Anda di halaman 1dari 36

RAHASIA

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikajen


PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2010
Tanggal 2010

PERAWATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pembinaan PNS merupakan kegiatan untuk mewujudkan PNS AD yang


berdaya guna dan berhasil guna sehingga sanggup dan mampu melaksanakan setiap
tugas yang dibebankan kepadanya. Obyek pembinaan adalah manusia dengan
segala keterbatasan dan memerlukan berbagai kebutuhan jasmaniah dan rohaniah.
Disamping itu dituntut pula semangat pengabdian dan profesionalisme yang tinggi
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

b. Perawatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembinaan Pegawai


Negeri Sipil TNI, sehingga harus menjamin setiap Pegawai Negeri Sipil TNI agar
selalu siap melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

c. Perawatan diselenggarakan dengan pemberian rawatan kedinasan pada setiap


Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya yang berlangsung sejak diangkat menjadi
Pegawai Negeri Sipil sampai berakhirnya dinas dengan tujuan agar dapat dicapai
keseimbangan dan keserasian antara kepentingan organisasi dan kepentingan
individu.

d. Kebutuhan individu pada hakikatnya adalah pemenuhan jasmani dan rohani


setiap PNS TNI AD dan keluarganya, diselenggarakan melalui kegiatan-kegiatan
serta aspek-aspek Pelayanan PNS AD yang pelaksanaanya sangat dipengaruhi oleh
peraturan/ketentuan yang berlaku serta kemampuan yang ada.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah departemen ini disusun untuk sebagai pegangan/


pedoman bagi Gumil dan Pasis dalam proses belajar mengajar perawatan PNS pada
pendidikan dasar kecabangan Ajen.

b. Tujuan. Agar Pasis pendidikan dasar kecabangan Ajen mengerti tentang


perawatan PNS sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas di satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan naskah departemen ini membahas


tentang rangkaian kegiatan pendahuluan, Binjas, Bintal dan Binplin, cuti,
perkawinan/perceraian, Karis/Karsu, perubahan nama, pindah agama, tambah gelar
dan ganti kelamin serta tanda kehormatan negara.

RAHASIA
2

b. Tata Urut. Naskah departemen ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

1) Pendahuluan.
2) Pembinaan Jasmani, Pembinaan Mental dan Pembinaan Disiplin.
3) Cuti.
4) Perkawinan/Perceraian.
5) Kartu Isteri/Kartu Suami.
6) Perubahan Nama, Pindah Agama, Tambah Gelar dan Ganti Kelamin.
7) Tanda Kehormatan Negara.
8) Evaluasi.
9) Penutup.

4. Pengertian-pengertian.

a. Cuti. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka
waktu tertentu, dengan tujuan menjamin kesegaran jasmani dan rohani serta untuk
kepentingan Pegawai Negeri Sipil tersebut.

b. Ganti Nama . Ganti Nama adalah mengganti nama dari nama semula menjadi
nama lain (nama baru) yang menyebabkan perubahan secara menmyeluruh atau
sebagian unsur kata yang terdapat pada nama semula sehingga mengakibatkan
harus ada perubahan data tersebut secara syah oleh pejabat yang berwenang.

c. Ganti Agama. Ganti Agama adalah tindakan berganti agama dari yang
dianutnya semula menjadi agama lain melalui prosedur dan bukti yang syah sehingga
mengakibatkan harus ada perubahan pada data tersebut secara syah oleh pejabat
yang berwenang.

d. Ganti Kelamin. Ganti Kelamin adalah tindakan berganti kelamin dari pria
menjadi wanita atau sebaliknya, sehingga mengakibatkan harus ada perubahan pada
data tersebut secara syah oleh pejabat yang berwenang.

e. Ijin Kawin. Ijin kawin adalah ijin untuk melaksanakan perkawinan yang
diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada PNS dengan harapan akan
membawa kebahagiaan serta kesejahteraan dalam hidupnya di kemudian hari dan
dari perkawinan itu tidak akan membawa pengaruh buruk atau merugikan dinas.

f. Iddah. Iddah adalah ketentuan waktu bagi seorang isteri yang bercerai dengan
suaminya untuk dapat rukun kembali dengan cara rujuk, selama masa idah seorang
isteri tidak dibenarkan menerima lamaran pria lain (masa Iddah 3 Bulan).

g. Karis/Karsu. Karis/Karsu adalah identitas yang diberikan kepada Suami/Isteri


dari personel PNS yang sah menurut hukum dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

h. Perkawinan. Perkawinan adalah ikatan lahir dan bathin antara pria dan wanita
sebagai suami/isteri, dengan tujuan untuk membentuk dan membina keluara yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa yang dilakukan menurut
hukum masing-masing agama dan dicatat menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3

i. Penganugerahan. Penganugerahan adalah pemberian SLKS kepada PNS AD


yang telah memenuhi persyaratan masa kerja 10, 20 dan 30 tahun disertai dengan
Piagam TKN yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

j. Penambahan Gelar dan Sebutan Lulusan Perguruan Tinggi. Penambahan


Gelar dan Sebutan Lulusan Perguruan Tinggi adalah predikat yang dimiliki seseorang
dari satu prestasi yang telah dicapai dalam bidang Ilmiah sehingga perlu diadakan
penyesuaian pada penulisan nama yang bersangkutan secara syah oleh pejabat yang
berwenang.

k. Perubahan Nama :

1) Adalah tindakan menambah atau mengurangi nama atanpa mengubah


salah satu unsur nama atau lebih dari nama semula jadi nama baru sehingga
mengakibatkan harus ada perubahan data tersebut secara syah oleh pejabat
yang berwenang.

2) Adalah tindakan menambah atau mengurangi nama yang dikaitkan


dengan hal yang berhubungan masalah adat, marga, kebangsaan, agama dan
penghargaan dari negara asing sehingga mengakibatkan harus ada perubahan
data tersebut secara syah oleh pejabat yang berwenang.

l. Pengadilan. Pengadilan adalah Pengadilan Agama untuk yang beragama


Islam dan Pengadilan Negeri/Pengadidlan Umum untuk yang beragama lainnya.

m. Pejabat Agama. Pejabat Agama adalah pejabat Rohaniawan di lingkungan


TNI AD yaitu Rohaniawan Islam/Imam, Rohaniawan Khatoilik/Pastur, Rohaniawan
Protestan/Pendeta, Rohaniawan Hindu/Pandita atau Pinandita atau Pedanda,
Rohaniawan Budha/Pandita Loka Phala Sraya.

n. Rujuk. Rujuk adalah kembalinya kehidupan sebagai suami isteri setelah terjadi
perceraian yang masih dalam masa iddah dan belum jatuh Talak Tiga.

o. Satyalancana Karya Satya. Satyalancana Karya Satya adalah tanda


kehormatan negara yang dianugerahkan kepada PNS AD sebagai penghargaan atas
jasa-jasanya terhadap negara.

p. Talak. Talak adalah ikrar perceraian di depan Pengadilan Agama yang


disahkan dengan surat cerai.

q. Talak Rajai. Talak Rajai adalah talak satu/talak dua yang jatuh pada isteri bila
dikemudian hari ada kecocokan dapat rujuk kembali tanpa dikawin dulu oleh Pria lain.
4

BAB II

PEMBINAAN JASMANI, PEMBINAAN MENTAL DAN PEMBINAAN DISIPLIN

5. Umum. Perawatan Pegawai Negeri Sipil TNI termasuk keluarganya mencakup


beberapa kegiatan, yaitu pembinaan jasmani, pembinaan mental dan rohani, pembinaan
disiplin, perawatan kesehatan, cuti, perkawinan / perceraian, penghasilan, tunjangan cacat,
uang duka, biaya pemakaman, tanda penghargaan dan pelayanan personel.

6. Pembinaan Jasmani. Pembinaan jasmani dalam rangka perawatan PNS,


merupakan salah satu aspek untuk meningkatkan dan memeilhara kesegaran jasmani setiap
anggota PNS, yang meliputi :

a. Olahraga Umum.
b. Olahraga Rekreatif.

7. Pembinaan Mental. Pembinaan mental adalah segala usaha tindakan dan


kegiatan untuk membentuk, memelihara, meningkatkan dan memantapkan kondisi jiwa PNS
yang berbudi luhur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang pelaksanaanya
diintegrasikan dengan pembinaan prajurit TNI.

8. Pembinaan Disiplin. Pembinaan disiplin merupakan upaya agar setiap PNS


mematuhi kewajiban dan larangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pembinaan
disiplin dilakukan dengan komunikasi dua arah, khususnya komunikasi tatap muka,
keteladanan, bimbingan dan penindakan secara tegas bagi yang melanggar berupa
hukuman disiplin PNS.

a. Tingkat dan jenis hukum disiplin.

1) Hukum disiplin ringan :

a) Teguran lisan.

b) Teguran tertulis.

c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.

2) Hukum disiplin sedang :

a) Penundaan kenaikan gaji untuk paling lama satu tahun.

b) Penurunan gaji satu kali kenaikan gaji berkala paling lama satu
tahun.

c) Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama satu tahun.


5

3) Hukum disiplin berat terdiri atas :

a) Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah


untuk paling lama satu tahun.

b) Pembebasan dari jabatan.

c) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri


sebagai PNS.

b. Tata cara penjatuhan hukum disiplin. Tata cara penjatuhan hukuman disiplin
diatur tersendiri.

c. Wewenang.

1) Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin ringan untuk


semua golongan :

a) Teguran lisan dikuasakan kepada Dansatminkal/Dirbinlem/


Sekbalakpus / Denma Mabesad.

b) Teguran tertulis dikuasakan kepada Dansatminkal/Dirbinlem/


Sekbalakpus / Denma Mabesad A.n. Kasad.

c) Pernyataan tidak puas secara tertulis dikuasakan kepada


Dansatminkal / Dirbinlem / Sekbalakpus / Denma Mabesad A.n. Kasad.

2) Hukuman disiplin sedang.

a) Penundaan KGB untuk paling lama 1 tahun dikuasakan kepada


Dansatminkal / Dirbinlem / Sekbalakpus / Denma Mabesad A.n. Kasad.

b) Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala paling


lama 1 tahun dikuasakan kepada Dansatminkal / Dirbinlem /
Sekbalakpus / Denma Mabesad A.n. Kasad.

c) Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 tahun


dikuasakan kepada Dansatminkal / Dirbinlem / Sekbalakpus / Denma
Mabesad A.n. Kasad.

3) Hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat :

a) Gol. Ruang IV/b dan yang lebih tinggi oleh Presiden.

b) Gol. Ruang IV/a oleh Kasad A.n. Panglima TNI.

c) Gol. III oleh Dirajenad A.n.Kasad.

d) Gol. II dan I oleh Pangkotama / Kabalakpus / Dandenma


Mabesad A.n. Kasad.
6

4) Hukuman disiplin berat berupa pembebasan dari jabatan :

a) Gol Jab III dan II oleh Panglima TNI.


b) Gol Jab IV oleh Kasum TNI A.n. Panglima TNI
c) Gol Jab V dan VI oleh Aspers Kasad A.n. Panglima TNI.
d) Gol Jab VII dan VIII oleh Dirajenad A.n. Kasad.
e) Non Gol. Jab oleh PDW A.n. Kasad.

5) Hukuman disiplin berat berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas


permintaan sendiri.

a) Gol. Ruang IV/c dan yang lebih tinggi oleh Presiden.


b) Gol. Ruang IV/b ke bawah oleh Menhan.

6) Hukuman disiplin berat berupa pemberhentian tidak dengan hormat


sebagai PNS

a) Gol. Ruang IV/c dan yang lebih tinggi oleh Presiden.


b) Gol. Ruang IV/b ke bawah oleh Menhan.

9. Evaluasi.

a. Jelaskan tujuan diadakannya perawatan bagi PNS TNI AD !


b. Sebutkan jenis hukuman disiplin yang diperuntukan bagi PNS !

BAB III

CUTI

10. Umum. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waktu
tertentu, dengan tujuan menjamin kesegaran jasmani dan rohani serta untuk kepentingan
Pegawai Negeri Sipil tersebut.

11. Jenis Cuti. Jenis cuti yang diberikan kepada PNS AD sebagai berikut :

a. Cuti Tahunan.

1) Syarat. Cuti tahunan diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah
bekerja sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun secara terus menerus termasuk
Capeg.

2) Ketentuan.

a) Lamanya cuti tahunan adalah 12 (dua belas) hari kerja.

b) Dapat diambil sebagian-sebagian dengan ketentuan tidak kurang


dari 3 (tiga) hari kerja.
7

c) Mengajukan permohonan secara tertulis kepada pejabat yang


berwenang memberikan cuti.

d) Diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang


memberikan cuti.

e) Tidak diambil dalam tahun bersangkutan dapat diambil dalam


tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari kerja
termasuk cuti yang sedang berjalan.

f) Tidak diambil lebih dari 2 tahun berturut-turut dapat diambil


dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24 (duapuluh empat) hari
kerja termasuk cuti yang sedang berjalan.

g) Dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang


berwenang memberikan cuti paling lama 1 tahun, apabila kepentingan
dinas mendesak.

h) Yang ditangguhkan pelaksanaannya dapat diambil dalam tahun


berikutnya selama 24 hari kerja termasuk cuti yang sedang berjalan.

i) Yang akan dijalankan di tempat yang sulit perhubungannya dapat


ditambah untuk paling lama 14 hari.

3) Wewenang. Wewenang pemberian cuti tahunan PNS AD adalah Dan


Satminkal A.n. Kasad.

b. Cuti Besar.

1) Syarat. Cuti Besar diberikan kepada Pegawai Negeri sipil yang


telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun secara terus menerus.

2) Ketentuan :

a) Lamanya cuti besar selama 3 (tiga) bulan.


b) Yang menjalankan cuti besar tidak berhak lagi atas cuti
tahunannya dalam tahun yang bersangkutan.
c) Mengajukan permohonan secara tertulis kepada pejabat yang
berwenang memberikan cuti.

d) Diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang


memberikan cuti.

e) Yang dimaksud dengan bekerja terus menerus adalah bekerja


dengan tidak terputus karena menjalankan cuti diluar tanggungan
negara atau karena diberhentikan dari jabatan negeri dengan
menerima uang tunggu.

f) Dapat digunakan oleh Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan


untuk kewajiban Agama dan mencapai Batas Usia Pensiun.
8

g) Pegawai Negeri Sipil yang mengambil cuti besar kurang dari


3 (tiga) bulan maka sisa cuti besar yang manjadi haknya hapus.

h) Apabila ada kepentingan dinas yang mendesak, maka


pelaksanaan cuti besar dapat ditangguhkan untuk paling lama 2 (dua)
tahun.

i) Dalam hal yang sedemikian maka waktu penangguhan itu


dihitung penuh untuk perhitungan hak atas cuti besar berikutnya.

3) Wewenang. Wewenang pemberian cuti besar PNS AD adalah


Pangkotama/Balakpus A.n. Kasad.

c. Cuti Sakit.

1) Syarat. Cuti sakit diberikan kepada PNS yang menderita sakit.

2) Ketentuan.

a) PNS yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari berhak atas
cuti sakit, dengan ketyentuan bahwa ia harus memberitahukan kepada
atasannya.

b) PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan


14 (empat belas), berhak atas cuti sakit dengan ketentuan bahwa PNS
yang bersangkutan harus mengajukan permohonan secara tertulis
kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti dengan melampirkan
surat keterangan dokter.

c) PNS yang menderita sakit lebih dari 14 ( empat belas ) hari


berhak cuti sakit, dengan ketentuan harus mengajukan permintaan cuti
sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti
dengan melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh
Menteri kesehatan.

d) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud bagian c) di


atas antara lain menyatakan tentang perlunya diberikan cuti, lamanya
cvuti dan keterangan lain yang dipandang perlu.

e) Cuti sakit yang dimaksud bagian c) diberikan untuk paling lama 1


(satu) tahun.

f) PNS yang telah menderita sakit selama 1 (satu) tahun dapat


ditambah paling lama 6 (enam) bulan apabila dipandang perlu
berdasarkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh Menteri
Kesehatan.

g) PNS yang sakit selama 1 (satu) tahun dan ditambah 6 (enam)


bulan belum sembuh dari penyakitnya, harus diuji kembali
kesehatannya oleh Panitia Penguji Kesehatan yang ditunjuk .
9

h) Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan tersebut PNS


yang bersangkutan :

(1) Belum sembuh dari penyakitnya tetapi ada harapan untuk


dapat bekerja kembali sebagai PNS, maka ia diberhentikan
dengan hormat dari jabatannya karena sakit, dengan mendapat
uang tunggu menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

(2) Apabila belum sembuh dari penyakitnya dan tidak ada


harapan lagi untuk dapat bekerja kembali sebagai PNS, maka ia
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS, dengan mendapat
hak-hak kepegawaian menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

i) PNS Wanita yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti


sakit untuk paling lama 1 (satu setengah) bulan, dengan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter.

j) PNS yang mengalamai kecelakaan dalam dan oleh karena


menjalankan tugas kewajibannya sehingga ia perlu mendapat
perawatan, berhak atas cuti sakit sampai ia sembuh dari penyakitnya.

k) Menerima penghasilan penuh selama cuti sakit.

