Anda di halaman 1dari 3

UTS

Nama : Rivadho Ryiamizard


Nim : 1806016072
Mata Kuliah : Sistem Politik Hukum Indonesia
Dosen Pengampu : MUKHAROM, S.H.I., M.H.
Soal

1. Bagaimana menelaah dampak pembangunan sosial ekonomi terhadap susunan


masyarakat, khususnya pengaruh lembaga-lembaga politik terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi dalam masyarakat ?
2. Bagaimana pelaksanaan pembuatan kebijakan publik pada masyarakat demokratis ?
3. Negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi konstitusi, maka dalam
negara itu ada supremasi hukum yang membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian
rupa, sehingga penyelenggaraan kekuasaan tidak bersifat sewenang-wenang, dengan
demikian hak asasi manusia dan hak asasi warga negara dapat terlindungi. Silahkan
analisa pernyataan tersebut ?
4. Bagaimana ciri dari produk hukum yang dihasilkan oleh negara hukum yang menganut
demokrasi ?
5. Seberapa jauh hak-hak asasi manusia dapat terwujud dan mendapat jaminan hukum
dalam perundang-undangan selain UUD 1945 ?

Jawaban

1. Menurut saya cara tepat dalam menelaah dampak dari pembangunan sosial ekonomi
terhadap masayarakat adalah dengan menggunakan teori indikator pengukuran
keberhasinla pembangunan yang di kemukakan oleh Deddy T. Tikson (2005) guna
melihat dampak tersebut dari sudut pandang lain dan tentunya lebih tajam. Adapun
indikator yang dikemukakan dalam teori tersebut adalah sebagai berikut;
 Pendapatan perkapita baik dalam ukuran GNP maupun PDB
 Struktur ekonomi
 Urbanisasi
 Angka Tabungan
 Indeks Kualitas Hidup
 Indeks pembangunan manusia (Human Development Index).
2. Merujuk pada pendapatnya William N Dunn (20013: 24), ada tahap tahap yang harus
dilewati dalam pelaksanaan kebijakan publik. Tahap tersebut meliputi:
a. Tahap penyusunan agenda
Disini para pejabat yang dipilih dan diangkatmenempatkan masalah kebijakan
pada agenda publik. Sebelumnya malah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk
masuk kedalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk
keagenda kebijakan pada perumusan kebijakan. Pada tahap ini mungkin suatu
masalah tidak disentuh sama sekali, sementara masalah lain ditetapkan menjadi
fokus pembahasan, atau adapula masalah karena alasan-alasan tertentu yang
ditunda untuk waktu yang lama.
b. Tahap formulasi kebijakan
Masalah yang tidak masuk kedalam agenda kebijakan kemudia ditulis oleh para
pembuat kebijakan. Masalah-masalah yang tadi didefenisikan kemudian diberi
pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai
alternatif atau pilihan kebijakan yang ada. Dalam perumusan kebijakan
masingmasing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang
diambil untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini masing-masing aktor
dapat bersaing untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik.
c. Tahap Adopsi kebijakan
dari sekian banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan para perumusan
kebijakan. Pada tahap ini akan ada beberapa analisis dan peramalan untuk
mendapatkan alternatif kebijakan. Pada akhirnya salah satu alternatif kebijakan
tersebut diadopsi dengan dukungan dari 22 mayoritas legislative, konsensus
antara direktur lembaga atau putusan peradilan.
d. Tahap Implementasi kebijakan
Suatu program kebijakan apabila dalam prosesnya tidak sampai pada suatu titik
program tersebut tidak diimplementasikan maka kebijakan tersebut tiadalah
berarti. Karena kebijakan yang telah diambil harus dilaksanakan oleh unit-unit
administrasi yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada
tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan bersaing.
e. Tahap Penilaian kebijakan dalam tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan
dinilai atau dievaluasi, untuk melihat seperti dampak kebijakan yang dibuat
untuk hasil yang ditargetkan.
3. Menurut saya pernyataan tersebut memang benar dan harus dijalankan. Mengingat
penerapan hukum pada posisi yang paling tinggi atau biasa masyarakat menyebutnya
hukum sebagai panglima tertinggi merupakan hal yang tepat. Karena dengan penerapan
diatas segalanya dan dibawah ketentuan-ketentuan yang berlaku maka hukum tersebut
tidak akan pandang bulu dan mengjadi lebih sakral nilainya ketimbang hukum dibuat
dengan tujuan untuk melindungi yang diatas saja atau orang yang berpengaruh.
Kemudian pembatasan kekuasaan pemerintah juga perlu dilakukan guna meningkatkan
pelayanan yang diberikan oleh pemerintahan dan agar pemerintah tidak
menyelewengkan kekuasaan yang telah diberikan oleh masyarakat. Untuk itulah hukum
turun mengatur kekuasaan tersebut.
4. Negara hukum yang menganut sistem demokrasi akan menempatkan hukum sebagai
panglima tertinggi diatas lembaga-lembaga lainnya seperti lembaga eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Sehingga dalam pelekasanaannya akan memayungi seluruh
elemen negara tanpa terkecuali. Adapun untuk ciri-ciri negara hukum yang menganut
sistem demokrasi produk hukummnya adakan sebagai berikut:
a. Akan memperhatikan adanya jaminan HAM didalamnya
b. Akan adanya jaminan penerapan hukum yang tak pandang bulu
c. Berorientasi pada produk hukum yang dibutuhkan oleh masyarakat
5. Dalam UUD 1945 jelas dikatakan bahwasanya ada jaminan yang diberikan oleh dasar
hukum indonesia kepada masyarakat terkait HAM, yaitu terletak pada pasal 281 angka
(3) UUD NRI Tahun 1945 yang meliputi;
 Hak unutuk hidup
 Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan
 Hak mengembankan diri
 Hak atas kebebasan pribadi
 Hak atas rasa aman
 Hak atas kesejahteraan
 Hak turut serta dalam pemerintahan

Berdasarkan hak-hak tersebut sudah sangat jelas bahwasanya UUD 1945 diindonesia
telah mengatur aspek paling dasar dalam berkehidupan manusia tentunya akan
bersangkutan dengan HAM guna memberikan payung hukum kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai