Anda di halaman 1dari 9

JMEL 1 (1) (2012)

Journal of Mechanical Engineering Learning


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel

ANALISIS PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROGRAM PLC


PEMBACAAN ENCODER PADA SISTEM ROBOT RECORD AND REPLAY
Wahyu Widiyanto,Wirawan Sumbodo,Dony Hidayat Al Janan

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Robot-robot industri banyak menggunakan sistem pemrograman numeric control (NC). Salah
Diterima satu bagian yang sangat penting untuk mendukung aspek kemudahan pada robot yaitu dengan
Disetujui menggantikan sistem pemrograman numeric dengan sistem record and replay gerakan berbasis
Dipublikasikan
Programmable Logic Control (PLC) dan Visual Basic. Tujuan penelitian ini adalah untuk
________________ mengetahui Perancangan dan pembuatan program PLC pembacaan data pulse encoder dan
Keywords:
pembeda arah gerakan encoder. Metode perancangan penelitian ini dengan merancang langkah
Program, PLC, Encoder,
kerja yang pertama dikerjakan adalah membuat dan merangkai trainer PLC dengan encoder.
Record and Replay
____________________ Membuat program pembacaan encoder pada CX-Programmer. Kemudian menguji program
dengan cara memutar encoder. Berdasarkan hasil pembahasan pengujian pembacaan data pulse
dan arah gerakan encoder pada pengujian dengan satu sampai lima kali gerakan putaran
encoder dapat terbaca semua dengan prosentase ketepatan 100% dan tingkat error program
mendapat prosentase ketepatan dengan rata-rata 94%.

Abstract
___________________________________________________________________
Many industrial robots using the programming systems, numeric control (NC). One part that is
essential to support the aspects of convenience on a robot that is by replacing the numeric
programming system with a system of record and replay a movement-based Programmable Logic
Control (PLC) and Visual Basic. The purpose of this research is to know the design and
manufacture of PLC program reading the data of pulse encoder and encoder movement direction
differentiator. Design method of this study step by designing the first work done is create and
stringing trainer PLC with encoder. Make the program reading the encoder on the CX-
Programmer. Then test the program by turning the encoder. Based on the results of the
deliberations of the reading of the data of the test pulse and direction of movement of the encoder on
testing with one to five times the movement encoder can read all with 100% accuracy percentage
and the level of accuracy percentage program gets an error with an average of 94%.

2012 Universitas Negeri Semarang

Alamat korespondensi: ISSN 2252-651X


Gedung E9 Lantai 2 FT Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: wahyuwidiyanto354@yahoo.com

