Anda di halaman 1dari 12

UNTA SEBAGAI MOBIL PRIMITIF DARI GURUN SAHARA

Disusun oleh
Yusliha Fitria Firdaus
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang, Jl. Surabaya 6 Kota Malang
yusliha@ymail.com

ABSTRAK

Hanya beberapa makhluk hidup yang mampu beradaptasi dan bertahan hidup di gurun pasir,
salah satunya adalah unta. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
memperkenalkan kemampuan unta beradaptasi dengan baik di daerah gurun pasir,
menjelaskan sistem pencernaan untaa, sistem peredaran darah unta, menjelaskan sistem
pernafasan unta, dan sistem rangka dan sistem otot unta. Dapat disimpulkan bahwa bentuk
adaptasi unta adalah berupa morfologi dan anatomi tubuh yang telah terancang
khusus sehingga memungkinkan unta untuk hidup di daerah gurun pasir.

Kata kunci : adaptasi, anatomi, morfologi, organ, unta.

Gurun pasir adalah medan yang sulit bagi semua makhluk hidup. Hanya beberapa
makhluk hidup yang mampu beradaptasi dan bertahan hidup di gurun pasir. Demikian
pula dengan kendaraan, sebuah kendaraan perlu dirancang khusus untuk dapat bertahan
dalam kondisi gurun pasir. Sandrail adalah salah satu kendaraan bermotor kelas ringan
yang diproduksi khusus untuk dikendarai di gurun pasir. Kendaraan ini memiliki roda
depan untuk meloncat ke udara dan roda belakang berpedal khusus. Hal tersebut
memungkinkan kendaraan ini untuk meluncur jauh di atas gurun pasir tanpa tergelincir
atau terjebak ke dalam pasir.
Badan dari kendaraan ini berupa kerangka berbentuk menyerupai tabung yang
digabungkan dengan kerangka pengaman dan biasanya dirancang tanpa pintu, jendela,
atau badan kendaraan yang utuh pada umumnya. Mesin kendaraan ini diproduksi oleh
Volkswagen dengan performa kekuatan 24 sampai tujuh ratus ekor kuda dan biasanya
terletak di dekat roda kendaraan. Kendaraan ini menggunakan bahan bakar aditif yang
biasanya dipergunakan pada kendaraan dalam pertandingan adu kecepatan.
Sedemikian rumitnya desain kendaraan yang digunakan untuk berkendara di
gurun pasir tersebut ternyata sudah teringkas dengan rapi dalam tubuh seekor bianatang
jinak primadona gurun pasir, yakni unta. Roda roda pada sandrail diibaratkan sebagai
kaki kaki unta. Keduanya dirancang untuk berjalan di atas gurun pasir tanpa tergelincir
atau terjerembab. Segala kerangka badan dan mesin sandrail diibaratkan sebagai anatomi
tubuh unta, sedangkan bahan bakar aditif yang dipergunakan pada sandrail diibaratkan
sebagai makanan unta, yakni rerumputan dan tumbuh-tumbuhan gurun serta air. Dari
perbandingan antara sandrail dengan unta tersebut, kita akan dapat lebih mudah
mengetahui dan memahami bagian bagian tubuh unta beserta anatomi dan fungsi
fungsinya serta bagaimana cara unta dapat beradaptasi dengan baik di daerah gurun pasir.
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah 1) memperkenalkan
kemampuan unta beradaptasi dengan baik di daerah gurun pasir, 2) menjelaskan sistem
pencernaan yang dimiliki oleh unta, 3) menjelaskan sistem peredaran darah yang dimiliki
oleh unta, 4) menjelaskan sistem pernafasan yang dimiliki oleh unta, 5) menjelaskan
sistem rangka dan sistem otot yang dimiliki oleh unta. Manfaat yang dapat diperoleh dari
makalah ini adalah 1) pembaca dapat mengetahui bahwa unta adalah hewan yang
istimewa karena memiliki kelebihan kelebihan yang tidak dimiliki oleh hewan lain
dalam hal beardaptasi di daerah gurun pasir, 2) membaca dapat mengetahui organ organ
pada sistem pencernaan unta dan bagaimana unta mencerna makanannya sehingga dapat
bertahan hidup di daerah gurun pasir, 3) pembaca dapat mengetahui organ organ sistem
peredaran darah unta dan bagaimana proses sirkulasi darah dalam tubuh unta sehingga
dapat bertahan hidup di daerah gurun pasir, 4) pembaca dapat mengetahui organ organ
sistem pernafasan unta dan bagaimana proses respirasi unta sehingga dapat bertahan
hidup di daerah gurun pasir, 5) pembaca dapat mengetahui anatomi rangka dan otot unta.