3) Wewenang. Wewenang Pemberian cuti sakit adalah Kaajen Kotama/


Dirbinlem/Sekbalakpus/Dandenma Mabesad A.n. Kasad.

d. Cuti Bersalin.

1) Syarat. Diberikan kepada PNS wanita untuk melaksanakan persalinan


anaknya yang pertama, kedua dan ketiga.

2) Ketentuan.

a) Lamanya cuti bersalin adalah 3 bulan, 1 (satu) bulan sebelum


dan 2 (dua) bulan sesudah melahirkan.

b) Untuk persalinan anaknya yang keempat dan seterusnya,


kepada PNS wanita diberikan cuti di luar tanggungan negara.

c) Lamanya cuti bersalin tersebut 1 (satu) bulan sebelum dan


2 (dua) bulan sesudah persalinan.

d) Untuk mendapatkan cuti bersalin, PNS wanita yang bersangkutan


mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti.

e) Cuti bersalin diberikan secara tertulis oleh pejabat yang


berwenang memberikan cuti.
10

f) Apabila kurang dari satu bulan sebelum melahirkan yang


bersangkutan telah melahirkan dianggap telah melaksanakan Cuti
bersalin selama satu bulan.

g) Selama menjalankan cuti bersalin PNS wanita yang


bersangkutan menerima penghasilan penuh.

3) Wewenang. Wewenang pemberian cuti bersalin adalah Dansatminkal


A.n. Kasad.

e. Cuti Karena Alasan Penting.

1) Syarat. Diberikan kepada PNS untuk melaksanakan cuti karena


alasan penting untuk paling lama 2 (dua) bulan.

2) Ketentuan. Yang dimaksud dengan cuti karena alasan penting adalah :

a) Ibu, bapak, isteri/suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu


sakit keras atau meninggal dunia.

b) Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam sub a)


diatas meninggal dunia dan menurut ketentuan hukum yang berlaku
PNS yang bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota
keluarganya yang meninggal dunia itu.

c) Melangsungkan perkawinan yang pertama.

d) Alasan penting lainnya yang ditetapkan oleh Presiden.

e) Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting PNS yang


bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis dengan
menyebutkan alasan-alasannya kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti.

f) Cuti karena alasan penting diberikan secara tertulis oleh pejabat


yang berwenang memberikan cuti.

g) Dalam hal yang mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan


tidak dapat menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang
memberikan cuti, maka pejabat yang tertinggi di tempat PNS yang
bersangkutan bekerja dapat memberikan izin sementara untuk
menjalankan cuti karena alasan penting.

h) Pemberian sementara sebagaimana dimaksud dalam sub


pasal g) harus segera diberitahukan kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti oleh pejabat yang memberikan izin sementara.

i) Pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah menrima


pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada sub pasa g) memberikan
cuti karena alasan penting kepada PNS.
11

j) Selama menjalankan cuti karena alasan penting, PNS yang


bersangkutan menerima penghasilan penuh.

3) Wewenang. Wewenang pemberian cuti alasan penting oleh


Dansatminkal A.n. Kasad.

f. Cuti Diluar Tanggungan Negara.

1) Syarat. Diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya


5 (lima) tahun secara terus menerus karena adanya alasan-alasan pribadi
yang penting dan mendesak dapat diberikan cuti diluar tanggungan negara.

2) Ketentuan.

a) Mempunyai alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak


misalnya seorang PNS Wantia yang suaminya bertugas diluar negeri,
sehingga mengharuskan PNS wanita tersebut mendampingi suaminya
ditempat tugas itu.

b) Cuti diluar tanggungan negara dapat diberikan paling lama 3


(tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk paling lama 1 (satu) tahun
apabila ada alasan-alasan penting untuk memperpanjangnya.

c) Cuti di luar tanggungan negara mengakibatkan PNS yang


bersangkutan dibebaskan dari jabatannya kecuali cuti diluar
tanggungan negara karena PNS wanita untuk persalinan anaknya yang
ke empat.

d) Jabatan yang lowong karena pemberian cuti di luar tanggungan


negara segera diisi.

e) Untuk mendapatkan cuti di luar tanggungan negara PNS yang


bersangkutan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti disertai dengan alasan-alasannya.

f) Cuti diluar tanggungan Negara hanya dapat diberikan dengan


Surat Keputusan Pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah
mendapat persetujuan dari Kepala BKN.

g) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara, PNS yang


bersangkutan tidak berhak menerima penghasilan dari negara.

h) Selama menjalankan cuti di luar tanggungan negara tidak


diperhitungkan sebagai masa kerja PNS.

i) PNS yang melaporkan diri kepada instansi induknya setelah


habis menjalankan cuti di luar tanggungan negara, maka :
12

(1) Apabila ada lowongan ditempatkan kembali.


(2) Apabila tidak ada lowongan, maka pimpinan instansi yang
bersangkutan melaporkan kepada Kepala BAKN untuk
kemungkinan ditempatkan pada instansi lain.
(3) Apabila penempatan yang dimaksud sub pasal (2) tidak
mungkin, maka PNS yang bersangkutan diberhentikan dari
jabatannya karena kelebihan dengan mendapat hak-hak
kepegawaian menurut perundang-undangan yang berlaku.

3) Wewenang.

a) Cuti diluar tanggungan negara dan mempekerjakan kembali oleh


Panglima TNI.

b) Cuti diluar tanggungan negara untuk persalinan anak ke empat


dan seterusnya oleh Dirajenad A.n. Kasad.

12. Evaluasi

a. Sebutkan jenis-jenis cuti !


b. Jelaskan syarat dan ketentuan cuti tahunan !
c. Jelaskan syarat dan ketentuan cuti bersalin !

BAB IV

PERKAWINAN / PERCERAIAN

13. Umum.

a. PNS sebagai aparatur negara wajib memberikan contoh yang baik dan menjadi
suri tauladan di masyarakat termasuk dalam kehidupan berkeluarga.

b. Dalam rangka meningkatkan disiplin PNS dalam melakukan perkawinan dan


perceraian perlu diatur ketentuan-ketentuan tentang izin perkawinan dan perceraian
bagi PNS AD.

14. Ketentuan Perkawinan PNS TNI AD.

a. Setiap PNS yang akan melangsungkan perkawinan wajib memperoleh izin


terlebih dahulu dari atasannya dan mengirimkan laporan perkawinan menurut
ketentuan yang berlaku.

b. Setiap PNS AD yang akan beristri lebih dari seorang wajib memperoleh izin
terlebih dahulu, dengan persyaratan :
13

1) Syarat alternatif :

a) Istri menderita penyakit rohaniah atau jasmaniah yang sukar


disembuhkan, sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban sebagai istri,
baik secara biologis maupun lainnya yang menurut keterangan dokter
sukar disembuhkan.

b) Istri mendapat cacat badan atau penyakit lain yang tidak dapat
disembuhkan, dalam arti bahwa istri menderita penyakit badan yang
menyeluruh yang buktikan dengan surat keterangan dokter.

c) Istri tidak dapat melahirkan keturunan setelah menikah sekurang-


kurangnya 10 (sepuluh) tahun dan dibuktikan dengan surat keterangan
dokter.

2) Syarat komulatif.

a) Ada persetujuan tertulis yang dibuat secara iklas dari istri


terdahulu.

b) PNS AD pria yang bersangkutan mempunyai penghasilan yang


cukup untuk membiayai istri-istrinya dan anak-anaknya.

c) Pernyataan tertulis dari PNS AD pria yang bersangkutan bahwa


ia akan berlaku adil terhadap istri-istrinya dan anak-anaknya.

3) Persyaratan Administrasi Perkawinan.

a) Surat permohonan dari yang bersangkutan.


b) Surat pernyataan pendapat pejabat agama.
c) Foto kopi Akta Kenal Lahir.
d) Surat pernyataan kesanggupan calon suami/isteri.
e) Surat persetujuan dari orang tua/Wali calon.
f) Surat keterangan belum pernah kawin.
g) Surat keterangan Litsus bagi bukan PNS/TNI.
h) Surat keterangan Dokter pemerintah.
i) Surat keterangan cerai bagiduda/janda.
j) Pas photo ukuran 3 x4.

15. Ketentuan Perceraian.

a. Setiap PNS AD yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin


tertulis terlebih dahulu dari yang bersangkutan.

b. Setiap PNS AD hanya dapat melakukan perceraian apabila ada alasan yang
syah :

1) Salah satu berbuat zinah, yang dibuktikan dengan :

a) Keputusan pengadilan.
14

b) Surat pernyataan (saksi) minimal 2 orang yang sudah dewasa


yang melihat perzinahan tersebut, surat pernyataan diketahui
serendah-rendahnya Camat.

c) Perzinahan diketahui salah satu pihak (suami/istri) tertangkap


basah.

