Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN ANAK


BBLR
DI RUANG MELATI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO

PURWOKERTO

Oleh:
KHAERUL ANWAR ROSADI
1711040095

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2017/2018

LAPORAN PENDAHULUAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH

A. PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500
gram pada waktu lahir.
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia
kehamilan.

B. ETIOLOGI
Penyebab kelahiran prematur tidak diketahui, tapi ada beberapa faktor yang
berhubungan, yaitu :
1. Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang, umur kurang dari 20 tahun atau
diaatas 35 tahun
Jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang
terlalu berat
Penyakit menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah, perokok
2. Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion, hamil ganda, perdarahan
antepartum
Komplikasi kehamilan : preeklamsia/eklamsia, ketuban
pecah dini
3. Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam rahim
4. Faktor yang masih belum diketahui
C. MANIFESTASI KLINIK
1. Bayi Premature
BB < 2500 gr
PB < 45 cm
LD < 30 cm
LK < 33 cm
Kepala > badan
Kulit tipis transparan, lanugo banyak
Ubun-ubun dan sutura lebar
Genetalia immature
Rambut halus, tipis, teranyam
Elastisitas daun telinga kurang
Tangis lemah
Tonus otot leher lemah
2. Bayi KMK, dibagi dalam stadium :
- I = Kurus relatif lebih panjang, kulit tipis & kering
- II = I + warna kehijauan pada kulit, plasenta, umbilicus
- III = I + warna kuning pada kulit, kuku dan tali pusat

D. PATOFISIOLOGI
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko
gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi;
1. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit.
Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor,
dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
2. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan
BBLC.
3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara
reflek hisap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi
pneoumonia belum berkembang denan baik sampai kehamilan 32 34 minggu.
Penundaan pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi
pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm
mempunyai lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi
amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak
dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang diperlukan
untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan
kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan
secara oral. Potensial untuk kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding
dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini
akan meningkatkan kebutuhan akan kalori.

E. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Prematuritas murni
BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
Masa gestasi < 37 minggu
Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan
licin
Lanugo (bulu-bulu halus) banyak terdapat terutama pada daerah dahi,
pelipis, telinga dan lengan, lemak subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura
lebar
Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh
labia mayora, pada laki-laki testis belum turun.
Tulang rawan telinga belum sempurna, rajah tangan belum sempurna
Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering
mengalami apnea, otot masih hipotonik
Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum
sempurna
2. Dismaturitas
Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
Tali pusat berwarna kuning kehijauan
3. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
Gambarkan gerakan bayi: acak, bertujuan, gelisah, kedutan, spontan,
menonjol, tingkat aktivitas dengan stimulasi, evaliasi berdasarkan usia
gestasi.
Gambarkan posisi atau sikap bayi: fleksi, ekstensi.
Gambarkan reflek yang diamati: moro, menghisap, Babinski, reflek
plantar, dan reflek yang diharapkan.
Tentukan perubahan pada lingkar kepala (bila diindikasikan).
4. Pengkajian suhu
Tentuka suhu kulit dan aksila.
Tentukan dengan suhu lingkungan.
5. Pengkajian kulit
Gambarkan adanya perubahan warna, area kemerahan, tanda iritasi,
lepuh, abrasi atau area gundul, khususnya di mana alat pemantau, infus,
atau alat lain lontak dengan kulit, periksa juga dan perhatikan adanya
preparat kulit yang digunakan (misal plester,, providin-iodin).
Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, halus, pecah-pecah, terkelupas,
dll.
Gambarkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir.
Tentukan apakah kateter infus intravena atau jarum berada pada
tempatnya dan amati adanya tanda-tanda infiltrasi.
Gambarkan jalur pemadangn kateter infus intravena, jenis (arteri, vena,
perifer, umbilikus, sentral, vena sentral perifer), jenis infus (obat, salin,
dekstrosa, elektrolit, lemak, nutrisi parenteral total), jenis pompa infus
dan frekuensi aliran, jenis jarum (kupu=kupu, kateter), tampilan area
insersi.
6. Pengkajian pernafasan
Gambarkan bentuk dada (barrel, cembung), kesimetrisan, adanya insisi,
selang dada, atau penyimpangan lain.
Gambarkan otot aksesori: pernafasan cuping hidung atau substansial,
interkostal, atau retraksi subklavikular.
Tentukan frekuensi dan keteraturan pernafasan.
Auskultasi dan gambarkan bunyi pernafasan: stridor, krekels, mengi,
ronki basah, area yang tidak ada bunyinya, mengorok, penurunan udara
masuk, keseimbangan bunyi nafas.
Tentukan apakah penghisapan diperlukan.
Gambarkan tangisan bila tidak diintubasi.
Gambarkan oksigen ambien dan metode pemberian, bila diintubasi
gambarkan ukuran selang, jenis ventilator dan penyiapannya, serta
metode pengamanan selang.
Tentukan saturasi oksigen dengan oksimetri nadi dan tekanan parsial
oksigen dan karbon dioksida dengan oksigen transkutan dan
karbondioksida transkutan.

