Tugas Etika Profesi Lingkungan
Tugas Etika Profesi Lingkungan
1. Pengertian
a. Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut
keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.
Keahlian yang diperoleh dari lembaga pendidikan khusus diperuntukkan untuk itu dengan
kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan. Seseorang yang menekuni suatu profesi
tertentu disebut professional, sedangkan professional sendiri mempunyai makna yang
mengacu kepada sebutan orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang
penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya.
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari profesi, yaitu :
b. Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu
di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Kata etik (atau etika) berasal dari kata
ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Menurut Martin
(1993), etika didefinisikan sebagai the discipline which can act as the performance index or
reference for our control system. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self
control, atau dengan kata lain etika adalah Standar yang menentukan apakah suatu
perbuatan baik atau buruk. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etika diartikan
sebagai sebuah bidang ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan apa yang buruk,
serta hak dan kewajiban moral (akhlak).
c. Etiket
Etiket berasal dari Bahasa Perancis etiquette yang artinya adalah sopan santun.
Terdapat beberapa definisi dari kata etiket, seperti Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), etiket didefinisikan sebagai tata cara (adat, sopan santun, dan lain sebagainya dalam
rangka memelihara hubungan yang baik di antara sesama manusia dalam sebuah lingkungan
masyarakat.
Jakarta - Hari ini Komisi Pemberantasan Korupsi memeriksa Dana Kartakusuma, staf
ahli Menteri Lingkungan Hidup dalam kaitannya dengan kasus dugaan suap Adipura
untuk kota Bekasi. Dana mengatakan, Menteri LH Gusti Muhammad Hatta turut
memutuskan pemenang penghargaan Adipura.
"Pemenang diputuskan oleh pimpinan. Pimpinan itu terdiri dari menteri dan jajaran
eselon satu" ujar Dana kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan di kantor KPK,
Kamis (20\/1\/2011).
Dana mengatakan, sebelum ditentukan secara final oleh pimpinan panitia penghargaan
Adipura, penilaian dilakukan oleh tim penilai yang bekerja sampai turun langsung ke
lapangan. Dari berkas penilaian awal tersebut kemudian disaring dan dibawa ke
pimpinan.
"Ditentukan oleh tim dan diputuskan oleh pimpinan. a itu sudah sesuai prosedur," papar
Dana.
Namun Dana mengaku tidak tahu menahu mengenai suap pada pemenangan Adipura
untuk Kota Bekasi pada tahun 2010. "Silakan tanyakan kepada yang diduga menerima
dan memberi suap," ujarnya.
Sebelumnya, terkait pengembangan penyidikan, pada Kamis (13\/1\/2011) pekan lalu,
penyidik KPK juga telah melakukan penggeledahan di kantor Kementerian LH. Dalam
penggeledahan itu penyidik KPK memeriksa sejumlah ruangan, salah satunya ruang
Menteri LH, Gusti Muhammad Hatta.
Dalam penggeledahan, KPK menyita sejumlah dokumen dan komputer. Barang yang
disita diduga terkait dengan penyidikan kasus dugaan suap Mochtar untuk memperoleh
penghargaan Adipura.
Dalam kasus ini KPK telah menetapkan Walikota Bekasi, Mochtar Mohammad sebagai
tersangka. Mochtar ditetapkan sebagai tersangka terkait upaya penyuapan dalam
pengurusan penghargaan Adipura Kota Bekasi tahun 2010, penyuapan terkait
pengesahan APBD tahun anggaran 2010 dan pengeloaan serta pertanggungjawaban
APBD Kota Bekasi 2009.
Mochtar memerintahkan pada anak buahnya, seperti camat dan jajaran SKPD agar
berpartisipasi memberikan kontribusi dana untuk pengurusan pemenangan Adipura.
Di samping itu, Mochtar diduga telah melakukan korupsi dalam pengelolaan APBD.
Surat perintah penyidikan Mochtar diteken oleh Pimpinan KPK Haryono Umar. Mochtar
sendiri sudah langsung dicegah berpergian ke luar negeri. Pasal yang disangkakan
adalah Pasal 2 ayat 1 atau Pasal 3 atau Pasal 5 ayat 1 atau Pasal 12 huruf e UU
Pemberantasan Korupsi.
Sumber : http://news.detik.com/berita/d-1550837/staf-menteri-lh-menteri-turut-putuskan-
pemenang-adipura
Uraian Kasus
Melihat kasus dalam berita tersebut terdapat pelanggaran etika profesi sebagai ahli
lingkungan. Dalam berita tersebut terdapat indikasi penyuapan terkait dengan suap pada
pemenangan Adipura. Dinas Lingkungan Hidup disinyalir menerima suap guna
memuluskan suap pada pemenangan Adipura kota Bekasi. Kasus ini memuat dua buah
pelanggaran yaitu berupa pelanggaran Etika dan Etiket sebagai ahli lingkungan, akan
tetapi yang bernilai hukum adalah pelanggaran Etika karena dalam kasus ini melanggar
norma norma atau aturan yang berlaku. Faktor pelanggaran etika pada kasus ini
disebabkan kebutuhan individu dalam bidang ekonomi yaitu berupa tindak pidana
penyuapan. Pelanggaran etika pada kasus ini dapat diselesaikan dengan jalur hukum atau
menyerahkan kasus kepada pihak berwajib. Sedangkan pelanggaran etiket yang terjadi
berupa seorang bupati sudah menyalah gunakan jabatannya pada anak buahnya, seperti
camat dan jajaran SKPD agar berpartisipasi memberikan kontribusi dana untuk
pengurusan pemenangan Adipura. Sanksi yang dapat diberikan berupa sangsi sosial.