PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
1 AGUSTUS 2017
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
c. Vasodilator :
Kaptopril : - Bayi : 0,1-2 mg/kgBB/kali, 2-3 kali sehari.
- Anak : 12 mg/hari, 2 kali sehari
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
1 Agustus 2017
dr. Achmad Hardin Sp PD
NIP.197409282002121003
Prosedur Diagnosis:
Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan labolatorium penunjang serta
konsultasi untuk mendiagnosis vitamin A beserta manifestasi
klinisnya
Perawatan:
Jika didapatkan xerophtalmia maka harus diberikan vitamin A
sesuai dengan umur pada hari ke 1,2 dan 15. Lokal: salep
antibiotika pada mata.
Diet. tinggi vitamin A, karotin dan minyak.
Pengobatan penyakit penyebab/pemberat: gangguan pencernaan,
infeksi, infestasi cacing
Unit Terkait Poli Anak, Poli Tumbuh Kembang, Instalasi Gizi, Dinas Kesehatan
HIPOGLIKEMIA
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
Pengertian Hipoglikemia adalah kondisi bayi dengan kadar glukosa darah <45
mg/dL (2,6 mmol/L) baik yang memberikan gejala maupun tidak.
Keadaan hipoglikemia dapat sangat berbahaya terutama bila kadar
glukosa <25 mg/dL (1,4 mmol/L).
Tujuan 1. Mengenali hipoglikemia sebagai salah satu indikator yang penting
untuk stres dan penyakit pada neonatus.
2. Menangani kasus hipoglikemi pada neonatus
HIPOGLIKEMIA
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Terapi darurat
- Pemberian segera bolus dekstrosa 10% = 2 cc/kg dan diberikan
melalui IV selama 5 menit dan diulang sesuai keperluan.
Terapi lanjutan
- Infus glukosa 6-8 mg/kg/menit
- Kecepatan Infus Glukosa (GIR) dihitung menurut formula
berikut :
GIR (mg/kg/min) = Kecepatan cairan (ml/kg/hari) x konsentrasi Dextrose (%)
6 x BB
- Periksa ulang kadar glukosa setelah 20-30 menit dan setiap jam
sampai stabil.
Ketika pemberian minum telah dapat ditoleransi dan nilai
pemantauan glukosa bed side sudah normal maka infus dapat
diturunkan secara bertahap. Tindakan ini mungkin memerlukan
waktu 24-48 jam atau lebih untuk menghindari kambuhnya
hipoglikemia.
Unit terkait Poli Anak
TETANUS NEONATORUM
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
Pengertian Adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanp
a disertai gangguan kesadaran yang disebabkan oleh clostridium tetanus
yang terjadi pada neonatus (0-28 hari)
Tujuan 1. Untuk mengenal secara dini tetanus neonatorum
2. Penatalaksanaan secara tepat tetanus neonatorum
Kebijakan 1. Mencegah terjadinya tetanus neonatorum dengan melakukan
persalinan 3 bersih yaitu : bersih tempat bersalin, bersih penolong,
dan bersih alat pemotong tali pusat.
2. Tata laksana yang tepat pada tetanus neonatorum
Prosedur Medikamentosa
1. Pasang jalur IV dan beri cairan dengan dosis rumatan.
2. Berikan diazepam 10 mg/kg/hari secara IV dalam 24 jam atau
dengan bolus IV setiap 3-6 jam (dengan dosis 0,1-0,2 mg/kg per
kali pemberian), maksimum 40 mg/kg/hari.
- Bila jalur IV tidak terpasang, pasang pipa lambung dan berikan
diazepam melalui pipa atau melalui rektum (dosis sama dengan
IV?).
- Bila perlu, beri tambahan dosis 10 mg/kg tiap 6 jam.
- Bila frekuensi napas kurang dari 30 kali/menit dan tidak tersedia
fasilitas tunjangan napas dengan ventilator, obat dihentikan
meskipun bayi masih mengalami spasme.
- Bila bayi mengalami henti napas selama spasme atau sianosis
sentral setelah spasme, berikan oksigen dengan kecepatan aliran
sedang, bila belum bernapas lakukan resusitasi, bila tidak
berhasil dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas
NICU.
- Setelah 5-7 hari, dosis diazepam dapat dikurangi secara
bertahap 5-10 mg/hari dan diberikan melalui rute orogastrik.
- Pada kondisi tertentu, mungkin diperlukan vencuronium dengan
ventilasi mekanik untuk mengontrol spasme.
3. Berikan bayi :
- Human tetanus immunoglobulin 500 U IM atau antitoksin
tetanus (equine serum) 5000 U IM. Pada pemberian antitoksin
tetanus, sebelumnya dilakukan tes kulit Tetanus toksoid 0,5 mL
IM pada tempat yang berbeda dengan pemberian antitoksin.
Pada hari yang sama? (Di literatur, imunisasi aktif dengan
tetanus toksoid mungkin perlu ditunda hingga 4-6 minggu
setelah pemberian tetanus imunoglobulin)
TETANUS NEONATORUM
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
Kebijakan 1. Mengenali bayi yang memiliki risiko lebih besar terkena sepsis
2. Anamnesis identifikasi faktor risiko dan gejala sepsis
3. Pemeriksaan fisik mengenali berbagai tanda sepsis.
4. Menduga bakteri patogen penyebab sepsis
5. Menggunakan uji laboratorium yang tepat diagnosis sepsis,
memanfaatkan pemeriksaan kultur identifikasi organisme
yang dicurigai
6. Memutuskan perawatan spesifik yang sesuai dan mendukung.
Prosedur Kecurigaan besar sepsis
1. Antibiotik
Antibiotik awal diberikan ampisilin dan gentamisin. Bila
organisme tidak dapat ditemukan dan bayi tetap menunjukkan
tanda infeksi sesudah 48 jam, ganti ampisilin dan beri
ceftazidime, sedangkan gentamisin tetap dilanjutkan. Pada
sepsis nosokomial, pemberian antibiotik disesuaikan dengan
pola kuman setempat. Jika disertai dengan meningitis, terapi
antibiotik diberikan dengan dosis meningitis selama 14 hari
untuk kuman Gram positif dan 21 hari untuk kuman Gram
negatif. Lanjutan terapi dilakukan berdasarkan hasil kultur dan
sensitivitas, gejala klinis, dan pemeriksaan laboratorium serial
(misalnya CRP)
SEPSIS NEONATAL
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
2. Respirasi
Menjaga potensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk
mencegah hipoksia. Pada kasus tertentu mungkin dibutuhkan
ventilator mekanik.
3. Kardiovaskuler
Pasang jalur IV dan beri cairan dengan dosis rumatan serta
lakukan pemantauan tekanan darah (bila tersedia fasilitas) dan
perfusi jaringan untuk mendeteksi dini adanya syok. Pada
gangguan perfusi dapat diberikan volume ekspander (NaCl
fisiologis, darah atau albumin, tergantung kebutuhan) sebanyak
10 ml/kgBB dalam waktu setengah jam, dapat diulang 1-2 kali.
Jangan lupa untuk melakukan monitor keseimbangan cairan.
Pada beberapa keadaan mungkin diperlukan obat-obat inotropik
seperti dopamin atau dobutamin.
4. Hematologi
Transfusi komponen jika diperlukan, atasi kelainan yang
mendasari.
5. Tunjangan nutrisi adekuat
6. Manajemen khusus
- Pengobatan terhadap tanda khusus lain atau penyakit penyerta
serta komplikasi yang terjadi (misal : kejang, gangguan
metabolik, hematologi, respirasi, gastrointestinal,
kardiorespirasi, hiperbbilirubin)
- Pada kasus tertentu dibutuhkan imunoterapi dengan
pemberian imunoglobulin, antibodi monoklonal atau transfusi
tukar (bila fasilitas memungkinkan)
- Transfusi tukar diberikan jika tidak terdapat perbaikan klinis
dan laboratorium setelah pemberian antibiotik adekuat.