2) Salah satu pihak menjadi pemabuk, pemadat atau penjudi yang sukar
disembuhkan dan dibuktikan dengan :

a) Pernyataan saksi 2 (dua) orang yang telah dewasa dan diketahui


serendah-rendahnya Camat.

b) Surat keterangan dokter pemerintah.

3) Salah satu pihak meninggalkan selama 2 (dua) tahun berturut-turut


tanpa ijin pihak lain atau tanpa alasan yang syah, pernyataan disyahkan
serendah-rendahnya Camat.

4) Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang


membahayakan pihak lain yang dibuktikan dengan visum etrepertum dari
dokter pemerintah.
5) Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau
hukuman yang lebih berat secara terus menerus, yang dibuktikan dengan
keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

6) Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan/ pertengkaran dan


tidak ada harapan untuk hidup rukun kembali dalam rumah tangga, surat
pernyataan dari kepala desa dan disyahkan serendah-rendahnya oleh Camat.

c. Setiap pimpinan yang menerima surat permintaan izin cerai, harus berusaha
semaksimal mungkin untuk merukunkan kembali suami istri tersebut dan apabila tidak
berhasil baru diteruskan kepada atasan yang berwenang.

d. Persyaratan Administrasi Perceraian.

1) Surat permohonan dari yang bersangkutan.


2) Surat keterangan tidak keberatan suami/isteri dicerai.
3) Surat keterangan dari yang berwenang tentang :

a) BAP suami/isteri berbuat zinah.


b) Suami/Isteri menjadi pemabuk berat.
c) Suami/isteri meninggalkan 2 tahun berturut-turut.
d) Suami/isteri dipenjara 5 tahun lebih.
e) Suami/isteri melakukan penganiayaan.
f) Suami/isteri tidak ada kecocokan lagi.
.
4) Surat pernyataan dari PNS pria tentang sanggup memberikan bagian
penghasilan bagi isteri dan anak-anaknya.
15

16. Hak Kewajiban Suami/Istri Yang Melaksanakan Perceraian.

a. Apabila perceraian kehendak PNS pria, maka ia harus menyerahkan sebagai


gaji untuk penghidupan bekas istri dan anak-anaknya dengan ketentuan sebagai
berikut :

1) Apabila anak mengikuti bekas istri.


a) Sepertiga gaji untuk PNS pria.
b) Sepertiga gaji untuk bekas istrinya.
c) Sepertiga gaji untuk anak-anaknya yang diterimakan kepada
bekas istrinya.
2) Apabila dalam perkawinan itu tidak mempunyai anak.

a) 1/2 gaji untuk PNS pria.


b) 1/2 gaji untuk bekas istrinya.

3) Apabila sebagian anaknya mengikuti PNS Pria dan sebagian lagi


anaknya mengikuti bekas istrinya :

a) 1/3 gaji untuk PNS pria.


b) 1/3 gaji untuk bekas istrinya.
c) 1/3 gaji untuk jumlah anak dikalikan anak yang mengikuti
masing-masing pihak (suami/istri) dan diterimakan gaji tersebut kepada
masing-masing pihak yang mengurus anak tersebut.
b. Apabila perceraian atas kehendak pihak istri (kecuali dimadu) maka pihak istri
tidak berhak mendapat apa-apa.

c. Apabila bekas istri kawin lagi ia tidak mendapat hak apa-apa kecuali hak
anaknya yang mengikutinya tetap mendapat gaji, dan apabila bekas istrinya tidak
kawin lagi ia tetap mendapatkan hak sepertiga gaji.

d. Tunjangan anak diberikan sampai usia tahun dan 25 tahun apabila anak
tersebut masih sekolah, dan apabila anak tersebut sudah kawin atau sudah
mempunyai penghasilan sendikit ia tidak mendapat tunjangan (dihentikan).

e. Apabila PNS Pria yang telah menceraikan istrinya dan kemudian kawin lagi
dengan wanita lain dan kemudian cerai lagi maka bekas istrinya tersebut berhak
menerima :

1) 1/3 dari gaji PNS pria apabila anak-anaknya mengikuti PNS AD yang
bersangkutan.

2) 2/3 dari sepertiga PNS pria apabila mengikuti bekas istrinya.

3) Apabila sebagian anak mengikuti PNS pria dan sebagian anaknya


mengikuti bekas istrinya maka 1/3 dari 1/3 gaji menjadi hak anak-anaknya
dibagi menurut jumlah anak-anaknya.
16

f. Wewenang. Pemberian izin kawin/cerai PNS AD :

1) Gol IV oleh Kasad A.n. Panglima TNI.


2) Gol III oleh pangkotama/kalakpus A.n. Kasad.
3) Gol II dan I oleh Dansatminkal A.n. Kasad.

17. Evaluasi

a. Sebutkan ketentuan perkawinan !


b. Sebutkan ketentuan perceraian !
c. Sebutkan hak dan kewajiban suami/istri setelah perceraian !

BAB V

KARTU ISTRI (KARIS) / KARTU SUAMI (KARSU)

18. Umum. Setiap PNS AD sebagai kelengkapan identitas yang bersangkutan akan
diberikan identitas yang disebut KTA dan Karpeg yang diberikan kepada PNS AD tetapi tidak
termasuk Capeg, kepada istri/suami PNS AD yang sah menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai identitasnya harus dibuatkan Karis kepada istri personel
dan Karsu (Kartu Suami) kepada suami PNS AD.

19. KARIS/KARSU. Kepada istri/suami PNS AD yang sah menurut peraturan


perundang-undangan yang berlaku sebagai identitasnya harus dibuatkan Karis kepada istri
personel dan Karsu (Kartu Suami) kepada suami PNS AD.

20. Ketentuan.

a. Berlaku untuk istri/suami PNS AD termasuk Capeg.

b. Berlaku selama menjadi istri/suami PNS AD yang bersangkutan.

c. Jika terjadi perceraian tidak berlaku dan diserahkan kepada Pejabat


Personalia.

d. Jika terjadi Rujuk, Karis/Karsu berlaku kembali.

e. Jika terjadi kehilangan, meminta ke Pejabat Personel untuk mengajukan


kembali.

f. Sebagai data/bahan Administrasi untuk istri yang sah dalam Kep Pensiun.
17

21. Prosedur.

a. Satminkal membuat laporan perkawinan pertama setelah menerima Photokopi


surat kawin lengkap dan surat ijin kawin dan dilampirinya. Selanjutnya membuat usul
permintaan Karis/karsu kepada Pangkotama/Kabalakpus U.p. Kaajen Kotama
Kabalakpus.

b. Pangkotama/Kabalakpus. Meneliti kebenaran usul dari Satminkal dan


kelengkapan Hanmin untuk selanjutnya membuat usul kepada Ka BKN/Pusat.

22. Bahan Administrasi :

a. Satminkal.

1) Laporan perkawinan Pertama.

2) Fhoto kopi surat kawin yang dilegalisir oleh Pejabat Personalia.

3) Surat ijin kawin dan lampirannya.

4) Pas fhoto hitam putih ukuran 3X4 cm dari istri/suami PNS masing-
masing rangkap 3 (tiga).

5) Daftar susunan keluarga.

b. Kotama/Balakpus.

1) Laporan Perkawinan Pertama.


2) Fhoto Kopi Surat Kawin.
3) Pas Fhoto ukuran 3x4 cm (ditulis nama dibelakangnya).
4) Daftar keluarga/kartu keluarga (masing-masing rangkap 3 (tiga)).

23. Wewenang. Wewenang pemberian Karis/Karsu secara terpusat dikeluarkan oleh


Kepala BKN.

24. Evaluasi.

a. Jelaskan prosedur pembuatan Karis/Karsu !


b. Sebutkan bahan adminstrasi dalam pembuatan Karis/Karsu !
18

BAB VI

PERUBAHAN NAMA/GANTINAMA, PINDAH AGAMA

TAMBAH GELAR DAN GANTI KELAMIN

25. Umum. Bagi PNS AD selain diberikan Perawatan yang meliputi kebutuhan
jasmaniah dan rohaniah, juga diberikan pelayanan yang meliputi perubahan nama, pindah
agama, tambah gelar dan ganti kelamin.

26. Ganti Nama. Ganti nama adalah tindakan mengganti nama semula menjadi
nama lain (nama baru) yang menyebabkan perubahan secara menyeluruh atau sebagian
unsur kata yang terdapat pada nama semula, sehingga mengakibatkan harus ada
perubahan data tersebut secara sah oleh pejabat yang berwenang.

27. Perubahan Nama.

a. Tindakan menambah atau mengurangi nama tanpa mengubah salah satu


unsur nama atau lebih dari nama semula menjadi nama baru, sehingga
mengakibatkan harus ada perubahan data tersebut secara sah oleh pejabat yang
berwenang.

b. Tindakan menambah atau mengurangi nama yang berkaitan dengan hal-hal


yang berhubungan dengan masalah adat, marga, kebangsawanan, agama dan
penghargaan dari negara asing sehingga mengakibatkan harus ada perubahan pada
data tersebut secara sah oleh pejabat yang berwenang.

28. Ganti Agama. Ganti agama adalah tindakan berganti agama dari yang
dianutnya semula menjadi agama lain melaui prosedur dan bukti yang sah, sehingga
mengakibatkan harus ada perubahan pada data tersebut secara sah oleh pejabat yang
berwenang.

29. Ganti Kelamin. Ganti kelamin adalah tindakan berganti kelamin dari pria menjadi
wanita atau sebaliknya, sehingga mengakibatkan harus ada perubahan pada data tersebut
secara sah oleh pejabat yang berwenang.

30. Penambahan Gelar. Penambahan gelar dan sebutan lulusan perguruan tinggi
adalah predikat yang dimiliki oleh seseorang dari suatu prestasi yang telah dicapai dalam
bidang ilmiah, sehingga perlu diadakan penyesuaian pada penulisan nama yang
bersangkutan secara sah oleh pejabat yang berwenang.
19

31. Ketentuan.

a. Berstatus PNS AD.

b. Berlaku untuk semua pangkat dan golongan.

c. Ganti agama yaitu dari/ke Islam, Katholik, Protestan, Hindu dan Budha.

d. Ganti agama bagi PNS yang telah beristeri/suami harus melampirkan surat ijin
dari isteri/suami yang bersangkutan, kecuali ganti agama tersebut sebelum menikah.

e. Untuk memperoleh data yang akurat maka data nama, tanggal lahir dan NIP
yang tercantum pada Skep pengangkatan PNS, harus dijadikan dasar/pedoman
penulisan, pada setiap bahan administrasi yang diajukan.

f. Bahan administrasi yang tidak lengkap, akan dikembalikan kepada satuan


pengusul.

32. Bahan Administrasi.

a. Ganti Nama.

1) Asli surat permohonan dari yang bersangkutan, diketahui oleh


Dansatminkal.

2) Surat usul dari Pangkotama/Kabalakpus.

3) Salinan/fotokopi surat keputusan pengadilan negeri setempat tentang


ganti nama yang bersangkutan, disahkan oleh pejabat pengadilan yang
berwenang.

4) Fotokopi Keputusan Pengangkatan PNS.

5) Fotokopi Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir.

b. Perubahan Nama.

1) Asli surat permohonan dari yang bersangkutan diketahui oleh


Dansatminkal.

2) Surat usul dari Pangkotama/Kabalakpus.

3) Fotokopi surat bukti perubahan nama dari pengadilan negeri/pemangku


adat/istana/keraton/pejabat agama/pejabat yang berwenang lainya, disahkan
oleh pejabat yang menerbitkn surat perubahan tersebut.

4) Fotokopi keputusan Pengangkatan PNS.

5) Fotokopi keputusan Kenaikan Pangkat terakhir.


20

c. Ganti Agama.

1) Asli surat permohonan dari yang bersangkutan diketahui oleh


Dansatminkal.

2) Surat usul dari Pangkotama/Kabalakpus.

3) Fotokopi surat pernyataan ganti agama yang di keluarganya masing-


masing lembaga yang berwenang atau pejabat agama (Bintal) masing-masing
satuan, disahkan oleh Dansatminkal.

4) Surat ijin dari suami/isteri yang bersangkutan bagi PNS yang telah
bersuami/isteri.

5) Fotokopi Keputusan Pengangkatan PNS.

6) Fotokopi Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir.

d. Ganti Kelamin.

1) Asli surat permohonan dari yang bersangkutan diketahui oleh


Dansatminkal.

2) Surat usul dari Pangkotama/Kabalakpus.

3) Fotokopi surat pengesahan ganti kelamin dari pengadilan negeri yang


disahkan oleh pejabat pengadilan negeri yang berwenang.

4) Surat keterangan yang menjelaskan secara kronologis tentang asal usul


ganti kelamin dari Dansatminkal.

5) Surat keterangan pelaksanaan/pemeriksaan ganti kelamin dari Dokter


Rumah Sakit Negeri/Swasta.

6) Fotokopi Keputusan Pengangkatan PNS.

7) Fotokopi Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir.

e. Tambah Gelar dan sebutan lulusan Perguruan Tinggi.

1) Asli surat permohonan dari yang bersangkutan diketahui oleh


Dansatminkal.

2) Surat usul dari Pangkotama/Kabalakpus.

3) Foto kopi ijasah kesarjanaan/bukti gelar lainya yang disahkan oleh


pejabat yang berwenang.

4) Foto kopi Keputusan Pengangkatan PNS.

5) Foto kopi Keputusan Kenaikan Pangkat terakhir.


21

f. Semua bahan administrasi tersebut disahkan oleh pejabat personel yang


bersangkutan dan dibuat rangkap dua :

1) Satu rangkap untuk Kotama/Balakpus.


2) Satu rangkap untuk Ditajenad.

33. Prosedur. Cara pengajuan usul untuk mendapatkan Keputusan pengesahan


Ganti/Perubahan Nama, Ganti Agama, Ganti Kelamin, Penambahan Gelar dan sebutan
Lulusan Perguruan Tinggi ditentukan sebagai berikut :

a. Yang bersangkutan mengajukan permohonan kepada Dirajenad U.p


Kasubditbinmin PNS melalui Dansatminkal dengan melampirkan bahan administrasi
yang telah ditentukan.

b. Dansatminkal meneliti kelengkapan dan kebenaran bahan administrasi yang


bersangkutan selanjutnya mengajukan usul kepada Pangkotama/Kabalakpus U.p.
Kaajen/Ses/Dirbinlem.

c. Pejabat personel yang berwenang di Kotama/Balakpus meneliti kelengkapan


dan kebenaran bahan administrasi usul dari Dansatminkal selanjutnya
Kaajen/Ses/Dirbinlem atas nama Pangkotama/Kabalakpus mengajukan usul beserta
kelengkapan bahan administrasi kepada Dirajenad U.p. Kasubditbinmin PNS.

34. Mekanisme.

a. Satminkal.

1) Mengadakan penelitian terhadap surat permohonan dari yang


bersangutan atas kebenaran, kelengkapan, keabsahan dan kemutakhiran data
pada bahan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku.

2) Mengajukan/meneruskan permohonan tersebut dengan membuat surat


usul lengkap dengan bahan administrasinya rangkap dua kepada
Pangkotama/Kabalakpus U.p. Kaajen/Ses/Dirbinlem.

3) Menyimpan Foto kopi petikan Keputusan tersebut pada dosir yang


bersangkutan dan dicacat dalam buku catatan personel di Satminkal.

4) Menyampaikan surat keputusan kepada yang bersangkutan.

b. Kotama/Balakpus.

1) Mengadakan penelitian terhadap usul dari Satminkal atas kebenaran,


kelengkapan dan kemutakhiran data pada bahan administrasi yang
bersangkutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
22

2) Kaajen/Ses/Dirbinlem mengajukan usul dari Satminkal dengan membuat


dan menandatangani surat usul atas nama Pangkotama/ Kabalakpus yang
dielengkapi dengan bahan administrasi yang bersangkutan rangkap satu
kepada Dirajenad U.p. Kasubditbinmin PNS.

3) Menyimpan salinan/Foto kopi/petikan Keputusan tersebut lengkap


dengan bahan administrasinya rangkap satu pada dosir yang bersangkutan
dan dicatat dalam buku catatan personel di Kotama/Balakpus.

4) Menyampaikan petikan surat keputusan kepada yang bersangkutan


melalui Dansatminkal masing-masing.

c. Ditajenad.

1) Menerima usul dan meneliti kelengkapan bahan administrasi yang


diterima Kotama/Balakpus.

2) Memproses usul dari Kotama/Balakpus setelah ada persetujuan dari


BKN.

35. Evaluasi.

a. Apa yang menjadi dasar pertimbangan perubahan nama, pindah agama dan
tambah gelar dan ganti kelamin ?

b. Sebutkan bahan administrasi untuk kelengkapan ganti nama !

c. Sebutkan bahan administrasi untuk ganti agama !

d. Sebutkan bahan administrasi untuk tambah gelar dan sebutan lulusan


perguruan tinggi !

e. Sebutkan prosedur untuk mendapatkan surat keputusan perubahan nama,


pindah agama dan tambah gelar dan ganti kelamin !

