Anda di halaman 1dari 10

BUKU PANDUAN INTERVENSI PADA

HIPERTENSI DAN OBESITAS

Oleh :
Leni Amelia
Nadiya Dewi Kusnadi
Vincha Rahma
BUKU INTERVENSI HIPERTENSI OBESITAS

1. Penyebab

Penyebab hipertensi belum bisa dipastikan pada lebih dari 90


persen kasus. Seiring bertambahnya usia, kemungkinan Anda
untuk menderita hipertensi juga akan meningkat.

Sedangkan penyebab dari obesitas adalah :

2. Faktor Resiko

Berikut ini adalah faktor-faktor pemicu yang diduga dapat


memengaruhi peningkatan risiko hipertensi :

Berusia di atas 65 tahun.

Mengonsumsi banyak garam.


Kelebihan berat badan.

Memiliki keluarga dengan hipertensi.

Kurang makan buah dan sayuran.

Jarang berolahraga.

Minum terlalu banyak kopi (atau minuman lain yang


mengandung kafein).

Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.

3. Gejala Hipertensi

Gejala hipertensi yang umumnya terjadi antara lain:

Sakit kepala atau pusing

Mudah marah dan mudah tersinggung

Wajah yang memerah

Pegal terasa pada tengkuk

Mudah sesak nafas

Mudah merasa lelah

Mata yang berkunang-kunang

4. Pengobatan Hipertensi
Perubahan pada gaya hidup dan konsumsi obat anti-hipertensi
bisa menjadi langkah yang efektif untuk menurunkan hipertensi.
Tingginya tekanan darah dan risiko pasien untuk mengalami
penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke)
akan menentukan jenis pengobatan yang akan dijalani. Contoh
kondisi yang mungkin menjadi pertimbangan dalam pengobatan
meliputi:

Jika tekanan darah Anda sangat tinggi (160/100 mmHg atau


lebih), harus dilakukan perawatan secepatnya.

Jika tekanan darah Anda mencapai 140/90 mmHg atau lebih dan
Anda dinilai memiliki risiko penyakit kardiovaskular pada
jangka waktu 10 tahun, Anda perlu mengonsumi obat-obatan
serta mengubah gaya hidup agar lebih sehat.

Jika tekanan darah Anda sedikit lebih tinggi dari 130/80 mmHg
dan memiliki risiko penyakit kardiovaskular yang rendah, Anda
bisa menurunkan tekanan darah cukup dengan mengubah gaya
hidup Anda.
Perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah bisa
terlihat dampaknya dalam beberapa minggu. Langkah ini dapat
dilakukan dengan cara-cara sederhana seperti:
Mengonsumsi makanan sehat, rendah lemak, dan seimbang.
Misalnya, nasi merah, buah, serta sayur.

Mengurangi konsumsi garam hingga kurang dari satu sendok


teh per hari.

Aktif berolahraga. Aktif secara fisik adalah hal paling penting


yang bisa Anda lakukan untuk mencegah atau mengendalikan
hipertensi.

Menurunkan berat badan.


Berhenti merokok. Merokok akan meningkatkan peluang Anda
menderita penyakit jantung dan paru-paru secara drastis.
Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman keras.

Mengurangi konsumsi minuman kaya kafein, seperti kopi, teh,


atau cola.

Melakukan terapi relaksasi, misalnya yoga atau meditasi untuk


mengendalikan stres.

Disiplin tinggi dalam menerapkan gaya hidup sehat akan


memberikan dampak positif yang signifikan pada tekanan darah
Anda. Beberapa penderita bahkan menjadi tidak perlu
mengonsumsi obat-obatan karena berhasil menerapkan
perubahan gaya hidup untuk menormalkan tekanan darah.

5. Pencegahan Hipertensi
Penerapan pola hidup sehat seperti konsumsi makanan
bernutrisi, olahraga teratur, tidak merokok, dan menghindari
minuman keras bisa mencegah hipertensi. Beberapa contoh
penerapan yang bisa dilakukan meliputi:

Makanan. Konsumsilah makanan yang rendah lemak dan kaya


serat, seperti roti dari biji-bijian utuh, beras merah, serta buah
dan sayuran. Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda,
setidaknya tidak lebih dari 6 gram garam per hari (sekitar satu
sendok teh).
Berat Badan. Meski hanya beberapa kilo, menurunkan berat
badan akan membuat perbedaan besar pada tekanan darah dan
kesehatan secara keseluruhan.
Olahraga. Untuk menurunkan tekanan darah dan menjaga
jantung serta pembuluh darah dalam kondisi baik, olahraga dan
rutin beraktivitas perlu dilakukan. Bagi orang dewasa,
beraktivitas dengan intensitas menengah ( bersepeda atau jalan
cepat) setidaknya harus dilakukan selama 2 hingga 3 jam setiap
minggu.
Terapi relaksasi, seperti yoga atau meditasi. Terapi-terapi
tersebut dapat membantu Anda untuk mengendalikan stres.
Minuman keras. Batas konsumsi minuman keras yang
dianjurkan dalam sehari adalah 2 hingga 2,5 kaleng bir berkadar
alkohol 4,7persen untuk pria. Dan maksimal 2 kaleng bir
berkadar alkohol 4,7 persen untuk wanita. Risiko hipertensi
akan meningkat jika Anda mengonsumsi minuman keras terlalu
sering dan berlebihan.
Merokok. Rokok tidak menyebabkan hipertensi secara
langsung, tapi akan mempertinggi risiko serangan
jantung dan stroke karena dapat memicu penyempitan arteri.
Kombinasi merokok dan hipertensi akan meningkatkan
risiko penyakit jantung atau paru-paru secara drastis.
Kafein. Kurangi konsumsi minuman yang mengandung banyak
kafein seperti kopi, teh, cola serta minuman berenergi.
Meminum lebih dari empat cangkir kopi sehari bisa
meningkatkan risiko hipertensi.
Mengikuti Prolanis
6. Gizi dan Menu Diet Hipertensi

Tujuan Diet :
Membantu menurunkan tekanan darah
Membantu menghilangkan penimbunan cairan dalam tubuh
atau edema atau bengkak *) *)

Penyebab timbunan air dalam tubuh: kegagalan tubuh untuk


mengatur keseimbangan cairan, akibatnya tubuh tidak mampu
mengeluarkan garam natrium yang berlebihan dalam jaringan.
Natrium ini akan mengikat air sehingga menimbulkan
penimbunan

Syarat Diet :
Makanan beraneka ragam mengikuti pola gizi seimbang
Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi
penderita
Jumlah garam disesuaikan dengan berat ringannya penyakit
dan obat yang diberikan.

Pengaturan Makanan :
Cara Mengatur Diet :

Rasa tawar dapat diperbaiki dengan menambah gula merah,


gula pasir, bawang merah, bawang putih, jahe, kencur, salam
dan bumbu lain yang tidak mengandung atau sedikit garam Na.
Makanan lebih enak ditumis, digoreng, dipanggang, walaupun
tanpa garam
Bubuhkan garam saat di atas meja makan, gunakan garam
beryodium (30 80 ppm), tidak lebih dari sendok teh/ hari
Dapat menggunakan garam yang mengandung rendah natrium

Anda mungkin juga menyukai