SEPSIS NEONATAL
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
SEPSIS NEONATAL
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
Pengertian Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. BBLR
dapat terjadi pada bayi kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi
cukup bulan (intrauterine growth restriction/IUGR).
Tujuan 1. Mengantisipasi dan menangani masalah selama persalinan dan
kelahiran
2. BBLR
3. Mengidentifikasi masalah BBLR
4. Tata laksana BBLR dan mengatasi komplikasinya
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
1 Agustus 2017
Pengertian Adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir yang tidak bernafas
secara SPOntan, teratur dan adekuat.
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Obat-obatan :
1. Epinefrin
Indikasi : Setelah VTP 30 detik dan VTP + kompresi dada
selama 30 detik FJ tetap < 60 kali/menit.
Persiapan : 1 ml cairan 1:10.000
Dosis IV : 0,1-0,3 mL/kgBB larutan 1:10.000
ET : 0,3-1,0 mL/kgBB larutan 1:10.000
Kecepatan pemberian : secepat mungkin.
2. Cairan penambah volume darah
Indikasi : Bila bayi pucat, kehilangan darah & / tidak
memberikan reSPOns yang memuaskan terhadap resusitasi.
Cairan yang dipakai:
- Garam fisiologis (dianjurkan).
- Ringer laktat.
- Darah O negatif.
Dosis : 10 mL/kgBB.
Jalur : vena umbilikalis.
Kecepatan : 5-10 menit.
3. Natrium bikarbonat
Indikasi : Bila dicurigai terjadi asidosis metabolik atau
terbukti terjadi asidosis metabolik.
Dosis : 2 mEq/kgBB (larutan 4,2 %).
Jalur : vena umbilikalis.
Kecepatan : 1 mEq/kgBB/menit.
Perhatian : Jangan diberikan bila ventilasi belum adekuat.
Penghentian resusitasi
1. Dipertimbangkan setelah 10 menit upaya resusitasi
adekuat tidak didapatkan tanda-tanda kehidupan (TAK
ADA DENYUT JANTUNG & USAHA NAPAS).
2. Orang tua perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
2. Farmakologi
Obat golongan metil xanthin, diberikan sampai umur
kehamilan 37 minggu atau jika bebas apnea selama 7
hari.
- Aminofilin loading dose : 6 mg/kgBB, dilanjutkan
dengan dosis pemeliharaan diberikan 24 jam setelah
loading dose untuk bayi dengan BB < 1 kg, atau 12
jam setelah loading dose untuk bayi BB > 1 kg.
Dosis pemeliharaan:
- minggu 1 : 2,5 mg/kgBB/dosis setiap 12 jam.
- minggu 2 : 3 mg/kgBB/dosis, setiap 12 jam.
- > minggu 2 : 4 mg/kg BB/dosis, setiap 12 jam.
Dilarutkan menjadi 5 mg/ml, diberikan dalam waktu lebih
dari 20 menit secara IV.
Monitor
Semua bayi kurang bulan dan neonatus dengan riwayat apnea /
bradikardia seharusnya diawasi selama minimal 7 hari setelah
kejadian apnea.
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
Klasifikasi :
1. HDN dini Terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan.
2. HDN klasik Terjadi antara hari 1-7
3. HDN lanjut Terjadi setelah 1 minggu (biasanya 4-12
minggu).
