Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
NRP 1014040009
Kelompok 9
1. Luas Permukaan
4. Tekanan
aA + bB cC + dD
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.1)
r = k [A]m.[B]n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . (2.2)
2.3 Kemolaran
Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya
mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol
(n) zat terlarut dibagi volume (V) larutan. Kemolaran dapat dicari dengan
rumus-rumus berikut, tergantung pada soal :
M= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)
M = gr/mr x 1000/mL
M = gr/mr x L
M = (% x x 10 ) x 1/M
Keterangan :
Reaksi berorde nol artinya laju reaksi tidak dipngaruhi oleh perubahn
konsentrasi reaktan.
Gambar 1. Grafik Orde Nol
.(2.5)
.(2.6)
Persamaan reaksi orde satu merupakan persamaam linier berarti laju reaksi
berbanding lurus terhadap konsentrasinya pereaksinya. Jika konsentrasi
pereaksinya dinaikkan misalnya 4 kali, maka laju reaksi akan mejadi 41 atau
4 kali lebih besar.
.(2.7)
Apabila suatu reaksi berorde dua terhadap suatu pereaksi berarti laju reaksi
itu berubah secara kuadrat terhadap perubahan konsentrasinya. Apabila
konsentrasi zat A dinaikkan misalnya 2 kali, maka laju reaksi akan menjadi
22 atau 4 kali lebih besar.
IV. TINJAUAN K3
1. Lakukan percobaan dengan prosedur yang benar.
2. Pelajari MSDS H dan Na2S2O3. Tulis bahaya yang dimiliki bahan, APD,
pertolongan pertama, serta cara menanggulangi kebocoran dan tumpahan.
V. ALAT
1. Labu Erlenmeyer 250 ml : 5 buah
2. Pipet ukur 5 ml : 1 buah
3. Karet penghisap : 1 buah
4. Labu ukur 100 mL : 1 buah
5. Gelas beker 100 mL : 2 buah
6. Gelas ukur 25 mL : 1 buah
7. Timbangan elektrik
8. Kertas HVS A4, setengah halaman
9. Stopwatch
10. pH meter
VI. BAHAN
1. Natrium tiosulfat
2. HCl
3. Aquades
Laju
No Larutan NaS2O3 Larutan HCl Waktu, Reaksi
. (s) 1/t
NaS2O 3 Aquades Konsentrasi, HCl asal aquades Konsentrasi
(ml) (ml) mol/l (ml) (ml) mol/l
1000
M = X
3,02 1000
= X
158 200
= 0,09 M
Konsentrasi HCl
pH = - log [H+]
0,5 = - log [H+]
[H+] = 10 0,5
[H+] = 0,316 M
Untuk perhitungan data pada table
Larutan Na2S2O3
Data yang digunakan untuk menghitung konsentrasi
larutan Na2S2O3 pada tabel merupakan perhitungan konsentrasi
setelah pengenceran larutan Na2S2O3 asal sebagai M1 yang
sebelumnya telah di hitung pada cara kerja 1 dengan volume yang
berbeda pada setiap percobaan. Perhitungan datanya sebagai
berikut :
1. M1.V1 = M2.V2
0,09 x 20 = M2 x 40
0,048 = M2
2. M1.V1 = M2.V2
0,09 x 25 = M2 x 40
0,059 = M2
3. M1.V1 = M2.V2
0,09 x 30 = M2 x 40
0,071 = M2
4. M1.V1 = M2.V2
0,09 x 20 = M2 x 40
0,048 = M2
5. M1.V1 = M2.V2
0,09 x 25 = M2 x 40
0,059 = M2
6. M1.V1 = M2.V2
0,09 x 25 = M2 x 40
0,059 = M2
7. M1.V1 = M2.V2
0,09 x 25 = M2 x 40
0,059 = M2
8. M1V1 = M2.V2
0,09 x 15 = M2 x 40
0,036 = M2
Larutan HCl
Data yang digunakan untuk menghitung konsentrasi
larutan HCl pada tabel merupakan perhitungan konsentrasi HCl
menggunakan Ph yang sebelumnya telah di hitung pada cara kerja
(sebagai M1) dengan volume yang berbeda pada setiap percobaan.