BAB VI

TANDA KEHORMATAN NEGARA

36. Umum. Dalam rangka meningkatkan pengabdian PNS kepada Negara dan Bangsa,
maka setiap personel PNS dirawat dan dipelihara baik personel itu sendiri maupun
keluarganya sehingga dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan kepadanya dapat
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, efektif, efisien dan memuaskan serta diberikan
tanda jasa atau tanda kehormatan negara.
23

37. Tanda Penghargaan. Tanda penghargaan yang diberikan kepada PNS berupa

a. Satyalancana Karya Satya.

1) Klasifikasi.

a) Satyalancana sepuluh tahun.


b) Satyalancana dua puluh tahun.
c) Satyalancana tiga puluh tahun.

2) Persyaratan. Satyalancana Karya Satya diberikan kepada PNS AD


yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a) Telah mempunyai masa kerja minimal sepuluh tahun, dua puluh


tahun dan/atau tiga puluh tahun secara terus menerus sebagai PNS.

b) Setia terhadap negara, cakap dan rajin dalam melakukan


tugasnya sehingga dapat dijadikan teladan bagi PNS TNI lainya.

c) Berakhlak dan berbudi pekerti yang baik.

d) Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang/berat.

e) Semua unsur penilaian dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan


Pekerjaan (DP-3) sekurang-kurangnya bernilai Baik (76 ke atas) dan
khusus nilai kesetiaan sekurang-kurangnya bernilai amat baik (91 ke
atas).

f) PNS AD yang pada saat PP No. 25 Tahun 1994 telah memiliki


Masa Kerja 10 S.D. 19 tahun dan memenuhi syarat dapat dianugerahi
SLKS 10 tahun, bila Ybs pada Masa kerja 20 Tahun dapat diusulkan
penganugerahan SLKS 20 tahun.

g) PNS AD yang pada saat PP N0. 25 Tahun 1994 telah memiliki


masa kerja 20 S.D. 29 tahun dan memenuhi syarat dapat diusulkan
SLKS 20 tahun, dan dalam hal Ini ybs tidak perlu diusulkan SLKS
10 tahun.

h) PNS AD yang pada saat PP No. 25 tahun 1994 telah memiliki


masa kerja 30 tahun atau lebih dan memenuhi syarat dapat dianugerahi
SLKS 30 tahun, dan dalam hal ini ybs tidak perlu diusulkan SLKS 10
tahn dan 20 tahun.

i) PNS AD yang pada saat PP. No. 25 tahun 1994 teleh memiliki
masa kerja 20 atau lebih tetapi pada masa 10 tahun tahap pertama tidak
memenuhi syarat, sedangkan masa 10 tahun tahap ke dua memenuhi
syarat, maka ybs dapat diusulkan SLKS 10 thn.
24

j) PNS AD yang pada saat PP No. 25 tahun 1994 telah memiliki


masa kerja 20 atau lebih tetapi pada masa 10 tahun tahap kedua tidak
memenuhi syarat, maka ybs tidak dapat diusulkan SLKS baik 10 tahun
maupun 20 tahun.

b. Piagam Pernyataan Penghargaan. PNS TNI yang ternyata telah menunjukkan


jasa-jasa, kerajinan, kejujuran dan ketaatan kepada negara dan tugas kewajibanya
secara luar biasa sehingga patut dijadikan teladan pada tingkat nasional dapat
diberikan Piagam Pernyataan Penghargaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Penghargaan Lain-lain.

1) PNS AD dapat diberikan tanda penghargaan yang berlaku bagi prajurit


TNI apabila memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

2) Tanda penghargaan tersebut dapat berupa Bintang Jasa, Satyalancana


dan pemberian Gelar Kehormatan Veteran.

38. Macam dan Bentuk Medali SLKS

a. Medali SLKS dibedakan dalam 3 macam yaitu :

1) SLKS 10 tahun berwarna perunggu


2) SLKS 20 tahun berwarna perak.
3) SLKS 30 tahun berwarna emas

b. Medali SLKS dibuat dari logam berbentuk lingkaran dengan relief sebagai
berikut :

1) Pada sisi bagian depan berupa setangkai kapas dan setangkai padi
masing-masing terdiri dari 17 daun dan 8 bunga kapas serta 45 butir padi,
ditengah-tengah lingkaran terdpat gambar perisai Pancasila yang di atasnya
terdapat bintang persegi lima dan tulisan karya satya serta angka romawi X
untuk SLKS10 tahun, romawi XX untuk SLKS20 dan romawi XXX untuk SLKS
30 tahun

2) pada sisi bagian belakang tertera tulisan republik indonesia

c. SLKS tersebut digantung pada pita berwarna dasar biru dengan lima lajur
berwarna abu-abu

39. Penganugerahan, penyematan, pemakaian dan pencabutan SLKS.

a. Penganugerahan. SLKS dianugerahkan dengan keputusan Presiden setelah


mendapat pertimbangan dari dewan TKN RI atas usul mentri yang dikoordinasikan
dengan KBKN dan setiap SLKS disertai Piagam Tanda Kehormatan yang di
tangdatangani oleh Presiden.
25

b. Penyematan SLKS. Oleh Pejabat yang ditunjuk serendah-rendahnya


menduduki jabatan eselon IV/gol V atau setingkat A.n. presiden pada upacara
peringatan :

1) HUT proklamasi RI tanggal 17 Agustus.


2) Hari besar nasional
3) HUT kesatuan.
4) HUT Korpri.

c. Pemakaian :

1) Medali besar SLKS dipakai pada upacara resmi, hari-hari besar


nasional yaitu upacara HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus, Hari Kesaktian
Pancasila 1 Oktber, Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober, Hari Pahlawan 10
Nopember, Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei dan upacara resmi lainnya.

2) Ketentuan pemakaian :

a) Dipakai pada dada/di atas saku sebelah kiri

b) Bila memiliki Tanda Kehormatan Bintang, maka pemakaian


berurutan dari kanan ke kiri setelah Tanda Kehormatan Bintang.

c) Dalam hal memiliki SLKS lebih dari satu macam, maka yg dipakai
hanya satu yang tinggi derajatnya

3) Pakaian yang dikenakan :

a) Pakaian sipil lengkap bagi PNS pria/pakaian nasioanl bagi PNS


wanita.

b) Pakaian Sipil Resmi (PSR)

c) Pakaian Seragam Korpri

d) Pakaian upacara instansi

4) Pensiunan yang diundang pada upacara resmi wajib memakai SLKS


tertinggi yang dimilikinya.

5) Bila penerima SLKS meninggal dunia, hak memakai SLKS tidak dapat
beralih kepada isteri/suami atau anaknya isteri/suami/anaknya hanya bisa
menyimpannya tanpa ada hak utk menjual belikannya.

d. Pencabutan :

1) Dijatuhi hukuman disiplin berat berupa henti tidak dengan hormat


sebagai PNS.
26

2) Berdasarkan Keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum


tetap, dikenakan hukuman tambahan berupa pencabutan hak menerima dan
memakai SLKS.

3) Pencabutan hak memakai SLKS di tetapkan dengan Keputusan


Presiden setelah mendengar pertimbangan dari Dewan Tanda-tanda
Kehormatan RI atas usul mentri.

4) Prosedur pencabutan sama dengan prosedur pengusulan dengan


dilampiri Keputusan penjatuhan Kumplin dan daftar riwayat hidup.

40. Persyaratan Administrasi.

a. Surat usul dari Kotama/Balakpus/Dandenma Mabesad.


b. DRH (Dafat Riwayat Hidup Singkat)
c. Fotokopi Skep/kep pengangkatan pertama
d. Fotokopi Skep/kep kenaikan pangkat terakhir.
e. Fotokopi Skep/Kep/Sprin jabatan terakhir.
f. Untuk usul SLKS 20 tahun melampirkan Foto kopi Petikan SLKS 10 tahun dan
untuk SLKS 30 tahun melampirkan petikan SLKS 10 dan 20 tahun.
g. Masing-masing rangkap 2 dan dilegalisir olh pejbt pers.
h. Map warna hijau masing-masing 1 org 1 map.