PEMBAHASAN
Unta adalah spesies hewan berkuku genap dari genus Camelus. Dari genus Camelus
tersebut terdapat dua spesies unta, yaitu Camelus bactrianus atau unta baktria dan
Camelus dromedarius atau unta dromedari.

Gambar 1 Unta Baktria


Gambar 2 Unta Dromedari

Unta mampu beradaptasi dengan baik di daerah gurun pasir yang merupakan area
hidup yang berat bagi makhluk hidup pada umumnya dan berikut ini dijelaskan
bagaimana unta mampu beradaptasi dengan baik di daerah gurun.

Kemampuan Unta Beradaptasi Dengan Baik Dengan Lingkunganya


Hewan ini mampu beradaptasi dan bertahan hidup di gurun pasir yang gersang,
bahkan ketika dalam keadaan kekurangan air. Saat unta minum, ia mampu meminum air
sebanyak sepertiga berat tubuhnya dalam sepuluh menit. Lalu akan disimpan dalam
bentuk lemak di punuknya yang dapat mencapai berat hingga empat puluh kilogram.
Sementara itu, struktur mulut unta yang berdaging tebal memungkinkannya untuk
memakan tumbuh-tumbuhan yang kering dan berduri. Unta tidak mudah terperosok
kedalam pasir walaupun membawa beban ratusan kilogram karena memiliki telapak kaki
yang lebar sehingga mampu menahan tubuhnya. Selain itu, kulit yang tebal pada telapak
tersebut dan bentuk kaki unta yang panjang juga bekerja dengan baik untuk membantu
menjaga suhu tubuh mereka tetap dingin. Dengan menjaga bagian utama tubuh mereka
pada posisi yang lebih tinggi akan melindungi mereka dari radiasi panas pasir di gurun.
Untuk menahan sengatan matahari pada siang hari dan suhu yang sangat dingin di
malam hari, unta memiliki rambut tubuh yang lebat dan tebal serta lapisan kulit
pelindung yang cukup tebal. Mata unta memiliki bulu mata yang tersusun menjadi dua
lapisan. Lapisan bulu mata ini membentuk sebuah perangkap yang mampu melindungi
mata unta dari badai pasir yang ganas. Di samping itu, unta dapat menutup hidungnya
sehingga mencegah masuknya pasir ke dalam hidung.

Gambar 3 Mata dan Bulu Mata Unta

Sistem Pencernaan Pada Unta


Pengenalan Sistem Pencernaan Unta
Muslim dkk (2014:25) mendifinisikan pencernaan adalah rangkaian proses
perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan makanan selama berada di dalam alat
pencernaan. Proses pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih kompleks
dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya. Berkaitan dengan kutipan
tersebut, unta merupakan hewan yang termasuk ke dalam kelompok ruminansia.
Lambung hewan ini tidak hanya memiliki satu ruang (monogastrik) tetapi lebih dari satu
ruang (poligastrik, berperut banyak). Saluran pencernaan terbentang dari mulut sampai
dengan anus, yaitu mulut, esofagus, lambung (rumen, retikulum dan abomasum), usus
halus, usus besar, dan anus.

Organ Pencernaan
Mulut

Gambar 4 Anatomi Struktur Susunan Gigi dan Rahang Unta


Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia tampak pada struktur
gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah
bagian tumbuhan yang sulit dicerna, terutama penyusun dinding sel tumbuhan yang
terdiri atas 50% selulosa. Susunan gigi unta adalah sebagai berikut.
1) Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan
seperti rumput.
2) Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lebar.
3) Rahang yang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
Mulut merupakan bagian saluran pencernaan yang pertama. Di dalam mulut terjadi
pencernaan secara mekanik yaitu dengan jalan mastikasi bertujuan untuk memecah pakan
agar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan menggunakan lidah sebagai alat
pengecap dan mulut sebagai prehensi. Makanan hasil pengunyahan tersebut dicampurkan
dengan saliva yang mengandung enzim amilase yang mengubah pati menjadi maltosa
agar mudah ditelan. Unta memiliki bibir yang sangat kuat dan mirip karet yang
menjadikannya mampu memakan duri yang cukup tajam.