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September
2016
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September
2016 dr. Achmad Hardin Sp PD
NIP.197409282002121003
HIPOTERMIA
No. Dokumen Revisi Halaman
1/1
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September
2016
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
PENAPISAN ROP
(RETINOPATHY OF PREMATURITY)
PEMERINTAH
KABUPATEN SANBAS
RSUD PEMANGKAT
Follow Up :
follow up 1 minggu
Stadium 1 atau 2 ROP : zona I
Stadium 3 ROP : zona II
follow up 1-2 minggu
Vaskularisasi imatur : zona I tanpa ROP
Stadium 2 ROP : zona II
ROP regresi : zona I
follow up 2 minggu
Stadium 1 ROP : zona I
ROP regresi: zona II
follow up 2-3 minggu
Vaskularisasi imatur : zona II tanpa ROP
Stadium 1 atau 2 ROP : zona III
ROP regresi: zona III
PEMERINTAH
KABUPATEN SANBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
3. Pemilihan nutrisi
- Konseling pemilihan nutrisi sudah harus dilakukan sejak
pada masa antenatal care
- Pilihan susu formula akan menghindarkan bayi terhadap
risiko transmisi HIV melalui ASI.
- Perlu diperhatikan apakah pemberian susu formula
tersebut memenuhi persyaratan AFASS (acceptable/dapat
diterima, feasible/layak, affordable/terjangkau,
sustainable/berkelanjutan, dan safe/aman)
4. Pemberian imunisasi
- Pemberian imunisasi dapat diberikan sesuai jadwal
dengan pengecualian untuk BCG
- Imunisasi BCG dapat diberikan apabila diagnosis HIV
telah ditentukan.
5. Pemberian profilaksis untuk infeksi oportunistik
6. Pencegahan infeksi oporrtunistik dapat dilakukan dengan
pemberian kotrimoksazol untuk semua bayi yang lahir dari
ibu HIV positif yang dimulai pada usia 4-6 minggu sampai
diagnosis HIV telah disingkirkan.
7. Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang dilakukan pada setiap
kunjungan seperti kunjungan bayi sehat lainnya.
8. Penentuan status HIV bayi
- Penentuan status dilakukan dengan pemeriksaan :
- PCR RNA HIV pertama pada usia 4-6 minggu
- PCR RNA HIV kedua pada usia 4-6 bulan
- Pemeriksaan antibodi HIV pada usia 18 bulan
- Pemeriksaan antibodi HIV tidak dapat digunakan
sebagai perasat diagnosis pada anak berusia kurang
dari 18 bulan.
- Apabila hasil PCR RNA HIV positif maka harus segera
dilakukan pemeriksaan PCR RNA HIV kedua untuk
konfirmasi. Bila hasil PCR RNA HIV kedua positif maka
anak akan ditata laksana sesuai dengan tata laksana anak
dengan infeksi HIV
HIPERBILIRUBINEMIA
No. Dokumen Revisi Halaman
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
Transfusi
Usia Pertimbangka Transfusi
Terapi sinar tukar dan
(jam) n terapi sinar tukar
Terapi sinar
> 15 mg/dl > 20 mg/dl
> 12 mg/dl* > 25 mg/dl
25-48 (> 250 (> 340
(> 200 mmol/L) (> 425
mmol/L) mmol/L)
HIPERBILIRUBINEMIA
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
[EMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangka
SPO
27 September 2016
t
dr. Achmad Hardin Sp PD
NIP.197409282002121003
Pengertian Suatu alat yang mempertahankan tekanan positif.
CPAP
(CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE)
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
Penatalaksanaan umum :
Koreksi asidosis metabolik dengan infus sodium
bikarbonat sebesar 1-2 mEq/kg
Mengoreksi hipoksia dan memberikan dukungan
respirasi sesuai dengan kebutuhan
Mengoreksi hipoglikemia (D10W: 2ml/Kg),
hipokalsemia (Ca glukonat 10%: 1ml/Kg) dan
ketidakseimbangan elektrolit jika ada
Diet: tetap NPO sampai fungsi GI telah pulih
Mulai nutrisi parenteral total
SYOK NEONATUS
No. Dokumen Revisi Halaman
2/2
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Penatalaksanaan spesifik :
Spesifik
A. Syok hipovolemik
Penggantian darah: whole blood 10-20 ml/kg atau
packed RBC 5-10 ml/kg selama 30 menit.
Koreksi penyebab perdarahan jika mungkin.
B. Syok septik
Lakukan kultur (darah, urin dan CSF)
Memulai terapi antibiotik empiric.
