4 - Makalah
4 - Makalah
KELOMPOK IV
NAMA KELOMPOK
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar
farmasi klinis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalh ini jauh dari
sempurna dan disana sini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini juga kami tak lupa mengucapkan terimakasih. Dan
semoga dengan selesainya akalh ini dapt bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Penulis
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu MESO (Monitoring Efek Samping Obat) ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu MESO (Monitoring Efek Samping Obat) ?
2. Untuk mengetahui tujuan dari MESO (Monitoring Efek Samping Obat ?
BAB II. ISI
. 4. Obat Tipe D
Efek samping obat tertunda/lambat yang terjadi beberapa tahun setelah
terapi seperti karsinogen (penyabab kanker) dan teratogen. Diperkirakan
bahwa toksisitas tersebut dihalangi oleh penelitian mutagenisitas praklinis.
Penelitian karsinogen untuk senyawa kimia baru perlu dilakukan secara
menyeluruh sebelum lisensi produk diberikan
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
Masing-masing obat mempunyai keunggulan dan kekurangan masing-masing,
baik dari segi manfaat maupun kemungkinan efek sampingnya. Satu hal yang perlu
diperhatikan adalah, jangan terlalu terpaku pada obat baru, di mana efek-efek
samping yang jarang namun fatal kemungkinan besar belum ditemukan. Sangat
bermanfaat untuk selalu mengikuti evaluasi/penelaahan mengenai manfaat dan risiko
obat, dari berbagai pustaka standard maupun dari pertemuan-pertemuan ilmiah.
Selain itu penguasaan terhadap efek samping yang paling sering dijumpai atau paling
dikenal dari suatu obat akan sangat bermanfaat dalam melakukan evaluasi
pengobatan.
Upaya pencegahan
Agar kejadian efek samping dapat ditekan serendah mungkin, selalu dianjurkan
untuk melakukan hal-hal berikut:
a. Selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh pasien pada waktu-
waktu sebelum pemeriksaan, baik obat yang diperoleh melalui resep dokter maupun
dari pengobatan sendiri
b. Gunakan obat hanya bila ada indikasi jelas, dan bila tidak ada alternatif non-
farmakoterapi
c. Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus
d. Berikan perhatian khusus terhadap dosis dan respons pengobatan pada: anak dan bayi,
usia lanjut, dan pasien-pasien yang juga menderita gangguan ginjal, hepar dan
jantung. Pada bayi dan anak, gejala dini efek samping seringkali sulit dideteksi
karena kurangnya kemampuan komunikasi, misalnya untuk gangguan pendengaran
e. Perlu ditelaah terus apakah pengobatan harus diteruskan, dan segera hentikan obat
bila dirasa tidak perlu lagi
f. Bila dalam pengobatan ditemukan keluhan atau gejala penyakit baru, atau
penyakitnya memberat, selalu ditelaah lebih dahulu, apakah perubahan tersebut
karena perjalanan penyakit, komplikasi, kondisi pasien memburuk, atau justru karena
efek samping obat
Penanganan efek samping
Dengan melihat jenis efek samping yang timbul serta kemungkinan mekanisme
terjadinya, pedoman sederhana dapat direncanakan sendiri, misalnya seperti berikut
ini:
a. Segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadi efek samping. Telaah
bentuk dan kemungkinan mekanismenya. Bila efek samping dicurigai sebagai akibat
efek farmakologi yang terlalu besar, maka setelah gejala menghilang dan kondisi
pasien pulih pengobatan dapat dimulai lagi secara hati-hati, dimulai dengan dosis
kecil. Bila efek samping dicurigai sebagai reaksi alergi atau idiosinkratik, obat harus
diganti dan obat semula sama sekali tidak boleh dipakai lagi. Biasanya reaksi
alergi/idiosinkratik akan lebih berat dan fatal pada kontak berikutnya terhadap obat
penyebab. Bila sebelumnya digunakan berbagai jenis obat, dan belum pasti obat yang
mana penyebabnya, maka pengobatan dimulai lagi secara satu-persatu.
b. Upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek samping dan kondisi penderita.Pada
bentuk-bentuk efek samping tertentu diperlukan penanganan dan pengobatan yang
spesifik. Misalnya untuk syok anafilaksi diperlukan pemberian adrenalin dan obat
serta tindakan lain untuk mengatasi syok. Contoh lain misalnya pada keadaan alergi,
diperlukan penghentian obat yang dicurigai, pemberian antihistamin atau
kortikosteroid (bila diperlukan), dan lain-lain.