F. KOMPLIKASI
Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom
distres respirasi, penyakit membran hialin.
Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari
35 minggu.
Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan
ventrikel otak.
Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan
pembekuan darah.
Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis
(NEC).
Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal.

D. PENATALAKSANAAN MEDIS
Resusitasi yang adekuat, pengaturan suhu, terapi oksigen.
Pengawasan terhadap PDA (Patent Ductus Arteriosus).
Keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian nutrisi yang cukup.
Pengelolaan hiperbilirubinemia, penanganan infeksi dengan
antibiotik yang tepat.

E. ASUHAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan
Keperawatan

1. Pola nafas tidak Pola nafas yang Berikan posisi kepala


efektif b/d tidak efektif sedikit ekstensi
adekuatnya Berikan oksigen dengan
ekspansi paru Kriteria : metode yang sesuai
Kebutuhan Observasi irama, kedalaman
oksigen dan frekuensi pernafasan
menurun
Nafas spontan,
adekuat
Tidak sesak.
Tidak ada
retraksi
2. Gangguan Pertukaran gas Lakukan isap lendir kalau
pertukaran gas b/d adekuat perlu
kurangnya Berikan oksigen dengan
ventilasi alveolar Kriteria : metode yang sesuai
sekunder terhadap Tidak sianosis. Observasi warna kulit
defisiensi Analisa gas Ukur saturasi oksigen
surfaktan darah normal Observasi tanda-tanda
Saturasi perburukan pernafasan
oksigen normal. Lapor dokter apabila
terdapat tanda-tanda
perburukan pernafasan
Kolaborasi dalam
pemeriksaan analisa gas
darah
Kolaborasi dalam
pemeriksaan surfaktan

No Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan


Keperawatan

3. Resiko tinggi Hidrasi baik Observasi turgor kulit.


gangguan Catat intake dan output
keseimbangan Kriteria: Kolaborasi dalam
keseimbangan Turgor kulit pemberian cairan intra vena
cairan dan elastik dan elektrolit
elektrolit b/d Tidak ada Kolaborasi dalam
ketidakmampuan edema pemeriksaan elektrolit darah
ginjal Produksi urin
mempertahankan 1-2 cc/kgbb/jam
keseimbangan Elektrolit darah
cairan dan dalam batas
elektrolit normal

4. Perubahan nutrisi Berikan ASI/PASI dengan


kurang dari Nutrisi adekuat metode yang tepat
kebutuhan tubuh Observasi dan catat
berhubungan Kriteria : toleransi minum
dengan tidak Berat badan Timbang berat badan setiap
adekuatnya naik 10-30 hari
persediaan zat gram / hari Catat intake dan output
besi, kalsium, Tidak ada Kolaborasi dalam
metabolisme yang edema pemberian total parenteral
tinggi dan intake Protein dan nutrition kalau perlu
yang kurang albumin darah
adekuat dalam batas
normal

5 Resiko tinggi Rawat bayi dengan suhu


hipotermi atau lingkungan sesuai
hipertermi b/d Suhu bayi stabil Hindarkan bayi kontak
imaturitas fungsi Suhu 36,5 0C langsung dengan benda
termoregulasi atau -37,2 0C sebagai sumber dingin/panas
perubahan suhu Akral hangat Ukur suhu bayi setiap 3 jam
lingkungan atau kalau perlu
Ganti popok bila basah

No Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan


Keperawatan

6. Resiko tinggi Perfusi jaringan Ukur tekanan darah kalau


terjadi gangguan baik perlu
perfusi jaringan Tekanan darah Observasi warna dan suhu
b/d imaturitas normal kulit
fungsi Pengisian Observasi pengisian
kardiovaskuler kembali kapiler kembali kapiler
<2 detik Observasi adanya edema
Akral hangat perifer
dan tidak Kolaborasi dalam
sianosis pemeriksaan laboratorium
Produksi urin Kolaborasi dalam
1-2 cc/kgbb/jam pemberian obat-obatan
Kesadaran
composmentis
7. Resiko tinggi Tidak ada injuri Cegah terjadinya hipoksia
injuri susunan Ukur saturasi oksigen
saraf pusat b/d Kriteria : Observasi kesadaran dan
hipoksia Kesadaran aktifitas bayi
composmentis Observasi tangisan bayi
Gerakan aktif Observasi adanya kejang
dan Lapor dokter apabila
terkoordinasi ditemukan kelainan pada saat
Tidak ada observasi
kejang ataupun Ukur lingkar kepala kalau
twitching perlu
Tidak ada Kolaborasi dalam
tangisan pemeriksaan USG kepala
melengking
Hasil USG
kepala dalam
batas normal

8. Resiko tinggi Bayi tidak Hindari bayi dari orang-


infeksi b/d terinfeksi orang yang terinfeksi kalau
imaturitas fungsi perlu rawat dalam inkubator
imunologik Kriteria : Cuci tangan sebelum dan
Suhu 36,5 0C sesudah kontak dengan bayi
-37,2 0C Lakukan tehnik aseptik dan
Darah rutin antiseptik bila melakukan
normal prosedur invasif

No Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan


Keperawatan

9. Resiko tinggi Integritas kulit baik Lakukan perawatan tali


gangguan pusat
integritas kulit b/d Kriteria : Observasi tanda-tanda vital
imaturitas struktur Tidak ada rash Kolaborasi pemeriksaan
kulit Tidak ada darah rutin
iritasi Kolaborasi pemberian
Tidak plebitis antibiotika
Kaji kulit bayi dari tanda-
tanda kemerahan, iritasi,
rash, lesi dan lecet pada
daerah yang tertekan
Gunakan plester non alergi
dan seminimal mungkin
Ubah posisi bayi dan
pemasangan elektrode atau
sensor
10. Gangguan
persepsi-sensori : Persepsi dan Membelai bayi sebelum
penglihatan, sensori baik malakukan tindakan
pendengaran, Mengajak bayi berbicara
penciuman, taktil Kriteria : atau merangsang
b/d stimulus yang Bayi berespon pendengaran bayi dengan
kurang atau terhadap memutarkan lagu-lagu yang
berlebihan dari stimulus lembut
lingkungan Memberikan rangsang
perawatan intensif cahaya pada mata
Kurangi suara monitor jika
memungkinkan
Lakukan stimulas untuk
refleks menghisap dan
menelan dengan memasang
11. Koping keluarga dot
tidak efektif b/d Koping keluarga Memberikan kesempatan
kondisi kritis pada efektif pada ortu berkonsultasi
bayinya, Kriteria : dengan dokter
perawatan yang Ortu kooperatif Rujuk ke ahli psikologi jika
lama dan takut dg perawatan perlu
untuk merawat bayinya. Berikan penkes cara
bayinya setelah Pengetahuan perawatan bayi BBLR di
pulang dari RS ortu bertambah rumah termasuk pijat bayi,
Orang tua dapat metode kanguru, cara
merawat bayi di memandikan
rumah Lakukan home visit jika
bayi pulang dari RS untuk
menilai kemampuan orang
tua merawat bayinya
DAFTAR PUSTAKA

Doenges M.E. at al. (1992). Nursing Care Plans. Philadelphia: F.A. Davis
Company.

Donna L. Wong. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hudak C.M. (1994). Critical Care Nursing. Philadelphia:.Lippincort Company.

Joane C. Mc. Closkey, Gloria M. Bulechek. (1996). Nursing Interventions


Classification (NIC). . Louis: Mosby Year-Book, St.

Kuncara, H.Y., dkk. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, Jakarta: EGC.

Marion Johnson, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). Louis:


Mosby Year-Book, St.

Marjory Gordon, dkk. (2001). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-
2002, NANDA.

Nurarif, A., H. dan Kusuma H. (2013). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Medi Action.

Anda mungkin juga menyukai