Perhitungan datanya sebagai berikut :
1. M1.V1 = M2.V2
0,316 x 10 = M2 x 30
M2 = 0,105
2. M1.V1 = M2.V2
0,316 x 10 = M2 x 30
M2 = 0,105
3. M1.V1 = M2.V2
0,316 x 10 = M2 x 30
M2 = 0,105
4. M1.V1 = M2.V2
0,316 x 5 = M2 x 30
M2 = 0,053
5. M1V1 = M2V2
0,316 x 5 = M2 x 30
M2 = 0,053
6. M1V1 = M2V2
0,316 x 15 = M2 x 40
M2 = 0,119
7. M1V1 = M2V2
0,316 x 20 = M2 x 30
M2 = 0,211
8. M1V1 = M2V2
0,316 x 10 = M2 x 30
M2 = 0,105
Data v (Laju reaksi)
Mencari data v adalah untuk menentukan hubungan antara
konsentrasi dan laju reaksi larutan HCl dan Na2S2O3. Rumus yang
1
digunakan untuk mencari v adalah dengan t adalah waktu reaksi
kedua larutan.
v1 = 1/t1
= 1/473
= 2,1 x 10-3
v2 = 1/t2
= 1/556
= 1,8 x 10-3
v3 = 1/t3
= 1/270
= 3,70 x 10-3
v4 = 1/t4
= 1/625
= 1,6 x 10-3
v5 = 1/t5
= 1/433
= 2,3 x 10-3
v6 = 1/t6
= 1/526
= 1,9 x 10-3
v7 = 1/t7
= 1/435
= 2,3 x 10-3
v8 = 1/t8
= 1/1272
= 8 x 10-4
Orde HCl
Percobaan Konsentrasi HCl v
2 0,105 0,0019
5 0,053 0,0023
6 0,119 0,0018
7 0,211 0,0016
Pada tabel diatas konsentrasi HCl yang diambil berdasarkan pada
nilai konsentrasi Na2S2O3 yang sama yaitu pada percobaan 2,5,6 dan 7
dengan nilai konsentrasi sebesar 0,059 (dapat dilihat pada tabel
percobaan).
Apabila hubungan antara konsentrasi HCl dengan laju reaksi pada
konsentrasi Na2S2O3 yang sama dibuat dalam bentuk grafik maka akan
menunjukkan hasil seperti pada gambar grafik 1.
Orde NaSO
Percobaan konsentrasi NaSO V
1 0,048 0,0021
2 0,059 0,0019
3 0,071 0,0037
8 0,036 0,0008
Dari persamaan reaksi diatas dapat dilihat bahwa pada saat percobaan
yang menyebabkan larutan menjadi keruh setelah direaksikan adalah
terbentuknya endapan belerang.
Karena dari kedua grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan antara
konsentrasi Na2S2O3 dan HCl dengan laju reaksi membentuk garis linier,
maka memiliki satu orde. Sehingga di dapatkan persamaan sebagai berikut :
V = k [Na2S2O3] [HCl]
Percobaan 1
v = k [Na2S2O3] [HCl]
1
= k [4,5 x 10-2][0,105]
473
k = 4,44 x 10-1
Percobaan 3
v = k [Na2S2O3] [HCl]
1
= k [6,7 x 10-2][0,105]
270
3,70 x 10-3 = k [0,7035 x 10-2]
k = 5,26 x 10-1
Percobaan 4
v = k [Na2S2O3] [HCl]
1
= k [4,5 x 10-2][0,053]
426
2,35 x 10- 3 = k [0,2385]
k = 9,85 x 10-1
Percoban 5
v = k [Na2S2O3] [HCl]
1
= k [5,6 x 10-2][0,053]
531
1,88 x 10-3 = k [0,2968]
k = 6,33 x 10-1
Percobaan 6
v = k [Na2S2O3] [HCl]
1
= k [5,6 x 10-2][0,1158]
515
1,94 x 10-3 = k [0,648]
k = 2,99 x 10-1
Percobaan 7
v = k [Na2S2O3] [HCl]
1
= k [5,6 x 10-2][0,211]
492
2,03 x 10-3 = k [1,1816]
k = 1,72 x 10-1
Percobaan 8
v = k [Na2S2O3] [HCl]
1
= k [3,3 x 10-2][0,105]
1272
7,86 x 10-4 = k [0,3465]
k = 22,68 x 10-1
Konstanta Rata-Rata
1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8
8
0,446+0,444+0,526+0,985+0,633+0,299+0,172+2,268 5,8095
= =0,726
8 8
7.2 Analisa Data
Dalam praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
terhadap laju reaksi . Larutan yang digunakan adalah larutan HCl dan Na2S2O3.
Sebelum kedua larutan tersebut direaksikan, keduanya diencerkan terlebih dahulu
dengan volume yang berbeda beda berdasarkan volume pada tabel yang telah
ditetapkan. Kedua larutan direaksikan sebanyak 8 kali dengan volume pengenceran
yang berbeda beda. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aquades, rumus
pengenceran yang digunakan adalah M1.V1 = M2.V2. Sehingga didapatkan
konsentrasi yang sama jika volume setelah diencerkan (V2) juga sama. Setelah tiap
tiap larutan diencerkan, lalu keduanya direaksikan. Disini, waktu juga diperlukan
untuk mengetahui berapa lama kedua larutan tersebut dapat bereaksi secara
sempurna. Oleh karena itu , dibutuhkan stopwatch untuk menghitung waktu
reaksinya. Setelah praktikum dilakukan didapatkan analisa bahwa semakin besar
konsentrasi larutan , baik HCl maupun Na2S2O3 maka semakin cepat waktu
bereaksinya, sehingga laju reaksinya juga semakin besar / cepat. Sebaliknya, jika
semakin kecil konsentrasi larutan maka semakin lama waktu bereaksinya, sehingga
laju reaksinya juga semakin kecil / lama. Selain itu hubungan antara besarnya
konsentrasi dengan laju reaksi adalah berbanding lurus, ini dapat dilihat pada grafik
hubungan konsentrasi dan laju reaksi yang membentuk garis linier yang artinya
hubungan keduanya adalah berbanding lurus. Pada grafik 1 yaitu hubungan
konsentrasi HCl terhadap laju reaksi terlihat membentuk garis linier . ini berarti nilai
konsentrasi terhadap laju reaksi adalah berbanding lurus. Serta dapat dilihat pada
dasar teorinya bahwa jika orde reaksinya 1, maka grafik hubungan antara konsentrasi
terhadap laju reaksi akan membentuk garis linier. Pada grafik 2 yaitu hubungan
antara konsentrasi Na2S2O3 terhadap laju reaksi juga membentuk garis linear seperti
pada grafik 1, yang menandakan orde reaksinya adalah 1. Namun beberapa data tidak
tepat pada garis linear dikarenakan ketidaktelitian dalam pengukuran waktu dan
konsentrasi larutan serta perbedaan asumsi dalam menentukan tingkat keruh
larutan(tanda silang sudah tak terlihat atau belum) sehingga data percobaan yang
diperoleh kurang akurat.
X. KESIMPULAN
Semakin banyak jumlah konsentrasi semakin cepat waktu reaksinya,
sehingga semakin besar laju reaksinya.
Hubungan antara waktu reaksi dan laju reaksi adalah berbanding
terbalik, sebab v = 1/t
Semakin cepat waktu reaksi maka semakin besar laju reaksinya,
begitupun sebaliknya.
Dari grafik 1 dan 2 diperoleh bahwa orde reaksinya adalah 1, sehingga
grafik hubungan antara konsentrasi terhadap laju reaksinya mebentuk
garis linear.