Tujuan MESO :
a. Memberikan kesempatan untuk mengenali suatu obat dengan baik dan untuk
mengenali respon orang terhadap obat.
b. Membantu meningkatkan pengetahuan tentang obat, manusia atau penyakit
dari waktu ke waktu.
c. Menerima info terkini tentang efek samping obat (Purwantyastuti, 2010).
d. Menemukan efek samping obat (ESO) sedini mungkin terutama yang berat,
tidak dikenal, frekuensinya jarang.
e. Menentukan frekuensi dan insidensi efek samping obat yang sudah dikenal
dan yang baru saja ditemukan.
f. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan/mempengaruhi
angka kejadian dan hebatnya efek samping obat.
g. Meminimalkan resiko kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki.
h. Mencegah terulangnya kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki (Syah,
2012).
b. Informasi tentang
penderita
- Nama (singkatan) : Diisi inisial atau singkatan nama
pasien, untuk menjaga kerahasiaan
identitas pasien
- Umur : Diisi angka dari tahun sesuai umut
pasien. Untuk pasien bayi di bawah 1
tahun diisi angka dari minggu (MGG)
atau bulan (BL) sesuai umur bayi,
dengan diikuti penulisan huruf MGG
atau BL misal 7 BL
- Suku : Diisi informasi nama suku dari pasien
- Berat Badan : Diisi angka dari berat badan pasien
(Kg)
- Pekerjaan : Diisi apabila jenis pekerjaan pasien
mengarah kepada kemungkinan
adnaya hubungan antara jenis
pekerjaan dengan gejala atau
manifestasi KTD atau ESO
- Kelamin : Apabila pasien berjenis kelamin
wanita, agar diberi keterangan dengan
memberikan tanda (X) pada pilihan
kondisi berikut : hamil, tidak hamil,
atau tidak tahu
- Penyakit Utama : Diisikan informasi diagnosa penyakit
yang diderita pasien sehingga pasien
harus menggunakan obat yang
dicurigai menimbulkan KTD atau ESO
- Kesudahan penyakit : Diisi informasi kesudahan/outcome
utama dari penyakit utama, pada saat pasien
mengeluhkan atau berkonsultasi
tentang KTD/ESO yang dialaminya.
Terdapat pilihan pada formulir kuning
beri tanda (X) pada informasi :
sembuh, meninggal, sembuh dengan
gejala sisa, belum sembuh, atau tidak
tahu
- Penyakit/kondisi lain yang : Diisi informasi tentang
menyertai penyakit/kondisi lain di luar penyakit
utama yang sedang dialami pasien
bersamaan dengan waktu mula
menggunakan obat dan kejadian
KTD/ESO. Terdapat pilihan dan
berikan tanda (X) pada informasi
seperti gangguan ginjal, gangguan
hati, dll. Informasi ini bermanfaat
untuk proses evaluasi hubungan
kausal, untuk memverifikasi
kemungkinan penyebab lain dari
KTD/ESO
c. Informasi tentang
KTD/ESO
- Bentuk/manifestasi KTD : Diisi informasi tentang diagnosa
atau ESO KTD/ESO yang dikeluhkan atau
dialami pasien setelah menggunakan
obat yang dicurigai
- Saat/tanggal mula terjadi : Diisi tanggal awal terjadinya KTD
atau ESO, dan juga jarak interval
waktu antara pertama kali obat
diberikan sampai terjadinya KTD/ESO
- Kesudahan KTD atau : Diisi informasi kesudahan/outcome
ESO dari KTD/ESO yang dialami oleh
pasien. Beri tanda (X) sesuai kondisi
seperti sembuh, meninggal, sembuh
dengan gejala sisa, belum sembuh,
atau tidak tahu
- Riwayat ESO yang pernah : Diisi informasi tentang riwayat atau
dialami pengalaman ESO yang pernah terjadi
pada pasien di masa lalu, tidak terbatas
terkait dengan obat yang saat ini
dicurigai menimbulkan KTD/ESO
namun juga obat lainnya
d. Obat
- Nama Obat : Ditulis semua nama obat yang
digunakan oleh pasien, baik yang
diberikan dengan resep maupun yang
digunakan atas inisiatif sendiri,
termasuk suplemen, obat tradisional
yang digunakan dalam waktu yang
bersamaan. Nama obat ditulis dengan
nama generik atau nama dagang.