Menggunakan volume expander dan inotropik sesuai
dengan kebutuhan.
C. Syok kardiogenik
Mengobati penyebab yang mendasari kelainan
Kebocoran udara : evakuasi udara segera.
Redakan aritmia.
Inotropik (dopamin dan dobutamin)
PEMERINTAH
KABUPATEN SANBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
Di ruang bayi
Memberikan lingkungan dengan suhu yang sesuai dan
memeriksa suhu setiap 4 jam (lebih sering untuk bayi
prematur)
Periksa glukosa setiap 4 jam pada hari pertama dan
setiap 8-12 jam jika stabil.
Pemberian minum dini jika memungkinkan, tapi jika
tidak, segera mulai cairan intravena.
Periksa toleransi bayi terhadap pemberian minum
(risiko NEC)
Periksa Hb dan rawat polisitemia.
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
Prosedur
- Pemberian oksigen dalam jumlah berlebihan.
- Pembatasan cairan.
- Pemberian asupan setelah takipnea membaik
konfirmasi diagnosis. dengan menyisihkan penyebab-
penyebab takipnea lain seperti. pneumonia, penyakit
jantung kongenital dan hiperventilasi serebral.
- Antibiotika (ampisilin +gentamisin) dihentikan
sampai terbukti bukan sepsis/hasil kultur darah negatif
PEMERINTAH
KABUPATRN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
PEMENGKAT
PEMERINTAH KA SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September
2016
dr. Achmad Hardin Sp PD
NIP.197409282002121003
Pengertian Suatu abnormalitas dari status neuro behavioral yang
terjadi akibat asfiksia pada bayi baru lahir. Dimana
menurut Sarnat and Sarnat diklasifikasikan menjadi :
1. HIE tingkat I
Terjadi letargik, perubahan kesadaran
periodik berupa iritabilitas, kesadaran
berlebihan, jitteriness.
Gangguan minum
Meningkatnya tonus otot, refleks tendon
dalam berlebihan
Refleks Moro SPOntan atau berlebihan
Meningkatnya detak jantung, pupil: dilatasi
Tidak ada kejang
Gejala menghilang dalam waktu 24 jam
2. HIE tingkat II
Letargi
Gangguan minum, depresi refleks gag
Hipotonia
Detak jantung lambat dan konstriksi pupil
menggambarkan adanya rangsangan
parasempatis.
50-70% neonatus mengalami kejang,
biasanya dalam 24 jam pertama setelah
kelahiran
3. HIE tingkat III
Kelainan neurologi lainnya:
Koma
Lunglai
Refleks menghilang
Pupil: tidak bergerak, hanya bereaksi sedikit
saja
Apnea, bradikardi, hipotensi
Kejang jarang terjadi tapi bila timbul, akan
berkepanjangan
PEMENGKAT
PEMERINTAH KA SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Tatalaksana Pernapasan
Pengisapan dan vibrasi dada dengan frekuensi yang
sering
Pulmonary toilet untuk menghilangkan mekonium
residual jika diintubasi
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September
2016
dr. Achmad Hardin Sp PD
NIP.197409282002121
Pengertian Bertambahnya frekuensi defikasi lebih dari biasanya yang
disertai perubahan konsistensi tinja lebih cair, dengan atau
tanpa darah dan atau lendir, yang dapat menyebabkan
terjadinya dehidrasi.
PEMERINYAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
1. Kanul hidung
Baik untuk bayi yang membutuhkan oksigen
inspirasi dengan level yang rendah
Memungkinkan gerakan yang lebih bebas bagi
bayi, orang tua, dan pengasuh tanpa menggangu
pasokan oksigen
Memerlukan pemantauan ketat karena pada bayi
yang aktif, kanul mudah tergeser dari hidung
Dapat memberikan O2 minimal Low flow : (<
2l/mnt)
2. Head box
Untuk bayi yang bernapas SPOntan, penggunaan
kotak kecil mencegah fluktuasi pada oksigen
inspirasi ketika inkubator dibuka
Aliran ke head box harus sekurang-kurangnya 5
L/mnt untuk mencegah akumulasi CO2
biasanya 5-7 L/mnt
TERAPI OKSIGEN
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
PEMANGKAT
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
Prosedur 1. Puasa sesuai dengan klinis dan stadium EKN, Total Parental
Nutrition untuk memenuhi kebutuhan nutrisi basal. (lihat
tabel modifikasi kriteria Bell)
2. NGT untuk dekompresi
3. Monitoring tanda vital dan lingkar abdomen
4. Mengganti kateter umbilical dengan pemasangan infuse line
perifer atau sentral.
5. Antibiotika umumnya diberikan sampai 14 hari, dimulai
dengan ampicilin dan gentamysin. Dipertimbangkan
pemberian vancomysin bila disebabkan oleh staphylokokos.
Ditambahkan antibiotik yang mengkover bakteri anaerob
yaitu metronidazol atau clindamysin bila diduga terdapat
peritonitis. (lihat tabel modifikasi kriteria Bell)
6. Monitoring perdarahan gastrointestinal
7. Monitoring ketat cairan masuk dan cairan keluar,
pemantauan produksi urine 1-3 ml/kgBB/jam.
8. Monitoring imbalans elektrolit.
9. Septic workup sesuai indikasi
10. Evaluasi ulang Radiologi abdomen X-ray dilakukan sesuai
stadium
11. Pada stadium dua atau tiga dilakukan Konsul bedah anak
atau bila ada tanda-tanda perforasi usus.
12. Dukungan alat respirator (ventilator/CPAP/O 2 head box) bila
diperlukan.
13. Dopamin drip dosis rendah (2-4 mg/kgBB/menit) untuk
meningkatkan aliran darah ke intestinal dan perfusi ginjal.
14. Monitoring DIC, terutama pada stadium dua atau tiga.
15. Siapkan transfusi darah sesuai indikasi.
ENTEROKOLITIS NEKROTIKANS NEONATAL
PEMERINTAH
KABUPATEN SAMBAS
RSUD PEMANGKAT
PEMERINTAH
KABUPAREN SANBAS
RSUD PEMANGKAT
Ditetapkan di Pemangkat
Tanggal terbit : Direktur RSUD Pemangkat
SPO
27 September 2016
Tujuan Anak dengan HSP perlu dirawat untuk mengurangi nyeri dan
peradangan akibat arthritis, sehingga masa sakit lebih
singkat. Mengurangi risiko komplikasi akut akibat
intususepsi
Mengurangi risiko komplikasi kronis akibat keterlibatan
ginjal Memperbaiki status hidrasi yang biasa terjadi pada
peradangan akibat kurangnya asupan cairan.
Prosedur Diagnosis:
Didahului dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, bila
sesuai dengan kecurigaan HSP, dilakukan pemeriksaan
penunjang: DL, CRP, LED, UL dan FL, dan bila perlu
dikonsulkan kepada Bag KUlit bila gejala klinis kurang
khas.
Bila didapatkan colic abdomen hebat/disertai
distensi/darah-lendir peranum dilakukan USG abdomen
cito.
Sambil menunggu hasil pemeriksaan penunjang, dimulai
pemberian terapi penunjang dan simptomatik, seperti:
cairan, NSAID, Anti Histamin 2 dan 1, Steroid.
Dilakukan identifikasi faktor penunjang dan penghambat
kesembuhan pasien, seperti lingkungan dingin di tempat
tinggal, untuk diberikan KIE tentang : adanya pengaruh
dingin dan infeksi sebagai penghambat kesembuhan atau
pencetus kekambuhan, adanya kemungkinan keterlibatan
ginjal dalam jangka panjang dan perlunya banyak asupan
cairan perlunya ganti-ganti posisi anggota gerak sehari-
hari.
Dilakukan monitor kondisi klinis dan UL setelah keluar
Rumah Sakit (mingguan-bulanan-1 tahun- 2 tahun)