1
Wahyu Widiyanto / Journal of Mechanical Engineering Learning1 (1) (2012)

Pendahuluan

Perkembangan teknologi tidak luput dari data tersebut akan diinputkan ke stepper motor
pengembangan keahlian yang memerlukan yang akan menghasilkan gerakan output.
konsistensi dan komitmen kuat agar dapat Sehingga pada saat encoder digerakan, maka
memberikan kontribusi positif bagi penyelesaian PLC akan merekam pulse dari gerakan encoder.
masalah nasional, pembangunan berkelanjutan. Hasil rekaman data gerakan encoder yang berupa
Penguasaan terhadap ilmu dasar sangat penting pulse-pulse diinputkan ke dalam stepper motor.
guna mengembangkan industri yang berbasis Dalam hal ini stepper motor harus dapat bergerak
pada keunggulan kompetitif, sumber daya alam sesuai gerakan encoder.
dan mampu menguasai teknologi sesuai Encoder berfungsi untuk mengukur posisi
keahlian yang diperlukan untuk pengembangan poros motor dan kecepatan. Encoder adalah
industry (Kusnanto, 2009: 8). peranti untuk mengukur gerak dengan output
Perkembangan teknologi ini juga untuk berupa rangkaian pulse digital. Dengan
meningkatkan aspek kemudahan dan efisiensi mencacah bit tunggal atau melakukan dekoding
produksi dalam industry manufacture yang rangkaian bit, pulse dapat dikonversikan menjadi
menggunakan robot-robot. Efesiensi produksi posisi absolut atau inkremental. Jenis encoder
umumnya dianggap sebagai kunci untuk sukses. yang banyak digunakan adalah encodermagnetic
Efesiensi produksi meliputi area yang luas dan encoderoptic (Adi, 2010: 181). Encoder
seperti (Robin, 2008: 1) : termasuk sensor pendeteksi posisi. Sensor
1. Kecepatan dimana peralatan produksi dan adalah jenis tranduser yang digunakan untuk
line produksi dapat di set untuk membuat mengubah besaran mekanis, magnetis, panas,
suatu produk. sinar, dan kimia menjadi tegangan dan arus
2. Menurunkan biaya material dan upah kerja listrik (Depdiknas, 2003: 6).
dari suatu produksi. Menurut NEMA (National Electrical
3. Meningkatkan kualitas dan menurunkan Manufacturers Association USA), definisi PLC
reject. adalah Alat elektronika digital yang
4. Meminimalkan downtime dari mesin menggunakan programmable memory untuk
produksi. menyimpan intruksi dan untuk menjalankan
Robot-robot industri banyak fungsi-fungsi khusus, seperti logika, sequence
menggunakan sistem pemrograman numeric (urutan), timing (perwaktuan), perhitungan dan
control (NC). Salah satu bagian yang sangat operasi aritmatika untuk mengendalikan mesin
penting untuk mendukung aspek kemudahan dan proses (Wicaksono, 2009: 28).
pada robot yang menggunakan bahasa PLC (Programmable Logic Controller) telah
pemrograman numeric yaitu dengan menjadi faktor kunci dalam otomatisasi proses
menggantikan sistem itu sendiri. Bahasa industri menggantikan sistem control relay. PLC
pemrograman numeric digantikan dengan sistem sebagai sistem kontrol dapat memenuhi
record and replay gerakan berbasis Programmable kebutuhan industri saat ini, yaitu dapat
Logic Control (PLC) dan Visual Basic. diprogram secara software dengan menggunakan
Sistem record and replay gerakan ini pemrograman yang sederhana berbasis diagram,
menggunakan encoder sebagai perekam dan misalnya ladder diagram (Rochim dan Widianto,
stepper motor sebagai pengulang. Adapun PLC 2011: 89).
dan Visual Basic digunakan sebagai pengolah
data yang direkam oleh encoder dan hasil olah

2
Wahyu Widiyanto / Journal of Mechanical Engineering Learning1 (1) (2012)

Tabel 1. Alokasi memori pada PLC Omron tipe CP1L (Omron, 2007: 145).
Area OR bit operand
CIO Area CIO 0.00 to CIO 6143
Work Area W0.00 to W511
Holding Bit Area H0.00 to H511
Auxiliary Bit Area A0.00 to A959
Timer Area T0000 to T4095
Counter Area C0000 to C4095
Task Flag Area TK00 to TK31
Condition Flags ER, CY, N, OF, UF, >, =, <, >=,
<>, <=, ON, OFF, AER
Clock Pulses 0.02 s, 0.1 s, 0.2 s, 1 s, 1 min
TR Area TR0 to TR15
DM Area ---

Untuk memprogram PLC dengan tidak akan mengetahui dengan tepat seberapa
komputer diperlukan sebuah software pendukung. besar gerakan yang dilakukan saat perekaman.
Pada PLC Omronsoftwarenya adalah Syswin, LSS, Jika PLC tidak dapat mengambil data pulse dari
CX Program dan lain lain. Tetapi keluaran yang encoder, maka data memori PLC kosong. Ini
terbaru dan yang akan kita pelajari adalah CX menyebabkan proses pengolahan data pulse tidak
Programmer. Kelebihan memprogram PLC bekerja karena data yang akan diolah oleh PLC
dengan komputer sangat banyak antara lain bisa dan Visual Basic tidak ada. Jadi tidak ada data
dilakukan pengeditan program dengan pulse yang dikirim ke stepper motor dan robot
menggunakan ladder diagram ataupun dengan pengelas tidak dapat bekerja. Dari beberapa hal
kode mnemonic. Bisa juga untuk meng-upload tadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa tahapan
program, download program, memonitoring pembacaan data pulseencoder sangat penting
program, mendeteksi error pada PLC dan dilakukan.
banyak lagi fungsi-fungsi yang lainnya. Sarana Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
komunikasi yang digunakan untuk keperluan ini Perancangan dan pembuatan program PLC
adalah Port serial RS232C (Depnakertrans, 2007: pembacaan data pulseencoder dan pembeda arah
52). gerakan encoder.
Sistem record and replay gerakan memiliki
beberapa tahapan kerja. Diantaranya yaitu : Metode
1. Pembacaan data pulse dari encoder
oleh PLC. Penelitian ini menggunakan metode
2. Pengolahan data pulse oleh Visual perancangan dalam rangka pembuatan program
Basic. ini. Peralatan dan bahan yang digunakan yaitu
3. Pengolahan kecepatan pada laptop/PC (Pentium4 1GB of RAM
gerakan stepper motor oleh Visual menggunakan WindowsXP SP2), encoder
Basic. (Authonic E30S4-360-3-N-24), trainer PLC
4. Pengiriman hasil olah data pulse ke (CP1L), simulator, Visual Basic 6.0, Microsoft
PLC oleh Visual Basic. Access 2.0. Langkah kerja pembuatan program ini
5. Pengiriman hasil olah data pulse ke yaitu sebagai berikut:
stepper motor oleh PLC. 1. Langkah awal yang dilakukan adalah
Apabila pada tahapan pembacaan data adalah mencari literatur yang terkait
pulseencoder oleh PLC tidak dilakukan ataupun untuk menunjang perancangan dan
pengambilan data pulse tidak tepat. Maka PLC pembuatan program yang dapat