Gambar 5 Morfologi Mulut Unta

Esofagus
Esofagus berfungsi sebagai penyalur bolus atau gumpalan makanan ke lambung melalui
gerakan peristaltik. Pada kerongkongan terdapat kelenjar sekretoris dan tersusun oleh otot
longitudinal dan sirkuler.

Perut
Peter Langer menjelaskan pada table dalam jurnalnya bahwa lambung unta dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu ruminoretikulum yang berkapasitas 89% dari seluruh lambung,
tubiform forestomach yang berkapasitas 9%, dan hind stomach yang berkapasitas 2%
(1984:616-617). Makanan dari kerongkongan akan masuk ke dalam rumen, lalu terjadi
pencernaan protein, polisakarida dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang
dihasilkan oleh bakteri dan protozoa yang terdapat di dalam rumen tersebut.
Dari rumen makanan akan diteruskan ke retikulum dan dibentuk menjadi gumpalan-
gumpalan yang masih kasar (bolus). Bolus tersebut akan dimuntahkan kembali ke dalam
mulut pada saat regurgitasi, dari mulut makanan akan ditelan kembali menuju retikulum
dan diteruskan ke obamasum, kemudian ke usus halus hingga dikeluarkan melalui anus.

Usus Halus
Usus halus terdiri dari duodenum, jejenum dan illeum. Proses absorpsi yang terjadi
pada usus halus berlangsung melalui vili-vili (jonjot usus), dimana asam lambung
dinetralisir dan enzim-enzim dari hati dan pankreas dicampur dengan makanan. Enzim ini
penting untuk mencerna dan menyerap karbohidrat, protein, lemak dan vitamin.
Kemudian 90% fruktosa, protein, dan sari-sari makanan lain akan diserap, namun
selulosa, hampir semua jenis gula dan sari-sari makanan serta protein berlebih yang tidak
dapat dicerna dengan baik akan disingkirkan.

Usus besar
Usus besar terdiri dari beberapa bagian, yaitu sekum, kolon dan rektum. sekum atau
usus buntu akan berkontraksi dan memaksa material yang ada di dalamnya untuk kembali
ke usus besar setiap 3 sampai 8 jam, dimana sisa-sisa tersebut akan dilapisi oleh lendir
dan berpindah ke anus. Sekum berbentuk seperti kantung berwarna hijau tua keabuabuan.
Dalam sekum makanan disimpan dalam waktu sementara.
Kolon mempunyai ukuran yang lebih besar dari pada usus halus. Disini juga terjadi
proses fermentasi dan absorbsi air dan elektrolit secara intensif. Feses merupakan sisa
makanan yang tidak tercerna dan keluar melalui anus. Kendatipun unta berpunuk mampu
menghabiskan 30-50 kg makanan dalam satu hari, dalam situasi yang sulit binatang ini
mampu hidup selama satu bulan dengan hanya mengkonsumsi makanan 2 kg rumput per
hari.

Unta Sebagai Pengguna Air yang Efisien


Dalam waktu sekitar 10 menit, unta mampu meminum air hingga 130 liter, yaitu
sekitar sepertiga berat tubuhnya. Di samping itu, unta memiliki struktur berlendir dalam
hidungnya dengan ukuran seratus kali lebih besar dari yang ada pada manusia. Hal ini
memungkinkan unta mendapatkan 66% uap air yang terkandung dalam udara.
Keberadaan punuk merupakan keuntungan tersendiri bagi unta. Punuk unta
menyimpan lemak khusus yang pada suatu saat bisa diubah menjadi air dengan bantuan
oksigen saat respirasi. Satu gram lemak yang ada pada punuk unta bisa diubah menjadi
satu gram air, maka penyimpanan lemak hanya pada satu tempat ini mencegah
pengeluaran air dari keseluruhan tubuh unta. Hal ini memungkinkan unta menggunakan
sesedikit mungkin air.
Tubuh unta dapat bertahan hingga pada suhu 41 derajat celsius. Lebih dari itu, unta
mulai berkeringat. Penguapan dari keringat terjadi hanya pada kulitnya, bukan pada
rambutnya. Dengan cara pendinginan yang efisien itu, unta mampu menghemat air cukup
banyak. Ginjal dan usus mereka sangat efisien dalam menyaring air. Urin yang mereka
keluarkan sangat sedikit mengandung air, sehingga urin mereka akan berwarna pucat dan
kental. Kotoran yang mereka keluarkan hampir sepenuhnya kering, bahkan bisa langsung
dibakar sebagai bahan bakar untuk membuat api ketika dikeluarkan.

