraksi
dalam mempengaruhi perilaku. Dengan kata lain, hereditas menentukan apa yang
dapat dilakukan oleh individu sedangkan lingkungan menentukan apa yang akan
dilakukan oleh individu.
4. Ada beberapa karakteristik yang lebih dipengaruhi oleh salah satu diantara faktor
hereditas dan faktor keturunan. Faktor lingkungan tampak kurang berperanan dalam
membentuk karakteristik fisik, lebih berperan dalam pembentukan karakteristik
intelektual, dan paling berperan dala pembentukan karakteristik-karakteristik
kepribadian. Sebaliknya faktor keturunan sangat berperan dalam penentuan ciri-ciri
fisik dan tingkat inteligensi manusia.

Refleksi : faktor-faktor yang mempengaruhi intelgiensi


Temukan hasil-hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bagaimana pendapat saudara tentang :
a. pengaruh faktor keturunan terhadap inteligensi
b. pengaruh faktor lingkungan terhadap inteligensi

3. Klasifikasi Inteligensi
143

Setiap ahli dan penelitian memberikan batasan inteligensi yang berbeda. Sub
materi berikut membahas tentang beberapa klasifikasi inteligensi menurut ahli dan
penelitian. Inteligensi adalah potensi yang dimilki oleh individu, dimana potensi tersebut
tidak dapat dilihat secara langsung. Pada umumnya, untuk memahami tinggi rendahnya
inteligensi dapat dilakukan dengan melihat skor inteligensi, yang disebut dengan
Intelligence Quotient. Hal ini perlu dipahami supaya mampu menyikapi terhadap
klasifikasi tersebut.
Distribusi IQ untuk Kelompok Standarisasi Tes Binet Tahun 1937

IQ Persentase Klasifikasi
160 - 169 0.03
150 159 0.20 Sangat superior
140 149 1.10

130 139 3.10


Superior
120 129 8.20

110 119 18.10 Rata-rata tinggi

100 109 23.50 Rata-rata/normal


90 99 23.00

80 89 14.50 Rata-rata rendah

70 79 5.60 Batas lemah

60 69 2.00
50 59 0.40
Lemah mental
40 49 0.20
30 - 39 0.03
Garrison & Magoon (Azwar, 2010/h.59)

Distribusi Persentase IQ untuk


Sampel Standarisasi WAIS-R Tahun 1981

Persentase
IQ Klasifikasi
Teoritis Sampel
> 130 2.2 2.6 Sangat superior
120 129 6.7 6.9 Superior
110 119 16.1 16.6 Di atas rata-rata
90 - 109 50.0 49.1 Rata-rata
80 89 16.1 16.1 Di bawah rata-rata
70 79 6.7 6.4 Batas lemah
69 < 2.2 2.37 Lemah mental
Groth-Marnat (Azwar, 2010/h.61)

Distribusi Normal Tingkat Kecerdasan


144

Menurut Terman
IQ (Intelligence Persentasi Populasi
Quotient/Tingkat Kecerdasan) Deskripsi Verbal dalam Setiap
Kelompok
180 ke atas Genius 1
140 170 Gifted
130 139 Sangat superior 3
120 129 Superior 8
110 119 Pandai 18
90 109 Normal 46
80 - 89 Bodoh 15
70 - 79 Inferior 6
50 69 Moron 2
20 - 49 Embicile
0 - 19 Debil 1
Sumber : Sobur, 2011/h.170

Refleksi : klasifikasi inteligensi


Berdasarkan macam-macam klasifikasi diatas, maka
kesan apa yang muncul dalam diri saudara?
.
.
.
.
.
.

Tuliskan pengalaman saudara saat menerima skor inteligensi, dan saat saudara
melihat klasifikasi tersebut!
.
.
.
.
.
.

Apa tanggapan saudara saat saudara mengetahui skor IQ teman saudara (yang
saudara anggap tidak terlalu menonjol dalam pendidikan) ternyata memiliki skor IQ
yang lebih tinggi dari saudara?
.
.
.
.
.
.
145

4. Ciri-ciri Perilaku sesuai Tingkatan Skor IQ


Mahmud, 1990; Effendi & Praja, 1993, dalam Sobur, 2011, mengatakan bahwa
perilaku individu dapat mencirikan tingatan skor intelligence quotient-nya. Adapun ciri-
ciri tersebut adalah sebagai berikut:

Genius (IQ : 180 ke atas)


Pada kelompok ini, bakat dan keistimewaannya telah tampak sejak kecil. Misalnya : umur
dua tahun mulai belajar membaca, dan pada umur empat tahun belajar bahasa asing.
Kelompok ini mempunyai kecerdasan yang sangat luar biasa. Walaupun tidak sekolah,
mereka mampu menemukan dan memecahkan suatu masalah. Jumlahnya sangat sedikit,
namun terdapat paa semua ras dan bangsa, semua jenis kelamin, serta dalam semua
tingkatan ekonomi
Contoh : John Stuart Mill (IQ 200); Francis Galton (IQ 200); Goethe (IQ 185). Para
psikolog klinis umumnya berpendapat bahwa mereka akan mengalami problem-problem
khusus dalam perkembangan sosial dan emosinya.