3
Wahyu Widiyanto / Journal of Mechanical Engineering Learning1 (1) (2012)

mengambil dan menyimpan data dari ketepatan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
PLC ini. tingkat kualitas dari program yang telah dibuat
2. Mempersiapkan dan merangkai dan penilaian dilakukan langsung saat pengujian
peralatan menjadi trainer PLC dan program sehingga program yang dibuat benar-
simulator lengan robot dengan satu benar valid.
stepper motor dan satu encoder.
3. Membuat rancangan program dengan Hasil dan Pembahasan
diagram alir untuk mempermudah
pembuatan program. Pada penelitian ini membahas tentang
4. Memasang kabel RS232 sebagai program pembacaan data pulse dari encoder oleh
konektor antara PC dengan PLC PLC. Fokus dari penelitian ini yaitu analisis
untuk dapat saling berkomunikasi. perancangan dan pembuatan program PLC
5. Merangkai kabel dari encoder ke PLC pembacaan encoder pada sistem robot record and
dan dari PLC ke stapper stepper. replay.Hasil dari perancangan program yaitu
6. Mendownload program PLC algoritma dan flowchart. Flowchart yang dibuat
pembacaan encoder untuk dapat yaitu flowchart program input aktif, flowchart
merekam data pulse dari encoder. program pembacaan data pulse dan arah gerakan
7. Uji coba program dan validasi encoder, flowchart program penetapan dan
program. penggeseran penyimpanan data jumlah dan arah
8. Membuat hasil dan pembahasan. pulse, flowchart program resetdata memory,
Dalam penelitian ini uji program flowchart program penutup Interlock close.
dilakukan dengan menggunakan form validasi

4
Wahyu Widiyanto / Journal of Mechanical Engineering Learning1 (1) (2012)

START

MENGUNCI PROGRAM A
DALAM 1 LADDER
DIAGRAM

MENGAKTIFKAN 2
INTERNAL RELAY

MEMBUAT INTERNAL
RELAY ON TERUS

INTERNAL RELAY INTERNAL RELAY


200.06 SEBAGAI 200.07 SEBAGAI
PUTAR KANAN PUTAR KIRI
MENGAKTIFKAN
PERBANDINGAN DATA
PULSA DENGAN 0

MENGAKTIFKAN MENGAKTIFKAN MENGAKTIFKAN MENGAKTIFKAN


AUXILIARY RELAY AUXILIARY RELAY AUXILIARY RELAY AUXILIARY RELAY
PENGAMBILAN PEMBEDA ARAH PENGAMBILAN PEMBEDA ARAH
DATA PULSA PULSA DATA PULSA PULSA
TIDAK
DATA PULSA SAMA INPUTAN TIDAK
DENGAN 0 AKTIF

MEMASUKAN DATA
YA PULSA KE DATA
MEMORY

MENGAKTIFKAN
INPUTAN PEMBACAAN
PULSA
MENGGESER DATA
MEMORY PENYIMPANAN
DATA PULSA

AUXILIRY RELAY
PEMBEDA ARAH AKTIF
FINISH

Gambar 1.Flowchart Program Pengambil dan Penyimpan Data


Pengujian ketepatan dilakukan untuk dilakukan sebanyak lima kali dengan jumlah
mengetahui kerja program berdasarkan indikator gerakan yang berbeda. Pengujian ketepatan
yang telah ditentukan, diantaranya pembacaan program ini mengabaikan kecepatan dan beban
pulseencoder, pemilahan data arah putaran encoder, yang berada pada stepper motor. Jadi semua
penggeseran data pulse dan data arah putaran beban dan kecepatan dianggap tidak
pada data memory, fungsi reset, ketepatan derajat berpengaruh pada hasil kerja program.
gerakan encoder dengan data memory. Pengujian