Sistem Peredaran Darah Pada Unta

Terdapat enzim albumin pada darah unta yang membantu daya tahan unta terhadap
rasa haus. Enzim ini terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan pada
makhluk hidup yang lain. Ketika mereka membutuhkan air, tubuh mereka pertama-tama
akan mendapatkan air dari seluruh bagian cairan tubuh mereka kecuali dari aliran darah.
Hal ini memungkinkan tekanan darah tetap terjaga dan darah mereka dapat terus mengalir
secara normal, bahkan ketika mereka sedang mengalami dehidrasi. Sel darah mereka
berbentuk oval memanjang, dan bukan bulat seperti pada mamalia lainnya.

Gambar 7 Sel Darah Unta


Hal ini memungkinkan sel darah untuk mengalir lebih bebas ketika Unta mengalami
dehidrasi. Sel-sel darah pada unta juga mampu mengatasi perubahan ekstrim pada tingkat
konsentrasi garam tubuh dan air tanpa mengalami pecah. Sehingga unta memiliki
kemampuan untuk menyimpan cadangan air yang lebih besar di dalam aliran darah
mereka.
Unta mampu bertahan dengan kehilangan massa sekitar 20%-25% selama
berkeringat. Mayoritas makhluk hidup hanya mampu bertahan hingga kehilangan massa
sekitar 3%-4% sebelum terjadi gagal jantung akibat mengentalnya darah. Dalam hal ini,
unta memiliki sistem imunitas yang cukup unik. Semua mamalia memiliki antibodi
berbentuk huruf Y dengan dua rantai panjang dan dua rantai pendek di setiap ujung dari
Y tersebut, tapi unta hanya memiliki dua rantai panjang yang menjadikannya berbentuk
lebih kecil sehingga mengurangi kemungkinan darah akan mengental.
Sementara itu, bentuk jantung dan peredaran darah unta sama seperti bentuk jantung
dan peredaran darah mamalia pada umunya. Jantung unta terbagi menjadi empat ruang,
yaitu atrium dekster (serambi kanan), atrium sinister (serambi kiri), ventrikel dekster
(bilik kanan), dan ventrikel sinister (bilik kiri).

Gambar 8 Skema Jantung Unta


Sistem Pernafasan Pada Unta

Unta termasuk ke dalam kelompok hewan mamalia, dimana sistem dan mekanisme
pernapasannya sama dengan manusia. Alat-alat atau organ organ pernapasannya terdiri
atas hidung, batang tenggorokan, dan paru-paru. Pada paru-paru terdapat gelembung
paru-paru (aveolus) yang berdinding tipis dan terdiri atas satu lapis sel. Dinding
alveolus berimpitan dengan dinding pembuluh kapiler darah yang juga terdiri atas satu
lapis sel. Oksigen masuk ke dalam kapiler darah dan karbon dioksida keluar dari kapiler
darah melalui proses difusi.
Ketika mencoba untuk mengurangi hilangnya air dari tubuh, unta menurunkan suhu
udara yang dihembuskan dan menangkap uap air dari udara. Unta yang dehidrasi
memiliki bagian lubang hidung yang bersifat higroskopik, oleh karena itu dinding-
dinding permukaan dalam hidung akan menyerap uap air dari udara.

Sistem Rangka Dan Sistem Otot Pada Unta

Sistem Rangka Unta

Fungsi rangka tubuh unta sama dengan fungsi rangka tubuh mamalia pada umumnya
yaitu menegakkan atau menopang berdirinya tubuh, memberi bentuk tubuh; tanpa rangka
tubuh kita tidak memiliki bentuk, melindungi organ-organ tubuh yang penting dan lunak
seperti otak , jantung, paru-paru, dan mata, tempat melekatnya otot-otot rangka, dan
tempat pembentukan sel-sel darah merah.

Gambar 11 Anatomi Rangka Unta


Sistem Otot Unta

Gambar 12 Anatomi Sistem Otot Unta

Begitu pula dengan sistem otot unta, tidak berbeda dengan sistem otot mamalia
pada umumnya. Sistem otot unta tersusun atas tiga macam otot sebagai berikut.

Otot Kerangka/Otot Lurik


Otot kerangka atau disebut juga otot lurik adalah otot yang melekat pada kerangka.
Jika dilihat dari samping, serabut otot ini memperlihatkan suatu pola serat melintang atau
bergaris. Irisan melintang otot ini memperlihatkan beribu-ribu serabut otot. Serabut-
serabut itu tersusun dalam berkas-berkas yang sejajar, dan terikat sesamanya oleh
jaringan penyambung yang dilalui oleh pembuluh darah dan saraf. Kontraksi otot rangka
cepat, kuat, dan disadari.

Otot Polos
Sel otot polos memiliki bentuk memanjang dengan kedua ujungnya yang runcing
dan nukleus terletak di tengah sel otot. Serat miofibril pada otot polos bersifat homogen
dan lebih kecil dari serabut otot lurik. Otot polos terdapat pada dinding pembuluh darah,
dinding saluran pencernaan, paru-paru, dan ovarium. Otot ini bersifat lambat bereaksi
dalam menerima rangsang, tetapi tahan terhadap kelelahan, dan bekerja di bawah
pengaruh saraf tak sadar.
Otot Jantung
Otot jantung dijumpai hanya pada dinding jantung. Struktur otot jantung menyerupai otot
lurik, tetapi nukleus terletak di tengah sel dan memiliki percabangan. Setiap percabangan
pada otot jantung terdapat jaringan pengikat yang disebut discus interkalaris. Otot jantung
bekerja di bawah pengaruh saraf tidak sadar, cepat bereaksi terhadap rangsangan, dan
tahan terhadap kelelahan.

Hal istimewa yang dimiliki unta adalah pada kakinya. Kaki unta tersusun oleh
rangka dan otot yang sangat kuat sehingga memungkinkan mereka untuk membawa
beban sampai 1000 pound. Mereka juga bisa berjalan 100 mil per hari dan berlari di 12
mil per jam.Unta tidak mudah terperosok kedalam pasir walaupun membawa beban
ratusan kilogram karena memiliki telapak kaki yang lebar sehingga mampu menahan
tubuhnya.

Kesimpulan

Unta dalah hewan yang istimewa karena mampu beradaptasi dengan baik untuk
hidup di daerah gurun pasir yang tandus.Bentuk adaptasi tersebut baik berupa morfologi
tubuh, seperti bentuk mulut dan struktur rahang, memiliki punuk, rambut yang lebat, kulit
yang tebal, dan kaki yang besar dan kuat, maupun adaptasi berupa anatomi tubuh seperti
struktur gigi, sistem pencernaan yang khusus, sistem peredaran darah, sistem pernafasan,
dan sistem rangka dan otot yang telah terancang khusus sehingga memungkinkan unta
untuk hidup di daerah gurun pasir.

Daftar Rujukan
Hilderbrand, Milton.1983.Analisa Struktur vertebrata Jilid 1.Tatang
Djuhanda.ARMICO.Bandung

Hilderbrand, Milton.1984.Analisa Struktur vertebrata Jilid 2.Tatang


Djuhanda.ARMICO.Bandung

Langer, Peter.1984.Comparative Anatomy of The Stomach in Mammalian


Herbivores.Quarterly Journal of Experimental Physiology.11:616-617

Linzey, Donald.2001.Vertebrate Biology.Singapore.Mc Graw Hill


Muslim, G dkk.2014.Aktivitas Proporsi Berbagai Cairan Rumen dalam Mengatasi
Tannin dengan Tehnik In Vitro.Jurnal Peternakan Sriwijaya.12:25

Wolf G., Ronald.1991.Functional Chordate Anatomy.USA.DC Health and Company

Anda mungkin juga menyukai