Gifted (IQ 140-179)


Yang termasuk dalam golongan ini ialah mereka yang tidak genius, tetapi menonjol dan
terkenal. Bakatnya sudah tampak sejak kecil dan prestasinya, biasanya, melebihi teman
sekelasnya. Jika dibandingkan dengan orang normal, adjustment-nya terhadap berbagai
problem hidup lebih baik. Sekitar 80 persen di antara mereka ini dapat menyesuaikan
studi di perguruan tinggi dengan prestasi yang memuaskan. Jabatan yang dipegangnya
pun banyak, dan jarang sakit atau meninggal dunia pada usia muda.

Sangat Superior (IQ 130 139)


Kelompok ini termasuk kelompok superior yang berbeda pada tingkat tertinggi dalam
kelompok tersebut. Umumnya, tidak ada perbedaan yang mencolok dengan kelompok
superior.

Superior (IQ 120 129)


Ciri-ciri dari kelompok superior ini, antara lain : lebih cakap dalam membaca, berhitung;
perbendaharaan bahasanya luas, cepat memahami pengertian yang abstrak, dan
mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan orang-orang yang
termasuk kelompok pandai. Demikian pula dengan kesehatan dan ketahannya lebih baik
daripada orang-orang normal.

Pandai (IQ 110 119)


Kelompok ini pada umumnya mampu menyelesaikan pendidikan tingkat universitas atau
perguruan tinggi. Jika bersatu dengan kelompok normal, mereka biasanya merupakan
rapid learner atau giveted yaitu pemimpin dalam kelasnya.

Normal/Rata-rata (IQ 90 109)


Kelompok ini merupakan kelompok yang terbesar persentasenya di antara populasi.
Mereka mempunyai IQ yang sedang, normal atau rata-rata.
146

Bodoh (IQ 80 89)


Pada umumnya kelompk ini agak lambat dalam mencerna pelajaran di sekolah. Meskipun
demikian, mereka dapat menyelesaikan pendidikannya pada tingkat SLTP, namun agak
sulit untuk menyelesaikan pendidikan SLTA.

Inferior (IQ 70 79)


Ini merupakan kelompok tersendiri dari individu-individu terbelakang. Kecakapan pada
umumnya hampir sama dengan kelompok embicile, namun kelompok ini mempunyai
kecakapan tertentu yang melebihi kecerdasannya, misalnya dalam bidang musik.
Mereka yang termasuk kelompok inferior memiliki tingkat kecerdasan di bawah
kelompok normal dan bodoh erta di atas kelompok terbelakang. Kelompok ini bisa
memelihara dirinya sendiri, dan dengan susah payah mereka dapat mengerjakan
sejumlah kecl pekerjaan atau pelajaran sekolah lanjutan pertama, tetapi jarang atau
sukar untuk menyelesaikan kelas terakhir SLTP.

Moron (IQ 50 69)


Moron merupakan problem terbesar masyarakat. Pada masa dewasa moron dianggap
memiliki kecerdasan yang sederajat dengan kecerdasan anak-anak yang berusia 7 sampai
10 tahun. Tingkat inteligensinya bergerak antara 50-70.
Ciri-ciri moron adalah :
1. Di sekolah, mereka jarang bisa mencapai lebih dari kelas lima
2. Sampai pada tingkat tertentu, mereka dapat belajar membaca, menulis, dan
berhitung dalam perhitungan-perhitungan yang sederhana
3. Mereka dapat mempelejari pekerjaan-pekerjaan rutin dan bisa terus menerus
melakukan pekerjaan itu selama tidak emgnalami perubahan-perubahan yang berarti
4. Angka pelanggaran hukum adalah tertinggi di antara gadis-garis yang moron; para
pncuri dan pelacur sering berasal dari golongn moron ini,
5. Mereka juga memiliki dorongan, keinginan dan emosi yang normal, tetapi tidak
mempunyai kecerdasan untuk mengontrol atau meramalkan akibat-akibat
perbuatannya.

Embicile (IQ 20 49)


Seperti halnya idiot, mereka yang embicile juga perlu ditempatkan dalam lembaga.
Sebab, di dalam inilah mereka akan belajar berbicara, makan sendiri dan berpakaian
sendiri, menyapu, memelihara kebun, serta keterampilan sederhana lainnya. Sebagian
terbesar dari mereka ditempatkan di lembaga lewat pengadilan. Itulah sebabnya para
psikolog berpendapat bahwa anak-anak semacam itu, sebaiknya tidak ditempatkan di
sekolah-sekolah, tetapi di lembaga-lembaga, sebelum potensi kejahatannya berkembang.
Ciri-ciri umum embicile, di antaranya :
1. Tidak dapat di didik di sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak normal
2. Walaupun dapat mengurus dirinya sendiri, mereka masih memerlukan pengawasan
yang teliti dan memerlukan kesabaran
3. Pada waktu bayi, mereka sangat tidak responsif dan apatis sekali
4. Mereka umumnya baru bisa berjalan sendiri pada umur tiga atau empat tahun, dan
baru pada umur lima tahun mereka berbicara
147