Tabel 2.Hasil pengujian ketepatan


Uji 1 Uji 2 Uji 3 Uji 4 Uji 5
No Indikator
(1 gerakan) (2 gerakan) (3 gerakan) (4 gerakan) (5 gerakan)
1 Pembacaan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
pulseencoder
2 Pemilahan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

5
Wahyu Widiyanto / Journal of Mechanical Engineering Learning1 (1) (2012)

data arah
putaran encoder
3 Penggeseran 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
data pulse dan
data arah
putaran pada
data memory

4 Fungsi reset 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %


5 Ketepatan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
derajat gerakan
encoder dengan
data memory
6 Ketepatan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
perbandingan
data input dan
outputpulse
7 Tingkat error 90% 90% 100 % 100 % 90%
program

Sumber : Analisis data penelitian

pulse, kelima program penetapan dan


Pembuatan program dikerjakan dengan penggeseran penyimpanan data jumlah dan arah
menggunakan softwareCX-Programmer. Hal ini pulse, kelima mengenolkan/me-resetdata memory,
menyesuaikan dengan pemakaian PLC yang dan terakhir menutup program.
dipakai dan kelebihan yang dimiliki oleh software Pembahasan hasil pengujian ketepatan program
ini untuk men-setting dengan kecepatan data PLC pembacaan encoder pada sistem robot record
tinggi yang tidak dimiliki oleh software and replay dapat dilihat dari setiap indicator
pemrograman PLC yang lain. berikut:
Pada ladder diagram program ini ada 1. Pembacaan pulseencoder
fungsi auxiliaryrelay program PLC yang jarang Hasil pengujian pembacaan pulseencoder
dipakai pada program PLC pada umumnya. pada pengujian pertama dengan satu kali
Diantaranya adalah A270 dan A274.10. gerakan putaran sampai pengujian kelima
A270 pada program ini berfungsi sebagai dengan lima kali gerakan putaran pulseencoder
pembaca pulseencoder yang diinputkan ke PLC. dapat terbaca semua dengan persentase
Jadi setiap encoder digerakan maka auxiliaryrelay ketepatan 100%. Hal ini menunjukan bahwa
A270 akan selalu membaca pulse-nya. program ladder diagram telah sesuai dengan
Sedangkan A274.10 berfungsi sebagai pembaca fungsi sebagai pembaca pulseencoder dan
arah gerakan pulseencoder. Jadi setiap encoder menyimpan ke dalam data memory PLC.
digerakan maka auxiliaryrelay A274.10 membaca 2. Pemilahan data arah putaran encoder
arah gerakan signal 1 untuk putar kanan dengan Hasil pengujian pemilahan data arah
pulse FFFF dan signal 0 untuk putar kiri dengan putaran pulseencoder pada pengujian pertama
pulse 0000. dengan satu kali gerakan putaran sampai
Ladder diagram ini ada beberapa tahapan pengujian kelima dengan lima kali gerakan
program yaitu yang pertama program input aktif, putaran arah putaran pulseencoder dapat terbaca
kelima program pembacaan jumlah dan arah semua dengan persentase ketepatan 100%. Pada