41. Prosedur Usul.

a. Dansatminkal mengajukan usul kepada PDW/Dandenma Mabesad dengan


dilampiri persyaratan administrasi.

b. PDW/Dandenma Mabesad atas dasar sidang tingkat. Kotama/Balakpus/PDW/


Dandenma Mabesad mengajukan usul kepada kasad u.p. dirajenad dgn dilampiri
persyaratan administrasi.

c. Kasad (dalam hal ini Dirajenad) atas dasar hassil sidang tingkat Mabesad
mengajukan usul kepada Panglima TNI U.p. Aspers Kasum TNI deagan dilampiri
persyaratan administrasi.

d. Persyaratan administrasi dari PDW/Dandenma Mabesad harus sudah diterima


Ditajenad selambat-lambatnya :

1) Akhir Desember untuk periode sidang Pebruari di Tk. Mabesad.


2) Akhir bulan Mei utk periode sidang Juli Tk.. Mabesad

42. Wewenang. Wewenang penganugerahan tanda penghargaan adalah sebagai


berikut :

1) Satyalancana Karya Satya (untuk semua golongan) wewenangnya adalah


Presiden dan penanda tangannya oleh Presiden.
27

2) Piagam Pernyataan Penghargaan (untuk semua golongan) wewenangnya


adalah Presiden dan penanda tangannya oleh Presiden.

3) Piagam/Hadiah (untuk semua golongan) wewenangnya adalah Panglima TNI


didelegasikan kepada Kasad.

4) PNS yang berhak atas tanda penghargaan yang diberikan kepada prajurit TNI
sepanjang yang bersangkutan memenuhi persyaratan wewenangnya adalah
Panglima TNI didelegasikan kepada Kasad.

43. Evaluasi.

a. Sebutkan tanda penghargaan yang diberikan kepada PNS !


b. Jelaskan wewenang penganugerahan tanda penghargaan !

BAB VIII

EVALUASI AKHIR PELAJARAN

44. Evaluasi Akhir.

a. Jelaskan tujuan pemberian cuti kepada PNS !

b. Jelaskan cara penyelesaian cuti besar !

c. Jelaskan tentang ketentuan tentang cuti tahunan !

d. Jelaskan secara singkat PNS TNI AD yang akan beristri lebih dari satu
orang !

e. Apa yang menjadi dasar pertimbangan penentuan besar atau kecilnya gaji
PNS ?

f. Penghasilan gaji PNS disamping berupa gaji pokok juga ditambah beberapa
tunjangan. Sebutkan jenis tunjangan yang diterima PNS !

g. Jelaskan secara singkat PNS TNI AD yang akan melakukan perceraian


dengan alasan yang sah !

h. Apa yang menjadi dasar pertimbangan perubahan nama, pindah agama dan
tambah gelar dan ganti kelamin ?

i. Sebutkan bahan administrasi untuk kelengkapan ganti nama !

j. Sebutkan bahan administrasi untuk ganti agama !


28
RAHASIA

26

k. Sebutkan bahan administrasi untuk tambah gelar dan sebutan lulusan


perguruan tinggi !

l. Sebutkan prosedur untuk mendapatkan surat keputusan perubahan nama,


pindah agama dan tambah gelar dan ganti kelamin !

BAB IX

PENUTUP

45. Penutup. Demikian naskah departemen ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman bagi Gadik dan Pasis dalam proses belajar mengajar perawatan PNS pada
pendidikan dasar kecabangan Ajen.

Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal

Didik Hartanto, S. IP.


Kolonel Caj NRP 28879

RAHASIA
RAHASIA
29

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran II Keputusan Danpusdikajen


PUSAT PENDIDIKAN AJUDAN JENDERAL Nomor Kep/ / /2008
Tanggal 2008

PETUNJUK UMUM
( Khusus Untuk Tenaga Pendidik )

1. Mata Pelajaran : Perawatan PNS.


Untuk jenis/macam pendidikan : Sesarcab Ajen.

2. Jumlah Jam Pelajaran : 35 Jam Pelajaran.


a. Teori : 13 Jam Pelajaran.
b. Praktek Siang : 20 Jam Pelajaran.
c. Praktek Malam : -
d. Ujian Teori : 2 Jam Pelajaran.

3. Isi Pelajaran :
a. Pendahuluan.
b. Tanda Jasa.
c. Cuti PNS.
d. Perkawinan/Perceraian.
e. KTA/Karpeg/Karis/Karsu.
f. Perubahan Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar dan Ganti Kelamin.
g. Praktek.
h. Penutup.
i. Evaluasi.

4. Tujuan Pelajaran :

a. Tujuan Kurikuler : Agar Perwira Basis mengerti tentang Pelayanan PNS dan
dapat menerapkanya dalam pelaksanaan tugas.

b. Tujuan Instruksional :
1) Pendahuluan. (15 menit ).
a) Tujuan Instruksional Umum. Agar Perwira Basis mengerti
tentang Pelayanan PNS.

b) Kriteria Keberhasilan. Perwira Basis dapat menjelaskan tentang


Pelayanan PNS serta menunjukan antusias/minat dalam menerima
pelajaran.
2
RAHASIA
2) Tanda Jasa. ( 105 Menit ).
a) Tujuan Instruksional Umum. Agar Perwira Basis mengerti
tentang Tanda Jasa.
b) Kriteria Keberhasilan. Perwira Basis dapat menjelaskan tentang
Tanda Penghargaan dan Wewenang.

3) Cuti. ( 90 Menit ).
30

a) Tujuan Instruksional Umum. Agar Perwira Basis mengerti


tentang Cuti.
b) Kriteria Keberhasilan. Perwira Basis dapat menjelaskan tentang
Jenis Cuti.

4) Perkawinan/Perceraian. ( 120 Menit ).

a) Tujuan Instruksional Umum. Agar Perwira Basis mengerti


tentang Perkawinan/Perceraian.
b) Kriteria Keberhasilan. Perwira Basis dapat menjelaskan tentang
Ketentuan Perkawinan, Ketentuan Perceraian, Hak dan Kewajiban
Suami/Isteri.

5) KTA/Karpeg/Karis/Karsu. ( 105 Menit ).

a) Tujuan Instruksional Umum. Agar Perwira Basis mengerti


tentang KTA/Karpeg/Karis/Karsu.

b) Kriteria Keberhasilan. Perwira Basis dapat menjelaskan tentang


Tatacara Pengajuan Karpeg, Wewenang, KARIS/KARSU, Ketentuan,
Prosedur, Bahan Administrasi dan Wewenang.

6) Perubahan Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar dan Ganti


Kelamin. (135 Menit ).
a) Tujuan Instruksional Umum. Agar Perwira Basis mengerti tentang
Perubahan Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar dan Ganti
Kelamin.
b) Kriteria Keberhasilan. Perwira Basis dapat menjelaskan tentang
Ganti Nama, Perubahan Nama, Ganti Agama, Ganti Kelamin,
Penambahan Gelar, Ketentuan, Bahan Administrasi, Prosedur dan
Mekanisme.
3

7) Praktek Pelayanan PNS. ( 20 Jam Pelajaran ).


a) Tujuan Instruksional Umum. Agar Perwira Basis dapat
melaksanakan Garmin Pelayanan PNS.
b) Kriteria Keberhasilan. Perwira Basis dapat mengerjakan/
membuat usul Tanda Jasa, Permohonan Cuti dan membuat surat ijin
jalan, Permohonan Kawin, usul KTA/Karpeg/Karis/Karsu dan usul Ganti
Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar.

8) Penutup. ( 15 menit ).
a) Tujuan Instruksional Umum. Agar Perwira Basis mengerti tentang
pentingnya pelajaran Pelayanan PNS dalam menunjang pelaksanaan
tugas.
b) Kriteria Keberhasilan. Perwira Basis dapat menjelaskan seluruh
pelajaran yang telah diberikan.

9) Evaluasi. ( 2 Jam Pelajaran ).


31

a) Tujuan Instruksional Umum. Agar tingkat pengetahuan Perwira


Basis dapat diukur/diketahui sesuai pelajaran Pelayanan PNS yang telah
diberikan.
b) Kriteria Keberhasilan. Perwira Basis dapat menjawab
pertanyaan maupun dapat melaksanakan tugas praktek dengan baik
dan benar.

5. Metode.
a. Metode Utama : Ceramah dan Aplikasi.
b. Metode Penunjang : Tanya Jawab dan Pemberian Tugas.

6. Alins/Alongins :
a. OHP dan Transparansi.
b. White Board.
c. Board Marker.
d. Laser Point.
e. LCD In Focus.
f. Laptop/Note Book.

4
7. Proses Belajar Mengajar :
KEGIATAN
NO
TENAGA PENDIDIK PERWIRA BASIS
1 2 3
1. Pendahuluan.
a. Menjelaskan secara umum a. Memperhatikan, mendengarkan dan
tentang maksud dan tujuan mencatat hal-hal yang penting.
diberikannya pelajaran Pelayanan
PNS.

b. Memberikan penugasan belajar b. Mendiskusikan materi Pelayanan PNS.


melalui lembar persoalan.