5. Kebiasaan makan dan keberhasilannya terbelakang tiga sampai empat tahun


6. Mereka dapat diajari mengenai bahaya, seperti bahaya api, bahaya tenggelam di air
yang dalam dan sebagainya.

Idiot (IQ 0 19)


Idiot (idiocy) adalah suatu istilah yuridis dan paedagogis, yang diperuntukkan bagi
mereka yang lemah pikiran tingkat paling rendah.
Menurut para ahli, kira-kira sekali pada setiap dua ribu kelahiran, terjadi idiocy. Semua
bentuk idiocy perlu dilembagakan, dirawat oleh para dokter dan pekerja-pekerja sosial.
Sebab, apabila dipelihara di rumah, ia merupakan beban yang tidak ringan, baik bagi
orangtuanya maupun bagi anggota keluarga.
Ciri-ciri umum idiocy, antara lain :
1. Fisiknya lemah, tidak tahan terhadap penyakit, dan tidak mengenal bahaya; karena
itu, orang-orang semacam ini umurnya tidak panjang.
2. Beberapa idiot dapat belajar berjalan, tetapi pada umumnya mereka tidak mampu
danharus tetap tinggal berbaring selama hidupnya.
3. Tidak mengenal rasa senang dan rasa sakit
4. Tidak bisa berbicara dan hanya mengenal beberapa kata saja
5. Tidak mampu mengurus diri sendiri, sehingga mereka harus dibantu dalam hal
mandi, berpakaian dan buang air, meskipun menurut umurnya sudah dewasa
6. Ada yang garang dan bersifat destruktif, baik terhadap dirinya sendiri maupun
terhadap sekelilingnya.

Cacat Mental (Mentaly Dificient/Feeble Minded)


Mereka yang IQ0nya di bawah 70 disebut cacat mental atau lemah pikiran (feeble
minded). Mereka ini menderita amentia atau kurang pikiran. Yang termasuk dalam
kategori cacat mental atau lemah pikiran adalah tingkat-tingkat; idiot, embisil dan moron
(debil)
Ciri-ciri umum dair orang yang cacat mental, adalah :
1. tidak dapat mengurus dan memenuhi kebutuhannya sendiri
2. kelambatan mental sejak lahir
3. kelambatan dalam kematangan
4. pada dasarnya tidak dapat diobati

B. Kesimpulan
Banyak ahli memberikan pandangan tentang inteligensi. Ada beberapa ahli yang
memiliki kesamaan pandangan tentang inteligensi, namun tidak sedikit ahli yang
memiliki pandangan yang berbeda tentang inteligensi. Ada beberapa ahli yang lebih
menekankan inteligensi sebagai kemampuan yang sifatnya umum, namun tidak
sedikit juga yang menekankan inteligensi sebagai kemampuan yang sifatnya khusus.
Ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan inteligensi, yaitu
a. faktor bawaan
b. faktor lingkungan
Beberapa ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang klasifikasi inteligensi.
Dalam hal ini inteligensi dimunculkan dalam bentuk skor IQ.
148

C. Daftar Pustaka
Azwar, Syaifuddin. (2010). Pengantar Psikologi Inteligensi. Penerbit : Pustaka Pelajar,
Yogyakarta

Sobur, Alex. (2011). Psikologi Umum. Dalam Lintasan Sejarah. Penerbit : CV. Pustaka Setia,
Bandung
149

D. Latihan (1)

1 2 3
Unduhlah ketiga film tersebut.
Berdasarkan ketiga film tersebut
1. identifikasi tingkatan inteligensi untuk individu yang ada di film pertama
2. identifikasi tingkatan inteligensi untuk individu yang ada di film kedua
3. identifikasi tingkatan inteligensi untuk individu yang ada di film ketiga

Berdasarkan jawaban di atas, identifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi


pada:
1. individu yang ada di film pertama
2. individu yang ada di film kedua
3. individu yang ada di film ketiga

Berdasarkan jawabn di atas, maka susunlah kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan


pengalaman dan pengetahuan tentang:
1. Perilaku pertanggung jawab
2. Perilaku disiplin
3. Perilaku sopan santun

D. Latihan (2)
150

1 2 3
Unduhlah ketiga film tersebut.
Berdasarkan ketiga film tersebut:
1. Identifikasi usia individu yang ada pada film pertama
2. Identifikasi usia individu yang ada pada film kedua
3. Identifikasi usia individu yang ada pada film ketiga

Berdasarkan jawaban di atas, maka:


1. identifikasi tingkatan inteligensi untuk individu yang ada di film pertama
2. identifikasi tingkatan inteligensi untuk individu yang ada di film kedua
3. identifikasi tingkatan inteligensi untuk individu yang ada di film ketiga

Berdasarkan jawaban di atas, identifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada:


1. individu yang ada di film pertama
2. individu yang ada di film kedua
3. individu yang ada di film ketiga

Berdasarkan jawaban di atas, buatlah kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan


kesempatan kepada mereka, untuk berkembang sesuai dengan usianya.

Anda mungkin juga menyukai