Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL 1

HUKUM ADMINISTRASI
NEGARA
Nama : Mochamad efendi
Nim : 045300482

Jawaban no 1

Direktif: sebagai pengarah dalam membentuk masyarakat yang hendak dicapai sesuai dengan
tujuan kehidupan bernegara.
Korektif: baik terhadap warga negara maupun administrasi negara dalam mendapatkan keadilan.

Jawaban no 2

Sumber Hukum Materiil;


adalah sumber hukum yang menentukan isi aturan hukum itu, dan untuk menentukan isi hukum itu
dipengaruhi oleh banyak factor yaitu :

A. Faktor Sejarah, yaitu undang-undang/ peraturan-peraturan masa lalu yang dianggap baik dapat
dijadikan bahan untuk membuat undang-undang dan dapat diberlakukan sebagai hukum positif.

B. Faktor Soiologis
Yaitu seluruh masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada didalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan
yang terjadi didalam masyarakat dapat dijadikan bahan untuk membuat hukum dengan kata lain
sesuai dengan perasaan hukum masyarakat misalnya keadaan dan pandangan masyarakat dalam
social, ekonomi, budaya, agama dan psikologis.

C. Fakotor Filosofis.
Yaitu ukuran untuk menentukan aturan itu bersifat adil atau tidak dan sejauhmana aturan itu ditaati
oleh warga masyarakat atau mengapa masyarakat mentaati aturan itu.
Sumber Hukum Formil
Yaitu kaidah hukum dilihat dari segi bentuk, dengan diberi suatu bentuk melalui suatu proses
tertentu, maka kaidah itu akan berlaku umum dan mengikat seluruh warga masyarakat dan ditaati
oleh warga masyarakat.

Jawaban no 3

Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri


Sipil untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi
hukuman disiplin.

Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin terdiri atas:


A. Hukuman Disiplin Ringan
1. Teguran Lisan
2.Teguran Tertulis
3. Pernyataan Tidak Puas Secara Tertulis.

B.Hukuman Disiplin Sedang


1. Pemotongan Tunjangan Kineria sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 6 (enam) bulan,
tetap menggunakan hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu)
tahun;
2. Pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 9 (sembilan)
bulan, tetap menggunakan hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)
tahun; dan
3. Pemotongan Tunjangan Kinerja sebesar 25% (dua puluh lima persen) selama 12 (dua belas)
bulan, tetap menggunakan hukuman disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah
selama 1 (satu) tahun,
sampai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai gaji, tunjangan, dan
fasilitas bagi PNS mulai berlaku.
Dengan demikian, sebelum berlakunya peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
gaji, tunjangan, dan fasilitas bagi PNS maka tetap menggunakan jenis hukuman disiplin sedang
yang diatur dalam PP 53/2010 jo Perka BKN 21/2010.

C. Hukuman Disiplin Berat


1. Penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan Yang dimaksud dengan
"penurunan jabatan setingkat lebih rendah selama 12 (dua belas) bulan" adalah penurunan jabatan
pimpinan tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas, atau jabatan fungsional menadi jabatan
setingkat lebih rendah dari jabatan semula selama 12 (dua belas) bulan.
2. Pembebasan dari jabatannya meniadi Jabatan Pelaksana selama 12 (dua belas) bulan Yang
dimaksud dengan "pembebasan dari jabatannya menjadi jabatan pelaksana selama 12 (dua belas)
bulan" adalah pemberhentian dari jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrator, jabatan pengawas,
atau jabatan fungsional dengan menugaskan ke dalam jabatan pelaksana.
3. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS. Jenis hukuman
pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS sebagaimana contoh
berikut: Seorang PNS bernama A, menduduki jabatan sebagai Kepala Bidang Peningkatan Kineria
PPPK. Yang bersangkutan diduga melanggar ketentuan tidak mask keria tapa alasan yang sah
secara terus menerus selama 10 (sepuluh) hari keria. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh atasan
langsungnya bersama tim pemeriksa, terbukti yang bersangkutan tidak mask keria tapa alasan yang
sah secara terus menerus selama 10 (sepuluh) hari keria. Berdasarkan hasil pemeriksaan, maka
atasan langsung melaporkan kepada Pejabat yang Berwenang Menghukum yaitu Pejabat Pembina
Kepegawaian melalui Pejabat yang Berwenang Menghukum dan Pejabat Pembina Kepegawaian
meniatuhkan hukuman disiplin berat berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri. Penjelasan mengenai "tapa alasan yang sah" pernah dimuat dalam Penielasan Pasal 8
Angka 9 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
4. Sipil yang didefinisikan sebagai berikut:
Yang dimaksud dengan "tapa alasan yang sah" adalah bahwa alasan ketidakhadirannya tidak dapat
diterima akal sehat

Anda mungkin juga menyukai