- Bentuk sediaan : Ditulis bentuk sediaan dari obat yang
digunakan pasien
- Beri tanda (X) untuk obat
yang dicurigai
- Cara pemberian : Ditulis cara pemberian atau
penggunaan obat oleh pasien
- Dosis/waktu : Dosis :
Ditulis dosis obat yang digunakna oleh
pasien dinyatakan dalam satuan berat
atau volume
Waktu L
Ditulis waktu penggunaan obat oleh
pasien, dinyatakan dalam satuan waktu
- Tanggal mula : Ditulis tanggal dari pertama kali
pasien menggunakan obat yang
dilaporkan lengkap dengan bulan dan
tahun
- Tanggal akhir : Ditulis tanggal dari kali terakhir pasien
menggunakan obat yang dilaporkan
atau tanggal penghentian penggunaan
obat lengkap dengan bulan dan tahun
- Indikasi penggunaan : Ditulis jenis penyakit atau gejala
penyakit untuk maksud penggunaan
masing-masing obat
- Keterangan Tambahan : Ditulis semua keterangan tambahan
yang kemungkinan ada kaitannya
secara langsung atau tidak dengan
gejala KTD/ESO, misal kecepatan
timbulnya ESO, reaksi setelah obat
dihentikan, dll
- Data laboratorium (bila : Ditulis hasil uji laboratorium
ada) dinyatakan dalam parameter yang diuji
dan hasilnya apabila tersedia
Probable
Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal, dilihat dari
waktu kejadian masih dapat diterima yaitu bahwa terjadi setelah
penggunaan obat (Event or laboratory test abnormality with reasonable
time relationship to drug intak)
Tidak tampak sebagai perkembangan penyakit atau dapat disebabkan
oleh obat lain (Unlikely to be attributed to disease or other drugs)
Respon terhadap penghentian penggunaan obat secara klinik dapat
diterima (Response to withdrawal clinically reasonable)
Rechallenge tidak perlu (Rechallenge not necessary)
Possible
Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal, dilihat dari
waktu kejadian masih dapat obat (Event or laboratory test abnormality
with reasonable time relationship to drug intake)
Dapat dijelaskan oleh kemungkinan perkembangan penyakit atau
disebabkan oleh obat lain (Could also be explained by disease or other
drugs)
Informasi terkait penghentian obat tidak lengkap atau tidak jelas
(Information on drug withdrawal lacking or unclear)
Unlikely
Manifestasi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal, dilihat dari
hubungan waktu kejadian dan penggunaan obat adalah tidak mungkin
(Event or laboratory test abnormality with a time relationship to drug
intake that makes a connection improbable (but not impossible))
Perkembangan penyakit dan akibat penggunaan obat lain dapat
memberikan penjelasan yang dapat diterima (Diseases or other drugs
provide plausible explanations)
Conditional / Unclassified
Terjadi efek samping atau hasil uji lab yang abnormal (Event or
laboratory test abnormality)
Data yang lebih lanjut diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi
yang baik (More data for proper assessment needed)
Atau data tambahan dalam proses pengujian (Or additional data under
examination)
Unassessable / Unclassifiable
F. Analisis Jurnal
Judul Jurnal :
Monitoring of Cutaneous Adverse Drug Reactions in a Tertiary Care Hospital
Analisis :
ADR pada kulit adalah ADR yang paling sering terjadi atas
penggunaan obat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi
pola morfologi ADR kulit dan untuk menentukan agen memberatkan dan
Untuk mengakses kausalitas dan tingkat keparahan ADRs kulit.
Metode:Sebuah penelitian prospektif, observasional, kuesioner adalah
Dilakukan di Departemen Dermatologi, Venereologi dan
Kusta, Rumah Sakit Guru Nanak Dev, pada 1000 tempat tidur, studi
dilakukan selama 1 Maret 2014-31 Mei 2015. Hasilnya dihitung dalam bentuk
persentase. Pola ADR kulit, kelas obat-obatan untuk ADR. Hubungan
kausalitas dinilai. Sesuai skala kausalitas WHO-UMC, yang
mengklasifikasikan reaksi sebagai. Tertentu / pasti, kemungkinan / mungkin
dan mungkin. Tidak mungkin, kondisional /Reaksi yang tidak terklasifikasi
dan tidak dapat ditebak / tidak dapat diklasifikasikan dapat dikecualikan.
ADR kutaneous dikategorikan menjadi ringan, sedang dan berat
Reaksi menurut skala keparahan Hartwig.
Hasil: Pada penelitian ini, kejadian ADRs kulit tertinggi terjadi pada
kelompok usia 31-40 tahun (25,0%), dan lebih sering pada pasien wanita
(54,2%). Implikasi dari:
Antimikroba (37,5%)
109 kasus adalah tingkat keparahan tingkat 3, 10 kasus sampai tingkat 4 dan
satu kasus tingkat 7 dimana ADR bertanggung jawab atas kematian pada satu pasien.
Diskusi: Sebagian besar reaksi obat yang merugikan dapat dicegah,
asalkan obat-obatan tersebut digunakan secara rasional. Antimikroba adalah
kelompok penyebab yang paling umum dan erupsi obat terlarang adalah pola
morfologi yang paling banyak ditemui. Oleh karena itu sangat penting bahwa
pada setiap pasien risiko pemberian obat harus dipertimbangkan terhadap
manfaat terapeutik yang diharapkan.
BAB III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Efek samping dalam pembahasan ini adalah setiap efek yang tidak
dikehendaki yang merugikan atau membahayakan pasien (adverse reactions)
dari suatu pengobatan. Monitoring efek samping obat (MESO) adalah
program pemantauan keamanan obat yang sudah tepaberedar (pasca-
pamasaran). MESO atau Monitoring Efek Samping Obat sangat diperlukan
hal ini bertujuan untuk pemantauan efek samping obat yang sudah beredar
masih perlu dilakukan karna penelitian atau ijin yang dilakukan sebelum obat
diedarkan.
B. SARAN
Kami berharap makalah ini bias menjadi bahan bacaan yang bermanfaat dan
semoga kedepannya ada lagi pembuatan makalah tentang MESO yang lebih
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT Badan POM RI. 2012.
Pedoman Monitoring Efek Samping Obat (MESO) bagi tenaga kesehatan.
Jakarta : Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT
Badan POM RI.