PURWOKERTO
Oleh:
KHAERUL ANWAR ROSADI
1711040095
LAPORAN PENDAHULUAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH
A. PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir.
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
B. ETIOLOGI
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang
berhubungan, yaitu :
1. Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau
diaatas 35 tahun
Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang
terlalu berat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah, perokok
2. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan
antepartum
Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban
pecah dini
3. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
4. Faktor yang masih belum diketahui
C. MANIFESTASI KLINIK
1. Bayi Premature
BB < 2500 gr
PB < 45 cm
LD < 30 cm
LK < 33 cm
Kepala > badan
Kulit tipis transparan, lanugo banyak
Ubun-ubun dan sutura lebar
Genetalia immature
Rambut halus, tipis, teranyam
Elastisitas daun telinga kurang
Tangis lemah
Tonus otot leher lemah
2. Bayi KMK, dibagi dalam stadium :
- I = Kurus relatif lebih panjang, kulit tipis & kering
- II = I + warna kehijauan pada kulit, plasenta, umbilicus
- III = I + warna kuning pada kulit, kuku dan tali pusat
D. PATOFISIOLOGI
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko
gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi;
1. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit.
Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor,
dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
2. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan
BBLC.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara
reflek hisap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi
pneoumonia belum berkembang denan baik sampai kehamilan 32 34 minggu.
Penundaan pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi
pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi
amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak
dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang diperlukan
untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan
kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan
secara oral. Potensial untuk kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding
dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini
akan meningkatkan kebutuhan akan kalori.
E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Prematuritas murni
BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
Masa gestasi < 37 minggu
Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan
licin
Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi,
pelipis, telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura
lebar
Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh
labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering
mengalami apnea, otot masih hipotonik
Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum
sempurna
2. Dismaturitas
Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
Tali pusat berwarna kuning kehijauan
3. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
Gambarkan gerakan bayi: acak, bertujuan, gelisah, kedutan, spontan,
menonjol, tingkat aktivitas dengan stimulasi, evaliasi berdasarkan usia
gestasi.
Gambarkan posisi atau sikap bayi: fleksi, ekstensi.
Gambarkan reflek yang diamati: moro, menghisap, Babinski, reflek
plantar, dan reflek yang diharapkan.
Tentukan perubahan pada lingkar kepala (bila diindikasikan).
4. Pengkajian suhu
Tentuka suhu kulit dan aksila.
Tentukan dengan suhu lingkungan.
5. Pengkajian kulit
Gambarkan adanya perubahan warna, area kemerahan, tanda iritasi,
lepuh, abrasi atau area gundul, khususnya di mana alat pemantau, infus,
atau alat lain lontak dengan kulit, periksa juga dan perhatikan adanya
preparat kulit yang digunakan (misal plester,, providin-iodin).
Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, halus, pecah-pecah, terkelupas,
dll.
Gambarkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir.
Tentukan apakah kateter infus intravena atau jarum berada pada
tempatnya dan amati adanya tanda-tanda infiltrasi.
Gambarkan jalur pemadangn kateter infus intravena, jenis (arteri, vena,
perifer, umbilikus, sentral, vena sentral perifer), jenis infus (obat, salin,
dekstrosa, elektrolit, lemak, nutrisi parenteral total), jenis pompa infus
dan frekuensi aliran, jenis jarum (kupu=kupu, kateter), tampilan area
insersi.
6. Pengkajian pernafasan
Gambarkan bentuk dada (barrel, cembung), kesimetrisan, adanya insisi,
selang dada, atau penyimpangan lain.
Gambarkan otot aksesori: pernafasan cuping hidung atau substansial,
interkostal, atau retraksi subklavikular.
Tentukan frekuensi dan keteraturan pernafasan.
Auskultasi dan gambarkan bunyi pernafasan: stridor, krekels, mengi,
ronki basah, area yang tidak ada bunyinya, mengorok, penurunan udara
masuk, keseimbangan bunyi nafas.
Tentukan apakah penghisapan diperlukan.
Gambarkan tangisan bila tidak diintubasi.
Gambarkan oksigen ambien dan metode pemberian, bila diintubasi
gambarkan ukuran selang, jenis ventilator dan penyiapannya, serta
metode pengamanan selang.
Tentukan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan parsial
oksigen dan karbon dioksida dengan oksigen transkutan dan
karbondioksida transkutan.
F. KOMPLIKASI
Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom
distres respirasi, penyakit membran hialin.
Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari
35 minggu.
Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan
ventrikel otak.
Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan
pembekuan darah.
Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis
(NEC).
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal.
D. PENATALAKSANAAN MEDIS
Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen.
Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus).
Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup.
Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan
antibiotik yang tepat.
E. ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan
Doenges M.E. at al. (1992). Nursing Care Plans. Philadelphia: F.A. Davis
Company.
Kuncara, H.Y., dkk. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, Jakarta: EGC.
Marjory Gordon, dkk. (2001). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-
2002, NANDA.