6
Wahyu Widiyanto / Journal of Mechanical Engineering Learning1 (1) (2012)

putaran pertama sampai putaran kelima dengan ini dilakukan dengan cara menggerakan encoder
beganti-ganti arah, didapatkan saat putar kiri putar kanan ataupun putar kiri dengan besaran
pada data memory terbaca 0000 dan saat putar derajat yang dikehendaki, kemudian dicatat.
kanan pada data memory terbaca FFFF. Hal ini Besaran derajat tersebut masih dalam bilangan
menunjukan bahwa program ladder diagram decimal kemudian diubah ke dalam bilangan
pemilahan arah pulseencoder telah sesuai dengan heksa. Karena pulseencoder yang tersimpan
fungsi sebagai pembaca arah pulseencoder dan dalam data memory adalah bilangan heksa. Ini
menyimpan ke dalam data memory PLC. dilakukan untuk membandingkan antara derajat
3. Penggeseran data pulse dan data arah gerakan encoder dengan data memory PLC.
putaran pada data memory Kerja encoder hanya bisa menghitung pulse secara
Hasil pengujian penggeseran data pulse urut/sequence pada gerakan putar kiri.
dan data arah putaran pada data memory pada Sedangkan untuk putar kanan encoder tidak
pengujian pertama dengan satu kali gerakan dapat menghitung pulse secara urut/sequence,
putaran sampai pengujian kelima dengan lima tetapi encoder dapat menghitung dengan cara
kali gerakan putaran encoder, data pulse dan arah mundur mulai dari bilangan heksa FFFF. Jadi
gerakan encoder tersimpan dalam data memory untuk menentukan besar derajat pada putar
dengan persentase ketepatan 100%. kanan encoder didapat rumus sebagai berikut :
Penyimpanan data pulse dan arah gerakan Derajat putar kanan = (FFFF data pulse
encoder pertama tersimpan ke dalam data memory pada data memory) + 1
D10 dan D11. Untuk dara pulse dan arah Rumus tersebut menghasilkan jumlah
gerakan encoder selanjutnya secara otomatis derajat pulseencoder yang sesuai dengan derajat
langsung tersimpan pada data memory gerakan encoder secara fisik.
selanjutnya. Pengujian dilakukan dari satu 6. Ketepatan perbandingan data input dan
gerakan sampai lima gerakan penyimpanan data outputpulse
pulse dan arah gerakan encoder telah urut mulai Hasil pengujian Ketepatan
dari data memory D10 sampai D19. Hal ini perbandingan data input dan outputpulse dari
menunjukan bahwa program ladder diagram pengujian pertama sampai pengujian kelima
telah sesuai dengan fungsi sebagai penggeseran dengan persentase ketepatan 100%. Pengujian
data pulse dan data arah putaran pada data ini dilakukan dengan cara menggerakan encoder
memory PLC. putar kanan ataupun putar kiri dengan besaran
4. Fungsi reset derajat yang dikehendaki, kemudian dicatat.
Hasil pengujian fungsi reset dari Setelah me-record gerakan tersebut, kemudian
pengujian pertama sampai pengujian kelima dilanjutkan keperintah replay gerakan. Perintah
dengan persentase ketepatan 100%. Fungsi reset replay menggerakan stepper motor sesuai dengan
ini bekerja mengenolkan kembali data memory data pulse yang telah diedit dalam softwareVisual
yang telah terisi oleh pembacaan data pulse dan basic.
arah gerakan encoder. Fungsi reset mengenolkan Encoder yang digunakan dalam sistem ini
data memory dari D10 samapi D99. Hal ini memiliki spesifikasi pulse sebanyak 360 pulse,
menunjukan bahwa program ladder diagram sedangkan stepper motor memiliki spesifikasi pulse
telah sesuai dengan fungsi sebagai fungsi reset sebanyak 1000 pulse. Hal ini mengakibatkan
data pulse dan data arah putaran pada data perbedaan besaran derajat antara encoder dan
memory PLC. stepper motor. Untuk menyamakan besaran
5. Ketepatan derajat gerakan encoder derajat, dilakukan edit pada data pulseencoder
dengan data memory yang telah dibaca oleh softwareVisual basic yang
Hasil pengujian ketepatan derajat nanti hasilnya akan dikirim kembali ke dalam
gerakan encoder dengan data memory dari data memory. Adapun rumus untuk menyamakan
pengujian pertama sampai pengujian kelima besaran derajat keduanya adalah sebagai berikut:
dengan persentase ketepatan 100%. Pengujian
7
Wahyu Widiyanto / Journal of Mechanical Engineering Learning1 (1) (2012)

1000 94%. Dimaksud error program adalah


=
360 pengambilan pulseencoder terjadi loncatan pulse
Keterangan, n = jumlah pulseencoder pada yaitu 1 pulse. Ini biasa terjadi saat gerakan
data memory encoder yang pertama. Kemungkinan terjadinya
Perhitungan dilakukan ini adalah dari program ultra timer high speed
dalam bilangan decimal (TMHH) yang terlalu cepat menetapkan dan
Hasil dari perhitungan rumus tersebut menggeser data pulse dan arah gerakan encoder.
menghasilkan ketepatan besaran derajat yang Apabila counter TMHH diganti dengan lebih
sama antara derajat encoder dengan stepper motor. besar yang terjadi tambah lambat dalam
7. Tingkat error program menetapakan data pulse dan arah gerakan encoder.
Hasil pengujian Tingkat error program Jadi program ini cukup efisien untuk digunakan,
dari pengujian pertama sampai pengujian kelima karena yang terjadi hanya loncat 1 pulse dan
dengan persentase ketepatan dengan rata-rata searah dengan gerakan selanjutnya.

Tabel 3.Kelebihan dan Kekurangan Porgram


N Kelebihan Kekurangan
o.
1 Program dapat membaca data Program membaca data pulseencoder
. pulseencoder berbagai jumlah gerakan dalam bilangan heksa.
dengan tepat.
2 Program dapat memilah data arah Program tidak dapat membaca
. putaran encoder berbagai jumlah gerakan pulseencoder secara urut/sequence dari 0,
dengan tepat. melainkan membaca pulseencoder secara
hitungan mundur pada gerakan putar
kanan.
3 Program penyimpanan data pulse dan Program tidak dapat membaca data
. arah gerakan encoder secara otomatis dapat pulseencoder gerakan putar kanan secara
menyimpan dan menggeser tempat tepat, melainkan harus melalui editing
penyimpanannya secara berurutan. softwareVisual basic.
4 Program dapat mereset kembali data Program masih sering terjadi error,
. memory dengan satu kali perintah. yaitu dengan timbulnya loncatan program
sebanyak 1 pulse.
5 Program dapat menyamakan data
. pulseencoder dengan derajat encoder dengan
tepat.

Simpulan dan Saran 2. Hasil uji coba program PLC pembacaan


encoder pada sistem robot record and
Berdasarkan uraian hasil pembahasan maka replay pembacaan pulse
dapat disimpulkan bahwa: encoder,pemilahan data arah putaran
1. Program PLC pembacaan encoder pada encoder, penggeseran data pulse dan data
sistem robot record and replay dapat arah putaran pada data memory, fungsi
membaca data pulse dan arah gerakan reset, ketepatan derajat gerakan encoder
encoder dengan menggunakan fungsi dengan data memory, ketepatan
A270 sebagai pembaca data pulse dan perbandingan data input dan output pulse
A271 sebagai pembaca arah gerakan mendapat prosentase ketepatan seratus
encoder. persen dan tingkat error program

8
Wahyu Widiyanto / Journal of Mechanical Engineering Learning1 (1) (2012)

mendapat prosentase ketepatan


sembilan puluh empat persen. Robin, W. 2008. Bag 1. Kutipan-Latar Belakang dan
Perkembangan PLC.
3. Program PLC pembacaan encoder pada
http://duniaengineering.wordpress.com/2008/06/26/bag-
sistem robot record and replaydapat
1-kutipan-latar-belakang-dan-perkembangan-plc/.
membaca data pulse dan arah gerakan (Diunduh 6/3/2012)
dengan tepat..
Rochim, A. F. dan Widianto E. D., 2011, Framework
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan untuk Pengembangan Sistem Otomatisasi Menggunakan
bahwa: Programmable Logic Controller. Semarang: Jurnal Sistem
1. Program PLC pembacaan encoder pada Komputer
sistem robot record and replay perlu
Wicaksono, H. 2009. Programmable Logic Control Teori,
dikembangkan pada tingkat error
Pemrograman dan Aplikasnya dalam Otomasi Sistem,
program, supaya tidak terjadi loncatan Yogyakarta: Graha Ilmu.
pulse saat pembacaan.
2. Perlu diadakan penelitian lanjut tentang
pengaruh ketepatan pembacaan
pulseprogram PLC pembacaan encoder
pada sistem robot record and replay
terhadap kecepatan dan beban.
3. Mengembangkan program PLC
pembacaan encoder pada sistem robot
record and replay dengan menggunakan
shervo motor supaya meminimalkan
getaran saat replay berlangsung.
4. Perlu dikembangkan dengan menambah
beberapa komponen sehingga terbentuk
suatu aplikasi yang nyata.
5. Perlu dikembangkan program
pembacaan data kecepatan pulse encoder.

Daftar Pustaka

Adi, A. N. 2010. Mekatronika. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Dan


Produktivitas. 2007. Mengoperasikan PLC
KTL.IO02.214.01.Buku Informasi Jakarta : Departemen
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi R.I.

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah.


2003. Sensor dan Tranduser. Departemen Pendidikan
Nasional.

Kusnanto. 2009. Peran Keahlian Teknologi Proses Dan


Sintesis Bahan Dalam Mendukung Industri Nuklir Di
Indonesia. Yogyakarta: Jurnal Forum Nuklir

Omron. 2007. CP1H/CP1L CPU Unit PROGRAMMING


MANUAL
9

Anda mungkin juga menyukai