2. Tanda Jasa.
a. Menjelaskan secara rinci tentang a. Memperhatikan, mendengarkan dan
Tanda Penghargaan dan mencatat hal-hal yang penting.
Wewenang.

b. Melaksanakan pengecekan/ b. Menjawab pertanyaan dan


evaluasi terhadap pelajaran yang mengajukan pertanyaan dari dan kepada
diberikan dengan melemparkan Gadik.
pertanyaan dan menjawab
pertanyaan ke/dari Perwira Basis.

3. Cuti.
a. Menjelaskan secara rinci tentang a. Memperhatikan, mendengarkan dan
Jenis Cuti. mencatat hal-hal yang penting.

b. Melaksanakan pengecekan/ b. Menjawab pertanyaan dan


evaluasi terhadap pelajaran yang mengajukan pertanyaan dari dan kepada
diberikan dengan melemparkan Gadik.
pertanyaan dan menjawab
32

pertanyaan ke/dari Perwira Basis.

4. Perkawinan/Perceraian.
a. Menjelaskan secara rinci tentang a. Memperhatikan, mendengarkan dan
Ketentuan Perkawinan, Ketentuan mencatat hal-hal yang penting .
Perceraian, Hak dan Kewajiban
Suami/Isteri

b. Melaksanakan pengecekan/ b. Menjawab pertanyaan dan


evaluasi terhadap pelajaran yang mengajukan pertanyaan dari dan kepada
diberikan dengan melemparkan Gadik.
pertanyaan dan menjawab
pertanyaan ke/dari Perwira Basis.

5. KTA/Karpeg/Karis/Karsu.
a. Menjelaskan secara rinci tentang a. Memperhatikan, mendengarkan dan
Tatacara Pengajuan Karpeg, mencatat hal-hal yang penting.
Wewenang, KARIS/KARSU,
Ketentuan, Prosedur, Bahan
Administrasi dan Wewenang.
5
1 2 3

b. Melaksanakan pengecekan/ b. Menjawab pertanyaan dan


evaluasi terhadap pelajaran yang mengajukan pertanyaan dari dan kepada
diberikan dengan melemparkan Gadik.
pertanyaan dan menjawab
pertanyaan ke/dari Perwira Basis.

6. Perubahan Nama, Pindah Agama


dan Tambah Gelar dan Ganti
Kelamin.
a. Menjelaskan secara rinci tentang a. Memperhatikan, mendengarkan dan
Ganti Nama, Perubahan Nama, mencatat hal-hal yang penting.
Ganti Agama, Ganti Kelamin,
Penambahan Gelar, Ketentuan,
Bahan Administrasi, Prosedur dan
Mekanisme.

b. Melaksanakan pengecekan/ b. Menjawab pertanyaan dan


evaluasi terhadap pelajaran yang mengajukan pertanyaan dari dan kepada
diberikan dengan melemparkan Gadik.
pertanyaan dan menjawab
pertanyaan ke/dari Perwira Basis.

7. Praktek.
a. Memberikan penugasan membuat a. Melaksanakan praktek Mingar
usul Tanda Jasa, Permohonan Cuti Pelayanan PNS sesuai tugas/arahan dari
dan membuat surat ijin jalan, Gadik.
Permohonan Kawin, usul KTA/
Karpeg/Karis/Karsu dan usul Ganti
33

Nama, Pindah Agama dan Tambah


Gelar.

b. Melaksanakan Koreksi/evaluasi b. Memperhatikan, mendengarkan dan


terhadap hasil praktek Perwira Basis menjawab pertanyaan serta mengajukan
dan melemparkan pertanyaan serta pertanyaan dari dan kepada Gadik.
menjawab pertanyaan ke/dari
Perwira Basis.

8. Penutup.
a. Memberikan kesimpulan/ a. Memperhatikan, mendengarkan dan
rangkuman dan penekanan terhadap mencatat hal-hal yang penting.
seluruh materi pelajaran yang telah
diberikan.

b. Melaksanakan pengecekan/ b. Menjawab pertanyaan dan


evaluasi terhadap seluruh pelajaran mengajukan pertanyaan dari dan kepada
yang diberikan dengan melemparkan Gadik.
pertanyaan dan menjawab
pertanyaan ke/dari Perwira Basis.

6
1 2 3
9. Evaluasi.
a. Evaluasi Teori.
1) Menyusun bahan ujian yang 1) Mengikuti ujian sesuai jadwal dan
diketahui oleh Kadep Binpers dan tempat yang ditentukan.
dalam pelaksanaan ujian sebagai
pengawas umum.
2) Menyerahkan bahan evaluasi/ 2) Menyerahkan hasil ujian kepada
ujian kepada Kasiopsdik dan pengawas ujian.
mengoreksi/menilai hasil ujian
Perwira Basis.

b. Evaluasi Praktek.
1) Menyusun tugas/bahan - Mengikuti evaluasi sesuai tugas dan
evaluasi praktek yang diketahui jadwal serta tempat yang ditentukan.
oleh Kadep Binpers.
2) Menyerahkan bahan evaluasi
praktek kepada Kasiopsdik dan
mengoreksi/menilai hasil evaluasi
Perwira Basis.
3) Pelaksaan evaluasi
dilaksanakan bersamaan dengan
pelajaran praktek.
34

8. Kualifikasi Tenaga Pendidik : Perwira/PNS yang sudah berkualifikasi


Susgadik/Susgumil/TOT dan menguasai materi Pelayanan PNS.

9. Referensi.
a. Keputusan Pangab Nomor Kep/06/VI/1992 tanggal 24 Juni 1992 tentang
Pembinaan PNS TNI.
b. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS.
c. Petunjuk Pelaksanaan Nomor : Juklak/2/II/1992 tanggal 12 Pebruari 1992
tentang Penyelenggaraan Administrasi Perkawinan dan Perceraian PNS TNI AD.
d. SE Ka BAKN No. 01/SE/1975 tanggal 9 Januari 1975 tentang Permintaan
NIP/Karpeg untuk PNS.
e. SE Ka BAKN No. 68/SE/1983 tanggal 26 Mei 1983 tentang persyaratan untuk
mendapatkan Karis/Karsu.
f. Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 2003 tentang Penghasilan Gaji PNS.

RAHASIA

10. Lain-lain :
a. Naskah Departemen ini disusun untuk kepentingan Lembaga Pendidikan.
b. Untuk kepentingan peserta didik dapat direproduksi Lembaga Pendidikan tanpa
Petunjuk Umum dan Evaluasi tiap Bab serta Evaluasi Akhir Pelajaran.

Komandan Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal

Didik Hartanto, S. IP.


Kolonel Caj NRP 28879
35

RAHASIA
DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN
1. Umum......... 1
2. Maksud dan Tujuan......... 1
3. Ruang Lingkup......... 1
4. Referensi....... 2
5. Pengertian...................................................................... 2

BAB II TANDA JASA


6 Umum........... 3
7. Tanda Penghargaan....... 3
8. Wewenang..................................................................... 4
9. Evaluasi........ 4

BAB III CUTI


10. Umum........... 4
11. Jenis Cuti.......... 4
12. Evaluasi............ 9

BAB IV PERKAWINAN/PERCERAIAN
13. Umum........... 10
14. Ketentuan Perkawinan....... 10
15. Ketentuan Perceraian......... 11
16. Hak dan Kewajiban Suami/Istri......... 12
17. Evaluasi............ 13

BAB V KTA/KARPEG/KARIS/KARSU
18. Umum........ 13
19. Tatacara Pengajuan Karpeg......... 13
20. Wewenang .......... 14
21. KARIS/KARSU......... 14
22. Ketentuan......... 14
23. Prosedur....... 14
36

24. Bahan Administrasi......... 14


25. Wewenang........ 15
26. Evaluasi............ 15
2

BAB VI PERUBAHAN NAMA, PINDAH AGAMA DAN TAMBAH GELAR DAN GANTI
KELAMIN
27. Umum............ 15
28. Ganti Nama.......... 15
29. Perubahan Nama........... ........... 15
30. Ganti Agama................ 16
31. Ganti Kelamin.......... 16
32. Penambahan Gelar........................................................ 16
33. Ketentuan...................................................................... 16
34. Bahan Administrasi........................................................ 17
35. Prosedur........................................................................ 18
36. Mekanisme.................................................................... 19
37. Evaluasi............ 20

BAB VII EVALUASI AKHIR PELAJARAN


38. Evaluasi Akhir..... 20

BAB VIII PENUTUP


39. Penutup......... 21

Anda mungkin juga menyukai